i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF
DESKRIPSI SPASIAL, SUBJEKTIF, DAN OBJEKTIF DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
SISWA KELAS V SD BOPKRI WIROBRAJAN
SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Wisnu Tri Widodo
NIM : 081134185
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini kupersembahkan untuk:
 Yesus Kristus, Sang Juru Selamatku, yang telah melimpahkan kasih-Nya setiap waktu.
 (Alm) Bapak Suprayitno dan Ibu Paijah tercinta, yang selalu memberi semangat dan kasihnya.
 Keluargaku Teguh, Apri, Dewi dan Florent dan keponakanku Yoga dan Tiko yang aku sayangi.
v
MOTTO
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang
ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan,
yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang
penuh harapan “
viii ABSTRAK
Tri Widodo, Wisnu. 2012. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Spasial, Subjektif Dan Objektif Dengan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas V SD Bopkri Wirobrajan Semester Gasal Tahun Pelajaran 2011/2012.Skripsi S1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf deskripsi (spasial, objektif, dan subjektif) Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas v SD BOPKRI Wirobrajan tahun pelajaran 2011/2012 (3) Mengetahui apakah media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi spasial, deskripsi objektif, deskripsi subjektif siswa kelas V SD BOPKRI Wirobrajan tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian dilaksanakan di SD Bopkri Wirobrajan dengan jumlah siswa 20, yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Penelitian dilakukan pada bulan November sampai Desember 2011. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Bopkri Wirobrajan. Penelitian ini menggunakan media gambar sebagai alat bantu siswa menemukan ide dalam menulis paragraf deskripsi. Teknik Pengumpulan datanya dengan menggunakan alat ukur tes untuk mengetahui nilai ketuntasan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan media gambar dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi spasial, deskripsi subjektif dan deskripsi objektif. Kentuntasan siswa sebelum tindakan adalah 30% , pada siklus I 60% siswa tuntas, dan pada siklus II meningkat menjadi 95% siswa dapat tuntas. Jadi, dapat dilihat bahwa penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampun menulis paragraf deskripsi Siswa Kelas V SD Bopkri Wirobrajan Semester Gasal Tahun Pelajaran 2011/2012.
ix ABSTRACT
Tri Widodo, Wisnu. 2012. Increasing The Writing Spatial Description Paragraph, Using Subjective and Objective Picture Media for grade 5 th Students Semester 1 th of BOPKRI Wirobrajan Elementary School Lesson 2011/2012 Thesis. School of Teacher Education Program Study, Educational Sciences Departement, Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research aim to: (1) Describe the ability of writing description paragraph (description, objective, and subjective) using picture Media for Grade 5 th students semester 1 th Lesson 2011/2012 of BOPKRI Wirobrajan Elementary School. (2) To know that picture Media get increase writing the spatial description paragraph, objective description, and subjective description for grade 5 th of BOPKRI Wirobrajan Elementary School Lesson 2011/2012
This research do at BOPKRI Wirobrajan Elementary School, with 20 students, consist of female (10) students and male (10) students. This research start on November to Desember 2011. Grade 5 th students of Bopkri Wirobrajan Elementary School is a subject to research. This research use picture Media as tools for student to found the idea for writing the description paragraph. Technique to collect the data use assessment tools of test to know the completeness (minimal criteria) value of student.
The result show that using chartta media can help the students to increasing student ability for writing discretion paragraph. The completeness (minimal criteria) value before doing this research is 30%, in the first cycle 60% students have completeness value and on the second cycle, the students completeness value increase into 90%. More over, conclude the research Action class using chartta Media is to be able increasing the ability of writing description paragraph for grade 5 th students Semester 1 th of Bopkri Wirobrajan Elementary School Lesson of 2011/2012
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan YME atas segala berkat, rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Spasial, Subjektif, dan Objektif dengan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas V SD Bopkri Wirobrajan Semester Gasal Tahun Pelajaran 2011/2012” dapat berjalan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan sesuai dengan program studi yang ditempuh.
Penulis menyadari bahwa dalam persiapan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan FKIP USD
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD USD, sekaligus dosen pembimbing II atas bantuan dan bimbingan yang diberikan untuk membantu saya sehingga skripsi saya dapat selesai
3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd selaku dosen pembimbing I, atas bimbingan, perhatian, dan kesabaran Bapak dalam membimbing saya sehingga skripsi ini dapat selesai
xi
5. Ibu E. Rumi Riyanti, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Bopkri Wirobrajan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian. 6. Seluruh keluarga besar SD Bopkri Wirobrajan yang membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapakku (alm) yang sudah tenang di surga, dan Ibuku atas segala dukungan, doa yang telah diberikan kepada penulis selama mengerjakan Tugas Akhir ini. 8. Keluarga besarku yaitu kakakku Apri, Teguh, Dewi, dan Floren yang selalu
memberikan semangat, serta kedua keponakanku Yoga dan Tiko.
9. Pak Pdt Dwi Eko Abriwiyono S.Th yang selalu mendoakan untuk kelancaran menyelesaikan skripsi ini.
10.Seseorang yang sangat aku sayangi, Cicilia Rieke A. yang telah memberikan semangat, cinta, perhatian, pengertian, dan doanya.
11.Sahabat-sahabat kostku Agung, Itok, Yuda, Bheny Anton yang selalu memberikan dukungan dan wejangannya.
12.Tante Tutik Emawati yang telah memberikan doanya dan semangat kepada penulis.
13.Keluarga Bapak A. M. Saimin, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk tinggal di Jl. STM Pembangunan No. 20C.
14.Keluarga di Pekalongan, bu dhe dan pak dhe atas doanya
15.Satrio Pinandito BK terima kasih atas pinjaman print sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya.
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR BAGAN ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GRAFIK ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Batasan Pengertian ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
xiv
c. Kriteria Pemilihan Media Gambar ... 21
D. Hubungan Media Gambar dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf ... 22
E. Kerangka Berpikir ... 22
F. Hipotesis Tindakan ... 23
xv
G. Instrumen Penelitian ... 32
H. Kriteria Keberhasilan ... . 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 39
1. Kondisi Awal ... 40
2. Pelaksanaan Siklus I ... 40
a. Perencanaan ... 40
b. Pelaksanaan ... 41
c. Pengamatan ... 42
d. Refleksi ... 43
3. Siklus II ... 43
a. Perencanaan ... 43
b. Pelaksanaan ... 44
c. Pengamatan ... 45
d. Refleksi ... 47
B. Hasil Pelaksanaan Penelitian... 47
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
xvi
DAFTAR BAGAN
xvii DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kriteria Keberhasilan Peneliti ... 38
Tabel 4.1 Nilai Kemampuan Menulis Kondisi Awal ... 48
Tabel 4.2 Rekap Nilai Siswa Siklus 1 ... 50
Tabel 4.3 Rekap Nilai Siswa Siklus 2 ... 52
Tabel 4.3 Perbandingan nilai siswa pada kondisi awal, Siklus1, Siklus 2 ... 55
Tabel 4.5 Hasil Angket Respon Siswa ... . 58
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Siklus 1 dan Siklus 2. ... 60
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Nilai Rata-rata Menulis Paragraf Deskripsi Subjektif,
Spasial, dan Objektif Siklus 1 ... 51 Grafik 4.2 Nilai Rata-rata Menulis Paragraf Deskripsi Subjektif,
Spasial, dan Objektif Siklus 2 ... 54 Grafik 4.3 Hasil Menulis Paragraf Deskripsi Siswa
Kondisi Awal dan Siklus 1 ... 56 Grafik 4.4 Hasil Menulis Paragraf Deskripsi Siswa
20
Lampiran 1 Silabus ...
