TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE
PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUBAH
TAHUN AJARAN 2012/2013
Studi kasus siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh :
KATARINA HENNY MARULI NABABAN NIM: 091334031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE
PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUBAH
TAHUN AJARAN 2012/2013
Studi kasus siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh :
KATARINA HENNY MARULI NABABAN NIM: 091334031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Persembahan
Karyaku ini kupersembahkan kepada yang terkasih: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Kedua orang tuaku, Ayahandaku Bernardius Bangun Nababan dan Ibundaku Ruslan Rosa Simarmata
Adik-adikku, Albertus Janto Martua Nababan, Agnes Sinta Dewi Nababan dan Georgenius Elpin Eprianto Nababan
William Buala Zaluchu
Sahabatku “Tia dan Igass” Ratna dan Bebeku Septi
v
MOTTO
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan
orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan
keberhasilan saat mereka menyerah”
“Tuhan akan selalu menyempurnakan segala usaha kita”
“Believe you can, then you will”
“Your choice is your future”
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUBAH
TAHUN AJARAN 2012/2013
(Studi kasus : Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah)
Katarina Henny Maruli Nababan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) adanya hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) adanya hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) adanya hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI sebanyak 130 orang. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Korelasi dari Kendall dan Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (pendidikan ayah Asympt. Sig. = 0,333 > α = 0,05; dan
Spearman Correlation = 0,0380 dan pendidikan ibu Sig. = 0,400 > α = 0,05; dan
Spearman Correlation = 0,023); (2) tidak ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Asympt. Sig. = 0,213 > α = 0,05; dan Spearman Correlation = 0,071); (3) tidak ada hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Asympt. Sig. = 0,129 > α = 0,05; dan
ix
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN THE LEVEL OF PARENTS’ EDUCATION,
PARENTS’ INCOME LEVELS, LEARNING ACHIEVEMENTS OF STUDENTS AND AN INTEREST IN CONTINUING STUDIES TO HIGHER EDUCATION ON THE ELEVENTH GRADE STUDENTS SMA
NEGERI 1 SUBAH ACADEMIC YEAR 2012/2013
A Case Study on the Students of The Eleventh Class of SMA Negeri 1 Subah
Katarina Henny Maruli Nababan Sanata Dharma University
2013
This study aims to determine : (1) the existence of a positive and significant relationship between the level of parents’ education and the student's interest to continue their studies to higher education, (2) the existence of a positive and significant relationship between parents’ income and the student's interest to continue their studies to higher education; (3) the existence of a positive and significant relationship between students’ achievement and the student's interest to continue their studies to higher education.
This study was conducted from March to April 2013. The data collection technique was a questionnaire. The population in this study were 280 students of the eleventh grade students of SMA N 1 Subah academic year 2012/2013, divided into eight classes. Samples were 130 students of the eleventh class. Sampling was done by purposive sampling technique. The data analysis technique was Kendall and Spearman correlation.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA,
TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUBAH
TAHUN AJARAN 2012/2013”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) di Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada:
1. Allah Bapaku Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah mengabulkan
doa-doa dan permohonanku;
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta Bapak Rohandi, Ph.D;
3. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata
Dharma Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si.;
4. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
xi
5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan masukan-masukan dalam menyusun
skripsi;
6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Penguji
yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,
memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
7. Ibu Benedicta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd.selaku Dosen Penguji
yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,
memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
8. Bapak Untung, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Subah
yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian;
9. Kepada siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 1 Subah yang telah meluangkan
waktu mengisi kuesioner;
10.Bapakku Bernardius Bangun Nababan dan Mamaku Ruslan Rosa
Simarmata yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, dukungan,
doa dan materiil kepada penulis;
11.Adik-adikku, Albertus Janto Martua Nababan, Agnes Sinta Dewi Nababan
dan Georgenius Elpin Eprianto Nababan yang telah mendoakan,
membantu, dan mendukungku selama ini;
12.Partnerku, Wiliiam Buala Zaluchu yang menjadi tempat keluh kesahku
dan tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, bantuan dan
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
xiv
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Kajian Teori ... 10
1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 10
2. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 16
3. Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 18
4. Prestasi Belajar Siswa ... 19
B. Penelitian yang Relevan ... 24
C. Kerangka Berpikir ... 25
D. Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
C. Variabel Penelitian ... 31
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ... 38
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 39
1. Pengujian Validitas ... 39
2. Pengujian Reliabilitas ... 42
xv
1. Analisis Deskriptif ... 44
2. Pengujian Hipotesis ... 45
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 48
A. Data Kelembagaan Sekolah ... 48
B. Sejarah Singkat Sekolah... 48
C. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Subah ... 49
D. Guru dan Karyawan ... 53
E. Tugas Pelaksanaan SMA Negeri 1 Subah ... 53
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Deskriptif Data ... 57
B. Pengujian Hipotesis ... 60
C. Pembahasan ... 66
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Keterbatasan ... 72
C. Saran... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Kisi-Kisi Kuesioner... 34
Tabel III.2 Skor Pernyataan Kuesioner ... 36
Tabel III.3 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 36
Tabel III.4 Tingkat Pendapatan Orang Tua... 37
Tabel III.5 Hasil Uji Validitas Pertama dan Kedua Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 41
Tabel III.6 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 44
Tabel III.7 Pedoman PAP I ... 45
Tabel III.8 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 46
Tabel IV.1 Rincian Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Subah ... 53
Tabel V.1 Tabel PAP I Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 57
Tabel V.2 Deskripsi Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua... 58
Tabel V.3 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar Siswa ... 59
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 75
Lampiran 2 Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 80
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner ... 83
Lampiran 4 Data Penelitian ... 87
Lampiran 5 Tabel r Product Moment ... 94
Lampiran 6 Hasil Uji Korelasi ... 97
Lampiran 7 Surat Ijin dan Keterangan Sudah Penelitian ... 101
Lampiran 8 Daftar Distribusi Frekuensi ... 104
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Pendidikan
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan antar
manusia. Menurut Aristoteles, hanya manusia saja yang memerlukan
pendidikan. Pendidikan mempunyai peran dan fungsi dalam kehidupan
manusia yaitu bermanfaat bagi kepentingan hidupnya dan kepentingan
masyarakat. Fungsi dan peran tersebut terlihat dalam upaya pelatihan dan
pembentukkan manusia muda agar menjadi manusia yang berbudaya dan
mampu mengambil bagian dalam kehidupan sosial budaya di tengah
masyarakat.
Jalur pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan formal dan
pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga
pendidikan, yaitu sekolah dan merupakan pendidikan yang tinggi. Sedangkan
jalur pendidikan nonformal adalah suatu bentuk pelatihan yang mempunyai
organisasi di luar pendidikan formal, misalnya kursus.
Pendidikan mempunyai fungsi untuk menyiapkan sebagai manusia
secara utuh, menyiapkan tenaga kerja, dan menyiapkan warga Negara yang
baik serta agen pembaharuan sosial. Pendidikan menengah diselenggarakan
bertujuan untuk melanjutkan pendidikan, mempersiapkan warga Negara
masyarakat yang baik. Pendidikan menengah terdiri dari Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah untuk membentuk manusia
secara utuh, membentuk pribadi yang dewasa, beriman dan bertaqwa,
mandiri, berilmu serta bertanggung jawab. Pendidikan membetuk manusia
sebagai agen pembaharuan sosial sehingga dapat menghadapi dan
menyesuaikan serta mengantisipasi masa depan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah sangat
pesat. Hal ini menuntut manusia di dalamnya untuk selalu menyesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak tertinggal. Salah
satu bentuk penyesuaiannya adalah dengan belajar kembali, belajar terus,
belajar tanpa henti atau dengan kata lain belajar sepanjang hayat.
Pengetahuan perlu ditambah, diperbaharui, disesuikan dengan kemajuan
pengetahuan dan teknologi. Perguruan tinggi memberikan peluang bagi
peserta didik untuk bisa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan yang lebih baik juga dapat dicapai melalui perguruan tinggi.
Melanjutkan ke perguruan tinggi diawali dari rasa ketertarikan dan
kebutuhan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Adanya minat dalam
diri individu akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan dan
partisipasi di dalamnya. Begitu juga dengan melanjutkan studi ke perguruan
tinggi, minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan mendorong
mereka untuk berusaha memasuki perguruan tinggi karena mereka ingin
Minat menurut Sardiman (2011:76), diartikan sebagai
suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri oleh karena itu, apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.
Minat muncul dapat dilihat dari sikap seseorang yang mulai menaruh
perhatian pada suatu hal yang menjadi keinginan dan kegemarannya.
Minat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor dorongan
yang berasal dari dalam (berhubungan dengan kebutuhan jasmani dan
psikologis) dan faktor dari luar (keluarga dan sekolah). Tindakan adalah
segala kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk mencapai keinginan dan
kepentingannya. Seseorang yang mempunyai dan menaruh minat pada suatu
hal akan berusaha dan melakukan tindakan untuk mencapai hal itu.
Winkel (1984:21). Prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik 1990:21) Prestasi adalah bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara tingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan. Sedangkan
yang dimaksud dengan berprestasi adalah apabila anak mencapai hasil yang
maksimal dari apa yang telah dilakukan sebelumnya. Apabila kita hubungkan
dengan kegiatan belajar anak dengan pengertian tersebut diatas, maka prestasi
merupakan kecakapan khusus dan nyata yang dicapai secara maksimal
sebagai hasil yang dicapai dari belajar.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia
dalam webster’s New Internasioanl Dictionary mengungkapkan tentang
prestasi yaitu: “Achievement test a standardized test for measuring the skill
or knowledge by person in one more lines of work a study”(Webster’s New
Intenasional Dictionary, 1951:20).
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan pengertian prestasi belajar
sebagai berikut: sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka
ada kecenderungan mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara
ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik
(kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).
Banyak faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Belum optimalnya minat siswa melanjutkan studi
ke perguruan tinggi dapat dikarenakan oleh minat beberapa siswa untuk
belajar masih rendah. Hal ini terlihat rendahnya respon siswa terhadap
kegiatan belajar yang rendah menyebabkan siswa tersebut malas untuk
belajar.
Kurang maksimalnya sosialisasi perguruan tinggi pada siswa di sekolah
juga merupakan salah satu hal yang menyebabkan minat siswa melanjutkan
studi ke perguruan tinggi belum optimal. Hal ini dikarenakan informasi
tentang perguruan tinggi yang dibutuhkan oleh siswa kurang. Siswa hanya
memperoleh sedikit informasi atau informasi tentang perguruan tinggi secara
umum, tentang cara atau jalur masuk perguruan tinggi, gambaran secara garis
besar suatu perguruan tinggi. Padahal siswa tidak hanya membutuhkan
Ketika siswa tidak mengenal baik tentang perguruan tinggi itu maka siswa
tersebut cenderung minatnya belum optimal untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
Faktor minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat
disebabkan juga dari segi status sosial ekonomi orang tua yang rendah. Status
sosial ekonomi yang rendah dalam arti terhambat pada biaya pendidikan.
Sehingga siswa tidak dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena
pendapatan keluarga yang rendah sedangkan biaya studi ke perguruan tinggi
yang bisa dikatakan mahal.
Beberapa masyarakat memandang lulusan perguruan tinggi yang
cenderung negatif. Artinya, masih ada masyarakat yang beranggapan bahwa
lulus dari perguruan tinggi tidak selalu langsung mendapat pekerjaan, bahkan
malah ada yang mengajar. Pandangan ini dapat menyebabkan belum
optimalnya minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini
menyebabkan siswa berpandangan bahwa akan lebih baik jika setelah lulus
sekolah menengah langsung terjun ke lapangan pekerjaan daripada
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Tingkat pendidikan orang tua menentukan cara orang tua dalam
membimbing dan mengarahkan anaknya dalam hal pendidikan. Tingkat
pendidikan yaitu jenjang pendidikan yang telah ditempuh, baik formal
maupun nonformal. Sikap yang terbentuk pada masing-masing individu pada
setiap jenjang pendidikan formal akan berbeda-beda antara lulusan sekolah
lulusan perguruan tinggi. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya
dalam hal pendidikan yang akan ditempuh anaknya. Tingkat pendidikan
orang tua yang rendah akan cenderung sempit wawasan terhadap pendidikan,
lulus sekolah menengah sudah dirasa cukup. Sedangkan tingkat pendidikan
orang tua yang tinggi akan lebih luas wawasannya terhadap pendidikan.
Mereka akan mengarahkan dan membimbing anaknya untuk terus menambah
ilmu sehingga anak tersebut mempunyai minat untuk melanjutkan studi,
dalam hal ini adalah ke perguruan tinggi.
Berdasarkan pengamatan bahwa minat siswa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi dipengaruhi juga dari tingkat pendidikan orang tua,
pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa. Pandangan masing-masing
orang tua tentang pendidikan anaknya akan cenderung berbeda-beda. Ada
orang tua yang cenderung menganggap lulus sekolah menengah sudah cukup,
tetapi ada juga yang berpandangan pendidikan dirasa cukup ketika sampai
perguruan tinggi. Siswa yang prestasi belajarnya tinggi mempunyai minat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi tetapi kadang kala minat siswa yang
tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi tidak selalu didukukng
oleh orang tua, yang salah satunya disebabkan pandangan orang tua tentang
pendidikan. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang
“Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua, Pendapatan Orang Tua dan
Tinggi pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Subah Tahun Ajaran
2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya dan
banyaknya faktor yang berhubungan dengan minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian
ini adalah tingkat pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan prestasi
belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah tahun ajaran 2012/2013.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan dalam latar belakang tersebut di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1 Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah tahun ajaran 2012/2013.
2 Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pendapatan orang
tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Subah tahun ajaran 2012/2013?
3 Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar
siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui adanya hubungan yang positif dan signifikan antara
tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah tahun ajaran
2012/2013.
2. Untuk mengetahui adanya hubungan yang positif dan signifikan antara
pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1Subah tahun ajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui adanaya hubungan yang positif dan signifikan antara
prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah tahun ajaran 2012/2013.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi masukan bagi sekolah dalam
upaya menghasilkan lulusan SMA yang kompeten dan mempunyai minat
yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan yang lebih tinggi.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hubungan tingkat
pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa
dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi sehingga dapat
didik dalam hal minat untuk belajar lebih tinggi dan dapat mengupayakan
untuk mendukung hal tersebut.
3. Bagi Siswa
Mendapatkan informasi tentang pentingnya melanjutkan studi ke jenjang
yang lebih tinggi dan dapat menumbuhkan semangat belajar.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Sebagai referensi dalam melakukan penelitian sehingga menambah bahan
bacaan di perpustakaan Sanata Dharma.
5. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini peneliti dapat menambah wawasan, pengetahuan
yang berkaitan dengan hubungan tingkat pendidikan orang tua dan prestasi
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1 Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
a. Pengertian Minat
Menurut Sardiman (2011:76), minat diartikan sebagai
“suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau
arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri”. Oleh karena itu,
apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan
minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan
kepentingannya sendiri.
Menurut Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah
sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa
yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang
menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi
berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan.
Ketika kepuasan menurun maka minat juga akan menurun.
Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat
sementara atau dapat berubah-ubah.
Pengertian minat juga dikemukakan oleh Crow & Crow
untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan atau
sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang
telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab
sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan
tersebut. Lebih lanjut, Crow dan Crow menyebutkan bahwa minat
mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan,
motif-motif dan respon-respon emosional.
