PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA
INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG
JALAN PUAD AHMAD YANI, SEMARANG
Disusun Oleh : Andre Prasetia
12.12.0016
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
i Laporan Akhir Praktik Kerja
PEKERJAAN PEMBUATAN KONSTRUKSI
APRON DAN
TAXIWAY
–
PAKET II
PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA
INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG
JALAN PUAD AHMAD YANI, SEMARANG
Disusun Oleh : Andre Prasetia
12.12.0016
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
ii Lembar Pengesahan Praktik Kerja
PEKERJAAN PEMBUATAN KONSTRUKSI
APRON DAN
TAXIWAY
–
PAKET II
PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA
INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG
JALAN PUAD AHMAD YANI, SEMARANG
Disusun Oleh :
Andre Prasetia 12.12.0016
Telah diperiksa dan setujui,
Semarang,……….
Dekan Fakultas Teknik Dosen Pembimbing
iii PERNYATAAN PLAGIASI
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam laporan praktik kerja yang berjudul
“Laporan Praktik Kerja Pekerjaan Pembuatan Konstruksi Apron & Taxiway (Paket II) Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Jalan
Puah Ahmad Yani, Seamrang” ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh nilai mata kuliah praktik kerja, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain
kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari ternyata terbukti bahwa laporan praktik kerja ini sebagian
atau seluruhnya hasil plagiasi, maka saya rela untuk dibatalkan, akibat hukumnya
sesuai peraturan yang berlaku pada Univesitas Katolik Soegijapranata dan/atau
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Semarang, 3 Februari 2016
(Andre Prasetia)
iv KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat-NYA saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja megenai Pembangunan Proyek
Pekerjaan Apron dan Exit Taxiway Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang
- Paket 2 (PPSRG) dengan konsentrasi Manajemen. Laporan praktik kerja ini dibuat
sebagai laporan pertanggungjawaban selama 90 (Sembilan Puluh) hari kalender atas
apa yang dilakukan selama berada di lokasi proyek / lapangan. Selain itu, laporan ini
dibuat untuk memenuhi penilaian mata kuliah praktik kerja serta sebagai salah satu
syarat mengikuti Tugas Akhir (TA).
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu saya dalam proses praktik kerja serta pembuatan laporan ini.
1. Ibu MMA. Indah Preastuty selaku Project manager Proyek Pekerjaan Apron dan
Exit Taxiway Bandar Udara Internasional Ahmad Yani yang telah mengijinkan
saya untuk praktik kerja di proyek beliau.
2. Bp. Yusuf Wahyu selaku Team Leader Manejemen Kontruksi yang membimbing
saya selama proses praktik kerja berlangsung, serta pengetahuan – pengetahuan dari beliau yang disampaikan secara lisan. Baik pengetahuan berupa akademik
ataupun non akademik (moral).
3. Bp. Hendro Rudianto selaku Site Operation Manager Kontraktor yang
memberikan banyak sekali pelajaran dan pengetahuan langsung dilapangan,
Sehingga saya dapat langsung mengetahui masalah-masalah apa saja yang di
hadapi dalam suatu proyek.
4. Bp. Daniel Hartanto, ST., MT selaku dosen pembimbing praktik kerja yang
membimbing saya baik selama proses praktik kerja serta penyusunan laporan, serta
v Tak lupa juga, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada teman – teman saya dan rekan – rekan kerja PT. Angkasa Pura yang telah membantu ketika saya berada di lapangan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Mohon maaf bila ada kata – kata yang salah atau keliru di dalam laporan pratik kerja ini. Saya sebagai penyusun menyadari masih banyak kekurangan – kekurangan dalam hal penyusunan laporan praktik kerja ini, baik dari segi teori, gambar, ataupun
informasi – informasi mengenai pelaksanaan Proyek Pekerjaan Apron dan Exit Taxiway Bandar Udara Internasional Ahmad Yani. Maka kritik dan saran saya
harapkan agar laporan ini menjadi lebih baik lagi.
Hormat Saya,
xii
Surat Pernyataan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Kartu Asistensi ... vi
Surat Permohonan Ijin Kerja Praktek ... vii
Surat Perintah Kerja ... viii
Surat Bimbingan Kerja Praktek... ix
Surat Keterangan Selesai Kerja Praktek ... x
Surat Ucapan Terima Kasih ... xi
2.4. Tugas dan Fungsi Staf-Staf pada Konsultan ... 15
2.5. Tugas dan Fungsi Staf-Staf pada Kontraktor ... 19
BAB III PELAKSANAAN ... 22
3.1 Metode Pelaksanaan ... 22
3.1.1. Pekerjaan Timbunan Tanah ... 22
3.1.2. Metode Pelaksaan Instalasi Spun Pile dan Caping Beam .... 25
3.1.3. Pemasangan Cerucuk dan Sesek Bambu ... 30
xiii 3.4.5. Keterlambatan Pengecoran Rigid Pavement pada Apron dan
Taxiway ... 71
3.5 Penutup ... 73
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 74
4.1 Kesimpulan ... 74
4.2 Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
xiv
Gambar 1.3. Gambar Denah Apron ... 7
Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi Owner... 13
Gambar 2.2. Bagan Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi ... 14
Gambar 2.3. Bagan Struktur Organisasi Kontraktor ... 18
Gambar 3.1. Ilustrasi Pekerjaan Galian... 23
Gambar 3.2. Persiapan pemasangan Geotextille ... 23
Gambar 3.3.a Proses Penggalian Tanah Di Layer Berikutnya ... 24
Gambar 3.3.b Proses melanjutkan pekerjaan galian tanah Seterusnya ... 24
Gambar 3.4.a Pembongkaran Paved Shoulder ... 26
Gambar 3.4.b Pembuangan Limbah Pembongkaran ... 26
Gambar 3.5. Pemindahan Spun Pile dari lokasi stock ke lokasi pemancangan .... 27
Gambar 3.6. Proses Pemancangan dan Sambungan Spun Pile ... 28
Gambar 3.7.a Pemasangan Tiang Pancang ke Diesel Hammer ... 28
Gambar 3.7.b Tiang Pancang Pertama yang Ditancapkan ... 28
Gambar 3.7.c Penyambungan Tiang Pancang 1 dan 2 ... 28
Gambar 3.8. Proses Alur Pemacangan ... 29
Gambar 3.9. Gambar Rencana Pemasangan Cerucuk dan Sesek Bambu ... 30
Gambar 3.10 Cerucuk dan Sesek Bambu ... 31
Gambar 3.11.a Penancapan Bambu ke Titik ... 31
Gambar 3.11.b Penancapan Pancang Bambu dengan Bantuan Excavator ... 32
Gambar 3.11.c Sesek Bambu Setelah Disusun Dicor dengan Batuan ... 32
xv
Gambar 3.16. Mesin Jahit Swen ... 36
Gambar 3.17.a Bar Cutter Digunakan Memotong Beton ... 36
Gambar 3.17.b Bar Cutter yang Digunakan Memotong Dowel ... 37
Gambar 3.18.a Main Vibrator ... 37
Gambar 3.18.b Mesin Concrete Vibrator ... 38
Gambar 3.19.a Mesin Sumber Tenaga Elektroda ... 38
Gambar 3.19.b Proses Pengelasan pada Spun Pile ... 38
Gambar 3.20. Waterpump ... 39
Gambar 3.21.a Pekerjaan Menggunakan Scriber Grider Mesin ... 39
Gambar 3.21.b Pekerjaan Menggunakan Scriber Grider Manual ... 39
Gambar 3.22. Pekerjaan Menggunakan Besi Pijakan / Jigar ... 40
Gambar 3.23. Set Uji Slump ... 40
Gambar 3.24. Set Uji Sandcone ... 41
Gambar 3.25. Total Station ... 41
Gambar 3.26. Pekerjaan Menggunakan Jack Hammer ... 42
Gambar 3.27. Mesin Diesel Genset ... 42
Gambar 3.28. Sprayer ... 43
Gambar 3.29. Bekisting... 43
Gambar 3.30.a Hammer Diesel ... 44
Gambar 3.30.b Proses Pemancangan dengan Hammer Diesel ... 44
Gambar 3.31. Batching Plant ... 45
xvi
Gambar 3.41.a Tumpukan Geotextille berupa gulungan ... 51
Gambar 3.41.b Penggunaan Geotextille di Lapangan ... 51
Gambar 3.42.a Tumpukan Biotextille berupa gulungan... 52
Gambar 3.42.b Penggunaan Biotextille untuk melapisi beton ... 52
Gambar 3.43.a Dowel yang telah Dipasang ... 53
Gambar 3.43.b Sample Dowel ... 53
Gambar 3.44. Sample Tie Bars ... 53
Gambar 3.45.a Sample Wiremesh ... 54
Gambar 3.45.b Penggunaan Wiremesh di Lapangan ... 54
Gambar 3.46. Penyimpanan Semen di Lapangan ... 54
Gambar 3.47.a Agregat Halus (Pasir) ... 55
Gambar 3.47.b Agregat Kasar (Kerikil) ... 55
Gambar 3.48.a Contoh Potongan Cerucuk Bambu ... 56
Gambar 3.48.b Tumpukan Sesek Bambu ... 56
Gambar 3.49. Denah Zona Pekerjaan ... 61
Gambar 3.50. Tenda untuk Melindungi Beton dari Air Hujan ... 65
xvii
Gambar 3.53.a Keretakan pada Lean Concrete ... 68
Gambar 3.53.b Pemotongan Bagian yang Retak pada Lean Concrete ... 69
Gambar 3.53.c Pembongkaran Bagian yang Retak pada Lean Concrete ... 70
Gambar 3.53.d Pengecoran Kembali pada Lean Concrete ... 70
Gambar 3.53.e Lean Concrete setelah Pengecoran Kembali ... 71
Gambar 3.54.a Pembangunan Batching Plant ... 72
xviii
Lampiran-01 Hasil Test CBR On Place
Lampiran-01 Hasil Test Kepadatan Lapangan
Lampiran-01 Hasil Uji Kuat Tarik Weremesh
Lampiran-01 Hasil Uji Kuat Tarik dan Tekuk Besi Beton
Lampiran-01 Hasil Uji Kuat Tarik Besi Dowel
Lampiran-01 Hasil Uji Kuat Lentur Balok Beton
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek
Mengikuti perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuian dan Teknologi)
yang terus bergerak maju yang memberikan dampak langsung pada berbagai
aspek kehidupan manusia salah satunya transportasi. Kebutuhan akan
transportasi cepat semakin meningkat. Kebutuhan akan tranportasi cepat ini
meliputi tranportasi darat, air, maupun transportasi Udara. Transportasi udara
tentu lebih efektif dibandingkan transportasi darat dan transportasi air
khususnya dari segi waktu. Transportasi udara juga merupakan faktor penting
bagi transportasi jarak menengah dan jarak jauh, yang selanjutnya diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
Bandar udara adalah salah satu elemen penting yang berperan dalam
system trasnportasi udara. Dengan demikian, Bandar Udara berperan penting
untuk menunjang, menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,
politik, sosial budaya.
Bandar Udara Internasional Ahmad Yani merupakan bandar udara yang
bertempat di Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Bandar Udara ini
awalnya adalah pangkalan udara TNI Angkatan Darat, yang dulunya lebih di
kenal dengan pangkalan Udara Angkatan darat kalibanteng. Namun karena
meningkatnya kebutuhan manusia akan transportasi udara, maka pada tanggal
1 Oktober 1995 Bandar Udara Ahmad Yani Semarang menjadi Bandar Udara
di bawah PT. Angkasa Pura. Bandar Udara Ahmad Yani menjadi bandar
udara internasional pada tanggal 31 Agustus 2004.
Mengikuti peningkatan kebutuhan masyarakat akan transportasi udara
membuat jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani
semakin padat. Namun, peningkatan jadwal penerbangan yang signifikan ini
tidak didukung dengan fasilitas fandar udara yang memadai. Maka dari itu
pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani perlu dilakukan
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Pengembangan yang di lakukan adalah membangun terminal baru di sisi
utara runway, menambah panjang runway, membangun paralel taxiway dan
juga Apron. sehingga diharapkan Bandar Udara Ahmad Yani bisa melayani
maskapai penerbangan yang lebih besar.
1.2Lokasi Proyek
Lokasi Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani
(Paket II) : Pekerjaan Apron dan Taxiway Terletak di Kota Semarang, Jawa
Tengah. Layout lokasi proyek ini dapat di lihat pada gambar berikut :
Gambar 1.1 Lokasi Proyek
(Sumber: https://www.google.co.id/maps/@-6.9701503,110.3756325,15z?hl=en
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Gambar 1.2Layout Lokasi Proyek
(Sumber: https://www.google.co.id/maps/@-6.9701503,110.3756325,15z?hl=en
diakses pada 25 Oktober 2015)
1.3 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan pada Proyek Pengembangan Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang – Paket-II meliputi pekerjaan
pembangunan apron & taxiway serta pembangunan saluran drainase baru.
Apron sendiri memiliki fungsi yang berbeda dengan Taxiway. Secara
umum fungsi dari Apron adalah sebagai area parkir pesawat (gate) dan area
terjadinya siklus penerbangan pesawat dan taxing untuk menuju area parkir
pesawat (rump), sedangkan fungsi dari taxiway adalah sebagai penghubung
antara apron dan landasan pacu (runway).
Selain Pekerjaan Apron dan Taxiway, pada proyek ini dilaksanakan
perbaikan saluran drainase lama dan pembangunan saluran drainase baru.
Perbaikan akan di lakukan di saluran drainase lama yaitu di BC 2B Barat dan
pembangunan saluran drainase baru akan di lakukan di BC 1, BC 2B Timur,
BC 2A Barat dan BC 2A Timur. Pembuatan dan Perbaikan Saluran tersebut
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Exit taxiway maupun pada keseluruhan Bandar Udara Internasional Ahmad
Yani.
