Analisa dan Pengembangan Aplikasi WebGIS Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Kota Banda Aceh Menggunakan Google Maps API
Razief Perucha Fauzie Afidh
1)Nizamuddin
2)Suci Oktaviani
3)Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala1) Jl. Syeck Abdurrauf No. 10Darussalam Banda Aceh 23111 Indonesia
Telepon +62 85101420565
E-mail :
Abstrak
Kota Banda Aceh memiliki beragam jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM ini tersebar hampir di seluruh kecamatan yang ada di kota Banda Aceh. Kebutuhan akan sistem informasi UMKM sangat membantu masyarakat untuk mengetahui sebaran dan lokasi UMKM yang ada di kota Banda Aceh. Sistem Informasi Geografis (GIS) yang berbasis web dengan memanfaatkan fitur Google Maps API, dapat memudahkan masyarakat untuk mengetahui sebaran dan lokasi UMKM di kota Banda Aceh. Analisa lebih lanjut dari penelitian ini adalah melakukan perbandingan dengan aplikasi webgis Bappeda kota Banda Aceh yang juga memiliki fitur sebaran lokasi UMKM. Metode Fishbein digunakan untuk menganalisa dan membandingkan dua aplikasi ini. Sampling pembagian kuisioner dilakukan dengan menggunakan metode non-random sample yaitu purposive sampling. Hasil kuisioner yang disebarkan kepada berbagai kelompok masyarakat bertujuan untuk mengukur sikap masyarakat(pengguna) terhadap kedua aplikasi UMKM. Berdasarkan analisa data yang diperoleh disimpulkan bawah masyarakat menilai positif terhadap pengembangan aplikasi web GIS dibandingkan dengan aplikasi webgis UMKM Bappeda kota Banda Aceh yang sudah ada.
Kata kunci: Usaha MIkro Kecil dan Menengah (UMKM), WebGIS, Google Maps API, Fishbein
1. Pendahuluan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh, banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tersebar di Kota Banda Aceh pada tahun 2013 sejumlah 5.937. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya [1]. Sebagian masyarakat mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi tentang penyebaran lokasi UMKM tersebut, baik itu untuk kepentingan lapangan kerja, investasi, pendataan, dan lainnya.
Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat membantu untuk mengolah data-data (spasial dan non-spasial) yang berkaitan dengan UMKM. Hal ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi UMKM. Informasi yang ditampilkan dikembangkan dengan menggunakan sistem pemetaan. Diantara informasi yang ditampilkan yaitu lokasi penyebaran UMKM, sebaran berdasarkan lokasi, kategori UMKM dan sebaran UMKM dalam lokasi tertentu di Kota Banda Aceh.
2. Metodelogi Penelitian
2.1 Pengembangan aplikasi
Pengembangan aplikasi WebGIS UMKM Kota Banda Aceh berdasarkan pendekatan Analisa dan Reka Bentuk Sistem Berstruktur model air terjun (waterfall). Pendekatan model ini terdiri dari tiga langkah utama yaitu: Tahap Persiapan, Tahap Proses, dan Tahap Akhir. Dalam tahap persiapan hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah, studi literatur dan pengumpulan data (spasal dan non-spasial). Setelah tahap persiapan selesai dilanjutkan dengan tahap proses. Pada tahap ini dilakukan perancangan database dan aplikasi. Pengolahan database dan pembangunan aplikasi juga dilakukan pada tahap ini. Selanjutnya dilakukan tahap akhir. Pada tahap akhir ini
menghasilkan aplikasi, melakukan evaluasi, publikasi, serta analisa dan perbandingan.
2.2 Pengukuran sikap terhadap aplikasi
Analisa aplikasi WebGIS UMKM menggunakan Model Sikap Fishbein. Metode ini digunakan untuk mengukur sikap user terhadap aplikasi Webgis UMKM. Terdapat dua komponen pada model sikap Fishbein, yaitu belief
dan evaluation. Komponen evaluasi adalah bobot yang diberikan konsumen terhadap sebuah atribut tertentu, sedangkan komponen belief adalah tingkat kepuasan konsumen. Pengukuran sikap dilakukan dengan mengukur keseluruhan atribut (multi-atribut), dengan rumus :
……… 1 Keterangan :
= Sikap terhadap produk
= Keyakinan konsumen terhadap atribut i dari produk = Evaluasi konsumen terhadap atribut i dari produk = Penjumlahan dari sejumlah atribut i [2]
Pengukuran baik tidaknya respon dari seluruh responden dalam menggunakan aplikasi ini dapat dilakukan dengan pembagian skor tertinggi dan terendah, Untuk menentukan interpretasi sikap digunakan skala interval.
………. 2
Keterangan : = Jumlah atribut
= Skor tertinggi yang mungkin = Skor terendah yang mungkin
= Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk [3]
Dalam interaksi manusia dan komputer terdapat tiga komponen yang terlibat dalam sistem antara lain pengguna sistem, model interaksinya dan sistem yang akan digunakan [4].
Webqual merupakan sebuah metode pengukuran kualitas website berdasarkan pendapat para pengguna akhir.
Webqual sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1998 dan telah mengalami beberapa iterasi dalam penyusunan dimensi dan butir-butir pertanyaannya Webqual4.0
disusun berdasarkan penelitian pada tiga area yaitu: 1. Information Quality, adalah mutu dari isi
(informasi) yang terdapat didalam site dan pantas tidaknya informasi tersebut untuk pengguna.
2. Service Interaction Quality, adalah mutu dari interaksi pelayanan yang diberikan ke pengguna ketika mereka menggunakan site.
3. Usability, adalah mutu yang berhubungan dengan
design site, baik itu penampilan, kemudahan
penggunaan, navigasi dan gambaran yang disampaikan kepada pengguna.
Webqual dapat digunakan untuk menganalisis kualitas beberapa website, baik itu website internal perusahaan maupun website eksternal. Pendapat dari para pengguna terdiri dari dua bagian, yaitu pendapat tentang mutu layanan yang dirasakan (aktual) dan tingkat harapan (ideal). Webqual digunakan untuk mengukur kualitas
website yang dikelola oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development). [5]
2.3 Sampling
Pada penelitian ini, metode sampling yang digunakan yaitu Non Probability Sampling (Non-Random Sample). Metode ini melakukan pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasarnya saja dari suatu keadaan. Cara ini dipergunakan apabila : a. Bila biaya sangat sedikit
b. Hasilnya diminta segera
c. Tidak memerlukan ketepatan yang tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja
Adapun jenis non-random sample yang digunakan adalah Purposive Sampling (Sampel Dengan Maksud).
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD)
Berikut perancangan entity relationship diagram
(ERD):
Gambar 1. Perancangan ERD
3.2 Pembuatan database (basis data)
Berdasarkan perancangan ER-Diagram, maka diperoleh hasil pemetaan sebagai berikut:
1.Tabel Kecamatan
Tabel kecamatan menampung informasi kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh. Struktur yang digunakan pada tabel ini sebagai berikut:
Tabel 1. Struktur tabel kecamatan N
o
Field Type Keterangan
1 Id_kec Varchar(5) Primary key 2 nama_kec Varchar(100) Nama
3 label Varchar(3) Label 2.Tabel Kategori
Tabel kategori menampung informasi kategori jenis UMKM yang ada di Kota Banda Aceh. Struktur tabel yang digunakan sebagai berikut:
Tabel 2. Struktur tabel kategori
No Field Type Keterangan 1 Id_kategor
i
Varchar(5) Primary key
2 kategori Varchar(100) Kategori 3 label Varchar(3) Label
3.Tabel UMKM
Tabel UMKM menampung data UMKM. Struktur tabel yang digunakan sebagai berikut:
Tabel 3. Struktur tabel umkm N
o
Field Type Keteranga n 1 id_umkm Varchar (5) Pimary key 2 nama_umkm Varchar (100) Nama 3 pemilik Varchar (100) Pemilik 4 jalan Varchar (100) Jalan 5 Desa Varchar (100) Desa 6 lintang Varchar (50) Lintang 7 bujur Float Bujur 8 Produksi Float Produksi 9 Foto BLOB Foto
4.Tabel Data
Tabel data menampung data relasi UMKM yang merupakan hasil relasi antara entitas UMKM, kategori dan kecamatan. Struktur yang digunakan pada tabel ini sebagai berikut:
Tabel 4. Struktur tabel data N
o
Field Type Keterangan
1 Id_umkm Varchar (5) Primary key 2 Id_kategori Varchar (5) Primary key 3 Id_kecamatan Varchar (5) Primary key
3.3 Konversi data
Google Maps API hanya dapat mengolah data titik koordinat dengan sistem koordinat proyeksi decimal degree. Data spasial yang diperoleh dilakukan proses konversi sebelum diintegrasikan dengan database. Oleh karena itu, data titik koordinat (format file .xlsx) dengan sistem koordinat proyeksi UTM, dikonversi menjadi sistem koordinat proyeksi decimal degree. Data batas kecamatan berupa polygon dengan format file.shp, dikonversi menjadi file dengan format .kml.
