• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUBAH TAHUN AJARAN 20122013 Studi kasus siswa kelas XI SMA Nege

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUBAH TAHUN AJARAN 20122013 Studi kasus siswa kelas XI SMA Nege"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE

PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUBAH

TAHUN AJARAN 2012/2013

Studi kasus siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh :

KATARINA HENNY MARULI NABABAN NIM: 091334031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE

PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUBAH

TAHUN AJARAN 2012/2013

Studi kasus siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh :

KATARINA HENNY MARULI NABABAN NIM: 091334031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Persembahan

Karyaku ini kupersembahkan kepada yang terkasih: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Kedua orang tuaku, Ayahandaku Bernardius Bangun Nababan dan Ibundaku Ruslan Rosa Simarmata

Adik-adikku, Albertus Janto Martua Nababan, Agnes Sinta Dewi Nababan dan Georgenius Elpin Eprianto Nababan

William Buala Zaluchu

Sahabatku “Tia dan Igass” Ratna dan Bebeku Septi

(6)

v

MOTTO

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan

orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan

keberhasilan saat mereka menyerah”

“Tuhan akan selalu menyempurnakan segala usaha kita”

“Believe you can, then you will”

“Your choice is your future”

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUBAH

TAHUN AJARAN 2012/2013

(Studi kasus : Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah)

Katarina Henny Maruli Nababan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) adanya hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) adanya hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) adanya hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI sebanyak 130 orang. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Korelasi dari Kendall dan Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (pendidikan ayah Asympt. Sig. = 0,333 > α = 0,05; dan

Spearman Correlation = 0,0380 dan pendidikan ibu Sig. = 0,400 > α = 0,05; dan

Spearman Correlation = 0,023); (2) tidak ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Asympt. Sig. = 0,213 > α = 0,05; dan Spearman Correlation = 0,071); (3) tidak ada hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Asympt. Sig. = 0,129 > α = 0,05; dan

(10)

ix

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN THE LEVEL OF PARENTS’ EDUCATION,

PARENTS’ INCOME LEVELS, LEARNING ACHIEVEMENTS OF STUDENTS AND AN INTEREST IN CONTINUING STUDIES TO HIGHER EDUCATION ON THE ELEVENTH GRADE STUDENTS SMA

NEGERI 1 SUBAH ACADEMIC YEAR 2012/2013

A Case Study on the Students of The Eleventh Class of SMA Negeri 1 Subah

Katarina Henny Maruli Nababan Sanata Dharma University

2013

This study aims to determine : (1) the existence of a positive and significant relationship between the level of parents’ education and the student's interest to continue their studies to higher education, (2) the existence of a positive and significant relationship between parents’ income and the student's interest to continue their studies to higher education; (3) the existence of a positive and significant relationship between students’ achievement and the student's interest to continue their studies to higher education.

This study was conducted from March to April 2013. The data collection technique was a questionnaire. The population in this study were 280 students of the eleventh grade students of SMA N 1 Subah academic year 2012/2013, divided into eight classes. Samples were 130 students of the eleventh class. Sampling was done by purposive sampling technique. The data analysis technique was Kendall and Spearman correlation.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA,

TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUBAH

TAHUN AJARAN 2012/2013”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) di Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada:

1. Allah Bapaku Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah mengabulkan

doa-doa dan permohonanku;

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta Bapak Rohandi, Ph.D;

3. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata

Dharma Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si.;

4. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

(12)

xi

5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan dan masukan-masukan dalam menyusun

skripsi;

6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Penguji

yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,

memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Ibu Benedicta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd.selaku Dosen Penguji

yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,

memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

8. Bapak Untung, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Subah

yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian;

9. Kepada siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 1 Subah yang telah meluangkan

waktu mengisi kuesioner;

10.Bapakku Bernardius Bangun Nababan dan Mamaku Ruslan Rosa

Simarmata yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, dukungan,

doa dan materiil kepada penulis;

11.Adik-adikku, Albertus Janto Martua Nababan, Agnes Sinta Dewi Nababan

dan Georgenius Elpin Eprianto Nababan yang telah mendoakan,

membantu, dan mendukungku selama ini;

12.Partnerku, Wiliiam Buala Zaluchu yang menjadi tempat keluh kesahku

dan tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, bantuan dan

(13)
(14)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

(15)

xiv

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kajian Teori ... 10

1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 10

2. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 16

3. Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 18

4. Prestasi Belajar Siswa ... 19

B. Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Berpikir ... 25

D. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

C. Variabel Penelitian ... 31

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 39

1. Pengujian Validitas ... 39

2. Pengujian Reliabilitas ... 42

(16)

xv

1. Analisis Deskriptif ... 44

2. Pengujian Hipotesis ... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 48

A. Data Kelembagaan Sekolah ... 48

B. Sejarah Singkat Sekolah... 48

C. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Subah ... 49

D. Guru dan Karyawan ... 53

E. Tugas Pelaksanaan SMA Negeri 1 Subah ... 53

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Deskriptif Data ... 57

B. Pengujian Hipotesis ... 60

C. Pembahasan ... 66

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Keterbatasan ... 72

C. Saran... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Kisi-Kisi Kuesioner... 34

Tabel III.2 Skor Pernyataan Kuesioner ... 36

Tabel III.3 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 36

Tabel III.4 Tingkat Pendapatan Orang Tua... 37

Tabel III.5 Hasil Uji Validitas Pertama dan Kedua Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 41

Tabel III.6 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 44

Tabel III.7 Pedoman PAP I ... 45

Tabel III.8 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 46

Tabel IV.1 Rincian Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Subah ... 53

