• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN PEMBUATAN KONSTRUKSI APRON DAN TAXIWAY – PAKET II PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG JALAN PUAD AHMAD YANI, SEMARANG - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEKERJAAN PEMBUATAN KONSTRUKSI APRON DAN TAXIWAY – PAKET II PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG JALAN PUAD AHMAD YANI, SEMARANG - Unika Repository"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

JALAN PUAD AHMAD YANI, SEMARANG

Disusun Oleh : Andre Prasetia

12.12.0016

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)

i Laporan Akhir Praktik Kerja

PEKERJAAN PEMBUATAN KONSTRUKSI

APRON DAN

TAXIWAY

PAKET II

PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

JALAN PUAD AHMAD YANI, SEMARANG

Disusun Oleh : Andre Prasetia

12.12.0016

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(3)

ii Lembar Pengesahan Praktik Kerja

PEKERJAAN PEMBUATAN KONSTRUKSI

APRON DAN

TAXIWAY

PAKET II

PROYEK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

JALAN PUAD AHMAD YANI, SEMARANG

Disusun Oleh :

Andre Prasetia 12.12.0016

Telah diperiksa dan setujui,

Semarang,……….

Dekan Fakultas Teknik Dosen Pembimbing

(4)

iii PERNYATAAN PLAGIASI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam laporan praktik kerja yang berjudul

“Laporan Praktik Kerja Pekerjaan Pembuatan Konstruksi Apron & Taxiway (Paket II) Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Jalan

Puah Ahmad Yani, Seamrang” ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh nilai mata kuliah praktik kerja, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain

kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata terbukti bahwa laporan praktik kerja ini sebagian

atau seluruhnya hasil plagiasi, maka saya rela untuk dibatalkan, akibat hukumnya

sesuai peraturan yang berlaku pada Univesitas Katolik Soegijapranata dan/atau

peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Semarang, 3 Februari 2016

(Andre Prasetia)

(5)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena

berkat-NYA saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja megenai Pembangunan Proyek

Pekerjaan Apron dan Exit Taxiway Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang

- Paket 2 (PPSRG) dengan konsentrasi Manajemen. Laporan praktik kerja ini dibuat

sebagai laporan pertanggungjawaban selama 90 (Sembilan Puluh) hari kalender atas

apa yang dilakukan selama berada di lokasi proyek / lapangan. Selain itu, laporan ini

dibuat untuk memenuhi penilaian mata kuliah praktik kerja serta sebagai salah satu

syarat mengikuti Tugas Akhir (TA).

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu saya dalam proses praktik kerja serta pembuatan laporan ini.

1. Ibu MMA. Indah Preastuty selaku Project manager Proyek Pekerjaan Apron dan

Exit Taxiway Bandar Udara Internasional Ahmad Yani yang telah mengijinkan

saya untuk praktik kerja di proyek beliau.

2. Bp. Yusuf Wahyu selaku Team Leader Manejemen Kontruksi yang membimbing

saya selama proses praktik kerja berlangsung, serta pengetahuan – pengetahuan dari beliau yang disampaikan secara lisan. Baik pengetahuan berupa akademik

ataupun non akademik (moral).

3. Bp. Hendro Rudianto selaku Site Operation Manager Kontraktor yang

memberikan banyak sekali pelajaran dan pengetahuan langsung dilapangan,

Sehingga saya dapat langsung mengetahui masalah-masalah apa saja yang di

hadapi dalam suatu proyek.

4. Bp. Daniel Hartanto, ST., MT selaku dosen pembimbing praktik kerja yang

membimbing saya baik selama proses praktik kerja serta penyusunan laporan, serta

(6)

v Tak lupa juga, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada teman – teman saya dan rekan – rekan kerja PT. Angkasa Pura yang telah membantu ketika saya berada di lapangan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Mohon maaf bila ada kata – kata yang salah atau keliru di dalam laporan pratik kerja ini. Saya sebagai penyusun menyadari masih banyak kekurangan – kekurangan dalam hal penyusunan laporan praktik kerja ini, baik dari segi teori, gambar, ataupun

informasi – informasi mengenai pelaksanaan Proyek Pekerjaan Apron dan Exit Taxiway Bandar Udara Internasional Ahmad Yani. Maka kritik dan saran saya

harapkan agar laporan ini menjadi lebih baik lagi.

Hormat Saya,

(7)

xii

Surat Pernyataan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Kartu Asistensi ... vi

Surat Permohonan Ijin Kerja Praktek ... vii

Surat Perintah Kerja ... viii

Surat Bimbingan Kerja Praktek... ix

Surat Keterangan Selesai Kerja Praktek ... x

Surat Ucapan Terima Kasih ... xi

2.4. Tugas dan Fungsi Staf-Staf pada Konsultan ... 15

2.5. Tugas dan Fungsi Staf-Staf pada Kontraktor ... 19

BAB III PELAKSANAAN ... 22

3.1 Metode Pelaksanaan ... 22

3.1.1. Pekerjaan Timbunan Tanah ... 22

3.1.2. Metode Pelaksaan Instalasi Spun Pile dan Caping Beam .... 25

3.1.3. Pemasangan Cerucuk dan Sesek Bambu ... 30

(8)

xiii 3.4.5. Keterlambatan Pengecoran Rigid Pavement pada Apron dan

Taxiway ... 71

3.5 Penutup ... 73

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 74

4.1 Kesimpulan ... 74

4.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(9)

xiv

Gambar 1.3. Gambar Denah Apron ... 7

Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi Owner... 13

Gambar 2.2. Bagan Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi ... 14

Gambar 2.3. Bagan Struktur Organisasi Kontraktor ... 18

Gambar 3.1. Ilustrasi Pekerjaan Galian... 23

Gambar 3.2. Persiapan pemasangan Geotextille ... 23

Gambar 3.3.a Proses Penggalian Tanah Di Layer Berikutnya ... 24

Gambar 3.3.b Proses melanjutkan pekerjaan galian tanah Seterusnya ... 24

Gambar 3.4.a Pembongkaran Paved Shoulder ... 26

Gambar 3.4.b Pembuangan Limbah Pembongkaran ... 26

Gambar 3.5. Pemindahan Spun Pile dari lokasi stock ke lokasi pemancangan .... 27

Gambar 3.6. Proses Pemancangan dan Sambungan Spun Pile ... 28

Gambar 3.7.a Pemasangan Tiang Pancang ke Diesel Hammer ... 28

Gambar 3.7.b Tiang Pancang Pertama yang Ditancapkan ... 28

Gambar 3.7.c Penyambungan Tiang Pancang 1 dan 2 ... 28

Gambar 3.8. Proses Alur Pemacangan ... 29

Gambar 3.9. Gambar Rencana Pemasangan Cerucuk dan Sesek Bambu ... 30

Gambar 3.10 Cerucuk dan Sesek Bambu ... 31

Gambar 3.11.a Penancapan Bambu ke Titik ... 31

Gambar 3.11.b Penancapan Pancang Bambu dengan Bantuan Excavator ... 32

Gambar 3.11.c Sesek Bambu Setelah Disusun Dicor dengan Batuan ... 32

(10)

xv

Gambar 3.16. Mesin Jahit Swen ... 36

Gambar 3.17.a Bar Cutter Digunakan Memotong Beton ... 36

Gambar 3.17.b Bar Cutter yang Digunakan Memotong Dowel ... 37

Gambar 3.18.a Main Vibrator ... 37

Gambar 3.18.b Mesin Concrete Vibrator ... 38

Gambar 3.19.a Mesin Sumber Tenaga Elektroda ... 38

Gambar 3.19.b Proses Pengelasan pada Spun Pile ... 38

Gambar 3.20. Waterpump ... 39

Gambar 3.21.a Pekerjaan Menggunakan Scriber Grider Mesin ... 39

Gambar 3.21.b Pekerjaan Menggunakan Scriber Grider Manual ... 39

Gambar 3.22. Pekerjaan Menggunakan Besi Pijakan / Jigar ... 40

Gambar 3.23. Set Uji Slump ... 40

Gambar 3.24. Set Uji Sandcone ... 41

Gambar 3.25. Total Station ... 41

Gambar 3.26. Pekerjaan Menggunakan Jack Hammer ... 42

Gambar 3.27. Mesin Diesel Genset ... 42

Gambar 3.28. Sprayer ... 43

Gambar 3.29. Bekisting... 43

Gambar 3.30.a Hammer Diesel ... 44

Gambar 3.30.b Proses Pemancangan dengan Hammer Diesel ... 44

Gambar 3.31. Batching Plant ... 45

(11)

xvi

Gambar 3.41.a Tumpukan Geotextille berupa gulungan ... 51

Gambar 3.41.b Penggunaan Geotextille di Lapangan ... 51

Gambar 3.42.a Tumpukan Biotextille berupa gulungan... 52

Gambar 3.42.b Penggunaan Biotextille untuk melapisi beton ... 52

Gambar 3.43.a Dowel yang telah Dipasang ... 53

Gambar 3.43.b Sample Dowel ... 53

Gambar 3.44. Sample Tie Bars ... 53

Gambar 3.45.a Sample Wiremesh ... 54

Gambar 3.45.b Penggunaan Wiremesh di Lapangan ... 54

Gambar 3.46. Penyimpanan Semen di Lapangan ... 54

Gambar 3.47.a Agregat Halus (Pasir) ... 55

Gambar 3.47.b Agregat Kasar (Kerikil) ... 55

Gambar 3.48.a Contoh Potongan Cerucuk Bambu ... 56

Gambar 3.48.b Tumpukan Sesek Bambu ... 56

Gambar 3.49. Denah Zona Pekerjaan ... 61

Gambar 3.50. Tenda untuk Melindungi Beton dari Air Hujan ... 65

(12)

xvii

Gambar 3.53.a Keretakan pada Lean Concrete ... 68

Gambar 3.53.b Pemotongan Bagian yang Retak pada Lean Concrete ... 69

Gambar 3.53.c Pembongkaran Bagian yang Retak pada Lean Concrete ... 70

Gambar 3.53.d Pengecoran Kembali pada Lean Concrete ... 70

Gambar 3.53.e Lean Concrete setelah Pengecoran Kembali ... 71

Gambar 3.54.a Pembangunan Batching Plant ... 72

(13)

xviii

Lampiran-01 Hasil Test CBR On Place

Lampiran-01 Hasil Test Kepadatan Lapangan

Lampiran-01 Hasil Uji Kuat Tarik Weremesh

Lampiran-01 Hasil Uji Kuat Tarik dan Tekuk Besi Beton

Lampiran-01 Hasil Uji Kuat Tarik Besi Dowel

Lampiran-01 Hasil Uji Kuat Lentur Balok Beton

(14)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

Mengikuti perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuian dan Teknologi)

yang terus bergerak maju yang memberikan dampak langsung pada berbagai

aspek kehidupan manusia salah satunya transportasi. Kebutuhan akan

transportasi cepat semakin meningkat. Kebutuhan akan tranportasi cepat ini

meliputi tranportasi darat, air, maupun transportasi Udara. Transportasi udara

tentu lebih efektif dibandingkan transportasi darat dan transportasi air

khususnya dari segi waktu. Transportasi udara juga merupakan faktor penting

bagi transportasi jarak menengah dan jarak jauh, yang selanjutnya diharapkan

dapat memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi sebuah negara.

Bandar udara adalah salah satu elemen penting yang berperan dalam

system trasnportasi udara. Dengan demikian, Bandar Udara berperan penting

untuk menunjang, menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,

politik, sosial budaya.

Bandar Udara Internasional Ahmad Yani merupakan bandar udara yang

bertempat di Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Bandar Udara ini

awalnya adalah pangkalan udara TNI Angkatan Darat, yang dulunya lebih di

kenal dengan pangkalan Udara Angkatan darat kalibanteng. Namun karena

meningkatnya kebutuhan manusia akan transportasi udara, maka pada tanggal

1 Oktober 1995 Bandar Udara Ahmad Yani Semarang menjadi Bandar Udara

di bawah PT. Angkasa Pura. Bandar Udara Ahmad Yani menjadi bandar

udara internasional pada tanggal 31 Agustus 2004.

Mengikuti peningkatan kebutuhan masyarakat akan transportasi udara

membuat jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani

semakin padat. Namun, peningkatan jadwal penerbangan yang signifikan ini

tidak didukung dengan fasilitas fandar udara yang memadai. Maka dari itu

pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani perlu dilakukan

(15)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Pengembangan yang di lakukan adalah membangun terminal baru di sisi

utara runway, menambah panjang runway, membangun paralel taxiway dan

juga Apron. sehingga diharapkan Bandar Udara Ahmad Yani bisa melayani

maskapai penerbangan yang lebih besar.

1.2Lokasi Proyek

Lokasi Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani

(Paket II) : Pekerjaan Apron dan Taxiway Terletak di Kota Semarang, Jawa

Tengah. Layout lokasi proyek ini dapat di lihat pada gambar berikut :

Gambar 1.1 Lokasi Proyek

(Sumber: https://www.google.co.id/maps/@-6.9701503,110.3756325,15z?hl=en

(16)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 1.2Layout Lokasi Proyek

(Sumber: https://www.google.co.id/maps/@-6.9701503,110.3756325,15z?hl=en

diakses pada 25 Oktober 2015)

1.3 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan pada Proyek Pengembangan Bandar Udara

Internasional Ahmad Yani Semarang – Paket-II meliputi pekerjaan

pembangunan apron & taxiway serta pembangunan saluran drainase baru.

Apron sendiri memiliki fungsi yang berbeda dengan Taxiway. Secara

umum fungsi dari Apron adalah sebagai area parkir pesawat (gate) dan area

terjadinya siklus penerbangan pesawat dan taxing untuk menuju area parkir

pesawat (rump), sedangkan fungsi dari taxiway adalah sebagai penghubung

antara apron dan landasan pacu (runway).

Selain Pekerjaan Apron dan Taxiway, pada proyek ini dilaksanakan

perbaikan saluran drainase lama dan pembangunan saluran drainase baru.

Perbaikan akan di lakukan di saluran drainase lama yaitu di BC 2B Barat dan

pembangunan saluran drainase baru akan di lakukan di BC 1, BC 2B Timur,

BC 2A Barat dan BC 2A Timur. Pembuatan dan Perbaikan Saluran tersebut

(17)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Exit taxiway maupun pada keseluruhan Bandar Udara Internasional Ahmad

Yani.

Secara Garis Besar Lingkup PekerjaanProyek Pengembangan Bandar

Udara Internasional Ahmad Yani Semarang – Paket 2 adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan Konstruksi Apron (Rigid Pavement)

a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan tanah

c. Pekerjaan Konstruksi Apron (555 m x 142,5 m )

d. Paved Shoulder ( Sepanjang 720 m, Lebar 7,5 m)

e. Tes HWD PCN Apron & Taxiway

f. Pekerjaan Lain Lain

2. Pembuatan Exit Taxiway (Pile Slab dan Flexible Pavement)

a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan tanah

c. Pekerjaan Pile Slab (Exit Taxiway Timur)

d. Pekerjaan Pile Slab (Exit Taxiway Barat)

e. Pekerjaan Flexible Pavement (Exit taxiway Timur & Barat)

f. Paved Shoulder ( Sebelah Timur & Barat, lebar 7,5 m)

g. Pekerjaan Lain-Lain

3. Pembuatan Drainase Sisi Utara

a. Persiapan

b. Perataan Tanah

c. Drainase BC-1

d. Drainase Timur BC-2A

e. Drainase BC-2A s/d BC-2B (Baru & Rehab)

f. Perataan Tanah Sholder

g. Rumah Pompa & Bongkar Drainase Lama

h. Drainase Sisi Apron Sebelah Barat

i. Drainase Sisi Apron Sebelah Timur

j. Drainase Timur Runway 31

(18)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata l. Pompa & Rumah Pompa 1

m. Pagar BRC

1.4 Sistem Pelelangan (Tender)

Dalam proyek ini dilakukan sistem pelelangan terbuka. Sistem

pelelangan dilakukan dengan melihat riwayat Kontraktor atau Konsultan

tentang Proyek yang pernah dikerjakan selama ini serta nilai tender yang di

tawarkan oleh Kontraktor atau Konsultan. Dalam proyek ini PT. Angkasa

Pura I menunjuk PT. Adhiyasa Desicon Sebagai Konsultan Pengawas dan PT.

Pembangunan Perumahan (PP) sebagai Pihak Kontraktor. Total Biaya

Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang adalah ± Rp.

1.600.000.000.000,00 dan Total Biaya untuk Paket-II adalah ± Rp.

156.000.000.000,00.

1.5 Data Proyek

Pihak pihak yang terkait tentang Pekerjaan pembuatan Konstruksi Apron

& taxiway Paket-II adalah sebagai berikut :

1. Data Pihak Terkait:

a. Data Owner PT. Angkasa Pura I (Persero)

1) Project Manager : MMA. Indah Preastuty

2) Airport Facilities Dept. Head: I Ketut Aryana

3) Shared Services Dept. Head : Drs Prasetyo

4) Project Secertary : I GST.NGR. Agung Wirama, S.T.

b. Data Konsultan Pengawas PT. Adhiyasa Desicon

1) Project Director : Harsoyo

2) Team Leader : Yusuf Wahyu Widada

3) Drafter : Juli Nugroho

4) Ahli Struktur : Suryo Pramono

5) Ahli Pavement/Transportasi : Agus Muldiyanto

6) Ahli Geoteknik : Bambang Widodo

7) Quantity Surveyor : Edi Harcaryo

8) Site Insp. Sipil pavement : Suyoto

(19)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

10)Site Insp. Geoteknik : Slamet Budiraharjo

11)Site Insp. Mekanikal : Ari Sasmita, A.Md

12)Site Insp. Elektrikal : Sudarmadji

13)Quantity Surveyor Sipil : IDG Anom Budiartana

14)Quantity Surveyor ME : Ken Hasto

15)Lab Technician : Mardisusanto & Mardiyono

c. Data Kontraktor PT. Pembanguan Perumahan (Persero)

1) Project Manager : Barkah Widi S.

2) Quality Control : Rizky Dwi Anggoro

: Yan Purnomo Syafaa

3) Staf. Healthy & Environtment : Agus Haryono

4) Site Admin. Manager : Ari Noermansyah

5) Site Engineering Manager : Agung Nugroho

6) Site Operation Manager : Hendro Rudiyanto

2. Data Proyek:

a. Nama Proyek : Pekerjaan Pembuatan Konstruksi Apron

& Exit Taxiway (Paket-II)

Proyek Pengembangan Bandar

Udara Internasional Ahmad Yani –

Semarang

b. Lokasi : Bandar Udara Internasional Ahmad

yani, Kota Semarang, Jawa Tengah

c. Pemilik Pekerjaan : PT. Angkasa Pura I

d. Waktu Pelaksanaan : 300 (Tiga Ratus) Hari Kalender

e. Masa Pemeliharaan :360 (Tiga Ratus Enam Puluh) Hari

Kalender

(20)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 1.6 Data Teknis

Data Teknis Menginformasikan data gambar yang menjelaskan lingkup pekerjaan yang di kerjaan. Berikut ini adalah tipikal pekerjaan yang dikerjakan di proyek ini.

Berikut ini adalah pekerjaan Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad yani, Semarang yang dilaksanakan pada saat penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di proyek tersebut :

a. Konstruksi Apron dengan Rigid Pavement

1) Pekerjaan penghampara Sub-base + semen 5% dengan ketebalan 23

cm.

2) Pekerjaan Pengecoran Lean Concrete (Lantai Kerja) dengan mutu

beton K-100 dengan ketebalan 10 cm.

3) Pekerjaan Pengecoran Rigid Pavement dengan mutu beton K-400

dengan ketebalan 46 cm.

4) Pekerjaan pembangunan konstruksi Exit Taxiway dengan konstruksi

Pile Slab.

5) Pekerjaan pemancangan dengan tiang pancang (spun pile) dengan

mutu beton K-350 dengan diameter 40 cm dan kedalaman 25 m.

b. Pembangunan Saluran Drainase pada Sisi Utara Apron

1) Pekerjaan cut and fill tanah.

2) Pekerjaan pemancangan cerucuk bambu dengan diameter 10 cm dan

jarak antar setiap cerucuk bambu adalah 55 cm.

3) Pekerjaan pemasangan batu belah 1:4 dengan ketebalan 40 cm dan

pekerjaan plesteran 1:2 dengan ketebalan 3 cm.

(21)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 1.3 Gambar Denah Apron

(Sumber : Gambar Kerja Proyek Pembangunan Apron & Taxiway Bandar Udara Internasional

(22)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata BAB II

PENGELOLA PROYEK 2.1 Pemilik Proyek (Owner)

Owner merupakan istilah dalam bahasa asing bagi pemilik proyek, baik

perseorangan maupun kelompok yang berperan sebagai pemilik dana yang

digunakan untuk pelaksanaan sebuah proyek. Pada proyek ini, pihak yang

berperan sebagai Owner adalah PT. Angkasa Pura I. Tahapan pertama yang

dilalui owner dalam proses pembangunan proyek adalah owner melakukan

pelelangan.

Pelelangan proyek dilakukan dengan tujuan menentukan pihak kontraktor

atau konsultan pengawas untuk melaksanakan sebuah proyek. Dalam kasus

ini, Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani

Semarang – Paket 2 menggunakan sistem pelelangan terbuka. Pelelangan

dibuka secara umum, tetapi pihak owner yaitu PT. Angkasa Pura I telah

membentuk semacam sistem yang dinamakan vendor management system

(VMS). VMS sendiri adalah sebuah sistem dari Kementrian Perhubungan

yang berisi gabungan antara grup antara beberapa PT di Indonesia maupun

asing yang ikut serta pelelangan tersebut. Perbedaannya terdapat pada sistem

tersebut adalah nama perusahaan yang sudah tercantum akan dimenangkan

karena sudah menjadi tanggung jawab anggota dari grup sistem tersebut.

Pemilik proyek memiliki tugas sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab dalam memonitor pekerjaan yang di lakukan

oleh kontraktor dan konsultan pengawas.

2. Menjadi fasilitator bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan

pembangunan proyek.

3. Mengesahkan keputusan yang menyangkut mutu, biaya dan waktu

pelaksanaan proyek.

4. Mampu menjadi stabilisator dalam menghadapi

(23)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 2.2.Konsultan

Konsultan merupakan profesi individual atau lembaga yang secara

profesional memberikan nasehat, pelayanan, atau pelatihan tentang hal-hal

yang berhubungan dengan bidang pengetahuannya. Pihak konsultan

merupakan komponen penting dalam pembangunan sebuah proyek untuk

mengatur proses pembangunan proyek agar sebuah proyek dapat memenuhi

target, baik target waktu, biaya, maupun mutu.

