• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KERJA KARYAWAN ASURANSI BUMIPUTERA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KERJA KARYAWAN ASURANSI BUMIPUTERA SKRIPSI"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN AN

KE

Diaju

PROGRAM

i

ANTARA KEPUASAN KERJA DENG

KERJA KARYAWAN ASURANSI

BUMIPUTERA

SKRIPSI

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

PrograM studi Psikologi

Oleh:

AYIS SUTI WIBOWO

NIM : 019114083

AM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKO

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

NGAN STRES

(2)

HUBUNGAN AN

KE

Diaju

PROGRAM

ANTARA KEPUASAN KERJA DENG

KERJA KARYAWAN ASURANSI

BUMIPUTERA

SKRIPSI

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

PrograM studi Psikologi

Oleh:

AYIS SUTI WIBOWO

NIM : 019114083

AM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKO

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

NGAN STRES

(3)
(4)
(5)

iv

”Tragedi terbesar dalam kehidupan manusia bukanlah kematian,

melainkan kehidupan tanpa tujuan”

(6)

Kupersembahakan karya ini untuk teman, sahabat, saudara dan

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRACT

Ayis Suti wibowo Faculty of psychology

Sanata Dharma University Yogyakarta

Correlation Between Job Satisfaction and Job Stres of Bumi Putera Insurance’s Employees

This study was intended to find out correlation between job satisfaction and job stres of Bumi Putera Insurance’s employees. Hypothesis proposed in study was, there is negative correlation between job satisfaction and job stres of Bumi Putera Insurance’s employees. Subject of study was employees of Bumi Putera Insurance Company as 53 employees. In this study, researcher used purposive sampling technique. Data collection method in this study used job stres scale adopted from GHQ-28 (General Health Questionnaire) and job satisfaction scale adopted from JSI (Job Satisfaction Index), that each scale was filled by each employee. Test of hypothesis used Pearson’s correlation analysis technique of product moment with using SPPS version 10.0 for windows. Correlation coefficient obtained in this study was r) as -0.568 with p<0.00. Given result of analysis, it can be concluded that there is a significant negative correlation between job satisfaction and job stres of Bumi Putera Insurance’s employees. Thus, this hypothesis of study was accepted.

(10)

ABSTRAK

Ayis Suti Wibowo Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Stres Kerja Karyawan Asuransi Bumi Putera

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dengan stres kerja karyawan Asuransi Bumi Putera. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kepuasan kerja dengan stres kerja pada karyawan Asuransi Bumi Putera. Subyek penelitian adalah karyawan Perusahaan Asuransi Bumi Putera sebanyak 53 karyawan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala stres kerja yang diadopsi dari GHQ-28 (General Healt Questinare) dan skala kepuasan kerja yang diadopsi dari JSI (Job Satisfaction Index), dimana masing-masing skala diisi oleh karyawan. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan bantuan SPSS versi 10.0 for windows.

Koefisien korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (r) sebesar -0,568 dengan p<0,00. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara kepuasan kerja dengan stres kerja pada karyawan Asuransi Bumi Putera. Dengan demikian hipotesis dari penelitian ini diterima.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah yang telah melimpahkan kasih dan bimbinganNYa kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Dengan kasih dan pendampinganNya penulis dapat menyelesaiakna skripsi yang berjudul Hubungan Antara KePuasan Kerja Dengan Stres Kerja Karyawan Asuransi Bumi Putera.

Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. P.Eddy Suhartanto,S.Psi.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

2. Kristiana Dewayani, S.Psi.,M.Si. selaku pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktunya dan dengan sabar memberikan bimbingan, saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis.

3. Titik Kristiyani, S.Psi dan MM. Nimas Eki S, S.Psi, Psi., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis.

4. Orang tuaku: Djoni Kristanto dan Jumarni yang telah melahirkan dan membesarkan aku dengan penuh kasih dan kesetiaan sampai akhir hidup meraka.

(12)

dengan setia memberikan dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.

7. Kakak-kakakku: Yuli Suprihatini dan Anjar Murtiningsih serta adikku: Dewi Susanti.

8. Teman-temanku: Ino dan keluarga, Patrick, K’ nto, Pace Rudolf, Andriana, Hendra, Mas Toni dan Seto yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan.

9. Semua dosen, teman-teman Psikologi, dan semua karyawan Fakultas psikologi Sanata Dharma Yogyakarta.

10.Seluruh karyawan Asuransi Bumi Putera yang telah dengan suka rela untukdilakukan penelitian.

11.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaiakan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat terbuka terhadap semua saran dan kritik terhadap kekurangan ataupun kesalahan pada karya tulis ini sehingga di masa yang akan datang penulis dapat menulis dengan lebih baik.

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNTATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... . vii

ABSTRACT... . viii

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja ... 10

B. Kepuasan Kerja ... 11

1. Definisi Kepuasan Kerja ……… 11

2. Aspek-Aspek Kepuasan Kerja ... 13

(14)

D. Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELTIAN A. Jenis Penelitian ... 21

B. Identifikasi Variabel Penelitian ... 21

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 21

1. Stres Kerja ………. 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Konteks Penelitian... 30

(15)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 38

Lampiran 1 Kuesioner ... 40

Lampiran 2 Tabulasi Data Responden ... 45

Lampiran 3 Reliability (Uji validitas dan reliabilitas) ... 47

Lampiran 4 Uji Linieritas ... 51

Lampiran 5 Uji normalitas ... 52

Lampiran 6 Descriptives ... 53

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Blue Print Skala Stres Kerja ... 25

Tabel 3.2. Blue Print Skala Kepuasan Kerja ... 26

Tabel 3.3 Realibilitas Data ... 29

Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 31

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Sumber daya manusia atau orang-orang yang bekerja dalam perusahaan merupakan suatu sumber keunggulan kompetitif dan elemen kunci yang penting untuk meraih kesuksesan dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karenanya pengelolaan sumber daya manusia bagi organisasi merupakan bagian yang penting dari praktek-praktek strategi perusahaan.

(18)

2000).

