• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pariwisata umumnya berkaitan dengan pemanfaatan ruang wilayah yang terdiri dari struktur, bentuk, dan penggunaan lahan. Penentuan lokasi pariwisata dan pengembangannya secara tidak langsung mendorong timbulnya berbagai aktivitas sehingga berdampak pada sekitarnya baik secara ekonomi, budaya, sosial, maupun keruangan. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tentang Kepariwisataan (2009), disebutkan bahwa:

“Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,... mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.”

Di dalam perjalanan wisata juga terdapat nilai-nilai budaya yang mencerminkan ciri khas dari masing-masing tempat. Wisata dalam konteks budaya adalah kegiatan perjalanan dalam waktu tertentu yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk menikmati situs purbakala, tempat bersejarah museum, upacara adat trasional, upacara keagamaan, dan lain sebagainya (Ratna Suranti, 2005). Secara lebih luas lagi, pariwisata budaya tidak hanya membahas tentang perjalanan wisata budaya dan aktivitas menikmati saja, namun juga berkaitan dengan interaksi atau hubungan yang terjadi antara manusia sebagai pengunjung dengan manusia dan objek budaya yang dikunjungi.

Berkaitan dengan peruntukan ruang dalam pariwisata budaya, disebutkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 11 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sragen Tahun 2011 - 2031 bahwa “Kawasan Makam Pangeran Samudro Gunung Kemukus termasuk dalam Kawasan Peruntukan Pariwisata atraksi wisata budaya.” Berdasarkan penentuan tersebut, diharapkan Kawasan Gunung Kemukus turut

(2)

2 meningkatkan pemasukan ekonomi daerah Kabupaten Sragen. Pengunjung yang mendatangi kawasan ritual ini mencapai ribuang orang pada setiap malam Jumat Pon, dan mengalami peningkatan jumlah pengunjung pada

Jumat Pon dan Jumat Kliwon di bulan Suro atau Muharam. Umumnya para

peziarah yang datang memiliki keyakinan dan kepercayaan bahwa lokasi tersebut memiliki kesaktian dan keampuhan mampu mengabulkan permohonan yang diminta seperti ingin sukses berdagang, dimudahkan jodohnya, atau kelancaran karir.

Beberapa tahun terakhir ini masyarakat cukup dikejutkan dengan kemunculan video dan berita terkait ritual yang terjadi di Gunung Kemukus

melalui laman websitehttp: //www.dailymail.co.uk/ news/ article- 2838843/

Welcome-Sex-Mountain-remote-religious-site-people-sex-strangers-bring-good-fortune.html pada bulan November 2014. Sebelum berita dan video ini beredar luas, masyarakat memang sudah mendengar isu-isu prostitusi di kawasan wisata ritual Gunung Kemukus. Berdasarkan hasil penelusuran seorang jurnalis Patrick Abboud asal Australia, para peziarah percaya pada tradisi berhubungan intim dengan bukan pasangan sah tersebut bertujuan untuk melancarkan permintaan dan menambah peruntungan. Ritual ini muncul berdasarkan mitos yang beredar tentang Pangeran Samudro yang berselingkuh dengan ibu tirinya. Mereka kabur ke gunung Kemukus dan berhubungan intim di sana, namun mereka tertangkap dan dibunuh sebelum melakukannya. Menurut cerita, peziarah yang melanjutkan hubungan tersebut akan mendapatkan keuntungan. Patrick Abboud menambahkan bahwa aktivitas ini merupakan ritual Jawa dan tidak berkaitan dengan agama apapun (Abboud, 2014).

