• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 1 DUKUN MAGELANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 1 DUKUN MAGELANG"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KUALITAS

PROSES DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

EKONOMI SISWA SMA NEGERI 1 DUKUN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Laela Dian Cahyani

NIM: 031334065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Sang Pencipta Alam Semesta

Bapak Suyono dan Ibu Sri Morosumiwin

Nenekku Tercinta

(5)

v

MOTTO

Kesedihan, kebahagiaan, keheningan mer upakan

bagian dar i hidup, kar ena hidup mer upakan sebuah

seni yang bisa diukir , dilukis melalui t indakan, pikir an

dan kat a- kat a. Lakukanlah semua dengan bij ak dan

mensyukur i apa yang t elah mej adi kar unia dar i Tuhan.

Nilai t ert inggi dari seorang manusia bukanlah di mana I a berbijak

pada saat -saat nyaman dan menyenangkan, t et api dimana I a berbijak

pada saat -saat t ant ang dan pertentangan (M artin L uther)

Ada dua pilihan pokok dalam hidup ini, menerima

kondisi apa adanya atau menerima tanggung jawab

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini tidak memuatt karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang

telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana

layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Oktober 2008

Penulis

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : LAELA DIAN CAHYANI

Nomor Mahasiswa : 031334065

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KUALITAS PROSES

DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA

SMA NEGERI 1 DUKUN MAGELANG

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 29 Oktober 2008

Yang menyatakan

(8)

vii

Kata Pengantar

Sesunggunya, segala puji dan syukur bagi Tuhan YME

penulis meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

penggunaan metode inquiri untuk meningkatkan motivasi belajar,

kualitas proses dn hasil beljar mata pelajaran ekonomi siswa SMA

Negeri 1 Dukun Magelang”.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang secara

langsung maupun tidak langsung ikut terlibat dalam penyelesaian

skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada berbagai pihak atas bantuan bimbingan, petunjuk, nasehat, dan

semangat yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih ini penulis haturkan kepada:

1.

Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2.

Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata

Dharma.

3.

Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4.

Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing dengan penuh

kesabaran, pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran dari awal

(9)

viii

5.

Bapak Ig. Suwarjo, S.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 1

Dukun Magelang yang telah memberikan kesempatan bagi

peneliti untuk melakukan penelitian.

6.

Bapak Drs. Dwi Anggoro, selaku guru mitra penelitian yang

telah berkolaborasi, membimbing dan membantu peneliti

dalam melakukan penelitian.

7.

All Crew

XI

IPS2

SMA Negeri 1 Dukun Magelang: Angga,

Danan, Rafika, Risma, Siti Mujianah, dkk. Terima kasih atas

partisipasi, kebersamaan dan keceriaan kalian.

8.

Kedua ortuku (Bpk. Suyono dan Ibu Wiwin), yang telah

membesarkan dan selalu memberi dukungan dalam hidup-Ku

moril maupun materiil. Kakakku Windia dan adikku (Dedy,

Fina, Yulis) “Kasih ya atas pemberian dorongan dan motivasi

dalam hidup..sekarang aku sudah lulus” serta Nenekku, Alm.

Paklek dan keponakanku : Devi, Tiara & Farah.

9.

Kost Community Brojodento 2 : Yuyun, Mbak Lia, Siska

Kodong, Yulita, Ci2l, Vani dan Niken ndut. Jaga kebersamaan

dan terima kasih segalanya karena telah membuka mata tuk

mengenl satu sama laen.

10.

Teman-teman community PAK’B: sobatku Mbk Ana (diet

(10)

ix

merepotkan-Mu), Ni2ng, Santy, Met-You (kacih ya

pinjamannya), Siska, Dwi, Yisca, Septy, Tiara, St.Yekti, Feli,

Uke, Tari, Siwi, Wita, Adel, Wulan, W@ntet, @rie, @gus,

Yudo, Br@m.

11.

Teman- teman seperjuangan PPL di SMA 11 Yogyakarta,

serta teman-teman PBM, Volunter dan anak-anak Pingit

(kapan bisa bersama lagi yach??)

12.

Serta orang-orang yang Ku kenal, teman-teman dan semua

pihak yang turut membantu yang namanya tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Hidup untuk berbagi hidup, dan mengkomunikasikan

pengharapan

. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap smoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca, lembaga maupun perkembangan ilmu

pengetahuan selanjutnya.

Penulis

(11)

x

ABTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KUALITAS PROSES DAN

HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA

NEGERI 1 DUKUN MAGELANG

Laela Dian Cahyani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Tujuan penelitiaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar, kualitas proses dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan metode inquiri Siswa SMA Negeri 1 Dukun Magelang. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2008. Data diperoleh dengan observasi langsung (pengamatan kelas), wawancara dan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan metode dekriptif.

(12)

xi

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF APPLYING INQUIRY METHOD IN INCREASING LEARNING MOTIVATION, PROCESS QUALITY AND LEARNING

RESULT OF STUDYING ECONOMICS OF THE STUDENTS OF 1 STATE SENIOR HIGH SCHOOL DUKUN MAGELANG

Laela Dian Cahyani Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The aims of this study are to recognize the influence of learning motivation, process quality and the learning result of stud ying economic by applying the inquiry method of the students of 1 State Senior High School Dukun Magelang. This class action research was conducted from March until April 2008. The data were gained by direct observation (class observation), interviews and questionnaire. The data analysis was done by applying descriptive method.

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERS EMBAHAN... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 4

C. Rumusan Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Inquiri... 6

B. Motivasi ... 10

C. Belajar ... 15

D. Proses dan Kualitas Proses ... 18

E. Hasil Belajar ... 23

(14)

xiii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitia ... 29

B. Desain Penelitian... 29

C. Pemilihan Tempat dan Waktu Penelitian... 33

D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 33

E. Data Yang Dibutuhkan... 33

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 34

G. Teknik Pengumpulan Data... 36

H. Prosedur Penelitian ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Lingk ungan Sekolah... 44

B. Identitas Sekolah... 44

C. Visi dan Misi... 44

D. Tujuan dan Sasaran ... 46

E. Keadaan Sekolah... 47

F. Personil Sekolah... 49

G. Prestasi Sekolah... 49

H. Struktur Kurikulum ... 51

1. Mata Pelajaran... 51

2. Muatan Lokal ... 52

3. Kegiatan Ekstrakurikuler... 52

4. Vita Communica ... 53

5. Beban Belajar ... 53

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi ... 55

1. Siklus Pertama ... 55

2. Sikuls Kedua ... 70

3. Siklus Ketiga ... 87

B. Analisis Motivasi Belajar, Kua litas Proses, dan Hasil Belajar 1. Sebelum Menggunakan Metode Inquiri... 102

(15)

xiv

a. Siklus Pertama ... 108

b. Siklus Kedua ... 119

c. Siklus Ketiga ... 133

BAB IX KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan ... 151

B. Saran ... 152

C. Keterbatasan Penelitian... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 156

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Penilaian dengan menggunakan PAP II ... 35 Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Motivasi... 40 Tabel 5.1 Pengamatan terhadap Aktivitas guru pada Siklus I... 61 Tabel 5.2 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus I ... 63 Tabel 5.3 Kesan Guru Mitra terhadap Perangkat pembelajaran dan

Penggunaan Pembelajaran Metode Inquiri Siklus I ... 64 Tabel 5.4 Kesan siswa terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Penggunaan pembelajaran Metode Inquiri Sikuls I ... 66 Tabel 5.5 Pengamatan terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 77 Tabel 5.6 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus II.. 79 Tabel 5.7 Kesan Guru Mitra terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Penggunaan Pembelajaran Metode Inquiri Siklus II... 81 Tabel 5.8 Kesan Sistem terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Penggunaan pembelajaran Metode Inquiri Siklus II... 83 Tabel 5.9 Pengamatan terhadap Aktivitas Guru pada Siklus II ... 94 Tabel 5.10 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa di kelas pada

Siklus II ... 95 Tabel 5.11 KesanGuru Mitra terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Penggunaan pembelajaran Metode inquiri Siklus II ... 97 Tabel 5.12 Kesan siswa terhadap Perangkat Pembalajaran dan

Penggunaan Pembelajaran Metode inquiri Siklus III... 99 Tabel 5.13 Aktivitas Guru dikelas sebelum Penggunaan Metode Inquiri.. 102 Tabel 5.14 Kualitas Pembelajaran sebelum Penggunaan Metode inquiri.. 104 Tabel 5.15 Daftar Nilai Kelas XI IPS2 Semester Gasal Tahun Pelajaran

2007/2008 Mata Pelajaran Ekonomi ... 106 Tabel 5.16 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Terhadap

(17)

xvi

Tabel 5.18 Penilaian Penampilan personal dan Sosial siswa Siklus II ... 112 Tabel 5.19 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus II... 114 Tabel 5.20 Analisis Indeks Kesukaran Soal Siklus II ... 116 Tabel 5.21 Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran dengan Metode Inquiri pada Siklus II ... 118 Tabel 5.22 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar siswa terhadap

Metode inquiri Tipe Siklus II... 120 Tabel 5.23 Penilaian Kualitas Pembelajaran Siklus II ... 122 Tabel 5.24 Penilaian Penampilan Personal dan Sosial Siswa Siklus II .... 124 Tabel 5.25 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus II... 127 Tabel 5.26 Analisis Indeks Kesukaran Soal Siklus II ... 129 Tabel 5.27 Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran dengan Metode inquiri pada Siklus II ... 131 Tabel 5.28 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Terhadap

Metode Inquiri Siklus III... 134 Tabel 5.29 Penilaian Kualitas Pembelajaran Siklus III... 137 Tabel 5.30 Penilaian Ketrampilan Personal dan Sosial Sistem

Siklus III ... 138 Tabel 5.31 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus III... 141 Tabel 5.32 Analisis Indeks Kesukaran Soal Siklus III... 143 Tabel 5.33 Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran dengan Metode Inquiri pada Siklus III ... 145 Tabel 5.34 Hasil Analisis Motivasi Belajar, Kualitas Proses dan Hasil

Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi dengan Metode

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Surat Permohonan Ijin Penelitian... 157

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... 158

Instrumen Pra Penelitian ...

160

Perangkat Pembelajaran... 166

Instrumen Penelitian... 195

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan pendidikan terus berkembang, hal ini dapat kita lihat bahwa pendekatan pembelajaran dalam bentuk pendekatan kontekstual (contextual and teaching learning) dewasa ini sedang digalakkan penggunaannya. Dengan pendekatan kontekstual siswa dituntut untuk membangun konsep keilmuannya sendiri secara induktif, yaitu pola pikir yang didasarkan pada fakta-fakta yang ada, kemudian setelah itu ditarik kesimpulannya. Contextual and teaching learning adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia yang nyata dan memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dalam kehidupan sehari hari sebagai anggota masyarakat dan keluarga (Blanchard, 2001).

Metode inquiri termasuk dalam pendekatan kontekstual, karena dalam metode ini siswa dituntut untuk merumuskan permasalahannya sendiri sampai akhirnya bisa menyusun sebuah teori. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran kontekstual, yaitu siswa makin akrab dengan lingkungannya. Sudah bukan saat lagi siswa hanya duduk manis saat mengikuti pelajaran di kelas.

Metode inquiri cocok dikembangkan karena memang cara pembelajaran pasif sudah saatnya untuk ditinggalkan. Dahulu orang beranggapan proses belajar hanya melulu menggunakan otak saja, yaitu proses berpikir anggota

(21)

tubuh lain tidak ikut terlibat. Hal ini jelas terlihat saat kita duduk di bangku SD, guru mengajarkan kita posisi saat menerima pelajaran yaitu duduk dengan badan tegak dan tangan terlipat di atas meja. Tidak ada komunikasi dua arah yang terjadi, karena guru hanya mentransfer ilmunya sedangkan siswa siap menerima ilmu itu.

(22)

mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk itu diperlukan adanya perubahan dalam pembe lajaran sesuai perkembangannya.

Namun kenyataannya, sesuai dengan pengamatan yang dilakukan peneliti metode inquiri belum banyak dipakai oleh guru dalam melakukan pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Dukun Magelang kelas XI-IPS2 yang selama ini masih menggunakan metode

konvensional. Berdasarkan hasil observasi pada hari Senin 24 Maret 2008 ditemukan bahwa ratarata siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran yang mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran ekonomi sehingga hasil belajarnya juga belum maksimal. Di sisi lain, motivasi memiliki peranan penting untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang didapatkan ketika ulangan harian, saat guru mengajukan pertanyaan dan dapat dilihat secara keseluruhan dari nilai rapornya.

(23)

penggunaan metode inquiri untuk meningkatkan motivasi belajar, kualitas proses dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa SMA N 1 Dukun Magelang ”.

B. Batasan Masalah

Menyadari banyaknya masalah yang ada dalam usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran ekonomi Kelas XI-IPS2 SMA

Negeri 1 Dukun Magelang, maka peneliti membatasi beberapa masalah yaitu metode inquiri, motivasi belajar, kualitas proses, dan hasil belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dibuat perumusan masalah: Apakah penggunaan metode inquiri dapat meningkatkan motivasi belajar, kualitas proses dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI-IPS2 SMA Negeri 1 Dukun Magelang.

D. Tujuan Penelitian

(24)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi sekolah

Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

2. Bagi penulis

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Inquiri

1 . Pengertian Inquiri

Model inquiri adalah sebuah model pembelajaran yang dikembangkan oleh J. Richard Suchman sejak tahun 1962 (Joyce, et.al., 1992 : 2000). Ia berpendapat bahwa setiap individu memiliki keinginan meneliti secara alamiah. Keinginan yang ada pada individu tidak terarah, oleh karena itu diperlukan latihan meneliti. Model inquiri adalah pola belajar mengajar yang dirancang untuk melatih siswa melakukan proses meneliti. Penelitian itu dapat terjadi bila siswa dihadapkan pada masalah yang mengandung tantangan intelektual secara bebas, terarah ke dalam kegiatan meneliti untuk memperoleh pengetahuan (Fudyartanto, 1986 : 119). Model inquiri dirancang untuk menciptakan tantangan untuk bernalar. Keingintahuan yang tidak terarah, kemudian diarahkan dengan langkah-langkah dan bereksperimen. Oleh karena itu, model ini bukan hanya melatih keterampilan meneliti, menyadarkan pentingnya penelitian, tetapi juga mengaktifkan siswa belajar memperoleh pengetahuan. Pengajaran berdasarkan inquiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok siswa in quiri dihadapkan ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan terstruktur (Kourskly, 1987 : 68). Sund (1975) dalam bukunya Fudyartanto (1986:120) menyatakan bahwa “discovery” adalah proses mental dimana individu mengasimilasi

(26)

konsep dan prinsip. Suatu kegiatan “discovery” adalah suatu kegiatan pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mental sendiri. Proses mental misalnya mengama ti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan dan sebagainya.

2 . Prosedur Pelaksanaan

Penggunaan model inquiri dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi dan merumuskan situasi yang menjadi fokus inquiri secara jelas.

b. Mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta.

c. Memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab

pertanyaan langkah kedua.

d. Mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul.

e. Merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai proposisi tentang fakta jawaban itu merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis yang diuji dengan informasi yang terkumpul.

(27)

mempelajari, meneliti dan membahas tugasnya dalam kelompok. Setelah itu dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja kelompok dilaporkan ke sidang pleno dan terjadilah diskusi secara luas.

Guru menggunakan teknik ini sewaktu mengajar memiliki tujuan demikian, agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalahnya. Pengajaran inquiri harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar untuk menjamin siswa agar dapat mengembangkan proses “inquiri”. Jelaslah bahwa siswa dapat berkembang kemampuan berpikir “discovery-inquiry” hanya apabila ia terlibat dalam kegiatan yang menuntut pelaksanaan tugas mental. Siswa sesungguhnya tidak pernah menguasai setiap tugas mental dengan sempurna, maka hanya ada suatu tingkatan dimana siswa itu menjadi ahli dalam mempelajari tentang bagaimana to discover to inquiry.

Tugas suatu sistem sekolah adalah membentuk kurikulum sedemikian rupa sehingga siswa dapat memanifestasikan kemampuan discovery atau inquirinya. Proses inquiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, narasumber dan penyuluh kelompok. Para siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan.

3 . Keunggulan Metode Inquiri

Teknik metode inquiri memiliki keunggulan. Menurut Roestiyah (2001 : 76) mengemukakan sebagai berikut.

(28)

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka.

d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

g. Dapat mengembangkan bakat/kecakapan individu. h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

i. Guru dapat menghindari diri caracara belajar yang tradisional.

j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. 4 . Kelemahan Metode Inquiri

Suatu kelemahan dalam penggunaan metode inquiri menurut Roestiyah (2001 : 77) adalah sebagai berikut.

a. Strategi ini berdasarkan asumsi bahwa kesiapan pikiran tertentu untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai akan mengalami kesulitan melakukan abstraksi atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep yang tertulis maupun lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustrasi.

(29)

c. Harapan akan buyar apabila berhadapan dengan sis wa atau guru yang telah biasa dengan cara mengajar yang lama.

5 . Asumsi-asumsi yang mendasari Metode Inquiri

Dalam model inquiri terdapat beberapa asumsi-asumsi yang mendasari, yaitu sebagai berikut.

a. Keterampilan berpikir kritis dan berpikir edukatif yang diperlukan berkaitan dengan pengumpulan data yang bertalian dengan kelompok hipotesis.

b. Keuntungan bagi siswa dari pengalaman kelompok dimana mereka berkomunikasi, berbagi tanggung jawab dan bersama-sama mencari pengetahuan.

c. Kegiatan-kegiatan belajar disajikan dengan semangat berbagai inquiri dan

discovery menambah motivasi dan memajukan partisipasi.

B. Motivasi

1 . Pengertian Motivasi

Motif berasal dari bahasa Latin “moveers” yang berarti menggerakkan. Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan. Untuk memperoleh pengertian yang cukup baku dan jelas, maka perlu mencari bandingan pada pendapat beberapa orang.

a. Menurut Atkinson (Taufiq, 1997:207) motivasi menunjukkan tendensi

(30)

b. Menurut A.W. Bernard (Chauhan, 1979 : 196) motivasi menunjukkan semua fenomena yang dilibatkan dalam stimulasi (perangsangan) tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu dimana sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan ke arah tujuan itu. Jadi motivasi adalah usaha memperbesar atau mengadakan gerakan mencapai tujuan tertentu.

c. Menurut Abraham Maslow (Fudyartanto, 2002 : 256) motivasi adalah konstan (tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan kompleks dan bahwa hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada tiap kegiatan organisme.

d. Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi adalah :

a. dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu;

b. usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatan.

Motivasi berlaku untuk semua kegiatan termasuk kegiatan belajar. Jadi jika dikatakan motivasi belajar, maksudnya adalah mendorong atau memberi semangat kepada individu untuk melakukan kegiatan belajar agar lebih giat belajar supaya prestasinya meningkat menjadi lebih baik.

2 . Fungsi Motivasi

(31)

a. Motif menggerakkan dan mengatur tingkah laku manusia .

Keadaan motif digambarkan sebagai pembimbing, pengarah dan pengorientasi tujuan. Bahwa pada tingkah laku yang bermotif, bergerak dalam satu arah khusus atau spesifik. Tingkah laku itu bermaksud berketekunan dan berkegigihan.

b. Motif sebagai penyeleksi tingkah laku.

Dengan adanya motif maka tingkah laku manusia tidak membayar tanpa arah kepada tujuan yang terseleksi, yang menyiapkan individu itu sendiri. Misalnya siswa yang ingin lulus ujian, maka ia mengkonsentrasi pada cara-cara yang terseleksi untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Motif memberi energi dan menahan tingkah laku.

(32)

Aktualisasi diri 5 Penonjolan diri 4 Kebersamaan diri 3 Ketentraman 2 Fisiologi 1

3 . Teori Motivasi

a. Teori Aktualisasi Diri dari Maslow

Abraham Maslow (1908-1970) adalah seorang psikolog humanis. Ia percaya bahwa manusia dapat bekerja ke arah kehidupan yang lebih baik. Ia menegaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan tertata secara hierarkis. Jika kebutuhan dasar terpenuhi, maka timbul kebutuhan yang lebih tinggi dan seterusnya (Fudyartanto, 2002 : 27). Maslow membedakan 2 (dua) kelompok kebutuhan, yaitu :

a. Kebutuhan metabolisme (deficit needs), yaitu kebutuhan fisiologis. Misalnya : lapar dan haus. Jika ini sudah terpadu akan mencapai lainnya, misalnya : rasa aman, cinta, kebersamaan dan penonjolan diri.

b. Kebutuhan tumbuh ( self actualization).

Maslow menolak anggapan psikolog bahwa manusia itu egois, jahat dan anti sosial. Ia percaya bahwa ada tingkatan kemanusiaan.

b. Teori Motivasi Berprestasi

Teori ini dikemukakan oleh David C. McClelled dari Universitas Harvard, USA (Fudyartanto, 2002 : 278). Menurutnya, manusia itu satu sama lain mempunyai motif yang berbeda-beda. Pengembangan motif prestasi dipengaruhi oleh sejumlah variabel di rumah, sekolah, da n

2 4 5

(33)

masyarakat. Rumah (keluarga) memegang peranan penting pada awal perkembangan motif dan sikap anak. Harapan dan bimbingan orangtua pada anak-anak mengembangkan kebutuhan prestasi kepada yang lebih tinggi. Demikian juga masyarakat dengan pandangan hidupnya mempunyai peranan penting dalam perkembangan motif prestasi. Sekolah akan membantu mengembangkan perkembangan kepribadian anak pada sikap yang positif pada anak-anak. Cara guru membimbing perkembangan anak adalah memberikan cerita-cerita orang-orang besar yang berhasil dalam perjuangan hidupnya untuk menunjukkan betapa pentingnya motif prestasi.

c. Teori Motivasi Belajar

(34)

dari dalam individu untuk mencoba memindahkan suatu hambatan tersebut. Maka tujuan yang dilepaskan dari tegangan tersebut merupakan suatu permotivasian yang mementingkan pada pengalaman sekarang (masa kini) sesuai dengan teori kognitif yang memiliki suatu arti pendekatan situasiona l pada motivasi tingkah laku.

C. Belajar

1. Pengertian Belajar

Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar anak supaya memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat menunjang perkembangannya.

“Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Maka, berdasarkan perilaku yang disaksikan dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang telah belajar (Winkel, 1987:35)”.

Definisi belajar berbeda menurut teori yang dianut. Secara tradisional belajar dianggap sebagai menambah pengetahuan, yang diutamakan adalah aspek intelektual. Pendapat lain yang lebih populer ialah memandang belajar sebagai perubahan kelakuan, yaitu “change of behavior”. Menurut Ernest R. Hilgard, dalam bukunya Nasution (2003:59) dinyatakan sebagai Learning is the process, by wich an activity originates or is changed through training

procedures (whether in the laboratory on in the natural environment) as

(35)

Seorang belajar bila ia ingin melakukan suatu kegiatan sehingga kelakuannya berubah. Ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Ia menghadapi situasi dengan cara lain. Kelakuan harus kita pandang dalam arti yang luas ya ng meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan, keterampilan, minat, penghargaan, sikap dan lain nya. Jadi, belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Nasution, 2003:59).

2 . Prinsip-prinsip Belajar

Adapun prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt (Nasution, 2003:72-80) adalah.

a. Belajar itu berdasarkan keseluruhan

Pendidik-pendidik modern berpendapat bahwa mata yang lepas kurang manfaatnya sebab tidak berdasarkan atas keseluruhan ini. Itu sebabnya maka orang berusaha untuk mengadakan hubungan antara berbagai mata pelajaran yang disebut korelasi antara mata pelajaran, malahan dapat juga meniadakan segala batas-batas antara mata pelajaran dengan mengintegrasikannya.

b. Anak yang belajar merupakan keseluruhan

(36)

c. Dengan “insight” dimaksud suatu saat dalam proses belajar, sewaktu seseorang melihat atau mendapat pengertian tentang seluk beluk sesuatu, atau melihat hubungan tertentu antara unsurunsur dalam suatu situasi yang mengandung suatu problema atau kepemilikan.

d. Belajar berdasarkan pengalaman

Belajar memberi hasil yang sebaikbaiknya bila didasarkan pada pengalaman. Pengalaman ialah suatu interaksi yakni aksi dan reaksi, antara individu dengan lingkungan. Individu menjalani pengaruh lingkungan. Jadi, ada aksi dari lingkungan terhadap individu, akan tetapi sebaliknya individu bereaksi terhadap pengaruh lingkungan itu.

e. Belajar ialah suatu proses perkembangan

Manusia ialah suatu organisme yang tumbuh dan berkembang menurut caracara tertentu. Kita tidak dapat mengajarkan segala sesuatu yang kita kehendaki. Anak-anak baru dapat mempelajarinya dan mencernakannya, bila ia telah matang untuk bahan pelajarannya itu. Kesiapan anak untuk mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan atau taraf pertumbuhan batiniah, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan, yakni oleh pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh.

f. Belajar ialah proses yang kontin iu

(37)

sekolah rendah, menengah, dan tinggi. Seperti anak maju dari kelas yang satu ke kelas berikutnya. Demikian pula anak itu harus pula maju dari sekolah rendah ke sekolah menengah dan seterusnya.

g. Belajar lebih berhasil bila dihubungkan dengan minat keinginan dan tujuan anak.

Hal ini tercapai apabila pelajaran itu langsung berhubungan dengan apa yang diperlukan murid-murid dalam kehidupannya seha ri-hari atau apabila mereka tahu dan menerima tujuannya. Akan tetapi dalam hubungannya dengan cita-cita anak itu, usaha itu mengandung arti baginya. Ia memahami tujuan pelajaran itu, ia yakin akan ada faedah bagi kehidupannya dan karena itu ia giat belajar. Dikatakan bahwa anak itu didorong oleh motivasi yang intrinsik, sebab ia ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam pelajaran itu sendiri.

D. Proses dan Kualitas Proses

Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti “berjalan ke depan”. Kata “berjalan ke depan” mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (1972), dalam bukunya Muhibinsyah (2003:109), proses adalah : Any change in any object or organism, particulary a behavioral or psychological

(38)

Jika kita perhatikan ungkapan any change in object or organism dalam definisi Chaplin dan katakata “Cara-cara atau langkah-langkah” (manners or operations) dalam definisi Reber, istilah “tahapan perubahan” dapat kita pakai sebagai persamaan kata proses. Jadi, proses dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.

Proses belajar mengajar menghasilkan hasil pengajaran. Meskipun tujuan belajar telah dinyatakan dengan jelas dan baik namun belum tentu hasil yang diperoleh itu baik.

Suatu pengajaran disebut berhasil baik, bila pengajaran tersebut membangkitkan proses belajar efektif. Dalam hal ini masalah yang menentukan bukan metode atau prosedur yang digunakan dalam pengajaran, bukan kolot atau modernnya pengajaran, bukan pula konvensional atau professifnya pengajaran. Semuanya itu mungkin penting artinya, tetapi tidak merupakan pertimbangan terakhir, karena hanya berkenaan dengan “alat” dan bukan dengan “tujuan” pengajaran. Bagi pengukuran suksesnya pengajaran, syarat tertingi iala h: hasilnya.

Hasil yang disebut baik hendaknya dinilai dari.

(39)

diajarkannya yang akan masih diingat kelak oleh siswa, setelah lewat seminggu, sebulan, setahun atau sepuluh tahun.

2. Hasil yang merupakan pengetahuan asli atau otentik.

Pengetahuan hasil pengajaran demikian telah merupakan bagian kepribadian siswa yang mempengaruhi pandangannya dan caranya mendekati suatu permasalahan. Ini disebabkan karena pengetahuan tersebut penuh arti bagi siswa.

Perumusan yang mungkin terbaik untuk pengajaran, ialah mengorganisir proses belajar. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi oleh pengajaran yang berhasil baik, ialah bagaimana mengorganisir proses belajar untuk mencapai pengetahuan otentik.

Karena proses belajar harus diorganisir sebaik-baiknya, maka menurut hakekatnya guru dapat disebut sebagai seorang organisator. Sebagai seorang organisator yang baik, maka guru harus memperlihatkan ciri-ciri tertentu dalam pekerjaannya. Pada ciri-ciri tersebut tergantung efektivitas seorang guru.

Ciri-ciri seorang organisator yang baik ialah. 1. Ia bukan seorang otokrat.

2. Ia tidak akan bertindak sebagai anggota biasa dari kelompoknya tanpa hak-hak khusus atau tanpa kekuasaan dan keistimewaan tertentu.

3. Ia akan membantu kelompok dan oknum-oknum di dalamnya untuk menemukan, merumuskan dan menjelaskan tujuan yang hendak dicapainya sendiri.

(40)

5. Ia merangsang dan menghargai inisiatif.

6. Ia akan lebih bertumpu pada kekuatan dan tidak akan menonjolkan kelemahan.

7. Ia akan memupuk kritik dan penilaian diri sendiri diantara anggota-anggota kelompoknya.

8. Ia akan terus menerus mengadakan pengawasan, karena tanpa pengawasan dan peraturan tidak ada satu kelompokpun yang dapat berfungsi dengan baik.

Ciri-ciri tersebut ialah ciri-ciri cara bertindak. Tidak boleh dilupakan, bahwa guru terutama bekerja dengan siswa. Tugas dan tanggungjawabnya ialah menciptakan berbagai situasi yang memungkinkan siswa-siswa dapat bekerja dan mencapai hasil sebaik-baiknya.