3.4 API key
API key dapat diperoleh dengan terlebih dahulu melakukan pendaftaran ke Google bagi pengguna yang
belum memiliki akun Google. Bagi pengguna yang telah memiliki akun Google, dapat langsung mengakses layanan tersebut. Pengguna dapat menggunakan Google API yang terdapat pada layanan service dan aktifkan
serviceGoogle Maps API v3I dan pilih API Access.
3.5 Pengembangan Aplikasi
Modul yang dikembangkan pada aplikasi ini terdiri atas modul web utama, modul peta, modul login, modul penambahan data pada form, modul penambahan data pada peta dan modul pencarian data pada peta.
Terdapat 2 tipe tampilan peta pada aplikasi yaitu tipe
map dan tipe sattellite. Pada peta dengan tampilan tipe
map (Gambar 2) akan menampilkan peta yang berbasis Google dilengkapi dengan informasi tempat, nama jalan, dan lain sebagainya. Sedangkan pada peta dengan tampilan tipe satellite (Gambar 3) akan menampilkan peta permukaan bumi yang diambil dari satellite. Pada bagian sebelah kiri peta untuk kedua jenis (map atau satellite), terdapat “kontrol navigasi” yang berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil ukuran peta.
Gambar 2. Tampilan peta tipe map
Gambar 3. Tampilan peta tipe satellite
Proses penambahan data juga dapat dilakukan secara langsung dari marker berdasarkan tempat yang di inginkan user pada peta. Kelebihan terletak pada
InfoWindow nya yang menyediakan form untuk user
Gambar 4. Tampilan tambah data menggunakan
InfoWindow
Pada WebGIS UMKM ini, user juga dimungkinkan untuk mengetahui informasi sebuah UMKM langsung pada peta. Hal ini dapat dilakukaan dengan memilih langung UMKM yang ingin diketahui informasinya pada peta. Fitur ini dikenal dengan nama InfoWindows.
Informasi yang ditampilkan dari InfoWindow iniberupa nama UKM, foto, pemilik, nama jalan, desa, kecamatan, kategori, jenis usaha, lintang, dan bujur. Infowindow
akan muncul ketika marker di-klik (Gambar 5).
Gambar 5. Tampilan InfoWindow
Pada aplikasi WebGIS ini juga terdapat fitur livesearch.
Fitur ini memudahkan user untuk dapat menemukan lokasi sebuah UMKM dengan cepat dengan memasukkan key word apa saja yang diinginkan terkait dengan nama UMKM (Gambar 6).
Gambar 6. Tampilan livesearch
Fitur direction yang terdapat pada aplikasi webgis ini dapat membantu user untuk menemukan jalur jalan dari satu marker ke marker serta dapat memilih modus perjalanan apa yang diinginkan. User juga dapat memasukkan alamat yang diinginkan tanpa memasukkan
marker secara langsung ke peta (Gambar 7).