Namun bagaimanapun juga dalam menjalankan pekerjaannya karyawan dapat mengalami tekanan atau stres yang dinamakan stres kerja. Salah satu penyebab potensial dari terjadinya stres adalah faktor organisasi di mana karyawan itu bekerja. Dalam hal ini organisasi yang menyebabkan stres adalah lingkungan kerjanya yang dibentuk oleh suatu desain tertentu. Walaupun demikian stres kerja bukanlah hal yang selalu negatif. Stres dikatakan negatif bila stres memberikan hasil yang menurun pada produktifitas karyawan, namun apabila stres tersebut merangsang mereka untuk meningkatkan usahanya untuk memperoleh hasil yang maksimal maka stres kerja dikatakan positif dan merupakan suatu peluang. Akibatnya, ada konsekuensi yang konstruktif maupun destruktif bagi badan usaha maupun karyawan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa masalah yang berkenaan dengan sumber daya manusia dan bagaimana mengatasinya akan selalu ada mengiringi perkembangan organisasi, dalam hal ini juga termasuk didalmnya perusahan asuransi. Apalagi kondisi dan situasi ekonomi di Indonesia yang lambat laun semakin tidak menentu dengan diikuti era globalisasi dan pasar bebas membuat proses perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi menjadi lebih rumit. Hanya perusahaan yang mampu melakukan perubahan dan perbaikan terus-menerus (continuous improvement) dalam pembentukan keunggulan kompetitif yang mampu untuk berkembang.

(19)

3 pemasaran, keuangan dan pelayanannya namun perlu juga melakukan perubahan organisasional dan sumber daya manusia. Perkembangan tehnologi dan informasi yang cepat mensyaratkan sumber daya manusia yang ulet, mampu berpikir cepat dan menunjukkan kinerja yang tinggi.

Secara kuantitatif perkembangan industri asuransi di Indonesia dalam empat tahun terakhir (1996-2000) menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Sedangkan dari sisi perkembangan neraca asuransi, nampak bahwa dalam lima tahun terakhir asset perusahaan asuransi mengalami perkembangan yang cukup mengembirakan, kecuali untuk menyelenggarakan program asuransi sosial dan PT Jamsostek. Mulai tahun 2003 ini, era Pasar Bebas ASEAN atau AFTA (ASEAN Free Trade Area) telah bergulir di Indonesia. Bagi bisnis asuransi, baik asuransi jiwa maupun asuransi umum -mau tidak -mau- harus menerima keadaan ini dengan penuh optimisme yang tinggi.

(20)

pasar cukup bagus (Tempo, 2004). Dengan demikian diharapkan eksistensi perusahaan asuransi akan memiliki kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi negara serta keberadaannya sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Keadaan tersebut menuntut perusahaan asuransi untuk bertahan dan bersaing.

Dalam persaingan perusahaan asuransi yang ketat tersebut salah satu perusahaan yang hendak dikemukakan adalah Perusahaan Asuransi Bumiputera. Salah satu cara yang diambil perusahaan agar tetap dapat bersaing adalah meningkatkan kinerja sumber daya yang memiliki kepuasan pada pekerjaan yang dijalani. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja, tingkat absensi, dan turnover karyawan disebabkan sikap positif karyawan terhadap organisasi sehingga memberikan yang terbaik, memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi serta mempunyai keinginan untuk tetap bertahan dalam organisasi. Karyawan yang memiliki kepuasan kerja tinggi selalu berusaha menunjukkan prestasi yang baik, disiplin kerja yang tinggi serta keinginan yang kecil untuk keluar dari organisasi. Fenomena yang dialami perusahaan adalah tingkat intensi karyawan untuk bertahan di Perusahaan Asuransi Bumiputera tergolong rendah. Hal ini disebabkan tingginya turn-over karyawan yang dinilai cukup tinggi. Tingginya turn-over

(21)

5 Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai hubungan kepuasan kerja dengan stres kerja karyawan perusahaan asuransi Bumiputera. Oleh karena itu, penelitian ini penulis beri judul “Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Stres Kerja Karyawan Asuransi Bumiputera.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan pada penelitian ini adalah, apakah kepuasan kerja memiliki hubungan dengan stres kerja karyawan Asuransi Bumiputera?

C. Tujuan Penelitian

(22)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diharapkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah cakrawala dibidang psikologi industri, khususnya untuk memperoleh kejelasan bagaimana kepuasan kerja dapat mempengaruhi stres kerja. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penelitian mengenai masalah kepuasan kerja.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Asuransi Bumiputera dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan melalui pengelolaan stres kerja.

(23)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Kerja

1. Definisi Stres Kerja

Dale dan Staudohar (1982) mendefinisikan stres kerja sebagai suatu tekanan yang dirasakan oleh seseorang yang mempengaruhi emosi, proses pikiran dan kondisi fisik seseorang di mana tekanan ini disebabkan oleh lingkungan pekerjaan di mana individu tersebut berada. Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stresors. Faktor individu berperan pada stres kerja seperti kepribadian dan persepsi pada objek diluar individu (Luthans, 2002).

Karyawan dapat menanggapi kondisi-kondisi tekanan tersebut secara positif maupun negatif. Stres dikatakan positif dan merupakan suatu peluang bila stres tersebut merangsang mereka untuk meningkatkan usahanya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Stres dikatakan negatif bila stres memberikan hasil yang menurun pada produktifitas karyawan. Akibatnya, ada konsekuensi yang konstruktif maupun destruktif bagi badan usaha maupun karyawan. Pengaruh dari konsekuensi tersebut adalah penurunan ataupun peningkatan usaha dalam jangka waktu pendek maupun berlangsung dalam jangka waktu lama.

(24)

lebih mudah diatasi. Sebaliknya jika individu tidak dapat mengatasi stresnya, maka dapat timbul penyakit, baik itu penyakit fisik maupun psikis. Stres yang berkepanjangan (prolonged stres) dapat menyebabkan deterioniasi pada jaringan-jaringan tubuh seperti pembuluh darah dan jantung, sehingga dapat menimbulkan penyakit-penyakit seperti stroke, hipertensi, borok usus dan lain-lain. Selain dampak fisik dapat juga terjadi perubahan pola pikir bahkan dapat mengarah pada self-destruktif.

Dengan demikian definisi stres kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; stres kerja merupakan suatu tekanan yang dirasakan oleh seseorang yang mempengaruhi emosi, proses pikiran dan kondisi fisik seseorang di mana tekanan ini disebabkan oleh lingkungan pekerjaan di mana individu tersebut berada.

2. Aspek Stres Kerja

Aspek stres kerja sebagai berikut (Fairbrother & Warn,2002): a. Gejala somatik

(25)

9 b. Kecemasan dan insomnia

Kecemasan dan insomnia merupakan gejala kecemasan diri dan susah tidur seperti jarang tidur, susah tidur meskipun dalam keadaan istirahat, merasakan berada dibawah tekanan, lekas tersinggung dan tak tenang, gugup karena takut alasan yang kurang baik.

c. Disfungsi sosial

Disfungsi sosial merupakan gangguan fungsi sosial seperti menemukan segala sesuatu diluar pengendalian diri, perasaan yang gelisah, adanya upaya untuk mengelola aktivitas, membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakan sesuatu, merasakan sesuatu yang dikerjakan adalah kurang baik, kurang puas dengan apa yang telah diselesaikan, merasakan kurang berperan mengenai segala sesuatu yang bermanfaat, tidak mampu membuat keputusan yang penting, kurang menikmati hari ke hari.

d. Depresi

(26)

Jadi terdapat 4 aspek yang dapat dijadikan indikadi dalam mengukur stres kerja dalam penelitian ini yaitu: a. gejala somatik, b. kecemasan dan insomnia, c. disfungsi sosial dan d. depresi.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja

Terdapat 2 (dua) sumber utama dari stres pada karyawan, yaitu faktor-faktor yang bersifat organisasi dan faktor-faktor-faktor-faktor yang bersifat non-organisasi atau non-pekerjaan. Menurut Luthans (2002), penyebab terjadinya stres yang bersifat organisasi, salah satunya adalah struktur dalam organisasi yang terbentuk melalui desain organisasi yang ada, misalnya melalui formalisasi, konflik dalam hubungan antar karyawan, spesialisasi, serta lingkungan yang kurang mendukung. Hal lain dalam desain organisasi yang juga dapat menyebabkan stres antara lain adalah, level diferensiasi dalam perusahaan serta adanya sentralisasi yang menyebabkan karyawan tidak mempunyai hak untuk berpatisipasi dalam pengambilan keputusan (Robbins, 2004). Sedangkan faktor yang bersifat non-organisasi, yaitu faktor individual, antara lain adalah tipe kepribadian karyawan. (Robbins, 2004).

(27)

11 gejala yang tampak dalam perilaku gejala ini dapat dikatakan juga sebagai akibat dari stres yang sedang dialami. Durbin (Robbins, 2003) mengemukakan bahwa individu yang sedang mengalami stres akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:

a. Fisiologis: seperti perubahan-perubahan kimiawi tubuh.

b. Psikologis: seperti ketegangan, merasa bosan, cemas, lelah dan tidak berdaya.

c. Perilaku: seperti ceroboh, sering menggerakgerakkan kaki, perubahan pola makan dan tidur, kecanduan rokok, mudah panik dan lain-lain.

Walaupun demikian stres kerja bukanlah hal yang selalu negatif. Stres dikatakan negatif bila stres memberikan hasil yang menurun pada produktifitas karyawan, namun apabila stres tersebut merangsang mereka untuk meningkatkan usahanya untuk memperoleh hasil yang maksimal maka stres kerja dikatakan positif dan merupakan suatu peluang. Akibatnya, ada konsekuensi yang konstruktif maupun destruktif bagi badan usaha maupun karyawan.

B. Kepuasan Kerja

1. Definisi Kepuasan Kerja

(28)

sikap positif pekerja terhadap pekerjaan yang dihadapi dan lingkungannya. Sebaliknya, karyawan yang tidak puas akan bersikap negatif terhadap pekerjaan dan bentuk yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Adanya ketidakpuasan kerja karyawan seharusnya dapat dideteksi oleh perusahaan. Menurut Muchinsky (1997), variabel-variabel yang dapat dijadikan indikasi menurunnya kepuasan kerja adalah absenteeism, turnover,and job performance. As’ad (1995) menjelaskan bahwa variabel yang dapat dijadikan indikasi menurunnya kepuasan kerja adalah tingginya tingkat absensi (absenteeism), tingginya keluar masuknya karyawan (turnover), menurunnya produktivitas kerja atau prestasi kerja karyawan (performance). Apabila indikasi menurunnya kepuasan kerja karyawan tersebut muncul kepermukaan, maka hendaknya segera ditangani supaya tidak merugikan perusahaan. Mengacu pada pendapat As’ad (1995) dan Nimran (1998) bahwa dampak kepuasan kerja perlu dipantau dengan mengaitkannya pada output yang dihasilkan, yaitu produktivitas kerja menurun, turn over meningkat, dan efektivitas lainnya seperti menurunnya kesehatan fisik mental, berkurangnya kemampuan mempelajari pekerjaan baru, dan tingginya tingkat kecelakaan serta komitmen yang rendah.

(29)

13 baku sampai menjadi barang jadi penuh dengan tantangan baik secara psikologi maupun jasmani. Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya, sedangkan menurut Testa (1999) kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan emosi yang positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan atau pengalaman-pengalaman pekerjaan. Igalens and Roussel (1999); Job satisfaction may be as a pleasurable ar positive emotional state resulting from the appraisal of one’s

job or job experiences. Dalam pernyataan tersebut mengandung makna bahwa kepuasan kerja merupakan suatu keadaan emosi yang positif atau dapat menyenangkan yang dihasilkan dari suatu penilaan terhadap pekerjaan atau pengalaman-pengalaman kerja seseorang,

Jadi definisi kepuasan kerja dalam penelitian ini yaitu, kepuasan kerja merupakan suatu keadaan emosi yang positif atau dapat menyenangkan yang dihasilkan dari suatu penilaian terhadap pekerjaan atau pengalaman-pengalaman kerja seseorang.

2. Aspek-Aspek Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja pegawai terbentuk karena adanya aspek yang melatarbelakanginya. Pada bagian ini akan dilihat beberapa aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja dari beberapa penulis dan peneliti, untuk selanjutnya dipilih beberapa aspek yang terpenting.

(30)

mendukung, dan rekan sekerja yang mendukung. Katzel menyatakan bahwa pegawai cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang secara mental menantang. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan pegawai akan mengalami kesenangan dan kepuasan (Robbins, 2004).

Dari penelitian tentang faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai secara signifikan adalah: faktor yang berhubungan dengan pekerjaan, faktor yang berhubungan dengan kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri, faktor yang berhubungan dengan teman sekerja, faktor yang berhubungan dengan pengawasan, faktor yang berhubungan dengan promosi jabatan dan faktor yang berhubungan dengan gaji (Lowery & Thomson, 1995).

Bagi kebanyakan pegawai kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, bila rekan sekerja yang ramah dan mendukung menghantar kepada kepuasan kerja yang meningkat, dan umumnya studi mendapatkan bahwa kepuasan kerja pegawai ditingkatkan bila penyelia langsung bersifat ramah dan dapat memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat pegawai, dan menunjukkan suatu minat pribadi pada pegawai (Robbins, 2004).

Hal tersebut memiliki penggolongan yang beragam. Aspek kepuasan kerja antaralain sebagai berikut (Lok and Crowford, 2001):

a. Pekerjaan itu sendiri

(31)

15 untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan pada pegawai dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik pegawai mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi yang terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal sehingga menimbulkan stres kerja. Robbins (2004) menyatakan pada kondisi tantangan sedang, kebanyakan pegawai akan mengalami kesenangan dan kepuasan.

b. Supervisi

Pengawasan dari atasan atau pimpinan berperan dalam menunjang kepuasan kerja bawahan. Beck dan Hilman dalam Mardiana (2003) menyatakan bahwa kepemimpinan yang positif umumnya menghasilkan kepuasan kerja dan prestasi kerja. Positifnya nilai-nilai kepemimpinan seorang atasan juga tercermin dalam pengawasan yang dilakukannya, dalam arti pengawasan positif akan menghasilkan kepuasan kerja seseorang. Hubungan perusahaan atau organisasi dengan karyawan merupakan fungsi dari manajemen yang merupakan proses aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak atasan atau manajemen dalam upaya memasatikan hasil aktual sesuai dengan yang direncanakan.

(32)

dilakukannya, dalam arti pengawasan positif akan menghasilkan kepuasan kerja seseorang.

c. Gaji

Penilaian gaji merupakan penilaian besarnya balas jasa perusahaan terhadap pekerjaan karyawan. Kompensasi merupakan bagian dari pengharapan karyawan dalam bekerja sebagai balas jasa atas pengabdian karyawan pada organisasi. Sesuai teori Maslow, dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari karyawan membutuhkan sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup. Apabila imbalan atau

(33)

17 d. Promosi

Karir merupakan sebuah gagasan bahwa orang selalu bergerak maju dan meningkat dalam pekerjaannya. Bergerak maju mengandung arti tuntutan gaji yang lebih besar, mengasumsikan tanggung jawab yang lebih banyak, dan mendapatkan status prestise atau gengsi, dan kekuasaan yang lebih banyak. Salah satu cara mengembangkan karir pegawai adalah melalui promosi, yakni perpindahan yang memperbesar wewenang dan tangung jawab pegawai ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan penghasilan semakin besar.

Balas jasa perusahaan dapat berupa imbalan langsung dan tidak langsung. Kompensasi langsung dalam hal ini gaji dan sistem gaji merupakan balas jasa secara langsung pada karyawan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan. Kompensasi tidak langsung merupakan bentuk penghargaan pengabdiaan karyawan serta hasil kerja yang telah melampui standar prestasi kerja seperti bonus, penghargaan, naik pangkat, jaminan kesehatan, jaminan sosial. Selain gaji, karyawan juga mengharapkan promosi jabatan dalam jenjang karir tertentu. Promosi merupakan salah satu penghargaan perusahaan terhadap prestasi kerja karyawan sehingga berperan dalam membentuk kepuasan kerja.

e. Rekan kerja

(34)

mendukung, akan menghantar kepada kepuasan kerja yang meningkat (Robins, 2000). Hubungan yang baik dalam kerja timbul karena adanya komunikasi dan kepercayaan diantara rekan kerja yang berinteraksi selama masa kerja. Dalam membangun sebuah hubungan dua harus ada saling kepercayaan diantara orang tersebut.

Masalah hubungan kerja ini berhubungan dengan teori kebutuhan Maslow yang menyatakan adanya motivasi seseorang karena kebutuhan sosial. Jika seseorang dalam bekerja diterima dengan baik secara sosial, mampu berinteraksi dengan baik, akan memotivasi dirinya untuk melakukan kerja dan memperoleh kepuasan. Demikian juga dalam teori McClelland, khususnya pada kebutuhan manusia akan berafiliasi (afilliation need), seseorang mengharapkan hubungan yang ramah dan karib dalam dunia kerja.

(35)

19 perusahaan; (d) promosi jabatan dalam jenjang karir tertentu. Promosi merupakan salah satu penghargaan perusahaan terhadap prestasi kerja karyawan sehingga berperan dalam membentuk kepuasan kerja dan (e) rekan kerja yang ramah dan mendukung, akan menghantar kepada kepuasan kerja yang meningkat

C. Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Stres Kerja

Kepuasan kerja di dalam diri individu dapat berasal dari dalam diri individu sendiri, namun pengaruh dari lingkungan eksternal (luar diri) berperan dalam membentuk perilaku bertahan atau keluar, berupa sesuatu yang diterima individu dari lingkungan pekerjaannya. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan pegawai dalam suatu organisasi. Dalam bekerja, pegawai mengharapkan suatu imbalan yang dianggap sebagai balas jasa atas pengorbanan waktu dan tenaga yang diberikan pada organisasi. Perilaku kerja pegawai sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan kerja, pekerjaan itu sendiri dan kondisi pegawai sendiri dalam bekerja. Evaluasi pegawai atas ketiga hal tesebut tercermin pada kepuasan kerja. Semakin baik kondisi kerja, kesesuaian kerja dan terpenuhinya harapan pegawai dalam bekerja menimbulkan suatu kepuasan tersendiri (Gibson, 2003). Kondisi kerja dan karakteristik pekerjaan yang tidak sesuai dengan harapan karyawan akan menimbulkan suau tekanan atau stres kerja.

(36)

karyawan maka rendah stres kerja yang dirasakan. Fairbrother dan Warn (2002) menemukan adanya hubungan negatif kepuasan kerja dengan stres kerja.

D. Hipotesis Penelitian

(37)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan variabel antara satu variabel dengan variabel lainnya berdasarkan pada koefisien korelasi (Azwar, 1999). Jadi dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk dapat mengetahui ada tidaknya hubungan antara stres kerja dengan kepuasan kerja.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Kepuasan kerja 2. Variabel Tergantung : Stres kerja

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Stres Kerja

(38)

Pengukuran stres kerja dilakukan menggunakan skala yang berkaitan dengan dimensi-dimensi tersebut diatas. Adapun stres kerja dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala stres kerja yang diadopsi dari GHQ-28 (General Healt Questinare) (Fairbrother & Warn, 2002). Skor total yang diperoleh subyek antinya akan mengindikasikan tinggi rendahnya stres kerja yang dialami oleh masing-masing subyek dan pada keseluruhan subyek yang diteliti. Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala ini mengindikasikan semakin tinggi tingkat stres kerja yang dialami subyek, begitu juga sebaliknya.

2. Kepuasan kerja

(39)

23 Pengukuran kepuasan kerja dilakukan menggunakan skala yang berkaitan dengan dimensi-dimensi tersebut diatas. Adapun kepuasan kerja dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala kepuasan kerja yang diadopsi dari JSI (Job Satisfaction index). Skor total yang diperoleh subyek nantinya akan mengindikasikan tinggi rendahnya kepuasan kerja yang dialami oleh masing-masing subyek dan pada keseluruhan subyek yang diteliti. Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala ini mengindikasikan semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dialami subyek, begitu juga sebaliknya.

D. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah karyawan perusahaan asuransi Bumiputera Yogyakarta Cabang Jogya-Gondomanan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan subjek penelitian dengan menentukan terlebih dahulu ciri-ciri atau karakteristik subjek yang menjadi penelitian, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Azwar, 1992). Ciri-ciri subjek penelitian ini adalah: 1. Karyawan yang memiliki masa kerja minimal 2 tahun dengan pertimbangan

bahwa karyawan yang dijadikan subyek penelitian memahami kondisi dan pekerjaannya sehingga mampu memberikan penilaian secara objektif.

(40)

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan skala stres kerja dan skala kepuasan kerja. Untuk alat pengumpul data stres kerja dan kepuasan kerja akan disi oleh karyawan yang masuk dalam ciri-ciri subjek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan try out data terpakai. Berikut penjelasan tentang kedua alat pengumpul tersebut:

1. Skala Stres Kerja

Metode pengumpulan data stres kerja dalam penelitian ini menggunakan skala stres kerja yang diadopsi dari GHQ-28 (General Health Questinare). Skala stres kerja yang digunakan mempunyai empat pilihan jawaban yaitu indikasi penilaian rendah dimulai dari nilai 1 hingga nilai tertinggi 4. Adapun rentang penilaian skala stres kerja sebagai berikut: Lebih dari biasanya (1), Sama seperti biasanya (2), Lebih buruk dari biasanya (3) dan Sangat kurang dari biasanya (4). Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala ini mengindikasikan semakin tinggi tingkat stres yang dialami subyek.

(41)

25

Tabel 3.1

Blue Print Skala Stres Kerja

No Aspek Favorable Unfavorable Gugur Total

1 Gejala

Metode pengumpulan data kepuasan kerja dalam penelitian ini menggunakan skala kepuasan kerja. Skala kepuasan kerja diadopsi dari JSI (Job Satisfaction Index). Skala kepuasan kerja yang digunakan mempunyai indikasi penilaian rendah dimulai dari nilai 1 hingga nilai tertinggi 7 yaitu: 1 = Tidak pernah, 2 = Sangat jarang, 3 = Sedikit sekali, 4 = Beberapa kali, 5 = Saat-saat yang tepat, 6 = Sering kali, 7 = Selalu. Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala ini mengindikasikan semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dialami subyek.

(42)

Tabel 3.2

Blue Print Skala Kepuasan Kerja

Aspek Favorable Unfavorable Gugur Total

1 Pekerjaan itu sendiri 4 (5,9,10,12) 3 (1,2,7) 7

2 Supervisi 3 (24,26,30) 3 (3,4,23) 6

3 Gaji 2 (19,29) 3 (6,8,11) 5

4 Promosi 3 (13,14,15) 3 (16,17,18) 2 4

5 Rekan kerja 3 (25,27,28) 3 (20,21,22) 1 5

JUMLAH 16 14 3 27

Hasil analisis skala kepuasan kerja menunjukkan 30 aitem yang diujicobakan ada 27 aitem yang dapat digunakan. Aitem-aitem yang gugur sebanyak 3 aitem, yakni nomer 14, 18, 28. Skala Kepuasan Kerja ini mempunyai

α = 0,9233.

F. Metode Uji Instrumen

(43)

27

1. Uji Validitas

Validitas didefinisikan sebagai seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukur. Suatu alat ukur yang mempunyai validitas yang tinggi akan memiliki kesalahan pengukuran yang kecil. Validitas kedua skala diuji dengan menggunakan teknik validitas isi dan validitas butir. Teknik validitas isi yaitu pengujian validitas skala dengan analisis rasional atau dengan persetujuan para ahli di bidang yang diukur dalam hal ini menggunakan skala yang telah dikembangkan oleh peneliti terdahulu dan item-item dalam skala ini telah di tunjukkan dan disetujui oleh Kristiana Dewayani, S.Psi.,M.Si sebagai dosen pembimbing penelitian dalam menilai validitas isi masing-masing sekala. Sedangkan validitas butir sebuah variabel dikatakan valid apabila memiliki r-hitung > 0,3 (Azwar, 1992).

Indeks daya beda item diuji dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson, yang selanjutnya dikorelasi dengan menggunakan bantuan program komputer seri program SPSS versi 10.0 for windows.

Pengujian validitas item skala stres kerja menggunakan metode korelasi

Product Moment Pearson dengan melihat skor corrected item-total correlation. Sebuah item dikatakan sahih apabila memiliki korelasi > 0,3 (Azwar, 1997).

(44)

memiliki skor di atas 0,3 (Azwar, 1997), sehingga menghasilkan koefisien korelasi bergerak dari 0,3159 hingga 0,7377.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata realy dan ability. Walaupun reliabilitas memiliki berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan. Keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1992).

(45)

29

Tabel 3.3

Reliabilitas Data

Skala Reliabilitas

Stres kerja 0,9263

Kepuasan kerja 0,9233

Dengan demikian skala stres kerja dan kepuasan kerja adalah reliabel.

G. Metode Analisis Data

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Konteks Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Yogyakarta Cabang Jogya Gondomanan. AJB Bumiputera adalah perusahaan asuransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua. Didirikan pada tanggal 12 Februari 1912. Gagasan pendirian perusahaan asuransi ini karena didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap nasib para guru bumi putera (pribumi). Adapun produk asuransi yang ditawarkan Perusahaan Asuransi Bumiputera yaitu mitra permata, mitra beasiswa, ekawaktu ideal, mitra abadi, mitra prima, mitra sejati, mitra poesaka dan mitra oetama. Visi Perusahaan asuransi Bumiputera adalah menjadi asuransinya bangsa Indonesia. Misi Perusahaan asuransi Bumiputera menjadikan Bumiputera senantiasa berada di benak dan hati masyarakat Indonesia dengan:

a. Memelihara keberadaan Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan bangsa Indonesia

b. Mengembangkan korporasi dan kooperasi yang menerapkan prinsip dasar gotong royong

c. Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan manfaat optimal bagi komunitas Bumiputera

(47)

31

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

Tabel 4.1

Tabel Deskripsi Data Kepuasan Kerja danStres Kerja

Variabel Data Hipotetik Data Empirik

Max Min Mean SD Max Min Mean SD

Kepuasan kerja

189 27 108 27 162 75 114,85 22,25

Stres kerja 100 25 62,5 12,5 100 58 83,5472 11,13

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa hasil skor hipotetik skala kepuasan kerja untuk nilai minimalnya sebesar 27, nilai maksimal sebesar 189 dan rerata hipotetik kepuasan kerja sebesar 108 dengan standar deviasi sebesar 27. Data empirik yang diperoleh berdasarkan analisis data menunjukkan rerata kepuasan kerja sebesar 114,85 dengan nilai minimal sebesar 75 dan nilai maksimal sebesar 162 dengan standar deviasi sebesar 22,25. Hal ini berarti data emprik berada dalam rentang teoritik.

(48)

2. Hasil Uji Asumsi

Sebelum diadakan analisis data terlebih dahulu dilaksanakan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan melihat sebaran data penelitian yang searah dengan kurva normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan One-sample KolmogorovSmirnov Test. Untuk data stres kerja menghasilkan nilai Z = 0,932 dengan probabilitas = 0,351. Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran untuk variabel stres kerja adalah normal (p>0,05). Sedangkan untuk data kepuasan kerja menghasilkan nilai Z = 0,662 dengan probabilitas = 0,773. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk variabel kepuasan kerja adalah normal (p>0,05).

b. Uji Linieritas

(49)

33

3. Uji hipotesis

Tabel 4.2

Korelasi antar variabel

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson menghasilkan koefisien korelasi sebesar -0,568 dengan p= 0,000 (p<0,01). Hal ini berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara kepuasan kerja dengan stres kerja.

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini teruji kebenarannya atau diterima, yakni ada hubungan negatif signifikan antara kepuasan kerja dengan stres kerja. Hal tersebut ditunjukkan oleh koefisien korelasi (r) sebesar -0,568 dengan p<0,00. Hal ini berarti semakin tinggi skor kepuasan kerja maka semakin rendah stres kerja atau semakin karyawan puas dengan pekerjaannya maka stres kerjanya rendah. Sebaliknya, semakin rendah skor kepuasan kerjanya maka akan semakin tinggi pula stres kerja.

Stres kerja muncul apabila ada tuntutan-tuntutan pada seseorang yang

Correlations

(50)

dirasakan menantang, menekan, membebani atau melebihi daya penyesuaian yang dimiliki individu. Akibat dari stres adalah produktivitas kerja menjadi turun (Kirkcaldy et al., 2000). Stres dialami atau tidak dialami oleh individu tergantung pada penghayatan subyektif terhadap kondisi, situasi atau peristiwa yang menjadi sumber stres. Munculnya stres dapat disebabkan oleh adanya berbagai sumber stres diantaranya kepribadian, lingkungan, dan interaksi antara kepribadian dan lingkungan.

Individu yang mengalami masalah pekerjaan lebih banyak mempunyai

kepuasan lebih rendah yang diikuti oleh ketegangan pekerjaan lebih tinggi dan

kebosanan sehingga sumber stres yang nyata dialami oleh karyawan (Cooper,

dkk., 1988). Secara umum dapat dikatakan bahwa karyawan dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan karyawan tersebut, maka dikatakan bahwa karyawan itu mengalami stres kerja.

(51)

35 kerja yang berasal dari tekanan-tekanan yang dirasakan dalam bekerja. Kondisi kerja dan karakteristik pekerjaan yang tidak sesuai dengan harapan karyawan akan menimbulkan suau tekanan atau stres kerja, sebaliknya apabila pengharapan karyawan terpenuhi akan berdampak pada kepuasan yang dirasakan sehingga mampu mengurangi stres kerja.

Namun dilain pihak penelitian yang dilakukan oleh Fairbrother, Kerry & James, Warn, 2002 yang berjudul Workplace Dimensions, Stres and Job Satisfaction pada peserta pelatihan pelaut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan dimensi kerja (piskososial dan fisik) terhadap stres dan kepuasan kerja. Penelitian ini menemukan bahwa dimensi fisik dari tempat kerja tidak berhubungan dengan kerja dan dimensi psikososial dari kerja team, kepemimpinan dan sportifitas tidak berhubungan dengan stres. Meskipun demikian, dua dari dimensi tersebut yaitu: kerja team dan sportifitas pada saat pelatihan penting untuk mengatur kepuasan kerja. Gangguan pada hubungan personal merupakan satu-saatunya dimensi tempat kerja yang dapat memprediksi stres dan kepuasan kerja.

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Adanya hubungan (korelasi) negatif yang signifikan antara kepuasan kerja dengan stres kerja. Artinya semakin tinggi skor kepuasan kerja maka semakin rendah stres kerja atau semakin karyawan puas dengan pekerjaannya maka stres kerjanya rendah. Sebaliknya, semakin rendah skor kepuasan kerjanya maka akan semakin tinggi pula stres kerja.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

a. Bagi perusahaan agar memperhatikan kepuasan kerja karyawan karena berdampak bagi stres kerja. Pihak perusahaan dapat mendorong kepuasan kerja bagi karyawan antara lain dengan memperhatikan kondisi lingkungan kerja, jenis pekerjaan dan kondisi individu sendiri dalam bekerja.

(53)

37 dengan stres kerja. Kepuasan kerja dapat menjadi prediktor bagi stres kerja karyawan.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, Moh., 1995. Psikologi Industri. Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. Azwar, Saifuddin.,1999. Sikap Manusia : Teori dan pengukurannya, Yogyakarta

: Pustaka pelajar.

Azwar, Saifuddin.,1992. Validitas dan Reliabilitas Penelitian, Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Dale, Yoder & Staudohar, Paul D. 1982. Personnel Management and Industrial Relations. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Fairbrother, Kerry & James, Warn , 2002. Workplace Dimensions, Stres and Job Satisfaction, Journal Of Managerial Psychology. Vol 18 (1). P. 8-21 Feldman, R.S. 1993. Understanding Psychology.New York: McGraw-Hill.

Gibson, James, Jhon M Ivancevich, dan James H Donell Jr, (2003) Organisasi, Perilaku, Struktur,Proses, Binarupa aksara, Jakarta

Handoko,T. Hani, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Igalens J. Roussell, 1999, A Study of The Relationship between Compensation Package, Work Motivation and Job Satisfaction, Journal of Organizational Behavior, No.20 pp 1003-1025.

Jernigan, I.E. Joyce M Beggs & G.F Kohut, 2002. Dimensions of Work Satisfaction as Predictors Commitment Type, Journal of managerial psychology.Vol 17

Lok, Peter & Crawford, John., 1999. Relationship Between Commitment and Organizational Culture, Subculture, Leadership Style and Job Satisfaction in Organozational Change Development. Leadership & Organization Development Journal, vol. 20 (7)

Lowery, C.M., Petty,M.M & Thomson,J.W., 1995. Employee Perceptions of the effectiveness of e Performance- Based Pay Program in large Public Utility.

Public Personal manajemen, 24(4),475-492.

(55)

39 Muchinsky, Paul M., 1997. Psychology Applied to work. First Edition, The

Dorsey Press, Chicago.

Nimran, Umar, 1998. Perilaku Organisasi. Citra Media, Surabaya.

Robbins, S.P., 2004. Organizational Behavior, Concepts and Aplication, 9 Ed, Prentice Hall, International Edition, New Jersey, 117 – 138,.

Rowden, R.W., 2000. The Relationship Between Charismatic Leadership Behavior and Organizational Commitment, The Leadership & Organization Development Journal. Vol 21 (1). P. 30-35

Sugiyono, 2000. Statistik Penelitian, CV. Alfa Beta, Bandung.

(56)

Lampiran 1

Skala Kepuasan Kerja Dan Stres Kerja

IDENTITAS

Nama : ………

Jenis Kelamin : P/W

Usia : ………… tahun

Pendidikan Akhir : ……….

Lama kerja : ……….

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat pernyataan, tugas anda adalah memahami setiap pernyataan yang disajikan, kemudian menyesuaikan kondisi yang terjadi. Caranya adalah :

1. Bacalah dengan seksama setiap keterangan yang terdapat pada setiap skala yang ada pada sebelum mulai mengerjakan tugas anda.

2. Isilah setiap nomor tanpa ada yang terlewati.

3. Berilah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda saat ini dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai.

4. Jika ingin mengganti jawaban yang sudah dipilih, maka berilah tanda sama dengan (=) pada jawaban terdahulu baru kemudian memberi tanda silang (X) pada jawaban yang dipilih.

(57)

41

SKALA KEPUASAN KERJA

(IJS)

Keterangan:

Skala IJS dirancang untuk mengukur cara anda berpikir mengenai pekerjaan anda atau menempati pekerjaan. Ini bukanlah ujian, jadi tak ada jawaban yang benar atau salah. Jawablah setiap item secermat dan seakurat mungkin sehingga anda dapat menempatkan nomor di balik masing-masing.

1= Tidak pernah sekalipun

Apakah dalam satu bulan ini saya merasa... 1. ___ Pekerjaan saya sangat membosankan. 2. ___ Saya benci pekerjaan saya.

3. ___ Saya tidak tahan dengan bos saya. 4. ___ Bos saya adalah orang yang bodoh. 5. ___ Saya sangat menyukai pekerjaan saya.

6. ___ Gaji yang saya terima tidak sesuai beban kerja saya. 7. ___ Saya suka membuang-buang waktu saat bekerja.

(58)

11.___ Gaji yang saya terima tidak mencukupi kebutuhan hidup.

12.___ Pekerjaan yang saya lakukan adalah sangat penting bagi saya secara pribadi.

13.___ Saya akan dipromosikan jika berprestasi.

14.___ Saya akan menduduki jenjang tertentu jika melebihi target kerja. 15.___ Meskipun berprestasi Saya tetap akan menduduki posisi yang sama. 16.___ Saya tidak bisa berkarir dengan pekerjaan saat ini.

17.___ Saya mendapatkan penghargaan pribadi atas pekerjaan yang saya kerjakan.

18.___ Rekan kerja dalam perusahaan ini mementingkan diri sendiri. 19.___ Tidak ada kelompok kerja dalam perusahaan ini.

20.___ Rekan kerja tidak dapat bekerjasama dengan baik.

21.___ Bos saya tidak menghargai pekerjaan yang saya kerjakan. 22.___ Perusahaan mendukung pekerjaan saya.

23.___ Saya sangat mengandalkan rekan kerja.

24.___ Saya dapat mengandalkan bos saya untuk mendukung saya. 25.___ Kerjasama dalam perusahaan ini sangat erat.

26.___ Penghargaan perusahaan dibagikan dengan adil.

(59)

43

SKALA STRES KERJA

(GHQ28)

Keterangan:

Kami ingin mengetahui seandainya anda memiliki beberapa keluhan dan keadaan kesehatan anda pada umumnya, dalam waktu satu bulan ini. Tolong jawablah SEMUA pertanyaan dengan memberi tanda (X) pada jawaban yang sangat tepat bagi anda. Ingatlah bahwa kami ingin tahu tentang keluhan SAAT ini dan BARU-BARU INI, bukan yang anda alami dimasa lalu.

Yang penting anda berusaha menjawab SEMUA pertanyaan.

1 2 3 4

1 Merasa dalam keadaan baik dan sehat?

2 Merasa membutuhkan vitamin yang baik?

3 Merasa tidak enak badan dan lelah?

4 Merasa pusing?

5 Merasa sesak atau ada tekanan di kepala?

6 Saya sakit demam atau kedinginan?

7 Tidak bisa tidur karena kekhawatiran?

8 Sulit tidur dengan lelap saat tidur?

9 Terus merasa tegang?

10 Merasa tegang dan bertempramen buruk?

(60)

12 Berusaha agar tetap sibuk dan tetap bekerja?

13 Perlu waktu yang lama untuk mengatasi yang anda kerjakan?

14 Merasa terperosok meskipun anda bekerja dengan baik?

15 Merasa puas dengan cara anda melaksanakan tugas?

16 Merasa bahwa anda sedang memainkan bagian yang bermanfaat dalam semua hal?

17 Merasa mampu membuat keputusan tentang segala hal?

18 Mampu menikmati aktivitas anda sehari-hari secara wajar?

22 Berpikir tentang kemungkinan bahwa anda dapat menginggalkan diri anda sendiri?

23 Menyadari saat ini tidak dapat melakukan segala sesuatu karean anda terlalu cemas?

24 Menyadari anda sebaiknya mati dan meninggalkan ini semua?

25 Menyadari bahwa gagasan untuk mengakhiri kehidupan anda sendiri akan sampai dipikiran anda?

(61)
(62)
(63)

47

Lampiran 3

Uji validitas dan reliabilitas

1. Skala Stres Kerja

Reliability

(64)

Reliability

(65)

49

2. Skala Kepuasan Kerja

Reliability

(66)

Reliability

(67)

51

Lampiran 4

Linieritas

ANOVA Table

5364,165 32 167,630 3,096 ,005

2082,381 1 2082,381 38,457 ,000

3281,785 31 105,864 1,955 ,060

1082,967 20 54,148

6447,132 52

(Combined) Linearity

Deviation from Lineari Between

Groups

Within Groups Total

Stress kerja * Kepuasan kerja

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Measures of Association

-,568 ,323 ,912 ,832

Stress kerja * Kepuasan kerja

(68)
(69)

53

Lampiran 6

Descriptives

Descriptive Statistics

53 58,00 100,00 83,5472 11,1348 53 75,00 162,00 114,8491 22,2559 53

Stress kerja Kepuasan kerja Valid N (listwise)

(70)

Lampiran 7

Correlations

1,000 -,568**

, ,000

53 53

-,568** 1,000

,000 ,

53 53

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

Stress kerja

Kepuasan kerja

Stress kerja

Kepuasan kerja

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel Deskripsi Data Kepuasan Kerja dan Stres Kerja
Tabel 4.2 Korelasi antar variabel

Referensi

Dokumen terkait

4. Kalimat berikut yang sesuai dengan paragraf ke-3 adalah. Setiap hari Jum’at siswa-siswa diwajibkan membawa alat kebersihan b. Guru dan siswa harus bertanggungjawab

Hasil menunjukkan bahwa pemberian tepung umbi bunga dahlia dalam pakan hingga level 1,2 % berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap persentase karkas, persentase

Mikroorganisme yang terdapat pada bahan dengan pH asam dapat dibasmi pada suhu yang rendah dan waktu singkat dibandingkan dengan mikroorganisme yang sama di dalam lingkungan

Ada banyak aspek yang dapat meningkatkan rasa percaya diri seorang atlet. Yang paling sering ditemui adalah keberhasilan atau prestasi yang di raih sebelumnya. Dalam

Dan dengan ridho- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Kenakalan Remaja Ditinjau dari Kontrol Diri Dan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja” untuk

Sedangkan untuk analisis data digunakan program SmartPLS (Partial Least Square) .Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa standar organisasi dan tata kerja (SOTK),

Shinta Heru Satoto(2011) Analisis Fenomena pengujian Monday Effect dan Week Four Effect (Studi Empiris terhadap return saham perusahaan LQ 45 DI BEI ) 1. 2.Variabel

d) Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan aktivitas siswa menggunakan lembar observasi yang telah dibuat guru. e) Kegiatan selanjutnya adalah peneliti