Usaha untuk mencapai hasil sebaik-baiknya mengikuti dua garis perkembangan utama, antara lain :

1. Usaha menggunakan metode yang lebih baik yaitu menggunakan cara-cara yang lebih baik untuk menyajikan pelajaran, dihubungkan dengan penggunaan alat-alat yang lebih efektif, seperti pertanyaan, tugas, buku pelajaran, papan tulis dan sebagainya;

2. Usaha mengubah hubungan guru dan siswa, serta dalam pola aktifitas yang akan membawa siswa pada kesibukan belajar.

(41)

memberi tekanan kepada “makna” (yang dipelajari) karena belajar itu sendiri esensinya merupakan usaha mencari dan menemukan makna (dari yang dipelajari).

Guru yang memberikan latihan, yang sama sekali tidak komprehensif sifatnya atau menyuruh siswa-siswanya menghafalkan fakta-fakta yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, melakukan pekerjaan yang berlawanan dengan hakekat belajar itu sendiri. Sebaliknya seorang guru yang selalu berusaha agar siswa-siswanya memahami, akan mengorganisir proses belajar itu seperti yang seharusnya dilakukan.

Hal yang hendaknya selalu diingat seorang guru ialah, bahwa belajar sama dengan mengerti. Belajar ialah mencari, menemukan dan melihat pokok persoalannya. Belaja r ialah memecahkan persoalan yang dihadapi dalam arti inklusif, bahwa kalau seseorang telah menguasai keterampilan motoris atau kalau seseorang sudah mempunyai kemampuan menghargai suatu simfoni misalnya, ia itu sebenarnya telah memecahkan dan menemukan kunci persoalan yang dihadapinya.

(42)

E. Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan dalam tingkah laku dan kecakapan. Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Adapun faktor -faktor itu dapat dibedakan menjadi 2 (dua) golongan (Purwanto, 1990 : 102-106) :

1. Faktor yang ada pada diri orang itu sendiri (faktor individu) meliputi unsur-unsur sebagai berikut.

a. Kematangan atau pertumbuhan.

b. Kecerdasan, yaitu tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang. c. Latihan dan pengulangan, dengan berlatih dan mengulangi sesuatu

maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki dapat makin dikuasai lebih mendalam.

d. Motivasi merupakan pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu.

e. Sifat-sifat pribadi seseorang. Tiap orang mempunyai sifat

kepribadiannya sendiri yang berbeda dengan orang lain. Ada yang bersifat keras hati, berkemauan keras, tekun dan berusaha dan ada yang sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang turut mempengaruhi hasil belajar yang dapat dicapai, termasuk pula faktor -faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.

2. Faktor-faktor yang ada di luar individu.

(43)

damai, orang tua terpelajar atau tidak, orang tua yang bercita-cita tinggi bagi anaknya termasuk fasilitas yang diperlukan untuk belajar. b. Guru dan cara belajar. Faktor guru dan cara mengajar di sekolah

mempunyai peranan yang penting. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, cara mengajar guru kepada anak didiknya, turut menentukan hasil belajar yang dicapai. c. Alat pelajaran. Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan

perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat akan mempermudah belajar anak.

d. Motivasi sosial, yang berasal dari orang tua, guru, dan teman akan menimbulkan dorongan dan hasrat belajar anak.

e. Lingkungan. Lingkungan sekitar anak juga mempengaruhi belajarnya. Apabila seseorang belajar, maka ia akan mendapat hasilnya. Hasil belajar adalah perubahan di dalam diri si pelajar, ia dapat mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. Setiap orang mempunyai hasil-hasil yang berbeda dari apa yang telah dipelajari. Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak dalam hasil belajar yang diraihnya.

(44)

motivasi pendidikan dengan asumsi prestasi belajar dapat mendorong siswa meningkatkan ilmu pengetahuan, indikator intern dan ekstern dalam institusi pendidikan, indikator daya serap anak didik (Mahmud, 1990 : 46).

Hasil belajar siswa dapat diketahui dar i hasil evaluasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, dan metode pemecahan (Sudjana, 1990 : 28).

Mahmud (1990 : 46) mengemukakan tentang beberapa jenis tes hasil belajar, yaitu : (a) Tes sumatif, digunakan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung dengan cara memberi pertanyaanbalikan bagi penyempurnaan program belajar mengajar serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar menjadi lebih baik; (b) Tes sumatif digunakan untuk menentukan siswa berhasil mencapai tujuan instruksional yang telah dibuat atau tidak. Hasil dari tes ini untuk menentukan angka berdasarkan tingkatan hasil belajar siswa yang selanjutnya untuk menentukan angka rapor. Contoh ujian akhir, ulangan umum akhir caturwulan, (c) Tes penempatan digunakan untuk mengetahui siswa telah memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti program belajar, (d) Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa berdasarkan hasil tes formatif sebelumnya.

(45)

F. Kerangka Berpikir

1 . Pengaruh Penggunaan Metode Inquiri terhadap Motivasi Siswa

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri. Motivasi memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu proses belajar mengajar, artinya bahwa siswa yang tidak atau kurang termotivasi untuk belajar tentu hasil belajarnya akan buruk dan siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi tentunya hasil belajarnya juga akan bagus. Siswa yang menimbulkan kegiatan, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan. Oleh karena itu, motivasi belajar sangat urgen dalam peningkatan perolehan hasil belajar, bahkan orang yang sukses di segala bidang, lebih banyak disebabkan oleh tingginya motivasi yang mereka punyai.

Pengungkapan perubahan tingkah laku dari hasil usaha sangatlah sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu tidak ada yang bersifat intangible atau tidak dapat dicoba (Muhhibinsyah, 1995 : 150). Hasil belajar tersebut dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes. Apabila seseorang belajar, maka ia akan mendapat hasilnya. Hasil belajar adalah perubahan di dalam diri si pelajar, ia dapat mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui.

Dalam proses belajar mengajar motivasi itu sangat penting. Jadi jika dikatakan motivasi belajar, maksudnya adalah mendorong atau memberi semangat kepada individu untuk melakukan kegiatan belajar agar lebih giat belajar supaya prestasinya meningkat lebih baik. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada kelas XI-IPS2 pada mata pelajaran Ekonomi salah

(46)

metode ini diharapkan siswa dapat lebih untuk termotivasi dalam belajar Ekonomi dari pada sebelumnya.

2 . Pengaruh Penggunaan Metode Inquiri terhadap Kualitas Proses

Kualitas proses merupakan suatu perubahan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan yang bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.

Adanya penggunaan metode inquiri diharapkan pada kualitas proses belajar siswa meningkat dari yang sebelumnya kwalitas belajarnya hanya 25% menjadi 75% bahkan bisa lebih. Menurut Jerome S. Bruner, dalam bukunya Muhibinsyah (2003:109) dikatakan belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu didalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap-tahap yang antara satu dengan lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional.

3 . Pengaruh Penggunan Metode Inquiri terhadap Hasil Belajar Siswa

Model latihan inquiri adalah pola belajar mengajar yang dirancang untuk melatih siswa melakukan proses meneliti. Penggunaan model inquiri diyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi, karena dalam metode ini peran siswa sangat dipentingkan sedangkan peran seorang guru hanyalah sebatas pada fasilitator saja sehingga yang meningkatkan berhasil atau tidaknya suatu pembela jaran adalah siswa itu sendiri.

(47)
(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah sebuah penelitian tindakan (action research), sehingga esensi dari penelitian ini terletak pada adanya tindakan dalam situasi yang alami untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis atau untuk meningkatkan kualitas praktik. Rancangan yang diterapkan berupa rancangan penelitian tindakan. Prosedur dan langkah penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Waseso (1994) mengemukakan penelitian tindakan merupakan proses daur ulang, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan serta pemantauan dan refleksi yang mungkin akan diikuti dengan perencanaan ulang. Dalam penelitian tindakan kelas, kolaborasi dan partisipasi merupakan prinsip pokok.

B. Desain Penelitian

Secara proporsional, prosedur penelitian tindakan yang diterapkan dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Refleksi Awal.

Peneliti bersama dengan praktisi, mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam sekolah itu, yaitu motivasi dan hasil belajar.

2. Perencanaan.

a. Peneliti dan praktisi merumuskan permasalahan secara operasional.

(49)

b. Peneliti dan praktisi merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan yang dirumuskan bersifat tentatif yang mungkin mengalami perubahan sesuai dengan keadaan di lapangan.

c. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang di dalamnya meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Menetapkan indikator desain pembelajaran inquiri beserta strateginya.

2) Menyusun rancangan strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran inquiri yang merupakan bahan intervensi (rancangan program, bahan, strategi belajar mengajar, dan evaluasi).

3) Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa pedoman wawancara, pedoman analisis dokumen dan catatan harian.

4) Menyusun rencana pengolahan data bersifat kualitatif. d. Pelaksanaan tindakan serta pemantauan.

Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Guru melaksanakan desain pembelajaran inquiri yang telah direncanakan. Ada dua jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, yaitu mene rapkan strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran. Peneliti berupaya memberikan pengarahan, motivasi dan rangsangan kepada guru yang melakukan tindakan.

(50)

e. Analisis dan refleksi.

Pada kegiatan ini datadata tentang proses dan hasil perencanaan tindakan serta efek-efek yang ditimbulkan dan yang telah direkam dalam tahapan obserasi, semua dianalisis dan dicermati bersama dengan para kolaborator dan diinterpretasikan menurut bahan refleksi sebagai dasar untuk penyusunan rencana berikutnya, bila masih diperlukan ada bagian-bagian yang perlu dihilangkan.

(51)

Sumber : Kemmis dan Mc Taggart (1990), The Action Reader.

C. Pemilihan Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Dukun Magelang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas XI-IPS2 dengan jumlah siswa sebanyak

39 siswa, yang terdiri atas 14 laki-laki dan 25 perempuan. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Maret – April 2008.

Penelitian dilakukan secara kolaboratif, yaitu penelitian akan bekerjasama dengan guru yang bersangkutan dimana peneliti akan bertindak sebagai perencana

Refleksi awal Refleksi awal antara guru dan peneliti terhadap permasalahan pembelajaran.

Perencanaan Alternatif upaya peningkatan kualitas pembelajaran.

Evaluasi awal dan revisi

Tindakan Awal

Refleksi Observasi dan

monitoring.

Kesimpulan

Revisi perencanaan

Revisi rancangan tindakan Tindakan II

Evaluasi II dan revisi

Refleksi Observasi dan

monitoring.

Kesimpulan

(52)

dan pengamat dan guru yang mengampu di kelas tersebut sebagai pelaksana tindakan kelas. Sebagai kolaborator utama adalah guru, wali kelas, kepala sekolah, pegawai yang terkait dengan penelitian ini.

D. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dan obyek penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa sekolah tersebut memang belum mengenal metode pengajaran inquiri.

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa siswi Kelas XI-IPS2 SMA Negeri 1

Dukun Magelang. 2. ObyekPenelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek adalah pengajaran menggunakan metode inquiri dalam pembelajaran ekonomi.

E. Data Yang Dibutuhkan

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu siswa-siswi SMA Negeri 1 Dukun Magelang kelas XI-IPS2 Dukun melalui

observasi langsung (pengamatan kelas), wawancara dengan siswa, kuesioner dan observasi dokumen (buku siswa).

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1 . Definisi Operasional

(53)

Model inquiri dirancang untuk menciptakan tantangan untuk bernalar. Keingintahuan yang tidak terarah, kemudian diarahkan de ngan langkah-langkah dan bereksperimen. Oleh karena itu, model ini bukan hanya melatih keterampilan meneliti, menyadarkan pentingnya penelitian, tetapi juga mengaktifkan siswa belajar memperoleh pengetahuan. Pengajaran berdasarkan inquiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok siswa inquiri dihadapkan ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan terstruktur.

b. Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegairahan belajar, pengaruh dan memperkuat tingkah laku pada kegiatan belajar. Variabel motivasi belajar meliputi ketekunan, adanya keinginan dan keyakinan serta niat yang besar untuk meningkatkan hasil belajar.

c. Kualitas Proses

Kualitas proses merupakan proses belajar mengajar untuk meningkatkan suatu hasil belajar yang bermutu sesuai dengan langkah-langkah yang dilakukan dengan sengaja, dengan sadar dan dengan terorganisir baik dengan tujuan untuk kelangsungan proses belajar mengajar yang lebih maju.

(54)

Hasil belajar siswa merupakan tingkat baik buruknya atau keadaan mutu atau hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian siswa pada mata pelajaran ekonomi.

2 . Kategori Kecenderungan Variabel

Kategori kecenderungan terhadap variabel dinilai dengan menggunakan Penelitian Acuan Patokan (PAP II). Penilaian dengan menggunakan PAP II (Masidjo, 1995 : 157) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Penilaian dengan menggunakan PAP II

Tingkatan Penguasaan Kompetensi

Kategori Kecenderungan Variabel 81– 100% Sangat tinggi 66 – 80% Tinggi 56 – 65% Cukup 46 – 55% Rendah Di bawah 46% Sangat rendah 3 . Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini untuk masing-masing variabel diukur dengan cara.

a. Data mengenai peningkatan hasil belajar diukur dengan membandingkan

nilai ulangan harian rata -rata kelas sebelum pelaksanaan tindakan menggunakan metode inquiri dan sesudah pelaksanaan tindakan menggunakan metode inquiri. Variabel hasil bela jar diukur dengan menggunakan Penelitian Acuan Patokan (PAP II).

(55)

menggunakan metode inquiri (lihat lampiran 9). Kemudian ditarik suatu refleksi atau kesimpulan dan diuraikan hasil pengamatan berkaitan dengan proses belajar mengajar.

c. Data mengenai motivasi diukur berdasarkan persepsi responden siswa dengan menggunakan kuesioner yang berbentuk pertanyaan tertutup. Dari hasil jawaban kuesioner yang diperoleh tersebut bersifat kualitatif untuk diperlukan model skala likert.

Variabel motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan 5 kategori dimana untuk pertanyaan positif (mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif (tidak mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori sangat setuju = 1, setuju = 2, raguragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5 (lihat tabel kisi-kisi angket motivasi).

Dari hasil uji validitas dan realibitas item soal pada kisi-kisi angket motivasi (Tabel 3.2:40) dengan menggunakan uji Correlation Bivariate Pearson dan Realibility Analysis, yang valid dan reliabel adalah item soal nomor 12, 13, 19, 20, dan 21.

G. Teknik Pengumpulan Data

1 . Cara Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data dikumpulkan melalui observasi langsung (pengamatan kelas), wawancara dengan siswa, kuesioner dan observasi dokumen (buku siswa).

(56)

Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Apa yang dikatakan ini adalah pengamatan langsung (Arikunto, 2002 : 133). Observasi langsung dapat dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada saat kegiatan belajar mengajar dalam bidang studi ekonomi dengan menggunakan metode inquiri.

b. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002 : 131). Teknik kuesioner dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada responden untuk memperoleh data tentang identitas responden mengenai manfaat penggunaan metode inquiri untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain (Wiriatmojo, 2005 : 117). Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang tidak terjangkau oleh observasi dan kuesioner.

Anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara dan kuesioner adalah sebagai berikut.

(57)

2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti (Hadi, 1986 : 86).

2 . Alat Pengumpulan Data

Alat yang dipakai dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar observasi kelas, lembar observasi siswa, kuesioner, dan buku siswa

3 . Jenis Data

Data yang terkumpul dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

H. Prosedur Penelitian

Berdasarkan hipotesis di atas dapat direncanakan serangkaian tindakan yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan metode inquiri. Oleh karena penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, maka rancangan penelitian ini berupa siklus yang secara garis besar mencakup empat kegiatan sebagai berikut.

1. Perencanaan, yaitu penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan.

2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

(58)

Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebegai berikut.

SIKLUS I :

Kegiatan dalam siklus I membahas sub pokok bahasan perdagangan internasional. Agar siswa memahami metode inquiri, kegiatan yang dilakukan pada siklus ini meliputi sebagai berikut.

1. Tahap perencanaan.

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berdasarkan pengalaman dan pengamatan guru bersama peneliti terhadap keprihatinan yang dihadapi di kelas.

a. Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya da n membagi siswa secara berkelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 56 siswa. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: RPP dengan metode inquiri, materi, soal-soal latihan, lembar soal kuis, lembar observasi dan instrument refleksi.

b. P eneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi : 1) Kriteria keberhasilan berdasarkan pelaksanaan tindakan.

Format Penilaian Nama Sekolah :

Kelas :

No Aspek/unsur yang dinilai Nilai (1-10)

Norma

Pembobotan Jml 1

Hasil observasi berdasarkan penggunaan instrumen observasi seperti lampiran 9.

2

2 Penampilan personal dan

(59)

instrumen penilaian personal dan sosial).

3 Hasil rata -rata ulangan harian

seluruh siswa . 3

Jumlah 8

Rata-rata

2) Instrumen observasi kegia tan guru dan siswa di kelas (lihat lampiran 6: 196 dan 7:200).

3) Lembar penilaian penampilan personal dan sosial siswa.

Format Penilaian Nama Sekolah :

Kelas :

No Komponen yang Dinilai Nilai

(1-10) 1 Kedisiplinan

2 Rasa tanggung jawab

3 Kesungguhan melakukan tugas yang diberikan guru 4 Keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sekolah 5 Ketepatan waktu (kehadiran, penyelesaian tugas) 6 Kemampuan bekerjasama dengan guru dan

teman-teman dalam berkelompok 7 Kerapihan berpakaian

8 Kesungguhan memperbaiki kesalahan atau kekurangan selama proses belajar

Rata-rata skor 4) Pedoman wawancara (lihat lampiran 10:209 dan 11:216) 5) Angket kuesioner.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Motivasi

No. Indikator No. Item

Positif

No. Item Negatif 1. Adanya keinginan/ dorongan/

semangat

1, 2, 3, 8, 10, 13, dan 16.

12, 19 2. Tidak mudah putus asa 5 6, 11, dan 14

3. Keyakinan 4, 9 7, 15

4. Niat yang baik 22, 23, dan

25

17, 21 dan 24 5. Mandiri, tidak mudah

menyerah.

(60)

2. Tahap pelaksanaan tindakan.

Pada tahap ini guru bertindak sebagai guru kelas dan peneliti bertindak sebagai observer kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode inquiri b. Pembagian kelompok.

Guru membagi kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 56 siswa. Guru meminta kelompok untuk berdiskusi materi perdagangan internasional. Guru memantau kegiatan tersebut.

c. Pembahasan

Guru meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru meminta kelompok yang lain untuk menanggapi atau menanyakan halhal yang kurang jelas.

d. Kuis

Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi, maka guru mengadakan kuis seputar materi yang diberikan. Peneliti bersama guru mengevaluasi hasil kegiatan ini, selanjutnya melakukan refle ksi untuk merencanakan upaya perbaikan.

3. Tahap Observasi.

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran maupun di akhir pembe lajaran. Penelitian mengamati hasil pembelajaran ini, meliputi kegiatan guru dan siswa di kelas. Hasil pengamatan ini kemudian direfleksikan dan menjadi pertimbangan untuk memperdalam tindakan ini pada siklus berikutnya.

(61)

Pada tahap ini peneliti bersama guru mengkaji kegiatan sebelumnya, mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap observasi. Hasil kajian ini akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam siklus berikutnya.

SIKLUS II :

Jika dalam siklus I masih ada indikator yang belum tercapai, maka siklus tindakan kedua bertujuan untuk menguatkan pemahaman tentang metode inquiri agar indikator peningkatan motivasi, kualitas proses dan hasil belajar tercapai. Tahaptahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya sub pokok bahasan dan tindakannya berbeda. Tindakannya pada siklus II ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Demikian juga dengan siklus III, hasil refeksi siklus 1 dan siklus II akan disempurnakan dalam siklus III.

Analisis dilakukan setelah guru melaksanakan beberapa siklus penelitian tindakan, yang meliputi motivasi, kualitas proses dan hasil belajar siswa. Peneliti akan menganalisis hasil observasi selama siklus penelitian berlangsung. Berdasarkan analisis ini dapat dipelajari hasil tindakan guru terhadap proses pembelajaran yang dialami oleh siswa.

(62)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Lingkungan Sekolah

SMA Negeri 1 Dukun beralamat di Jln. Kalibening, Kecamatan Dukun,

Kabupaten Magelang, tepatnya di kampung Musuk. Lokasinya berbatasan dengan

SMP Negeri 1 Dukun (utara), Kantor Kelurahan Dukun (barat), kampung Musuk

(timur dan selatan). SMA Negeri 1 Dukun berjarak kurang lebih 400 meter dari

jalan raya, sehingga tidak terganggu oleh kebisingan kendaraan. Keberadaan SMA

Negeri 1 Dukun didukung oleh kelengkapan sarana prasarana yang cukup,

sehingga mendukung para siswa-siswi untuk belajar. Namun begitu, ada satu

kendala dalam akses angkutan umum menuju ke SMA Negeri 1 Dukun karena

hanya satu jalur angkutan yaitu yang melewati jalan Kalibening.

B. Identitas Sekolah

SMA Negeri 1 Dukun merupakan sekolah menengah umum negeri

satu-satunya di Kecamatan Dukun yang dibuka pada tahun 1997.

C. Visi dan Misi.

1. Visi

Jenjang pendidikan SMA bersifat umum yang berlanjut ke jenjang

Perguruan Tinggi. Untuk dapat memasuki jenjang Perguruan Tinggi harus

mampu bersaing dengan peminat lain dalam skala nasional. Oleh sebab itu,

(63)

keberanian dan kemampuan serta kemauan memanfaatkan peluang untuk

berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik harus

senantiasa dipacu dan ditingkatkan dengan tanpa meninggalkan kepribadian

yang berbudi pekerti luhur serta taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan bertumpu pada semangat dan jiwa inilah SMA Negeri 1 Dukun

tetap bervisi “Berprestasi dan Berbudi Pekerti”.

2. Misi

a. Melakukan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga siswa

dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

b. Mengoptimalkan ketuntasan belajar setiap pokok yang disampaikan oleh

guru/pendidik.

c. Meningkatkan daya serap siswa.

d. Meningkatkan semangat berprestasi tinggi kepada siswa yang didukung

oleh semua warga sekolah, orang tua dan masyarakat.

e. Meningkatkan semangat me ngikuti kegiatan ilmiah guna meraih juara.

f. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama serta

nilai- nilai budaya bangsa sehingga menjadi jiwa landasan budi pekerti

sehingga menjadikan insan arif dalam bertindak serta terbuka untuk

membangun kesadaran dalam persaudaraan sejati.

g. Meningkatkan pemahaman dan kepatuhan terhadap ketentuan yang telah

disepakati.

