BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Landasan Teori
Penelitian tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan dan pajak terhadap struktur modal studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2014 sampai 2016 membutuhkan kajian teori sebagai berikut :
1. Packing Order Theory
Menurut Myers (1984), pecking order theory berpendapat
bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang
berlimpah, sehingga perusaha tersebut mampu membiayai kemampuan finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Dalam
pecking order theory ini menjelaskan struktur modal yang tidak
optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi (hierarki) dalam penggunaan dana. Menurut pecking
order theory dikutip oleh Smart, Megginson, dan Gitman (2004),
terdapat skenario urutan (hierarki) dalam memilih sumber
pendanaan, yaitu :
a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana
eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.
b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan
memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman,
yaitu hutang yang paling rendah risikonya, turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.
c. Terdapat kebijakan deviden yang konstan, yaitu perusahaan
akan menetapkan jumlah pembayaran deviden yang konstan,
tidak terpengaruh seberapa besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.
d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena
adanya kebijakan deviden yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka
perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar tersedia. Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal. Pecking order theory menjelaskan urut-urutan
pendanaan. Manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh
kebutuhan investasi. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat
Shyam-Sunder dan Meyers (1999), menguji teori ini dengan menganalisis hubungan antara defisit pendanaan eksternal dengan
perubahan tingkat hutang perusahaan dan menemukan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan antara satu dengan
yang lainnya, yang menunjukan bahwa defisit pendanaan eksternal akan selalu di biayai melalui hutang, dan saham bukan merupakan alternatif pendanaan eksternal yang akan dipilih perusahaan.
2. Trade Off Theory
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Modigliani dan Miller
pada tahun 1958. Trade off theory menjelaskan adanya hubungan antara pajak, resiko, kebangkrutan dan penggunaan utang yang di sebabkan struktur modal yang di ambil perusahaan. Teori ini
merupakan keseimbangan antara keuntungan dan kerugian atas penggunaan utang dimana dalam pembayaran pajak dimana nilai
perusahaan akan naik minimal dengan biaya modal yang minimal (Brigham dan Houston, 2011).
3. Struktur Modal
Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang di tunjukan oleh perbandingan
hutang jangka panjang terhadap modal sendiri (Martono dan Harjito 2010). Struktur modal mengindikasikan bagaimana
yang berasal dari modal sendiri dan modal asing. Penerapan strukur modal perusahaan perlu mempertimbangkan variabel yang
mempengaruhinya. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal antara lain: stabilitas penjualan, struktur aset,
leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali sikap menejemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan
fleksibelitas keuangan (Brigham dan Houston, 2011).
4. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kemampuan finansial jangka pendek tepat pada waktunya, likuiditas perusahaan ditujukan oleh besar kecilnya aktiva lancar
yaitu aktiva yang mudah untuk di ubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan (Sartono, 2001).
Likuiditas berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban atau utang pada saat di tagih atau jatuh tempo (Kasmir, 2011). Perusahaan yang memiliki
likuiditas yang tinggi berarti perusahaan yang memiliki internal financing yang cukup digunakan untuk membayar kewajibannya
5. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2001). Profitabilitas yang tinggi menujukan bahwa
laba yang di hasilkan juga tinggi yang mengakibatkan tingginya laba di tahan. Laba di tahan ini akan di manfaatkan sebagai pilihan utama dalam pembiayaan perusahaan (Sudarmika dan Sudirman
2015). Perusahaan yang semakin profitable, tentunya memiliki tingkat kemampuan yang tinggi untuk mendanai kebutuhan
investasi yang di lakukannya dari laba di tahan (Indrajaya dkk, 2011).
Packing Order Theory memberikan pendapat bahwa perusahaan
akan lebih cenderung untuk menggunakan sumber pendanaan internal yaitu dari laba di tahan dan depresiasi terlebih dahulu, dari
pada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan kecuali saat perusahaan tidak memiliki dana internal yang memadai maka dana eksternal akan dipilih sebagai alternatifnya dan saat dana eksternal
di pilih maka akan cenderung menggunakan hutang dari pada ekuitas (Joni dan Lina, 2010).
6. Risiko Bisnis
Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang di hadapi
operasionalnya (Gitman, 2003. dalam Primantara dan Dewi 2016). Risiko bisnis perusahaan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
perusahaan, kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya, dan minat pemodal untuk menanamkan dana pada perusahaan dan
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana dalam menjalankan kegiatan operasionalnya (Friska, 2011).
7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa mampu perusahaan dalam melakukan penjualan atas produk atau jasanya dan jumlah
tenaga kerja yang di miliki yang dapat dikatakan sebagai total aset perusahaan (Sawitri dan Lestari 2015). Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan finansial perusahaan dalam satu
periode tertentu (Joni dan Lina, 2010). Semakin besar ukuran perusahaan maka kecenderungan menggunakan modal asing juga
akan semakin besar jika modal internalnya tidak mencukupi (Sari dan Oetomo 2016).
