• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN YURIDIS TENTANG RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PT NEWMONT NUSA TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KAJIAN YURIDIS TENTANG RENEGOSIASI KONTRAK KARYA PT NEWMONT NUSA TENGGARA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PT NEWMONT NUSA TENGGARA

Oleh:

NELASIA FEBRINA

D1A011262

F AK U L T AS H U K U M

U N IVE R S IT AS MAT AR AM

M AT AR A M

(2)

ii

Halaman Pengesahan Jurnal Ilmiah

KAJIAN YURIDIS TENTANG RENEGOSIASI KONTRAK KARYA

PT NEWMONT NUSA TENGGARA

Oleh:

NELASIA FEBRINA D1A011262

Menyetujui, Pembimbing Pertama,

(3)

KAJIAN YURIDIS TENTANG RENEGOSIASI KONTRAK KARYA

penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui mengapa renegosiasi Kontrak Karya PT Newmont Nusa Tenggara dan Pemerintah perlu dilakukan dan mengetahui substansi-substansi apa saja yang direnegosiasi serta bagaimana Realisasi renegosiasi Kontrak Karya PT Newmont Nusa Tenggara dan Pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Normatif.

Berdasarkan hasil penelitian, alasan dilaksanakannya renegosiasi kontrak karya PT Newmont Nusa Tenggara dan Pemerintah yaitu Adanya kewajiban penyesuaian Kontrak Karya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, serta adanya hak salah satu pihak untuk merubah isi kontrak selain itu adanya Ketidakmampuan PT Newmont melaksanakan kewajiban-kewajibanny sehingga Kontrak Karya perlu direnegosiasi, dalam renegosiasi Kontrak Karya Newmont menghasilkan 6 point renegosiasi yaitu Smelter, Divestasi Saham, Royalti , Luas wilayah, Perpanjangan Kontrak dan Penggunaan jasa pertambangan dalam negeri.

Kata Kunci : Kontrak Karya

Abstract

THE JURIDICAL STUDY IN RENEGOTIATION OF CONTRACT OF WORK

PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

This study aims to determine why the renegotiation of the Contract of Work of PT Newmont Nusa Tenggara and the Government needs to be done and to know what substances are renegotiated between them and also how the implementation of the renegotiation contract of work of PT Newmont Nusa Tenggara and the Government. This study uses normative research.

(4)

iv

there’s a requirement adjustment in accordance with Law No. 4 of 2009 on Mineral and Coal Mining, the existence of one party's right to change the contents of the contract. In addition is inability of PT. Newmont to implement their obligations so contract of work needs to be renegotiated. On the Newmont renegotiation of the Contract of Work resulted 6 points renegotiation these are Smelter, Divestment of Stocks, Royalty, total area, Contract Extension mining and use of services in the country.

(5)

I. PENDAHULUAN

Sistem pengelolahan pertambangan di Indonesia bersifat pluralistik, hal

ini disebabkan beranekaragam kontrak atau izin pertambangan yang berlaku saat ini,

sehingga diperlukan kepastian berusaha dan kepastian hukum di industri

pertambangan mineral dan batubara. Setelah tiga setengah tahun perdebatan alot,

akhirnya disahkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan

Mineral Dan Batubara pada 12 Januari 2009.1

Lahirnya UU No. 4 Tahun 2009 dari sisi muatan membawa perubahan

yang cukup mendasar terhadap ketentuan pertambangan mineral dan batubara bagi

perusahaan pertambangan di Indonesia, seperti yang terjadi dengan PT Newmont

Nusa Tenggara. Perubahan rezim kontrak tersebut tentu akan berdampak pada

Kontrak Karya yang telah di sepakati pada tanggal 2 Desember 1986 antara

pemerintah Republik Indonesia dengan PT Newmont Nusa Tenggara, yang pada

nyatanya telah ada jauh sebelum Undang-undang ini lahir dan masih berlaku hingga

saat ini.

UU Nomor 4 Tahun 2009 melalui aturan peralihannya menimbulkan

perdebatan bagi banyak kalangan. Walaupun pada Pasal 169 huruf a UU No. 4 Tahun

2009 menyatakan secara eksplisit menghormati keberadaan kontrak karya yang telah

ada saat UU ini diundangkan dan berlaku sampai masa berlakunya berakhir. Tetapi

1

(6)

ii

pada Pasal 169 huruf b pemegang Kontrak Karya diharuskan untuk menyesuaikan isi

kontraknya dengan aturan yang diatur dalam UU No. 4 Tahun 2009 dengan jangka

waktu paling lama 1 tahun setelah UU ini diundangkan.

Pada tataran implementasinya, dalam pelaksanaan Kontrak Karya antara

PT Newmont Nusa Tenggara dengan masyarakat menimbulkan berbagai persoalan,

sengketa yang sering muncul saat ini adalah pembebasan tanah dan PHK secara

sepihak. Konflik dengan Pemerintahpun tidak dapat dihindari mengingat wilayah

pertambangan yang dimiliki oleh PT Newmont sangatlah luas, sedangkan royalti

yang diberikan kepada pemerintah sangat kecil tidak sesuai dengan dampak

lingkungan yang terjadi akibat penambangan. Selain itu, setidaknya ada enam point

utama dalam Kontrak Karya PT Newmont Nusa Tengggara yang perlu disesuaikan

yaitu terkait dengan: Pemurnian mineral (smelter), Luas wilayah, Divestasi saham

perusahaan pertambangan, perpanjangan kontrak, royalti, dan penggunaan jasa

pertambangan dalam negeri.2

Sehingga untuk penyesuaian dengan keadaan masyarakat dan dengan

adanya UU No. 4 Tahun 2009, maka Kontrak Karya PT Newmont Nusa Tenggara

perlu dilakukan renegosiasi. Jadi renegosiasi antara PT Newmont Nusa Tenggara

dengan pemerintah harus memuat substansi tersebut.

2

(7)

Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan yang akan dibahas adalah :

1. Mengapa renegosiasi Kontrak Karya PT Newmont Nusa Tenggara dan Pemerintah

perlu dilakukan ?. 2. Substansi-substansi apa saja dari Kontrak Karya PT Newmont

Nusa Tenggara yang direnegosiasi dan bagaimana realisasinya ?

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian

ini adalah Untuk mengetahui mengapa renegosiasi Kontrak Karya PT Newmont Nusa

Tenggara dan Pemerintah perlu dilakukan dan mengetahui substansi-substansi apa

saja yang direnegosiasi serta bagaimana Realisasi renegosiasi Kontrak Karya PT

Newmont Nusa Tenggara dan Pemerintah.

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan seperti masyarakat sekitar,

PT Newmont Nusa Tenggara, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Republik

Indonesia sebagai landasan dalam pengambilan keputusan, serta sebagai informasi

kepada peneliti selanjutnya.

Penelitian ini menggunakan metode hukum normatif yang merupakan

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka menggunakan

peraturan perundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum, dan pendapat

(8)

iv

II.PEMBAHASAN

Alasan Renegosiasi Kontrak Karya PT Newmont Nusa Tenggara Dan

Pemerintah Perlu Dilakukan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan bahwa alasan renegosiasi

Kontrak Karya PT Newmont Nusa Tenggara Dan Pemerintah perlu dilakukan yaitu

Adanya kewajiban penyesuaian Kontrak Karya sesuai dengan Pasal 169

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa Kontrak Karya yang telah

ada sebelum lahirnya Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009, akan tetap berlaku

sampai jangka waktu berakhirnya Kontrak Karya tersebut. Secara sederhana Pasal

169 ini dapat diartikan bahwa status Kontrak Karya tetap diakui keberadaannya.

Namun, Pasal 169 ini juga menegaskan bahwa ketentuan yang tercantum dalam

pasal-pasal Kontrak Karya tersebut wajib disesuaikan selambat-lambatnya 1 (satu)

tahun sejak Undang-bundang Nomor 4 Tahun 2009 diundangkan, kecuali mengenai

penerimaan Negara,. Artinya, Kontrak Karya harus disesuaikan dan jika tidak, maka

Kontrak Karya tidak berlaku lagi.