66
Lampiran 2 RPP ...
72
Lampiran 3 LKS ...
78
Lampiran 4 Daftar nilai kondisi awal ...
85
Lampiran 5 Daftar nilai siswa kelas siklus 1 ...
86
Lampiran 6 Daftar nilai siswa kelas siklus 2 ...
87
Lampiran 7 Perbandingan nilai siswa ...
88
Lampiran 8 Dokumentasi ...
90
Lampiran 9 Hasil kerja siswa ...
94
Lampiran 10 Aspek penilaian siklus 1 ...
95
Lampiran 11 Aspek penilaian siklus 2 ...
98
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan menulis merupakan ciri orang terpelajar. Menulis
digunakan oleh orang terpelajar dalam mencatat atau merekam, meyakinkan,
melaporkan, memberitahu dan mempengaruhi (Morsey dalam Tarigan
1976:122). Menurut Tarigan (1986:186) kemampuan menulis para pelajar
sangat lemah. Kelemahannya terletak pada cara guru meng-ajar. Pada
umumnya guru ketika mengajar di kelas hanya memberikan materi saja tidak
ada variasi-variasi sehingga suasana pembelajaran sangat monoton sehingga
siswa dalam mengikuti pelajaran tidak fokus memperhatikan pelajaran dari
guru. Demikian halnya dengan siswa yang beranggapan bahwa mengarang
tidak penting dan mereka belum mengetahui peranan mengarang dalam
kelanjutan studi mereka. Kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan
memberikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan. Hasil pembelajaran bahasa khususnya menulis cerita selama
ini masih belum mencapai seperti yang diharapkan. Pengajaran keterampilan
menulis cerita merupakan bagian yang penting dari pembelajaran bahasa
Indonesia, yang diberikan dengan tujuan agar siswa dapat menuangkan
gagasannya dalam bahasa tulis yang baik. Silabus pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia mengembangkan ketrampilan aspek mendengarkan,
Menulis merupakan aspek penting yang harus dikuasai oleh siswa.
Dengan menulis siswa dapat menuangkan segala keinginan hati, perasaan, di
saat susah, senang, dan kritikan. Menulis dapat dituangkan dalam berbagai
macam. Misalnya: mengarang, menulis puisi dan lain-lain. Pembelajaran
mengarang biasanya diajarkan di Sekolah Dasar. Menulis merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa
selama menuntut ilmu. Menulis dikatakan keterampilan karena diperlukan
latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus menerus. Rendahnya
keterampilan menulis cerita pada siswa Sekolah Dasar disebabkan oleh
beberapa faktor yang menyangkut siswa maupun guru, antara lain siswa
selalu pasif dalam menerima pelajaran menulis, metode yang digunakan guru
kurang menarik, sehingga siswa merasa bosan. Dalam kondisi yang demikian
siswa semakin tenggelam dalam kepasifan, siswa cenderung belajar secara
individual, menghafal konsep-konsep yang abstrak dan teoretik.
Setelah peneliti mengetahui data siswa, dari nilai ulangan Bahasa
Indonesia materi menulis paragraf deskripsi tanggal 22 November 2011,
diketahui bahwa dari 20 siswa, 14 siswa atau 60% mendapatkan nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 6 siswa atau 40%
mendapatkan nilai diatas KKM, maka fokus penelitian pada karangan
deskripsi. Secara umum siswa Sekolah Dasar senang melukiskan atau
menggambarkan tentang sesuatu hal. Karangan deskripsi dipilih dan
dipertimbangkan oleh penulis karena memiliki kelebihan dibandingkan
Kemampuan mengarang pada siswa kelas V SD BOPKRI Wirobrajan
rendah. Hal ini di sebabkan karena siswa merasa bosan dan monoton untuk
menuangkan ide, sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
memberikan tugas mengarang. Hal ini terbukti dalam pelajaran Bahasa
Indonesia materi mengarang hampir sebagian siswa mendapatkan nilai di
bawah KKM, yaitu 65. Hal ini disebabkan karena siswa dalam menuangkan
ide dalam menulis suatu karangan tidak mendiskripsikan dengan baik, dan
sering kali ide-ide dari siswa buntu untuk menuliskan yang ada dalam
imajinasi mereka. Selain itu guru dalam melatih siswa untuk belajar
mengarang tidak menggunakan media yang menarik dan kreatif dalam
pembelajaran. Adapun pihak lain yang harus membantu siswa dalam
menuangkan ide ataupun pikiran mereka dalam mengarang yaitu guru. Guru
sebagai fasilitator harus bisa membantu anak didiknya dalam kesulitan
belajar, dalam hal ini membantu siswa dalam menuangkan ide-ide kedalam
bentuk karangan. Maka dari itu, guru harus memfasilitasi dengan gambar.
Dengan gambar yang disajikan anak-anak akan merasa senang dan tidak
merasakan jenuh dalam belajar mengarang. Selain itu ide-ide dalam
menuangkan tulisan juga mudah karena dapat melihat dari media gambar
yang sudah dipersiapkan oleh guru. Media gambar yang akan di tampilkan
hendaknya diberi warna. Maka dari itu kami mengambil penerapan media
gambar dalam mengarang. Pada saat melakukan aktivitas menulis, siswa
dituntut berpikir untuk menuangkan gagasannya berdasarkan skema,
memerlukan kesungguhan untuk mengolah, menata, mempertimbangkan
secara kritis gagasan yang akan dicurahkan dalam bentuk tulisan atau
karangan. Melalui pembelajaran menulis siswa tidak hanya dapat
mengembangkan kemampuan membuat karangan, tetapi siswa juga harus
dapat menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain sehingga
menjadi sebuah karangan yang runtut.
Pada umumnya siswa mengalami hambatan ketika mereka diberi tugas
oleh guru untuk menulis. Mereka mengalami kesulitan dalam menyusun
kalimat, kurang menguasai tata bahasa, dan kurang mampu mengembangkan
kemampuan bernalar dalam berbahasa. Kesulitan tersebut menyebabkan
mereka kurang mampu menyampaikan pikiran dan gagasan dengan baik
sehingga siswa menjadi enggan untuk manulis. Salah satu cara untuk
membangkitkan semangat serta ide siswa tersebut dengan menerapkan
metode pembelajaran yang efektif untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, perlu diupayakan bentuk pembelajaran
menulis yang lebih memberdayakan siswa, yakni pembelajaran dengan
menggunakan media gambar.
Dengan menerapkan gambar yang menarik, siswa akan merasa
tertarik dan mampu mengembangkan daya imajinasi mereka dalam
mengarang sehingga nilai mengarang siswa menjadi meningkat. Penggunaan
media gambar akan lebih baik apabila ditampilkan dengan warna yang
menarik, selain itu peran guru juga ikut berpengaruh dalam ketertarikan siswa
dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya gambar keindahan pemandangan
alam sekitar, pegunungan, sawah yang menguning, petani dan hewan
peliharaannya, dan sungai yang mengalir. Gambar tersebut dapat menjadi
media pembelajaran yang baik terutama dalam menuangkan ide dan
menuliskan kalimat dalam mengarang. Penulis mengambil media gambar
dalam penelitian ini karena gambar mudah didapat, bisa mencari atau
menggambar sendiri. Selain itu juga praktis, guru tidak kesulitan dan tidak
repot untuk mendapatkan gambar yang di inginkan sehingga sebagain besar
guru bisa menggunakannya. Oleh sebab itu, penulis akan meneliti tentang
peningkatan keterampilan menulis paragraph deskripsi dengan media gambar.