8. Pajak
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat di paksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat di tunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai
juga merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan struktur modal suatu perusahaan. Keuntungan dari digunakannya utang
yaitu adanya keringanan pajak atau penghematan pajak. Penghematan pajak merupakan besarnya pajak yang dapat di hemat
perusahaan akibat dari di gunakannya utang dalam struktur modal (Primantara dan Dewi 2016).
B.Penelitian Terdahulu
Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Risiko
Bisnis, Ukuran
Perusahaan dan Pajak
Terhadap Struktur
Modal.
Likuiditas berpengaruh positif
terhadap Struktur Modal. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.
Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif terhadap Struktur Modal. Pajak berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.
Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif terhadap Struktur Modal.
Likuiditas berpengaruh negatif
terhadap Struktur Modal. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.
3 Sawitri dan
Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Ukuran
Perusahaan berpengaruh positif
Lanjutan Tabel Penelitian Terdahulu
Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif terhadap Struktur Modal. Risiko Bisnis berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan Aset berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.
Likuiditas berpengaruh positif
terhadap Struktur Modal.
5 Widayanti,
Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.
Likuiditas berpengaruh negatif
terhadap Struktur Modal. Pajak
berpengaruh posituf terhadap Struktur Modal.
Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pajak berpengaruh positif terhadap Strktur Modal.
Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Struktur
Modal. Pertumbuhan Aset
berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Struktur Aset berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.
Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif terhadap Struktur Modal.
8 Sari dan
Pertumbuhan Aset dan
Ukuran Perusahaan
Terhadap Struktur
Modal.
Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Struktur
Modal. Pertumbuhan Aset
berpengaruh positif terhadap Struktur
Modal. Ukuran Perusahaan
Lanjutan Tabel Penelitian Terdahulu
9 Hang dan
Hung (2016)
Determinants Of
Capital Structure Of The Listed Companies
On Vietnam Stock
Market.
Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Non Utang Persiasi Pajak berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Aset Berwujud berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.
Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.
10 Masnoon
Porfitabilitas berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Likuiditas berpengeruh negatif terhadap Struktur
Modal. Produktif Variabilitas
berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Tangibility berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.
Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.
12 Choi
(2014)
Determinants Of The
Capital Structure
Empirical Study From The Korean Market.
Pajak berpengaruh positif terhadap
Struktur Modal. Firm Zise
berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Peluang Pertumbuhan berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.
13 Ghitira dan
Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Struktur Aktiva berpengaruh negatif terhadap
Struktur Modal. Biaya Modal
C.Kerangka Pemikiran
a. Menurut pecking order theory jika perusahaan memiliki dana internal
yang mencukupi maka perusahaan akan menggunakan dana internalnya. Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi akan mampu membayar
kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Dengan begitu perusahaan tidak akan menggunakan dana dari luar atau utang sehingga tidak di gunakannya hutang dalam struktur modal. Likuiditas memiliki
hubungan negatif terhadap struktur modal karena jika likuiditas semakin tinggi maka tingkat hutang dalam struktur modal semakin
rendah (Primantara dan Dewi, 2016).
b. Menurut pecking order theory perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas yang tinggi maka tingkat hutangnya rendah. Perusahaan
yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki sumber dana internal yang melimpah sehingga tidak memerlukan hutang dalam struktur modal.
Profitabilitas memiliki hubungan negatif dengan struktur modal karena jika tingkat profitabilitasnya tinggi maka tingkat hutang yang di gunakan perusahaan dalam struktur modal semakin rendah (Primantara
dan Dewi, 2016).
c. Risiko bisnis merupakan resiko yang dimiliki setiap perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Dalam hal ini risiko bisnis memiliki
mau memberikan utang kepada perusahaan sehingga penggunaan hutang dalam struktur modal rendah (Primantara dan Dewi, 2016). d. Dalam pecking order theory di sebutkan bahwa pendanaan eksternal
akan selalu di biayai oleh hutang jika perusahaan di proksikan sebagai
total aset yang di miliki semakin besar maka perusahaan akan dengan mudah mendapatkan jaminan, dengan asuransi pemberi pinjaman percaya bahwa perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang cukup.
Ukuran perusahaan memiliki hubungan yang positif terhadap struktur modal, karena semakin besar perusahaan maka akan semakin mudah
perusahaan mendapat jaminan utang sehingga penggunaan hutang dalam struktur modal menjadi tinggi (Primantara dan Dewi, 2016). e. Dalam trade off theory menjelaskan bahwa perusahaan akan menerima
perlindungan dari sisi pajak dengan menggunakan hutang yang diperoleh dari pembayaran beban bunga kepada kreditur. Bunga
pinjaman merupakan beban yang dapat digunakan untuk mengurangi pajak yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Pajak berpengaruh positif terhadap struktur modal karena penggunaan hutang dalam
struktur modal dapat di manfaatkan untuk menghemat pajak (Widayanti, dkk, 2016).