(64)

i. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan warga sekolah

dan stakeholders.

D. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan sampai Tahun 2008

a. Rata-rata nilai Ujian Nasional minimal 6,75.

b. Lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri minimal 30%.

c. Lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi minimal

sebesar 50%.

d. Daya serap siswa minimal 4,5%.

e. Daya serap siswa rata-rata 6,75%.

f. Mempunyai kelompok KIR yang mampu menjadi juara tingkat

Kabupaten.

g. Mempunyai tim kesenian yang mampu tampil pada acara di sekolah

maupun Karesidenan.

h. Terbentuk sikap disiplin diri yang mantap bagi seluruh warga sekolah.

i. Terpenuhi kelengkapan sarana prasarana pendidikan.

2. SasaranTahun 2006/2007

a. Perolehan Nilai Ujian Nasional rata-rata minimal 6,50.

b. Lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri minimal 15%.

c. Lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi minimal

sebesar 25%.

(65)

e. Daya serap siswa rata-rata 6,00%.

f. Mempunyai kelompok KIR yang mampu meraih juara II tingkat

Kabupaten.

g. Mempunyai tingkat kesenian yang mampu tampil pada acara di sekolah

maupun tingkat Karesidenan.

h. Mempunyai tim olah raga minimal 2 cabang yang mampu masuk finalis

di tingkat Kabupaten.

i. Menurunnya angka pelanggaran sekolah bagi semua warga sekolah.

j. Kelengkapan sarana prasarana pendidikan dapat terpenuhi minimal 78%.

E. Keadaan Sekolah.

Dalam proses belajar mengajar SMA Negeri 1 Dukun memiliki sarana dan

prasarana pendukung, antara lain :

1. 1 ruang Kepala Sekolah.

2. 12 ruang kelas.

3. 1 ruang keterampilan.

4. 1 ruang Guru.

5. 1 ruang Tata Usaha.

6. 1 ruang Perpustakaan.

7. 2 ruang Laboratorium IPA.

8. 1 ruang Laboratorium Komputer.

9. 1 ruang Bimbingan dan Konseling (BK).

(66)

11. 1 ruang serbaguna.

12. 1 ruang musik.

13. 1 koperasi/toko.

14. 1 ruang OSIS.

15. 1 ruang Ibadah.

16. 1 rumah penjaga sekolah.

17. 3 kantin.

18. 2 parkiran kendaraan.

19. LapanganOlahraga.

20. 3 kamar mandi/WC guru.

21. 5 kamar mandi/WC siswa.

Deskripsi Singkat :

Kompleks SMA Negeri 1 Dukun memiliki keadaan yang nyaman untuk

proses belajar mengajar, karena suasana tenang jauh dari kebisingan kendaraan.

Di setiap koridor sekolah terdapat taman yang dikelola dengan baik, sehingga

semakin mendukung kenyamanan sekolah. Perpustakaan menerapkan sistem

terbuka yaitu setiap siswa dapat memilih buku yang diperlukan secara langsung.

Didukung pula laboratorium komputer dan ruang musik sehingga semakin

mendukung siswa-siswi mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran multi

(67)

F. Personil Sekolah.

Personil sekolah yang mengampu proses pendidikan di SMA Negeri 1 Dukun

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1

Personil Sekolah yang Mengampu Proses Pendidikan di SMA Negeri 1 Dukun

Status Karyawan Personil

Sekolah Guru

Tetap Guru Bantu Guru Tidak tetap Kualifikasi Ijazah Jumlah

Pendidik 28 2 2 S1 32

Kepala Sekolah

1 - - S1 1

Karyawan TU 13

- - SMA (3)

D3 (2) S1 (1)

13

Karyawan PP 5 - - SMA 5

Karyawan Perpustakaan

2 - - D3 2

Jumlah Total 53

G. Peserta Didik.

Tabel 4.2 Jumlah Siswa

Kelas Jumlah

X 158 siswa

XI IPA 67 siswa

XI IPS 73 siswa

XII IPA 76 siswa

XII IPS 78 siswa

Jumlah 452 siswa

H. Prestasi Sekolah.

Untuk mengembangkan dan mengukur kemampuan seluruh unsur di SMA

Negeri 1 Dukun, maka pihak sekolah mengikuti berbagai lomba baik bidang

(68)

maupun sekolah pada umumnya. Prestasi yang berhasil diraih adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.3

Prestasi SMA Negeri 1 Dukun

No. Juara Cabang

Kejuaraan Tingkat Tahun Keterangan

1. I Karya Tulis Ilmiah

Re- maja. Kabupaten 1998

a.n. Susi Nursanti 2. Harapan

I KIR Kabupaten 1998

a.n. Amin Fadilah

3. I TUB/PBB Kawedanan 1998 Tonti

4. I TUB/PBB Kabupaten 1998 Tonti

5. II TUB/PBB Karesidenan 1999 Tonti

6. III Pelajar Teladan

Putra Kabupaten 1998

7. I TUB/PBB Kawedanan 1999 Tonti

8. I TUB/PBB Kabupaten 1999 Tonti

9. Harapan

I Festival Band Kabupaten 1999

10. I Geguritan Putra Kabupaten 2000 a.n.

Supriyanto

11. II Geguritan Putri Kabupaten 2000 a.n. Lucis W.

12. II Jelajah Alam Kabupaten 2000 Sangga Putra

13. II Jelajah Alam Kabupaten 2000 Sangga Putri

14. I TUB/PBB Kawedanan 2000 Tonti

15. I TUB/PBB Kabupaten 2000 Tonti

16. II TUB/PBB Karesidenan 2000 Tonti

17. Harapan

I Jurnalistik Kabupaten 2000 a.n. Hettik

18. II Jurnalistik Kabupaten 2000 a.n. Tri W.

19. II PIR Kabupaten 2001 a.n. Tri W.

20. II Vokal Tunggal Kabupaten 2001 a.n.

Supriyanto

21. I Lukis Poster Kabupaten 2001 a.n. Dedet P.

22. III Wawasan Wiyata

Mandala. Kabupaten 2001

23. I Kinerja Kepala

Sekolah Kabupaten 2001

24. II Kinerja sekolah Kabupaten 2001

25. II Cerdas Tangkas

Kepolisian. Kabupaten 2001

Dian, April, dan Ismanto.

(69)

27. I TUB/PBB Kabupaten 2002 Tonti

28. II Pra Olimpiade

Komputer Kabupaten 2003

a.n. Irna Bintarti

29. I dan III

Peragaan Pertolongan

Pertama

Kabupaten 2003 a.n. PMR

Wira

30. II Teater Karesidenan 2003

31. III TUB/PBB Karesidenan 2004 Tonti

32. I TUB/PBB Kabupaten 2004 Tonti

I. Struktur Kurikulum.

1. Mata Pel

Gambar

Gambar 2.1 Model PTK .........................................................................
gambar alur berikut ini.
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun prestasi akademik/kurikuler yang dimaksud adalah peringkat 25 persen terbaik di kelas, sedangkan prestasi pada kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstrakurikuler minimal

[r]

Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.. HOKLI SIMAMORA Tahun

Implikasi kompetensi IT mahasiswa terhadap hasil pembelajaran di Perguruan Tinggi VokasionalUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. akan mempermudah mahasiswa

Biaya gaji dan upah, biaya pajak atas gaji dan upah karyawan yang tercatat berkaitan dengan kompensasi jasa yang diserahkan oleh karyawan selama periode

Universitas Kristen

MOTIVASI DAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK KERJA PEMBESIAN : Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Hotel Cinnamon dan GSG Maranatha.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository