• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPI2JM Kabupaten Lombok Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPI2JM Kabupaten Lombok Barat"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten Lombok Barat seperti batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi,

klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

RPI2JM

Kabupaten

Lombok Barat

TAHUN 2015 - 2019

BAB 4.

(2)

Gambaran Umum Wilayah | 1

4.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Secara geografis wilayah Kabupaten Lombok Barat terletak antara 1150,46’ sampai dengan 1160.28’ Bujur Timur, dan 80.12’ sampai dengan 80.55’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah :

 Sebelah Utara : Kabupaten Lombok Utara

 Sebelah Selatan : Samudera Indonesia,

 Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kab. Lombok Barat,

 Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Tengah

Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat terletak di Gerung sekaligus sebagai pusat Pemerintahan. Kabupaten Lombok Barat sendiri mempunyai luas wilayah + 2.215,11 Km2 yang terdiri dari daratan seluas + 862,62 Km2 dan lautan seluas 1.352,49 Km2. Peta administrasi Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada peta 3.1 berikut :

Gambar 4.1

Peta administratif Kabupaten Lombok Barat.

en Lombok Barat

(3)

Gambaran Umum Wilayah | 2 Secara administrasi Kabupaten Lombok Barat terbagi dalam 10 Kecamatan, 119 Desa, 3 Kelurahan dan 820 Dusun dimana Kecamatan Sekotong memiliki luas wilayah terbesar dengan luas wilayah ± 529,38 Km2 dan terkecil Kecamatan Kuripan dengan luas wilayah ± 21,56 Km2, seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut di bawah ini.

Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Kelurahan dan Desa Tiap Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

Sumber : BPS Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015

4.2. Gambaran Demografi

(4)

Gambaran Umum Wilayah | 3

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Rata-Rata Anggota Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

Sumber : BPS Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015

Berikut ini adalah rincian jumlah penduduk Kabupaten Lombok Barat berdasarkan jenis kelamin tahun 2014.

Tabel.4.3

Jumlah Penduduk dan Sex Rasio Menurut Kecamayan dan Jenis Kelamin Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

(5)

Gambaran Umum Wilayah | 4 Laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2014 adalah sebesar 1,49% dari jumlah penduduk pada tahun 2010. Adapun kecamatan yang memiliki laju pertumbuhan paling tinggi adalah Kecamatan Sekotong yakni sebesar 1,49%.

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Tahun 2000, 2010 dan Laju Pertumbuhan Menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat

Sumber : BPS Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

4.3. Gambaran Topografi

Berdasarkan kondisi topografinya, wilayah Kabupaten Lombok Barat dikategorikan sebagai berikut :

(6)

Gambaran Umum Wilayah | 5 b. ketinggian 100-500 meter, memiliki luas wilayah sebesar 40.966 Ha atau 48% dari

luas wilayah Kabupaten Lombok Barat

c. ketinggian 500-1000 meter memiliki luas wilayah 8.650 Ha atau 10,1% dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, dan

d. ketinggian 1000 meter keatas seluas 885 Ha atau 1,0% dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat..

Tabel 4.5 Luas Kemiringan Lahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

No Ketinggian Luas Wilayah (ha) Persentase (%)

(1) (2) (3) (4)

Sumber data : Profil Daerah Kab. Lombok Barat 2014

Kemiringan tanah merupakan suatu faktor yang sangat perlu dipertimbangkan

didalam segala kegiatan pembangunan, terutama pembangunan yang bersifat fisik.

Hal ini mengingat lereng atau kemiringan tanah sangat berpengaruh terhadap erosi

permukaan tanah. Semakin panjang dan semakin besar kemiringan tanah, akan

semakin cepat aliran permukaan dan semakin besar daya angkut dari aliran tersebut.

Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Lombok Barat sangat bervariasi dan di klasifikasikan ke dalam 4 (empat) kelas kemiringan sebagai berikut:

a. Tingkat kemiringan 0-2 % merupakan tingkat kemiringan yang paling luas mencapai sekitar 31.841 Ha atau 37,3 % dari luas Kabupaten Lombok Barat ; b. Tingkat kemiringan 2-15 % mencapai seluas 10.657 Ha atau 12,5% dari luas

wilayah Kabupaten Lombok Barat ;

c. Tingkat kemiringan 15-40 % seluas 25.920 Ha atau 30,3 % dari luas Kabupaten Lombok Barat dan

(7)

Gambaran Umum Wilayah | 6 Apabila dilihat penyebaran dari masing – masing kelas kemiringan tanah dalam tiap Kecamatan, maka Kecamatan Labuapi dan Kediri termasuk kategori relatif datar jika diprosentasekan dengan jumlah keseluruhan luas wilayahnya, sedangkan Kecamatan Kuripan dan Kecamatan Gerung sebagian besar termasuk datar walaupun sebagian kecil ada yang bergelombang sampai terjal. Untuk wilayah utara dan selatan sebagian besar wilayahnya bergelombang sampai terjal, oleh karena itu bentuk kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di kecamatan wilayah utara maupun wilayah selatan harus selalu berorientasi menghindari timbulnya kerusakan tanah.

Tabel 4.6

Tingkat Kemiringan Tanah di Wilayah Kabupaten Lombok Barat

No Kecamatan

Luas Peringkat Kemiringan (Ha) Jumlah

(ha)

(8)

Gambaran Umum Wilayah | 7

4.4. Gambaran Geohidrologi

Wilayah Kabupaten Lombok Barat dilalui oleh banyak aliran sungai dan anak sungai, namun tidak semua sungai berair sepanjang tahun. Mata air yang ada di wilayah Kabupaten Lombok Barat terdapat sekitar 146 sumber mata air yang airnya mengalir ke sungai – sungai Meninting, Dodokan, Jangkuk, Babak dan Sekotong.

Potensi air baku di Kabupaten Lombok Barat untuk pengembangan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) selama sepuluh tahun ke depan pada umumnya tersedia. Air permukaan yang dapat dimanfaatkan adalah : Sungai Meninting, Jangkok dan Babak. Yang memerlukan upaya khusus untuk air baku serta air minumnya adalah Gerung, Kediri, Narmada dan Lembar serta 2 (dua) Ibu Kota Kecamatan (IKK) dan 22 Desa.

4.5. Gambaran Geologi

Kabupaten Lombok Barat terdiri dari batuan sedimen dan batuan terobosan yang pada umumnya berkisar dari Tersier sampai Kuarter. Satuan batuan tersebut adalah formasi Pengulung yang tersusun dari hasil endapan gunung berapi. Satuan batuan termuda banyak ditemui di Kabupaten Lombok Barat bagian barat dan pantai utara timur laut Pulau Lombok. Kabupaten Lombok Barat secara fisiografi merupakan bagian dari Busur Gunung Api Nusa Tenggara Barat sekaligus merupakan bagian dari Busur Sunda sebelah Timur dan Busur Banda disebelah barat. Busur tersebut membentang dari Pulau Jawa hingga mengitari Laut Banda. Dilihat dari kondisi morfologi, Kabupaten Lombok Barat memiliki daerah pegunungan dengan timbilan kasar. Bagian barat dan pantai utara-timur laut Pulau Lombok didominasi oleh dataran rendah dengan jenis tanah alluvium, batuan gunung api formasi lekopiko dan formasi kalibabak. Daerah ini sebagian besar dimanfaatkan untuk pertanian dan permukiman.

4.6. Gambaran Klimatologi

(9)

Gambaran Umum Wilayah | 8

Tabel 4.7

Temperatur, Kelembaban, dan Curah Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Selaparang dalam Buku Profil Kabupaten Lombok Barat, 2014

4.7. Kondisi Sosial dan Ekonomi

4.7.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Pada prinsipnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan komulatif pembangunan suatu daerah yang terfokus pada pembangunan manusia. Indikator ini ditetapkan oleh UNDP dengan maksud bahwa setiap usaha pembangunan selalu menempatkan manusia sebagai tujuan akhir pembangunan bukan hanya sebagai alat bagi pembangunan. Berdasarkan pada prinsip ini, maka pembangunan di Kabupaten Lombok Barat secara konsisten memberikan perhatian kepada peningkatan IPM yang secara simultan diwujudkan dalam kebijakan pembangunan daerah.

(10)

Gambaran Umum Wilayah | 9 Tabel 4.8

IPM Menurut Kabupaten/Kota dan Peringkat IPM Provinsi NTB Tahun 2004-2007

KABUPATEN/KOTA IPM (0-100) PERINGKAT IPM (NASIONAL)

PERINGKAT

Sumber : BPS Provinsi NTB tahun 20012

Perkembangan nilai IPM Kabupaten Lombok Barat secara agregatif pada setiap komponen menunjukkan kecendrungan kenaikan yang cukup berarti dari tahun ke tahun. Tiga komponen dijadikan pengukuran pembangungan manusia yakni Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi, secara detail dijabarkan dalam empat indikator teknis yaitu Usia Harapan Hidup (UHH), Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), serta Kemampuan Daya Beli (Purchasing Power Parity).

(11)

Gambaran Umum Wilayah | 10 Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup penduduk mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari Usia Harapan Hidup penduduk Kabupaten Lombok Barat yang setiap tahun mengalami kenaikan. Grafik 3.9 menunjukkan perkembangan harapan hidup di Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2009 – 2012. Pada tahun 2009 usia harapan hidup hanya mencapai 60,40 tahun, kemudian mengalami kenaikan berarti menjadi 61,71 tahun pada tahun 2012. Apabila memperhatikan grafik 3.9. terlihat bahwa usia harapan hidup Kabupaten Lombok Barat masih lebih rendah dibandingkan rata-rata usia harapan hidup di NTB.

Grafik 3.9

Perbandingan Perkembangan Usia Harapan Hidup (UHH) Antara Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB Tahun 2004-2007 (dalam Tahun)

Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2012

Pada periode pembangunan selanjutnya diharapkan fokus program pembangunan di bidang kesehatan hendaknya harus lebih terarah guna mendapatkan hasil yang lebih optimal dan berkelanjutan.

Selanjutnya pada komponen pendidikan diukur oleh dua indikator, yaitu Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Dua indikator ini dipandang sebagai pengukur tingkat pengetahuan masyarakat. Sedangkan tingkat pengetahuan dan ketrampilan secara umum yang dimiliki oleh penduduk secara agregat dapat digambarkan melalui rata-rata lama sekolah. Dengan demikian, dua indikator tersebut dapat menggambarkan tentang kualitas penduduk secara umum.

No Kab/Kota 2009 2010 2011 2012

1 Lombok Barat 60,40 60,84 61,28 61,71

2 Lombok Tengah 60,66 61,09 61,52 61,96

3 Lombok Timur 60,26 60,75 61,32 61,88

4 Sumbawa 60,61 60,72 60,82 60,93

5 Dompu 60,94 61,05 61,16 61,26

6 Bima 62,62 62,93 63,24 63,55

7 Sumbawa Barat 61,11 61,28 61,45 61,61

10 Lombok Utara 60,18 60,56 60,94 61,32

8 Kota Mataram 66,15 66,64 67,13 67,62

9 Kota Bima 62,86 62,98 63,10 63,22

NTB 61,80 62,11 62,41 62,73

(12)

Gambaran Umum Wilayah | 11

Grafik 3.10

Perbandingan Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) Antara

Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB Tahun 2009-2012 (dalam persen)

Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2012

Pada tahun 2009 penduduk berumur 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis (melek huruf) di Kabupaten Lombok Barat hanya sebesar 76,41%. Kondisi ini bergerak secara gradual dan perlahan, sehingga pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 2,18 %, yaitu menjadi 78,59 %.

Bila dibandingkan dengan kondisi NTB, AMH di Kabupaten Lombok Barat cukup rendah dengan perbedaan menyolok sebesar 5,09 persen pada tahun 2012. Oleh karena itu kebijakan-kebijakan terobosan di bidang keaksaraan hendaknya menjadi terus ditingkatkan pada periode selanjutnya.

Kemudian, dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduk berumur 15 tahun keatas di Kabupaten Lombok Barat menunjukkan kualitas sumber manusia masih cukup rendah. Pada tahun 2009, rata-rata lama sekolah hanya mencapai kelas 5 sekolah dasar, kemudian berlanjut rata-rata lama sekolah relatif tetap. Rata-rata lama sekolah penduduk mengalami kenaikan yang berarti terjadi pada tahun 2012, yaitu menjadi 6,10 tahun atau kelas 7 sekolah dasar.

No Kab/Kota 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (6) (7) (8) (9)

1 Lombok Barat 76,41 76,42 77,62 78,59

2 Lombok Tengah 71,20 71,48 72,88 73,92

3 Lombok Timur 79,92 80,02 82,89 83,89

4 Sumbawa 89,75 89,78 90,85 90,87

5 Dompu 82,82 83,69 86,35 87,94

6 Bima 85,83 85,87 86,23 87,02

7 Sumbawa Barat 90,72 90,75 91,47 92,50

10 Lombok Utara 71,01 71,27 76,97 77,00

8 Kota Mataram 91,81 91,82 91,85 92,25

9 Kota Bima 92,84 93,74 93,77 93,80

NTB 80,18 81,05 83,24 83,68

(13)

Gambaran Umum Wilayah | 12

Grafik 3.11

Perbandingan Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Antara

Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB Tahun 2009-2012 (dalam rasio)

Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2012.

Grafik 3.12

Perbandingan Perkembangan Kemampuan Daya Beli Masyarakat

(Purchasing Power Parity) Antara Kabupaten Lombok Barat dan Prov. NTB

Tahun 2009-2012

Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008

No Kab/Kota 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (6) (7) (8) (9)

1 Lombok Barat 5,87 5,89 6,09 6,10

2 Lombok Tengah 5,64 5,65 5,99 6,19

3 Lombok Timur 6,33 6,33 6,61 6,91

4 Sumbawa 7,12 7,21 7,35 7,64

5 Dompu 7,20 7,32 7,71 7,97

6 Bima 7,24 7,26 7,38 7,59

7 Sumbawa Barat 7,16 7,23 7,52 8,02

10 Lombok Utara 4,98 5,17 5,60 5,61

8 Kota Mataram 9,20 9,21 9,22 9,68

9 Kota Bima 9,25 9,39 9,71 10,22

NTB 6,73 6,77 6,97 7,19

Nasional 7,72 7,92 7,94 8,08

No Kab/Kota 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (6) (7) (8) (9)

1 Lombok Barat 623,21 625,47 627,24 630,13

2 Lombok Tengah 625,37 627,56 629,26 632,97

3 Lombok Timur 621,85 624,06 625,27 628,09

4 Sumbawa 628,99 631,70 634,41 638,03

5 Dompu 635,53 638,52 641,82 645,50

6 Bima 612,72 615,04 617,95 621,52

7 Sumbawa Barat 627,86 629,89 631,73 632,76

10 Lombok Utara 611,71 613,55 615,90 618,65

8 Kota Mataram 642,17 645,13 648,01 650,09

9 Kota Bima 613,14 615,28 618,42 622,00

NTB 637,98 639,89 642,80 645,72

(14)

Gambaran Umum Wilayah | 13 Dalam bidang ekonomi, paritas daya beli masyarakat Kabupaten Lombok Barat terus mengalami kenaikan. Tabel 4.12 menunjukkanbahwa pada tahun 2009, paritas daya beli masyarakat Kabupaten Lombok Barat masih sekitar Rp. 623.210,- per kapita selama setahun dan mengalami kenaikan yang cukup berarti sampai pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp. 630.130,- per kapita selama setahun. Melambatnya kenaikan ini akibat kenaikan bahan bakar minyak pada tahun 2005 yang berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok tanpa diimbangi peningkatan pendapatan masyarakat. Selain melambatnya perkembangan paritas daya beli masyarakat, nilai paritas daya beli masyarakat Lombok Barat selalu di bawah rata-rata nilai paritas daya beli masyarakat NTB.

Perkembangan IPM Komposit selanjutnya memperlihatkan kecenderungan peningkatan yang konsisten secara komulatif. Pada Tabel 4.13 terlihat bahwa dalam kurun waktu tahun 2004-2007 indeks usia harapan hidup setiap tahun terus mengalami kenaikan. Ini menunjukkan adanya kinerja pembangunan manusia di sektor kesehatan. Pada tahun 2007, indeks kesehatan (usia harapan hidup) Kabupaten Lombok Barat telah mencapai sebesar 57,6. Tetapi indeks yang dicapai masih jauh dari target indeks ideal, yaitu 100, masih

Sumber : - BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008 - RPJMD Kabupaten Lombok Barat 2010 – 2014

(15)

Gambaran Umum Wilayah | 14 Indeks ekonomi juga masih jauh menuju ideal, yaitu pada tahun 2007 indeks ekonomi Kabupaten Lombok Barat baru mencapai sebesar 58,6. Untuk menuju indeks ekonomi yang ideal masih memerlukan 41,4 poin. Dengan rentang poin tersebut sekiranya masih memerlukan program-program pembangunan yang lebih fokus.

4.7.2. Kondisi Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi dengan melihat pencapaian indikator makro ekonomi. PDRB per kapita yang tinggi mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat yang lebih baik, dan sebaliknya PDRB per kapita yang rendah mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat yang kurang berkembang. PDRB per kapita merupakan gambaran dari rata‐rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun. Dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama dapat diperoleh PDRB per kapita untuk tahun yang bersangkutan.

Untuk mengetahui adanya pertumbuhan tingkat kesejahteraan masyarakat, dihitung dengan PDRB per kapita atas dasar harga konstan maupun atas dasar harga berlaku kesejahteraan masyarakat jika pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB itu sendiri, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

Tabel 4.14 Laju Pertumbuhan PDRB per Kapita Kabupaten Lombok Barat

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

No. Sektor 2009 2010* 2011**

1 Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB per Kapita 3.564.160,87 3.948.119,72 4.393.825,55

Laju Pertumbuhan (%) 13,98 10,77 11,29

2 Atas Dasar Harga Konstan

PDRB per Kapita 1.690.045,12 1.770.789,54 1.869.645,39

Laju Pertumbuhan (%) 6,26 4,78 5,58

Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat, 2012 *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

(16)

Gambar

Gambar 4.1
Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Kelurahan dan Desa Tiap Kecamatan
Tabel.4.3
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Tahun 2000, 2010 dan Laju Pertumbuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga secara konkret, apabila menghadapi orang yang sedang mengalami krisis, kita harus melihatnya secara lengkap, utuh dalam keseluruhan sebagai manusia yang perlu

Penelitian dilakukan di rumah sakit kota Semarang dengan alasan pentingnya penganggaran bagi rumah sakit di Semarang, terutama pada proses partisipasi anggaran

Media sosial diertikan sebagai perkhidmatan berasaskan laman sesawang yang membenarkan individu untuk membina sebuah profil yang terikat pada sesebuah sistem,

Pada sektor rumah tangga mengalami peningkatan pertumbuhan energi listrik dengan persentase pertumbuhan rata-rata mencapai 1,736 % pertahunnya hingga 10 tahun

Hal ini juga dapat disebabkan karena bentuk efisiensi pasar yang setengah kuat yang memungkinkan diperolehnya informasi yang belum dipublikasikan oleh pihak internal

Subvariabel dalam penelitian ini adalah personal hygiene yang meliputi personal hygiene rambut, mata, telinga, gigi dan mulut, kulit, serta kuku siswa di SDN

Nilai kondisi batas diperlukan pada batas hulu, yaitu sungai dan batas terbuka. Pada batas terbuka digunakan parameter elevasi muka air, temperatur dan salinitas, sedangkan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan menyusun bahan ajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu dikalangan Guru yang berlatar