Pada bidang teknik sipil, terdapat berbagai macam jenis konsultan yaitu,

Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, Konsultan Manajemen

Konstruksi, dan Konsultan Rekayasa Nilai, Konsultan Manajemen Proyek,

Konsultan Mekanikal dan Elektrikal, Konsultan Pajak dan Akuntansi,

Konsultan Pemasaran, dan lain sebagainya. Dalam proyek PPSRG terdapat

tiga konsultan yang ikut dalam pembangunan, yaitu Konsultan Pengawas,

Konsultan Struktur, dan Mekanikal Elektrikal.

1. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas merupakan individu atau badan usaha yang

dipilih oleh pihak owner. Konsultan pengawas pada umumnya memiliki

berbagai bidang, contohnya : teknik sipil, mechanical & electrical, dan

water management.

2. Konsultan Struktur

Konsultan struktur merupakan profesi yang memiliki spesialis dalam

hal perhitungan untuk setiap bagian yang berkaitan dengan struktur,

seperti struktur pada lapisan Apron & Exit taxiway.

3. Konsultan Mechanical & Electrical

Konsultan mechanical & electrical merupakan profersi yang memiliki

spesialis dalam bidang mekanik dan kelistrikan. Pada proyek ini dipilih

konsultan mechanical & electrical yang menguasai mechanical &

(24)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata Konsultan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Mendampingi pemberi tugas (owner) selama proses proyek

pembangunan berjalan.

b. Menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pemberi tugas (owner)

untuk menjalankan tugasnya sesuai bidang yang ditekuninya.

c. Loyal terhadap pekerjaannya sesuai asas profesionalisme.

d. Membuat shop drawing gambar pelaksanaan baik secara

keseluruhan ataupun detail dari shopdrawing tersebut.

e. Memberikan laporan yang berkaitan dengan bidang dari

masing-masing konsultan.

f. Mensinkronsisasikan shop drawing antar konsultan lainnya agar

berkesinambungan dan dapat diterapkan di lapangan.

2.3 Kontraktor

Merupakan pihak yang melaksanakan tugas yang diberikan oleh pemberi

tugas (owner) secara langsung di lapangan. Kontraktor juga merupakan

komponen penting dalam pelaksanaan proyek. Hal ini disebabkan pihak

kontraktor berfungsi sebagai pelaksana dan berhubungan langsung dengan

pekerjaan di lapangan. Sehingga kontraktor diwajibkan mampu bekerja

dengan tekanan serta memiliki kreatifitas, ketangguhan, visioner, dan

ketegasan dalam melaksanakan tugasnya.

Pihak kontraktor dituntut untuk gerak cepat bila terjadi kesalahan pada

pelaksanaan teknis di lapangan dan memberikan solusi yang dapat

dipertanggung jawabkan.

Tugas dari kontraktor antara lain :

1. Melaksanakan pekerjaan di lapangan yang diberikan oleh owner.

2. Membuat laporan setiap bulannya untuk memberikan laporan

perkembangan secara real di lapangan.

3. Menyelesaikan pekerjaan sesuai yang telah ditentukan oleh konsultan

(25)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

4. Menjamin keselamatan dan keamanan bagi tenaga, tukang, ataupun

mandor pada saat dilapangan dengan menyediakan perlengkapan yang

dibutuhkan.

(26)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI OWNER

PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI

SEMARANG – PAKET-II

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Owner

(27)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN KONSTRUKSI

PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI

SEMARANG – PAKET-II

(28)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 2.4 Tugas dan Fungsi Staf-Staf pada Konsultan

Tugas dan fungsi staf-staf yang bertugas sebagai konsultan adalah sebagai

berikut :

1. Team Leader

Team leader dalam konsultan tersebut adalah oleh Bp. Yusuf Wahyu

Widada dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Memonitoring hasil pekerjaan yang dilakukan staf bawahnya.

b. Bertanggung jawab dalam mencapai target pekerjaan.

c. Mengatur semua aktifitas tim agar pencapaian di RKS dapat terlaksana.

d. Memberi laporan pekerjaan kepada Angkasa Pura I selaku owner setiap

minggu atau bulan.

2. Drafter

Drafter atau pembuat gambar rencana adalah oleh Bp. Juli Nugroho dan

memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di lapangan.

b. Menjelaskan kepada surveyor dari pihak kontraktor.

3. Ahli Struktur

Ahli struktur diampu oleh Suryo Pramono dan memiliki tugas sebagai

berikut :

a. Memperhatikan setiap prosedur pemancangan.

b. Menyiapkan data teknik untuk penyusunan teknis di lapangan.

c. Melakukan persiapan konstruksi dilapangan sesuai gambar rencana.

d. Melaporkan hasil pekerjaan di lapangan kepada team leader.

4. Ahli Pavement

Tugas dan fungsi ahli pavement yang diampu Bp. Agus Muldiyanto

adalah sebagai berikut :

a. Mengecek kesiapan sub-base yang akan dibuat lean concrete.

b. Memberi petunjuk teknis kepada para pekerja terkait dengan

pelaksanaan dilapangan.

(29)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 5. Quantity Surveyor

Quantity Surveyor dari konsultan ini adalah Bp. Edi Hascaryo. Quantity

Surveyor (QS) adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian dalam

perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak.

Untuk peran Konsultan Quantity Surveyor (QS) dalam proyek secara garis

besar dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Memberikan saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya

pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran yang

ditetapkan oleh pemilik proyek (owner).

b. Menangani aspek legal pelaksanaan proyek.

c. Membantu pekerjaan Kontraktor sebagai estimator atau manager

kontrak.

6. Site Inspector Sipil (Pavement dan Struktur)

Site Inspector Sipil bagian pavement dari konsultan ini adalah Bp.

Suyoto sedangkan untuk bagian struktur adalah Bp. Edi Hascaryo. Tugas

dan kewajiban site inspector sipil adalah sebagai berikut :

a. Membantu Chief Inspector dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari

aspek prosedur dan kuantitas pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak.

b. Bertanggung jawab penuh terhadap Chief Inspector untuk mengawasi

kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.

c. Melakukan pemeriksaan gambar kerja kontraktor berdasarkan gambar

rencana serta memeriksa dan memberi ijin pelaksanaan pekerjaan

kontraktor.

d. Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan agar

sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.

e. Berhak menerima dan menolak hasil pekerjaan kontraktor berdasarkan

spesifikasi teknis.

f. Membuat laporan harian mengenai aktivitas kontraktor untuk kemajuan

pekerjaan, terdiri dari cuaca, material yang datang (masuk), perubahan

(30)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran di lapangan dan

kejadian-kejadian khusus.

g. Memeriksa gambar terlaksana (As Built Drawing).

h. Membuat catatan lengkap tentang peralatan, tenaga kerja dan material

yang digunakan dalam setiap pekerjaan yang merupakan atau mungkin

akan menjadi pekerjaan tambah(extra).

7. Teknisi Laboratorium

Teknisi laboratorium dari konsultan ini adalah Bp. Mardisusanto dan

Bp. Mardiyono. Teknisi laboratorium adalah profesi yang menangani

pekerjaan test pada komponen struktur yang memerlukan pengujian untuk

memenuhi syarat yang ditetapkan.

Secara garis besar tugas dari teknisi laboratorium adalah :

a. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pengujian yang akan dilakukan.

b. Melakukan pengujian terhadap komponen struktur yang membutuhkan

pengujian.

c. Mencatat hasil uji yang real dan aktual sesuai dengan tanggal dan waktu

pengujian.

d. Melaporkan hasil uji yang telah dilakukan kepada pihak kontraktor dan

(31)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR

PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI

SEMARANG – PAKET-II

Gambar 2.3 Bagan Struktur Organisasi Kontraktor

(32)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 2.5 Tugas dan Fungsi Staf-Staf pada Kontraktor

Tugas dan fungsi staff-staff yang bertugas sebagai kontraktor adalah

sebagai berikut :

1. Project Manager

Project Manager dari PT.PP diampu oleh Bp. Berkah Widi S. Seorang

project manager harus memiliki skill sebagai berikut :

a. Project Manager juga memiliki tanggung jawab untuk memenuhi

kebutuhan dalam hal tugas, team, dan kebutuhan individual.

b. Project Manager juga harus bisa menguasai situasi-situasi yang

penuh dengan tekanan agar proyek yang di tangani tidak mengalami

konflik.

2. Quality Control

Quality Control dari PT. PP dipimpin oleh Bp. Rizky Dwi Anggoro

dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Melakukan serangkaian tes dan pengujian terhadap material dengan

pihak kontraktor bersama dengan konsultan pengawas atau owner

dengan tujuan menilai kelayakan dari material yang bersangkutan.

b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

c. Memberikan teguran atau peringatan secara tertulis maupun tidak

terlutus kepada pihak pelaksana, sub kontraktor atau mandor jika

dalam pekerjaan di lapangan terjadi penyimpangan sehingga mutu

(33)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3. Site Engineering Manager

Site Engineering Manager dari PT. PP dipimpin oleh Bp. Agung

Nugroho dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menyampaikan arahan kepada tim pelaksana dalam melaksanakan

pekerjaan, memberikan masukan dan rekomendasi secara detail atas

usulan desain termasuk data pendukung yang dibutuhkan.

b. Mendukung tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan yang

dilaksanakan kontraktor. Hal ini mencakup pengendalian pemenuhan

waktu rencana pelaksanaan.

c. Memberikan solusi kepada tim di lapangan untuk permasalahan yang

terjadi baik yang berhubungan dengan teknis maupun administrasi

dalam proyek.

4. Site Operation Manager

Site Operation Manager dari PT. PP dipimpin oleh Bp. Hendro

Rudiyanto dan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Mengatur pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang disepakati

dengan pihak owner.

c. Menjadi penggerak bagi tim pelaksana sehingga tim dapat bekerja

secara efisien dan efekif agar hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi

yang sudah di tentukan.

d. Menerapkan rencana pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan

tujuan mengendalikan pekerjaan dilapangan.

5. General Superintendent

General Superintendent dari PT. PP dipimpin oleh Bp. Keman

Surosodan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menjadi penanggung jawab atas pelaksanaan proyek dari awal hingga

selesai.

b. Menggerakkan tenaga pelaksana, memotivasi untuk bekerja sesuai

dengan ketentuan dan tugasnya masing-masing.

(34)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 6. Surveyor

Surveyor PT. PPdari dipimpin oleh Bp. Amrih Suharjo dan memiliki

tugas sebagai berikut :

a. Melakukan survei dan pengukuran di lapangan antara lain

pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan serta

membuat gambar data-data lapangan.

b. Mencatat dan mengevaluasi hasil survei dan pengukuran di lapangan

dengan tujuan menghindari kesalahan dalam pekerjaan dan

melakukan tindakan koreksi serta memberikan solusi pencegahannya.

c. Mengawasi survei di lapangan dengan tujuan memastikan

pengukuran dilakukan dengan prosedur yang benar dan menjamin

data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk

keperluan peninjauan desain atau detail desain.

d. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai

dengan gambar rencana.

e. Membuat laporan dan bertanggung jawab atas hasil pekerjaan

(35)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata BAB III PELAKSANAAN 3.1 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan adalah tahapan yang dilakukan dalam suatu proyek

dan urutan kegiatan pembangunan untuk merealisasikan perencanaan yang

sudah di buat sesuai dengan standart yang sudah di sepakati. Perlunya metode

pelaksanaan agar setiap pekerjaan dapat berjalan dengan efektif. Hal ini perlu

didukung dengan adanya koordinasi yang baik agar pekerjaan bisa berjalan

dengan lancar karena dalam pelaksanaan sebuah proyek mungkin terjadi

perubahan-perubahan yang tidak sesuai dengan perencanaan awal.

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan Rencana Kerja dan

Syarat-syarat (RKS), gambar kerja, kondisi lapangan, iklim /cuaca dan

faktor-faktor lainya yang dapat mempengaruhi jalannya pelaksanaan konstruksi.

Pada sub-bab ini akan di bahas mengenai pekerjaan persiapan, pekerjaan

struktur bawah dan struktur atas yang diamati di lapangan.

Dalam proyek Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang ini

memiliki standart internasional sendiri yang berkaitan dengan metode

pelaksanaan, yaitu Proposal Metodologi Pelaksanaan Kerja dan Tahapnya.

Metode pelaksanaan tersebut akan diterapkan pada pengerjaan di lapangan

agar dapat dikerjakan sesuai rencana yang telah dibuat dan disepakati.

3.1.1. Pekerjaan Timbunan Tanah dan Pemadatan Tanah

Pekerjaan ini bertujuan untuk menyesuaikan tanah yang semula

merupakan tanah rawa menjadi tanah dengan spesifikasi yang

dibutuhkan dan memenuhi standar untuk pembangunan sebuah

bandara internasional. Kondisi tanah harus memenuhi syarat dan daya

dukung untuk konstruksi di atasnya. Pekerjaan timbunan dan

pemadatan tanah terdiri dari :

1. Persiapan

Pada proses persiapan mencakup pengukuran lahan,

pembuatan gambar kerja, perijinan proyek, dan pembersihan

(36)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 2. Pekerjaan Galian Awal

Dilakukan pekerjaan galian dengan kedalaman 80 cm

menggunakan excavator dengan tujuan membuang tanah rawa.

Pekerjaan dilakukan secara bertahap menyesuaikan kapasitas dari

peralatan dan tenaga kerja.

Gambar 3.1 Ilustrasi Pekerjaan Galian

(Sumber : Metodologi Pelaksanaan Kerja dan Tahapannya – PT PP (Persero))

3. Pengeringan Lahan dari Genangan Air Rawa

Proses ini dilakukan dengan cara menggunakan pompa air.

4. Pemasangan Lapisan Geotextile.

Pemasangan geotextile ini bertujuan untuk memberikan

perkuatan tanah lunak.

(37)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

5. Pemesanan dan Pendatangan Material Urugan

Material tanah urugan yang digunakan pada proyek ini dipesan

menyesuaikan dengan spesifikasi yang sudah memenuhi syarat.

Pendatangan material tanah urugan menggunakan transportasi

darat berupa dump truck dengan kapasitas 15 ton. Material urugan

tanah yang digunakan pada lokasi pekerjaan paved shoulder

sedangkan pada lokasi saluran menggunakan hasil keprasan dari

apron.

6. Penghamparan Material Tanah Urugan

Penghamparan material urugan membentuk jalan akses untuk

excavator untuk melaksanaan pekerjaan galian di area selanjutnya.

Penghamparan dilakukan dengan 4 tahap secara berurutan dari

layer 1 sampai dengan layer 4 dengan ketinggian pada setiap

layer adalah 20 cm, kemudian dilakukan pemadatan.

Gambar 3.3.a Proses Penggalian Tanah di Layer Berikutnya (Sumber : Metodologi Pelaksanaan Kerja dan Tahapannya – PT PP (Persero))

(38)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 7. Proses Pemadatan Tanah Timbunan

Proses ini dilakukan untuk menghindari penurunan elevasi

yang berlebihan dalam proses pelaksanaan proyek. Setelah tanah

timbunan dipadatkan dengan sempurna, dilakukan tes kepadatan

tanah.