Maka dari itu peneliti mengambil judul penelitian ini adalah “Meningkatkan
Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Spasial, Deskripsi Subjektif,
Deskripsi Objektif Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas
V SD BOPKRI Wirobrajan Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Pembatasan Masalah
Dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada, peneliti menyadari
bahwa mengatasi masalah ini membutuhkan waktu yang lama, oleh sebab itu
peneliti mengambil satu Kompetensi Dasar yaitu 4.1 Menulis karangan
berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan. Kemampuan mengarang ini akan dibatasi pada
C. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang masalah yang ada, peneliti menentukan tiga
buah rumusan masalah. Ketiga rumusan masalah itu seperti dibawah ini.
1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi spasial pada siswa
kelas V SD BOPKRI Wirobrajan tahun pelajaran 2011/2012?
2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi subjektif pada siswa
kelas V SD BOPKRI Wirobrajan tahun pelajaran 2011/2012?
3. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi objektif pada siswa
kelas V SD BOPKRI Wirobrajan tahun pelajaran 2011/2012?
D. Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan multi
tafsir tentang suatu istilah yang akan dipakai penulis memberikan batasan
pengertian sebagai berikut.
1. Kemampuan adalah kecakapan dalam melakukan sesuatu (KBBI, 1976).
Untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa, guru melakukan
pengukuran hasil belajar siswa dengan cara mengadakan tes terhadap
siswa setelah pembelajaran.
2. Menulis adalah meletakkan simbol-simbol grafis yang menyatakan
membaca simbol-simbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan-satuan
ekspresi bahasa (Lado, 1994 dalam Mukhsin Ahmadi 1990 : 28).
3. Paragraf adalah bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang
berhubungan secara utuh dan terpadu serta merupakan satu kesatuan
pikiran. Paragraf disusun secara sistematis dan mengandung satu pikiran
utama. Dengan demikian, sebuah paragraf hanya m engandung satu pikiran utam a dan beberapa pikiran pen jelas.
4. Media gambar adalah alat bantu dalam suatu kegiatan yang ada dalam
lingkungan tertentu yang diwujudkan secara visual dalm bentuk dua
dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran.
5. Deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para
penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang dibicarakan
( Keraf:1981:93).
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalahnya, tujuan penelitian ini adalah.
1. Untuk mengetahui Apakah pembelajaran dengan menggunakan media
gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi
spasial pada siswa kelas V SD BOPKRI Wirobrajan tahhun pelajaran
2011/2012.
2. Untuk mengetahui Apakah pembelajaran dengan menggunakan media
gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi
subjektif pada siswa kelas V SD BOPKRI Wirobrajan tahhun pelajaran
3. Untuk mengetahui Apakah pembelajaran dengan menggunakan media
gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi
objektif pada siswa kelas V SD BOPKRI Wirobrajan tahhun pelajaran
2011/2012.
F. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Secara teroritis hasil penelitian tersebut diharapkan menambah wawasan
tentang salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan menulis paragraf pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Secara praktis.
a. Bagi penulis sendiri, merupakan pengalaman berharga dalam
menerapkan kegiatan mengarang dengan menggunakan media gambar.
b. Bagi guru, merupakan salah satu contoh model pembelajaran yang
dapat di kembangkan untuk materi pokok lain.
c. Untuk sekolah, laporan penelitian ini diharapkan dapat menambah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Penelitian Terdahulu
Ada tiga penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian
yang dilakukan peneliti masih relevan untuk dilaksanakan, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Nugraeni (2002) dengan judul Kemampuan Siswa Kelas II SMU
N I Pakem Dalam Membuat Paragraf Deskripsi. Tujuan yang hendak dicapai oleh
peneliti ini adalah mengetahui seberapa tinggi kemapuan siswa dalam membuat
paragraf deskripsi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data
yang diperoleh dari hasil skor tes mengarang siswa berupa angka. Untuk
memperoleh data dipergunakan seperangkat soal menyusun karangan deskripsi.
Hasil yang diperoleh dari penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan siswa
dalam membuat paragraph deskripsi cukup dan dalam pengembangan paragraf
siswa kebanyakan menggunakan pengembangan dengan pelukisan dan perincian.
Peneliti yang dilakukan oleh Karmianah (2003) dengan judul Kemampuan
Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV, V, dan VI SD Negeri Dayu,
Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
tersebut adalah mengetahuyi seberapa tinggi kemampuan siswa dalam mengarang
karangan deskripsi. Penelitian jenis ini termasuk dalam penelitian deskriptif
karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui status suatu gejala yang ada,
yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Untuk
memperoleh data dipergunakan seperangkat soal menyusun karangan deskripsi.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan
deskripsi kelas IV hamper sedang, kelas V cukup, dan kelas VI cukup baik.
Peneliti yang ketiga yaitu penelitian yang dilaksanakan oleh B. Triweningastuti
Handayani (2003) dengan judul Perbedaan Kemampuan Menilis Karangan
Eksposisi Berdasarkan Gambar Dengan Kerangka Karangan Pada Siswa Kelas V
dan VI SD Yos Sudarso dan SD Harumanis, Subang, Jawa Barat. Tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian tersebut adalah mengetahui seberapa tinggi
kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi berdasrakan gambar dan
kerangka karangan serta apakah ada perbedaan kemampuan siswa antara siswa
yang menulis karangan eksposisi dengan gambar dan kerangka karangan.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif karena data yang
diperoleh berupa angka. Untuk memperoleh data dipergunakan seperangkat soal
menyusun karangan eksposisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kemampuan menulis karangan eksposisi siswa swedang dan ada perbedaan yang
signifikan dalam menulis karangan eksposisi. menulis karangan eksposisi
berdasarkan gambar lebih baik daripada menulis karangan esksposisi berdasarkan
kerangka karangan.
Diharapkan ketiga penelitian di atas dapat memberikan gambaran pada
pembaca bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini masih
relevan, dan masih berguna untuk diteliti lanjut. Hal ini diharapakan dapat
bermanfaat bagi guru dalam menentukan metode dan teknik pembelajaran guna
B.Kemampuan Mengarang
1. Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah kecakapan dalam melakukan sesuatu (KBBI,
1976). Untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa, guru melakukan
pengukuran hasil belajar siswa dengan cara mengadakan tes terhadap
siswa setelah pembelajaran.
2. Pengertian Menulis
Menulis adalah meletakkan simbol-simbol grafis yang menyatakan
pemakaian suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain dapat
membaca simbol-simbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan-satuan
ekspresi bahasa (Lado, 1994 dalam Mukhsin Ahmadi 1990:28). Menulis
merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga
pembelajarannya perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah
dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan dasar
atau bekal belajar menulis di jenjang berikutnya. Menurut Henry Guntur
Tarigan (1982:3), menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara
tatap muka dengan orang lain.
Slamet (2008:96) mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan
menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal
yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca
dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Melalui tulisan, seseorang
berupa pengalaman, pendapat, pengetahuan, keinginan, sampai
pengungkapan perasaan seseorang. Dengan menulis, seseorang dilatih
untuk menghubungkan gagasan yang satu dengan yang lain, merencanakan
kerangka uraian yang sistematis dan logis, serta menimbang-nimbang kata
yang tepat. Apabila kegiatan menulis dilakukan terus menerus, daya pikir,
kemampuan, dan kemampuan khayal, sampai tingkat kecerdasan
seseorang akan bertambah.