Selain Pasal 169 Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 alasan lain yang

menjadi dasar renegosiasi Kontrak Karya PT Newmont Nusa Tenggara yaitu isi dari

Pasal 23 Kontrak Karya PT Newmont Nusa Tenggara menyebutkan, setiap waktu

selama berlakunya Kontrak Karya, atas permintaan salah satu pihak dapat

(9)

Karya tanpa merugikan salah satu pihak. Konsultasi tersebut harus dilaksanakan

dengan semangat kerja sama serta dengan memperhatikan sepenuhnya maksud dan

tujuan dari masing-masing pihak.

Berdasarkan pasal 13 Kontrak Karya PT Newmont, seharusnya ada

banyak pungutan yang dapat dihasilkan oleh Negara dari PT Newmont, tetapi pada

nyatanya PT Newmont belum mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan

Negara. Polemik di PT Newmont Nusa Tenggara tidak hanya berkutat pada persoalan

divestasi saham, tetapi juga seputar potensi kerugian penerimaan negara dari royalti

perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Menurut hitungan Indonesia Corruption

Watch (ICW), pembayaran royalti Newmont kepada negara sebesar US$ 237,4 US$

selama periode 2004 hingga 2010.3 ICW meminta pemerintah segera melakukan renegosiasi kepada Newmont agar kerugian negara berkurang. Koordinator Divisi

Monitoring dan Analisis Anggaran ICW, menjelaskan, selama rentang waktu 6 tahun

Newmont membayar kewajiban royalti sebesar US$ 144,8 juta. Berdasarkan

perhitungan ICW, seharusnya negara menerima royalti dari Newmont sebesar US$

382,2 juta dari royalti emas, perak, dan tembaga yang diproduksi oleh Newmont.

Jadi, terhadap berbagai permasalahan tersebut maka Kontrak Karya PT Newmont dan

pemerintah perluh direnegosiasi.

3 Akhmad Nurismarsyah, detikFinance, “Dituding ICW Kurang Bayar Royalti US$ 297 Juta,

Newmont Membantah

(10)

vi

Substansi-Substansi Dari Kontrak Karya PT Newmont Nusa Tenggara Yang

Direnegosiasi dan Hasil Realisasinya.

Pelaksanaam renegosiasi yang melibatkan pihak Pemerintah Provinsi

NTB, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Pemerintah Pusat dan PT Newmont

Nusa Tenggara menghasilkan penandatanganan Memorandum of Understanding

(MoU) pada 3 September Tahun 2014 menghasilkan beberapa substansi, yaitu:4 1). Smelter : Terkait kewajiban pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri,

PT Newmont diharapkan untuk membangu smelter sendiri dan PT Newmont telah

memberikan jaminan US$ 25 juta kepada pemerintah untuk pelaksanaan

pembangunannya; 2). Divestasi Saham : hingga saat ini pihak nasional memiliki 44%

saham. Terkait realisasi renegosiasi Kontrak Karya PT Newmont, dicapai kesepkatan

yang mengharuskan pihak Newmont mendivestasikan sahamnya sebesar 51% ke

pihak Nasional; 3). Royalti : pada saat penandatanganan Memorandum of

Understanding (MoU) dicapai kesepakatan antara Pemerintah dan PT Newmont Nusa

Tenggara didapatkan kesepakatan bahwa PT Newmont bersedia menaikkan royalti

yakni royalti emas dari 1% menjadi 3,75%, tembaga dari 3,5% menjadi 4%, dan

perak dari 1% menjadi 3,25%; 4). Luas wilayah : Terkait luas wilayah pertambanga

dalam MoU PT Newmont Nusa Tenggara bersedia menciutkan lahan kerja

4

TEMPO.CO, “Renegosiasi Newmont, Apa Saja yang Disepakati?”

(11)

pertambangannya dari 87.000 hektare menjadi 66.422 hektar. 5). Perpanjangan

Kontrak : Terkait periode kontrak, dicapai kesepakatan bahwa akan dimungkinkan

perpanjangan kontrak jika PT Newmont dapat melaksanaan divestasi saham sebesar

51% dan pembangunan smelter; 6). Penggunaan jasa pertambangan dalam negeri :

Terkait dengan hasil renegosiasi Kontrak Karya PT Newmont terhadadap

permasalahn Kewajiban penggunaan perusahaan jasa pertambangan lokal dan

nasional, PT Newmont Nusa Tenggara bersedia menggunakan jasa pertambangan

lokal dan nasional, dikecualikan untuk tugas yang tidak mampu dikerjakan

perusahaan jasa pertambangan lokal dan nasional dapat menggunakan jasa

(12)

viii

III.PENUTUP

KESIMPULAN

1. Alasan dilaksanakannya renegosiasi Kontrak Karya PT Newmont Nusa Tenggara

dengan Pemerintah yaitu: a. Adanya kewajiban penyesuaian Kontrak Karya sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009; b. Adanya hak salah satu pihak untuk

merubah isi kontrak; c. Ketidakmampuan PT Newmont melaksanakan

kewajiban-kewajibannya. 2. Bahwa ada 6 poin yang perlu direnegosiasi dalam Kontrak Karya

antara PT Newmont Nusa Tenggara dan Pemerintah dan hasil realisasi

renegosiasinya, yaitu: a. Luas wilayah; b. Divestasi saham; c. Royalti; d. Luas

wilayah; e. Perpanjangan Kontrak; f. Penggunaan jasa pertambangan dalam negeri.

SARAN

1. Bagi Pemerintah diharapkan menetapkan suatu peraturan khusus yang menyatakan

secara rinci jangka waktu pelaksanaan hasil renegosiasi agar perusahaan tidak

mengulur waktu dan pemerintah juga harus menetapkan sanksi yang tegas apabila

dalam pelaksanaan hasil renegosiasi PT Newmont Nusa Tenggara melakukan

pelanggaran atau tidak sesuai dengan perjanjian. 2. Bagi PT Newmont Nusa Tenggara

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Buku & Dokumen Pemerintah

Kontrak Karya antara Pemerintah Republik Indonesia dan PT. Newmont Nusa

Tenggara.

Salim.Hs, “Hukum Pertambangan Indonesia”, Cet.3, Rajawali Pers, Depok, 2012.

.”Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara”, cet.1, Sinar Grafika,

Jakarta, 2012.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Umum

Pokok-Pokok Pertambangan

Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batubara

Internet

Indonesia Finance, http://www.imaapi.com/index.php?option=com_content&view =category&id=47&layout=blog&Itemid=98&lang=en&limitstart=208.

Akhmad Nurismarsyah, detikFinance, “Dituding ICW Kurang Bayar Royalti US$ 297

Juta, Newmont Membantah

https://firdausilyas.wordpress.co.id-web./2011/05/20/dituding-icw-kurang.bayar royalti-us-297-juta-newmont-membantah/

TEMPO.CO, “Renegosiasi Newmont, Apa Saja yang Disepakati?”

Referensi

Dokumen terkait

mengirim benang yang layak kirim ke bagian selanjutnya. d) Melakukan checking stock setiap bulan dan tahun. e) Mengisi Laporan Produksi, membuat Bon Pemasukkan, dan. mengisi

Perpindahan panas antara dua benda yang tidak Perpindahan panas antara dua benda yang tidak saling bersentuhan misalnya pada proses. saling bersentuhan misalnya pada proses

Prinsip dari titrasi teofilin dengan metode Volhard adalah penambahan AgNO 3.. berlebih ke dalam

(1) Walikota sesuai dengan kewenangannya wajib melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas pelaksanaan ketentuan dalam

Selanjutnya dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Juncties Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1999 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Perpindahan peserta didik dari sekolah Indonesia di luar negeri dengan sistem pendidikan lain ke sistem pendidikan nasional dilaksanakan atas dasar persetujuan Dirjen

Penelitian ini akan mengkaji aktivitas sitotoksik dan ekspresi Bcl-2 ekstrak etanol daun selasih pada sel kanker payudara T47D.. Uji aktivitas sitotoksik dilakukan dengan

Berdasarkan pengertian pelayanan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pelayanan merupakan tindakan atau kegiatan yang dilakukan perusahaan pada pelanggan atau