• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi - PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT DAN PERGANTIAN MANAJEMEN TERHADAP PERGANTIAN AUDITOR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufatur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi - PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT DAN PERGANTIAN MANAJEMEN TERHADAP PERGANTIAN AUDITOR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufatur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014) - repository perpustakaan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi

Konsep agency teory menurut Anthony dan Govindarajan (1995) dalam Ma’ruf (2006) adalah hubungan atau kontak antara principal dan

agent. Principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk

kepentingan principal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari principal kepada agent.

Jansen dan Meeking (1968) menyatakan masalah agensi disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan dan informasi asimetri antara principal dan agent. Perbedaan tersebut menimbulkan konflik kepentingan : (1) antara shareholders dan manajer, (2) antara shareholders dan debt holders, dan (3) antara manajer, shareholders, dan debtholders.Ang et al. (2000) dalam Suparlan dan Adriyani (2010)

menunjukan bahwa perusahaan dengan biaya keagenan nol adalah perusahaan yang manjernya memiliki seluruh saham perusahaan, sehingga tidak ada pemisah kepemilikaan. Ada empat mekanisme yaitu melalui kepemilikan insider, kebijakan dividen, kebijakan utang, dan kepemilikan oleh institusi.

Teori agensi dijadikan landasan teori dalam penelitian ini terkait dengan ukuran KAP, opini audit dan pergantian manajemen. Klien lebih percaya pada data yang di audit oleh auditor bereputasi baik menyebabkan manajemen tidak akan mengganti jika perusahaan telah diaudit oleh KAP

(2)

yang berafiliasi dengan KAP big 4 yang dianggap memiliki reputasi dan klualitas yang baik (Lestari, 2012).

Klien yang tidak mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian cenderung mengganti auditornya. Tandirerung (2006) dalam Damayanti dan Sudarma (2008) menyatakan bahwa jika auditor tidak memberikan opini sesuaidengan harapan manajer perusahaan maka kemungkinan manajer akan mengganti auditornya dengan auditor lain yang dapat memberikan opini sesuai harapan manajer.

(3)

Asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba dalam rangka menyesatkan pemilik mengenai kinerja ekonomi perusahaan, sehingga perlu adanya auditor berperan sebagai penengah kedua belah pihak (agent yaitu manajer, dan Principal yaitu pemilik) yang berbeda kepentingan.

2.1.2 Pergantian Auditor

Pergantian Auditor merupakan perpindahan KAP yang dapat dilakukan oleh perusahaan klien. Perpindahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adanya merjer antara dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap kantor akuntan publik yang dahulu, dan merjer antara kantor akuntan publik (Halim, 2008). Sinarwati (2010) menjelaskan bahwa pergantian auditor bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pergantian yang bersifat peraturan (mandatory) dan yang bersifat sukarela (voluntary). Klien yang mengganti auditornya ketika tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan mungkin menghadapi dua masalah yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien.

(4)

keuangan Nomor 423 tahun 2002. Pasal 6 ayat 4 dalam peraturan tersebut mengatur mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (Lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Peraturan yang dikeluarkan pada tahun 2002 tersebut tidak bertahan lama, karena pada tahun 2003 Pemerintah Indonesia kembali mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 yang menjelaskan mengenai jangka waktu pengauditan yang sama dengan peraturan tahun 2002 sebelumnya. Peraturan yang mengatur mengenai jangka waktu pengauditan ini akhirnya berubah pada tanggal 5 Februari 2008, dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan ini cukup

(5)

2.1.3 Ukuran Kantor Akuntan Publik

Menurut Adityasih (2010) dalam Sartika (2011), ukuran KAP akan membentuk karakteristik lingkungan kerja untuk masing-masing kelompok KAP, yang akan berperan dan berpengaruh pada kualitas audit. Menurut DeAngelo (1981) dalam Permana (2011), audit yang berkualitas hanya dimiliki oleh kantor akuntan yang berafiliasi dengan big four. Watts dan Zimmerman (1986) dalam Rossieta dan Wibowo (2009) menyatakan bahwa KAP yang berafiliasi dengan big four maka akan semakin baik kualitas audit yang akan dihasilkan.

Ada empat kelebihan skala auditor menurut Firth & Liau Tan (1998) dalam Rossieta dan Wibowo (2009), yaitu:

1. Besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani KAP. 2. Banyaknya ragam jasa yang ditawarkan.

3. Luasnya cakupan geografis, termasuk adanya afiliasi international. 4. Banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP.

(6)

yang memiliki reputasi diproksikan dengan The Big Four. Memilih Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama baik diharapkan nantinya dapat menciptakan ketertarikan bagi pihak-pihak yang ingin berinvestasi. Maka perusahaan yang sudah menggunakan KAP The Big Four, mereka cenderung enggan untuk berganti KAP. Menurut penelitian Praptitorini dan Januarti (2007), investor cenderung lebih percaya pada laporan keuangan auditan yang dihasilkan oleh auditor yang bereputasi. The Big Four adalah auditor bereputasi dan mempunyai keahlian yang lebih

baik daripada auditor selain The Big Four.

Ukuran KAP dibedakan atas dua yaitu (KAP Big Four dan Internasional) dan (KAP non-Big four dan non Internasional), diukur berdasarkan porsi KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four dan Internasional dengan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP Big Four dan Internasional. Ukuran KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana angka 1 diberikan jika auditor yang mengaudit perusahaan

klien merupakan auditor dari afiliasi KAP Big four atau Internasional, dan 0 jika perusahaan klien diaudit oleh KAP non-Big Four atau non-Internasional (Hamid, 2013).

Tabel 2.1

Afiliasi KAP Indonesia dengan Big Four Tahun 2012 KAP Big Four KAP Afiliasi di Indonesia

Price Waterhouse Coopers KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan Deloitte Touche Tohmatsu KAP Osman Bing Satrio & Rekan

KPMG KAP Siddharta & Widjaja

Ernest & Young KAP Purwantono, Suherman & Surja Sumber : Menurut data IDX Fact Book, mengenai daftar akuntan publik

(7)

Tabel 2.2

Afiliasi KAP Indonesia dengan Big Four Tahun 2013-2014 KAP Big Four KAP Afiliasi di Indonesia

Price Waterhouse Coopers KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan Deloitte Touche Tohmatsu KAP Osman Bing Satrio & Eny

KPMG KAP Siddharta & Widjaja

Ernest & Young KAP Purwantono, Suherman & Surja Sumber : Menurut Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia, daftar

Kantor akuntan publik / akuntan publik yang terdaftar sebagai auditor perbankan periode 2013-2014.

2.1.4 Opini Audit

(8)

Menurut Halim (2008), terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu sebagai berikut ini.

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan tidakterdapatkondisiataukeadaantertentu yang memerlukanbahasapenjelasan.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan

Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain,

b. Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI,

c. Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material, d. Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam

(9)

e. Auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip dan metode akuntansi.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualifiedopinion)

Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis pendapat ini diberikan apabila:

a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan,

b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.

4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat tidak wajar diberikan terhadap laporan keuangan.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)

(10)

a. Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu.

b. Auditor tidak independen terhadap klien.

2.1.5 Pergantian Manajemen

Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan dapat disebabkan karena hasil keputusan rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru yaitu direktur utama atau Chief Executive Officer (CEO) (Wijayani dan Januarti, 2011).

(11)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3

Ringkasan Hasil Peneliti Terdahulu

Penelitian Kajian Hasil Penelitian

Novia (2013)  Reputasi Auditor

 Pergantian Manajemen  Financial Distress  OpiniAkuntan  Audit Tenure

 Reputasi Auditor berpengaruh negatif Mahantara (2013)  Pergantian

manajemen  ukuran perusahaan,

reputasi auditor, Wijaya (2011)  financial distress

 opini audit

(12)

berpengaruh positif

perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP.

Sinarwati (2013)  pergantian

manajemen, opini  Ukuran perusahaan

klien berpengaruh positif

 ukuran KAP dan ukuran perusahaan klien berpengaruh Eka Aprilia 2013  Pergantian

(13)

 Ukuran KAP secara

 Pengaruh positif pergantian

manajemen terhadap pergantian KAP  Pengaruh negatif

ukuran KAP terhadap pergantian KAP  Pengaruh positif opini

audit terhadap pergantian KAP  Pengaruh positif

financial distress terhadap pergantian KAP

 Pengaruh positif presentase perubahan

ROA terhadap

pergantian KAP  Pengaruh negatif

ukuran klien terhadap pergantian KAP

 Pengaruh negatif Ukuran KAP

 Pengaruh positif kesulitan keuangan terhadap pergantian KAP

 Pengaruh positif kepemilikan public terhadap pergantian KAP

 Pengaruh positif pergantian komite

 Kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP

 Kepemilikan publik tidak berpengaruh

(14)

Divianto (2011)  Pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switcing

 Pengaruh opini audit terhadap auditor switching

 Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching

 Opini audit

berpengaruh negatif terhadap auditor swiching

2.3 Kerangka Pemikiran

Keberadaan KAP menyediakan jasa untuk mengaudit laporan keuangan yang dilakukan oleh para auditor. Untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan tersebut mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak-pihak pemakai laporan keuangan, maka laporan keuangan tersebut harus diaudit oleh auditor yang independen agar auditor dapat bersikap obyektif dan independen terhadap informasi yang disajikan. Obyektifitas dan independensi ini dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan perusahaan sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat dan dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Fenomena pergantian KAP telah ditemukan memiliki implikasi terhadap kredibilitas nilai laporan keuangan dan biaya monitoring aktivitas manajemen. Oleh karena itu isu ini telah secara ekstensif diteliti di negara-negara maju dan saat ini juga masih dipelajari melalui riset di negara-negara-negara-negara Asia seperti Hongkong, Singapore, Malaysia dan Korea (Ismail dalam Sinarwati, 2010).

(15)

perusahaan - perusahaan besar serta mempunyaitenaga profesional di atas 25 orang. Sedangkan ukuran KAP dikatakan kecil jika tidakberafiliasi dengan Big Four, tidak mempunyai kantor cabang dan kliennya perusahaan kecilserta jumlah profesionalnya kurang dari 25 orang (Arens et al., 2008:33). Perusahaan akanmencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangandi mata pemakai laporan keuangan itu (Damayanti dan Sudarma, 2007). KAP Big Four dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan KAP non Big Four. KAP Big Four umumnya dianggap sebagai penyedia laporan

keuangan dengankualitas audit yang lebih tinggi dan memiliki reputasi yang tinggi dalam lingkungan bisnis,sehingga akan berusaha untuk mempertahankan independensi mereka untuk menjaga image. Investor lebih cenderung pada data akuntansi yang dilaporkan oleh auditor yang bereputasi. Perusahaan lebih memilih KAP Big Four yang dianggap lebih berkualitas dibandingkan KAP non Big Four. Penelitian yang dilakukan Sulistriarini dan Sudarno (2012), Aprilia (2013), Juliantari dan Rasmini (2013) dan Wijayanti dan Juniarti (2011) berpendapat bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap Pergantian auditor.

Opini audit merupakan pernyataan atas suatu asersi yang dikeluarkan oleh auditor. Manajer percaya bahwa opini - opini audit yang kurang baik akan mempengaruhi harga saham dan kapasitas pembiayaan, sehingga opini qualified kemungkinan akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk

(16)

mendapatkan opini audit diluar opini wajar tanpa pengecualian dari auditor, maka perusahaan tersebut cenderung akan melakukan pergantian auditor yang mungkin dapat memberikan opini sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan karenaperusahaan menghindari munculnya opini qualified dalam laporan keuangan mereka. Jika perusahaan mendapatkan opini qualified maka akan menurunkan kredibilitas laporankeuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Juliantari dan Puspitasari (2012) memperoleh hasil bahwa opini audit berpengaruh positif pada auditor switching.

Pergantian manajemen dalam sebuah perusahaan akan mempengaruhi terjadinya perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan dan pemilihan Kantor Akuntan Publik (KAP). Pergantian manajemen dapat diikuti oleh pergantian KAP sebab KAP dituntut untuk mengikuti kehendak manajemen, seperti kebijakan akuntansi yang dipakai oleh manajemen.Oleh karena itu manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Sinarwati (2010), Sulistriarini dan Sudarno (2012), Wijayani dan Januarti (2011), Mahantara (2013) menyatakan bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian auditor, yang berhasil membuktikan adanya pengaruh pergantian manjemen mempengaruhi perusahaan untuk berpindah KAP.

(17)

dalam memahami faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap pergantian auditor diperlukan suatu kerangka pemikiran. Dari landasan yang telah diuraikan diatas, disusun hipotesis yang merupakan alur pemikiran dari peneliti. Kemudian digambarkan dalam kerangka teoritis yang disusun sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan model penelitian diatas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

2.4.1. Pengaruh Ukuran KAP terhadap pergantian auditor

Perusahaan akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan reputasi perusahaan di mata pengguna laporan keuangan (Wijayani dan Januarti, 2011).KAP yang besar akan mempertahankan independensinya karena biasanya memiliki reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis pada umumnya menganggap KAP big-4 mempunyai reputasi yang Ukuran KAP ( X1)

Opini Audit (X2)

Pergantian Manajemen (X3)

Pergantian Auditor (Y) H1( - )

(18)

tinggi, dan merupakan penyediaan kualitas audit yang tinggi. Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan dari auditor yang bereputasi (Juliantari dan Rasmini 2013).

Dengan demikian disimpulkan bahwa KAP yang berafiliasi dengan big four dan dianggap lebih berkualitas dibandingkan KAP yang

berafiliasi dengan non big four, akan lebih dipilih oleh perusahaan-perusahaan. Perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan big four dan lebih berkualitas mempunyai kemungkinan kecil untuk berganti KAP. Hal ini didukung oleh penelitian (Juliantari dan Rasmini 2013) yang membuktikan ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor. Berdasarkan pernyataan diatas, maka hipotesis ketiga yang diuji adalah sebagai berikut :

H1 : Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor pada Perusahaan Manufatur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014.

2.4.2 Pengaruh opini audit terhadap pergantian auditor

(19)

masalah dalam laporan keuangannya yang dapat mengakibatkan pandangan negatif bagi investor. Dengan demikian perusahaan yang menerima pendapat wajar dengan pengecualian dan tidak memberikan pendapat akan cenderung untuk berganti KAP (Anggraeni, 2015).

Menurut Chow dan Rice (1982) dalam Juliantari dan Rasmini (2013) memperoleh bukti empiris bahwa perusahaan mengganti KAP setelah menerima opini wajar dengan pengecualian atas laporan keuangannya. Dengan demikian, perusahaan atau klien yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian dan tidak memberikan pendapat cenderung akan berganti KAP. Hal ini didukung dengan penelitian Puspitasari (2012) yang membuktikan opini auditor berpengaruh positif terhadap pergantian auditor. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2: Opini audit berpengaruh positif terhadap pergantian auditor pada Perusahaan Manufatur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014.

2.4.3 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap pergantian auditor

(20)

bekerjasama dan sejalan dengan kebijakan serta pelaporan akuntansinya, jika hal ini tidak terpenuhi, kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya (Winanti, 2015).

Dalam penelitian sinarwati (2010) menjelaskan bahwa, manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru lebih bisa diajak kerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan manajemen, disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya, pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan. Hal ini di dukung oleh penelitian Sinarwati (2010) yang membuktikan pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian auditor. Berdasarkan pernyataan diatas, maka hipotesis keempat dinyatakan sebagai berikut : H3 : Pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap

Gambar

Tabel 2.3 Ringkasan Hasil Peneliti Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir berjudul Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Jenis Shorea parvifolia dan Shorea leprosula dalam Sistem

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul “Kajian Variabel Penentuan Harga Jual Rumah Dengan Metode Titik Impas (Break Even

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian yaitu Sistem Informasi Akademik pada Madrasah

I-2 Rencana Program Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya yang akan disusun.. daerah harus mempertimbangkan kemampuan keuangan/pendanaan

Karena itu diperlukan suatu kegiatan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Dusun Togung Kota Sempu, berupa pembuatan mesin pengolah sampah

Many teachers have not been able yet to implement this because they assume that 2006 curriculum implementation is totally different from CBC (Curriculum Based

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) aspek diksi yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata; (2) nilai pendidikan karakter

Coastal vulnerability is the degree to which a system is susceptible to, or unable to cope with, adverse effects of climate change, including climate