• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Skripsi)

Oleh

ANDREY HASAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PENGARUH METODE PEMBELAJARANRECIPROCAL TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI

MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh

ANDREY HASAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Andrey Hasan

NPM : 0853022001

Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Jl. RE. Martadinata no. 76 Kelurahan Kota Karang, Kec.Teluk Betung Barat, Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Oktober 2012 Yang Menyatakan,

(4)

ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARANRECIPROCAL TEACHING

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

Oleh Andrey Hasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan masih banyak guru yang menggunakan pembelajaran konvensional sebagai alternatif yang sering digunakan di kelas sehingga siswa sulit dalam menerima, merespon, serta mengembangkan materi yang diberikan oleh guru. Sehingga motivasi siswa tidak berkembang. Penelitian ini melihat pengaruh motivasi belajar dan hasil belajar siswa dari model

pembelajaranReciprocal Teaching. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya pengaruh metode pembelajaranReciprocal Teachingterhadap hasil belajar fisika bila ditinjau dari motivasi belajar siswa. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 di SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII pada semester genap, sedangkan sampel yang diambil yaitu kelas VIIIA.Teknik

(5)

Hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah adanya pengaruh metode pembelajaranReciprocal Teachingterhadap hasil belajar dengan peninjauan motivasi belajar siswa.Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaranReciprocal Teaching memiliki pengaruh yang signifikan ditinjau dari motivasi belajar siswa. Dengan rata-rata nilai hasil belajar sebesar 75,90 (kategori tinggi) dengan rincian: 0 siswa (0%) memperoleh kategori cukup baik, 12 siswa (36,36%) memperoleh kategori baik, dan 21 siswa (63,64%) memperoleh kategori sangat baik. Terdapat nilai

sumbangan pengaruh dari metode pembelajaran dan motivasi terhadap hasil belajar siswa sebesar 87%.

(6)

Judul Skripsi : PENGARUH METODE PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHINGTERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

Nama Mahasiswa : Andrey Hasan Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022001 Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Nengah Maharta, M.Si. Viyanti, S.Pd, M.Pd

NIP. 19551231 198303 1 022 NIP. 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(7)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Nengah Maharta, M.Si.

Sekretaris : Viyanti, S.Pd, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 09 Januari 1990 anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sumardin dan Ibu Maryani.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1996 penulis di SD Negeri 2 Talang, diselesaikan tahun 2002. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Bandar Lampung hingga tahun 2005, kemudian penulis

melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai

mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

(9)

tersayang yang telah banyak berkorban demi masa depanku.

Terima kasih atas do a, semangat, nasehat, dukungan, serta

(10)

MOTTO

Orang yang menginginkan kemudahan harus ikhlas merajinkan diri mengatasi kesulitan

(Andrey Hasan)

Jika ingin kaya, bekerjalah dengan pikiran yang baik. Jika ingin bahagia, berbagilah kepada sesama

(11)

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan pembahas yang banyak memberikan kritik serta masukan yang bersifat positif dan konstruktif.

4. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku Pembimbing I atas keikhlasannya memberikan bimbingan, saran dan motivasi.

5. Ibu Viyanti, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

7. Bapak Drs. Bahrunsyah, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 3 Bandar Lampung beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 8. Ibu Hj. Darmi Betti, S.Pd. selaku Guru Mitra dan murid-murid kelas VIII A

(12)

9. Keluarga besar penulis yang selalu menyayangi, mendoakan, dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku;

10. Teman seperjuangan penulis di P. Fisika 8: Emil, Ayu, Fharia, Tutik, Elly, Tresna, Ewo, Khusnul, Putu, Dedek, Arif, Nando, Iyoh, Novi, Desti, Destiana, Dewi, Dian, Eka, Eva, Fitri, Hamidah, Ike, Jean, Liyan, Leni, Marfiana, Meita, Nova, Nurul, Putri, Resa, Resti, Rika, Mayang, Wina, Selly, Rofa, Indah, Uji, Yeni, Yuniar, Nining, Intan, dan Yesica atas bantuan dan kebersamaannya; 11. Teman-teman angkatan 2008 reguler yang namanya tidak bisa saya tuliskan

satu per satu atas persahabatan dan kebersamaannya selama ini;

12. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat di P. Fisika yang tidak bisa disebutkan satu per satu, semoga selalu menjadi keluarga besar pendidikan fisika bersatu. 13. Teman-teman PPL dan KKN : Andrian, Beti, Asih, Osie, Savitri, Uji, Pitri dan

Joko atas kebersamaan selama 3 bulan yang walau mungkin terlupakan tapi rasanya masih melekat dalam hati ini;

14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, Oktober 2012 Penulis

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi, ruang dan waktu. Dalam belajar fisika hendaknya fakta konsep dan prinsip-prinsip tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari seseorang guru ke siswa. Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka.

Pemilihan model dan metode pembelajaran yang sesuai dan potensi siswa

merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran yang

dilakukannya. Kondisi proses belajar mengajar, dewasa ini masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan dan masih sedikit mengacu pada pelibatan siswa pada proses pembelajaran itu sendiri.

(14)

2

memegang peranan penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Seorang guru fisika disamping menjelaskan konsep, prinsip, dan teori juga harus mengajarkan fisika dengan menciptakan kondisi yang baik agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat berkembang.

Berdasarkan observasi di SMP Negeri 3 Bandar Lampung, ditemukan beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran fisika, yaitu guru masih menganut

pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional (ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas). Guru menyampaikan isi mata pelajaran berupa informasi yang harus didengar, dicatat, disimpan dan diambilnya kembali pada saat ujian. Penerapan metode pembelajaran tersebut cenderung membuat siswa pasif, bosan, mengantuk, malas belajar dan malas mengerjakan tugas. Metode pembelajaran tersebut menerapkan pola satu arah, dominan hafalan dan memasung kreatifitas atau kemerdekaan berpikir siswa kearah suasana pembelajaran yang dapat

menstimulasi dan mendukung proses perkembangan siswa dalam mengeksplorasi dan mengkonstruksi suatu pengetahuan.