Data teknis pekerjaan timbunan :

a. Peralatan :

2) Timbunan tanah bekas tambak =189.384 m3

3) Timbunan tanah bekas tambak = 24.383 m3

c. Rencana Waktu Pelaksanaan

1) Jalan Akses = 55 Hari

2) Timbunan Hasil Keprasan = 124 Hari

3) Timbunan Material Tambahan = 60 Hari

3.1.2. Metode Pelaksanaan Instalasi Spun Pile

Spun Pile adalah tipe tiang pancang yang digunakan untuk

pekerjaan pemancangan pada lokasi paved shoulder dan exit taxiway

timur dan barat. Pihak pelaksana menggunakan Spun Pile karena sifat

tanah pada lokasi merupakan tanah lunak atau tanah rawa dan

memanfaatkan daya himpit tanah (daya cengkram tanah) untuk

menghimpit tiang pancang. Pelaksanaan pekerjaan pemancangan Spun

Pile dilakukan pada pukul 22.00 s/d 04.00 dengan 5 jam efektif, hal

ini sudah menjadi prosedur dari pihak Proyek Pengembangan Bandara

Internasional Ahmad Yani Semarang dengan pihak Bandara

Internasional Ahmad Yani Semarang, karena jam operasional bandara

(39)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Tiang pancang atau spun pile yang digunakan pada proyek ini

berdiameter 400 mm dengan panjang 13 m untuk bagian pertama dan

12 m untuk bagian kedua.

Sebelum pekerjaan pemancangan spun pile dilaksanakan terlebih

dahulu dilakukan pembongkaran pave shoulder pada tepi runway.

Fungsi dari paved shoulder adalah suatu konstruksi untuk menghimpit

runway agar daya dukung runway cukup untuk menahan impact atau hantaman dari landing dan take-off pesawat sehingga tidak mengalami

pergeseran yang cukup signifikan berakibat buruk pada penerbangan.

Jadi, sebelum prosedur pemancangan spun pile dilakukan, terlebih

dahulu dilakukannya pembongkaran paved shoulder sebagai berikut :

1. Persiapan Alat Berat

Alat berat yang diperlukan dalam pekerjaan pembongkaran

paved shoulder antara lain : excavator breaker, excavator, dan

dump truck.

2. Penghancuran lapisan paved shoulder menggunakan excavator

breaker.

3. Pemindahan limbah pembongkaran paved shoulder dengan

dump truck.

Gambar 3.4 (a) Pembongkaran Paved Shoulder dan (b) Pembuangan

(40)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Setelah pembongkaran paved shoulder dilaksanakan maka

pekerjaan pemancangan spun pile bisa dimulai. Prosedur tetap dalam

proses pemancangan tersebut antara lain :

1. Persiapan

Persiapan untuk pekerjaan pemancangan spun pile mencakup

pemasangan lampu penerangan dan persiapan alat-alat berat

yang akan digunakan dalam pemancangan spun pile.

2. Loading dan peletakan spun pile pada alur yang ditentukan

Proses loading ini menggunakan alat berupa Crane yang

digunakan mengangkat dan menurunkan spun pile ke atas dan

turun dari truck trailer.

Gambar 3.5 Pemindahan spun pile dari lokasi stock ke lokasi

pemancangan

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Pemancangan Spun Pile

Pemancangan dilakukan dengan alat Diesel Hammer.

Pemancangan spun pile dengan kedalaman ± 25 m dibagi

menjadi 2 tahap yaitu pemancangan spun pile pertama dengan

panjang 13 m dan spun pile kedua dengan panjang 12 m.

Penyambungan spun pile dilakukan dengan cara pengelasan.

Berikut ini adalah gambar ilustrasi dari proses pemancangan

(41)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.6 Proses Pemancangan dan sambungan Spun Pile

(Sumber : Metodologi Pelaksanaan Kerja dan Tahapannya – PT PP (Persero))

Pada gambar di bawah ini dapat dilihat proses pemancangan

spun pile yang terjadi di lapangan dimulai dari pemasangan spun

pile ke alat diesel hammer (gambar 3.7 (a)), kemudian

pemancangan spun pile bagian pertama (gambar 3.7 (b)) yang

kemudian dilanjutkan dengan pengelasan (gambar 3.7 (c)).

Gambar 3.7 (a) Pemasangan tiang pancang ke diesel hammer

;(b) tiang pancang pertama yang ditancapkan;

(42)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.8 Proses alur pemancangan

(Sumber : Metodologi Pelaksanaan Kerja dan Tahapannya – PT PP (Persero))

4. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan

isian tiang dengan beton mutu K-400. Sebelum dilakukan

pemotongan dilakukan penggalian tinggi dahulu hingga elevasi

yang sudah direncanakan. Pemotongan dilakukan dengan

manual dengan bantuan tenaga kerja yang menggunakan alat

gerinda.

Data teknis dalam pekerjaan pemancangan spun pile :

a. Peralatan

1) Pale driver + Hammer = 2 Unit

2) Trailer 12 ft = 1 Unit

3) Crawler Crane = 1 Unit

b. Jumlah Titik Pemancangan

1) Taxiway timur = 202 titik

2) Taxiway barat = 266 titik

c. Waktu (Produktivitas : 6 titik / hari)

1) Taxiway timur = 202 / 6 = 36 hari

(43)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3.1.3. Pemasangan Cerucuk dan Sesek Bambu

Berikut ini adalah gambar rencana pemasangan cerucuk dan sesek

bambu :

(44)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Pemasangan cerucuk dan sesek bambu merupakan salah satu tahap

dari pembuatan saluran baru pada Proyek Pengembangan Bandara

Internasional Ahmad Yani Semarang setelah galian tanah. Cerucuk

bambu atau pancang bambu yang digunakan yang memiliki diameter

± 10 cm dan panjang 2 m, sedangkan untuk ukuran sesek bambu

adalah 1.5 m x 1.5 m.

Gambar 3.10 Cerucuk dan Sesek Bambu

(Sumber : Dokumentasi pribadi)

Prosedur pemasangan cerucuk dan sesek bambu pada pekerjaan

saluran :

1. Peletakan cerucuk bambu dengan panjang 2 m pada titik yang

sudah ditentukan oleh teknisi lapangan menggunakan alat total

station.

Gambar 3.11.a Penancapan pancang bambu ke titik

(45)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

2. Setelah cerucuk diletakkan pada titik yang ditentukan, cerucuk

bambu ditekan ke dalam tanah menggunakan backhoe.

Gambar 3.11.b Penancapan pancang bambu dengan bantuan excavator (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Setelah seluruh cerucuk bambu masuk ke dalam tanah,

permukaan tanah yang sudah ada cerucuk bambunya dilapisi

dengan sesek bambu.

Gambar 3.11.c Pelapisan tanah dengan sesek bambu setelah

(46)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3.2. Peralatan, Alat Berat, dan Bahan

Peralatan, alat berat, dan bahan adalah aspek penting dalam

kelangsungan pekerjaan konstruksi. Ketiga aspek penting ini sangat

berkesinambungan dalam membangun jalannya suatu proyek baik dari segi

mutu, waktu, maupun biaya.

Ditinjau dari fungsi dan kegunaannya alat berat harus mempunyai

operator yang menjalankannya. Penggunaan peralatan dan alat berat harus

diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rencana kegiatan harian /

mingguan yang dibuat oleh pihak pelaksana agar tidak terjadi keterlambatan

dalam pelaksanaan.

Peralatan dan alat berat yang digunakan dalam Proyek Pengembangan

Bandara Internasional Ahmad Yani paket – 2, antara lain :

1. Peralatan

a. Concrete Mixer

b. Waterpass

c. Mobil tangki reservoir

d. Mesin Jahit Sewn

e. Bar Cutter

o. Garpu Grooving Manual

(47)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

3. Bahan dan Material Pendukung (Struktur dan Perbaikan Tanah)

a. Spun Pile

g. Agregat Halus dan Kasar

h. Cerucuk Bambu

i. Sesek Bambu

3.2.1. Peralatan

1. Concrete Mixer

Alat ini digunakan untuk mencampur adonan beton untuk

pekerjaan lantai, dinding, dan profil saluran.