Menurut Robert Lado (dalam Suriamiaharja, 1996:1), “Menulis
adalah menempatkan symbol-simbol grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang
lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol – simbol grafiknya”.
Pendapat itu sejalan dengan pendapat Rahmina (1997:3) menulis
merupakan kegiatan mengungkapkan ide, gagasan, atau emosi secara
tertulis. Lain halnya dengan pendapat Widyamartaya (1990:9) berpendapat
bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksud oleh
pengarang. Dengan demikian, bahasa yang teratur merupakan cermin
pikiran yang teratur pula, hal ini karena bahasa yang dipergunakan dalam
menulis dapat menggambarkan suasana hati atau pikiran penulis, sehingga
melalui bahasa seseorang dapat menuangkan isi hati atau pikirannya.
Berdasarkan pada beberapa pandangan tentang pengertian menulis
kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
3. Mengarang
a. Pengertian mengarang
Mengarang merupakan sebuah karya tulis yang mengungkapkan
buah pikiran melalui tulisan. Mengarang adalah ungkapan tentang
sesuatu secara jujur, tanpa rasa emosional yang berlebih-lebihan,
realistis dan tidak menghambur-hamburkan kata secara tak perlu.
Pengungkapan mesti harus jelas dan teratur, sehingga meyakinkan para
pembaca. Maka uraian harus mencerminkan, bahwa pengarang
sungguh-sungguh mengerti atau menghayati apa yang sedang diuraikan
itu.
b. Kriteria mengarang yang baik
1) Adanya kesesuaian judul dengan isi
2) Isi gagasan yang dikemukakan dapat dimengerti pembaca
3) Organisasi isi karangan baik
4) Tata bahasa baku
5) Ejaan dan tanda baca benar
c. Unsur-unsur mengarang
1) Topik
Menurut Akhadiah dkk (1989:9), “Topik ialah pokok
pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan digarap.”
dalam karangan.
2) Judul karangan
Judul karangan merupakan nama atau semacam label yang
diberikan pada sebuah karangan. Judul merupakan hal yang
berbeda dengan topik. Jika topik merupakan hal yang dibahas
dalam keseluruhan karangan, maka judul hanya merupakan nama
dari sebuah karangan yang belum tentu benar-benar dibahas dalam
karangan (Akhadiah dkk, 1989:9).
3) Paragraf
Paragraf merupakan karangan yang paling singkat atau
pendek. Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang
saling berhubungan dan hanya membicarakan satu gagasan pokok
saja (Akhadiah dkk, 1992:111).
Paragraf juga merupakan inti penuangan gagasan dalam
sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf, gagasan-gagasan
gagasan yang dituliskan didukung oleh semua kalimat paragraph
tersebut, baik kalimat utama, kalimat topik, kalimat-kalimat
penjelas, hingga kalimat penutup (Akhadiah dkk, 1992:144).
deskripsi.Pola pengembangan paragraph deskripsi sebagai berikut.
a.Paragraf deskripsi spasial menggambarkan objek kusus ruangan,
benda atau tempat.
b.Paragraf deskripsi subjektif menggambarkan objek seperti tafsiran
atau kesan perasaan penulis.
c. Paragraf deskripsi objektif menggambarkan objek dengan apa
adanya atau sebenarnya.
4) Kalimat
Kalimat merupakan sekelompok kata yang merupakan
suatu kesatuan yang mengutarakan suatu pikiran atau perasaan
(Poerwadarminta, 1989:473). Suatu pikiran atau perasaan dapat
diungkapkan dengan hanya dengan sebuah kalimat.
5) Kata
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:451), kata
merupakan satuan bahasa terkecil, sedangkan Akahadiah dkk
(1992:63). memberi penjelasan kata sebagai “unsure bahasa yang
diucapkan atau ditulis yang merupakan perwujudan kesatuan
perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Kata
merupakan penyusun utama dalam sebuah kalimat.
d. Bentuk karangan
Para ahli bahasa lazimnya membedakan karangan menjadi
empat bentuk yaitu: karangan berbentuk narasi (cerita), bentuk
(lukisan)
1) Karangan Narasi
Hadi Nafiah (1988:66) menyatakan bahwa karangan narasi
adalah karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian
dan bagaimana berlangsungnya kejadian atau peristiwa tersebut,
dan kejadian itu biasanya di susun menurut waktu (kronologis).
2) Karangan Eksposisi
Menurut Nataia (1983:20) karangan eksposisi adalah
karangan yang berisi penjelasan, keterangan atau pengembangan
gagasan. Dalam paparan penulisan ingin menjelaskan sesuatu
kepada pembaca. Semua fakta dan bahan yang didapat kita
kumpulkan kita susun supaya masalah yang dihadapi jelas bagi
pembaca.
3) Karangan Argumentasi
Natia (1981:21) memberi batasan argumentasi atau
persuasi,”karangan yang mengemukakan alasan, contoh bukti yang
kuat serta meyakinkan, sehingga pembaca akan terpengaruh dan
membenarkan pendapat, gagasan, sikap dan keyakinan pengarang”.
4) Karangan Deskripsi
Menurut Keraf (1981:93) sebuah bentuk tulisan yang
bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan
perincian-perincian dari obyek yang dibicarakan. Dalam deskripsi penulis
dan perasaannya kepada pembaca sehingga menciptakan atau
memungkinkan terciptanya daya khayal (imaginasi) pada para
pembaca, seolah-olah mereka melihat sendiri obyek tadi secara
keseluruhan sebagai yang dialami secara fisik oleh penulisnya.
C.Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Penggunaan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi
kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
kualitas hasil belajar siswa. Apabila guru dalam mengajar mempergunakan
media maka pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar dan siswa tidak mudah bosan.
Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk
menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu sumber
(resource) kepada penerimanya (receive). Dalam dunia pengajaran pada
umumnya pemberi pesan atau informasi adalah guru; sedangkan penerima
informasinya adalah siswa (Soeparno, 1988:1).
Media merupakan alat bantu dalam suatu kegiatan yang ada dalam
lingkungan kegiatan tertentu. Media pendidikan merupakan suatu bagian
integral dari proses pendidikan di sekolah yang menjadi suatu bidang yang
harus dikuasai oleh setiap guru professional (Hamalik, 1986:11). Media
pendidikan adalah alat, metode, dan teknik mengajar yang dapat
Alat peraga dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru
dalam mengajar anak-anak sekolah dasar. Sehingga tidak tergantung pada
gambar dalam buku teks, tetapi dapat lebih kreatif dalam mengembangkan
alat peraga agar para murid menjadi senang belajar.. Jadilah kelebihan alat
peraga visual khususnya sebagai salah satu dari media pembelajaran yang
efektif Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu
yang dapat dijadikan sebagai penyalur guna mencapai tujuan pengajaran.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti
yang sangat penting, karena dapat mewakili apa yang kurang mampu guru
ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan
bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Namun perlu diingat ,
bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan
dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu ,
tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk
menggunakan media.
2. Media Gambar
a. Pengertian Media Gambar
Gambar adalah sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam
bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran (Hamalik,
1994:43). Gambar-gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan
pemandangan dalam hal bentuk, rupa, dan ukuran relatif terhadap
lingkungan yang praktis bagi komunikasi. Media gambar erat
Gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat.
Gambar dianggap penting karena dapat memberi penggambaran visual
yang konkret tentang masalah yang digambarnya. Gambar dapat
membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung
di dalamnya dengan jelas atau lebih jelas dari pada yang diungkapkan
oleh kata-kata, baik yang ditulis maupun yang diucapakn. Selain itu
gambar mudah didapat.
Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang
paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai
gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan
sesuai dengan persyaratan yang baik,sudah tentu akan menambah
semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Gambar yang
berwarna-warni dapat membuat murid dalam belajar bahasa menjadi
semangat. Gambar ini dapat menerjemahkan konsep abstrak menjadi
lebih realistis dan berwujud, sehingga murid tidak hanya
membayangkan saja. Dengan mengambil gambar-gambar dari surat
kabar, majalah dan kalender tentu tidak membutuhkan biaya mahal.
Disamping itu suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan ini
dapat dilakukan disemua tingkatan Sekolah Dasar
b. Jenis Media Gambar
Jenis-jenis media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu
sebagai berikut :
Audio berkaitan dengan indera pendengaran. Media audio
ini berfungsi sebagai penyalur pesan audio dari sumber ke
penerima pesan. Ada pun contoh dari media audio tersebut yaitu;
cassete tape recorder (alat perekam yang menggunakan pita dalam
kaset), radio, dan laboratorium bahasa.
2) Media Visual
Visual berkaitan dengan indera penglihatan. Media visual
ini berfungsi untuk mengembangkan imajinasi anak, membantu
meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak.
Media visual terdiri dari media visual diam dan media visual gerak.
Media visual diam misalnya gambar, foto, peta, poster, bagan,
grafik, dll. Media visual gerak misalnya film bisu.
3) Media Audio Visual
Media audio visual adalah gabungan dari media audio dan
visual. Media audio visual tidak saja menyampaikan pesan yang
rumit, tetapi juga lebih realistis. Media audio visual contohnya:
film, televisi, video.
4) Media Serbaneka
Media serbaneka adalah media-media yang dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang tidak dapat
digolongkan ke dalam media audio, media visual dan audio visual.
Contoh dari media serbaneka adalah papan tulis, media tiga
c. Kriteria Pemilihan Media Gambar
Ada pun kriteria-kriteria yang perludiperhatikan dalam memilih
media gambar yang baik sebagai berikut (Hamalik, 1986: 85) :
1. Keaslian Gambar
Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat
keadaan atau benda yang sesungguhnya.
2. Kesederhanaan
Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan
tertentu, dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai anak-anak
menjadi bingung dan tidak tertarik dengan gambar tersebut.
3. Bentuk Item
Hendaknya pengamat dapat memperoleh tanggapan yang tepat
tentang objek-objek dalam gambar.
4. Perbuatan
Gambar hendaknya menunjukan hal yang sedang melakukan
suatu perbuatan. Anak-anak lebih tertarik dan akan lebih memahami
gambar-gambar yang kelihatannya sedang bergerak.
5. Fotografi
Anak-anak lebih tertarik pada gambar-gambar yang nilai
fotografinya tinggi. Kekurangan dalam hal pengalaman fotografis
6. Artistik
Segi artistik pada umumnya turut mempengaruhi nilai-nilai
gambar itu. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai.
D.Hubungan Media Gambar dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis
Paragraf
Adapun hubungan media gambar dalam meningkatkan kemampuan
menulis paragraf yaitu
1. Media gambar dapat membantu siswa untuk berimajinasi dalam membuat
suatu karangan.
2. Dapat menumbuhkan motivasi dalam pembelajaran sehingga siswa tidak
merasakan bosan dan jenuh.
E.Kerangka Berpikir
Penggunaan media dalam suatu kegiatan belajar mengajar bertujuan
agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien
dengan demikian mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Seorang guru harus
berusaha agar materi yang diberikan atau disampaikan oleh guru dapat
diserap, dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik. Untuk
memudahkan siswa dalam menyerap, mengerti dan memahami dalam setiap
siswa dapat sebanyak mungkin menggunakan alat indera yang mereka miliki
secara semaksimal mungkin.
Demikian juga penggunaan media gambar dalam suatu proses
belajar mengajar bertujuan untuk membantu siswa menuangkan imajinasi
mereka dalam karangan yang mereka buat. Media gambar merupakan salah
satu media yang sangat diminati oleh anak-anak, termasuk juga siswa-siswi
sekolah dasar. Selain siswa juga lebih tertarik, dan dengan ketertarikannya
tersebut diharapkan siswa juga akan lebih mudah untuk membuat karangan
dengan bantuan media gambar.
F.Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini adalah:
1. Media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf
deskripsi spasial pada siswa kelas V SD BOPKRI Wirobrajan tahun
pelajaran 2011/2012.
2. Media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf
deskripsi subjektif pada siswa kelas V SD BOPKRI Wirobrajan tahun
pelajaran 2011/2012.
3. Media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf
deskripsi objektif pada siswa kelas V SD BOPKRI Wirobrajan tahun
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), Kasihani Kasbolah, (2001:11) menyatakan Penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah
dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah
tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Data yang diperoleh berupa karangan deskripsi dengan menggunakan gamabr
dan kerangka karangan dari siswa, yang kemudian karangan tersebut
dianalisis dan diberi skor. Skor hasil analisis itu diolah menjadi nilai jadi
untuk memperoleh hasil akhir penelitian.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran
2011/2012 di SD BOPKRI Wirobrajan, Yogyakarta. Subyek Penelitian
adalah siswa kelas V SD BOPKRI Wirobrajan Tahun pelajaran 2011/2012
yang berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui seberapa jauh hasil
belajar siswa SD BOPKRI Wirobrajan Tahun pelajaran 2011/2012 dalam
menulis paragraf deskripsi dengan benar melalui penggunaan media gambar.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Perencanaan merupakan
langkah-langkah berupa perencanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh
peneliti dengan mempertimbangkan kejadian yang ada di lapangan. Tindakan
merupakan suatu kegiatan yang telah direncanakan secara sistematis untuk
mengatasi permasalahan yang ada di lapangan. Observasi merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati gejala-gejala yang
muncul pada obyek penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan refleksi
adalah kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengevaluasi kegiatan
penelitian yang telah dilakukan. Alur pelaksanaan kegiatan penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Bagan 1. Alur penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2006:16)
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahap, berikut
diuraikan tahapan kegiatan yang dilakukan dalam tiap siklus.
D. Rencana Tindakan
1. Persiapan:
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD BOPKRI Wirobrajan.
b. Melakukan observasi pada siswa kelas V untuk mengetahui
kemampuan siswa.
c. Identifikasi masalah.
d. Perumusan masalah.
e. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus.
f. Penyusunan silabus, RPP, instrumen penelitian.
g. Menyiapkan kisi-kisi dan soal tes untuk instrument
2. Rencana Tindakan setiap siklus
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memerlukan tindakan
untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan
dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasihani Kasbolah, 2001 : 11).
Dalam penelitian ini peneliti akan melaksanakan 2 siklus dimana
setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan dan masing-masing pertemuan terdiri
dari 3 jam pelajaran (3 jp). Adapun perencanaan setiap siklusnya adalah
Siklus I
a. Perencanaan
i) Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan
masalah.
iii) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM.
iv) Menentukan materi pokok pembelajaran.
v) Mengembangkan skenario pembelajaran.
vi) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
vii) Mengembangkan format penilaian.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan siklus I, peneliti menerapkan tindakan
bertolak dari perencanaan yang telah dibuat dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
i) Pertemuan pertama (3jp)
1. Siswa mempersiapkan alat tulis dan buku catatan.
2. Siswa menyimak apersepsi dari guru.
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kaidah menulis
karangan deskripsi.
4. Siswa membaca sebuah karangan,setelah itu bercerita tentang
pengalaman pribadi dan mencatat pokok-pokok pikiran dari
pengalaman pribadi dari pokok-pokok pikiran dikembangkan
menjadi paragraf, kemudian menentukan judul yang sesuai dengan
5. Siswa diberi latihan untuk mengamati lingkungan sekitar dan
mencatat pokok pikiran setelah itu dikembangkan menjadi
paragraf.
6. Secara singkat, kegiatan siswa pada tahap ini adalah siswa diajak
untuk mengamati lingkungan sekitar dan mencatat pokok pikiran
yang dikembangkan menjadi paragraph yang baik sehingga
berbentuk suatu karangan yang baik.
c. Pengamatan
Dalam kegiatan pengamatan, peneliti mencatat temuan-temuan
yang ada selama proses belajar mengajar tesebut. Hasil analisis
diperoleh dari siswa. Dalam hal ini data yang dianalisis mencakup :
1) Kesesuaian isi karangan dengan gambar atau judul.
2) Kelengkapan kerangka karangan
d. Refleksi
Pada tahap akhir siklus I yaitu melakukan refleksi. Dalam
refleksi ini peneliti akan memperbaiki dari pengalaman siklus I. Adapun
kegiatan refleksi pada siklus I, yaitu :
1) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama proses
belajar mengajar.
2) Melaksanakan pertemuan untuk mendiskusikan dengan teman
sejawat tentang temuan-temuan yang diperoleh dalam proses
belajar mengajar.
Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus ke-2 ini meliputi kegiatan identifikasi
masalah dan mencari alternatif pemecahannya berdasarkan hasil
evaluasi pada siklus pertama.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan siklus 2, peneliti menerapkan tindakan
bertolak dari perencanaan yang telah dibuat dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Pertemuan pertama (3jp)
i. Mengorganisasi siswa di kelas.
ii. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
iii. Menyampaikan materi pembelajaran.
iv. Mendengarkan penjelasan guru tentang kaidah menulis karangan
deskripsi.
v. Siswa mengamati gambar mengenai pemandangan alam yang
sudah tersedia,setelah itu di catat pokok pikiran dan
dikembangkan kedalam suatu paragraf.
vi. Suatu paragraf yang menjadi karangan diberi judul yang sesuai
dengan gambar atau isi karangan.
vii. Secara singkat, kegiatan siswa pada tahap ini adalah siswa diajak
dikembangkan menjadi paragraph yang baik sehingga berbentuk
suatu karangan yang baik dengan bantuan media gambar.
c. Pengamatan
Dalam kegiatan pengamatan, peneliti mencatat temuan-temuan
yang ada selama proses belajar mengajar tersebut. Hasil analisis
diperoleh dari siswa. Dalam hal ini data yang dianalisis mencakup :
1) Kesesuaian isi karangan, judul dan gambar.
2) Kelengkapan kerangka karangan.
3) Penggunaan tanda baca sesuai dengan EYD.
d. Refleksi
Pada tahap akhir siklus 2 yaitu melakukan refleksi. Dalam
refleksi ini peneliti akan memperbaiki dari pengalaman siklus 2.
Adapun kegiatan refleksi pada siklus 2, yaitu :
1) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama proses
belajar mengajar.
2) Melaksanakan pertemuan untuk mendiskusikan dengan teman
sejawat tentang temuan-temuan yang diperoleh dalam proses
belajar mengajar.
3) Melakukan kesimpulan hasil penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Arikunto (1998:114) menyatakan Data adalah segala fakta dan angka
rata-rata mengarang siswa baik, maka kemampuan mengarang siswa dapat
dikatakan baik, begitu pula sebaliknya. Untuk mengetahui kemampuan
mengarang siswa maka diperlukan tes mengarang dengan instrumen yang
baik sehingga nilai yang didapat merupakan nilai yang benar-benar
mencerminkan kemampuan mengarang siswa yang sebenarnya.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik tes.
Tes ini berupa tes menulis karangan deskripsi denagn menggunakan karangan
dan dengan media gambar. Langkah-langkah pengumpulan data.
1. Memberikan soal kepada siswa berupa perintah untuk menulis paragraf
deskripsi
2. Mengumpulkan data berupa paragraf deskripsi.
3. Memberi penilaian pada karangan berdasarkan aspek penilaian dan
mengolah data skor mentah hasil karangan menjadi nilai jadi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil menulis paragraf deskripsi.
Kemampuan menulis dinyatakan dalam nilai yang diperoleh melalui
langkah-langkah berikut ini:
1. Menghitung skor yang diperoleh masing-masing siswa dalam persen
total nilai yang di peroleh siswa
2. Menghitung nilai rata-rata
Diperoleh dengan membagikan jumlah nilai seluruh siswa dengan jumlah
siswa.
N =
N : Nilai Rata-rata
∑N : Nilai seluruh siswa
3. Uji normalitas data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data
yang diperoleh peneliti. Jika data diperoleh adalah normal maka peneliti
melakukan uji t.
4. Uji t
Uji t digunakan untuk membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
signifikan antara kemampuan siswa sebelum dan sesudah pembelajarannya
menggunakan media kartu kata. Menurut Hartono (2004: 181) rumus uji t
adalah sebagai berikut:
⎟⎟
G. Instrumen Penelitian
Instrument dalam penelitian ini adalah soal tes evaluasi yang berupa
a. Aspek penilaian
Kriteria Penilaian Tes Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi
No Aspek Penilaian (1)
1. Kesesuain judul dengan isi
a. sangat sesuai
4. Kerapian tulisan
a. sangat sesuai
7. Keterlibatan pancaindera
a. sangat tepat
8. Menunjukkan objek yang
ditulis
9. Memusatkan uraian pada
objek yang ditulis
e. tidak tepat 0-3 Sangat kurang
10. Kesan hidup
a. sangat sempurna
b. sempurna
c. cukup sempurna
d. kurang sempurna
e. tidak sempurna
Keterangan pedoman penilaian tes keterampilan menulis paragraf deskripsi
sebagai berikut.
1. Kesesuain judul dengan isi
a. sangat sesuai : isi sangat sesuai dengan judul, sangat sesuai dengan objek
yang diamati, dan sangat jelas.
b. sesuai : isi sesuai dengan judul, sesuai dengan objek yang diamati, dan
cukup jelas.
c. cukup sesuai : isi cukup sesuai dengan judul, cukup sesuai dengan objek
yang diamati, dan cukup jelas.
d. kurang sesuai : isi kurang sesuai dengan judul, sesuai dengan objek yang
diamati, dan kurang jelas.
e. tidak sesuai : isi tidak sesuai dengan judul, tidak sesuai dengan objek yang
diamati, dan tidak jelas.
2. Diksi (pemilihan kata)
a. sangat tepat : pilihan kata tepat dengan isi paragraf, baik, dan mudah
dipahami.
c. cukup tepat : tata kalimat cukup tepat, dan unsur-unsurnya cukup jelas.
d. kurang tepat : tata kalimat kurang tepat, dan unsur-unsurnya kurang jelas.
e. tidak tepat : tata kalimat tidak tepat, dan unsur-unsurnya tidak jelas.