Tabel V.1 Tabel PAP I Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 57

Tabel V.2 Deskripsi Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua... 58

Tabel V.3 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar Siswa ... 59

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 75

Lampiran 2 Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 80

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner ... 83

Lampiran 4 Data Penelitian ... 87

Lampiran 5 Tabel r Product Moment ... 94

Lampiran 6 Hasil Uji Korelasi ... 97

Lampiran 7 Surat Ijin dan Keterangan Sudah Penelitian ... 101

Lampiran 8 Daftar Distribusi Frekuensi ... 104

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Pendidikan

merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan antar

manusia. Menurut Aristoteles, hanya manusia saja yang memerlukan

pendidikan. Pendidikan mempunyai peran dan fungsi dalam kehidupan

manusia yaitu bermanfaat bagi kepentingan hidupnya dan kepentingan

masyarakat. Fungsi dan peran tersebut terlihat dalam upaya pelatihan dan

pembentukkan manusia muda agar menjadi manusia yang berbudaya dan

mampu mengambil bagian dalam kehidupan sosial budaya di tengah

masyarakat.

Jalur pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan formal dan

pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga

pendidikan, yaitu sekolah dan merupakan pendidikan yang tinggi. Sedangkan

jalur pendidikan nonformal adalah suatu bentuk pelatihan yang mempunyai

organisasi di luar pendidikan formal, misalnya kursus.

Pendidikan mempunyai fungsi untuk menyiapkan sebagai manusia

secara utuh, menyiapkan tenaga kerja, dan menyiapkan warga Negara yang

baik serta agen pembaharuan sosial. Pendidikan menengah diselenggarakan

bertujuan untuk melanjutkan pendidikan, mempersiapkan warga Negara

(20)

masyarakat yang baik. Pendidikan menengah terdiri dari Sekolah Menengah

Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah untuk membentuk manusia

secara utuh, membentuk pribadi yang dewasa, beriman dan bertaqwa,

mandiri, berilmu serta bertanggung jawab. Pendidikan membetuk manusia

sebagai agen pembaharuan sosial sehingga dapat menghadapi dan

menyesuaikan serta mengantisipasi masa depan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah sangat

pesat. Hal ini menuntut manusia di dalamnya untuk selalu menyesuaikan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak tertinggal. Salah

satu bentuk penyesuaiannya adalah dengan belajar kembali, belajar terus,

belajar tanpa henti atau dengan kata lain belajar sepanjang hayat.

Pengetahuan perlu ditambah, diperbaharui, disesuikan dengan kemajuan

pengetahuan dan teknologi. Perguruan tinggi memberikan peluang bagi

peserta didik untuk bisa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan yang lebih baik juga dapat dicapai melalui perguruan tinggi.

Melanjutkan ke perguruan tinggi diawali dari rasa ketertarikan dan

kebutuhan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Adanya minat dalam

diri individu akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan dan

partisipasi di dalamnya. Begitu juga dengan melanjutkan studi ke perguruan

tinggi, minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan mendorong

mereka untuk berusaha memasuki perguruan tinggi karena mereka ingin

(21)

Minat menurut Sardiman (2011:76), diartikan sebagai

suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri oleh karena itu, apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

Minat muncul dapat dilihat dari sikap seseorang yang mulai menaruh

perhatian pada suatu hal yang menjadi keinginan dan kegemarannya.

Minat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor dorongan

yang berasal dari dalam (berhubungan dengan kebutuhan jasmani dan

psikologis) dan faktor dari luar (keluarga dan sekolah). Tindakan adalah

segala kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk mencapai keinginan dan

kepentingannya. Seseorang yang mempunyai dan menaruh minat pada suatu

hal akan berusaha dan melakukan tindakan untuk mencapai hal itu.

Winkel (1984:21). Prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik 1990:21) Prestasi adalah bentuk

pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

cara-cara tingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan. Sedangkan

yang dimaksud dengan berprestasi adalah apabila anak mencapai hasil yang

maksimal dari apa yang telah dilakukan sebelumnya. Apabila kita hubungkan

dengan kegiatan belajar anak dengan pengertian tersebut diatas, maka prestasi

merupakan kecakapan khusus dan nyata yang dicapai secara maksimal

sebagai hasil yang dicapai dari belajar.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia

(22)

dalam webster’s New Internasioanl Dictionary mengungkapkan tentang

prestasi yaitu: “Achievement test a standardized test for measuring the skill

or knowledge by person in one more lines of work a study”(Webster’s New

Intenasional Dictionary, 1951:20).

Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan pengertian prestasi belajar

sebagai berikut: sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka

ada kecenderungan mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara

ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik

(kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).

Banyak faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan

studi ke perguruan tinggi. Belum optimalnya minat siswa melanjutkan studi

ke perguruan tinggi dapat dikarenakan oleh minat beberapa siswa untuk

belajar masih rendah. Hal ini terlihat rendahnya respon siswa terhadap

kegiatan belajar yang rendah menyebabkan siswa tersebut malas untuk

belajar.

Kurang maksimalnya sosialisasi perguruan tinggi pada siswa di sekolah

juga merupakan salah satu hal yang menyebabkan minat siswa melanjutkan

studi ke perguruan tinggi belum optimal. Hal ini dikarenakan informasi

tentang perguruan tinggi yang dibutuhkan oleh siswa kurang. Siswa hanya

memperoleh sedikit informasi atau informasi tentang perguruan tinggi secara

umum, tentang cara atau jalur masuk perguruan tinggi, gambaran secara garis

besar suatu perguruan tinggi. Padahal siswa tidak hanya membutuhkan

(23)

Ketika siswa tidak mengenal baik tentang perguruan tinggi itu maka siswa

tersebut cenderung minatnya belum optimal untuk melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

Faktor minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat

disebabkan juga dari segi status sosial ekonomi orang tua yang rendah. Status

sosial ekonomi yang rendah dalam arti terhambat pada biaya pendidikan.

Sehingga siswa tidak dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena

pendapatan keluarga yang rendah sedangkan biaya studi ke perguruan tinggi

yang bisa dikatakan mahal.

Beberapa masyarakat memandang lulusan perguruan tinggi yang

cenderung negatif. Artinya, masih ada masyarakat yang beranggapan bahwa

lulus dari perguruan tinggi tidak selalu langsung mendapat pekerjaan, bahkan

malah ada yang mengajar. Pandangan ini dapat menyebabkan belum

optimalnya minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini

menyebabkan siswa berpandangan bahwa akan lebih baik jika setelah lulus

sekolah menengah langsung terjun ke lapangan pekerjaan daripada

melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Tingkat pendidikan orang tua menentukan cara orang tua dalam

membimbing dan mengarahkan anaknya dalam hal pendidikan. Tingkat

pendidikan yaitu jenjang pendidikan yang telah ditempuh, baik formal

maupun nonformal. Sikap yang terbentuk pada masing-masing individu pada

setiap jenjang pendidikan formal akan berbeda-beda antara lulusan sekolah

(24)

lulusan perguruan tinggi. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya

dalam hal pendidikan yang akan ditempuh anaknya. Tingkat pendidikan

orang tua yang rendah akan cenderung sempit wawasan terhadap pendidikan,

lulus sekolah menengah sudah dirasa cukup. Sedangkan tingkat pendidikan

orang tua yang tinggi akan lebih luas wawasannya terhadap pendidikan.

Mereka akan mengarahkan dan membimbing anaknya untuk terus menambah

ilmu sehingga anak tersebut mempunyai minat untuk melanjutkan studi,

dalam hal ini adalah ke perguruan tinggi.

Berdasarkan pengamatan bahwa minat siswa melanjutkan studi ke

perguruan tinggi dipengaruhi juga dari tingkat pendidikan orang tua,

pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa. Pandangan masing-masing

orang tua tentang pendidikan anaknya akan cenderung berbeda-beda. Ada

orang tua yang cenderung menganggap lulus sekolah menengah sudah cukup,

tetapi ada juga yang berpandangan pendidikan dirasa cukup ketika sampai

perguruan tinggi. Siswa yang prestasi belajarnya tinggi mempunyai minat

melanjutkan studi ke perguruan tinggi tetapi kadang kala minat siswa yang

tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi tidak selalu didukukng

oleh orang tua, yang salah satunya disebabkan pandangan orang tua tentang

pendidikan. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang

“Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua, Pendapatan Orang Tua dan

(25)

Tinggi pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Subah Tahun Ajaran

2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya dan

banyaknya faktor yang berhubungan dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian

ini adalah tingkat pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan prestasi

belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah tahun ajaran 2012/2013.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan dalam latar belakang tersebut di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1 Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat

pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan

tinggi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah tahun ajaran 2012/2013.

2 Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pendapatan orang

tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa

kelas XI SMA Negeri 1 Subah tahun ajaran 2012/2013?

3 Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar

siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa

(26)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui adanya hubungan yang positif dan signifikan antara

tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke

perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah tahun ajaran

2012/2013.

2. Untuk mengetahui adanya hubungan yang positif dan signifikan antara

pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan

tinggi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1Subah tahun ajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui adanaya hubungan yang positif dan signifikan antara

prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan

tinggi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah tahun ajaran 2012/2013.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi masukan bagi sekolah dalam

upaya menghasilkan lulusan SMA yang kompeten dan mempunyai minat

yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan yang lebih tinggi.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hubungan tingkat

pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa

dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi sehingga dapat

(27)

didik dalam hal minat untuk belajar lebih tinggi dan dapat mengupayakan

untuk mendukung hal tersebut.

3. Bagi Siswa

Mendapatkan informasi tentang pentingnya melanjutkan studi ke jenjang

yang lebih tinggi dan dapat menumbuhkan semangat belajar.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai referensi dalam melakukan penelitian sehingga menambah bahan

bacaan di perpustakaan Sanata Dharma.

5. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini peneliti dapat menambah wawasan, pengetahuan

yang berkaitan dengan hubungan tingkat pendidikan orang tua dan prestasi

(28)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1 Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

a. Pengertian Minat

Menurut Sardiman (2011:76), minat diartikan sebagai

“suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau

arti sementara situasi yang dihubungkan dengan

keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri”. Oleh karena itu,

apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan

minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan

kepentingannya sendiri.

Menurut Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah

sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa

yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang

menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi

berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan.

Ketika kepuasan menurun maka minat juga akan menurun.

Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat

sementara atau dapat berubah-ubah.

Pengertian minat juga dikemukakan oleh Crow & Crow

(29)

untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan atau

sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang

telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab

sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan

tersebut. Lebih lanjut, Crow dan Crow menyebutkan bahwa minat

mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan,

motif-motif dan respon-respon emosional.

Menurut Daryanto (2009:53) “minat adalag kecenderungan

yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan”. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus

menerus yang disertai dengan rasa senang.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

minat adalah kecenderungan dari dalam individu untuk tertarik

pada sesuati obyek atau menyenangi sesuatu obyek, semakin kuat

atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya. Minat

biasanya ditunjukkan melalui pertanyaan yang menunjukkan lebih

menyukai suatu hal dan dapat dinyatakan juga dalam bentuk

partisipasi dalam aktivitas yang diminatinya. Jadi, dapat dikatakan

bahwa indikator dari minat antara lain adanya perasaan senang,

adanya keinginan, adanya perhatian, adanya ketertarikan, adanya

kebutuhan, adanya harapan, adanya dorongan dan kemauan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Melanjutkan Studi ke

(30)

Melanjutkan studi ke perguruan tinggi merupakan

melanjutkan studi dari pendidikan menengah ke pendidikan tinggi.

Aktivitas yang dilakukan di perguruan tinggi adalah belajar maka

fakto-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi dalam penelitian ini disamakan dengan

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

Muhibbin Syah (2011:132, 139) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut:

1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni

keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor

ini meliputi aspek, yakni:

a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

seperti: mata dan telinga.

b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)

seperti: intelegensi, sikap, bakat, dan

motivasi.

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni

kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor ini

meliputi:

a) Lingkungan sosial, seperti: keluarga, guru

dan staf, masyarakat, dan teman.

b) Lingkungan non sosial, seperti: rumah,

(31)

3) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning)

yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran mater-materi

pelajaran. Faktor ini meliputi:

a) Pendekatan tinggi, seperti: speculative,

achieving

b) Pendekatan sedang, seperti: analytical, deep

c) Pendekatan rendah, seperti: reproductive,

surface

Menurut Sumadi Suryabrata, sebagian besar yang dipelajari

oleh manusia dipelajarinya dengan menggunakan

penglihatan dan pendengaran. Orang belajar dengan

membaca, melihat contoh atau model, melakukan observasi,

mendengarkan keterangan guru, mendengarkan diskusi, dan

lain-lain. Untuk mengantisipasi terjadinya masalah mata

dan telinga di atas, maka menjadi kewajiban bagi setiap

pendidikan untuk menjaga agar fungsi panca indera anak

didiknya tetap berfungsi dengan baik.

Slameto (2010:54) menggolongkan beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi belajar siswa menjadi dua, yaitu faktor

(32)

1) Faktor Intern adalah faktor yang di dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi tiga

aspek, yaitu:

a) Faktor jasmaniah, seperti: faktor kesehatan,

cacat tubuh.

b) Faktor psikologis, seperti: intelegensi, perhatian,

bakat, motif, kematangan, kesiapan.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua

mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, latar belakang

kebudayaan.

b) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di

atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,

tugas rumah.

c) Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa

dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,

(33)

c. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Minat adalah kecenderungan dari dalam individu untuk

tertarik pada sesuatu obyek semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut maka semakin besar minatnya. Minat biasanya

ditunjukkan melalui pernyataan yang menunjukkan lebih menyukai

suatu hal dan dapat dinyatakan juga dalam bentuk partisipasi dalam

aktivitas yang diminatinya.

Soedomo Hadi berpendapat (2008:133),

pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah dan diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perguruan tinggi adalah satuan yang menyelenggarakan

pendidikan tinggi, satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi dan dapat berbentuk

universitas, institute, sekolah tinggi, politeknik dan akademi.

Menurut Fuad Ihsan (2003:23), pendidikan tinggi diartikan sebagai

pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik dan atau professional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka pembanguna nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Minat Siswa

(34)

yang mengandung unsur perasaan senang, keinginan, perhatian,

ketertarikan, kebutuhan, harapan, dorongan dan kemauan untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus

sekolah menengah, yaitu Perguruan Tinggi.

2 Tingkat Pendidikan Orang Tua

a. Pengertian Pendidikan

Menurut Fuad Ihsan (2003:05), pendidikan dapat diartikan sebagai:

1) Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan;

2) Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya;

3) Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat; 4) Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak

dalam menuju kedewasaan.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 14 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 yang

dimaksud pendidikan adalah:

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

b. Tingkat Pendidikan Orang Tua

“Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang

berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

(35)

2005:18). Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 17 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Menurut Fuad Ihsan (2003:22) “pendidikan dasar adalah

pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan,

menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah".

Pendidikan menengah merupakan kelanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 18 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

“Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan

peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan tibal-balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih

lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan” (Fuad Ihsan 2003:23).

Pendidikan tertinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan Tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas (Undang-undang No. 23 Tahun 2003 Pasal 19 dan 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Tingkat Pendidikan

Orang Tua adalah tingkat pendidikan menurut jenjang pendidikan yang

(36)

tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi, yaitu dari

SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi.

3 Tingkat Pendapatan Orang Tua

a. Pengertian Pendapatan

Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian

usaha. Budiono (1992:180) mengemukakan bahwa pendapatan adalah

hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada

sektor produksi. Sedangkan menurut Winardi (1992:171) pendapatan

adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai

daripada penggunaan faktor-faktor produksi.

b. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Tingkat pendapatn orang tua merupakan salah satu tolok ukur

faktor pendukung minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan

tinggi. Orang tua turut bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena

anak-anak hari ini memperoleh pendidikan yang keliru, maka bisa

dipastikan masyarakat dikemudian hari akan menjadi buruk. Tanggung

jawab inilah yang membuat orang tua menyiapkan anggaran untun

pendidikan anaknya. Orang tua adalah orang yang pertama dan utama

yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan

anaknya (Hasbullah, 2001:39). Oleh karena itu, sebagai orang tua harus

dapat membantu dan mendukung terhadap segala sesuatu yang

dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan informal

(37)

untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan

formal di sekolah.