Secara Garis Besar Lingkup PekerjaanProyek Pengembangan Bandar
Udara Internasional Ahmad Yani Semarang – Paket 2 adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Konstruksi Apron (Rigid Pavement)
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan tanah
c. Pekerjaan Konstruksi Apron (555 m x 142,5 m )
d. Paved Shoulder ( Sepanjang 720 m, Lebar 7,5 m)
e. Tes HWD PCN Apron & Taxiway
f. Pekerjaan Lain Lain
2. Pembuatan Exit Taxiway (Pile Slab dan Flexible Pavement)
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan tanah
c. Pekerjaan Pile Slab (Exit Taxiway Timur)
d. Pekerjaan Pile Slab (Exit Taxiway Barat)
e. Pekerjaan Flexible Pavement (Exit taxiway Timur & Barat)
f. Paved Shoulder ( Sebelah Timur & Barat, lebar 7,5 m)
g. Pekerjaan Lain-Lain
3. Pembuatan Drainase Sisi Utara
a. Persiapan
b. Perataan Tanah
c. Drainase BC-1
d. Drainase Timur BC-2A
e. Drainase BC-2A s/d BC-2B (Baru & Rehab)
f. Perataan Tanah Sholder
g. Rumah Pompa & Bongkar Drainase Lama
h. Drainase Sisi Apron Sebelah Barat
i. Drainase Sisi Apron Sebelah Timur
j. Drainase Timur Runway 31
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata l. Pompa & Rumah Pompa 1
m. Pagar BRC
1.4 Sistem Pelelangan (Tender)
Dalam proyek ini dilakukan sistem pelelangan terbuka. Sistem
pelelangan dilakukan dengan melihat riwayat Kontraktor atau Konsultan
tentang Proyek yang pernah dikerjakan selama ini serta nilai tender yang di
tawarkan oleh Kontraktor atau Konsultan. Dalam proyek ini PT. Angkasa
Pura I menunjuk PT. Adhiyasa Desicon Sebagai Konsultan Pengawas dan PT.
Pembangunan Perumahan (PP) sebagai Pihak Kontraktor. Total Biaya
Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang adalah ± Rp.
1.600.000.000.000,00 dan Total Biaya untuk Paket-II adalah ± Rp.
156.000.000.000,00.
1.5 Data Proyek
Pihak pihak yang terkait tentang Pekerjaan pembuatan Konstruksi Apron
& taxiway Paket-II adalah sebagai berikut :
1. Data Pihak Terkait:
a. Data Owner PT. Angkasa Pura I (Persero)
1) Project Manager : MMA. Indah Preastuty
2) Airport Facilities Dept. Head: I Ketut Aryana
3) Shared Services Dept. Head : Drs Prasetyo
4) Project Secertary : I GST.NGR. Agung Wirama, S.T.
b. Data Konsultan Pengawas PT. Adhiyasa Desicon
1) Project Director : Harsoyo
2) Team Leader : Yusuf Wahyu Widada
3) Drafter : Juli Nugroho
4) Ahli Struktur : Suryo Pramono
5) Ahli Pavement/Transportasi : Agus Muldiyanto
6) Ahli Geoteknik : Bambang Widodo
7) Quantity Surveyor : Edi Harcaryo
8) Site Insp. Sipil pavement : Suyoto
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
10)Site Insp. Geoteknik : Slamet Budiraharjo
11)Site Insp. Mekanikal : Ari Sasmita, A.Md
12)Site Insp. Elektrikal : Sudarmadji
13)Quantity Surveyor Sipil : IDG Anom Budiartana
14)Quantity Surveyor ME : Ken Hasto
15)Lab Technician : Mardisusanto & Mardiyono
c. Data Kontraktor PT. Pembanguan Perumahan (Persero)
1) Project Manager : Barkah Widi S.
2) Quality Control : Rizky Dwi Anggoro
: Yan Purnomo Syafaa
3) Staf. Healthy & Environtment : Agus Haryono
4) Site Admin. Manager : Ari Noermansyah
5) Site Engineering Manager : Agung Nugroho
6) Site Operation Manager : Hendro Rudiyanto
2. Data Proyek:
a. Nama Proyek : Pekerjaan Pembuatan Konstruksi Apron
& Exit Taxiway (Paket-II)
Proyek Pengembangan Bandar
Udara Internasional Ahmad Yani –
Semarang
b. Lokasi : Bandar Udara Internasional Ahmad
yani, Kota Semarang, Jawa Tengah
c. Pemilik Pekerjaan : PT. Angkasa Pura I
d. Waktu Pelaksanaan : 300 (Tiga Ratus) Hari Kalender
e. Masa Pemeliharaan :360 (Tiga Ratus Enam Puluh) Hari
Kalender
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 1.6 Data Teknis
Data Teknis Menginformasikan data gambar yang menjelaskan lingkup pekerjaan yang di kerjaan. Berikut ini adalah tipikal pekerjaan yang dikerjakan di proyek ini.
Berikut ini adalah pekerjaan Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad yani, Semarang yang dilaksanakan pada saat penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di proyek tersebut :
a. Konstruksi Apron dengan Rigid Pavement
1) Pekerjaan penghampara Sub-base + semen 5% dengan ketebalan 23
cm.
2) Pekerjaan Pengecoran Lean Concrete (Lantai Kerja) dengan mutu
beton K-100 dengan ketebalan 10 cm.
3) Pekerjaan Pengecoran Rigid Pavement dengan mutu beton K-400
dengan ketebalan 46 cm.
4) Pekerjaan pembangunan konstruksi Exit Taxiway dengan konstruksi
Pile Slab.
5) Pekerjaan pemancangan dengan tiang pancang (spun pile) dengan
mutu beton K-350 dengan diameter 40 cm dan kedalaman 25 m.
b. Pembangunan Saluran Drainase pada Sisi Utara Apron
1) Pekerjaan cut and fill tanah.
2) Pekerjaan pemancangan cerucuk bambu dengan diameter 10 cm dan
jarak antar setiap cerucuk bambu adalah 55 cm.
3) Pekerjaan pemasangan batu belah 1:4 dengan ketebalan 40 cm dan
pekerjaan plesteran 1:2 dengan ketebalan 3 cm.
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Gambar 1.3 Gambar Denah Apron
(Sumber : Gambar Kerja Proyek Pembangunan Apron & Taxiway Bandar Udara Internasional
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata BAB II
PENGELOLA PROYEK 2.1 Pemilik Proyek (Owner)
Owner merupakan istilah dalam bahasa asing bagi pemilik proyek, baik
perseorangan maupun kelompok yang berperan sebagai pemilik dana yang
digunakan untuk pelaksanaan sebuah proyek. Pada proyek ini, pihak yang
berperan sebagai Owner adalah PT. Angkasa Pura I. Tahapan pertama yang
dilalui owner dalam proses pembangunan proyek adalah owner melakukan
pelelangan.
Pelelangan proyek dilakukan dengan tujuan menentukan pihak kontraktor
atau konsultan pengawas untuk melaksanakan sebuah proyek. Dalam kasus
ini, Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani
Semarang – Paket 2 menggunakan sistem pelelangan terbuka. Pelelangan
dibuka secara umum, tetapi pihak owner yaitu PT. Angkasa Pura I telah
membentuk semacam sistem yang dinamakan vendor management system
(VMS). VMS sendiri adalah sebuah sistem dari Kementrian Perhubungan
yang berisi gabungan antara grup antara beberapa PT di Indonesia maupun
asing yang ikut serta pelelangan tersebut. Perbedaannya terdapat pada sistem
tersebut adalah nama perusahaan yang sudah tercantum akan dimenangkan
karena sudah menjadi tanggung jawab anggota dari grup sistem tersebut.
Pemilik proyek memiliki tugas sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab dalam memonitor pekerjaan yang di lakukan
oleh kontraktor dan konsultan pengawas.
2. Menjadi fasilitator bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan
pembangunan proyek.
3. Mengesahkan keputusan yang menyangkut mutu, biaya dan waktu
pelaksanaan proyek.
4. Mampu menjadi stabilisator dalam menghadapi
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 2.2.Konsultan
Konsultan merupakan profesi individual atau lembaga yang secara
profesional memberikan nasehat, pelayanan, atau pelatihan tentang hal-hal
yang berhubungan dengan bidang pengetahuannya. Pihak konsultan
merupakan komponen penting dalam pembangunan sebuah proyek untuk
mengatur proses pembangunan proyek agar sebuah proyek dapat memenuhi
target, baik target waktu, biaya, maupun mutu.
Pada bidang teknik sipil, terdapat berbagai macam jenis konsultan yaitu,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, Konsultan Manajemen
Konstruksi, dan Konsultan Rekayasa Nilai, Konsultan Manajemen Proyek,
Konsultan Mekanikal dan Elektrikal, Konsultan Pajak dan Akuntansi,
Konsultan Pemasaran, dan lain sebagainya. Dalam proyek PPSRG terdapat
tiga konsultan yang ikut dalam pembangunan, yaitu Konsultan Pengawas,
Konsultan Struktur, dan Mekanikal Elektrikal.
1. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas merupakan individu atau badan usaha yang
dipilih oleh pihak owner. Konsultan pengawas pada umumnya memiliki
berbagai bidang, contohnya : teknik sipil, mechanical & electrical, dan
water management.
2. Konsultan Struktur
Konsultan struktur merupakan profesi yang memiliki spesialis dalam
hal perhitungan untuk setiap bagian yang berkaitan dengan struktur,
seperti struktur pada lapisan Apron & Exit taxiway.
3. Konsultan Mechanical & Electrical
Konsultan mechanical & electrical merupakan profersi yang memiliki
spesialis dalam bidang mekanik dan kelistrikan. Pada proyek ini dipilih
konsultan mechanical & electrical yang menguasai mechanical &
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata Konsultan memiliki tugas sebagai berikut :
a. Mendampingi pemberi tugas (owner) selama proses proyek
pembangunan berjalan.
b. Menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pemberi tugas (owner)
untuk menjalankan tugasnya sesuai bidang yang ditekuninya.
c. Loyal terhadap pekerjaannya sesuai asas profesionalisme.
d. Membuat shop drawing gambar pelaksanaan baik secara
keseluruhan ataupun detail dari shopdrawing tersebut.
e. Memberikan laporan yang berkaitan dengan bidang dari
masing-masing konsultan.
f. Mensinkronsisasikan shop drawing antar konsultan lainnya agar
berkesinambungan dan dapat diterapkan di lapangan.
2.3 Kontraktor
Merupakan pihak yang melaksanakan tugas yang diberikan oleh pemberi
tugas (owner) secara langsung di lapangan. Kontraktor juga merupakan
komponen penting dalam pelaksanaan proyek. Hal ini disebabkan pihak
kontraktor berfungsi sebagai pelaksana dan berhubungan langsung dengan
pekerjaan di lapangan. Sehingga kontraktor diwajibkan mampu bekerja
dengan tekanan serta memiliki kreatifitas, ketangguhan, visioner, dan
ketegasan dalam melaksanakan tugasnya.
Pihak kontraktor dituntut untuk gerak cepat bila terjadi kesalahan pada
pelaksanaan teknis di lapangan dan memberikan solusi yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Tugas dari kontraktor antara lain :
1. Melaksanakan pekerjaan di lapangan yang diberikan oleh owner.
2. Membuat laporan setiap bulannya untuk memberikan laporan
perkembangan secara real di lapangan.
3. Menyelesaikan pekerjaan sesuai yang telah ditentukan oleh konsultan
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
4. Menjamin keselamatan dan keamanan bagi tenaga, tukang, ataupun
mandor pada saat dilapangan dengan menyediakan perlengkapan yang
dibutuhkan.
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI OWNER
PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI
SEMARANG – PAKET-II
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Owner
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN KONSTRUKSI
PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI
SEMARANG – PAKET-II
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 2.4 Tugas dan Fungsi Staf-Staf pada Konsultan
Tugas dan fungsi staf-staf yang bertugas sebagai konsultan adalah sebagai
berikut :
1. Team Leader
Team leader dalam konsultan tersebut adalah oleh Bp. Yusuf Wahyu
Widada dan memiliki tugas sebagai berikut :
a. Memonitoring hasil pekerjaan yang dilakukan staf bawahnya.
b. Bertanggung jawab dalam mencapai target pekerjaan.
c. Mengatur semua aktifitas tim agar pencapaian di RKS dapat terlaksana.
d. Memberi laporan pekerjaan kepada Angkasa Pura I selaku owner setiap
minggu atau bulan.
2. Drafter
Drafter atau pembuat gambar rencana adalah oleh Bp. Juli Nugroho dan
memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di lapangan.
b. Menjelaskan kepada surveyor dari pihak kontraktor.
3. Ahli Struktur
Ahli struktur diampu oleh Suryo Pramono dan memiliki tugas sebagai
berikut :
a. Memperhatikan setiap prosedur pemancangan.
b. Menyiapkan data teknik untuk penyusunan teknis di lapangan.
c. Melakukan persiapan konstruksi dilapangan sesuai gambar rencana.
d. Melaporkan hasil pekerjaan di lapangan kepada team leader.
4. Ahli Pavement
Tugas dan fungsi ahli pavement yang diampu Bp. Agus Muldiyanto
adalah sebagai berikut :
a. Mengecek kesiapan sub-base yang akan dibuat lean concrete.
b. Memberi petunjuk teknis kepada para pekerja terkait dengan
pelaksanaan dilapangan.
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 5. Quantity Surveyor
Quantity Surveyor dari konsultan ini adalah Bp. Edi Hascaryo. Quantity
Surveyor (QS) adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian dalam
perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak.
Untuk peran Konsultan Quantity Surveyor (QS) dalam proyek secara garis
besar dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Memberikan saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya
pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran yang
ditetapkan oleh pemilik proyek (owner).
b. Menangani aspek legal pelaksanaan proyek.
c. Membantu pekerjaan Kontraktor sebagai estimator atau manager
kontrak.
6. Site Inspector Sipil (Pavement dan Struktur)
Site Inspector Sipil bagian pavement dari konsultan ini adalah Bp.
Suyoto sedangkan untuk bagian struktur adalah Bp. Edi Hascaryo. Tugas
dan kewajiban site inspector sipil adalah sebagai berikut :
a. Membantu Chief Inspector dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari
aspek prosedur dan kuantitas pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak.
b. Bertanggung jawab penuh terhadap Chief Inspector untuk mengawasi
kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.
c. Melakukan pemeriksaan gambar kerja kontraktor berdasarkan gambar
rencana serta memeriksa dan memberi ijin pelaksanaan pekerjaan
kontraktor.
d. Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan agar
sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.
e. Berhak menerima dan menolak hasil pekerjaan kontraktor berdasarkan
spesifikasi teknis.
f. Membuat laporan harian mengenai aktivitas kontraktor untuk kemajuan
pekerjaan, terdiri dari cuaca, material yang datang (masuk), perubahan
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran di lapangan dan
kejadian-kejadian khusus.
g. Memeriksa gambar terlaksana (As Built Drawing).
h. Membuat catatan lengkap tentang peralatan, tenaga kerja dan material
yang digunakan dalam setiap pekerjaan yang merupakan atau mungkin
akan menjadi pekerjaan tambah(extra).
7. Teknisi Laboratorium
Teknisi laboratorium dari konsultan ini adalah Bp. Mardisusanto dan
Bp. Mardiyono. Teknisi laboratorium adalah profesi yang menangani
pekerjaan test pada komponen struktur yang memerlukan pengujian untuk
memenuhi syarat yang ditetapkan.
Secara garis besar tugas dari teknisi laboratorium adalah :
a. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pengujian yang akan dilakukan.
b. Melakukan pengujian terhadap komponen struktur yang membutuhkan
pengujian.
c. Mencatat hasil uji yang real dan aktual sesuai dengan tanggal dan waktu
pengujian.
d. Melaporkan hasil uji yang telah dilakukan kepada pihak kontraktor dan
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR
PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI
SEMARANG – PAKET-II
Gambar 2.3 Bagan Struktur Organisasi Kontraktor
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 2.5 Tugas dan Fungsi Staf-Staf pada Kontraktor
Tugas dan fungsi staff-staff yang bertugas sebagai kontraktor adalah
sebagai berikut :
1. Project Manager
Project Manager dari PT.PP diampu oleh Bp. Berkah Widi S. Seorang
project manager harus memiliki skill sebagai berikut :
a. Project Manager juga memiliki tanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhan dalam hal tugas, team, dan kebutuhan individual.
b. Project Manager juga harus bisa menguasai situasi-situasi yang
penuh dengan tekanan agar proyek yang di tangani tidak mengalami
konflik.
2. Quality Control
Quality Control dari PT. PP dipimpin oleh Bp. Rizky Dwi Anggoro
dan memiliki tugas sebagai berikut :
a. Melakukan serangkaian tes dan pengujian terhadap material dengan
pihak kontraktor bersama dengan konsultan pengawas atau owner
dengan tujuan menilai kelayakan dari material yang bersangkutan.
b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
c. Memberikan teguran atau peringatan secara tertulis maupun tidak
terlutus kepada pihak pelaksana, sub kontraktor atau mandor jika
dalam pekerjaan di lapangan terjadi penyimpangan sehingga mutu
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3. Site Engineering Manager
Site Engineering Manager dari PT. PP dipimpin oleh Bp. Agung
Nugroho dan memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menyampaikan arahan kepada tim pelaksana dalam melaksanakan
pekerjaan, memberikan masukan dan rekomendasi secara detail atas
usulan desain termasuk data pendukung yang dibutuhkan.
b. Mendukung tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan yang
dilaksanakan kontraktor. Hal ini mencakup pengendalian pemenuhan
waktu rencana pelaksanaan.
c. Memberikan solusi kepada tim di lapangan untuk permasalahan yang
terjadi baik yang berhubungan dengan teknis maupun administrasi
dalam proyek.
4. Site Operation Manager
Site Operation Manager dari PT. PP dipimpin oleh Bp. Hendro
Rudiyanto dan memiliki tugas sebagai berikut :
a. Mengatur pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang disepakati
dengan pihak owner.
c. Menjadi penggerak bagi tim pelaksana sehingga tim dapat bekerja
secara efisien dan efekif agar hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
yang sudah di tentukan.
d. Menerapkan rencana pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan
tujuan mengendalikan pekerjaan dilapangan.
5. General Superintendent
General Superintendent dari PT. PP dipimpin oleh Bp. Keman
Surosodan memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menjadi penanggung jawab atas pelaksanaan proyek dari awal hingga
selesai.
b. Menggerakkan tenaga pelaksana, memotivasi untuk bekerja sesuai
dengan ketentuan dan tugasnya masing-masing.
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 6. Surveyor
Surveyor PT. PPdari dipimpin oleh Bp. Amrih Suharjo dan memiliki
tugas sebagai berikut :
a. Melakukan survei dan pengukuran di lapangan antara lain
pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan serta
membuat gambar data-data lapangan.
b. Mencatat dan mengevaluasi hasil survei dan pengukuran di lapangan
dengan tujuan menghindari kesalahan dalam pekerjaan dan
melakukan tindakan koreksi serta memberikan solusi pencegahannya.
c. Mengawasi survei di lapangan dengan tujuan memastikan
pengukuran dilakukan dengan prosedur yang benar dan menjamin
data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk
keperluan peninjauan desain atau detail desain.
d. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai
dengan gambar rencana.
e. Membuat laporan dan bertanggung jawab atas hasil pekerjaan
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata BAB III PELAKSANAAN 3.1 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan adalah tahapan yang dilakukan dalam suatu proyek
dan urutan kegiatan pembangunan untuk merealisasikan perencanaan yang
sudah di buat sesuai dengan standart yang sudah di sepakati. Perlunya metode
pelaksanaan agar setiap pekerjaan dapat berjalan dengan efektif. Hal ini perlu
didukung dengan adanya koordinasi yang baik agar pekerjaan bisa berjalan
dengan lancar karena dalam pelaksanaan sebuah proyek mungkin terjadi
perubahan-perubahan yang tidak sesuai dengan perencanaan awal.
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS), gambar kerja, kondisi lapangan, iklim /cuaca dan
faktor-faktor lainya yang dapat mempengaruhi jalannya pelaksanaan konstruksi.
Pada sub-bab ini akan di bahas mengenai pekerjaan persiapan, pekerjaan
struktur bawah dan struktur atas yang diamati di lapangan.
Dalam proyek Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang ini
memiliki standart internasional sendiri yang berkaitan dengan metode
pelaksanaan, yaitu Proposal Metodologi Pelaksanaan Kerja dan Tahapnya.
Metode pelaksanaan tersebut akan diterapkan pada pengerjaan di lapangan
agar dapat dikerjakan sesuai rencana yang telah dibuat dan disepakati.
3.1.1. Pekerjaan Timbunan Tanah dan Pemadatan Tanah
Pekerjaan ini bertujuan untuk menyesuaikan tanah yang semula
merupakan tanah rawa menjadi tanah dengan spesifikasi yang
dibutuhkan dan memenuhi standar untuk pembangunan sebuah
bandara internasional. Kondisi tanah harus memenuhi syarat dan daya
dukung untuk konstruksi di atasnya. Pekerjaan timbunan dan
pemadatan tanah terdiri dari :
1. Persiapan
Pada proses persiapan mencakup pengukuran lahan,
pembuatan gambar kerja, perijinan proyek, dan pembersihan
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 2. Pekerjaan Galian Awal
Dilakukan pekerjaan galian dengan kedalaman 80 cm
menggunakan excavator dengan tujuan membuang tanah rawa.
Pekerjaan dilakukan secara bertahap menyesuaikan kapasitas dari
peralatan dan tenaga kerja.
Gambar 3.1 Ilustrasi Pekerjaan Galian
(Sumber : Metodologi Pelaksanaan Kerja dan Tahapannya – PT PP (Persero))
3. Pengeringan Lahan dari Genangan Air Rawa
Proses ini dilakukan dengan cara menggunakan pompa air.
4. Pemasangan Lapisan Geotextile.
Pemasangan geotextile ini bertujuan untuk memberikan
perkuatan tanah lunak.
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
5. Pemesanan dan Pendatangan Material Urugan
Material tanah urugan yang digunakan pada proyek ini dipesan
menyesuaikan dengan spesifikasi yang sudah memenuhi syarat.
Pendatangan material tanah urugan menggunakan transportasi
darat berupa dump truck dengan kapasitas 15 ton. Material urugan
tanah yang digunakan pada lokasi pekerjaan paved shoulder
sedangkan pada lokasi saluran menggunakan hasil keprasan dari
apron.
6. Penghamparan Material Tanah Urugan
Penghamparan material urugan membentuk jalan akses untuk
excavator untuk melaksanaan pekerjaan galian di area selanjutnya.
Penghamparan dilakukan dengan 4 tahap secara berurutan dari
layer 1 sampai dengan layer 4 dengan ketinggian pada setiap
layer adalah 20 cm, kemudian dilakukan pemadatan.
Gambar 3.3.a Proses Penggalian Tanah di Layer Berikutnya (Sumber : Metodologi Pelaksanaan Kerja dan Tahapannya – PT PP (Persero))
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 7. Proses Pemadatan Tanah Timbunan
Proses ini dilakukan untuk menghindari penurunan elevasi
yang berlebihan dalam proses pelaksanaan proyek. Setelah tanah
timbunan dipadatkan dengan sempurna, dilakukan tes kepadatan
tanah.
Data teknis pekerjaan timbunan :
a. Peralatan :
2) Timbunan tanah bekas tambak =189.384 m3
3) Timbunan tanah bekas tambak = 24.383 m3
c. Rencana Waktu Pelaksanaan
1) Jalan Akses = 55 Hari
2) Timbunan Hasil Keprasan = 124 Hari
3) Timbunan Material Tambahan = 60 Hari
3.1.2. Metode Pelaksanaan Instalasi Spun Pile
Spun Pile adalah tipe tiang pancang yang digunakan untuk
pekerjaan pemancangan pada lokasi paved shoulder dan exit taxiway
timur dan barat. Pihak pelaksana menggunakan Spun Pile karena sifat
tanah pada lokasi merupakan tanah lunak atau tanah rawa dan
memanfaatkan daya himpit tanah (daya cengkram tanah) untuk
menghimpit tiang pancang. Pelaksanaan pekerjaan pemancangan Spun
Pile dilakukan pada pukul 22.00 s/d 04.00 dengan 5 jam efektif, hal
ini sudah menjadi prosedur dari pihak Proyek Pengembangan Bandara
Internasional Ahmad Yani Semarang dengan pihak Bandara
Internasional Ahmad Yani Semarang, karena jam operasional bandara
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Tiang pancang atau spun pile yang digunakan pada proyek ini
berdiameter 400 mm dengan panjang 13 m untuk bagian pertama dan
12 m untuk bagian kedua.
Sebelum pekerjaan pemancangan spun pile dilaksanakan terlebih
dahulu dilakukan pembongkaran pave shoulder pada tepi runway.
Fungsi dari paved shoulder adalah suatu konstruksi untuk menghimpit
runway agar daya dukung runway cukup untuk menahan impact atau hantaman dari landing dan take-off pesawat sehingga tidak mengalami
pergeseran yang cukup signifikan berakibat buruk pada penerbangan.
Jadi, sebelum prosedur pemancangan spun pile dilakukan, terlebih
dahulu dilakukannya pembongkaran paved shoulder sebagai berikut :
1. Persiapan Alat Berat
Alat berat yang diperlukan dalam pekerjaan pembongkaran
paved shoulder antara lain : excavator breaker, excavator, dan
dump truck.
2. Penghancuran lapisan paved shoulder menggunakan excavator
breaker.
3. Pemindahan limbah pembongkaran paved shoulder dengan
dump truck.
Gambar 3.4 (a) Pembongkaran Paved Shoulder dan (b) Pembuangan
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Setelah pembongkaran paved shoulder dilaksanakan maka
pekerjaan pemancangan spun pile bisa dimulai. Prosedur tetap dalam
proses pemancangan tersebut antara lain :
1. Persiapan
Persiapan untuk pekerjaan pemancangan spun pile mencakup
pemasangan lampu penerangan dan persiapan alat-alat berat
yang akan digunakan dalam pemancangan spun pile.
2. Loading dan peletakan spun pile pada alur yang ditentukan
Proses loading ini menggunakan alat berupa Crane yang
digunakan mengangkat dan menurunkan spun pile ke atas dan
turun dari truck trailer.
Gambar 3.5 Pemindahan spun pile dari lokasi stock ke lokasi
pemancangan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
3. Pemancangan Spun Pile
Pemancangan dilakukan dengan alat Diesel Hammer.
Pemancangan spun pile dengan kedalaman ± 25 m dibagi
menjadi 2 tahap yaitu pemancangan spun pile pertama dengan
panjang 13 m dan spun pile kedua dengan panjang 12 m.
Penyambungan spun pile dilakukan dengan cara pengelasan.
Berikut ini adalah gambar ilustrasi dari proses pemancangan
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Gambar 3.6 Proses Pemancangan dan sambungan Spun Pile
(Sumber : Metodologi Pelaksanaan Kerja dan Tahapannya – PT PP (Persero))
Pada gambar di bawah ini dapat dilihat proses pemancangan
spun pile yang terjadi di lapangan dimulai dari pemasangan spun
pile ke alat diesel hammer (gambar 3.7 (a)), kemudian
pemancangan spun pile bagian pertama (gambar 3.7 (b)) yang
kemudian dilanjutkan dengan pengelasan (gambar 3.7 (c)).
Gambar 3.7 (a) Pemasangan tiang pancang ke diesel hammer
;(b) tiang pancang pertama yang ditancapkan;
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Gambar 3.8 Proses alur pemancangan
(Sumber : Metodologi Pelaksanaan Kerja dan Tahapannya – PT PP (Persero))
4. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan
isian tiang dengan beton mutu K-400. Sebelum dilakukan
pemotongan dilakukan penggalian tinggi dahulu hingga elevasi
yang sudah direncanakan. Pemotongan dilakukan dengan
manual dengan bantuan tenaga kerja yang menggunakan alat
gerinda.
Data teknis dalam pekerjaan pemancangan spun pile :
a. Peralatan
1) Pale driver + Hammer = 2 Unit
2) Trailer 12 ft = 1 Unit
3) Crawler Crane = 1 Unit
b. Jumlah Titik Pemancangan
1) Taxiway timur = 202 titik
2) Taxiway barat = 266 titik
c. Waktu (Produktivitas : 6 titik / hari)
1) Taxiway timur = 202 / 6 = 36 hari
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3.1.3. Pemasangan Cerucuk dan Sesek Bambu
Berikut ini adalah gambar rencana pemasangan cerucuk dan sesek
bambu :
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Pemasangan cerucuk dan sesek bambu merupakan salah satu tahap
dari pembuatan saluran baru pada Proyek Pengembangan Bandara
Internasional Ahmad Yani Semarang setelah galian tanah. Cerucuk
bambu atau pancang bambu yang digunakan yang memiliki diameter
± 10 cm dan panjang 2 m, sedangkan untuk ukuran sesek bambu
adalah 1.5 m x 1.5 m.
Gambar 3.10 Cerucuk dan Sesek Bambu
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
Prosedur pemasangan cerucuk dan sesek bambu pada pekerjaan
saluran :
1. Peletakan cerucuk bambu dengan panjang 2 m pada titik yang
sudah ditentukan oleh teknisi lapangan menggunakan alat total
station.
Gambar 3.11.a Penancapan pancang bambu ke titik
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
2. Setelah cerucuk diletakkan pada titik yang ditentukan, cerucuk
bambu ditekan ke dalam tanah menggunakan backhoe.
Gambar 3.11.b Penancapan pancang bambu dengan bantuan excavator (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
3. Setelah seluruh cerucuk bambu masuk ke dalam tanah,
permukaan tanah yang sudah ada cerucuk bambunya dilapisi
dengan sesek bambu.
Gambar 3.11.c Pelapisan tanah dengan sesek bambu setelah
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3.2. Peralatan, Alat Berat, dan Bahan
Peralatan, alat berat, dan bahan adalah aspek penting dalam
kelangsungan pekerjaan konstruksi. Ketiga aspek penting ini sangat
berkesinambungan dalam membangun jalannya suatu proyek baik dari segi
mutu, waktu, maupun biaya.
Ditinjau dari fungsi dan kegunaannya alat berat harus mempunyai
operator yang menjalankannya. Penggunaan peralatan dan alat berat harus
diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rencana kegiatan harian /
mingguan yang dibuat oleh pihak pelaksana agar tidak terjadi keterlambatan
dalam pelaksanaan.
Peralatan dan alat berat yang digunakan dalam Proyek Pengembangan
Bandara Internasional Ahmad Yani paket – 2, antara lain :
1. Peralatan
a. Concrete Mixer
b. Waterpass
c. Mobil tangki reservoir
d. Mesin Jahit Sewn
e. Bar Cutter
o. Garpu Grooving Manual
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
3. Bahan dan Material Pendukung (Struktur dan Perbaikan Tanah)
a. Spun Pile
g. Agregat Halus dan Kasar
h. Cerucuk Bambu
i. Sesek Bambu
3.2.1. Peralatan
1. Concrete Mixer
Alat ini digunakan untuk mencampur adonan beton untuk
pekerjaan lantai, dinding, dan profil saluran.
Gambar 3.12 Pekerjaan Menggunakan Concrete Mixer
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
2. Waterpass
Waterpass digunakan untuk mengukur elevasi permukaan
tanah pada bidang tanah.
Gambar 3.13 Waterpass
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3. Mobil Tangki Reservoir
Kendaraan ini berbentuk truk yang mengangkut tangki
reservoir, yang kemudian tangki tersebut dihubungkan dengan
pipa untuk menyiram tanah yang akan dilalui
kendaraan-kendaraan proyek sehingga kondisi tanah tetap padat.
Gambar 3.14 Mobil Tangki Reservoir
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
4. Alat Test California Bearing Ratio (CBR)
Alat ini digunakan untuk melakukan test pada tanah yang
telah dipadatkan untuk mengetahui apakah tingkat kepadatan tanah sudah mencapai tingkat kepadatan yang dibutukan.
Gambar 3.15 Alat Test CBR
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 5. Mesin Jahit Sewn
Pada dasarnya alat ini sama dengan mesin jahit pada umumnya.
Perbedaannya adalah mesin jahit sewn lebih praktis dan mudah
digunakan karena menggunakan tenaga listrik. Alat ini digunakan
untuk menggabungkan bahan geotextile.
Gambar 3.16 Mesin Jahit Swen
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
6. Bar Cutter
Alat ini berfungsi untuk memotong benda-benda keras seperti besi
tulangan dan beton. Pada proyek ini, bar cutter digunakan untuk
memotong besi dowel menjadi bagian kecil-kecil. Bar cutter juga digunakan untuk memotong beton pada bagian yang retak yang
kemudian dibongkar dan dilakukan pengecoran kembali.
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Gambar 3.17.b Bar Cutter yang digunakan memotong dowel (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
7. Concrete Vibrator
Sesuai dengan namanya yaitu concrete vibrator, alat ini berfungsi
untuk memberikan getaran pada beton yang masih cair agar cairan
beton menjadi padat mengisi rongga-rongga pada cetakan beton. Alat
ini terbagi jadi 2 bagiann yaitu main vibrator yang nantinya
dicelupkan pada beton dan mesin penggeraknya sebagai sumber
tenaga.
Gambar 3.18.a Main Vibrator
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Gambar 3.18.b Mesin Concrete Vibrator
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
8. Mesin Las
Seperti pada umumnya, mesin las digunakan untuk
menyambungkan besi atau baja. Pada proyek ini, mesin las digunakan
uktuk menyambungkan 2 batang spun pile.
Gambar 3.19.a Mesin Sumber Tenaga Elektroda (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.19.b Proses Pengelasan pada Spun Pile
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 9. Waterpump (Mesin Pompa Air)
Mesin pompa air digunakan untuk memindahkan air dari tempat
penampungan sementara menuju ke lokasi pekerjaan yang
membutuhkan air dengan media selang.
Gambar 3.20 Waterpump
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
10. Scriber Grider (Mesin dan Manual)
Alat ini digunakan untuk meratakan permukaan adonan beton agar
permukaan beton menjadi lebih halus dan padat.
Gambar 3.21.a Perkerjaan menggunakan Scriber Grider Mesin
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.21.b Pekerjaan menggukana Scriber Grider Manual
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 11. Besi Pijakan / Jigar
Alat dibentangkan di atas permukaan beton yang masih cair dengan
fungsi sebagai pijakan untuk pekerja yang sedang meratakan
permukaan beton.
Gambar 3.22 Pekerjaan Menggunakan Besi Pijakan / Jigar (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
12. Set Uji Slump
Uji slump dilakukan setiap kali truck molen dari pabrik beton
sampai dilokasi proyek. Uji slump dilakukan untuk mengetahui kadar
air yang terkandung dalam adonan beton apakah sudah sesuai dengan
kesepakatan atau belum. Alat-alat yang digunakan untuk uji slump
antara lain kerucut abrams, besi penusuk, dan alas.
Gambar 3.23 Set Uji Slump
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 13. Set Uji Sandcone
Uji Sandcone dilakukan untuk mengetahui tingkat kepadatan tanah
yang sudah dipadatkan dengan vibroroller.
Gambar 3.24 Set Uji Sandcone
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
14. Total Station
Alat ini digunakan untuk mengukur sudut dan jarak yang
diintegrasi dalam satu unit alat ini.
Gambar 3.25 Total Station
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 15. Jack Hammer
Alat ini berfungsi untuk menghancurkan atau membongkar beton
yang rusak sehingga dapat dilakukan pengecoran kembali.
Gambar 3.26 Pekerjaan menggunakan Jack Hammer
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
16. Mesin Diesel Genset
Mesin ini berfungsi sebagai sumber tenaga listrik untuk pekerjaan
yang membutuhkan tenaga listrik.
Gambar 3.27 Mesin Diesel Genset
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 17. Sprayer
Alat ini digunakan untuk melakukan penyemprotan air pada beton
setelah dilakukan grooving.
Gambar 3.28 Sprayer
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
18. Bekisting
Bekisting merupakan cetakan beton yang dibentuk sedemikian rupa
sesuai dengan bentuk dan dimensi yang sudah direncanakan.
Bekisting yang digunakan pada proyek ini terbuat dari besi sehingga
bisa digunakan berkali-kali.
Gambar 3.29 Bekisting besi yang digunakan dalam pengecoran Rigid
Pavement
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3.2.2. Alat Berat
1. Diesel Hammer
Alat ini merupakan komponen utama yang diperlukan dalam
pekerjaan pemancangan spun pile.
Gambar 3.30.a Diesel Hammer
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.30.b Proses Pemancangan Menggunakan Diesel
Hammer
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 2. Batching Plant
Batching Plant merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
membuat campuran beton dalam jumlah yang besar. Batching
Plant terdiri dari beberapa bagian antara lain :
a. Cement silo : Berbentuk tabung besar yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan semen.
b. Belt Confeyor : Berfungsi untuk membawa material ke atas
dari bin ke storage bin.
c. Bin : Berfungsi sebagai tempat penyimpanan material
berupa agregat kasar dan halus.
d. Storage Bin : Digunakan untuk pemisah fraksi agregat yang
digunakan untuk adonan beton.
Gambar 3.31 Batching Plant
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3. Excavator
Alat yang digunakan untuk menggali tanah dalam volume besar.
Pada proyek ini digunakan untuk pekerjaan galian dan urugan
tanah.
Gambar 3.32 Excavator
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
4. Excavator Breaker
Berbeda dengan Excavator biasa, Excavator Breaker
digunakan untuk menghancurkan benda-benda yang keras
seperti beton. Alat ini bekerja dengan memanfaatkan kekuatan
hidrolik untuk memberikan tekanan yang besar pada benda yang
akan dihancurkan.
Gambar 3.33 Excavator Breaker
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 5. Motor Grider
Alat ini digunakan untuk meratakan permukaan tanah
sub-base setelah penghamparan material sub-base.
Gambar 3.34 Motor Grider
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
6. Mobil Tangki Air
Mobil tangki air digunakan untuk mendistribusikan air bersih
ke dalam tandon atau penampungan air sementara yang
kemudian air dapat digunakan dalam berbagai pekerjaan dalam
proyek.
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 7. Crawler Crane
Alat ini digunakan untuk pengangkutan atau pemindahan alat
/ material yang besar dan berat sehingga tidak mungkin
menggunakan tenaga manusia.
Gambar 3.36 Crawler Crane
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
8. Vibroroller
Alat ini digunakan untuk memadatkan tanah dengan cara
menggilas bidang tanah yang akan diratakan dengan sebuah
tabung yang memberikan getaran kepada tanah sehingga tanah
menjadi padat.
Gambar 3.37 Vibroroller
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 9. Dump Truck
Dump Truck biasanya digunakan untuk mengangkut tanah
hasil galian untuk dibuang atau digunakan juga untuk
mengangkut material.
Gambar 3.38 Dump Truck
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
10. Truk Mixer
Truk Mixer digunakan untuk mengangkut adonan beton dari
pabrik beton penyedia menuju lokasi proyek. Kapasitas dari
Truk Mixer pun berbeda berkisar antara 6,5 m3 sampai 8 m3.
Gambar 3.39 Truk Mixer
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
3.2.3. Bahan dan Material Pendukung (Struktur dan Perbaikan Tanah)
1. Spun Pile
Spun Pile atau Tiang pancang adalah salah satu jenis pondasi
yang berfungsi mentransfer beban dari struktur atas ke lapisan
tanah keras yang berada pada kedalaman tertentu, menahan
gaya desakan dan mengontrol penurunan tanah yang
menyebabkan kegagalan konstruksi. Tiang pancang memiliki 3
kategori berdasarkan bentuk yaitu PC rounded hollow pile, PC
square pile dan PC triangular pile.
Gambar 3.40 Tumpukan Spun Pile di Lokasi Proyek (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
2. Geotextile
Bahan ini digunakan sebagai metode perbaikan tanah untuk
filtrasi, separator, soil treatment, embankment untuk mencegah
erosi, stabilisasi dan transisi yang meliputi permasalahan
konstruksi dan persyaratan kekuatan serta ketahanan tanah.
Geotextile dibedakan menjadi 2 yaitu Geotextile woven dan
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Gambar 3.41.a Tumpukan Geotextile berupa gulungan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.41.b Penggunaan Geotextile di Lapangan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
3. Biotextile (Geotextile non woven)
Berbeda dengan geotextile, biotextile terdiri dari serabut
menerus yang berbentuk serat-serat pendek. Berbeda juga
dengan geotextile yang digunakan untuk perbaikan tanah,
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Gambar 3.42.a Tumpukan Biotextile berupa gulungan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.42.b Penggunaan Biotextile untuk melapisi beton
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
4. Besi Tulangan
Tulangan baja merupakan komponen penting dalam
konstruksi beton sebagai sumber kekuatan terhadap gaya tarik
pada konstruksi.
Penggunaan besi tulangan pada proyek ini antara lain :
a. Dowel
Fungsi dari dowel adalah mentransfer beban dan
memberikan perkuatan pada beton untuk mengalami susut
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Gambar 3.43.a Dowel yang telah dipasang (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.43.b Sample Dowel (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
b. Tie Bars
Tie Bars merupakan sambungan berupa baja ulir yang
dipasang pada setiap sambungan memanjang dalam
perkerasan kaku dan komposit. Tujuan penggunaan tie bars
ini adalah mengunci pergerakan plat beton sehingga tidak
terjadi pergerakan secara horizontal.
Gambar 3.44 Sample Tie Bars
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata c. Wiremesh
Merupakan besi ulir dengan diameter 8 mm yang
digunakan sebagai tulangan plat lantai pada rigid pavement.
Gambar 3.45.a Sample Wiremesh (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.45.b Penggunaan Wiremesh di Lapangan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
5. Semen
Semen digunakan sebagai komponen pengikat agregat halus
dan agregat kasar yang digunakan dalam proses mixing beton.
Gambar 3.46 Penyimpanan Semem di Lapangan
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 6. Agregat Halus dan Agregat Kasar
Merupakan bahan yang digunakan untuk proses mixing beton.
Agregat halus berupa pasir dan agregat kasar berupa kerikil.
Agar beton yang dihasilkan dapat memenuhi syarat yang
ditentukan, faktor air, pasir, dan kerikil yang digunakan harus
diperhatikan.
Gambar 3.47.a Agregat Halus (Pasir) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.47.b Agregat Kasar (Kerikil) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
7. Cerucuk dan Sesek Bambu
Cerucuk atau pancang bambu digunakan untuk menahan
pergerakan tanah dan berfungsi sebagai penyalur beban yang
berada di atasnya ke tanah. Sedangkan sesek bambu merupakan
anyaman bambu dengan ukuran 1,5 m × 2 m yang berfungsi
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
memisahkan antara pasangan batu belah dengan lapisan tanah
asli.
Gambar 3.48.a Contoh Potongan Cerucuk Bambu (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Andre Prasetia (12.12.0016)
Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3.3.Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek merupakan suatu kegiatan mengawasi jalannya
proyek untuk mengurangi adanya penyimpangan dalam pengerjaan proyek
dengan cara mengendalikan mutu, biaya, dan waktu agar proyek dapat
dikerjakan sesuai dengan kontrak yang disepakati dan sesuai yang sudah
direncanakan.
3.3.1. Pengendalian Mutu
Tujuan dari pengendalian mutu pada proyek adalah menjaga mutu
pekerjaan yang dihasilkan agar hasil dari pekerjaan yang dihasilkan
sesuai dengan Rencana Kerja Syarat-Syarat (RKS) yang telah
disepakati. Beberapa hal yang dilakukan di Proyek Pekerjaan
Pembuatan Konstruksi Apron & Taxiway (PAKET-II), Proyek
Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang
untuk menjaga mutu :
1. Mutu / Kualitas Beton
Pada Proyek Pekerjaan Pembuatan Konstruksi Apron &
Taxiway (PAKET-II), Proyek Pengembangan Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani, Semarang upaya yang dilakukan
untuk menjaga kualitas beton adalah uji slump dan pengetesan
kuat tekan beton. Uji slump dilakukan sesaat setelah Truck
Molen(TM) sampai ke proyek. Di Proyek Pekerjaan Pembuatan
Konstruksi Apron & Taxiway ini pengambilan sampel 1 kali
setiap 1 Truk Molen (TM) yang tiba di proyek. Uji slump
dilakukan untuk mengetahui kualitas beton yang diangkut dalam
Truk Molen (TM) apakah sudah sesuai dengan kualitas yang
telah dipesan atau disepakati. Data yang didapatkan dari uji
slump adalah tingkat kekentalan dari adonan beton yang
diantarkan. Uji slump dilakukan oleh teknisi dari perusahaan
penyedia beton dengan kerucut abrams dengan diameter sisi
atas 10 cm dan diameter sisi bawah 20 cm dengan ketinggian 30