Gambar 7. Tampilan direction
User dapat dengan mudah mencari lokasi UKM berdasarkan kecamatan dan kategori pada suatu kecamatan yang diinginkan dengan menggunakan fitur ini (Gambar 8). Fitur batas kecamatan juga tersedia pada webgis ini.
Gambar 8. Pencarian lokasi UMKM berdasarkan kecamatan dan kategori
A. Analisa Aplikasi
Dalam mengukur sikap user terhadap aplikasi, terdapat 30 responden, terbagi ke dalam 3 golongan, yaitu UMKM Center Universitas Syiah Kuala, BAPPEDA Kota Banda Aceh, dan Masyarakat dari latar belakang yang berbeda.
1. Analisa aplikasi webgis UMKM
Atribut yang dinilai pada aplikasi ini terbagi menjadi 3 dimensi, yaitu:
1. Information Quality :
a) Informasi yang disediakan cukup jelas (IQ1)
b) Informasi yang disediakn mudah dibaca dan dipahami (IQ2)
2. Service Interaction Quality :
a) Memiliki kemudahan untuk menarik minat dan perhatian (SIQ1)
b) Memiliki kesan personal (SIQ2)
c) Menjamin ketepatan dan keakuratan yang diberikan (SIQ3)
3. Usability :
a) Mudah dioperasikan (U1)
b) Memiliki tampilan yang menarik (U2)
c) Memiliki kemudahan navigasi (U3)
Berdasarkan attribut diatas maka didapatkan hasil dari pengukuran sikap user terhadap aplikasi ini adalah sebesar 169,912. Berikut adalah hasil nilai rata-rata dari seluruh responden :
Tabel 5. Nilai A0 (sikap user terhadap aplikasi)
Pengukuran baik tidaknya respon dari seluruh responden dalam menggunakan aplikasi ini dapat dilakukan dengan pembagian skor tertinggi dan terendah
Tabel 6. Hasil pembagian skor
Atribut Skor Terendah Skor Tertinggi Min bi Min ei bi ei Max bi Max ei bi ei
IQ1 3 4 12 5 5 25 IQ2 3 3 9 5 5 25 IQ3 3 3 9 5 5 25 SIQ1 3 3 9 5 5 25 SIQ2 2 3 6 5 5 25 SIQ3 3 3 9 5 5 25 U1 3 3 9 5 5 25 U2 3 3 9 5 5 25 U3 3 3 9 5 5 25 Total 81 225
Dengan menggunakan persamaan 2 diatas, untuk menentukan interpretasi sikap dapat dihitung skala
interval sebagai berikut:
Dengan menggunakan perhitungan interval, diperoleh bahwa selang interval penilaian adalah 28,8. Selang interval dimasukkan dan dijumlahkan dari nilai terendah atribut (81) hingga nilai tertinggi atribut (225) (tabel 6).
Tabel 7. Hasil perhitungan pada Aplikasi WebGIS UMKM Kota Banda Aceh
Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat bahwa sikap user
terhadap aplikasi masuk ke dalam interpretasi sikap yang positif, karena nilai 169,912masuk ke interval positif.
2. Perbandingan aplikasi webgis UMKM dan webgis
Bappeda Kota Banda Aceh
Pada penelitian ini selain menganalisa aplikasi dengan mengukur sikap user juga dilakukan perbandingan, yaitu membandingkan aplikasi WebGIS UMKM Kota Banda Aceh dengan aplikasi WebGIS BAPPEDA Kota Banda Aceh. Perbandingan ini dilakukan untuk mengukur aplikasi yang dibangun sudah layak digunakan atau belum.
