• Tidak ada hasil yang ditemukan

Market Brief ITPC Osaka HS Code 6302

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Market Brief ITPC Osaka HS Code 6302"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Market Brief

ITPC Osaka 2014

(2)

DAFTAR ISI Kata Pengantar ... 3 Peta Jepang ... 4 1. Pendahuluan ... 5 1. Pemilihan Negara ... 5 2. Pemilihan Produk... 5 3. Profil Jepang ... 6

2. Potensi Pasar Jepang ... 11

1. Sekilas tentang Kebiasaan Masyarakan Jepang ... 11

2. Sekilas Sejarah tentang Handuk ... 11

3. Jenis Handuk ... 12

4. Ekspor dan Impor Produk Apparel di Jepang ... 17

5. Tren Impor Jepang berdasarkan Negara ... 19

6. Kondisi Pasar Domestik Jepang mengenai Produk Handuk ... 23

7. Regulasi dan Prosedur Ekspor Produk Handuk ... 24

8. Saluran Distribusi Produk kaus kaki dan Apparel lainnya ... 25

3. Peluang Dan Strategi ... 27

4. Informasi Penting ... 29

1. TPO/Kedutaan Negara Jepang Di Indonesia ... 29

2. Kamar Dagang Jepang ... 29

3. Asosiasi Produk Apparel di Jepang ... 31

4. Daftar Pameran Terkait……….31

5. Perwakilan Indonesia Di Jepang ... 31

(3)

ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan ”Market Brief Handuk” untuk Edisi pada bulan Nopember

2014 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar di Jepang. Adapun isi dari Market Brief ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta.

Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Market Brief

disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Market Brief ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi handuk Indonesia yang bersaing di pasar Jepang.

Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang.

Osaka, Agustus 2014

KATA PENGANTAR

(4)

1. Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2).

2. Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya.

3. Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.

PETA JEPANG

(5)

1. Pemilihan Negara

Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, selama 5 ( lima ) tahun terakhir, yaitu periode 2009 - 2013, perdagangan Indonesia–Jepang menunjukkan trend positif sebesar 10 %. Pada periode ini Indonesia mengalami surplus perdagangan. Sementara di tahun 2013, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 45,95 milliar, dengan nilai ekspor sebesar 17,04 miliar dan impor sebesar USD 28,90 milliar. Pada periode ini Indonesia mengalami defisit sebesar USD 11,86 miliar.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi: coal; briquettes, ovoids (USD 3,79 miliar); natural rubber, balata ( USD 1,13 miliar ); nickel mattes, nickel oxide sinters (USD 0,93 miliar); copper ores and concebtrates ( USD 0,81 miliar ); plywood, veneered panels and similar laminated wood ( USD 0,74 miliar ).

Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti parts & access of motor vehicles ( USD 1,77 miliar ); Trucks, motor vehicles for the transport of goods ( USD 0,64 miliar ); cars ( incl. station wagon ) ( USD 0,52 miliar ); Flat-rolld products of iron/non-al/s wdth>/=600mm,hr,not clad ( USD 0,46 miliar ).

2. Pemilihan Produk

Handuk dengan nomor HS Code 6032 adalah kain yang berfungsi untuk mengeringkan badan. Dahulu kala, penggunaan handuk terbatas pada pemakaian untuk mengeringkan badan setelah mandi. Namun sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat Jepang yang semakin beragam, saat ini penggunaan atau fungsi handuk juga berkembang menjadi lebih luas lagi.

Handuk untuk masyarakat Jepang yang sangat memperhatikan kebersihan diri dan kesehatan keluarga serta lingkungan merupakan hal yang sangat penting, dan dibutuhkan dalam kehidupan mereka. Kebiasaan dan budaya mandi serta berendam di air panas ( dikenal dengan sebutan onsen ) juga menambah kegunaan atau fungsi dari handuk. Dari kecil, mulai masuk sekolah anak-anak Jepang sudah dilatih atau mempunyai kebiasaan terkait dengan penggunaan

(6)

handuk. Mereka diwajibkan untuk selalu membawa handuk di tas mereka ataupun disimpan di lemari loker sebagai item pokok yang diwajibkan sekolah. Sehingga, kebiasaan untuk selalu membawa handuk memang melekat buat masyarakat Jepang pada umumnya. Pentingnya fungsi handuk tersebut maka pemenuhan kebutuhan produk handuk dapat dikategorikan sebagai salah satu kesempatan / peluang besar bagi pengembangan potensi ekspor produk tekstil khususnya handuk bagi para pengusaha Indonesia .

3. Profil Jepang 1. Geografi

Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka.

2. Pemerintahan

Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan dabagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri. Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives ( 480 kursi ) dan House of Councillors ( 242 kursi ). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet.

3. Demografi

Populasi penduduk Jepang per Oktober 2013 mencapai 127.298.000 jiwa. Data ini menurun bila dibandingkan data per 1 Oktober 2012 yang 127.515.000 jiwa. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah 61.909.000 ( 48.6 % dari total populasi ) dan penduduk wanita berjumlah 65.388.000 ( 51.4% ).

(7)

Table 1. Estimasi penduduk Jepang berdasarkan usia dan jenis kelamin Sumber: Japan statistic bureau:

http://www.stat.go.jp/english/data/jinsui/tsuki/index.htm

Gambar 1. Populasi dan rata-rata pertumbuhan populasi penduduk jepang 0 2 4 6 8 10 12 14 16 0 20 40 60 80 100 120 140 1920 1925 1930 1935 1940 1945 1950 1955 1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 year (%)

(juta)

(%)

populasi

Pertumbuhan populasi

(8)

Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang berpusat di kota-kota besar, bahkan, sekitar 70 % dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Lebih dari 1/3 populasi Jepang berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di dua kota besar Tokyo dan Osaka.

Pada tahun 2013, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 82,97 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang semakin cepat menua dikarenakan dampak dari ledakan kelahiran pasca perang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran.

Gambar 2. Perubahan penduduk berdasarkan usia (tahun 1920 – 2010) Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang.

Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1920 1925 1930 1935 1940 1945 1950 1955 1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010

Penurunan laju kelahiran Peningkatan jumlah lanjut usia

Penurunan jumlah usia kerja

(9)

4. Infrastruktur

Berdasarkan data tahun 2013, energi di Jepang berasal dari LNG 43,2 %, batu bara 30,3 %, 1,0 % tenaga nuklir, minyak tanah 14,90 % dan 8,5 % tenaga air serta new energy dll 2,20 %. Transportasi utama di Jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestik terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah Narita International Airport, Kansai International Airport dan Chubu Central International Airport dan untuk pelabuhan laut terbesarnya adalah Nagoya Airport.

5. Ekonomi

Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju didunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia ( dibawah China ) dan ketiga didunia ( selain AS dan China ). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia.

Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Pada 2012, Jepang memiliki GDP perkapita $ 45.774 dan berhasil menjadi Negara ketiga dengan nilai GDP terbesar didunia.

Ekonomi Jepang adalah ekonomi nomor.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global.

Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk

(10)

manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara-negara terjadi anti-Jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul.

Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat terswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya.

(11)

1. Sekilas Tentang Kebiasaan Masyarakat Jepang

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, handuk dengan HS Code nomor 6302 merupakan salah satu produk tekstil yang telah melekat pada kebiasaan serta gaya hidup masyarakat Jepang pada umumnya. Hampir seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai ragam profesi di Jepang, mulai dari para pegawai perusahaan, buruh pabrik, pelajar, anak-anak hingga petani menggunakan handuk dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Penggunaan handuk dimaksudkan untuk berbagai macam tujuan seperti mengeringkan badan setelah mandi, mengelap tangan atau muka setelah terkena air, menyeka badan atau anggota badan dari cipratan air atau hujan, serta membersihkan badan atau anggota badan dari kotoran baik berbentuk padat atau cair yang menempel. Kegunaan handuk tersebut tidak bisa dipisahkan dari kebiasaan hidup sehari-hari penduduk Jepang, sehingga dimulai dari anak-anak masuk sekolah sekolah, sudah diwajibkan berbekal handuk atau menyimpan handuk untuk keperluannya di sekolah ( loker masing-masing ).

Dahulu kala, fungsi handuk terbatas hanya untuk mengelap atau mengeringkan baik anggota badan, ataupun benda-benda lainnya ( peralatan rumah tangga, dsb ), tapi dengan perkembangan jaman dan kebutuhan masyarakat Jepang yang semakin beragam kini handuk juga bisa dijadikan souvenir untuk perayaan pernikahan atau ulang tahun, atau bisa juga sebagai bentuk oleh-oleh, yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai bentuk yang menarik dengan ukuran yang lebih bervariasi.

2. Sekilas Sejarah tentang Handuk

Handuk berasal dari daratan Eropa, dimana sampai abad ke-19 mereka mengeringkan badan dengan berjemur, berangin-angin, ataupun dilap dengan kain biasa atau pakaian. Handuk pada jaman itu belum populer digunakan, belum lagi kebiasaan mandi yang masih agak jarang dilakukan pada masyarakan di jaman tersebut. Untuk beberapa kalangan, handuk biasa digunakan untuk mengeringkan badan setelah mandi, oleh sebab itu handuk termasuk barang yang mewah, sehingga tidak semua masyarakat menggunakannya.

Pada tahun 1841, orang Prancis membuat handuk dari bahan sutera, dan pada tahun 1852, Samuel Holt untuk pertama kalinya membuat handuk dari cotton, dan

(12)

dipamerkan di Crystal Palace, London. Samuel Holt kemudian dianugerahkan medali emas oleh ratu Victoria yang sangat terkesan dengan pameran tentang handuk tersebut. Setelah itu, handuk menjadi populer di kalangan masyarakat umum, dan permintaan pasar terhadap handukpun menjadi meningkat. Pada tahun 1863, Samuel Holt bermigrasi ke Amerika Serikat dan mendirikan pabrik handuk di Peterson, New Jersey. Dan segera setelah itu, handukpun menjadi sangat populer di kalangan penduduk Amerika Serikat dan permintaan terhadap handukpun meningkat, sehingga ada beberapa golongan masyarakat yang menginginkan logo atau warna yang berbeda dari handuk ( disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan pemesan ). Handuk menjadi barang kebutuhan primer dari tahun 1912. Ragam, jenis, ukuran, dan warna pun menjadi bervariasi.

3. Jenis Handuk

Handuk yang biasa dijual di toko, baik toko tradisional, supermarket, maupun yang dijual secara online, menawarkan berbagai macam bentuk, ukuran, warna, dan jenisnya. Berikut ini jenis-jenis handuk yang berada di pasaran berdasarkan kegunaannya.

a. Handuk mandi (shower towel)

Merupakan jenis handuk yang umum dijual di pasaran, dan berfungsi untuk menyeka air serta membersihkan badan setelah mandi.

b. Ultrasoft towel

Jenis handuk ini mempunyai fungsi ganda, selain sebagai fungsi seperti handuk pada umumnya, tetapi juga memiliki kegunaan dekorasi. Handuk ini terbuat dari bahan berkualitas bagus, 100 % cotton sehingga membuatnya menjadi spesial dan unik. Ultrasoft towel dibuat dengan bermacam-macam ukuran dan didesain sehingga menyerap air secara maksimal, mudah kering, dan dapat digunakan berulang-ulang. Ultrasoft towel ini berbeda dengan ukuran handuk standar, dimana mempunyai ukuran lebih lebar dan lebih berat dari handuk biasa.

Keistimewaan dari handuk ini selain tersedia dengan berbagai warna, juga memiliki design yang bagus serta pola jahitan yang kuat sehingga akan lebih tahan pada proses pencucian.

(13)

Ultrasoft towel ini mempunyai kegunaan dekorasi misalnya untuk cover / penutup kulkas, tv, seat cover mobil, dan dapat juga digunakan untuk hadiah souvenir bagi teman dan kerabat.

c. Kitchen towel

Kitchen towel atau handuk dapur adalah salah satu jenis handuk yang keberadaannya sangat penting di dalam rumah. Dibuat dengan berbagai pola menarik dalam desain, berbagai warna, serta ukuran. Handuk dapur yang baik akan memiliki daya tahan terhadap susut dan luntur meskipun telah mengalami beberapa kali pencucian, juga memiliki design yang mampu menyamarkan kotoran dan noda.

d. Paper towel

Paper towel ini digunakan untuk menyerap tumpahan serta membersihkan permukaan yang kotor. Biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan banyak ditemukan di restoran atau rumah makan.

(14)

e. Salon Towel

Handuk memiliki peranan penting dan sangat diperlukan di salon kecantikan dan spa. Handuk salon ini berguna untuk mengeringkan rambut, membungkus tubuh saat dipijat, membersihkan wajah atau kegunaan setelah mandi atau aroma terapi. Setiap salon memilih handuk jenis ini dalam ukuran dan tekstur yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan. Biasanya salon akan secara berkala mengganti handuknya agar standar kebersihan dan kesehatan tetap terjaga. Oleh karena itu permintaan akan handuk ini sangat banyak. Terdapat 3 ( tiga ) jenis handuk salon, yaitu:

a. Salon towel super premium, terbuat dari 100 % cotton combed sehingga tekstur handuk sangat lembut serta memiliki kekuatan menyerap cairan maksimal, ideal untuk salon dan spa. Warna putih namun memiliki ketahanan terhadap noda dan dapat dipakai untuk jangka waktu yang lama.

b. Salon towel ordinary, terbuat dari bahan baku cotton standar, biasanya handuk ini dicuci setelah dipakai agar dapat digunakan kembali. Jenis ini cocok untuk salon kecantikan kuku, tanning salon, dan spa harian.

c. Wash cloth, handuk ini digunakan untuk salom manicure dan pedicure, salon kecantikan wajah, dan juga untuk fungsi pembersihan.

f. Hand towel

Dari berbagai macam handuk yang ada, mungkin hand towel atau yang lebih kita kenal dengan sapu tangan handuk inilah ukuran handuk yang paling kecil. Oleh karena itu, hand towel sangat mudah untuk disimpan di saku atau tas sehingga dapat dibawa ketika berada di luar rumah sekalipun. Berguna untuk mengeringkan tangan atau muka, namun sering juga untuk aksen dekoratif di berbagai tempat seperti kamar mandi, wastafel, dan dapur. Selain bertekstur halus, hand towel juga dapat dibordir sesuai nama kita untuk dipakai sendiri atau sebagai hadiah atau souvenir kepada tamu undangan.

(15)

g. Face towel

Handuk wajah ini sangat nyaman dipakai untuk wajah karena memiliki bahan yang lembut, elastic, sehingga tidak melukai wajah dan sangat efektif untuk wajah apabila wajah anda sedang masa perawatan.

h. Travel towel

Handuk ini sangat cocok digunakan untuk bepergian jauh, atau untuk anak yang sedang berkemah, kegiatan sekolah, dan lain-lain. Dengan kualitas bahan yang lembut, handuk ini cocok digunakan dalam segala kegiatan.

i. Bath mat

Bath mat adalah sejenis handuk yang khusus digunakan untuk mengeringkan kaki setelah keluar dari kamar mandi, masuk ke kamar tidur atay sesaat akan naik ke

(16)

tempat tidur, ataupun ruangan lainnya. Memiliki kerapatan anyaman serta tekstur yang berbeda disbanding jenis handuk lainnya. Terdapat dengan ukuran motif yang bermacam-macam, dengan warna yang bervariasi.

j. Napkin

Handuk ini biasa disebut dengan serbet. Denan bahan lembut dan elastic, handuk ini cocok disediakan di meja makan.

k. Bathrobe

Handuk yang satu ini dsebut mantel mandi, modelnya sama seperti kimono, sangat umum digunakan ketika pergi berenang, sauna, atau mandi seperti pada umumnya dirumah masing-masing. Model yang variatif, fashion, dan bahan yang sangat lembut sangat cocok digunakan oleh pria ataupun wanita.

(17)

l. Hairwrap towel

Handuk ini berfungsi untuk mengeringkan rambut yang masih basah, sebelum melakukan aktivitas lainnya. Handuk ini tidak mudah lepek, lembut, dan nyaman digunakan. Tanpa hairdryerpun, bisa dengan cepat mengeringkan rambut.

4. Ekspor dan Impor Produk Apparel di Jepang

Sub-bab ini akan menyajikan secara ringkas mengenai data ekspor impor Jepang selama kurun waktu 2006-2010. Gambar 2.1 menunjukan data produk yang diimpor oleh Jepang untuk produk pakaian (apparel).

6400000 6450000 6500000 6550000 6600000 6650000 6700000 0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 2006 2007 2008 2009 2010 Article of apparels (juta¥) 1000 articles value volume 135000 140000 145000 150000 155000 160000 165000 170000 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 2006 2007 2008 2009 2010 Article of bags (juta¥) tons 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 2006 2007 2008 2009 2010

Footwear and shoes

(18)

Data di atas menunjukan penurunan kuantitas impor Jepang yang cukup signifikan untuk keempat jenis barang pakaian ( termasuk handuk ), bahan kulit, tas dan sepatu. Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada periode tahun 2008-2009. Hal ini dikarenakan adanya resesi ekonomi global akibat jatuhnya perusahaan Lehman Bro. di Amerika yang menyebabkan menurunnya daya beli konsumen global. Walaupun terjadi penurunan kuantitas impor secara nilai (dalam Yen Jepang), penurunan kuantitas volume relatif tidak terjadi secara signifikan. Hal ini dapat dipahami karena semakin populernya apa yang disebut dengan “fast fashion” yang diujungtombaki oleh

perusahaan-perusahaan seperti Uniqlo, Forever 21, SPA speciality stores. Perusahaan-perusahaan ini menerapkan sistem produksi yang berbasis di luar negeri seperti Cina, Bangladesh, India, Vietnam dll. sehingga dapat menekan harga produksi yang berimplikasi dapat ditekannya harga jual produk ke konsumen (JETRO 2011). Namun semenjak tahun 2010, kuantitas impor baik dari segi nilai finansial maupun volume barang mulai meningkat dibanding tahun 2009 dan diharapkan dapat terus meningkat seiring dengan pertumbuhan dan pulihnya ekonomi global.

Hal khusus mengenai semakin populernya pakaian yang diproduksi berbasis luar negeri ialah menurunnya kuantitas produksi pakaian yang diproduksi di dalam negeri Jepang ( produksi berbasis domestic ). Dengan nilai jual yang lebih murah, pakaian atau barang-barang tekstil Jepang yang diproduksi di luar negeri mendapat atensi yang lebih besar dibandingkan dengan barang produksi dalam negeri Jepang yang relatif lebih mahal. Kemudian seiring dengan menurunnya daya beli masyarakat global secara umum dan masyarakat Jepang pada kasus ini, kuantitas impor bahan

Gambar 2.1. Data produk impor Jepang untuk barang jenis pakaian, tas dan perlengkapan alas kaki SUMBER: JETRO 2011

(19)

dasar pakaian untuk produksi dalam negeri Jepang juga mengalami penurunan. Hal ini dapat diamati pada Gambar 2.2 berikut.

5. Tren Impor Jepang Berdasarkan Negara

1. Barang Rajutan

Data tahun 2010 menunjukan bahwa untuk barang rajut, Cina merupakan eksportir terbesar bagi untuk Jepang. Dengan kuantitas volume ekspor sebesar 89.5% (4,488 Juta barang) dari total volume impor Jepang untuk barang rajutan serta 87.2% (964,988 Juta Yen) dari total nilai transaksi, Cina merupakan negara eksportir terbesar ke Jepang diikuti oleh Vietnam, Korea, Malaysia, Thailand, dan Italia. Namun dalam beberapa periode tahun terakhir seperti yang dpat dilihat di gambar 2.3., produksi dari Vietnam dan negara-negara selain Cina lainnya semakin meningkat seiiring dengan adanya isu-isu lain menyangkut hubungan bilateral Jepang dan Cina.

Gambar 2.2. Data produk impor Jepang untuk bahan dasar pakaian seperti linen, sutra, wool, kulit, kapas. SUMBER: JETRO 2011 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 0 50000 100000 150000 200000 250000 2006 2007 2008 2009 2010 (juta ¥) 0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000 4500000 5000000 2006 2007 2008 2009 2010 Tren Ekspor berdasarkan negara

Cina

(20)

Data mengenai impor Jepang untuk bahan-bahan tekstil, terutama untuk produksi handuk serta produk tekstil lainnya tersedia pada Gambar 2.4 berikut. Sebagaimana halnya pada barang rajut, Cina masih mendominasi pasar Jepang untuk bahan tekstil. Indonesia pada khususnya memiliki kontribusi yang cukup diperhitungkan dalam pasar bahan tekstil impor Jepang.

Gambar 2.4. Data produk impor Jepang untuk bahan tekstil SUMBER: JETRO 2011

Gambar 2.3. Data produk impor Jepang untuk bahan rajutan berdasarkan Negara importir SUMBER: JETRO 2011 87.20% 3.30% 1.60% 1.30% 0.40% 1.70% 4.60% 6.70% china vietnam thai korea malaysia italy other Share importers berdasarkan negara

86.90% 3.50% 1.80% 1.50% 0.80% 0.30% 5.10% 6.20% china vietnam india indonesia Thai italy other

(21)

2. Bahan Sutra

Untuk beberapa kalangan, permintaan produk handuk dari bahan sutra masih diminati. Untuk pengekspor bahan sutra ini Cina mendominasi untuk impor sutra ke pasar domestik Jepang dengan persentase 70.1 % dari total volume bahan sutra yang diimpor oleh Jepang (setara dengan 2,273 ton). Sementara dari nilai transaksi, volume impor Cina tersebut setara dengan 8.849 Miliar Yen (67.7 % dari total nilai transaksi impor sutra Jepang). Negara eksportir terbesar kedua dan ketiga untuk sutra ke Jepang ialah Vietnam dan Brazil. Data lengkap dapat dilihat Gambar 2.5.

3. Bahan Kapas/cotton

Gambar 2.5. Data produk impor Jepang untuk bahan sutra SUMBER: JETRO 2011

Gambar 2.6. Data produk impor Jepang untuk bahan wool SUMBER: JETRO 2011

Share importer (berdasarkan value)

67.70% 10.10%

9.90% 1.30%

1.30% 7.60% 2.10%

(22)

Berdasarkan data tahun 2010, Cina masih menjadi negara pengekspor kapas terbesar ke Jepang dalam hal volume serta nilai transaksi perdagangan. Cina tercatat memiliki andil sebesar 21.6 % ( 39,256 ton ) untuk volume ekspor serta 32.5 % ( 19.3 Milyar Yen ) untuk nilai transaksi perdagangan kapas di Jepang. Dalam hal ini, Cina mendapat rival dari para eksportir kapas Amerika Serikat dan Indonesia. Australia dan Amerika mengekspor bahan dasar kapas serta benang kapas, sementara Cina dan Indonesia lebih banyak mengekspor bahan tekstil berbasis kapas yang telah dibuat dan diproses menjadi bahan atau produk lain, sehingga menimbulkan perbedaan di harga rata-rata per unit barang. Terkhusus Cina, dalam beberapa dekade terakhir terus meningkatkan kualitas produksi serta proses penambahan nilai produksi pada produk sehingga meningkatkan harga barang-barang ekspor mereka, termasuk barang-barang berbahan kapas, seperti pada kasus brief market ini yaitu handuk. Data lengkap mengenai produk kapas dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6. Data produk impor Jepang untuk bahan kapas SUMBER: JETRO 2011 32.50% 10.40% 15.80% 5.30% 6.80% 9.70% 19.50% china USA Indonesia Australia Pakistan India other Share importer (berdasarkan value)

(23)

6. Kondisi Pasar Domestik Jepang Mengenai Produk Handuk

Kondisi pasar untuk produk domestik Jepang dapat dikatakan mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya jumlah produk low-end dari negara-negara Asia seperti Cina. Hal ini juga disebabkan oleh meningkatnya atensi konsumen Jepang terhadap “fast fashion” sebagaimana yang dipelopori oleh Uniqlo dalam beberapa tahun

terakhir. Ditambah dengan resesi ekonomi global yang berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat global, semakin mempersulit kondisi bagi para produsen dalam negeri Jepang. Berdasarkan data survei yang dikeluarkan oleh Japan Apparel Technology and Research Association per 2010, besarnya pasar apparel di Jepang ialah sebesar 7,251,900 Juta Yen, atau mengalami peningkatan sebesar 86.5 % dibandingkan dengan data tahun 2009 ( JETRO 2011 ). Namun jika dibandingkan dengan puncak nilai transaksi untuk apparel Jepang yang terjadi pada tahun 1996 ( 15,218,500 Juta Yen ), bisa dibandingkan bahwa nilai transaksi pada tahun 2010 menurun tajam atau hamper setengah dari nilai transaksi puncak pada tahun 1996 tersebut. Data mengenai total nilai transaksi dari produk apparel di Jepang dalam kurun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar 2.11.

(24)

7. Regulasi dan Prosedur Ekspor Produk Handuk

Pengaturan impor produk-produk apparel dan turunannya ( termasuk handuk ) termasuk ke dalam pengaturan tarif bea cukai, valuta asing dan perdagangan luar negeri, perlindungan satwa liar dan kontrol infeksi penyakit pada hewan domestik.

Persyaratan regulasi dan prosedur produk apparel

Penjualan produk-produk apparel dan bahan penyusunnya harus mengikuti peraturan perundang-undangan atas tindakan pembenaran premi dan salah paham, tindakan pembahayaan terhadap satwa dan tumbuhan langka, pelabelan barang berkualitas, control terhadap zat-zat yang berbahaya, dan transaksi komersial spesifik. Selanjutnya, container dan pengepakan harus mengikuti ketentuan pelabelan, undang-undang promosi barang, serta daur ulang dari container dan paket yang digunakan.

Prosedur pelabelan barang

Berikut ini adalah prosedur pelabelan barang produk apparel berdasarkan ketentuan yang berlaku.

(ア) Jenis kain

(イ) Instruksi pencucian

(ウ) Hal-hal yang tidak boleh dilakukan terhadap produk (エ) Jenis kulit ( apabila menggunakan bahan kulit ) (オ) Nama label dan informasi ( alamat, nomor telepon )

Sedangkan untuk bahan material produk-produk apparel, penulisan label harus mempunyai informasi sebagai berikut.

Gambar 2.7. Data Nilai Transaksi Produk Apparel di Jepang SUMBER: JETRO 2011

(25)

① Jenis kain

② Nama label dan informasi ( alamat, nomor telepon )

Selanjutnya, pada kemasan paket atau container, harus ditempelkan label seperti dibawah ini:

Untuk industri importir yang telah bekerja sama dengan industri teksti atau produk-produk apparel lainnya di Jepang, atau yang telah ditunjuk sebagai produsen dari bahan-bahan untuk produk apparel harus memiliki dan memenuhi ketentuan pelabelan dari Japanese Industrial Standards ( JIS ). Importir yang sudah memiliki persetujuan dari JIS harus memberikan label pada kemasan paket atau kontainernya dengan logo berikut.

8. Saluran Distribusi Produk Handuk dan Apparel Lainnya

Untuk produk apparel jadi seperti handuk, saluran distribusi bagi para eksportir luar negeri untuk masuk ke pasar domestik Jepang ialah sebagaimana diterangkan oleh bagan pada gambar 2.8 berikut.

(26)

Sementara untuk bahan dasar apparel jalur distribusi ekspor ke Jepang ialah sebagai berikut.

Gambar 2.9. Diagram distribusi jalur untuk bahan dasar apparel

SUMBER: JETRO 2011

Gambar 2.8 Diagram jalur distribusi produk apparel

(27)

Pasar produk apparel seperti dalam hal ini handuk, termasuk pasar yang sudah matang dari segi pelaku pasar ( produsen maupun konsumen ), oleh karenanya penting untuk memiliki ciri khas brand dan karakteristik produk yang dapat dibedakan dari produk-produk sejenis lainnya. Resesi ekonomi global juga menyebabkan konsumen pasar di Jepang menjadi lebih selektif terhadap barang-barang yang muncul di pasar, baik itu dari segi harga maupun kualitas. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk para calon eksportir produk apparel ke Jepang dalam rangka memasuki ranah pasar konsumen Jepang.

1. Musim ( season )

Jepang merupakan negara empat musim dan memiliki temperatur serta keadaan iklim yang bervariasi sepanjang tahunnya. Hal ini menjadi penting untuk para produsen handuk dan apparel lainnya mengingat kebutuhan handuk untuk setiap musimnya bisa berbeda. Sebagai contoh, untuk musim dingin, produk handuk yang digunakan adalah jenis handuk yang gampang kering, lembut, mempunyai bahan yang menyerap air dengan cepat, sehingga meskipun kurang mendapatkan sinar matahari pada saat penjemuran, akan kering dengan sendirinya. Sedangkan untuk produk handuk di musim panas, dipilih jenis bahan yang tidak gampang bau, tahan udara lembab, tidak mudah berjamur, atau kotor. Contoh tersebut menjadi hal yang penting untuk memasukan musim sebagai bahan pertimbangan dalam memproduksi dan mengekspor handuk dan barang lainnya ke Jepang.

2. Jumlah Produksi Barang

Berbeda dengan karakteristik pasar Amerika dan Eropa, produsen pada umumnya akan memproduksi barang dalam jumlah besar kemudian mengekspor barang tersebut ke negara-negara Amerika dan Eropa. Hal ini berbeda dengan pangsa pasar di Jepang yang lebih mengutamakan produksi dalam jumlah kecil namun memiliki variasi produk yang lebih beragam. Inovasi sangatlah dihargai oleh masyarakat Jepang yang sangat maju. Konsekuensi dari hal ini ialah, perlunya studi yang berkesinambungan dan intensif mengenai permintaan pasar

(28)

serta kuantitasnya dan mengembangkan suatu sistem pemasaran yang dapat melepas barang produksi ke pasar di momen-momen yang tepat.

3. Standar Kualitas Barang

Walaupun barang ekspor tertentu telah lolos dari inspeksi standar kualitas ekspor negara tersebut, hal ini belum menjamin barang tersebut lolos dari inspeksi standar kualitas barang Jepang. Oleh karenanya, sangat penting menjaga kualitas barang ekspor ke Jepang karena negara Jepang terkenal memiliki standar yang sangat ketat mengenai barang-barang impor.

(29)

1. TPO/Kedutaan Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar : Yoshinori KATORI

Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308

Fax : (62-21) 3192-5460

Website : www.id.emb-Jepang.go.jp Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA

Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308

Fax : (62-21) 3192-5460

Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO

Jl. Sumatera 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008

Fax : (62-31) 503-0007

Konsulat Jenderal Jepang - Medan Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI

Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-61) 457-5193

Fax : (62-061) 457-4560

Konsulat Jenderal Jepang - Makasar Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA

Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makasar, Indonesia Phone : (62-411) 871-030, 872-323, 851-882

Fax : (63-61) 853-946

Konsulat Jenderal Jepang Cabang Denpasar Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address :

Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-361) 227-628

Fax : (62-21) 231-308, 265-066

2. Kamar Dagang Jepang

Tokyo Chamber of Commerce &Industry (HQ)

3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan T : (813) 3283 7523

F : (813) 3216 6497

(30)

W : www.tokyo-cci.or.jp/ E: kokusai@tokyo-cci.or.jp

Fukuyama Chamber of Commerce and Industry

2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City Hiroshima-Prefecture 720-0067 Japan T : (818) 4921 2345

F : (818) 4922 0100 W : www.fukuyama.or.jp/e E: cci@fukuyama.or.jp

Hiroshima Chamber of Commerce

44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Japan T : (818) 2222 6610

F : (818) 2211 0108

W : ww.hiroshimacci.or.jp/

Kawasaki Chamber of Commerce and Industry

11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T : (814) 4211 4111

F : (814) 4211 4118

W : www.kawasaki-cci.or.jp

Kyoto Chamber of Commerce & Industry

240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Japan T :(817) 5212 6450

F : (817) 5255 0428 W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/ E: shinkou@kyo.or.jp

Osaka Chamber of Commerce & Industry

2-8 Hommachi-Bashi, Chuo-ku Osaka 540-0029 Japan T : (816) 6944 6400

F : (816) 6944 6293

W : www.osaka.cci.or.jp/e/

Okinawa Chamber of Commerce and Industry 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T : (819) 8938 8022

F : (819) 8938 2755 W : www.okinawacci.or.jp E: info@okinawacci.or.jp

Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga 526-0037 Japan T : (817) 4962 2500

F : (817) 4962 8001 W : www.nagahama.or.jp E: cci@nagahama.or.jp

(31)

3. Asosiasi produk apparel dan bahan tekstil di Jepang

4. Daftar Pameran Terkait

Nama Event Detail / Informasi

The 43rd International Hotel

and Restaurant Show Tokyo Big Sight Interior Lifestyle Tokyo Tokyo Big Sight

http://www.interior-lifestyle.com/ The 33rd Japantex 2014

Interior Trend Show

Tokyo Big Sight

http://japantex.jp/ Tokyo International Gift Show Tokyo Big Sight

http://www.giftshow.co.jp/english/ 5. Perwakilan Indonesia di Jepang

KBRI Tokyo

Duta Besar : Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan : Julia Silalahi 2-9 Highashi Gotanda, 5-chome,

Shinagawa-kuTokyo-to,141-0022,Japan Phone : (+81-3) 3441-4201 Fax : (+81-3) 3447-1697 Email : info@indonesianembassy.jp Website : www.indonesianembassy.jp KJRI Osaka

KUAI : Bambang Soegianto

Resona Semba Building 6th Floor, 4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan

Phone : (+81-6) 6252-9826 Fax : (+81-6) 6252-9872

Email : kjri-osaka@indonesia-osaka.org Website : www.indonesia-osaka.org

(32)

ITPC Osaka

Kepala : Rosiana C. Frederick Wakil : Eko Priyantoro

Matsushita IMP Bld 2 Fl. 1-3-7 Shiromi, Chuo-ku, Osaka 540-6302, Japan Tel : (+81-6) 6947-3555 Fax : (+81-6) 6947-3556 Email : itpc.osaka@kemendag.go.id Website : www.itpc.or.jp 6. Referensi

1. Japan Custom www.customs.go.jp 2. JETRO, http://www.jetro.go.jp/

3. Statistics Bureau of Japan http://www.stat.go.jp

Gambar

Gambar 1. Populasi dan rata-rata pertumbuhan populasi penduduk jepang 02468101214160204060801001201401920192519301935194019451950195519601965197019751980198519901995200020052010year(%)(juta) (%) populasi Pertumbuhan populasi
Gambar 2. Perubahan penduduk berdasarkan usia (tahun 1920 – 2010)  Masyarakat  Jepang  homogen  dalam  etnis,  budaya  dan  bahasa,  dengan  sedikit  populasi  pekerja  asing
Gambar 2.2. Data produk impor Jepang untuk bahan dasar pakaian seperti linen, sutra, wool, kulit,  kapas
Gambar 2.4. Data produk impor Jepang untuk bahan tekstil  SUMBER: JETRO 2011
+5

Referensi

Dokumen terkait

BPTP Kalimantan Barat berperan sebagai jembatan teknologi pertanian dari lembaga-lembaga penelitian komoditas nasional, perguruan tinggi, swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat

Untuk mengetahui pengaruh kondisi reaksi, dilakukan uji degradasi terhadap larutan remazol red dengan konsentrasi 10 ppm, pH 7 dan waktu penyinaran 60 menit pada tiga kondisi

Hasil degradasi diambil sebanyak 5,0 mL untuk dianalisis dengan spektrofotometer UV – Vis pada panjang gelombang maksimum, dengan akuadem yang telah ditambahkan HCl/NaOH

Dalam penelitian ini dilakukan regenerasi fotokatalis Ca1-xCoxTiO3 setelah mengalami proses degradasi senyawa metilen biru dengan radiasi sinar UV.. Katalis hasil

Untuk menambah tingkat akurasi sistem pada klasifikasi data, sebaiknya penelitian dilakukan pada jenis dataset yang lain agar hasil yang diperoleh pun lebih banyak dan beragam,

Setelah mendapatkan table program dan investasi berdasarkan sektor, maka untuk menjamin keterpaduan program bidang cipta karya, usulan program- program di kelompokan kembali dan

Apabila seseorang sudah gabe yang artinya dari segi usia sudah memiliki keturunan baik anak dan cucu bahkan cicit akan menjadi kebanggan bagi orang tersebut,

Informasi yang dimiliki manajemen hanya bermanfaat pada alokasi anggaran, tetapi tidak pada nilai anggaran secara keseluruhan karena adanya pedoman anggaran yang