Berdasarkan landasan teori, tujuan penelitian dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang telah di kemukakan, maka hal ini di
H1 -
H2 -
H3 -
H4 +
H5 +
Gambar Kerangka Pemikiran
D.Hipotesis
1. Pengaruh Variabel Likuiditas Terhadap Struktur Modal.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayarkan kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya (Sartono 2010). Sebuah perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi
maka perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajiban jangka pendek tepat waktu. Likuiditas memiliki hubungan yang negatif
dengan struktur modal. Hal ini di karenakan jika perusahaan memiliki dana internal yang cukup maka perusahaan tersebut tidak
akan menggunakan dana eksternal sehingga hutang yang di gunakan dalam struktur modal berkurang (Primantara dan Dewi 2016).
Menurut Bhawa dan Dewi S (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan Likuiditas X1
Profitabilitas X2
Risiko Bisnis X3
Ukuran Perusahaan X4
Pajak X5
Struktur Modal
terhadap struktur modal. Selain penelitian yang di lakukan oleh Bhawa dan Dewi S penelitian oleh Masnoon dan Saeed (2014)
hasil penelitiannya juga menujukan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian
di atas dan hasil penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Likuiditas bepengaruh negatif terhadap struktur modal.
2. Pengaruh Variabel Profitabilitas Terhadap Struktur Modal.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2001). Profitabilitas memiliki hubungan negatif dengan struktur modal hal ini di sebabkan karena perusahaan yang
semakin profitable tentunya memiliki tingkat kemampuan yang tinggi untuk mendanai kebutuhan investasi yang di lakukannya dari
laba di tahan sehingga tidak menggunakan utang sebagai dana eksternalnya sehingga hutang yang di gunakan dalam struktur modal berkurang (Indrajaya dkk, 2011).
Menurut Widayanti, Triaryati dan Abundarti (2016) dalam penelitiannya menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal, begitu juga dengan penelitian Bhawa dan Dewi S (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
modal. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
3. Pengaruh Variabel Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal
Risiko bisnis adalah risiko yang akan di hadapi setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya. Menurut Gitman 2003, risiko bisnis adalah salah satu risiko yang di hadapi perusahaan
ketika menjalankan kegiatan operasi, yaitu kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan
operasionalnya. Risiko bisnis perusahaan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan untuk membayar utangnya dan minat pemodal untuk menanamkan dana pada perusahaan dan
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana dalam menjakankan kegiatan operasionalnya (Friska, 2011). Risiko
bisnis memiliki hubungan negatif dengan struktur modal karena semakin besar resiko yang dimiliki perusahaan maka akan semakin sedikit yang mau memberikan utang kepada perusahaan tersebut
sehingga hutang yang di gunakan struktur nodal berkurang (Primantara dan Dewi, 2016).
Penelitian yang di lakukan oleh Thi Hang dan Jay Hung (2016), hasilnya menujukan risiko bisnis berpengaruh negatif dan
risiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan hasil uraian dan penelitian terdahulu maka
dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
4. Pengaruh Variabel Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur
Modal
Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa mampu perusahaan
dalam melakukan penjualan atas produk atau jasanya dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki dapat di katakana sebagai total aset dari
perusahaan (Sawitri dan Lestari 2015). Ukuran perusahaan yang besar di anggap sebagai suatu indikator yang menggambarkan tingkat resiko bagi investor untuk melakukan investasi pada
perusahaan tersebut karena jika perusahaan memiliki kemampuan finansial yang baik maka di yakini bahwa perusahaan tersebut
mampu memenuhi segala kewajiban serta memberikan tingkat pengembalian yang memadai bagi investor (Joni dan Lina 2010). Ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan struktur
modal karena ketika ukuran perusahaan diproksikan dengan total aset maka perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan jaminan,
dengan asuransi pemberi pinjaman percaya bahwa perusahaan mempunyai tingkat likuiditas yang cukup (Primantara dan Dewi
Menurut penelitian dari Bhawa dan Dewi S (2015) hasilnya menujukan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal, begitu juga dengan penelitian Adiyana dan Ardiana (2014), hasilnya menujukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan dari hasil uraian dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
5. Pengaruh Variabel Pajak Terhadap Struktur Modal
Pajak merupakan iuran kepada negara (yang dapat di paksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat di tunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara yang menyelenggarakan pemerintahan (Brotodiharjo, 2003). Pajak memiliki hubungan positif dengan struktur modal karena
perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi dapat mengurangi beban pajak yang harus di bayarkan atau penghematan
pajak (Primantara dan Dewi, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Primantara dan Dewi (2016)
oleh Sudarmika dan Sudirman (2015) hasilnya menujukan bahwa pajak berpengaruh positif dan sigifikan terhadap struktur modal.
Berdasarkan uraian dan penelitian terdahulu maka dapat di rumuskan hipotesis sebgagai berikut: