• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

NOMOR : 19 TAHUN 2006 PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 19 TAHUN 2006

TENTANG

PERIMBANGAN KEUANGAN

ANTARA PEMERINTAHAN KABUPATEN LEBAK DAN DESA TAHUN ANGGARAN 2006

BUPATI LEBAK,

Menimbang : a. bahwa Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Kabupaten dan

Desa merupakan salah satu sumber pendapatan bagi Desa untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan ;

b. bahwa dengan diberlakukannya beberapa peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan Perimbangan Keuangan, maka dipandang perlu untuk mengadakan penyesuaian bagi optimalisasi pendapatan Desa yang memberi kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja Desa yang berdaya guna dan berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintah ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di atas, perlu

ditetapkan kembali Peraturan Daerah Kabupaten Lebak tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Kabupaten dan Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

(2)

3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 264, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048) ;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) ;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan

Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010) ;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4353) ;

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;

7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ;

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) ;

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi

(3)

Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ;

10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provisni sebagai daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138) ;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139) ;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akutansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503) ;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2001 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575) ;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576) ;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa

(4)

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587) ;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575) ;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 4 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2002 Nomor 8 Seri D) ;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2004 tentang

Rencana Strategis Kabupaten Lebak Tahun 2004 – 2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2004 Nomor 6, seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 7 Tahun 2006 (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 5 seri E) ;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 6 Tahun 2004 tentang

Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pengelolaan Pembangunan di Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2004 Nomor 10 Seri E) ;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Pembentukan, Penataan, dan Perubahan Nama Desa-desa di Wilayah Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten LebakTahun 2006 Nomor 5 Seri D) ;

25. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Tata Cara dan Teknik Penyusunan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 12) ;

26. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 14 Tahun 2006 tentang

Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 14) ;

27. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 15 Tahun 2006 tentang

Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 15) ;

(5)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LEBAK Dan

BUPATI LEBAK MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN DAN DESA.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Lebak ;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lebak ; 3. Bupati adalah Bupati Lebak ;

4. Propinsi adalah Propinsi Banten ;

5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai kewenangan untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam system Pemerintah Nasional dan berada di daerah ;

6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa ;

7. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa ;

8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah badan perwakilan yang

terdiri dari pemuka-pemuka masyarakat desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat peraturan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa ;

9. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Kabupaten dan Desa adalah suatu sistem

pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratir, transparan, mempertimbangkan potensi, kondisi dan kebutuhan Desa serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan ;

10. Dana Perimbangan Desa adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBD yang

dialokasikan kepada Desa untuk mendanai kebutuhan Desa dalam rangka pelaksanaan pemerintah ;

(6)

11. Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk Desa, yang bersumber dari bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten ;

12. Sumber Pendapatan Desa adalah terdiri atas pendapatan asli desa, bagi hasil pajak daerah Kabupaten dan retribusi Kabupaten, bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima Kabupaten untuk Desa, bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerinah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten serta hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat ;

13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lebak ;

14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa ;

15. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Pembangunan Daerah ;

16. Retribusi Daerah Tertentu adalah pungutan Daerah yang melibatkan langsung peran Desa dalam pemberian pelayanan serta pemungutan ;

17. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama

Kepala Desa.

BAB II

BAGIAN DESA DARI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Bagian Kesatu

Bagian Desa dari Pajak Daerah Pasal 2

(1) Bagian Desa dari penerimaan Pajak Daerah dialokasikan dengan tujuan menunjang

kemampuan keuangan Desa untuk membiayai kebutuhan penyelenggaraan Pemerintah Desa.

(2) Bagian Desa dari penerimaan Pajak Daerah dialokasikansekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari penerimaan Pajak Daerah yang ditetapkan di dalam APBD.

Bagian Kedua

Bagian Desa dari Retribusi Daerah Tertentu Pasal 3

(7)

(1) Bagian Desa dari penerimaan Retribusi Daerah Tertentu dialokasikan sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen).

(2) Bagian Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini didasarkan atas penerima Retribusi Daerah Tertentu.

Pasal 4

Jenis-jenis Retribusi Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ditetapkan dalam Peraturan Bupati.

BAB III

BAGIAN DESA DARI PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH SERTA BAGI HASIL PAJAK PROVINSI

Bagian Kesatu

Bagian Desa dari Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Pasal 5

(1) Bagian dari Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah meliputi : a. Dana Alokasi Umum ;

b. Penerimaan Negara dari Pajak dan Bukan Pajak meliputi : 1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ;

2. Pajak Penghasilan (PPh) ;

3. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) ; 4. Minyak dan Gas Bumi ;

5. Pertambangan ;

6. Provinsi Sumber Daya Hutan ; 7. Perikanan.

(2) Bagian Desa dari penerimaan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dialokasikan sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari penerimaan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah setelah dikurangai Belanja Tidak Langsung yang ditetapkan dalam APBD, yang pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional adalah merupakan Alokasi Dana Desa.

Bagian Kedua

Bagian Desa dari Bagi Hasil Pajak Provinsi Pasal 6

(8)

a. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor(PBBKB) ; b. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) ;

c. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) ;

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan ;

(2) Bagian dari penerimaan Bagi Hasil Pajak Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dialokasikan sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari Penerimaan Daerah yang ditetapkan di dalam APBD.

BAB IV

TATA CARA PENGALOKASIAN Pasl 7

(1) Bagian Desa dari penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Retribusi Daerah Tertentu dan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah serta bagi hasil Pajak Provinsi dibagi kepada masing-masing Desa berdasarkan pemerataan dan Keadilan.

(2) Formula yang dipergunakan untuk mengalokasikan perimbangan keuangan didasarkan 3

(tiga) pertimbangan utama, yaitu : a. Indeks Kebutuhan Desa ; b. Indeks Potensi ;

c. Indeks Insentif.

(3) Pemerataan bagian Desa dari penerimaan perimbangan penerimaan pusat dan Daerah untuk masing-masing Desa di utang sebesar 60% (enam puluh persen), sisanya sebesar 40% (empat puluh persen) dihitung berdasarkan bobot Desa.

(4) Rumusan formulasi perhitungan Alokasi Dana Perimbangan adalah sebagai berikut: ALOKASI DANA MINIMUM + (BOBOT DESA x ALOKASI VARIABEL) (5) Besarnya bagian desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan

Bupati yang didasarkan pada realisasi potensi sumber-sumber Perimbangan Desa yang bersangkutan.

(6) Rincian Dana Perimbangan Keuangan kepada masing-masing Desa ditetapkan setiap tahun dalam Peraturan Bupati.

BAB V

PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 8

(1) Penggunaan Dana Perimbangan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa dengan persetujuan

BPD sebagai sumber pendapatan Desa dan dimasukan dalam APB Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa tentang APB Desa.

(9)

(2) Dana Perimbangan Kabupaten dan Desa disalurkan setelah ditetapkannya Peraturan Desa tentan APB Desa.

(3) Pertanggungjawaban Dana Perimbangan Desa merupakan bagian dari pertanggungjawaban

APB Desa secara keseluruhan.

BAB VI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang menyangkut teknis pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 10

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 4 Tahun 2003 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Kabupaten dan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2003 Nomor 7 Seri A), dicabut dan ditanyakan tidak berlaku lagi.

Pasal 11 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lebak.

Ditetapkan di Rangkasbitung pada tanggal 11 Desember 2006

BUPATI LEBAK, Cap/ttd. H. MULYADI JAYABAYA Diundangkan di Rangkasbitung

pada tanggal 18 Desember 2006

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LEBAK,

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe investigasi yang dilengkapi media pembelajaran berbasis komputer dapat melibatkan

When learners move beyond class interaction, learners need to have the opportunities to learn English independently - at their own paces at, for instance,

Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah mengetahui rekapitulasi absensi siswa, dan history pelanggaran siswa yang dikorelasikan dengan prestasi siswa, untuk mendapatkan data yang

29 mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Djojosuroto dan Sumaryati dalam Skripsi Saleh, 2006 : 32). Dalam penelitian ini, angket sangat

Kepentingan dan kebutuhan masyarakat akan hidup sejahtera lahir dan bathin, tempat tinggal dan lingkungan yang baik dan sehat yang terbebas dari dampak negative

Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan

Mengacu pada teori keterkaitan dimana keterkaitan ke belakang merangsang investasi pada industri yang mensuplai input dan keterkaitan ke depan mendorong investasi untuk

Untuk meningkatkan kinerja dan etos kerja, maka diperlukan kepemimpinan yang baik dan pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Seoarang pemimpin dituntut agar memiliki