• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

78 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pada hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah ditemukan, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, kemampuan membaca cerita anak yang diajar dengan metode Kotak Kata secara signifikan lebih baik daripada kemampuan membaca cerit anak siswa yang diajar dengan metode kontekstual. Hal ini berarti metode pembelajaran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan membaca cerita anak, khususnya yang menjadi subjek penelitian ini. Terbukti dari uji hipotesis dengan anava dua jalan.

Kedua, kemampuan membaca cerita anak siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia rendah Artinya, motivasi belajar bahasa Indonesia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan membaca cerita anak, khususnya yang menjadi subjek penelitian ini. Hal ini terbukti dari uji hipotesis dengan Anava Dua Jalan.

Ketiga, terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar bahasa Indonesia. Interaksi tersebut dijelaskan sebagai berikut: (1) nilai kemampuan membaca cerita anak siswa yang diajar dengan metode Kotak Kata pada siswa yang bermotivasi tinggi secara signifikan lebih baik dari siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia rendah. (2) nilai kemampuan membaca cerita anak siswa yang diajar dengan metode Kotak Kata pada siswa yang bermotivasi tinggi secara signifikan lebih baik dari siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia rendah. (3) nilai kemampuan membaca cerita anak siswa yang diajar dengan metode Kotak Kata untuk yang memilki motivasi belajar bahasa Indonesia tinggi secara signifikan lebih baik daripada siswa yang diajar dengan metode kontekstual yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia rendah. (4) nilai kemampuan membaca cerita anak siswa yang diajar dengan metode kontekstual yang bermotivasi tinggi secara signifikan lebih baik daripada siswa yang bermotivasi belajar bahasa Indonesia rendah. Berdasarkan simpulan tersebut, hasil penelitian ini menunjukan metode

(2)

pembelajaran dan motivasi belajar bahasa Indonesia berpengaruh terhadap kemampuan membaca cerita anak.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan metode Kotak Kata dapat mempengaruhi hasil kemampuan membaca cerita anak. Demikian juga dengan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa, oleh karena itu, implikasi praktis yang harus dilakukan oleh guru bahasa Indonesia terkait dengan temuan penelitian ini diantaranya.

1. Mengupayakan penggunaan metode Kotak Kata dlam pembelajaran membaca cerita anak.

Penerapan metode Kotak Kata dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara intensif untuk meningkatkan kemampuan membaca cerita anak sebaiknya diupayakan oleh guru. Metode Kotak Kata mengedepankan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawabn. Seperti mengisi teka-teki silang, tetapi bedanya jawabannya sudah ada dan disamarkan dengan menambah kotak tambahan dengan sembarang huruf penyamar atau pengecoh. Tujuan pengecoh bukan untuk mempersulit siswa melainkan untuk melatih sikap teliti dan kritis.

Kegiatan pembelajaran ini dilakukn dengan cara diskusi kelompok. Kegiatan ini menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena setiap kelompoknya bersaing untuk menjadi yang paling cepat dan tepat dalam mengerjakan. Setiap anggota kelompok saling bekerja sama, curah pendapat, dan saling membantu satu sama lain. Kegiatan ini efektif karena dalam satu kelompok hanya terdapat maksimal tiga siswa. Sehingga tidak memungkinkan untuk tidak memberikan sumbang pemikiran.

2. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu kondisi pendidikan atau pengajaran untuk menentukan tujuan yang ditetapkan. Sehingga perlu adanya kriteria dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai. Untuk mengetahui kriteria pemilihan

(3)

metode pembelajaran yang tepat maka kita dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi.

Suatu metode pembelajaran dikatakan efektif dan efisien apabila siswa dapat menguasai materi pelajaran. Atau dengan kata lain, seberapa besar penyerapan informasi oleh siswa melalui metode pembelajaran yang digunakan.

Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih suatu metode pembelajaran, yaitu (1) Karakter materi pelajaran. Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri sehingga perlu disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode tertentu. Termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dari materi pelajaran tersebut. Misalnya mata pelajaran bersifat eksakta lebih tepat menggunakan metode eksperimen atau demonstrasi. (2) Ketersediaan sarana belajar. Alat, sarana dan media yang tersedia di sekolah sangat mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran. Metode eksperimen atau demonstrasi tidak mungkin digunakan jika penunjang metode tersebut tidak tersedia. (3) Kemampuan dasar siswa. Kemampuan dasar siswa di sekolah pedesaan berbeda dengan di perkotaan. Ini menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran. Menggunakan metode resitasi dan tugas, misalnya, bisa berjalan baik bila kemampuan dasar siswa berdiskusi cukup memadai. Selain itu perlu keterampilan siswa berbicara dalam sebuah diskusi. (4) Alokasi waktu pembelajaran. Alokasi waktu yang tersedia dan tercantum dalam kurikulum perlu dipertimbangkan oleh guru. Jika waktu tersedia terbatas maka guru akan memilih metode sederhana seperti ceramah, tanya jawab dan diskusi. Ini tidak mungkin menggunakan metode eksperimen atau resitasi karena metode ini membutuhkan waktu yang cukup.

3. Memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran dengan metode Kotak Kata Proses belajar mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainaya tujuan pembelajaran diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode/teknik serta media pembelajaran. Pada kenyataannnya, apa yang terjadi dalam pembelajaran seringkali terjadi proses pengajaran berjalan dan berlangsung tidak efektif. Banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang sia-sia sedangkan tujuan belajar tidak dapat tercapai. Hal tersebut masih sering dijumpai pada proses pembelajaran selama ini.

(4)

Adanya media pembelajaran maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai media pembelajaran. Tersedianya media pembelajaran, guru pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan dipakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara peserta didik.

Media pembelajaran mempunyai andil yang besar terhadap kesuksesan proses belajar mengajar. Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula. Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien.

Kegunan alat/ media pembelajaran itu antara lain adalah 1) mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit, 2) mampu mempermuda pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik, 3) merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah (belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajarai sesuatu, 4) membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran serta, 5) menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam indera, melatihnya, memperluas perasaan dan kecepatan dalam belajar.

Metode Kotak Kata menggunakan media yang sederhana yaitu lembar kerja yang berisi kotak-kotak seperti teka-teki silang yang diberi huruf-huruf untuk mengecoh siswa-siswa dan lembar pertanyaan. Pembelajaran dengan media Kotak Kata yang sederhana ini membuat siswa-siswa menjadi lebih tertarik daripada pembelajaran dengan metode ceramah yang tidak menggunakan media pembelajaran.

(5)

4. Meningkatkan proses pembelajaran dengan metode Kotak Kata, kemudian mengevaluasi secara berkesinambungan

Metode Pembelajaran Kotak Kata adalah metode pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi teka-teki silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada, tetapi disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf penyamar atau pengecoh. Tujuan huruf pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis. Metode pembelajaran ini mampu sebagai pendorong dan penguat siswa terhadap materi yang disampaikan. Melatih ketelitian dan ketepatan dalam menjawab dan mencari jawaban dalam lembar kerja. Tentu saja yang ditekankan disini adalah dalam berpikir efektif, jawaban mana yang paling tepat.

Penelitian ini membuktikan bahwa metode pembelajaran Kotak kata memiliki keunggulan yaitu (1) kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, (2) melatih untuk berdisiplin, (3) dapat melatih sikap teliti dan kritis, dan (4) merangsang siswa untuk berpikir efektif. Apabila metode ini dilaksanakan secara berkesinambungan, maka kegiatan pembelajaran maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.

5. Mengupayakan peningkatan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya upaya belajar, tetapi juga memberikan arah yang jelas. Apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, maka akan mudah mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Sebaliknya, peserta didik yang tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak ada yang mendorong siswa untuk memahami suatu pelajaran.

Siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia tinggi, terbukti memiliki prestasi yang tinggi dalam pembelajaran bahasa Indonesia pula. Motivasi belajar juga mendorong siswa untuk berusaha mencapai keberhasilan, dalam peelitian ini menekankan pada pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini perlu

(6)

diupayakan dan dimaksimalkan oleh pengajar agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

6. Memasukkan motivasi belajar dalam pengembangan bahan pembelajaran Usaha yang dilakukan pengajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan mengembangkan media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dan dikembangkan guru hendaknya menarik dan mudah dilakuakn oleh siswa. Apabila media menarik, tetapi siswa kesulitan dalam memahami penjelasan pengajar, motivasi siswa dalam belajar pun akan turun, karena siswa merasa pembelajarannya sulit dan tidak menarik.

Guru dapat menyusun media pembelajaran yang sesuai dengan siswa-siswanya. Penyediaan jenis media yang disesuaikan karakteristik mata pelajaran ini, dimungkinkan guru atau siswa dalam proses pembelajaran dapat memilih jenis media yang sesuai karakteristik dan pola pembelajaran yang diinginkannya, dan memungkinkan pemanfaatannya secara kombinasi. Berarti kehadiran berbagai jenis media, memungkinkan proses pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa.

Guru dapat membuat modul untuk siswa sebagai bahan belajar mandiri yang mengacu pada teknik, konsep, teori pengembangan dan penulisan modul. Modul yang dibuat menggunakan bahasa yang sederhana yang memudahkan siswa untuk mempelajarinya dan memahami materi yang telah disusun. Modul juga disusun berdasarkan urutan materi dari yang sederhana ke yang sukar. Pengembangan bahan ajar ini didukung dengan referensi-referensi yang baik, sehingga tidak hanya mementingkan kuantitas saja, melainkan kualitas isi modul juga bisa dipertanggungjawabkan.

7. Memberikan motivasi belajar bahasa Indonesia pada saat proses pembelajaran Motivasi siswa adalah salah satu tolak ukur menetukan keberhasilan dalam pembelajaran. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Tidak adanya aktivitas belajar tentu akan berdampak terhadap tujuan pembelajaran. Apabila tujuan pembelajaran tidak tercapai, mencerminkan kegagalan yang dilakukan pendidik. Untuk itu, guru perlu menciptakan strategi yang tepat dalam memotivasi belajar siswa.

(7)

Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga halnya dalam pencapaian tujuan pembelajaran, guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara dan strategi yang tepat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Menumbuhkan motivasi belajar siswa sangat ditentukan oleh perencanaan yang dibuat guru dalam pembelajaran. Motivasi yang tepat akan mampu memberikan kesuksesan dalam pembelajaran. Hal yang dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan motivasi belajar bahasa Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, menjelaskan tujuan belajar ke siswa. Pada permulaan belajar mengajar, terlebih dahulu seorang guru menjelaskan tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kepada siswa. Makin jelas tujuan yang akan dicapai siswa maka makin besar juga motivasi belajar bahasa Indonesia dalam melaksanakan kegiatan belajar bahasa Indonesia.

Kedua, memberikan hadiah (reward). Memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi pada pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini akan memacu semangat siswa untuk bisa belajar bahasa Indonesia lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. Guru juga dapat memberikan pujian atau penghargaan kepada siswa yang berprestasi.

Ketiga, memunculkan saingan atau kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswa untuk meningkatkan prestasi dalam pelajaran bahasa Indonesia, dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Guru juga dapat membantu kesulitan belajar siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Keempat, menggunakan metode yang bervariasi. Metode konvensional harus sudah ditinggalkan guru karena siswa memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dibutuhkan metode yang tepat/bervariasi dalam memberdayakan kompetensi siswa.

Kelima, menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan media yang tepat sangat membantu dan memotivasi siswa dalam memaknai pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang hendak

(8)

dicapai. Adanya media yang tepat akan mampu memediasi siswa yang memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicaranya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat dikurangi dan dapat memberikan stimulus terhadap indra siswa.

8. Memberikan motivasi belajar bahasa Indonesia di luar jam pelajaran di kelas Hubungan guru dengan siswa di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Guru dapat dikatakan orang tua siswa di sekolah dan merupakan orang tua kedua setelah orang tua siswa di dalam keluarga. sehingga seorang guru harus memiliki kedekatan dengan peserta didik. Hubungan baik guru dengan siswa atau peserta didik ini dapat mendorong siswa untuk rajin belajar.

Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun baiknya metode yang digunakan, namun jika hubungan guru dengan siswa tidak harmonis maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan dalam proses pembelajaran. Banyak siswa yang apabila tidak suka dengan gurunya , maka dia tidak suka dengan mata pelajaran yang diajarkan oleh gurunya itu. Sehingga pembelajaran terhambat.

Salah satu cara untuk mengatasi supaya tetap terciptanya hubungan baik antara guru dengan siswa adalah melalui komunikasi langsung di luar sekolah. Artinya, bertemu antara guru dengan siswa diluar kegiatan jam-jam mengajar. Tentunya hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi belajar kepada anak dan mempererat hubungan antara guru dan siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di depan, maka diajukan saran-saran sebagai berikut.

Pertama, bagi guru hendaknya dapat memilih strategi, metode, dan teknik membaca yang inovatif dan menyenangkan sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar membaca cerita anak, menciptakan suasana kondusif di kelas. Suasana yang kondusif merupakan tanggung jawab guru, karena lingkungan belajar yang nyaman, akan membuat siswa akan lebih berkonsentrasi dalam pembelajaran

(9)

membaca cerita anak, yang termasuk dalam membaca pemahaman. Guru-guru hendaknya memperhatikan siswa-siswa sebelum, saat dan usai pembelajaran.

Kedua, bagi sekolah hendaknya mendukung penerapan strategi-strategi atau metode pembelajaran dengan menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran membaca cerita anak dengan metode Kotak Kata. Selain itu, hendaknya pihak sekolah dapat memberikan saran, maupun masukan bagi guru mata pelajaran sehingga tercipta harmonisasi antarpelaksana kegiatan belajar mengajar.

Ketiga, bagi peneliti yang senada dengan penelitian ini untuk mengadakan penelitian dengan melibatkan variabel yang lebih luas, sehingga ada pembaruan-pembaruan yang memberikan kontribusi pada kemampuan membaca pemahaman siswa. Peneliti lain juga diharapkan untuk meneliti metode yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan membaca cerita anak pada siswa.

Keempat, bagi siswa hendaknya mengetahui dan menyadari bahwa motivasi belajar bahasa Indonesia berpengaruh pada kemampuannya membaca cerita anak. Sehingga, siswa akan memiliki motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kemampuan membaca cerita anak mereka dan siswa akan medapatkan nilai yang maksimal.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ways and means in which the function of HRM can add value and make a real business

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran dan Kualifikasi paket pekerjaan Penyediaan bahan pokok makanan dan minuman Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kab.. Nunukan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika dengan menerapkan model Teams Games Tournament (TGT). Jenis penelitian yang digunakan adalah

Oleh karena sering menghabiskan waktunya di jalanan atau tempat umum –dengan mengatahui kadar Pb di jalanan yang cukup tinggi dan pajanan timbal utama berasal dari sistem

Dari sisi geografis Sudan termasuk negara di kawasan sub-regionalisme yang memiliki luas wilayah yang cukup luas. Tidak dipungkiri bahwa Sudan

Universitas Negeri Yogyakarta Jl... Universitas Negeri

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendididkan Agama Islam