3. Ejaan dan tanda baca
a. sangat tepat : tidak ada kesalahan ejaan dan tanda baca.
b. tepat : jumlah kesalahan antara 1 sampai 3
c. cukup tepat : jumlah kesalahan antara 4 sampai 7.
d. kurang tepat : jumlah kesalahan lebih dari 7.
e. tidak tepat : semua penggunaan ejaan dan tanda baca salah.
4. Kerapian tulisan
a. sangat rapi : tulisan mudah dibaca, jelas maksudnya, dan rapi.
b. rapi : tulisan masih dapat dibaca, jelas maksudnya, dan rapi.
c. cukup rapi : tulisan masih dapat dibaca, cukup jelas maksudnya, dan cukup
rapi.
d. kurang rapi : tulisan masih dapat dibaca, kurang jelas maksudnya, dan tidak
rapi.
e. tidak rapi : tulisan kurang bisa dibaca, tidak jelas, dan tidak rapi.
5. Kohesi dan koherensi
a. sangat sesuai : tata kalimat sangat sesuai dan sempurna.
b. sesuai : tata kalimat sesuai dan sempurna.
c. cukup sesuai : tata kalimat cukup sesuai dan kurang jelas.
d. kurang sesuai : tata kalimat kurang sesuai dan kurang jelas.
6. Imajinasi
a. sangat sesuai : kualitas pengolahan idenya sangat sesuai.
b. sesuai : kualitas pengolahan idenya sesuai.
c. cukup sesuai : kualitas pengolahan idenya cukup sesuai.
d. kurang sesuai : kualitas pengolahan idenya kurang sesuai
e. tidak sesuai : kualitas pengolahan idenya tidak sesuai.
7. Keterlibatan pancaindera
a. sangat tepat : melibatkan semua indera.
b. tepat : melibatkan empat indera.
c. cukup tepat : melibatkan tiga indera.
d. kurang tepat : melibatkan dua indera.
e. tidak tepat : melibatkan satu indera.
8. Menunjukkan objek yang ditulis
a. sangat tepat : menunjukkan objek secara keseluruhan.
b. tepat : menunjukkan warna, letak, dan kondisi objek.
c. cukup tepat : menunjukkan letak dan warna objek.
d. kurang tepat : menunjukkan letak objek.
e. tidak tepat : tidak menunjukkan objek secara keseluruhan.
9. Memusatkan uraian pada objek yang ditulis
a. sangat tepat : uraian sangat terpusat pada objek yang ditulis.
b. tepat : uraian sedikit melibatkan objek yang lain.
c. cukup tepat : setengah tulisan melibatkan objek yang lain.
e. tidak tepat : uraian tidak menunjukkan objek apapun.
10. Kesan hidup
a. sangat sempurna : melukiskan objek tulisan secara nyata dan sempurna.
b. sempurna : melukiskan objek sempurna.
c. cukup sempurna : melukiskan objek cukup sempurna.
d. kurang sempurna : melukiskan objek kurang sempurna.
e. tidak sempurna : melukiskan objek tidak sempurna.
H. Kriteria Keberhasilan
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis paragraf deskripsi. Dari hal tersebut, maka hasil penelitian yang
diharapkan adalah sebagai berikut :
Tabel III.1
Kriteria Keberhasilan Penelitian No Peubah Indikator Kondisi
awal
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dikemukakan tentang proses penelitian yang telah
dilakukan. Adapun hal-hal yang diuraikan meliputi deskripsi pelaksanaan
penelitian, deskripsi hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di SD BOPKRI Wirobrajan Yogyakarta.
Sekolah ini terletak di Jalan Piere Tendean No 55 Kecamatan Wirobrajan,
Kabupaten/Kota Yogyakarta. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan selama 3
minggu yaitu mulai tanggal 22 November 2011 hingga tanggal 10 Desember
2011, yang terbagi dalam 2 siklus. Kelas yang menjadi subyek penelitian
tindakan kelas ini adalah kelas V dengan jumlah siswa 20 yang terdiri dari 10
siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan media gambar sebagai bahan
pembelajarannya. Evaluasi dari penelitian ini adalah keseluruhan pembelajaran
menulis paragraf. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini apabila hasil belajar
menulis paragraph deskripsi dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan.
Adapun penjelasan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dapat diuraikan
berikut ini.
1. Kondisi awal
Kondisi awal untuk mengetahui kemampuan awal, dilaksanakan
pada hari Selasa, tanggal 22 November 2011 selama 2 jam pelajaran (2 x
35 menit). Tes kemampuan awal ini berguna untuk mengukur sejauh mana
kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Selain
itu, dengan diadakan tes kemampuan awal peneliti juga dapat mengetahui
seberapa banyak siswa yang mampu maupun siswa yang tidak tuntas
dalam penguasaan kemampuan menulis paragraf deskripsi. Setelah
mengetahui kemampuan awal siswa maka peneliti mempersiapkan
tindakan pembelajaran pada siklus I.
2. Pelaksanaan Siklus I
Siklus pertama terdiri dari 4 tahap yaitu: (a) perencanaan, ( b) pelaksanaan
tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Setiap tahapan diuraikan sebagai
berikut.
a. Perencanaan
Pada pembelajaran sebelumnya, yang dilakukan oleh guru, pembelajaran
menulis paragraf deskripsihanya dengan metode ceramah tanpa bantuan media
apapun. Diharapkan adanya media gambar yang ditampilkan pada pembelajaran
dapat meningkatkan pembelajaran paragraf deskripsi. Pada tahap perencanaan,
peneliti mempersiapakan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS,
b. Pelaksanaan
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 29 November 2011
selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit). Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
adalah sebagai berikut.
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus pertama adalah sebagai
berikut.
1) Kegiatan Awal
a) Guru mengucapkan salam pembuka
b) Guru mengisi daftar hadir siswa
c) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai peristiwa
mengesankan yang pernah dialami siswa (apersepsi).
d) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang
dilakukan.
e) Siswa mendengarkan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari.
f) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Siswa mencatat hal penting yang disampaikan oleh guru
b) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang kaidah penulisan
paragraf deskripsi yang benar.
c) Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa dalam satu kelompok
d) Siswa dalam berkelompok berdiskusi dan mengamati mengenai paragraf
e) Siswa berkelompok mengerjakan latihan untuk menulis paragraf deskripsi
dengan benar
3) Kegiatan Penutup
a) Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran pada hari itu
b) Siswa dan guru merefleksi kegiatan belajar pada hari itu.
c) Guru mengucapkan salam penutup.
c. Pengamatan
Dalam tahapan ini, peneliti mengamati proses kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa saat mengikuti pelajaran menulis paragraf deskripsi dengan
menggunakan media gambar. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Semua siswa merasakan senang dengan media gambar yang ditampilkan
oleh peneliti
b) Siswa menjadi menemukan banyak hal yang dapat dideskripsikan menjadi
paragraf
c) Kebebasan mengeluarkan imajinasi bersama kelompok dengan menulis atau
bercerita membuat suasana kelas menjadi ramai.
d) Alokasi waktu untuk berdiskusi dalm kelompok kurang mencukupi.
Pada tahap pembelajaran siklus I, peneliti telah mengambil data kuantitatif
menulis paragraf deskripsi siswa kelas V SD BOPKRI Wirobrajan. Pengumpulan
data kuantitatif dilakukan dengan memberikan tes menulis paragraf deskripsi
dengan beberapa macam gambar, dan dinilai sesuai dengan instrumen yang telah
bahwa nilai rata-rata menulis paragraf siswa meningkat dari kondisi awal atau
kondisi menulis paragraf deskripsi siswa sebelum dibantu dengan media gambar.
d. Refleksi
Tahap terakhir dari siklus I adalah tahapan refleksi. Setelah melaksanakan
tindakan pada siklus I, peneliti melanjutkan dengan refleksi untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan siklus I. Peneliti mengambil hasil observasi dan hasil
menulis paragraf deskripsi sebagai bahan mengarang. Observasi dilakukan ketika
pembelajaran berlangsung, sedangkan tes dilakukan di akhir pembelajaran siklus
I. Hal-hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung, sebagai
berikut:
a) Terjadi peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi, meskipun nilai
rata-rata menulis paragraf deskripsi siswa belum mencapai KKM 65.
b) Media gambar sudah mampu membantu siswa berimajinai membuat
paragraf deskripsi, tetapi siswa belum mampu merasakan rangsangan indera
yang diperoleh melalui gambar.
c) Bahasa yang digunakan masih lugas, artinya siswa belum mampu menggali
lebih dalam emosi setiap kalimat yang sesungguhnya dapat dituang siswa
dalam bentuk bahasa kiasan.
3. Siklus II
Siklus kedua terdiri dari 4 tahap yaitu: (a) perencanaan, ( b) pelaksanaan
tindakan, (c) observasi, dan (d) refleksi. Setiap tahapan diuraikan sebagai berikut.
Siklus kedua dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan. Pada tahap ini
peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS,
media pembelajaran (Media gambar), serta alat pendukung lain yang diperlukan.
Kompetensi yang akan dicapai adalah membuat paragraf yang baik dan benar
dengan memperhatikan tanda baca yang benar. Tujuan pembelajaran adalah siswa
dapat lebih memahami isi gambar yang dituangkan dalam beberapa kalimat yang
dapat digabungkan menjadi paragraf yang baik.
b. Pelaksanaan
Siklus kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15 Desember 2011
selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit). Proses pembelajaran menyimak mengacu
pada RPP siklus dua yang telah dipersiapkan.
Pembelajaran berlangsung sesuai dengan pedoman perencanaan
pembelajaran yang telah direncanakan yaitu peningkatan kemampuan menulis
paragraf deskripsi siswa dengan bantuan media gambar. Pada siklus ini siswa
telah mampu berimajinasi untuk meningkat kepekaan indrawi siswa dengan
bantuan media gambar. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pada siklus dua
adalah sebagai berikut.
1) Kegiatan Awal
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus pertama adalah sebagai berikut:
a) Guru mengucapkan salam pembuka
b) Guru mengisi daftar hadir siswa
c) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran
d) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang
dilakukan.
e) Siswa mendengarkan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari.
f) Siswa mencatat kompetensi akan dicapai dalam pembelajaran yang
disampaikan oleh guru..
2) Kegiatan Inti
a) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang kaidah dalam penulisan
paragraf deskripsi yang benar
b) Siswa mencatat macam-macam paragraf deskripsi yang telah disampaikan
oleh guru.
c) Siswa membentuk kelompoknya sendiri
d) Siswa dalam berkelompok berdiskusi dan mengamati mengenai paragraf
deskripsi yang benar, yang telah dibagikan oleh guru.
e) Siswa berkelompok mengerjakan latihan untuk menulis paragraf deskripsi
dengan benar
3) Kegiatan Penutup
a) Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran pada hari itu
b) Siswa dan guru merefleksi kegiatan belajar pada hari itu.
c) Guru mengucapkan salam penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran menyimak berlangsung
yang meliputi pengamatan selama proses menyimak, kegiatan siswa dalam
diperoleh dalam kegiatan pengamatan kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut.
Dalam tahapan ini, peneliti mengamati proses kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa saat mengikuti pelajaran menulis paragraf deskripsi dengan
menggunakan media gambar. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Media gambar yang ditampilkan oleh peneliti masih menarik siswa
2) Siswa menjadi menemukan banyak hal yang dapat dideskripsikan menjadi
paragraf
3) Kebebasan mengeluarkan imajinasi bersama kelompok dengan menulis atau
bercerita membuat suasana kelas menjadi ramai.
4) Alokasi waktu untuk berdiskusi dalam kelompok sudah mencukupi
5) Imajinasi dan ide gagasan siswa terhadap gambar terlalu meluas, misal
kerap kali siswa membuat kata yang tidak terdapat dalam gambar.
6) Siswa merasakan senang dalam berkelompok karena pembagian kelompok
atas dasar keinginan dari siswa sendiri.
7) Siswa tidak merasakan kesulitan dalam menuangkan ide dan gagasan dalam
bentuk paragraf deskripsi dengan bantuan media gambar.
Pada tahap pembelajaran siklus II, peneliti telah mengambil data
kuantitatif menulis paragraf deskripsi siswa kelas V SD BOPKRI Wirobrajan.
Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan memberikan tes menulis paragraf
deskripsi dengan beberapa macam gambar, dan dinilai sesuai dengan instrumen
didapati bahwa nilai rata-rata menulis paragraf siswa meningkat dari kondisi awal
atau kondisi menulis paragraf deskripsi siswa sebelum dibantu dengan media
gambar.
d. Refleksi
Tahap terakhir dari siklus II adalah tahapan refleksi. Setelah melaksanakan
tindakan pada siklus II, peneliti melanjutkan dengan refleksi untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan siklus II. Peneliti mengambil hasil observasi dan hasil
menulis paragraf siswa sebagai bahan refleksi. Observasi dilakukan ketika
pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang ditemukan selama proses pembelajaran
berlangsung, antara lain.
Kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada proses pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pada siklus pertama, baik aspek guru maupun aspek siswa
sudah dapat diperbaiki pada siklus dua. Dengan adanya perbaikan dari kekurangan
tersebut, tujuan untuk mengupayakan proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang lebih baik sudah tercapai.
B. Hasil Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melaksanakan kedua tindakan, peneliti telah memperoleh nilai
kondisi awal kemampuan mengarang siswa dari guru Bahasa Indonesia sebagai
mitra peneliti. Berikut ini adalah data kemampuan awal menulis paragrap
Tabel 4.1 Nilai kemampuan menulis paragraf deskripsi pada kondisi awal Nilai rata-rata (mean) kelas =
Dari data yang diperoleh dari guru kelas sebagai mitra penelitian. Rata-rata
kemampuan awal menulis paragrap deskripsi siswa kelas V SD BOPKRI
Wirobrajan adalah 58,25. Data tersebut menunjukan bahwa rata-rata nilai
kemampuan awal menulis paragrap deskripsi siswa kelas V SD BOPKRI
Wirobrajan berada di bawah nilai KKM, yaitu 65,00. Oleh karena masalah
tersebut, peneliti melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan bantuan media
gambar dengan tujuan meningkatkan kemampuan paragrap deskripsi siswa.
Selanjutnya, peneliti melakukan tindakan siklus I dengan penjabaran hasil
tindakan sebagai berikut .
1. Hasil Kemampuan Menulis Paragrap Siklus I
Dari pelaksanaan penelitian siklus I pada tanggal 19 November, berikut ini
adalah data hasil menulis paragraf deskripsi subjektif, deskripsi spasial, dan
Tabel 4.2 Rekap nilai kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa siklus I Nilai rata-rata (mean) kelas =