Gambar 3.12 Pekerjaan Menggunakan Concrete Mixer

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

2. Waterpass

Waterpass digunakan untuk mengukur elevasi permukaan

tanah pada bidang tanah.

Gambar 3.13 Waterpass

(48)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3. Mobil Tangki Reservoir

Kendaraan ini berbentuk truk yang mengangkut tangki

reservoir, yang kemudian tangki tersebut dihubungkan dengan

pipa untuk menyiram tanah yang akan dilalui

kendaraan-kendaraan proyek sehingga kondisi tanah tetap padat.

Gambar 3.14 Mobil Tangki Reservoir

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

4. Alat Test California Bearing Ratio (CBR)

Alat ini digunakan untuk melakukan test pada tanah yang

telah dipadatkan untuk mengetahui apakah tingkat kepadatan tanah sudah mencapai tingkat kepadatan yang dibutukan.

Gambar 3.15 Alat Test CBR

(49)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 5. Mesin Jahit Sewn

Pada dasarnya alat ini sama dengan mesin jahit pada umumnya.

Perbedaannya adalah mesin jahit sewn lebih praktis dan mudah

digunakan karena menggunakan tenaga listrik. Alat ini digunakan

untuk menggabungkan bahan geotextile.

Gambar 3.16 Mesin Jahit Swen

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

6. Bar Cutter

Alat ini berfungsi untuk memotong benda-benda keras seperti besi

tulangan dan beton. Pada proyek ini, bar cutter digunakan untuk

memotong besi dowel menjadi bagian kecil-kecil. Bar cutter juga digunakan untuk memotong beton pada bagian yang retak yang

kemudian dibongkar dan dilakukan pengecoran kembali.

(50)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.17.b Bar Cutter yang digunakan memotong dowel (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

7. Concrete Vibrator

Sesuai dengan namanya yaitu concrete vibrator, alat ini berfungsi

untuk memberikan getaran pada beton yang masih cair agar cairan

beton menjadi padat mengisi rongga-rongga pada cetakan beton. Alat

ini terbagi jadi 2 bagiann yaitu main vibrator yang nantinya

dicelupkan pada beton dan mesin penggeraknya sebagai sumber

tenaga.

Gambar 3.18.a Main Vibrator

(51)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.18.b Mesin Concrete Vibrator

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

8. Mesin Las

Seperti pada umumnya, mesin las digunakan untuk

menyambungkan besi atau baja. Pada proyek ini, mesin las digunakan

uktuk menyambungkan 2 batang spun pile.

Gambar 3.19.a Mesin Sumber Tenaga Elektroda (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.19.b Proses Pengelasan pada Spun Pile

(52)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 9. Waterpump (Mesin Pompa Air)

Mesin pompa air digunakan untuk memindahkan air dari tempat

penampungan sementara menuju ke lokasi pekerjaan yang

membutuhkan air dengan media selang.

Gambar 3.20 Waterpump

(Sumber :Dokumentasi Pribadi)

10. Scriber Grider (Mesin dan Manual)

Alat ini digunakan untuk meratakan permukaan adonan beton agar

permukaan beton menjadi lebih halus dan padat.

Gambar 3.21.a Perkerjaan menggunakan Scriber Grider Mesin

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.21.b Pekerjaan menggukana Scriber Grider Manual

(53)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 11. Besi Pijakan / Jigar

Alat dibentangkan di atas permukaan beton yang masih cair dengan

fungsi sebagai pijakan untuk pekerja yang sedang meratakan

permukaan beton.

Gambar 3.22 Pekerjaan Menggunakan Besi Pijakan / Jigar (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

12. Set Uji Slump

Uji slump dilakukan setiap kali truck molen dari pabrik beton

sampai dilokasi proyek. Uji slump dilakukan untuk mengetahui kadar

air yang terkandung dalam adonan beton apakah sudah sesuai dengan

kesepakatan atau belum. Alat-alat yang digunakan untuk uji slump

antara lain kerucut abrams, besi penusuk, dan alas.

Gambar 3.23 Set Uji Slump

(54)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 13. Set Uji Sandcone

Uji Sandcone dilakukan untuk mengetahui tingkat kepadatan tanah

yang sudah dipadatkan dengan vibroroller.

Gambar 3.24 Set Uji Sandcone

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

14. Total Station

Alat ini digunakan untuk mengukur sudut dan jarak yang

diintegrasi dalam satu unit alat ini.

Gambar 3.25 Total Station

(55)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 15. Jack Hammer

Alat ini berfungsi untuk menghancurkan atau membongkar beton

yang rusak sehingga dapat dilakukan pengecoran kembali.

Gambar 3.26 Pekerjaan menggunakan Jack Hammer

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

16. Mesin Diesel Genset

Mesin ini berfungsi sebagai sumber tenaga listrik untuk pekerjaan

yang membutuhkan tenaga listrik.

Gambar 3.27 Mesin Diesel Genset

(56)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 17. Sprayer

Alat ini digunakan untuk melakukan penyemprotan air pada beton

setelah dilakukan grooving.

Gambar 3.28 Sprayer

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

18. Bekisting

Bekisting merupakan cetakan beton yang dibentuk sedemikian rupa

sesuai dengan bentuk dan dimensi yang sudah direncanakan.

Bekisting yang digunakan pada proyek ini terbuat dari besi sehingga

bisa digunakan berkali-kali.

Gambar 3.29 Bekisting besi yang digunakan dalam pengecoran Rigid

Pavement

(57)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3.2.2. Alat Berat

1. Diesel Hammer

Alat ini merupakan komponen utama yang diperlukan dalam

pekerjaan pemancangan spun pile.

Gambar 3.30.a Diesel Hammer

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.30.b Proses Pemancangan Menggunakan Diesel

Hammer

(58)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 2. Batching Plant

Batching Plant merupakan sebuah alat yang digunakan untuk

membuat campuran beton dalam jumlah yang besar. Batching

Plant terdiri dari beberapa bagian antara lain :

a. Cement silo : Berbentuk tabung besar yang berfungsi

sebagai tempat penyimpanan semen.

b. Belt Confeyor : Berfungsi untuk membawa material ke atas

dari bin ke storage bin.

c. Bin : Berfungsi sebagai tempat penyimpanan material

berupa agregat kasar dan halus.

d. Storage Bin : Digunakan untuk pemisah fraksi agregat yang

digunakan untuk adonan beton.

Gambar 3.31 Batching Plant

(59)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3. Excavator

Alat yang digunakan untuk menggali tanah dalam volume besar.

Pada proyek ini digunakan untuk pekerjaan galian dan urugan

tanah.

Gambar 3.32 Excavator

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

4. Excavator Breaker

Berbeda dengan Excavator biasa, Excavator Breaker

digunakan untuk menghancurkan benda-benda yang keras

seperti beton. Alat ini bekerja dengan memanfaatkan kekuatan

hidrolik untuk memberikan tekanan yang besar pada benda yang

akan dihancurkan.

Gambar 3.33 Excavator Breaker

(60)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 5. Motor Grider

Alat ini digunakan untuk meratakan permukaan tanah

sub-base setelah penghamparan material sub-base.

Gambar 3.34 Motor Grider

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

6. Mobil Tangki Air

Mobil tangki air digunakan untuk mendistribusikan air bersih

ke dalam tandon atau penampungan air sementara yang

kemudian air dapat digunakan dalam berbagai pekerjaan dalam

proyek.

(61)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 7. Crawler Crane

Alat ini digunakan untuk pengangkutan atau pemindahan alat

/ material yang besar dan berat sehingga tidak mungkin

menggunakan tenaga manusia.