Selain ditentukan oleh metode pembelajaran, keberhasilan proses belajar mengajar juga ditentukan oleh motivasi belajar siswa. Guru fisika diharapkan dapat memberikan dorongan belajar pada siswa, sehingga siswa merasa tertarik dan mudah memahami materi yang diberikan. Setiap perbuatan termasuk

(15)

Banyak metode pembelajaran yang merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif lagi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Diantaranya adalah dengan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching).

MetodeReciprocal Teachingmerupakan salah satu metode pembelajaran yang memiliki manfaat yang diharapkan agar tujuan tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain. Metode

pembelajaran ini juga diharapkan pula dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri, kemampuan bernalar siswa semakin berkembang dan mempertinggi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

Pada pembelajaranReciprocal Teaching,siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, dan mendorong pembelajaran mandiri yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Metode ini digunakan suatu pendekatan pembelajaran yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian

memprediksikan pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang diberikan kepada siswa. Motivasi belajar pun diduga ikut mempengaruhi hasil belajar yang dicapai saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, sehingga diharapkan dapat membantu siswa dalam aktivitas belajarnya.

(16)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh metode pembelajaranReciprocal Teaching terhadap hasil belajar fisika bila ditinjau dari motivasi belajar siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui besarnya pengaruh metode pembelajaranReciprocal Teaching terhadap hasil belajar fisika bila ditinjau dari motivasi belajar siswa.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat menjadi alternatif baru bagi guru dalam menyajikan materi pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Sebagai penambahan wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar

yang menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti

serta pengetahuan lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(17)

1. MetodeReciprocal Teachingmerupakan suatu metode dimana siswa

mengajar teman-temannya yang telah dibimbing oleh gurunya.

2. Motivasi belajar adalah keadaan dalam diri siswa yang mendorong keinginan siswa untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran, yang ditandai dengan adanya keinginan siswa untuk bertanya dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal.

3. Hasil belajar IPA Fisika dalam penelitian ini adalah nilai kognitif dari hasil tes formatif, sedangkan untuk aspek afektif dan psikomotor di peroleh melalui observasi. Aspek kognitif adalah hasil penguasaan konsep siswa yang dilakukan melalui tes tertulis yaitu posttest. Sedangkan aspek afektif adalah aktifitas siswa saat pembelajaran berlangsung. Ranah psikomotor yang dinilai berdasarkan praktikum yang dilakukan siswa.

4. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIASMP Negeri 3 Bandar Lampung

semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

1. Konsep Belajar dan Mengajar

Berdasarkan pendapat Witherington, belajar selalu dikaitkan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Belajar juga dikaitkan dengan perubahan. Perubahan-perubahan ini muncul karena adanya pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. Sejalan dengan pendapat Witherington, Hilgard dalam Sukmadinata (2007: 155) menyatakan belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relatif permanen, yang terjadi karena pengalaman.

Slameto (2003: 2) juga mengungkapkan:

belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

(19)

penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut secara keseluruhan pribadi sesorang, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar merupakan proses modifikasi pengetahuan dan perubahan tingkah laku. Kedua proses tersebut dapat dilakukan melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Syah (2003: 68) mengemukakan bahwa:

Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Bruner dalam Nasution (2008: 9) mengungkapkan bahwa proses belajar dapat dibedakan pada tiga fase diantaranya informasi, transformasi, dan evaluasi. Informasi yang kita peroleh saat pembelajaran ada yang menambah,

memperhalus, dan memperdalam pengetahuan, ada pula yang bertentangan dengan pengetahuan yang kita miliki. Informasi tersebut kita transformasi atau ubah ke dalam bentuk yang abstrak atau konseptual sehingga dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Selanjutnya kita melakukan penilaian manfaat pengetahuan tersebut terhadap gejala-gejala yang lain.

(20)

8

Uno (2008: 10) mengungkapkan mengenai teori belajar kognitif:

Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung, menyeluruh.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, seorang guru harus mampu merancang kegiatan pembelajaran dengan matang sebelum pembelajaran berlangsung, agar semuanya dapat terkontrol dengan cermat. Hamalik (2006: 154) mengemukakan

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran, sebaiknya guru terlebih dahulu mengetahui prinsip-prinsip belajar, sehingga dalam pembelajaran nanti setiap siswa mengalami proses-proses belajar dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Daryanto (2009: 27) menyatakan bahwa prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. Belajar itu proses kontinyu maka harus bertahap menurut perkembangannya. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya, repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian dan keterampilan atau sikap itu mendalam pada siswa.

Ornstein dalam Mulyasa (2006: 223) juga mengungkapkan:

(21)

unit-unit pelajaran yang disediakan dalam bentuk mata, serta teknik-teknik pembelajaran jangka pendek.

Belajar juga menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan status abilitas tersebut, menurut Bloom dalam Sardiman (2007: 23), meliputi tiga ranah /matra, yaitu matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Masing-masing matra ataudomainini diperinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan (level of competence). Rincian ini dapat disebutkan sebagai berikut:

a) Cognitive domain:

1) Knowledge(pengetahuan, ingatan)

2) Comprehesion(pemahaman, menjelaskan, meringkas) 3) Analysis(menguraikan, menentukan hubungan)

4) Syntesis(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru)

5) Evaluation(menilai) 6) Application(menerapkan) b) Affective Domain:

1) Receiving(sikap menerima) 2) Responding(memberikan respon) 3) Valuing(nilai)

Belajar erat kaitannya dengan mengajar. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Jika belajar merupakan kegiatan siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Menurut Sardiman (2007: 48)

(22)

10

membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.

Pengertian mengajar seperti yang telah diuraikan diatas memberikan penjelasan bahwa fungsi pokok dalam mengajar itu adalah menyediakan kondisi yang kondusif, sedang yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah siswanya, dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah.

2. MetodeReciprocal Teaching

Metode pembelajaran ini merupakan metode yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan dapat menjadi salah satu pilihan guru dalam pembelajaran. Khadijah (dalam Hendriana, 2002: 4) metodeReciprocal Teaching yaitu suatu metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan analisis terhadap konsep yang dibacanya melakukan langkah-langkah berupa pemecahan masalah, menyusun pertanyaan atau menjelaskan konsep yang dipelajarinya dan memprediksi.

Reciprocal Teachingmengacu pada sekumpulan kondisi belajar yang

menempatkan anak untuk mengalami sekumpulan kegiatan kognitif tertentu dan secara perlahan melakukan fungsi-fungsi itu sendiri.

Sedangkan Herawati (2006: 10) menyatakan bahwa metodeReciprocal Teaching merupakan metode yang dapat meningkatkan kemampuan kritis lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.

(23)

kesempatan bagi siswa untuk belajar sendiri serta memonitoring belajar dan berpikir. Struktur dialog dan interaksi dari siswa mengharuskan semua

berpartisipasi dan mendorong siswa untuk aktif sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

Weinstein & Meyer dalam Nuryanti (2009: 132) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan 3 hal, yaitu bagaimana siswa belajar, berpikir, dan memotivasi diri.

Menurut Palincsar dan Brown dalam Tivani (2009) setidaknya terdapat empat strategi dasar yang terlibat dalam proses pembelajaranReciprocal Teachingyaitu: 1) Membuat rangkuman

Pada proses pembuatan rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting. Dengan kegiatan merangkum tersebut siswa dapat menafsirkan teks sesuai dengan persepsi mereka.

2) Bertanya

Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi sejauh mana pemahaman pembaca terhadap bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif (komunikasi antar pribadi).

3) Membuat prediksi

Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang

(24)

12

buku akan membantu untuk menetapkan tujuan untuk membaca, memungkinkan interaksi dengan teks.

4) Klarifikasi

Pada aktivitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan kata yang benar adalah hal yang terpenting walaupun

mereka tidak memahami makna dari kata-kata yang diucapkan tersebut.

Salah satu cara yang dapat ditempuh guru untuk mengoptimalkan penerapan metodeReciprocal Teachingadalah dengan pembagian kelompok.

Djamarah dalam Firmansyah (2008: 17) menyatakan bahwa proses kelompok adalah usaha untuk mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar. Sehingga diharapkan belajar kelompok dapat meningkatkan pengetahuan sampai pada tingkat pemahaman siswa dan menjadikan belajar itu menjadi sesuatu yang menyenangkan dan dengan diterapkannyaReciprocal Teaching dengan cara pembagian kelompok diharapkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa.

Hasanah (2006: 20) memaparkan karakteristik dariReciprocal Teachingadalah: 1) Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat

kesempatan dalam memimpin diskusi. Reciprocal

untuk orang lain.

3) Dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.

Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman terhadap apa yang sedang dipelajari.

(25)

terbalik adalah suatu kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh siswa meliputi membaca bahan ajar yang disediakan, menyimpulkan, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali dan menyusun prediksi.

Menurut Muslim, dkk (Hasanah, 2005: 20) kekuatan metode pembelajaran Reciprocal Teachingadalah sebagai berikut:

a) Melatih kemampuan siswa dalam belajar mandiri

b) Melatih kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, ide dan gagasan

c) Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan konsep dan pemecahan masalah

Adapun kelemahan pada metodeReciprocal Teachingialah terletak pada siswa dengan kesulitan dekoding atau merangkai kata-kata (Hashey, 2003).

Dalam Foster dan Becky (2009) mengungkapkan kelemahan metodeReciprocal Teachingadalah terletak pada siswa yang tidak dapat membaca sandi atau menghancurkan kata-kata ke dalam fonem dan kemudian perpaduan mereka cukup hanya untuk mengenali dan mengatakan sebagian besar kata dalam keseluruhan bacaan dengan benar, dan mereka merasa tidak nyaman atau malu ketika bekerja dalam kelompok yang terlibat dalam proses pembelajaran.

3. Hasil Belajar

(26)

14

menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa.

Menurut Sukardi (2008: 2): Hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Penacapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar

merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar menunjukkan berhasil tidaknya suatu kegiatan pembelajaran yang dicerminkan melalui angka atau skor setelah melakukan tes maupun non tes.

Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes maupun non tes dilakukan. Untuk mengukur hasil belajar biasanya guru melakukan kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara memberikan tes pada akhir pembelajaran seperti tes akhir, tes formatif, tes sumatif yang dapat menunjukkan sejauh mana penguasaan siswa tehadap suatu materi tersebut.

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Perubahan tersebut terjadi dengan peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Asyhar (2011: 8): Hasil belajar juga dilihat dari proses interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari.

(27)

diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

Masih menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 4-5):

terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain yang merupakan transfer

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa tingkat perkembangan siswa tampak pada evaluasi hasil belajar siswa, hasil belajar diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung dari aktivitas belajar siswa itu sendiri. Karena aktivitas yang tinggi dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap pelajaran yang diterimanya. Sehingga keberhasilan proses belajar mengajar diukur dari hasil yang diperoleh siswa dalam pembelajaran.

Hasil belajar pada satu sisi adalah berkat tindakan guru suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti yang tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan melompat setelah latihan. Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.

(28)

16

Hasil belajar sering digunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk ber-macam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh siswa, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, tes akhir semester, dan sebagainya.

Oleh karena itu, proposisi yang dipakai sebagai berikut:

a. Hasil belajar siswa merupakan ukuran keberhasilan guru dengan anggapan bahwa fungsi penting guru dalam mengajar adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Hasil belajar siswa mengukur apa yang telah dicapai siswa.

c. Hasil belajar(achievement)itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di pondok pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

(29)

Aktivitas siswa tidak hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru saja tetapi lebih dari itu seperti diskusi, melakukan percobaaan, memecahkan masalah, dan lain-lain yang dapat merangsang motivasi siswa untuk terus belajar.

Siswa yang selama pembelajaran aktif mungkin akan memberikan hasil belajar yang lebih besar dibandingkan dengan siswa yang tidak aktif selama

pembelajaran.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 3):

Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Setelah melakukan perbuatan belajar, maka seseorang akan memperoleh suatu hasil yang disebut hasil belajar. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar yaitu melalui suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan dalam bentuk angka.

(30)

18

biasa-biasa saja bisa memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang aktif.

Dilihat dari segi keadaan psikologis siswa diantaranya adalah cara dan minat belajar yang ada pada diri siswa. Selain itu, yang mempengaruhi hasil belajar adalah kondisi emosional siswa seperti marah, sedih, senang, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sumber belajar dan media belajar yang digunakan oleh siswa serta keadaan lingkungan sekitar siswa seperti lingkungan umum yang bising, tenang, nyaman, dan lain sebagainya.

Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar siswa, yaitu:

a) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) meliputi kesehatan intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar.

b) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersal dari dalam diri siswa (faktor internal). Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, maka seorang siswa harus bisa mengelola faktor-faktor ini dengan baik terutama faktor yang berasal dari dalam dirinya.

(31)

yang ada di lingkungan sekitar. Keberhasilan proses belajar yang dilakukan dapat diukur dengan tolak ukur hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.

Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom dalam Sukardi (2008: 75): membagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik. Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar yaitu:

1) Ranah kognitif

Ranah kognitif terdiri dari enam jenis prilaku, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif terdiri dari lima prilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

3) Ranah psikomotor

Ranah psikomotor terdiri dari tujuh prilaku, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreativitas.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar

merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dari masing- masing individu. Hasil belajar menunjukkan berhasil tidaknya suatu kegiatan pembelajaran yang dicerminkan melalui angka atau skor setelah melakukan tes maupun non tes.

(32)

20

jenjang diantaranya: pengetahuan(knowledge), pemahaman(comprehension), penerapan(aplication), analisis(analysis), sintesis(syntesis), dan evaluasi penilaian(evaluation).

Nilai aspek kognitif diperoleh dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis siswa yang dievaluasi disetiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa.

Hasil belajar dalam ranah kognitif terdiri dari enam kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Hasil belajar yang diidentifikasi dalam hal ini mengacu pada ranah kognitif.

Pada akhir suatu proses pembelajaran, siswa akan memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar tampak apabila terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Nilai aspek kognitif diperoleh dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis siswa yang dievaluasi di setiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa. Hal ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

(33)

mekanis stimulus respon, tetapi melibatkan seluruh fungsi organisme yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan jelas bahwa suatu

pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan seseorang yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hal ini berarti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan tes hasil belajar. Tes ini disusun dan dikembangkan dari pokok-pokok bahasan yang dipelajari oleh siswa dalam beberapa materi pelajaran di sekolah.

4. Motivasi Belajar

(34)

22

pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Manusia memiliki tujuan dan harapan dari semua kegiatan yang dilakukan dalam hidupnya. Begitu pula dengan setiap siswa yang mengharapkan keberhasilan dalam belajrnya. Motivasi merupakan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas yang mendukung keberhasilan belajar. Motivasi berasal dari motive motion yang berasal dari bahasa inggris yang berarti penggerak.

Menurut Sardiman (2005: 73)

motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Sedangkan menurut Eysenck dan kawan kawan dalam Slameto (2003: 170) motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya.

(35)

tertentu diarahkan oleh tujuan memperoleh pengetahuan atau menguasai keterampilan yang diajarkan.

Motivasi belajar adalah kemampuan internal yang terbentuk secara alami yang dapat ditingkatkan atau dipelihara melalui kegiatan yang memberikan dukungan, memberikan kesempatan untuk memilih kegiatan, memberikan tanggung jawab untuk mengontrol proses belajar, dan memberikan tugas-tugas belajar yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pribadi.

Ada 6 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: 1. Sikap

Sikap adalah kombinasi antara konsep, informasi, dan emosi yang menyebabkan kecenderungan individu untuk mereaksi senang atau tidak senang terhadap orang, kelompok, ide, kejadian atau objek-objek tertentu. 2. Kebutuhan

Kebutuhan adalah suatu kondisi kekurangan yang mendorong individu untuk untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

3. Rangsangan

Rangsangan adalah segala perubahan dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang menyebabkan individu menjadi aktif.

4. Emosi

(36)

24

Kemampuan, mengacu kepada kemampuan individu untuk merespon sebagai hasil belajar (Perlmutter dan Hall, 1992).

6. Penguatan

Penguatan adalah segala kegiatan yang memelihara dan meningkatkan kemungkinan untuk merespon lebih lanjut (Wodkowski, 1985).

Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sebagai berikut:

1. Pernyataan penghargaan secara verbal

Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar

siswa yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik 2. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan

pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.

3. Menimbulkan rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motif belajar siswa. rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang dapat mengejutkan, keragu-raguan, ketidaktentuan, adanya kontradiksi, menghadapai masalah yang sulit dipecahkan, menemukan suatu hal yang baru, menghadapi teka-teki. Hal tersebut menimbulkan semacam konflik konseptual yang membuat siswa Penasaran, dengan sendirinya menyebabkan siswa tersebut berupaya keras Untuk memecahkannya. Dalam upaya yang keras itulah motif belajar siswa Bertambah keras.

(37)

Dalam upaya itu pun, guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa.

5. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

Hal ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar selanjutnya.

6. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar Sesuatu yang telah dikenal siswa, dapat diterima dan diingat lebih mudah. jadi, gunakanlah hal-hal yang telah diketahui siswa sebagai wahana untuk Menjelaskan sesuatu yang baru atau belum dipahami oleh siswa.

7. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami

Sesuatu yang unik, tak terduga, dan aneh lebih dikenang oleh siswa daripada sesuatu yang biasa-biasa saja.

8. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya Dengan jalan itu, selain siswa belajar dengan menggunakan hal-hal yang telah dikenalnya, dia juga dia juga dapat menguatkan pemahaman atau

pengetahuannya tentang hal-hal yang telah dipelajarinya. 9. Menggunakan simulasi dan permainan

(38)

26

10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum

Hal itu akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya suasana tersebut akan meningkatkan motif belajar siswa.

11. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar

Hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekankan, Sedangkan hal-hal yang berdampak negate seyogianya dikurangi.

12. Memahami iklim sosial dalam sekolah

Pemahaman iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa. Dengan pemahaman itu, siswa mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi masalah atau kesulitan.

13. Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat

Guru seyogianya memahami secara tepat bilamana ia harus menggunakan berbagai manifestasi kewibawaannya pada siswa untuk meningkatkan motif belajarnya. Jenis-jenis pemanfaatan kewibawaan itu adalah dalam

memberikan ganjaran, dalam pengendalian perilaku siswa, kewibawaan berdasarkan hukum, kewibawaan sebagai rujukan, dan kewibawaan karena keahlian.

14. Memperpadukan motif-motif yang kuat

(39)

bertambah besar, sampai mencapai keberhasilan yang tinggi. 15. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai

Di atas telah dikemukakan, bahwa seseorang akan berbuat lebih baik dan berhasil apabila dia memahami yang harus dikerjakannya dan yang dicapai dengan perbuatannya itu. Makin jelas tujuan yang akan dicapai, makin terarah upaya untuk mencapainya.

16. Merumuskan tujuan-tujuan sementara

Tujuan belajar merupakan rumusan yang sangat luas dan jauh untuk dicapai. Agar upaya mencapai tujuan itu lebih terarah, maka tujuan-tujuan belajar yang umum itu seyogianya dipilah menjadi tujuan sementara yang lebih jelas dan lebih mudah dicapai.

17. Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai

Dalam belajar, hal ini dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai ujian atau nilai pekerjaan rumah. Dengan mengetahui hasil yang telah dicapai, maka motif belajar siswa lebih kuat, baik itu dilakukan karena ingin

mempertahankan hasil belajar yang telah baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang memuaskan.

18. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa

(40)

28

19. Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri

Persaingan semacam ini dilakukan dengan memberikan tugas dalam berbagai kegiatan yang harus dilakukan sendiri. Dengan demikian, siswa akan dapat membandingkan keberhasilannya dalam melakukan berbagai tugas.

20. Memberikan contoh yang positif

Banyak guru yang mempunyai kebiasaan untuk membebankan pekerjaan para siswa tanpa kontrol. Biasanya dia memberikan suatu tugas kepada kelas, dan guru meninggalkan kelas untuk melaksanakan pekerjaan lain. Keadaan ini bukan saja tidak baik, tetapi dapat merugikan siswa. Untuk menggiatkan belajar siswa, guru tidak cukup dengan cara member tugas saja, melainkan harus dilakukan pengawasan dan pembimbingan yang memadai selama siswa mengerjakan tugas kelas. Selain itu, dalam mengontrol dan membimbing siswa mengerjakan tugas guru seyogianyamemberikan contoh yang baik.

Oleh karena itu, motivasi merupakan faktor penting dalam kehidupan terutama dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Hal ini dipertegas oleh Sardiman (2006: 92 95), menyatakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar untuk mencapai prestasi belajar,antara lain:

1. Memberi angka 2. Hadiah

3. Saingan/kompetisi 4. Ego -involvment 5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian

8. Hukuman

9. Hasrat untuk belajar 10. Minat

11. Tujuan yang diakui

(41)

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.

Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah.

Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak.

Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan

Proses belajar dalam pelaksanaannya sangat memerlukan motivasi, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Hamalik (2004: 162 163), membagi motivasi menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam diri siswa sendiri dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional, seperti keinginan untuk mendapatkan keinginan tertentu.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor faktor dari luar situasi belajar, seperti penghargaan, persaingan dan hukuman.

Keinginan, tujuan, dan kebutuhan dalam diri seseorang akan berbeda dengan yang lain. Dorongan atau motivasi yang terdapat dalam diri seseorang dapat dilihat dari karakteristik individu atau orang itu sendiri.

(42)

30

Keberhasilan belajar fisika sangat ditentukan oleh strategi metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru di dalam kelas. Metode pembelajaran tersebut tentu saja harus ada interaksi timbal balik antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Interaksi yang baik juga menghendaki suasana pembelajaran yang tidak membosankan dan memicu motivasi yang terus-menerus sehingga tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Salah satu alternatif metode pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa adalah dengan metode pembelajaran Reciprocal Teaching.

Penggunaan metode pembelajaran tersebut dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penilaian awal motivasi belajar berupa angket yang bertujuan

mengetahui nilai motivasi dari masing-masing siswa. Dalam hal ini dimaksudkan sebagai perbandingan dengan penilaian akhir motivasi pada akhir pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaranReciprocal Teachingdapat

menyadarkan siswa bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan atau satu jawaban saja. Siswa dapat memahami bahwa mereka dapat saling mengemukakan pendapat secara konstruktif atau dapat diperoleh suatu keputusan yang lebih baik.

Setelah dijalankan penggunaan metode pembelajaran tersebut, maka dilakukan kembali penilaian motivasi berupa angket yang dibagikan kepada masing-masing siswa. Motivasi ini nantinya sebagai acuan terhadap penilaian motivasi

sebelumnya sehingga dapat terlihat seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar.

(43)

berlangsung (sikap) dan aspek psikomotorik dapa diukur pada saat siswa

mengadakan pengamatan langsung, pengamatan tidak langsung, dan pemodalan matematik.

Pada penelitian ini terdapat tiga bentuk variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaranReciprocal Teaching(X1), sedangkan variabel terikatnya adalah

hasil belajar fisika (Y), dan variabel moderatornya adalah motivasi belajar siswa (X2). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel

moderator terhadap variabel bebas dan variabel terikat, maka dapat dijelaskan dengan paradigma pemikiran seperti berikut ini:

Gambar 2.2 Bagan Paradigma Pemikiran

Keterangan:

X1= metode pembelajaranReciprocal Teaching

Y = hasil belajar fisika X2= motivasi belajar siswa

r = pengaruh metode pembelajaranReciprocal Teachingterhadap hasil belajar fisika

2.3 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh metode

pembelajaranReciprocal Teachingterhadap hasil belajar fisika bila ditinjau dari motivasi belajar siswa.

Y X1

r

(44)
(45)

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/ 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari 6 kelas. Sampel menggunakan satu kelas yaitu kelas VIIIA.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010:124). Pertimbangan tertentu yang dilakukan dalam memilih sampel adalah berdasarkan hasil nilai ujian pertengahan semester tahun 2011/2012 yang kurang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara keseluruhan dan keterangan hasil wawancara dengan guru kelas sehingga dipilih sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA.

(46)

35

Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan menggunakan satu kelas sebagai sampel yaitu kelas VIIIA. Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas

yaitu metodeReciprocal Teaching, variabel terikat yaitu hasil belajar dan variabel moderator yaitu motivasi belajar. Desain eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah One-Shot Case Study. Berikut adalah gambar desain penelitian yang akan digunakan:

Desain Eksperimen One-Shot Case Study Keterangan : X = perlakuan

O = nilai observasi hasil perlakuan (ujian akhir)

(Sugiyono, 2010: 110)

3.4 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat serta satu variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Reciprocal Teaching (X1), lalu variabel moderatornya adalah motivasi

belajar siswa (X2) dan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa (Y).

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(47)

1. Lembar kerja kelompok (LKK)

Lembar kerja kelompok digunakan untuk mengarahkan siswa dalam kerja kelompok yang berupa kegiatan eksperimen.

2. Lembar angket motivasi siswa

Lembar angket motivasi siswa dapat berupa seluruh kegiatan dan aktualisasi yang dilkakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung.

3. Hasil belajar menggunakan instrumen berbentuk soal pilihan jamak dan essay. Tes ini digunakan pada saat ujian setelah siswa diberi perlakuan/observasi (ujian akhir).

3.6 Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1) Uji Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

(48)

37

(Arikunto, 2008: 72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Dan jika rhitung > rtabel

signifikan.

Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat jika r = 0,3.

(Masrun dalam Sugiyono, 2010: 188)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated item total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakanconstruckyang kuat (valid).

2) Uji Reliabilitas

(49)

sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumusalpha, yaitu:

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

i2 = jumlah varians skor tiap-tiap item t2 = varians total

(Arikunto, 2008: 109)

Menurut Sayuti (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Nilai Kisaran

Nilai Keterangan

0,00 0,20 Kurang Reliabel 0,21 0,40 Agak Reliabel 0,41 0,60 Cukup Reliabel

0,61 0,80 Reliabel

0,81 1,00 Sangat Reliabel

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

(50)

39

Pengumpulan data hasil belajar dan angket motivasi dilakukan dengan

menggunakan lembar pengumpulan data yang diperoleh dari hasilposttestdan hasil penyebaran angket sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung. Adapun bentuk pengumpulan datanya berupa tabel yang dijelaskan pada Tabel 3.2, Tabel 3.3, Tabel 3.4 dan Tabel 3.5.

Tabel 3.2 Data Skor Hasil Belajar

Perolehan Skor Nilai

Tabel 3.3 Klasifikasi Rentang Nilai Rata-rata Angket Motivasi sebelum dan sesudah pembelajaran

76-100 4 siswa 5 siswa

51-75 25 siswa 26 siswa

(51)

0-25 3 siswa 0 siswa

A. Hasil postest digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar

siswa yaitu dengan menggunakan soal tes yang diberikan langsung kepada siswa yang terdiri dari 15 soal.

B. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2010: 199). Lembar angket motivasi siswa terdiri dari sejumlah pernyataan yang disesuiakan dengan aspek yang diukur. Angket ini berbentuk angket skala Likert yang di dalamnya terdapat pilihan jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Adapun kisi-kisi angket motivasi dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Motivasi Siswa

No. Indikator

menghadapi kesulitan 11,13 10,14 4

3. Lebih senang bekerja

(52)

41

4. Senang mencari dan

memecahkan soal-soal 9,16 5 3

5. Menunjukkan minat terhadap bermacam -macam masalah

4,7,12,17 4

Jumlah Soal 18

Pemberian skor dengan ketentuan:

a. Untuk pernyataan dengan kriteria positif: 1 = sangat tidak setuju

2 = tidak setuju 3 = ragu-ragu 4 = setuju 5 = sangat setuju

b. Untuk pernyataan dengan kriteria negatif: 1 = sangat setuju

2 = setuju 3 = raguragu 4 = tidak setuju 5 = sangat tidak setuju

(Suhadi, 2008) Setelah penskoran dilakukan, kemudian menentukan katagorinya dengan ketentuan:

skor rata-rata 1,00-1,49 = tidak baik skor rata-rata 1,50-2,49 = kurang baik skor rata-rata 2,50-3,49 = cukup baik skor rata-rata 3,50-4,49 = baik, dan skor rata-rata 4,50-5,00 = sangat baik

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

(53)

Regresi Linier Berganda untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Keputusan hasil pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan kriteria uji dari masing-masing jenis pengujian.

Data diambil dengan menggunakan lembar pengumpulan data hasil belajar siswa berupa soal tes kemampuan hasil belajar fisika siswa yang berbentuk soal pilihan ganda dan uraian pada aspek kognitif yang diperoleh dari skor ujian akhir atau ujian blok.

Proses analisis untuk hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

a) Skor yang diperoleh dari masing masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.

b) Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

% Pencapaian hasil belajar

c) Nilai hasil belajar siswa adalah:

Nilai hasil belajar siswa = % prestasi belajar siswa (dihilangkan % nya).

d) Nilai rata rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

Rata rata hasil belajar siswa

e) Ketuntasan tergantung tempat penelitian

Untuk kategori nilai rata rata hasil belajar menggunakan Arikunto (2008: 245) yaitu:

(54)

43

2. Pengujian Hipotesis

Data hasil penelitian dianalisis dengan melakukan uji sebagai berikut: 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadapN-gainhasil tes akhir dari kedua variabel tersebut menggunakan program komputer. Pada penelitian ini uji normalitas digunakan dengan ujiKolmogorov-smirnov. Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan program program komputer dengan metode Kolmogorov-smirnovberdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai signifikasi.

Pedoman pengambilan keputusan:

1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.

2. Uji Hipotesis

Jika data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan uji Regresi Linier Berganda.

1. Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui efisiensi perhitungan analisis data Uji Regresi Linier Berganda digunakan Aplikasi Program SPSS 17.0For Windows. Kriteria uji yang

digunakan adalah jika Fhitung> dari Ftabelmaka terima H1. Selanjutnya dengan

(55)

Persamaan yang harus diselesaikan dalam regresi linear berganda, yaitu:

Keterangan :

= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X1, X2, Xn = Variabel independen

= Konstanta (nilai apabila X1, X2 n= 0)

b1, b2, bn = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

2. Analisis Kolerasi Ganda ( R )

Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2

serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1, X2 variabel dependen

(Y). Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.

Rumus korelasi ganda dengan dua variabel independen adalah:

Ry.x1x2 =

Keterangan:

Ryx1x2 = korelasi variabelX1denganX2secara bersama-sama dengan

harga saham

ryx1 = korelasi sederhana antaraX1denganY

(56)

45

rx1x2 = korelasi sederhana antaraX1denganX2

Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Nilai Kisaran Korelasi

Nilai Korelasi Keterangan 0,00 0,199 sangat rendah

0,20 0,399 rendah

0,40 0, 599 sedang

0,60 0,799 kuat

0,80 1,000 sangat kuat

3. Analisis determinasi (R2)

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2

dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen.

Rumus mencari koefisien determinasi dengan dua variabel independen adalah:

R2 =

Keterangan:

(57)

ryx1 = korelasi sederhana antaraX1denganY

ryx2 = korelasi sederhana antaraX2denganY

rx1x2 = korelasi sederhana antaraX1denganX2

(Priyatno, 2010:61-66)

4. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2

secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). F hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

F

hitung

=

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

n = Jumlah data atau kasus k = Jumlah variabel independen

Kriteria pengujian

a. HO diterima bila Fhitung Ftabel

b. HO ditolak bila Fhitung>Ftabel

(58)

47

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2

variabel dependen (Y).Rumus t hitung pada analisis regresi adalah:

t

hitung =

Keterangan:

bi = Koefisien regresi variabel i Sbi = Standar error variabel i

Kriteria pengujian

a. HO diterima jika -ttabel thitung ttabel

b. HO ditolak jika -thitung< -ttabel atau t hitung> ttabel

(Priyatno, 2010:67-70)

Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

O

H :Tidak ada pengaruh metodeReciprocal Teachingterhadap hasil belajar siswa bila ditinjau dari motivasi belajar.

1

H :Ada pengaruh metodeReciprocal Teachingterhadap hasil belajar siswa bila ditinjau dari motivasi belajar.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

a. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.

(59)

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam

penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa : Ada pengaruh metode pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap hasil belajar fisika ditinjau dari motivasi belajar siswa sebesar 87%.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian menggunakan model pembelajaranReciprocal Teachingagar dalam pelaksanaannya dilakukan secara tim supaya pengelolaan waktu dan kelas dalam proses pembelajaran lebih terencana dan terorganisir dengan baik sehingga pembelajaran lebih maksimal. 2. Pembelajaran dengan metodeReciprocal Teaching dapat dijadikan salah satu

(60)

70

(61)

A. Bagan Paradigma Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ... 35

C. Grafik Motivasi Sebelum dan Sesudah Pembelajaran ... 66

(62)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis 1. Konsep Belajar dan Mengajar ... 6

2. MetodeReciprocal Teaching ... 10

3. Hasil Belajar ... 14

4. Motivasi Belajar ... 22

2.2 Kerangka Pemikiran ... 31

2.3 Hipotesis Tindakan ... 33

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

(63)

3.4 Variabel Penelitian ... ... 35

3.5 Instrumen Penelitian ... 36

3.6 Analisis Instrumen ... 36

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ... 49

2. Pembahasan... 64

V. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan ... 69

2. Saran... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1 Silabus ... 74

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Cermin Lengkung... 92

4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lensa ... 108

5 Kisi- ... 123

6 Soal Tes Hasil Belajar 136 7 8 Lembar Kerja Kelompok (Diskusi) Cermin Datar ... 145

9 10 Lembar Kerja Kelompok (Diskusi) Cermin Lengkung ... 153

11 Kunci Lembar Kerja Kelompok (Diskusi) Cermin Lengkung ... 160

12 Lembar Kerja Kelompok (Diskusi) Lensa Cembung ... 167

13 Kunci Lembar Kerja Kelompok (Diskusi) Lensa Cembung ... 172

14 Angket Motivasi Belajar... 177 15

(64)

17 Data Soal Pilihan Jamak 186

18 Data Soal Uraia 188

21 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Jamak ... 190 22 Hasil Uji Validitas Soal Uraian 192 193 24 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Jamak 198 25 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian 199 26 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi... 200

28 Hasil Uji Normalit

205 207 209

(65)

B. Data Skor Hasil Belajar ... 39

C. Klasifikasi Rentang Rata-rata Angket Motivasi Sebelum dan Sesudah Pembelajaran ... 40

D. Kisi-Kisi Motivasi Siswa ... . 41

E. Nilai Kisaran Korelasi ... . 45

F. Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Jamak ... . 53

G. Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Uraian ... . 54

H. Hasil Uji Validitas Angket Motivasi ... 54

I. Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Jamak, Uraian dan Motivasi... 55

J. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar ... 56

K. Hasil Uji Normalitas Motivasi ... . 57

L. Hasil Uji Normalitas Data Rata-rata Hasil Belajar ... . 58

M. Hasil Uji Normalitas Skor Motivasi Siswa ... .. 58

N. Hasil Uji Linearitas Data Hasil Belajar dan Motivasi Siswa ... 59

O. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Metode Belajar terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar ... 60

P. Hasil Data Metode Belajar terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar ... 61

Q. Hasil Analisis Korelasi Ganda Metode Belajar dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Siswa ... 62

R. Hasil Data Analisis Determinasi Metode Belajar dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Siswa ... 62

(66)

A. Bagan Paradigma Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ... 35

C. Grafik Motivasi Sebelum dan Sesudah Pembelajaran ... 66

(67)

Halaman

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis

(68)

2. MetodeReciprocal Teaching ... 10

3. Hasil Belajar ... 14

4. Motivasi Belajar ... 22

2.2 Kerangka Pemikiran ... 31

2.3 Hipotesis Tindakan ... 33

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

(69)

3.4 Variabel Penelitian ... ... 35

3.5 Instrumen Penelitian ... 36

3.6 Analisis Instrumen ... 36

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ... 49

2. Pembahasan... 64

V. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan ... 69

2. Saran... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1 Silabus ... 74

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Cermin Lengkung... 92

4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lensa ... 108

(70)

9

10 Lembar Kerja Kelompok (Diskusi) Cermin Lengkung ... 153

11 Kunci Lembar Kerja Kelompok (Diskusi) Cermin Lengkung ... 160

12 Lembar Kerja Kelompok (Diskusi) Lensa Cembung ... 167

13 Kunci Lembar Kerja Kelompok (Diskusi) Lensa Cembung ... 172

14 Angket Motivasi Belajar... 177

15 16 17 Data Soal Pilihan Jamak 18 Data Soal Uraia 21 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Jamak ... 190

22 Hasil Uji Validitas Soal Uraian 23 24 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Jamak 25 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian 26 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi... 200

27 Hasil Uji

(71)
(72)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1991.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III.Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi.2007.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bina Aksara.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Dalyono, M. 2005.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto, H. 2010.Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gaya Media. Depdiknas.2002.Kurikulum Berbasis Kompetensi.Jakarta: Depdiknas RI. Dimyati dan Mujiono.2002.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka

Cipta.

Foster, Elizabeth and Rotoloni, Becky.2009.Reciprocal_Teaching[online]. Tersedia :http://projects.coe.uga.edu/epltt/index,php?title=Reciprocal Teaching[12 Maret 2012]

Hamalik, Umar.2009.Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara. Hasanah, Hendriana dan Herawati.2006. MetodeReciprocal_Teaching

[On line] tersedia:http ://en.wordpress.com/tag/reciprocal-teaching/ [15 Maret 2012]

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2008.Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Priyatno, Duwi. 2010.Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS.Jakarta : PT. Buku Seru

Sardiman, A.M.2004.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(73)

Sukardi, H.M. 2008.Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007.Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(74)

DAFTAR TABEL

A. Nilai Kisaran ... 38

B. Data Skor Hasil Belajar ... 39

C. Klasifikasi Rentang Rata-rata Angket Motivasi Sebelum dan Sesudah Pembelajaran ... 40

D. Kisi-Kisi Motivasi Siswa ... . 41 E. Nilai Kisaran Korelasi ... . 45

F. Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Jamak ... . 53

G. Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Uraian ... . 54 H. Hasil Uji Validitas Angket Motivasi ... 54

I. Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Jamak, Uraian dan Motivasi... 55

J. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar ... 56

K. Hasil Uji Normalitas Motivasi ... . 57

L. Hasil Uji Normalitas Data Rata-rata Hasil Belajar ... . 58

M. Hasil Uji Normalitas Skor Motivasi Siswa ... .. 58

N. Hasil Uji Linearitas Data Hasil Belajar dan Motivasi Siswa ... . 59

O. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Metode Belajar terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar ... 60

P. Hasil Data Metode Belajar terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar ... 61

Q. Hasil Analisis Korelasi Ganda Metode Belajar dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Siswa ... 62

(75)

Gambar

Gambar 2.2 Bagan Paradigma Pemikiran
Tabel 3.1 Nilai Kisaran
Tabel 3.2 Data Skor Hasil Belajar
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Motivasi Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Abstract An X-ray absorption spectroscopy (XAS) study of the Fe local environment in natural amethyst (a variety of a -quartz, SiO 2 ) has been carried out..

Ketegangan berlanjut ketika kedua belah pihak mengirim tentara di perbatasan kedua negara. Insiden tembak menembakpun terjadi pada tanggal 17 September 1980. Selanjutnya

Penelitian ini menggunakan penilaian Kuantitatif Eksperimen yang bertujuan untuk : 1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar siswa aspek

kinds of English textbooks used by students in schools.. However, the reality not all the English textbooks

[r]

JCRI ini berdiri pada tahun 2016 yang terdiri dari 41 anggota mulai dari yang masih sekolah sampai dengan yang sudah menjadi karyawan atau wiraswasta, komunitas

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian kali ini lebih menekankan pada perbedaan pengaruh metode edukasi ceramah dan pemberian leaflet tentang

(1) Salah seorang atau kedua orang tua dapat dicabut kekuasaannya terhadap seorang anak atau lebih untuk waktu yang tertentu atas permintaan orang tua yang lain, keluarga anak