• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MENTERI PERDAGANGAN PADA

PEMBUKAAN RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERDAGANGAN TAHUN 2008

DI ISTANA WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 11 AGUSTUS 2008

Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia yang kami hormati; Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu serta para undangan yang kami hormati;

Para peserta Rapat Kerja Departemen Perdagangan yang kami banggakan.

Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua,

Pertama-tama marilah kita bersama-sama mengucapkan puji syukur pada Tuhan YME bahwa pada pagi hari ini kita telah diberikan kesehatan dan kesempatan untuk hadir pada acara pembukaan Rapat Kerja Departemen Perdagangan tahun 2008 ini. Kita juga bersyukur bahwa di sela-sela kesibukan beliau, Bapak Wakil Presiden berkenan meluangkan waktunya untuk membuka secara resmi Rapat Kerja Departemen Perdagangan.

Bapak Wakil Presiden serta para undangan sekalian yang kami hormati,

(2)

melakukan evaluasi atas pencapaian kinerja Departemen Perdagangan dalam Tahun 2007-2008 maupun langkah-langkah apa yang perlu diantisipasi dan dilakukan ke depan. RAKER ini juga dilaksanakan untuk mengkoordinasikan dan mensinergikan program pembangunan sektor perdagangan tahun 2009 antara pusat dan daerah dalam rangka “merampungkan” Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2009 sektor perdagangan serta pencapaian sasaran RPJMN 2004-2009 yang akan berakhir pada tahun 2009 mendatang.

Rapat Kerja Departemen Perdagangan ini akan diselenggarakan selama 3 (tiga) hari, dari tanggal 11-13 Agustus 2008, di Hotel Borobudur Jakarta. Tema Rapat Kerja Departemen Perdagangan kali ini adalah “Mengembangkan Kreativitas Sektor Perdagangan Dalam Rangka Kebangkitan Perekonomian Nasional”.

Mengingat bahwa kita saat ini merayakan kebangkitan nasional yang ke 100 tahun dan tantangan eksternal dan ketidakpastian yang kita hadapi, maka kita harus lebih kreatif untuk bisa terus membangkitkan perekonomian nasional sehingga dapat mengantisipasi tantangan maupun mereliasasi potensi yang ada dan pada akhirnya mencapai sasaran-sasaran RPJM 2004-2009.

Berbagai tantangan eskternal yang sedang dan akan terus dihadapi termasuk, ketidakpastian perekonomian dunia karena diperkirakan bahwa penurunan pertumbuhan ataupun resesi di Amerika Serikat akan terus berlangsung untuk satu sampai dua tahun ke depan. Hal tersebut berdampak kepada pasar ekspor

(3)

untuk produk kita maupun iklim makroekonomi secara lebih luas. Dalam keadaan tersebut, tekanan untuk protektionisme pun meningkat. Selain itu, kita masih terus dihadapi dengan fluktuasi harga komoditi yang sempat melonjak tinggi dan berfluktuasi dengan dampak terhadap berbagai barang pokok sementara ini pada posisi stabil dan bahkan menurun dengan menurunnya harga minyak. Namun tentunya harga-harga perlu terus dipantau untuk antisipasi di dalam negeri maupun sebagai potensi untuk mengembangkan beberapa komoditi yang dapat di tingkatkan produksinya di dalam negeri. Salah satu potensi Indonesia adalah pasar dalam negeri yang besar sehingga dalam keadaan ketidakpastian di luar negeri, pasar dalam negeri merupakan peluang dan potensi.

Dari segi prioritas pembangunan, sektor perdagangan mempunyai kaitan dengan tujuan peningkatan ekspor dan investasi, kestabilan harga bahan pokok, kelancaran distribusi dan kesejahteraan pedagang kecil, dan menjaga iklim usaha di sektor perdagangan supaya kondusif.

Berbagai hal yang telah dicapai dan menjadi prioritas di sektor perdagangan secara singkat mencakup dua kelompok utama:

1. Pertumbuhan ekspor dan daya saing Indonesia: 2004-2007 dari 71.6 milyar menjadi 114 milyar dan dapat mendekati 130-40 milyar (karena untuk periode Januari - Juni 70.5 milyar) atau hampir naik dua kali lipat dalam kurun waktu 4 tahun pemerintahan ini. Pertumbuhan ekspor sebesar 30.8 persen dan non migas sebesar 23.2 persen, atau masih jauh diatas target pemerintah 12-14 persen.