Untuk memenuhi kebutuhan materiil siswa tentunya berkaitan

dengan pendapatan di dalam keluarga itu sendiri. Keluarga yang

memiliki pendapatan tinggi akan mudah memenuhi biaya kebutuhan

pendidikan anak yang meliputi sumbangan BP3, peralatan sekolah,

transportasi, sarana belajar di rumah, baju seragam, biaya ekstra

kurikuler, dan tidak terkecuali uang saku anak. Dan sebaliknya,

keluarga yang memiliki pendapatan rendah akan kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan anak.

Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS, 2010),

diasumsikan pendapatan rata- rata per bulan masyarakat :

a. golongan rendah berpenghasilan rata-rata Rp.0,-/bulan -

Rp.4.000.000,- /bulan

b. golongan menengah berpenghasilan rata-rata Rp.4.000.001,-

/bulan- Rp.10.800.000,-/bulan

c. golongan atas berpenghasilan rata-rata Rp.10.800.001,-/bulan – tak

terbatas.

4 Prestasi Belajar Siswa

a. Pengertian Prestasi

Pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan,

(38)

dengan kuantitatif dan kualitatif. Hasil kuantitatif adalah hasil yang

dinyatakan dengan angka. Sedangkan, hasil kualitatif adalah hasil yang

dinyatakan dengan kata-kata, seperti baik, cukup, sedang, kurang, dan

lain-lain.

Menurut Winkel (1984:21). Prestasi adalah bukti usaha yang

dapat dicapai. Sedangkan menurut Oemar Hamalik 1990:21) Prestasi

adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru, berkat pengalaman

dan latihan. Sedangkan yang dimaksud dengan berprestasi adalah

apabila anak mencapai hasil yang maksimal dari apa yang telah

dilakukan sebelumnya. Apabila kita hubungkan dengan kegiatan belajar

anak dengan pengertian tersebut diatas, maka prestasi merupakan

kecakapan khusus dan nyata yang dicapai secara maksimal sebagai

hasil yang dicapai dari belajar.

Dari beberapa pengertian prestasi di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa prestasi adalah bukti dari suatu hasil kegiatan yang

dapat dicapai baik individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan

tertentu. Prestasi didapat dari kerja keras dan keuletan.

b. Pengertian Belajar

Menurut Dimyati Mahmud (1989:121-122) belajar adalah suatu

perubahan tingkah laku, baik yang diamati maupun yang tidak diamati

secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman.

(39)

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang relative menetap, baik yang dapat diamati

maupun yang tidak diamati secara langsung yang terjadi sebagai suatu

hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.

Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto (2007:84) “belajar

adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian, atau suatu perintah”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang relatif bersifat

permanen yang berasal dari pengalamannya sendiri dalam berinteraksi

dengan lingkungan.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia

melakukan perybahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Di dalam webster’s New Internasioanl Dictionary mengungkapkan

tentang prestasi yaitu: “Achievement test a standardized test for

measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a

study”(Webster’s New Intenasional Dictionary, 1951:20).

Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan pengertian prestasi

belajar sebagai berikut: sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu

(40)

belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan

dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan

situasi).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar

adalah hasil yang telah dicapai oleh individu setelah diadakan kegiatan

belajar (baik di sekolah maupun di luar sekolah) dalam periode tertentu

dimana proses perubahan terjadi setelah adanya pengalaman, latihan

dan interaksi dengan lingkungan.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Semua siswa, orang tua dan guru sebagai pengajar menginginkan

tercapainya prestasi belajaar yang tinggi, karena prestasi belajar yang

tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar.

Namun kenyataannya tidak semua siswa yang mendapatkan prestasi

belajar yang rendah. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh

siswa dipengaruhi banyak faktor. Menurut Slameto (2003:54-72)

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi banyak jenisnya, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu :

a. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar, faktor intern terdiri dari:

1) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

2) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)

(41)

b. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern

terdiri dari:

1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)

2) Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah

3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Muhibbin Syah (2006: 144) bahwa prestasi belajar siswa

dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor yakni:

1) faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa

2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa

3) faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari:

1) Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh 2) Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi, perhatian,

(42)

b. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

1) Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan

2) Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah

3) Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang

digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran

materi-materi pelajaran.

Kesimpulannya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar ada dua macam, yaitu faktor internal yang meliputi

kesehatan, jasmani, intelegensi, minat, bakat, motivasi,

kematangan, dan kesiapan. Faktor eksternal meliputi pola asuh

keluarga, keadaan ekonomi keluarga, metode mengajar guru,

fasilitas belajar, hubungan siswa dengan guru dan teman, waktu

belajar, disiplin sekolah, lingkungan masyarakat.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian yang berkaitan

dengan variabel-variabel penelitian digunakan. Penelitian tersebut

(43)

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nira Kusuma Sari pada tahun 2006

tentang “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Pendapatan

Orang Tua, Lingkungan Sosial, Prestasi Belajar Siswa dengan Minat

Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi” menunjukkan bahwa

ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan

orang tua, pendapatan orang tua, lingkungan sosial, prestasi belajar

siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Esti Setya Rini (2012) dalam

penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan

Orang Tua, Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan

Studi ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan

Tahun Ajaran 2011/2012” menunjukkan bahwa ada hubungan yang

positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua, prestasi

belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi

pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan Tahun Ajaran 2011/2012.

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Minat Siswa

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.

Tingkat Pendidikan Orang Tua adalah jenjang pendidikan formal

yang berkelanjutan dan pernah ditempuh oleh orang tua siswa.

Pendidikan formal adalah pendidikan yang melalui jalur lembaga

(44)

pendidikan non formal adalah pendidikan yang diperoleh dari pelatihan

dijalur jalur pendidikan formal.

Tingkat pendidikan orang tua dapat menjadi salah satu faktor yang

dapat berguna untuk memprediksi minat seorang anak, karena tingkat

pendidikan orang tua mempengaruhi cara orang tua dalam

mengarahkan minat anaknya. Makin tinggi pengalaman pendidikan,

ilmu pengetahuan yang dimiliki, informasi yang diperoleh dan tingkat

pendidikan orang tua akan makin mudah dan terbuka wawasannya

dalam membimbing dan mengarahkan anaknya untuk melanjutkan

studi, dalam hal ini dari SMA ke Perguruan Tinggi.

2. Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Minat Siswa

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.

Salah satu masalah umum yang menyebabkan anak tidak

melanjutkan sekolah antara lain adalah faktor ekonomi, dengan

demikian untuk dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi

memerlukan biaya yang tidak sedikit. Semakin tinggi jenjang

pendidikan yang ditempuh, semakin banyak biaya yang harus

dikeluarkan. Kondisi tersebut mempengaruhi minat anak dalam

melanjutkan pendidikan. Bila anak tersebut hidup dalam keadaan

ekonomi keluarga yang berkecukupan, kondisi psikis anak tidak

terbebani oleh keadaan ekonomi keluarganya. Sehingga minat anak

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi

(45)

sudah terbebani oleh keadaan ekonomi keluarganya, sehingga orientasi

anak bukan melanjutkan pendidikan tetapi bagaimana membantu

perekonomian keluarga.

Untuk memenuhi kebutuhan materiil siswa tentunya berkaitan

dengan pendapatan di dalam keluarga itu sendiri. Keluarga yang

memiliki pendapatan tinggi akan mudah memenuhi biaya kebutuhan

pendidikan anak yang meliputi sumbangan BP3, peralatan sekolah,

transportasi, sarana belajar di rumah, baju seragam, biaya ekstra

kurikuler, dan tidak terkecuali uang saku anak. Sebaliknya, keluarga

yang memiliki pendapatan rendah akan kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan anak. Salah satu faktor anak tidak melanjutkan pendidikan

adalah (1) biaya terlalu berat, (2) ingin membantu orang tua bekerja.

Berdasarkan uraian di atas maka diduga tingkat pendapatan orang tua

berhubungan dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian di atas mengenai material yang diberikan orang

tua kepada anaknya, dapat disimpulkan bahwa potensi seorang anak itu

akan dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi semua

kebutuhan belajar siswa yang tidak pernah mendapat perhatian,

bimbingan dan dukungan dari orang tuanya.

Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS, 2010),

diasumsikan pendapatan rata- rata per bulan masyarakat :

a) golongan rendah berpenghasilan rata-rata Rp.0,-/bulan -

(46)

b) golongan menengah berpenghasilan rata-rata Rp.4.000.001,-

/bulan- Rp.10.800.000,-/bulan

c) golongan atas berpenghasilan rata-rata Rp.10.800.001,-/bulan

– tak terbatas

3. Hubungan Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan

Studi ke Perguruan Tinggi.

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang selama

proses pembelajaran, usaha untuk belajar, pemahaman pengetahuan,

pengaplikasian keterampilan dalam suatu mata pelajaran yang diujikan

melalui tes. Prestasi belajar yang tinggi akan tercermin dari hasil belajar

yang baik.

Siswa yang berprestasi tinggi akan cenderung berminat untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena

mereka cenderung ingin selalu meningkatkan pengetahuan mereka,

dibanding dengan siswa yang prestasi belajarnya belum maksimal.

4. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua, Tingkat Pendapatan Orang

Tua dan Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi

ke Perguruan Tinggi.

Banyak faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan minat

siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, antara lain faktor Tingkat

pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar

(47)

berpengaruh dalam mengarahkan anak-anaknya untuk melanjutkan

studi ke perguruan tinggi. Begitu juga dengan faktor tingkat pendapatan

orang tua yang merupakan faktor utama dalam memenuhi semua

kebutuhan anak dan kebutuhan dalam memperoleh pendidikan.

Sedangkan dari faktor prestasi belajar siswa adalah apabila siswa

tersebut mampu menguasai pengetahuan dan keterampilan yang

terbukti dengan hasil tes atau ujian yang baik maka prestasi belajarnya

dikatakan tinggi. Siswa yang prestasi tinggi akan cenderung

mempunyai minat yang besar dalam terus menambah pengetahuan dan

keterampilannya. Siswa tersebut juga akan mempunyai usaha yang

besar untuk terus berprestasi dan melanjutkan studinya dalam hal ini

adalah dari SMA ke Perguruan Tinggi.

Apabila tingkat pendidikan orang tua mampu mempengaruhi cara

berpikir orang tua dalam mengarahkan anak-anaknya untuk terus

menambah pengetahuan dan keterampilannya dan didukung juga

dengan tingkat pendapatan orang tua dimana pendapatan orang tua

dapat memenuhi kebutuhan anak dan mendukung keinginan anak dalam

memperoleh pendidikan serta didukung dengan prestasi belajar anak

yang tinggi akan mampu mendorong siswa melanjutkan studi ke

perguruan tinggi. Sebaliknya, jika tingkat pendidikan orang tua tidak

mampu mempengaruhi cara berpikir orang tua dalam mengarahkan

anaknya untuk terus menambah pengetahuan dan keterampilannya dan

(48)

kebutuhan anak di dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi serta

prestasi belajar anak rendah maka cenderung akan rendah pula

minatnya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua

dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa

Kelas XI SMA Negeri 1 Subah Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan tingkat pendapatan orang tua

dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa

kelas XI SMA Negeri 1 Subah Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan prestasi belajar siswa dengan

minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI

(49)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah studi

kasus.Dimana penelitian hanya dilakukan pada objek yang telah

ditentukan.Hasil dari penelitian ini merupakan hasil yang telah diselidiki

sebelumnya. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Subah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 1 Subah yang

beralamat di Subah, Batang, Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:03).Variabel independen

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).Sedangkan variabel

dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,

(50)

1 Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Minat

Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi (Y).