Sama halnya dengan menganalisa, perbandingan ini juga mengukur sikap user dengan menggunakan model sikap
Fishbein, hanya saja tidak menggunakan skala interval. Karena disini hanya membandingakan nilai rata-rata A0
(sikap user terhadap aplikasi) dari seluruh responden untuk masing-masing aplikasi, sehingga didapatkan nilai rata-rata untuk masing-masing aplikasi adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Nilai A0 aplikasi WebGIS UMKM
Atribut Rata-rata biei Belief (bi) Evaluation (ei) IQ1 4 4,8 19,2 IQ2 4,3 4,7 20,21 IQ3 4,3 4,8 20,64 SIQ1 4 4,6 18,4 SIQ2 3,57 4,6 16,422 SIQ3 3,8 4,8 18,24 U1 4 4,7 18,8 U2 4 4,7 18,8 U3 4 4,8 19,2 169,912 Atribu t Rata-rata biei Belief (bi) Evaluation (ei) IQ1 4 4,8 19,2 IQ2 4,3 4,7 20,21 IQ3 4,3 4,8 20,64 SIQ1 4 4,6 18,4 SIQ2 3,57 4,6 16,422 SIQ3 3,8 4,8 18,24 U1 4 4,7 18,8 U2 4 4,7 18,8 U3 4 4,8 19,2 169,912
Skor Interpretasi Sikap
81,00 ≤ A0≤ 109,8 Sangat Negatif
109,81 ≤ A0≤ 138,61 Negatif
138,62 ≤ A0≤ 167,42 Netral
167,43 ≤ A0≤ 196,23 Positif
Tabel 9. Nilai A0 aplikasi WebGIS BAPPEDA Kota Banda Aceh Atribut Rata-rata biei Belief (bi) Evaluation (ei) IQ1 4 4,6 18,4 IQ2 3,5 4,5 15,75 IQ3 3,4 4,6 15,64 SIQ1 3,5 4,4 15,4 SIQ2 3,5 4,5 15,75 SIQ3 3,7 4,6 17,02 U1 4 4,6 18,4 U2 4 4,7 18,8 U3 4 4,6 18,4 153,56
Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa nilai A0 yang dimiliki aplikasi WebGIS UKM
Kota Banda Aceh lebih besar dibandingakan nilai A0
yang dimiliki aplikasi WebGIS BAPPEDA Kota Banda Aceh (169,912 dan 153,56). Dapat dikatakan bahwa
user memberikan tanggapan positif terhadap aplikasi
WebGIS UMKM dibandingakan aplikasi WebGIS
BAPPEDA Kota Banda Aceh yang juga memiliki fitur sebaran UMKM.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Aplikasi WebGIS UMKM memiliki berbagai fitur diantaranya pencarian data, penambahan data melalui form dan langsung pada peta, serta arah perjalanan antar marker..
2. Hasil analisa pengukuran sikap user terhadap aplikasi WebGIS UKM Kota Banda Aceh dengan menggunakan model sikap Fishbein memiliki interpretasi sikap positif pada skala interval dan dari hasil perbandingan menggunakan model sikap
Fishbein nilai yang dimiliki aplikasi WebGIS UKM
lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi WebGIS BAPPEDA Kota Banda Aceh.
4.2 Saran
Pengembangan aplikasi WebGIS UMKM Kota Banda Aceh:
1. Penambahkan fitur yang dapat mengetahui jarak antara satu UMKM dengan UMKM lainnya melalui jalur jaringan jalan.
2. Penambahkan informasi yang masih kurang pada data UMKM, misalnya informasi jasa atau produk yang dijual pada UMKM tersebut.
5. Daftar Pustaka
[1] Badan Pusat Statistik, 2014, Banda Aceh dalam angka 2014, BPS Kota Banda Aceh, Banda Aceh
[2] Santoso, S. 2006. SERI SOLUSI BISNIS BERBASIS TI Menggunakan SPSS dan EXCEL untuk Mengukur Sikap dan Kepuasan Konsumen. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
[3] Susanta. 2006. Sikap : Konsep dan Pengukuran.
Jurnal Administrasi Bisnis vol 2, no. 2 : pp. 98-99.
[4]
Martono, N. 2011, Metode Penelitian Kuantitatif. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.[5] Barnes, S. dan Vidgen,R. 2003. WebQual: An Exploration of Web-Site Quality. School of Management, University of bath,United Kingdom.