(4)

Memang di dorong oleh harga komoditi, namun volume juga meningkat dan untuk beberapa produk yang tidak terkait dengan komoditi mengalami peningkatan yang baik seperti kertas, otomotif dan produk TPT/Sepatu. Hal tersebut memang mencerminkan realisasi investasi dari tahun-tahun sebelumnya, dan ada fenomena yang harus kita tanggapi dengan sigap, yaitu peralihan sourcing atau pembelian dari RRT/Vietnam ke Indonesia (termasuk investasi) untuk berbagai produk yang padat karya, maupun Indonesia sebagai pusat untuk produksi regional (terbantu dengan keadaan makroekonomi dan politik Indonesia yang relatif lebih stabil dan kerjasama regional seperti IJ-EPA). Yang juga diluar dugaan adalah dalam iklim ketidakpastian perekonomian dunia, pertumbuhan ekspor ke AS dan Uni Eropa justru diatas tren yaitu 16.7 persen dan 19.1 persen (padahal tahun 2007 5 persen dan 11.4 persen). Hal-hal yang perlu terus kita lakukan dari segi program, negosiasi, lobi, promosi dan pemahaman mengenai pasar (market intelligence) yang dilakukan oleh Departemen Perdagangan bertujuan untuk:

- menjaga iklim investasi yang kondusif,

- mengatasi berbagai hambatan ekspor dan menjaga kelancaran arus barang (jalan, pelabuhan, -- auto port),

- menjaga dan membuka akses pasar (WTO, ASEAN, Bilateral, protektionisme yang meningkat, syarat-syarat linkungan dll), tidak lupa juga pengamanan pasar

- promosi dan diversifikasi produk (termasuk jasa-jasa, tenaga kerja professional dapat diekspor dan juga outsourcing) dan pasar,

(5)

- mendorong keunggulan daerah (produk per daerah)

- peningkatan mutu, desain, packaging dan branding (Cetak Biru Ekonomi Kreatif dan Indonesia Design Power)

- menggali dan mengembangkan potensi Pasar Dalam Negeri terbuka secara luas, karena daya saing bukan saja di pasar luar negeri, tetapi juga di pasar dalam negeri. Dengan jumlah jumlah penduduk yang besar dan peningkatan pendapatan dan daya beli, maka Indonesia dapat mengembangkan pasar dan daya saingnya, misalnya kebutuhan akan kendaraan bermotor/mobil, yang memang saat ini mengalami pertumbuhan tinggi.

- promosi dan sosialisasi/kampanye yang konsisten mengenai pengunaan produk dalam negeri (e.g. diversifikasi pangan, kuliner tradisional, produk busana nasional, dll. Sebagai informasi, sekitar 70-80 persen sektor ritel modern menjual produk dalam negeri, sedangkan di sektor tradisional diperkirakan 90 persen)

- pengamanan pasar dalam negeri (salah satu yang diperjuangkan di WTO).

2. Kestabilan bahan pokok dan kesejahteraan pedagang kecil

Setelah mengalami gejolak di paruh pertama tahun 2008 harga pangan mulai stabil dan bahkan ada yang bergerak kebawah. Pemerintah telah berupaya maksimum dengan berbagai program: menjaga kestabilan untuk bahan pokok utama (beras dan harga beras stabil selama tahun 2008, dan direncanakan dapat berlangsung sampai dengan akhir tahun dan ke tahun depan --- peningkatan produksi dan stok yang

(6)

mencukupi, harga dunia pun sudah turun dibawah $800 – kurang lebih sama dengan harga internasional). Namun tentu harus antisipasi terus (Early Warning System – memperbaiki indikator harga, stok dan sangat diperlukannya peran serta daerah), melakukan koordinasi sehingga tidak terjadi gangguan distribusi terutama menjelang bulan puasa dan lebaran – kerjasama dan koordinasi yang erat antara pusat dan daerah, produsen/pedagan/distributor, mengadakan pasar murah

- Sektor Ritel Modern vs Sektor Ritel Tradisional: bagaimana mengembangkan secara bersama-sama, Perpres 112 mengenai Pusat Belanja Modern dan Pasar Tradisional yang mengatur mengenai zonasi, pengeluaran perizinan pusat perbelanjaan/ritel modern/pasar tradisional, trading terms untuk pemasok ke ritel modern, pedoman/norma/standard untuk pasar tradisional antara lain mengutamakan pedagang kecil yang telah berada dilokasi awal dalam proses revitalisasi. Peraturan implementasi, Perda, dan bagaimana revitalisasi/pengembangan pasar tradisional yang layak bersaing (fisik bersih dan nyaman, manajemen karena bisa menyumbang ke pendapatan daerah) – pilot project.

Bapak Wakil Presiden yang kami hormati,

Guna memperkaya wawasan dan pengetahuan para peserta RAKER di dalam diskusi yang akan dilaksanakan nanti, Panitia telah mengundang 7 (tujuh) Menteri Kabinet Pembangunan Indonesia Bersatu untuk duduk sebagai panelis/pembicara. Para Menteri tersebut adalah: 1) Menteri Keuangan; 2) Menko Bidang Perekonomian; 3) Meneg PPN/Kepala BAPPENAS; 4) Menko

(7)

Kesejahteraan Rakyat; 5) Menteri Pertanian; 6) Menteri Perindustrian, dan 7) Meneg Koperasi dan UKM. Kehadiran para Menteri tersebut diharapkan akan memberikan masukan berharga bagi Departemen Perdagangan dalam merumuskan hasil RAKER ini guna menghasilkan langkah-langkah ke depan yang perlu diambil dalam mengantisipasi tantangan dan kesempatanyang di hadapi Indonesia. Di samping itu, Panitia juga mengundang pembicara dari luar Departemen Perdagangan yaitu Walikota Yogyakarta dan Walikota Balikpapan yang diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pembangunan sektor perdagangan di daerah.

RAKER Departemen Perdagangan diikuti oleh sejumlah kurang lebih 200 (dua ratus) orang peserta, terdiri dari Pejabat Eselon I dan II Pusat, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi, Kepala Bidang Perdagangan KDEI Taipei, Atase Perdagangan, Kepala ITPC, Eselon III yang menangani Program di lingkungan Departemen Perdagangan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten yang ditunjuk, serta pejabat Eselon III daerah yang menangani sektor perdagangan.

Bapak Wakil Presiden serta para undangan sekalian yang kami hormati,

Akhirnya dengan segala hormat, kami mohon kesediaan Bapak Wakil Presiden untuk memberikan sambutan dan arahan kepada seluruh peserta RAKER, sebagai bekal bagi para peserta dalam merumuskan program-program yang akan dicapai sebagaimana tertuang dalam RPJM 2004 – 2009 dan RENSTRA Departemen Perdagangan, dan sekaligus kami mohon kepada Bapak Wakil

(8)

Presiden untuk berkenan membuka secara resmi acara Rapat Kerja Departemen Perdagangan tahun 2008 ini.

Demikian, terima kasih

Jakarta, 11 Agustus 2008

MENTERI PERDAGANGAN

Referensi

Dokumen terkait

Kristiantari (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek

Soetomo yang sedang menjalani rawat jalan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kadar GDP pasien dengan mengkategorikan kadar GDP menjadi 2 kategori, yaitu GDP

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis melakukan penelitian yang berjudul Larutan

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna dari waktu terjadinya kompos antara penambahan larutan MOL nasi basi dengan kontrol,

Takva ehli ile hidayete ermemiş insan arasında nasıl nispet olabilir?Takvalı adam, kendini kötü işlere sürüklememesi için yaramaz yoldaştan sakınır.. Sonra pek az

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa anger management training efektif untuk menurunkan agresivitas pada remaja disrup- tive behavior disorders, bahkan dapat diberi- kan pada

Cất giữ các dụng cụ máy không sử dụng ngoài tầm với của trẻ em và không cho bất kỳ người nào không có hiểu biết về dụng cụ máy hoặc các hướng dẫn này vận

Penelitian dengan judul karateristik campuran tanah dengan serbuk batu bata pada berbagai campuran untuk meningkatkan daya dukung lapisan tanah dasar jalan desa,