2 Variabel bebas (independent variable)dalam penelitian ini tingkat

pendidikan orang tua (X1), tingkat pendapatan orang tua (X2) dan prestasi

belajar siswa (X3).

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Subah Tahun Ajaran 2012/2013 berjumlah 280 anak yang terbagi

dalam delapan kelas.

2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2006:131).Mardalis (2009:55) menyatakan sampel adalah

contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek

penelitian.Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagian populasi

penelitian yang dapat mewakili populasi.

Berdasarkan pertimbangan kemampuan, waktu, dan biaya yang

dimiliki oleh penulis, maka penelitian tidak dilaksanakan pada seluruh

populasi tetapi pada sebagian populasi (sample). Sampel dalam penelitian

ini diambil 60% dari populasi atau sebanyak 130 orang siswa yang diambil

dari empat kelas yaitu 2 kelas XI IPA dan 2 kelas XI IPS.

Cara atau teknik pengambilan sampel yang Teknik penarikan

(51)

teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling

tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa

sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang

diteliti.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y)

Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan

yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

setelah tamat SMU.Berikut disajikan tabel kisi-kisi variabel minat

(52)

Tabel III.1 Kisi-kisi Kuesioner

No INDIKATOR URAIAN Pertanyaan

(53)

3 Usaha aktif

Metode skala, menurut statistik skala merupakan perbandingan

antar kategori dimana masing-masing kategori diberi bobot nilai yang

berbeda. Menurut Sudjana dan Ibrahim (1989 : 105), skala adalah alat

untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, motivasi yang disusun

dalam bentuk pernyataan untuk dinilai responden yang hasilnya dalam

bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang dibuat peneliti. Dalam

penelitian ini skala yang digunakan adalah skala minat dinyatakan dalam

bentuk pernyataan untuk dinilai responden, apakah pernyataan itu

didukung atau ditolak, melalui rentangan tertentu.Oleh sebab itu,

pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan

pernyataan negatif.Skala minat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(54)

Dalam penelitian ini skoring atas jawaban item masing-masing

responden ditentukan berdasarkan sifat pertanyaan dan atau

pernyataannya.Masing-masing pertanyaan dan atau pernyataan

selanjutnya dinyatakan dalam 4 (empat) skala pendapat sebagai berikut:

Tabel III.2

Skor Pernyataan Kuesioner Pertanyaan positif Pertanyaan negatif

Sangat setuju

1) Tingkat Pendidikan Orang Tua (X1)

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang

(55)

2) Tingkat Pendapatan Orang Tua (X2)

Tingkat pendapatan adalah jumlah rupiah yang diperoleh orang tua

dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan. Variabel tingkat

pendapatan digolongkan menjadi tiga yaitu: tinggi, menengah, dan rendah.

Tabel III.4

Tingkat Pendapatan Orang Tua

Tingkat Pendapatan Skor

a. (golongan rendah) berpenghasilan rata-rata Rp.0,-/bulan - Rp.4.000.000,- Rp.0,-/bulan

b. (golongan menengah) berpenghasilan rata-rata Rp.4.000.001,- /bulan- Rp.10.800.000,-/bulan

c. (golongan atas) berpenghasilan rata-rata Rp.10.800.001,-/bulan – tak terbatas

1

2

3

3) Prestasi Belajar Siswa (X3)

Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa

selama mengikuti pembelajaran pada suatu periode tertentu pada suatu

lembaga pendidikan dan hasilnya dengan penilaian diwujudkan dalam

angka setelah dilakukan evaluasi berupa tes tertulis maupun tes lisan pada

siswa mengenai materi pelajaran sesuai kriteria yang berlaku, yaitu

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75.Prestasi Belajar Siswa diukur dari

rendahnya rata-rata nilai rapor siswa kelas XI SMA Negeri 1 Subah Tahun

Ajaran 2012/2013 semester gasal.Karena nilai rapor semester gasal dapat

mencerminkan tingkat ketercapaian prestasi belajar siswa mulai dari awal

diajarkannya materi pelajaran sampai dengan akhir semester gasal.Untuk

(56)

Langkah-langkah sebagai berikut.

a) Data yang diperoleh disusun dari skor yang terendah sampai skor

tertinggi.

b) Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam

kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurva dan diberi skor

serta pengukuran sebagai berikut:

Tinggi > M (lebih dari Mean) Skor 1

Rendah < M (kurang dari Mean) Skor 2

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Metode pengumpulan data dengan jumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau sesuatu yang diketahui oleh responden.Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data tentang tingkat pendidikan orang

tua, pendapatam orang tua, prestasi belajar siswa.

2. Dokumentasi

Metode pengumpulan data yang berasal dari barang-barang tertulis,

seperti buku-buku, majalah, dokumen-dokumen dan sebagainya.Dalam

penelitian ini digunakan untuk mencari informasi tentang keadaan sekolah,

(57)

G. Teknik Pengujian Instrumen

Untuk mengetahui apakah instrumen sudah valid atau belum

dilakukan pengujian-pengujian yang terdiri dari:

1. Pengujian Validitas

Rumus korelasi yang dapat digunakan untuk menghitung validitas

instrument adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan

oleh Pearson, yaitu:

Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan bantuan

program SPSS 16.0 For Windows. Langkah-langkah pengujian validitas

adalah sebagai berikut:

a) Memasukkan data skor yang diperoleh kedalam data uji coba

menggunakan program Microsoft Office Excel.

b) Menghitung skor total yang diperoleh setiap siswa menggunakan

program Microsoft Office Excel.

c) Mentabulasikan data tersebut ke dalam tabel uji coba pada program

SPSS Statistics 16.0 for Windows.

d) Menguji validitas dengan program SPSS Statistics 16.0 for

(58)

Besarnya nilai r ditentukan dengan taraf signifikansi 5%.