Gambar 3.36 Crawler Crane

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

8. Vibroroller

Alat ini digunakan untuk memadatkan tanah dengan cara

menggilas bidang tanah yang akan diratakan dengan sebuah

tabung yang memberikan getaran kepada tanah sehingga tanah

menjadi padat.

Gambar 3.37 Vibroroller

(62)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 9. Dump Truck

Dump Truck biasanya digunakan untuk mengangkut tanah

hasil galian untuk dibuang atau digunakan juga untuk

mengangkut material.

Gambar 3.38 Dump Truck

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

10. Truk Mixer

Truk Mixer digunakan untuk mengangkut adonan beton dari

pabrik beton penyedia menuju lokasi proyek. Kapasitas dari

Truk Mixer pun berbeda berkisar antara 6,5 m3 sampai 8 m3.

Gambar 3.39 Truk Mixer

(63)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

3.2.3. Bahan dan Material Pendukung (Struktur dan Perbaikan Tanah)

1. Spun Pile

Spun Pile atau Tiang pancang adalah salah satu jenis pondasi

yang berfungsi mentransfer beban dari struktur atas ke lapisan

tanah keras yang berada pada kedalaman tertentu, menahan

gaya desakan dan mengontrol penurunan tanah yang

menyebabkan kegagalan konstruksi. Tiang pancang memiliki 3

kategori berdasarkan bentuk yaitu PC rounded hollow pile, PC

square pile dan PC triangular pile.

Gambar 3.40 Tumpukan Spun Pile di Lokasi Proyek (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

2. Geotextile

Bahan ini digunakan sebagai metode perbaikan tanah untuk

filtrasi, separator, soil treatment, embankment untuk mencegah

erosi, stabilisasi dan transisi yang meliputi permasalahan

konstruksi dan persyaratan kekuatan serta ketahanan tanah.

Geotextile dibedakan menjadi 2 yaitu Geotextile woven dan

(64)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.41.a Tumpukan Geotextile berupa gulungan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.41.b Penggunaan Geotextile di Lapangan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Biotextile (Geotextile non woven)

Berbeda dengan geotextile, biotextile terdiri dari serabut

menerus yang berbentuk serat-serat pendek. Berbeda juga

dengan geotextile yang digunakan untuk perbaikan tanah,

(65)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.42.a Tumpukan Biotextile berupa gulungan

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.42.b Penggunaan Biotextile untuk melapisi beton

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

4. Besi Tulangan

Tulangan baja merupakan komponen penting dalam

konstruksi beton sebagai sumber kekuatan terhadap gaya tarik

pada konstruksi.

Penggunaan besi tulangan pada proyek ini antara lain :

a. Dowel

Fungsi dari dowel adalah mentransfer beban dan

memberikan perkuatan pada beton untuk mengalami susut

(66)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

Gambar 3.43.a Dowel yang telah dipasang (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.43.b Sample Dowel (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

b. Tie Bars

Tie Bars merupakan sambungan berupa baja ulir yang

dipasang pada setiap sambungan memanjang dalam

perkerasan kaku dan komposit. Tujuan penggunaan tie bars

ini adalah mengunci pergerakan plat beton sehingga tidak

terjadi pergerakan secara horizontal.

Gambar 3.44 Sample Tie Bars

(67)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata c. Wiremesh

Merupakan besi ulir dengan diameter 8 mm yang

digunakan sebagai tulangan plat lantai pada rigid pavement.

Gambar 3.45.a Sample Wiremesh (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.45.b Penggunaan Wiremesh di Lapangan

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

5. Semen

Semen digunakan sebagai komponen pengikat agregat halus

dan agregat kasar yang digunakan dalam proses mixing beton.

Gambar 3.46 Penyimpanan Semem di Lapangan

(68)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 6. Agregat Halus dan Agregat Kasar

Merupakan bahan yang digunakan untuk proses mixing beton.

Agregat halus berupa pasir dan agregat kasar berupa kerikil.

Agar beton yang dihasilkan dapat memenuhi syarat yang

ditentukan, faktor air, pasir, dan kerikil yang digunakan harus

diperhatikan.

Gambar 3.47.a Agregat Halus (Pasir) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.47.b Agregat Kasar (Kerikil) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

7. Cerucuk dan Sesek Bambu

Cerucuk atau pancang bambu digunakan untuk menahan

pergerakan tanah dan berfungsi sebagai penyalur beban yang

berada di atasnya ke tanah. Sedangkan sesek bambu merupakan

anyaman bambu dengan ukuran 1,5 m × 2 m yang berfungsi

(69)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

memisahkan antara pasangan batu belah dengan lapisan tanah

asli.

Gambar 3.48.a Contoh Potongan Cerucuk Bambu (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(70)

Andre Prasetia (12.12.0016)

Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata 3.3.Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek merupakan suatu kegiatan mengawasi jalannya

proyek untuk mengurangi adanya penyimpangan dalam pengerjaan proyek

dengan cara mengendalikan mutu, biaya, dan waktu agar proyek dapat

dikerjakan sesuai dengan kontrak yang disepakati dan sesuai yang sudah

direncanakan.

3.3.1. Pengendalian Mutu

Tujuan dari pengendalian mutu pada proyek adalah menjaga mutu

pekerjaan yang dihasilkan agar hasil dari pekerjaan yang dihasilkan

sesuai dengan Rencana Kerja Syarat-Syarat (RKS) yang telah

disepakati. Beberapa hal yang dilakukan di Proyek Pekerjaan

Pembuatan Konstruksi Apron & Taxiway (PAKET-II), Proyek

Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang

untuk menjaga mutu :

1. Mutu / Kualitas Beton

Pada Proyek Pekerjaan Pembuatan Konstruksi Apron &

Taxiway (PAKET-II), Proyek Pengembangan Bandar Udara

Internasional Ahmad Yani, Semarang upaya yang dilakukan

untuk menjaga kualitas beton adalah uji slump dan pengetesan

kuat tekan beton. Uji slump dilakukan sesaat setelah Truck

Molen(TM) sampai ke proyek. Di Proyek Pekerjaan Pembuatan

Konstruksi Apron & Taxiway ini pengambilan sampel 1 kali

setiap 1 Truk Molen (TM) yang tiba di proyek. Uji slump

dilakukan untuk mengetahui kualitas beton yang diangkut dalam

Truk Molen (TM) apakah sudah sesuai dengan kualitas yang

telah dipesan atau disepakati. Data yang didapatkan dari uji

slump adalah tingkat kekentalan dari adonan beton yang

diantarkan. Uji slump dilakukan oleh teknisi dari perusahaan

penyedia beton dengan kerucut abrams dengan diameter sisi

atas 10 cm dan diameter sisi bawah 20 cm dengan ketinggian 30

Gambar

Gambar 1.1 Lokasi Proyek
Gambar 1.2 Layout Lokasi Proyek
Gambar 1.3 Gambar Denah Apron
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Owner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bukti Kepemilikan atau Bukti sewa Peralatan/Perlengkapan (apabila sewa) (sesuai yang dipersyaratkan) Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan

Pada hari ini, Jumat Tanggal Dua Puluh Sembilan bulan Juli Tahun Dua Ribu Sebelas dimulai pukul 13.10 WIB hingga selesai, kami yang bertanda tangan dibawah ini,

Pokja Pekerjaan Konstruksi-55 SKPD11ULP pada Pemerintah Kabupaten Banjar akan melaksanakan Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket

[r]

Pada hari ini Kamis tanggal dua puluh empat bulan November tahun dua ribu sebelas, kami yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang/Jasa yang ditunjuk

Sebagai tindak lanjut dari evaluasi ini Saudara dimohon untuk membawa dokumen asli atau salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang, untuk diadakan

Dilihat dari hal tersebut, maka keberadaan seorang penyuluh agama Islam sangat pentig dalam memberikan pemahaman tentang poligami yang sesuai dengan ajaran