• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. Oleh : Ahmad M Ryad, SE., Ak, MM.PD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. Oleh : Ahmad M Ryad, SE., Ak, MM.PD"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Oleh : Ahmad M Ryad, SE., Ak, MM.PD

ABSTRAK

Dengan diakuinya eksistensi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah, di samping yang beroperasi secara konvensional dalam UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, maka secara otomatis berlaku dua system perbankan (dual banking system) yaitu bank yang beroperasi secara prinsip syari’ah dan bank yang beroperasi secara konvensional.

Bank Syari’ah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syari’ah (Islam), dan tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Qur’an dan Hadist. Keberadaan Bank Syari’ah diharapkan mampu mengembangkan kegiatan bisnis dan manajerial Bank Syari’ah dalam upaya menunjang dan mendorong pemberdayaan ekonomi berdasarkan prinsip Syari’ah.

Pendahuluan

Penetapan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 mempunya implikasi berlakunya dua system perbankan di Indonesia, yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syari’ah (bank Syari’ah) dan bank yang beroperasi secara konvensional (Bank Konvensional), yang dikenal dengan istilah dual banking system. Dengan dikembangkannya perbankan berdasarkan prinsip syari’ah diharapkan mobilitas dan potensi ekonomi masyarakat miskin dapat dioptimalkan, dan akhirnya dapat meningkatkan peran masyarkat dalam kegiatan operasional perbankan. Selanjutnya Karim (2000) mengemukakan bahwa keunggulan system operasional dan produk perbankan syari’ah antara lain mengutamkan pentingnya masalah moralitas, keadilan, dan transparansi dalam kegiatan perbankan. Disamping itu, adanya keberatan masyarakat muslim terhadap system perbankan konvvensional yang menggunakan system bunga yang dianggap sebagai riba yang diharamkan dalam agama Islam. Juga dalam kegiatannya terdapat kegiatan usaha yang tidak sejalan dengan nilai-nilai dasar keuangan syari’ah, seperti penyaluran dana kepada kegiatan usaha dan jasa yang non-halal.

(2)

Bank syari’ah di Indonesia secara resmi pertama kali diperkenankan pada tahun 1992, setelah diberlakukannya Undang-undang No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Keberadaan dan perkembangan syari’ah di Indonesia cukup menggembirakan khususnya bagi umat Islam. Berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan oleh Karim Business Consulting pada tahun 2005, menunjukkan bahwa total asset bank syari’ah di Indonesia mencapai sekitar Rp24 triliun.

Selanjutnya , Saladin dan Abdulryasid (2008) melakukan penelitan mengenai tingkat preferensi masyarakat terhadap bank syari’ah di Jawa Barat menunjukkan bahwa factor agama merupakan hal yang paling dominan bagi seseorang menjadi nasabah bank syariah di Bank Jabar Syari’ah. Dengan demikian, secara signifikan terdapat hubungan antara factor ekonomi dan agama untuk menjadi nasabah bank syari’ah. Dasar hukumnya adalah Al-Qur’an, yaitu:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (Al-Bagarah: 278-279)”

ANALISIS SWOT

Paradigma baru dalam suatu sistem ekonomi akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian dikalangan ekonom dan ulama, yakni diterapkannya prinsip-prinsip Islam ke dalam transaksi perbankan. Perbankan syariah yang berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan, juga melakukan transaksi-transaksi yang sama halnya dengan perbnkan konvensional.

Menurut Antonio (2002), bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadist. Perbankan syariah adalah penangkal virus negative spread, karena tidak menggunakan instrument bunga tetapi berdasarkan bagi hasil.

Karim (2000), mengemukakan bahwa perkembangan ekonomi dunia, diberbagai belahan dunia khususnya di Indonesia didorong oleh dua alasan utama yaitu;

1. Adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan ekonomi secara umum yang sejalan dengan nilai dan prinsip syariah, khususnya bebas riba. Emotional benefit dari perspektif masyarakat muslim inilah

(3)

yang kemudian banyak mendorong permintaan perbankan yang beroperasi secara syariah.

2. Adanya keunggulan sistem operasional dan produk perbankan syariah yang antara lain mengutamakan pentingnya masalah moralitas, keadilan dan transparansi dalam kegiatan operasional perbankan syariah. Prinsip-prinsip syariah secara mikro maupun makro akan mampu menciptakan mekanisme operasional perbankan yang kuat dan produktif.

Kedua alasan tersebut diatas juga berlaku di Indonesia,disamping beberapa alasan pertimbangan lainnya seperti keinginan untuk meningkatkan mobilitas masyarakat yang belum terserap ke sektor perbankan nasional dan menyediakan bagi investor Internasional dan transaksi keuangan di Indonesia sesuai dengan prinsip syariah Islam.

Keputusan nasabah dalam memilih bank syariah adalah karena lebih didorong oleh faktor agama, yaitu ketaatannya terhadap prinsip-prinsip Islam, disamping faktor keuntungan (ekonomi).

Penulis berkesimpulan bahwa salah satu dari kelahiran bank syariah di Indonesia di dorong oleh keinginan masyarakat terutama masyarakat muslim (Islam) yang berpandangan bahwa bunga merupakan riba, sedangkan riba itu dilarang oleh agama (Islam).

Berdasarkan uraian tersebut diatas,maka dilhat dari lingkungan eksternal (ETOP), maka bank syariah mempunyai peluang yang cukup besar untuk beroperasi di Indonesia disamping bank umum atau bank konvensional.

Merupakan kenyataan bahwa sebagian masyarakat muslim berkeyakinan bahwa kegiatan perbankan yang menggunakan sistem bunga tidak sejalan dengan prinsip syariah, sehingga kebutuhan mereka akan jasa-jasa perbankan tidak dapat dilayani oleh bank konvensional. Keinginan masyarakat muslim Indonesia ini didasari oleh suatu kesadaran untuk menerapkan Islam secara utuh seperti yang ditegaskan Allah AWT didalam surat Al-Baqarah ayat 85 yang artinya :

“...Apakah kamu beriman kepada sebahagian Alkitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu,melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka

(4)

dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat”.

Dilihat dari lingkungan Internal (SAP) bank syariah mempunyai keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya disamping bank syariah menawarkan berbagai macam produk yang sebagiannya tidak dimiliki bank konvensional, bank syariah mengutamakan pentingnya moralitas ,keadilan, dan transparan dalam kegiatan operasional perbankan syariah (Karim, 2000). Sedangkan kelemahannya terletak pada sumberdaya manusianya. secara kualitas jumlah pengelola bank syariah sangat terbatas. Disamping itu jaringan pemasaran bank syariah (misalnya ATM bank syariah) masih terbatas jumlahnya sehingga operasional bank syariah pun terbatas.

Sangat disayangkan pula,dewasa ini masih banyak kalangan yang melihat bahwa Islam tidak berurusan dengan bank dan pasar uang, karena yang pertama adalah dunia putih sementara yang kedua adalah dunia hitam yang penuh tipudaya dan kelicikan. Masih banyak cendekiawan muslim masih mementingkan “profit oriented” sebagai tujuan utama.

Salah seorang pakar ekonomi dan perbankan Islam,yaitu Antonio (1999) menyatakan bahwa krisis ekonomi melanda Indonesia selama ini membuktikan ada sesuatu yang tidak beres dengan sistem yang telah kita anut selama ini. Tidak adanya nilai-nilai Ilahiyah yang melandasi operasional perbankan dan lembaga keuangan lainnya telah menjadikan lembaga “penyuntik darah” ini sebagai “sarang-sarang perampok berdasi” yang meluluhlantakan sendi-sendi perekonomian bangsa.

Oleh karena itu,sudah saatnya bank syariah harus bisa membuktikan, bahwa dengan beroperasinya bank syariah di Indonesia akan mampu menghadang dan mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan, dengan menerapkan prinip-prinsip syariah secara benar dan adil.

STRATEGI PENGEMBANGAN

Banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan perbankan syariah,baik yang berasal dari dalam maupun dari luar bank syariah tersebut. Strategi penegembangan perbankan syariah di Indonesia harus diarahkan untuk meningkatkan

(5)

kompetensi usaha yang sejajar dengan sistem perbankan konvensional yang dilakukan secara komprehensif dengan mengacu kepada kekuatan dan kelemahan perbankan syariah.

Secara rinci strategi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan dan keahlian sumber daya manusianya.

Sumber daya manusia yang memenuhi persyaratan untuk mengelola operasional bank syariah masih terbatas. Disamping itu permintaan untuk menjadi karyawan bank syariah juga masih terbatas. Mungkin saja mereka mempunyai keahlian atau memenuhi persyaratan dibidang keahlian perbankan akan tetapi tidak atau belum memiliki persyaratan dibidang syariah Islammya.

2. Strategi peningkatan kepercayaan masyarakat;

Kepercayaan masyarakat ,khususnya umat Islam belum meluas karena masyarakat khususnya umat Islam masih belum yakin atau masih ragu-ragu akan kemampuan bank syariah, atau mungkin juga masih belum mengenal bahwa bank syariah tersebut benar-benar sesuai dengan syariah Islam sebagaimana agama yang dianutnya. Untuk itu komunikasi pemasarannya perlu diperluas,bukan saja melalui media cetak atau secara langsung memberikan ceramah-ceramah yang berkaitan dengan perbankan syariah. Untuk itu perlu adanya kerjasama dengan pengurus masjid atau pesantren-pesantren,atau lembaga-lembaga lainnya seperti perguruan tinggi dan sekolah-sekolah menengah, maupun kantor-kantor yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat. Tentu saja yang paling utama adalah dengan para pemilik media cetak dan elektronik.

3. Strategi Pengembangan Pengaturan Kegiatan Bank Syariah

Untuk menyempurnakan pengaturan dan kepercayaan masyarakat, serta resiko keuangan, maka perlu adanya pengaturan kehati-hatian,peningkatan kepercayaan masyarakat,dan peningkatan hukum dan institusi.

Strategi pemusatan langsung (direct marketing) maupun strategi pemasaran tidak langsung (indirect marketing), difokuskan untuk menanamkan kepercayaan masyarakat (khususnya umat Islam), bahwa bank syariah adalah bank yang benar-benar sesuai dengan

(6)

syariah Islam,dengan kata lain bank benar-benar halal menurut ketentuan syariah Islam,karena dalam mendapatkan keuntungan tidak menghalalkan segala cara (bebas dari riba).

PENUTUP

Strategi pengembangan bank syariah bukan hanya terfokus kepada penanaman kepercayaan masyarakat (khususnya umat Islam),bahwa bank syariah adalah bank yang beroperasi secara syariah( tidak dengan sistem bunga) akan tetapi dengan sistem bagi hasil (profit sharing) yang benar-benar bebas dari riba,akan tetapi juga benar-benar dapat memobilisasi potensi ekonomi masyarakat miskin dalam kegiatan-kegiatan perbankan nasional.

Untuk pengembangan tersebut,diperlukan suatu strategi yang handal yang benar-benar mampu dilaksanakan oleh para pengelola bank syariah, dan juga mampu menjadi terbentuknya persaingan yang sehat dan bersih dengan bank konvensional.

Strategi dipilih dan dilaksanakan lebih terfokus kepada strategi menanamkan kepercayaan kepada masyarakat (khususnya umat Islam) bahwa bank syariah adalah bank yang bebas dari riba (yang diharamkan oleh syariah Islam), strategi kehati-hatian serta strategi pengningkatan sumber daya manusianya.

(7)

DAFTAR PUSTAKA :

Antonio,M.Syafi’i, 2000, Bank Syariah : Suatu Penegnalan Umum,Tazkia Institut ,Jakarta Abdulmanan, M, 1997, Ekonomi Islam : Teori dan praktek, Yogyakarta.

A, Karim, Adiwarnaen,2001, Penerapan Syariah Islam di bidang Ekonomi, Universitas Trisakti Jakarta.

Saladin dan Abdulryasid,2008, Penelitan Mengenai Tingkat Preferensi Masyarakat Terhadap Bank syari’ah di Jawa Barat

Undang-Undang Perbankan Indonesia 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi melihat pangsa pasar yang masih terbuka dan peluang yang ada, disamping itu dengan adanya risiko yang cukup besar mengingat modal yang ditanamkan juga tidaklah sedikit,

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menyiapkan dana belanja modal (capex) senilai Rp 3.5 Tn tahun 2020 dan mayoritas dana akan dialokasikan pada pengembangan

Adapun saran-saran yang ingin disampaikan yaitu: (1) Pengembangan Buku Ajar Siswa Programmable Logic Controller Berbasis Problem Based Learning ini dinyatakan

[r]

Antara Waktu Yang Tertutupi :

Citra Merek yang positif berpengaruh dan memiliki dampak langsung terhadap niat beli konsumen terhadap suatu produk (Schlegelmilchana et al, 2011:509) dalam memutuskan pembelian

Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah.Kinerja keuangan dan

Berdasarkan dengan penelitian pada proses pratindakan, siklus I, dan siklus II yang dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini, peneliti dapat