Apabila hasil pengukuran nilai-nilai rhitung > nilai rtabel maka item tersebut

valid.

Untuk menguji validitas instrumen atau kuesioner terlebih

dahulu item instrument ini di uji cobakan pada 33 responden diluar dari

responden sampel.Pengujian validitas dilaksanakan dengan menggunakan

SPSS.Dengan taraf signifikansi 5%, apabila rhitung suatu item pertanyaan

lebih besar daripada rtabel maka item kuesioner tersebut dianggap valid.

Untuk menentukan nilai rtabel dengan df sama dengan jumlah kasus

dikurangi 2, dalam kasus ini df 33-2 = 31 dengan taraf signifikansi 5%

(59)

Tabel III.5

Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

(60)

Dan hasil uji validitas minat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi di atas menunjukkan bahwa ada 1 instrumen yang tidak valid (

rhitung> rtabel ). Butir instrumen yang tidak valid adalah nomor 7. Sedangkan

(61)

Dari hasil pengujian kedua semua instrumen memiliki r hitung

diatas 0.344 sehingga dinyatakan valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah konsistensi suatu instrumen penelitian dalam

memberikan penilaian atas apa yang diukur. Perhitungan dengan

menggunakan rumus Cronbach Alpa (Ronny Kountur, 2003:158):

Keterangan:

α = cronbach alpha N = banyaknya pertanyaan

Dalam pengambilan keputusan apakah alat ukur yang dipakai dapat

dipercaya atau tidak dengan membandingkan antara koefisien reliabilitas

hitung (r µ) dengan koefisien reabilitas tabel (r tabel).Apabila r µ lebih besar

daripada r tabel maka kuesioner tersebut dapat dikatakan reliable.Demikian

dengan sebaliknya. Pengujian reliabilitas dilaksanakan dengan

menggunkan program SPSS. Dengan taraf signifikasi 5%.Apabila r hitung

lebih besar dari r tabel maka dianggap reliabel. Berikut ini disajikan tabel

(62)

Tabel III.6

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Koefisien reliabilitas

Nilai r (tabel) Keterangan

Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

0.923 0.6 Reliabel

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil pengujian reliabilitas

setiap pertanyaan adalah reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan

variabel tingkat pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, prestasi

belajar siswa dan minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Untuk

mendeskripsikannya maka akan di lakukan perhitungan rata-rata (mean)

dan deviasi standar. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya

pendeskripsiannya dilakukan berdasarkan Pedoman Acuan Patokan Tipe

I(PAP tipe I). Kesimpulan yang diambil untuk menjawab masalah ialah

(63)

Tabel III.7

Pedoman PAP I(Masidjo, 1995:153) Interval Skor Kriteria

90% – 100% Sangat tinggi

80% – 89% Tinggi

65% – 79% Cukup

55% – 64% Rendah

Dibawah 55% Sangat rendah

2. Pengujian Hipotesis

a. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga tentang

hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan

orang tua dan prestasi belajar siswa terhadap minat siswa

melanjutkan studi ke perguruan tinggi digunakan analisis statistik

koefisien korelasi Spearman Rank dengan rumus sebagai

berikut:∑

Keterangan:

rs = nilai korelasi Spearman Rank

d2 = selisih setiap pasangan rank

n = jumlah pasangan rank untuk spearman (5<n<30)

Setelah melalui pengujian hipotesis signifikan, (Ho ditolak), maka

(64)

Tabel III.8

Interpretasi Koefisien Korelasi (Sugiyono, 2008:231)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

b. Untuk menguji hipotesis keempat tentang tingkat pendidikan orang

tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa

terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi

digunakan analisis statistik koefisien korelasi Product Moment dari

Pearson sebagai berikut :

Keterangan :

r : koefisien korelasi Pearson

X : variable bebas

Y : variable terikat

∑X : jumlah nilai X

∑Y : jumlah nilai Y

Gambar

Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.4
Tabel III.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

5. Teknik melakukan bounce pass dalam bola basket. Teknik melakukan chest pass dalam bola basket.. Teknik melakukan overhead pass dalam bola basket. Pengaplikasian teknik dasar

Hal ini terlihat darnilai signifikansi masing-masing variabel bebas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,44 (product) dan 0,001 (promotion). Dengan demikian, terdapat 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI...

Dalam berbagai peraturan perundang-undangan telah dijelaskan bahwa mem- beri atau menerbitkan izin atau kuasa pertambangan dalam suatu usaha per- tambangan bahan galian, pada

Maka dapat penulis simpulkan bahwa, Sekaten adalah sebuah upacara keagamaan tradisi keraton Yogyakarta yang dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut dari tanggal 6 hingga

Sedangkan MVA merupakan selisih antara total nilai perusahaan dengan total modal sehingga kekayaan atau kesejahteraan pemilik akan bertambah maksimum jika MVA maksimum.Manfaat

konsep yang akan diterapkan pada desain museum seni rupa.. modern secara lengkap

Kelangsungan khidupan pikiran dari pertalian pikiran satu sama lain, sebagaimana yang ditetapkan oleh Ibnu Sina, sama dengan hasil pemikiran tokoh-tokoh pikir modern seperti