Menurut Daryanto (2009:53) “minat adalag kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan”. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus
menerus yang disertai dengan rasa senang.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
minat adalah kecenderungan dari dalam individu untuk tertarik
pada sesuati obyek atau menyenangi sesuatu obyek, semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya. Minat
biasanya ditunjukkan melalui pertanyaan yang menunjukkan lebih
menyukai suatu hal dan dapat dinyatakan juga dalam bentuk
partisipasi dalam aktivitas yang diminatinya. Jadi, dapat dikatakan
bahwa indikator dari minat antara lain adanya perasaan senang,
adanya keinginan, adanya perhatian, adanya ketertarikan, adanya
kebutuhan, adanya harapan, adanya dorongan dan kemauan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Melanjutkan Studi ke
Melanjutkan studi ke perguruan tinggi merupakan
melanjutkan studi dari pendidikan menengah ke pendidikan tinggi.
Aktivitas yang dilakukan di perguruan tinggi adalah belajar maka
fakto-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi dalam penelitian ini disamakan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
Muhibbin Syah (2011:132, 139) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut:
1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor
ini meliputi aspek, yakni:
a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
seperti: mata dan telinga.
b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)
seperti: intelegensi, sikap, bakat, dan
motivasi.
2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni
kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor ini
meliputi:
a) Lingkungan sosial, seperti: keluarga, guru
dan staf, masyarakat, dan teman.
b) Lingkungan non sosial, seperti: rumah,
3) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning)
yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran mater-materi
pelajaran. Faktor ini meliputi:
a) Pendekatan tinggi, seperti: speculative,
achieving
b) Pendekatan sedang, seperti: analytical, deep
c) Pendekatan rendah, seperti: reproductive,
surface
Menurut Sumadi Suryabrata, sebagian besar yang dipelajari
oleh manusia dipelajarinya dengan menggunakan
penglihatan dan pendengaran. Orang belajar dengan
membaca, melihat contoh atau model, melakukan observasi,
mendengarkan keterangan guru, mendengarkan diskusi, dan
lain-lain. Untuk mengantisipasi terjadinya masalah mata
dan telinga di atas, maka menjadi kewajiban bagi setiap
pendidikan untuk menjaga agar fungsi panca indera anak
didiknya tetap berfungsi dengan baik.
Slameto (2010:54) menggolongkan beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi belajar siswa menjadi dua, yaitu faktor
1) Faktor Intern adalah faktor yang di dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi tiga
aspek, yaitu:
a) Faktor jasmaniah, seperti: faktor kesehatan,
cacat tubuh.
b) Faktor psikologis, seperti: intelegensi, perhatian,
bakat, motif, kematangan, kesiapan.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan.
b) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di
atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,
tugas rumah.
c) Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,
c. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Minat adalah kecenderungan dari dalam individu untuk
tertarik pada sesuatu obyek semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut maka semakin besar minatnya. Minat biasanya
ditunjukkan melalui pernyataan yang menunjukkan lebih menyukai
suatu hal dan dapat dinyatakan juga dalam bentuk partisipasi dalam
aktivitas yang diminatinya.
Soedomo Hadi berpendapat (2008:133),
pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah dan diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perguruan tinggi adalah satuan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi, satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi dan dapat berbentuk
universitas, institute, sekolah tinggi, politeknik dan akademi.
Menurut Fuad Ihsan (2003:23), pendidikan tinggi diartikan sebagai
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik dan atau professional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka pembanguna nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Minat Siswa
yang mengandung unsur perasaan senang, keinginan, perhatian,
ketertarikan, kebutuhan, harapan, dorongan dan kemauan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus
sekolah menengah, yaitu Perguruan Tinggi.
2 Tingkat Pendidikan Orang Tua
a. Pengertian Pendidikan
Menurut Fuad Ihsan (2003:05), pendidikan dapat diartikan sebagai:
1) Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan;
2) Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya;
3) Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat; 4) Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak
dalam menuju kedewasaan.
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 14 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 yang
dimaksud pendidikan adalah:
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
b. Tingkat Pendidikan Orang Tua
“Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang
berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
2005:18). Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 17 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Menurut Fuad Ihsan (2003:22) “pendidikan dasar adalah
pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan,
menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah".
Pendidikan menengah merupakan kelanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 18 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
“Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan tibal-balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih
lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan” (Fuad Ihsan 2003:23).
Pendidikan tertinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan Tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas (Undang-undang No. 23 Tahun 2003 Pasal 19 dan 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Tingkat Pendidikan
Orang Tua adalah tingkat pendidikan menurut jenjang pendidikan yang
tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi, yaitu dari
SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi.
3 Tingkat Pendapatan Orang Tua
a. Pengertian Pendapatan
Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian
usaha. Budiono (1992:180) mengemukakan bahwa pendapatan adalah
hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada
sektor produksi. Sedangkan menurut Winardi (1992:171) pendapatan
adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai
daripada penggunaan faktor-faktor produksi.
b. Tingkat Pendapatan Orang Tua
Tingkat pendapatn orang tua merupakan salah satu tolok ukur
faktor pendukung minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. Orang tua turut bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena
anak-anak hari ini memperoleh pendidikan yang keliru, maka bisa
dipastikan masyarakat dikemudian hari akan menjadi buruk. Tanggung
jawab inilah yang membuat orang tua menyiapkan anggaran untun
pendidikan anaknya. Orang tua adalah orang yang pertama dan utama
yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan
anaknya (Hasbullah, 2001:39). Oleh karena itu, sebagai orang tua harus
dapat membantu dan mendukung terhadap segala sesuatu yang
dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan informal
untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan
formal di sekolah.
Untuk memenuhi kebutuhan materiil siswa tentunya berkaitan
dengan pendapatan di dalam keluarga itu sendiri. Keluarga yang
memiliki pendapatan tinggi akan mudah memenuhi biaya kebutuhan
pendidikan anak yang meliputi sumbangan BP3, peralatan sekolah,
transportasi, sarana belajar di rumah, baju seragam, biaya ekstra
kurikuler, dan tidak terkecuali uang saku anak. Dan sebaliknya,
keluarga yang memiliki pendapatan rendah akan kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan anak.
Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS, 2010),
diasumsikan pendapatan rata- rata per bulan masyarakat :
a. golongan rendah berpenghasilan rata-rata Rp.0,-/bulan -
Rp.4.000.000,- /bulan
b. golongan menengah berpenghasilan rata-rata Rp.4.000.001,-
/bulan- Rp.10.800.000,-/bulan
c. golongan atas berpenghasilan rata-rata Rp.10.800.001,-/bulan – tak
terbatas.
4 Prestasi Belajar Siswa
a. Pengertian Prestasi
Pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan,
dengan kuantitatif dan kualitatif. Hasil kuantitatif adalah hasil yang
dinyatakan dengan angka. Sedangkan, hasil kualitatif adalah hasil yang
dinyatakan dengan kata-kata, seperti baik, cukup, sedang, kurang, dan
lain-lain.
Menurut Winkel (1984:21). Prestasi adalah bukti usaha yang
dapat dicapai. Sedangkan menurut Oemar Hamalik 1990:21) Prestasi
adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru, berkat pengalaman
dan latihan. Sedangkan yang dimaksud dengan berprestasi adalah
apabila anak mencapai hasil yang maksimal dari apa yang telah
dilakukan sebelumnya. Apabila kita hubungkan dengan kegiatan belajar
anak dengan pengertian tersebut diatas, maka prestasi merupakan
kecakapan khusus dan nyata yang dicapai secara maksimal sebagai
hasil yang dicapai dari belajar.
Dari beberapa pengertian prestasi di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi adalah bukti dari suatu hasil kegiatan yang
dapat dicapai baik individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan
tertentu. Prestasi didapat dari kerja keras dan keuletan.
b. Pengertian Belajar
Menurut Dimyati Mahmud (1989:121-122) belajar adalah suatu
perubahan tingkah laku, baik yang diamati maupun yang tidak diamati
secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman.
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang relative menetap, baik yang dapat diamati
maupun yang tidak diamati secara langsung yang terjadi sebagai suatu
hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.
Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto (2007:84) “belajar
adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu perintah”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang relatif bersifat
permanen yang berasal dari pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungan.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia
melakukan perybahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Di dalam webster’s New Internasioanl Dictionary mengungkapkan
tentang prestasi yaitu: “Achievement test a standardized test for
measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a
study”(Webster’s New Intenasional Dictionary, 1951:20).
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan pengertian prestasi
belajar sebagai berikut: sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu
belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan
dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan
situasi).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar
adalah hasil yang telah dicapai oleh individu setelah diadakan kegiatan
belajar (baik di sekolah maupun di luar sekolah) dalam periode tertentu
dimana proses perubahan terjadi setelah adanya pengalaman, latihan
dan interaksi dengan lingkungan.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Semua siswa, orang tua dan guru sebagai pengajar menginginkan
tercapainya prestasi belajaar yang tinggi, karena prestasi belajar yang
tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar.
Namun kenyataannya tidak semua siswa yang mendapatkan prestasi
belajar yang rendah. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh
siswa dipengaruhi banyak faktor. Menurut Slameto (2003:54-72)
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, faktor intern terdiri dari:
1) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
2) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)
b. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern
terdiri dari:
1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)
2) Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah
3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Muhibbin Syah (2006: 144) bahwa prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor yakni:
1) faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa
2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa
3) faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari:
1) Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh 2) Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi, perhatian,
b. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:
1) Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan
2) Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah
3) Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.
Kesimpulannya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar ada dua macam, yaitu faktor internal yang meliputi
kesehatan, jasmani, intelegensi, minat, bakat, motivasi,
kematangan, dan kesiapan. Faktor eksternal meliputi pola asuh
keluarga, keadaan ekonomi keluarga, metode mengajar guru,
fasilitas belajar, hubungan siswa dengan guru dan teman, waktu
belajar, disiplin sekolah, lingkungan masyarakat.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian yang berkaitan
dengan variabel-variabel penelitian digunakan. Penelitian tersebut
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nira Kusuma Sari pada tahun 2006
tentang “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Pendapatan
Orang Tua, Lingkungan Sosial, Prestasi Belajar Siswa dengan Minat
Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi” menunjukkan bahwa
ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan
orang tua, pendapatan orang tua, lingkungan sosial, prestasi belajar
siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Esti Setya Rini (2012) dalam
penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan
Orang Tua, Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan
Studi ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan
Tahun Ajaran 2011/2012” menunjukkan bahwa ada hubungan yang
positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua, prestasi
belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan Tahun Ajaran 2011/2012.
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Minat Siswa
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.
Tingkat Pendidikan Orang Tua adalah jenjang pendidikan formal
yang berkelanjutan dan pernah ditempuh oleh orang tua siswa.
Pendidikan formal adalah pendidikan yang melalui jalur lembaga
pendidikan non formal adalah pendidikan yang diperoleh dari pelatihan
dijalur jalur pendidikan formal.
Tingkat pendidikan orang tua dapat menjadi salah satu faktor yang
dapat berguna untuk memprediksi minat seorang anak, karena tingkat
pendidikan orang tua mempengaruhi cara orang tua dalam
mengarahkan minat anaknya. Makin tinggi pengalaman pendidikan,
ilmu pengetahuan yang dimiliki, informasi yang diperoleh dan tingkat
pendidikan orang tua akan makin mudah dan terbuka wawasannya
dalam membimbing dan mengarahkan anaknya untuk melanjutkan
studi, dalam hal ini dari SMA ke Perguruan Tinggi.
2. Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Minat Siswa
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.
Salah satu masalah umum yang menyebabkan anak tidak
melanjutkan sekolah antara lain adalah faktor ekonomi, dengan
demikian untuk dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Semakin tinggi jenjang
pendidikan yang ditempuh, semakin banyak biaya yang harus
dikeluarkan. Kondisi tersebut mempengaruhi minat anak dalam
melanjutkan pendidikan. Bila anak tersebut hidup dalam keadaan
ekonomi keluarga yang berkecukupan, kondisi psikis anak tidak
terbebani oleh keadaan ekonomi keluarganya. Sehingga minat anak
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi
sudah terbebani oleh keadaan ekonomi keluarganya, sehingga orientasi
anak bukan melanjutkan pendidikan tetapi bagaimana membantu
perekonomian keluarga.
Untuk memenuhi kebutuhan materiil siswa tentunya berkaitan
dengan pendapatan di dalam keluarga itu sendiri. Keluarga yang
memiliki pendapatan tinggi akan mudah memenuhi biaya kebutuhan
pendidikan anak yang meliputi sumbangan BP3, peralatan sekolah,
transportasi, sarana belajar di rumah, baju seragam, biaya ekstra
kurikuler, dan tidak terkecuali uang saku anak. Sebaliknya, keluarga
yang memiliki pendapatan rendah akan kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan anak. Salah satu faktor anak tidak melanjutkan pendidikan
adalah (1) biaya terlalu berat, (2) ingin membantu orang tua bekerja.
Berdasarkan uraian di atas maka diduga tingkat pendapatan orang tua
berhubungan dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Berdasarkan uraian di atas mengenai material yang diberikan orang
tua kepada anaknya, dapat disimpulkan bahwa potensi seorang anak itu
akan dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi semua
kebutuhan belajar siswa yang tidak pernah mendapat perhatian,
bimbingan dan dukungan dari orang tuanya.
Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS, 2010),
diasumsikan pendapatan rata- rata per bulan masyarakat :
a) golongan rendah berpenghasilan rata-rata Rp.0,-/bulan -
b) golongan menengah berpenghasilan rata-rata Rp.4.000.001,-
/bulan- Rp.10.800.000,-/bulan
c) golongan atas berpenghasilan rata-rata Rp.10.800.001,-/bulan
– tak terbatas
3. Hubungan Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan
Studi ke Perguruan Tinggi.
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang selama
proses pembelajaran, usaha untuk belajar, pemahaman pengetahuan,
pengaplikasian keterampilan dalam suatu mata pelajaran yang diujikan
melalui tes. Prestasi belajar yang tinggi akan tercermin dari hasil belajar
yang baik.
Siswa yang berprestasi tinggi akan cenderung berminat untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena
mereka cenderung ingin selalu meningkatkan pengetahuan mereka,
dibanding dengan siswa yang prestasi belajarnya belum maksimal.
4. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua, Tingkat Pendapatan Orang
Tua dan Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi
ke Perguruan Tinggi.
Banyak faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, antara lain faktor Tingkat
pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar
berpengaruh dalam mengarahkan anak-anaknya untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Begitu juga dengan faktor tingkat pendapatan
orang tua yang merupakan faktor utama dalam memenuhi semua
kebutuhan anak dan kebutuhan dalam memperoleh pendidikan.
Sedangkan dari faktor prestasi belajar siswa adalah apabila siswa
tersebut mampu menguasai pengetahuan dan keterampilan yang
terbukti dengan hasil tes atau ujian yang baik maka prestasi belajarnya
dikatakan tinggi. Siswa yang prestasi tinggi akan cenderung
mempunyai minat yang besar dalam terus menambah pengetahuan dan
keterampilannya. Siswa tersebut juga akan mempunyai usaha yang
besar untuk terus berprestasi dan melanjutkan studinya dalam hal ini
adalah dari SMA ke Perguruan Tinggi.
Apabila tingkat pendidikan orang tua mampu mempengaruhi cara
berpikir orang tua dalam mengarahkan anak-anaknya untuk terus
menambah pengetahuan dan keterampilannya dan didukung juga
dengan tingkat pendapatan orang tua dimana pendapatan orang tua
dapat memenuhi kebutuhan anak dan mendukung keinginan anak dalam
memperoleh pendidikan serta didukung dengan prestasi belajar anak
yang tinggi akan mampu mendorong siswa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Sebaliknya, jika tingkat pendidikan orang tua tidak
mampu mempengaruhi cara berpikir orang tua dalam mengarahkan
anaknya untuk terus menambah pengetahuan dan keterampilannya dan
kebutuhan anak di dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi serta
prestasi belajar anak rendah maka cenderung akan rendah pula
minatnya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua
dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa
Kelas XI SMA Negeri 1 Subah Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan tingkat pendapatan orang tua
dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Subah Tahun Ajaran 2012/2013.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan prestasi belajar siswa dengan
minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI
31 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah studi
kasus.Dimana penelitian hanya dilakukan pada objek yang telah
ditentukan.Hasil dari penelitian ini merupakan hasil yang telah diselidiki
sebelumnya. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Subah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 1 Subah yang
beralamat di Subah, Batang, Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:03).Variabel independen
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).Sedangkan variabel
dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,
1 Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Minat
Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi (Y).
2 Variabel bebas (independent variable)dalam penelitian ini tingkat
pendidikan orang tua (X1), tingkat pendapatan orang tua (X2) dan prestasi
belajar siswa (X3).
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Subah Tahun Ajaran 2012/2013 berjumlah 280 anak yang terbagi
dalam delapan kelas.
2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006:131).Mardalis (2009:55) menyatakan sampel adalah
contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek
penelitian.Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagian populasi
penelitian yang dapat mewakili populasi.
Berdasarkan pertimbangan kemampuan, waktu, dan biaya yang
dimiliki oleh penulis, maka penelitian tidak dilaksanakan pada seluruh
populasi tetapi pada sebagian populasi (sample). Sampel dalam penelitian
ini diambil 60% dari populasi atau sebanyak 130 orang siswa yang diambil
dari empat kelas yaitu 2 kelas XI IPA dan 2 kelas XI IPS.
Cara atau teknik pengambilan sampel yang Teknik penarikan
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang
diteliti.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y)
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan
yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
setelah tamat SMU.Berikut disajikan tabel kisi-kisi variabel minat
Tabel III.1 Kisi-kisi Kuesioner
No INDIKATOR URAIAN Pertanyaan
3 Usaha aktif
Metode skala, menurut statistik skala merupakan perbandingan
antar kategori dimana masing-masing kategori diberi bobot nilai yang
berbeda. Menurut Sudjana dan Ibrahim (1989 : 105), skala adalah alat
untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, motivasi yang disusun
dalam bentuk pernyataan untuk dinilai responden yang hasilnya dalam
bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang dibuat peneliti. Dalam
penelitian ini skala yang digunakan adalah skala minat dinyatakan dalam
bentuk pernyataan untuk dinilai responden, apakah pernyataan itu
didukung atau ditolak, melalui rentangan tertentu.Oleh sebab itu,
pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan
pernyataan negatif.Skala minat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Dalam penelitian ini skoring atas jawaban item masing-masing
responden ditentukan berdasarkan sifat pertanyaan dan atau
pernyataannya.Masing-masing pertanyaan dan atau pernyataan
selanjutnya dinyatakan dalam 4 (empat) skala pendapat sebagai berikut:
Tabel III.2
Skor Pernyataan Kuesioner Pertanyaan positif Pertanyaan negatif
Sangat setuju
1) Tingkat Pendidikan Orang Tua (X1)
Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang
2) Tingkat Pendapatan Orang Tua (X2)
Tingkat pendapatan adalah jumlah rupiah yang diperoleh orang tua
dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan. Variabel tingkat
pendapatan digolongkan menjadi tiga yaitu: tinggi, menengah, dan rendah.
Tabel III.4
Tingkat Pendapatan Orang Tua
Tingkat Pendapatan Skor
a. (golongan rendah) berpenghasilan rata-rata Rp.0,-/bulan - Rp.4.000.000,- Rp.0,-/bulan
b. (golongan menengah) berpenghasilan rata-rata Rp.4.000.001,- /bulan- Rp.10.800.000,-/bulan
c. (golongan atas) berpenghasilan rata-rata Rp.10.800.001,-/bulan – tak terbatas
1
2
3
3) Prestasi Belajar Siswa (X3)
Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa
selama mengikuti pembelajaran pada suatu periode tertentu pada suatu
lembaga pendidikan dan hasilnya dengan penilaian diwujudkan dalam
angka setelah dilakukan evaluasi berupa tes tertulis maupun tes lisan pada
siswa mengenai materi pelajaran sesuai kriteria yang berlaku, yaitu
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75.Prestasi Belajar Siswa diukur dari
rendahnya rata-rata nilai rapor siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah Tahun
Ajaran 2012/2013 semester gasal.Karena nilai rapor semester gasal dapat
mencerminkan tingkat ketercapaian prestasi belajar siswa mulai dari awal
diajarkannya materi pelajaran sampai dengan akhir semester gasal.Untuk
Langkah-langkah sebagai berikut.
a) Data yang diperoleh disusun dari skor yang terendah sampai skor
tertinggi.
b) Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam
kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurva dan diberi skor
serta pengukuran sebagai berikut:
Tinggi > M (lebih dari Mean) Skor 1
Rendah < M (kurang dari Mean) Skor 2
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Metode pengumpulan data dengan jumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau sesuatu yang diketahui oleh responden.Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data tentang tingkat pendidikan orang
tua, pendapatam orang tua, prestasi belajar siswa.
2. Dokumentasi
Metode pengumpulan data yang berasal dari barang-barang tertulis,
seperti buku-buku, majalah, dokumen-dokumen dan sebagainya.Dalam
penelitian ini digunakan untuk mencari informasi tentang keadaan sekolah,
G. Teknik Pengujian Instrumen
Untuk mengetahui apakah instrumen sudah valid atau belum
dilakukan pengujian-pengujian yang terdiri dari:
1. Pengujian Validitas
Rumus korelasi yang dapat digunakan untuk menghitung validitas
instrument adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan
oleh Pearson, yaitu:
Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan bantuan
program SPSS 16.0 For Windows. Langkah-langkah pengujian validitas
adalah sebagai berikut:
a) Memasukkan data skor yang diperoleh kedalam data uji coba
menggunakan program Microsoft Office Excel.
b) Menghitung skor total yang diperoleh setiap siswa menggunakan
program Microsoft Office Excel.
c) Mentabulasikan data tersebut ke dalam tabel uji coba pada program
SPSS Statistics 16.0 for Windows.
d) Menguji validitas dengan program SPSS Statistics 16.0 for
Besarnya nilai r ditentukan dengan taraf signifikansi 5%.
Apabila hasil pengukuran nilai-nilai rhitung > nilai rtabel maka item tersebut
valid.
Untuk menguji validitas instrumen atau kuesioner terlebih
dahulu item instrument ini di uji cobakan pada 33 responden diluar dari
responden sampel.Pengujian validitas dilaksanakan dengan menggunakan
SPSS.Dengan taraf signifikansi 5%, apabila rhitung suatu item pertanyaan
lebih besar daripada rtabel maka item kuesioner tersebut dianggap valid.
Untuk menentukan nilai rtabel dengan df sama dengan jumlah kasus
dikurangi 2, dalam kasus ini df 33-2 = 31 dengan taraf signifikansi 5%
Tabel III.5
Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Dan hasil uji validitas minat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi di atas menunjukkan bahwa ada 1 instrumen yang tidak valid (
rhitung> rtabel ). Butir instrumen yang tidak valid adalah nomor 7. Sedangkan
Dari hasil pengujian kedua semua instrumen memiliki r hitung
diatas 0.344 sehingga dinyatakan valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi suatu instrumen penelitian dalam
memberikan penilaian atas apa yang diukur. Perhitungan dengan
menggunakan rumus Cronbach Alpa (Ronny Kountur, 2003:158):
Keterangan:
α = cronbach alpha N = banyaknya pertanyaan
Dalam pengambilan keputusan apakah alat ukur yang dipakai dapat
dipercaya atau tidak dengan membandingkan antara koefisien reliabilitas
hitung (r µ) dengan koefisien reabilitas tabel (r tabel).Apabila r µ lebih besar
daripada r tabel maka kuesioner tersebut dapat dikatakan reliable.Demikian
dengan sebaliknya. Pengujian reliabilitas dilaksanakan dengan
menggunkan program SPSS. Dengan taraf signifikasi 5%.Apabila r hitung
lebih besar dari r tabel maka dianggap reliabel. Berikut ini disajikan tabel
Tabel III.6
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Koefisien reliabilitas
Nilai r (tabel) Keterangan
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
0.923 0.6 Reliabel
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil pengujian reliabilitas
setiap pertanyaan adalah reliabel.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
variabel tingkat pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, prestasi
belajar siswa dan minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Untuk
mendeskripsikannya maka akan di lakukan perhitungan rata-rata (mean)
dan deviasi standar. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya
pendeskripsiannya dilakukan berdasarkan Pedoman Acuan Patokan Tipe
I(PAP tipe I). Kesimpulan yang diambil untuk menjawab masalah ialah
Tabel III.7
Pedoman PAP I(Masidjo, 1995:153) Interval Skor Kriteria
90% – 100% Sangat tinggi
80% – 89% Tinggi
65% – 79% Cukup
55% – 64% Rendah
Dibawah 55% Sangat rendah
2. Pengujian Hipotesis
a. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga tentang
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan
orang tua dan prestasi belajar siswa terhadap minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi digunakan analisis statistik
koefisien korelasi Spearman Rank dengan rumus sebagai
berikut:∑
Keterangan:
rs = nilai korelasi Spearman Rank
d2 = selisih setiap pasangan rank
n = jumlah pasangan rank untuk spearman (5<n<30)
Setelah melalui pengujian hipotesis signifikan, (Ho ditolak), maka
Tabel III.8
Interpretasi Koefisien Korelasi (Sugiyono, 2008:231)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
b. Untuk menguji hipotesis keempat tentang tingkat pendidikan orang
tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa
terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi
digunakan analisis statistik koefisien korelasi Product Moment dari
Pearson sebagai berikut :
Keterangan :
r : koefisien korelasi Pearson
X : variable bebas
Y : variable terikat
∑X : jumlah nilai X
∑Y : jumlah nilai Y