Aktivitas yang terjadi di suatu kawasan tidak hanya menimbulkan kegiatan ekonomi saja, tetapi juga merangsang kemunculan kegiatan lain. Seperti yang terjadi di Gunung Kemukus, keberadaan wisata makam Pangeran Samudro dan Sendang Ontrowulan memberikan efek positif pada perekonomian. Dampak yang dirasakan menyebabkan terjadinya

(3)

3 pembangunan akses dan fasilitas di sekitar Gunung Kemukus. Pada sisi lainnya, eksistensi destinasi ini berkaitan tentang moralitas dan religi yang memandang segalanya cenderung ke arah mistik dan prostitusi sehingga harus dihindari.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Penggunaan ruang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia di dalamnya. Manusia sebagai pelaku utama dalam pembangunan turut memberikan pengaruh dalam setiap kebijakan atau tindakan yang dilakukan. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang oleh manusia membentuk karakter pada ruang yang dihuni. Karakter yang terbentuk digunakan sebagai ciri khas yang memudahkan orang lain dalam memahami atau mengenal sebuah lokasi.

Karakter atau identitas ruang yang terbentuk di Gunung Kemukus adalah sebagai tempat ziarah atau ritual makam Pangeran Samudro. Ciri khas yang sudah lama dikenali masyarakat saat ini terlihat mulai berubah fungsi dan penggunaan. Pemanfaatan kawasan Gunung Kemukus sebagai wisata atraksi budaya kini terkenal sebagai area prostitusi terselubung. Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen telah memasang pengumuman melarang perbuatan asusila sebagai langkah untuk mencegah maraknya prostitusi, namun isu hangat tersebut semakin berkembang luas. Kepercayaan mitos berhubungan intim digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk memperoleh keuntungan (ekonomi). Selain itu, adanya kegiatan prostitusi turut menyebabkan perkembangan ruang berupa kemunculan penginapan dan warung-warung yang digunakan sebagai tempat untuk melancarkan aksi tersebut.

Fenomena-fenomena yang berkaitan dengan prostitusi dalam penggunaan ruang inilah yang memunculkan berbagai macam konflik dan permasalahan pada sosial masyarakat. Konflik yang dimaksudkan karena kemunculkan aktivitas prostitusi adalah menurunkan nilai moral yang sudah berkembang di masyarakat. Prostitusi juga berdampak pada kehidupan kota

(4)

4 dan wilayah. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena pada kenyataannya terjadi tumpang tindih penggunaan lahan. Prostitusi yang muncul di kawasan wisata berkonteks ritual di Gunung Kemukus menunggangi atau menempel pada fungsi ruang utama sebagai ruang ritual. Akibatnya identitas utama dari sebuah ruang akan tersamarkan dan berfungsi ganda karena ditunggangi oleh keberadaan prostitusi.

1.3 PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti menentukan arah penelitian berdasarkan pertanyaan yang ditemukan di lapangan, yaitu seperti apa konsep spasial yang terbentuk di kawasan wisata berkonteks ritual Gunung Kemukus?

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian adalah menemukan konsep spasial kawasan wisata berkonteks ritual Gunung Kemukus.

1.5 BATASAN PENELITIAN

Peneliti menetapkan batasan untuk memfokuskan penelitian sehingga lebih terarah dan tepat sasaran. Penelitian ini memiliki batasan penelitian yang ditentukan sebagai berikut:

1. Fokus Penelitian

Penelitian ini memiliki fokus untuk mengkaji temuan berdasarkan fenomena sosial, ekonomi, spiritual, budaya, dan keruangan di Gunung Kemukus. Fenomena yang muncul terbentuk dari aktivitas setiap pelaku dalam menggunakan ruang, sehingga peneliti memfokuskan pada pelaku sebagai pengguna ruang, aktivitas yang dilakukan, dan penggunaan ruang yang dialokasikan. Berdasarkan hasil tersebut dianalisis dan

(5)

5 dirumuskan seperti apa konsep spasial yang terbentuk dari keseluruhan unsur temuan di kawasan wisata berkonteks ritual Gunung Kemukus.

2. Lokasi Penelitian

Gambar 1.5 Peta Delineasi Batasan Penelitian Sumber: Olah Data Peneliti, 2016

Penelitian ini mencakup kawasan wisata berkonteks aktivitas ritual Gunung Kemukus, dan lingkungan yang terbentuk di sekitarnya. Lokasi penelitian ini berada di desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah. Kawasan yang didelineasi menjadi objek penelitan merupakan kawasan perbukitan Gunung Kemukus mencakup 5 RT, terdiri dari dua destinasi utama wisata ritual yaitu makam Pangeran Samudro dan Sendang Ontrowulan.

(6)

6

1.6 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengatur manusia (actors) sebagai pelaku dalam kegiatan, agar

memanfaatkan ruang dengan baik dan benar disesuaikan dengan peruntukan penggunaan ruang yang telah ditentukan.

b. Manfaat teoritik bagi bidang ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota,

penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk diteliti lebih lanjut sebagai salah satu masukan dalam mengembangkan penelitian-penelitian yang memiliki kesamaan tema. Bagi perencana, dapat dijadikan analisis untuk menentukan rencana pengembangan Gunung Kemukus.

c. Manfaat bagi Pemerintah, dapat dijadikan sebagai arahan dan bahan

pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Sragen dalam penyusunan rencana dan pengembangan Kabupaten Sragen di masa mendatang.

1.7 KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian mengenai Gunung Kemukus sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dari bidang ilmu yang berbeda-beda. Peneliti menemukan beberapa penelitian dengan lokus atau lokasi yang sama. Keaslian penelitian ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.7 Keaslian Penelitian Gunung Kemukus

Judul Peneliti Fokus Lokus Metode

Seks dan Ritual di Gunung Kemukus (1999) Endang Sumiarni, dkk Karakteristik peziarah ngalap berkah, dan implikasi dari adanya ziarah ngalap berkah terhadap penduduk setempat Kawasan ritual Gunung Kemukus, Desa Pendem Kualitatif Bersambung...

(7)

7 Lanjutan Tabel 1.7

Judul Peneliti Fokus Lokus Metode

Perilaku Wisata Ritual Gunung Kemukus Bambang Wiratsasong ko Studi Diskriptif Tentang Perilaku Ritual Wisatawan Obyek Wisata Makam Pangeran Samodra Gunung Kemukus Kawasan ritual Gunung Kemukus, Desa Pendem Kecamata Sumber Lawang, Kabupaten Sragen. Kualitatif dan deskriptif Studi Eksistensi Aktivitas Ziarah dan Prostitusi di Kawasan Wisata Religi Gunung Kemukus (2007) Mohammad Husen Hutagalung Eksistensi pesugihan dan prostitusi yang kemudian marak dan menjadi lebel kawasan Gunung Kemukus Kawasan ritual Gunung Kemukus, Desa Pendem Kecamata Sumber Lawang, Kabupaten Sragen. Kualitatif Eksploratif, dengan teknik FGD dan observasi Bersambung...

(8)

8 Lanjutan Tabel 1.7

Judul Peneliti Fokus Lokus Metode

Struktur dan Fungsi Mitos Cerita Pangeran Samudra di Gunung Kemukus (2006) Ali Muchsan Struktur mitos dan fungsi cerita Pangeran Samudra yang ada di Gunung Kemukus Kawasan ritual Gunung Kemukus, Desa Pendem Kecamata Sumber Lawang, Kabupaten Sragen. Pendekatan struktural model Levi-Strauss Pergeseran Fungsi Nilai Lokal di Desa Pendem Kecamatan Sumber Lawang Kabupaten Sragen (2012) Firdhaus Budi Nyata, Muhammad Ahsanu Taqwim, dkk Kajian historis dan fenomena pergeseran nilai lokal sebagai studi historis masyarakat terhadap Gunung Kemukus Kawasan ritual Gunung Kemukus, Desa Pendem Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen. Metode etnografi, deskripif kualitatif

Sumber: Analisa Tugas Akhir Mahasiswa 2015 Hasil olah data Penulis, 2015

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya terletak pada fokus amatan. Aktivitas ritual yang sudah terjadi selama beberapa tahun di Gunung Kemukus cukup menarik untuk diteliti. Penelitian ini berbeda

(9)

9 dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya karena belum ada penelitian dengan fokus yang sama. Fokus penelitian ini menitikberatkan pada bidang keruangan (spasial) dengan menunjukkan lokasi, letak dan penggunaan ruang yang didukung dengan aspek sosial, ekonomi, budaya dan spiritual di dalamnya.

Penelitian yang sudah ada lebih membahas pada bidang keilmuan

sosial-humaniora, seperti penelitian tentang karakteristik peziarah Ngalap

Berkah dan implikasi dari adanya ziarah Ngalap Berkah terhadap penduduk setempat (Endang Sumiarni, 1999), yang melihat Gunung Kemukus dari sisi ritual Ngalap Berkah dan dampaknya pada kehidupan penduduk sekitanya. Hutagalung (2007) dalam penelitiannya yang terfokus pada eksistensi pesugihan dan prostitusi yang marak dan menjadi label kawasan Gunung Kemukus, mendeskripsikan hasil studinya bahwa eksistensi dari keberadaan aktivitas kawasan ritual ini memberikan dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat dan pemerintah pada satu sisi. Penelitian dengan fokus struktur mitos dan fungsi cerita Pangeran Samudra yang ada di Gunung Kemukus oleh Muchsan (2006) menunjukkan sisi mitos dan cerita Pangeran Samudra dalam metode yang berbeda yaitu menggunakan struktural model Levi-Strauss. Penelitian secara historis dilakukan Firdhaus Budi Nyata, dkk (2012) dengan judul kajian historis dan fenomena pergeseran nilai lokal sebagai studi historis masyarakat terhadap Gunung Kemukus.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Wiratsasongko (2008) yang

menemukan persepsi perilaku wisata ritual gunung kemukus antara lain tentang persepsi masyarakat umum bahwa kegiatan ziarah ke Makam Pangeran Samudro semata untuk mencari kekayaan, jodoh, naik pangkat dan motif ekonomi lainnya. Persepsi dari masyarakat Gunung Kemukus menyebutkan bahwa kegiatan berziarah ini akan membawa berkah dan

rejeki (Wiratsasongko, 2008). Berdasarkan persepsi pengelola atau pemilik

warung, rumah singgah dan PSK, pihak tersebut turut merasakan dampak positif dengan adanya aktivitas di kawasan ritual di Gunung Kemukus

(10)

10

karena membawa keuntungan dan rejeki (Wiratsasongko, 2008). Persepsi

dari peziarah yang berkunjung ke Makam Pangeran Samudro, pengunjung diharuskan melakukan hubungan seks dengan bukan pasangan sah

(Wiratsasongko, 2008). Partisipasi Pemerintah daerah Sragen berkaitan

dalam pengembangan kawasan ritual ini dengan melakukan pelarangan segala bentuk asusila seperti memasang papan larangan dan selebaran yang

dibagikan kepada peziarah di Makam Pangeran Samudro (Wiratsasongko,

Gambar

Gambar 1.5 Peta Delineasi Batasan Penelitian   Sumber: Olah Data Peneliti, 2016
Tabel 1.7 Keaslian Penelitian Gunung Kemukus

Referensi

Dokumen terkait

Dengan cangkang 40 mm dari baja 904L, tali jam Oyster kaitan padat dengan Oysterclasp, dan pelat jam hitam yang khas, Air-King yang baru berfungsi seperti juga sifatnya yang

Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi seluruhnya oleh seorang suami untuk melakukan poligami disebut dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan pada Pasal 5

Suatu tanaman yang toleran terhadap keracunan Al mempunyai kriteria antara lain: 1) pertumbuhan akar normal 2) mampu meningkatkan pH tanah di sekitar perakaran,

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh biaya promosi yang terdiri dari biaya periklanan, biaya penjualan pribadi, biaya promosi penjualan, biaya

Adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum (faktor-faktor fundamental seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar,

Motor DC atau motor arus searah adalah mesin yang mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanis, konstruksi motor DC sangat mirip dengan generator DC.. Mesin yang bekerja baik

Orang tua dengan anak retardasi mental mengalami gangguan konsep diri citra tubuh karena adanya aggapan masyarakat sekitar bahwa orang tua yang memiliki anak

Berdasarkan rumusan permasalahan yakni Pusat Seni dan Budaya Dayak Kalimantan Barat di Pontianak yang komunikatif dan rekreatif melalui pengolahan ruang dalam dan ruang