• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PESANTREN “Di Pondok Pesantren Nurul Amal Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 20172018” SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MANAJEMEN PESANTREN “Di Pondok Pesantren Nurul Amal Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 20172018” SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

i

MANAJEMEN PESANTREN

“Di

Pondok Pesantren Nurul Amal Kenteng Kecamatan Bandungan

Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017

/2018”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

LINDA ISTIROH

11113064

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

iii

MANAJEMEN PESANTREN

“Di

Pondok Pesantren Nurul Amal Kenteng Kecamatan Bandungan

Kabupaten SemarangTahunAjaran 2017

/2018”

SKRIPSI

DiajukanuntukMemperolehGelar

SarjanaPendidikan

Oleh

LINDA ISTIROH

11113064

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

Motivator yang handal adalah dirimu sendiri, bukan orang

lain.

(

Linda Istiroh

)

ُهَرَياًرْيَخ ٍةَّرَذ َلاَقْثِم ْلَمْعَي ْنَمَف

“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat

(balasan)Nya”

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

 Kedua orang tuaku bapak Ihrom dan ibu Muslikhah tersayang yang telah

membesarkanku dengan penuh kasih saying dan kesabaran.

 Dan untuk adikku tersayang (Azka Anwalul Khaq ) yang sudah memberikan

support selalu.

 Mbah kakung dan mbah putri terimakasih atas doa&motivasi yang mbah selalu

berikan kepadaan anda.

 Seluruh keluarga besar ku terimakasih atas motivasi dandukungan nya.

 Dan untuk si dia yang selalu menemaniku di saat susah maupun senang, thank’s banget tuk support & dukungan selama ini,

semogaperjalananhidupkitakanselamanyaabadi... Amiinn.

 Sahabatku Anisa Ainur rofi, Siti Lailatul Munawaroh & Tamara Islami Diani

Rakasiwi yang selama ini memberikan support dan membantu dalam kelancaran

penyelesaian skripsi ini.

 Keluarga besar MI Ma’arif Bandungan yang selalu memberikan semangat dan motivasinya.

 Untuk teman-teman ku seangkatan PAI 2013 terimakasih telah menjadi bagian

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillairabbil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul Akhir. Aamiin.

Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Manajemen Pesantren di Pondok Pesantren Nurul Amal Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun ajaran

2017/2018” Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana

progam studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut Agama Islam Negeri

(IAIN).

Dalam menyusun skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(10)

x

4. Bapak Sutrisna, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah berkenan secara

ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya

memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses

penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi waktunya dalam

penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. Selaku dosen pembimbing akademik (PA).

Terimakasih atas bimbingannya selama empat tahun membimbing penulis.

6. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali

pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Kepada kedua orang tua penulis bapak Ihrom dan Ibu Muslikhah terimakasih

atas segalamotivasi, dukungan, dan do’a restu kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Keluarga besar ku yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada penulis

untuk kesuksesan penulis.

9. Yayasan Pendidikan Nurul Amal, khususnya Pondok Pesantren Nurul Amal

yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.

10.Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11.Teman-teman satu angkatan tahun 2013 yang telah memberikan semangat

belajar dan motivasi.

12.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan

(11)

xi

Penulis yakin bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih sangat

jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis

harapkan. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca semua, aamin.

Wassalamu’alaikumWr. Wb

Salatiga, 13 September 2017 Penulis

(12)

xii ABSTRAK

Istiroh, Linda. 2017.Manajemen Pesantren Di Pondok Pesantren Nurul Amal Desa

Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang TahunAjaran

2017/2018.Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Sutrisna, M.Pd.

Kata Kunci : Manajemen Pesantren

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pesantren di Pondok Pesantren Nurul Amal. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimanakah pelaksanaan manajemen Pesantren di Pondok Pesantren Nurul Amal? (2) Apa sajakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melaksanakan manajemen Pesantren?

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Pengasuh Pesantren, lurah Pesantren, ketua Pesantren, bagian bendahara serta para ustadz yang merupakan pengurus di Pondok Pesantren Nurul Amal.Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

DEKLARASI ... vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 5

D. ManfaatPenelitian ... 6

E. Penegasan Istilah ... 7

F. Metode Peneletian ... 9

G. Sistematika Penulisan... 18

(14)

xiv

B. Manajemen Pendidikan Pesantren ... 33

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 51

B. Lokasi Penelitian ... 51

C. Sumber Data... 52

D. Prosedur Pengumpulan Data... 53

E. Analisis Data... 55

F. Pengecekan Keabsahan Data... 55

G. Tahap-Tahap Penelitian... 56

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Tempat Penelitian ... 58

B. Temuan Data ... 66

C. Analisis Data ... 78

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Surat Permohonan Ijin Penelitian

3. Surat Telah Melakukan Penelitian

4. Pengajuan Pembimbing

5. Lembar Konsultasi Skripsi

6. Pedoman Wawancara

7. Transkip Hasil Wawancara

8. Dokumentasi Foto Penelitian

9. Laporan SKK

(16)
(17)

17 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Podok pesantren mempunyai peranan yang besar dalam dunia pendidikan,

terutama dalam pendidikan Islam. Untuk mencetak generasi penerus yang cerdas

dan berakhlak mulia diperlukan pendidikan yang menyeluruh, dalam arti

mencakup semua potensi baik dari aspek kognitif, afektif, psikomotor. Pondok

pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mengkombinasikan ketiga

aspek tersebut, tidak hanya menekankan spek kecerdasan kongnitif semata, akan

tetapi juga menekankan pada aspek afektif dan psikomotor, yaitu dengan

mengajarkan nilai-nilai dan norma yang sesuai dengan syari’at Islam serta membekali para santri dengan keterampilan-keterampilan yang berguna bagi

kehidupan sehari-hari.

Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan kegamaan yang berperan besar dalam

pengembangan masyarakat terutama pada masyarakat desa, sejak awal fungsi

pondok pesantren adalah sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan terutama

lebih dititik beratkan pada kegiatan belajar mengajari ilmu-ilmu keagamaan.

Anggapan yang salah masyarakat awam kerap menyamaratakan kehidupan

pesantren. Di mana para santri hanya mengkaji ilmu-ilmu agama, tanpa mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari padahal tidak semuanya

anggapan itu benar (Setyorini. 2003:19-20).

Pesantren disebut juga sebagai lembaga non-formal, karena eksistensinya berada

(18)

18

yang disusun sendiri dan pada umumnya bebas dari ketentuan formal. Program ini

mengandung proses pendidikan formal, non formal dan informal yang berjalan

sepanjang hari dalam sistem asrama. Dengan demikian pesantren bukan saja

tempat belajar, melainkan proses hidup itu sendiri (Hasan Nashihin. 1988:110).

Sebagaimana yang kita ketahui, banyak sekali pondok pesantren yang

berkembang di tengah-tengah masyarakat, akan tetapi dari sekian banyak

pesantren yang ada dapat di golongkan menjadi dua jenis. Menurut (Ghazali,

2003:14) Pondok pesantren terbagi menjadi dua macam, pertama yaitu pondok

pesantren tradisional pondok yang masih mempertahankan bentuk aslinya dengan

semata-mata mengajarkan kitab kuning yang ditulis oleh Ulama abad ke 15

dengan menggunakan bahasa arab. Kedua adalah pondok pesantren modern

merupakan pengembangan tipe pesantren karena orientasi belajarnya cenderung

mengadopsi seluruh sistem belajar secara klasik dan meninggalkan sistem belajar

secara tradisional.

Setiap lembaga pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal pasti

bertujuan untuk mengembangkan peserta didiknya kearah yang lebih baik, salah

satu cara agar tujuan tersebut dapat taercapai adalah dengan melaksanakan

manajemen pendidikan berkualitas dalam suatu lembaga pendidikan. Pondok

pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal juga menerapkan

manajemen pendidikan agar peserta didik (santri) yang belajar di pondok tersebut

dapat berkembang secara maksimal bair dari aspek kongnitif, afektif dan

psikomotor. Tidak mungkin lembaga pendidikan itu mengeluarkan lulusan yang

(19)

19

Dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional yang isinya

menetapkan tentang ujian akhir nasional program wajib belajar 9 tahun pada

Pondok pesantren salafiyah, pendidikan keagamaan terbentuk madrasah diniyah,

pesantren, peasramaan, dan bentuk lain yang sejenis (UU No 20 tahun 2003).

Menurut Undang-Undang no 20 tahun 2003 Pesantren menjadi salah satu

komponen terpenting dalam pendidikan keagamaan, berfungsi mempersiapkan

peserta didik menjadi anggota yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai

ajaran agama Islam dan menjadi ahli dalam bidang agama. Pondok pesantren dan

semua sistem yang ada di dalamnya mendapat pengakuan setelah diberlakukannya

UU No 20 tahun 2003.

Pondok pesantren Nurul Amal adalah salah satu pesantren yang menjadi

lembaga pendidikan non formal dan berbasis kajian salafi dengan fasilitas modern

yang berada di Jl. Wijaya Kusuma 01, Rt03, Rw03 Desa Kenteng Kec.

Bandungan Kab. Semarang. Pondok pesantren Nurul Amal ini berdiri sebagai

salah satu lembaga pendidikan non formal sekaligus sebagai tempat pembelajaran

pendidikan agama Islam yang meliputi berbagai ilmu keagamaan dan ilmu nahwu

shorof yang berguna untuk memahami isi dari kitab-kitab kuning yang menjadi

ciri khas pondok pesantren salafi.

Pondok pesantren Nurul Amal juga memiliki lembaga pendidikan formal.

Didalamnya yaitu MTs PSA, MA PSA dan PAUD. Siswa-siswi yang sekolah di

sekolahan tersebut adalah santri-santri yang ada di pesantren Nurul Amal. Untuk

(20)

20

pendidikan formal yang ada di dalamnya harus melakukan pengelolaan dalam

mengembangkan pendidikan yang baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin memfokuskan penelitiannya

tentang bagaimana manajemen pendidikan pondok dalam menyikapi dan

mengelola pondok pesantren, yang harus mampu menyeimbangkan antara

kebutuhan nilai-nilai pondok. Tantangan dunia modern dan persoalan santri dalam

mengembangkan khasanah pendidikan pesantren yaitu mengkaji kitab-kitab

kuning yang terbentur budaya dengan metode sekolah formal serta bagaimana

pesantren dalam mengatasi persoalan yang dihadapinya dalam membagi revolusi

pendidikan dan tekhnologi yang mempengaruhi pendidikan, baik pendidikan

pesantren serta pendidikan formal.

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui beberapa hal yang melatarbelakangi

serta menghantarkan kepada penulis untuk membahas dalam sebuah skripsi yang

berjudul MANAJEMEN PESANTREN di Pondok Pesantren Nurul Amal Desa

Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun ajaran 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah ini maka penulis memiliki beberapa hal

sebagai rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian manajemen pondok

pesantren Nurul Amal yang meliputi:

1. Bagaimana manajemen pesantren di Pondok Pesantren Nurul Amal

Desa Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun ajaran

(21)

21

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat manajemen pesantren

Nurul Amal Desa Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun

ajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Manajemen Pesantren di Pondok Pesantren

Nurul Amal Desa Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang. Tahun

ajaran 2017/2018.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Manajemen

Pesantren di Pondok Pesantren Nurul Amal Kec. Bandungan Kab.

Semarang. Tahun ajaran 2017/2018.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memperluas wawasan dalam khasanah keilmuan Pesantren

b. Berguna untuk mengangkat citra bimbingan Pendidikan

keagamaan khususnya dalam dunia Pendidikan Pesantren.

c. Menberikan sumbangan fikiran dan informasi kepada

pengelolaan Pesantren dalam menghadapi perkembangan

Pendidikan Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca yaitu memberi pengetahuan tentang Manajemen

(22)

22

mengetahui bagaimana pengorganisasian pesantren terkait

faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan.

b. Bagi lembaga pendidikan pesantren sebagai fokus penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam memberikan pengetahuan

pesantren dalam upaya peningkatan mutu pendidikan bagi para santri dan

memberikan sumbangsih pemikiran dan ide terhadap penyelenggaraan pendidikan

pesantren.

c. Bagi peneliti

Mempunyai ilmu yang baru dan bermanfaat serta sebagai pengetahuan dalam

bidang keilmuan dunia pesantren yang terus akan menghadapi tantangan

tekhnologi dan karakter santri dan pesantren.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran judul di atas, maka perlu

adanya pembatasan permasalahan yang akan penulis teliti sehingga tidak terjadi

pembiasaan dalam permasalahan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu di

ketahui maksud dan istilah dari istilah dalam judul di atas.

1. Manajemen

Manajemenadalah sama halnya dengan administrasi, manajemen juga dari bahasa

latin yaitu manus berarti tangan, agree melakukan, pengelolaan (Usman, 2006:3).

Manajemen adalah usaha-usaha setiap lembaga ataupun organisasi dalam

(23)

23

satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada yang memiliki tujuan

tertentu dalam suatu organisasi (A. Halim Dkk, 2005:70).

Pendidikan adalah usaha sadar terencana dan untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dalam

dirinya (Usman, 2006:30).

Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan

(Purwanto, 2007:5).

Sedangkan maksud dari manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau

rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok

manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.

Manajemen pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola

sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi di dalam

dirinya (Usman, 2006:7).

Jadi, manajemen pendidikan yang dimaksud oleh penulis dalam penelitian ini

yaitu bagaimana pengelolaan pendidikan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren

Nurul Amal Desa Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang.

2. Pesantren.

Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan

tersedndiri dan berbeda dengan pendidikan lainnya (Departemen Agama RI,

(24)

24

pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya tinggal bersama di bawah

bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih di kenal dengan sebutan “kyai” (Ghofur, 2009:80). Jadi dalam pesantren para santri atau murid tinggal bersama

kyai atau guru mereka dalam satu komplek tertentu sehingga dapat menimbulkan

kekhasan pesantren.

Pesantren yang dimaksud oleh penulis dalam penelitian ini adalah tempat bagi

para santri untuk melakukan kegiatan yang ada di dalam pondok sehingga lebih

mudah dalam mengikuti proses pembelajaran yang diselenggarakan pondok.

Berdasarkan penegasan istilah yang telah diterangkan secara terperinci maka,

yang dimaksud dalam judul penelitian secara keseluruhan adalah bagaimana

pengelolaan pendidikan yang dilakukan pengurus Pondok Pesantren Nurul Amal

sehingga Pondok Pesantren Nurul Amal mampu mengelola dengan baik sistem

manajemen yang ada didalamnya, serta dapat mengembangkan potensi-potensi

yang ada didalam diri siswa ke arah yang lebih baik sesuai dengan cita-cita yang

diharapkan.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif

deskriptif, menurut Bogdam dan Tylor dalam Moelong (2009:4). Metode

Kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak berupa

(25)

25

laporan dan foto-foto. Jadi hasil penelitian ini adalah berupa deskripsi atau

gambaran manajemen pesantren Nurul Amal Kenteng Kec. Bandungan Kab.

Semarang tahun 2017

2. Kehadiran Penelitian

Peneliti hadir secara langsung pada objek penelitian dalam rangka pengumpulan

data yang dilaksanakan, sehingga peneliti terlibat secara langsung dan aktif dalam

rangka pengumpulan data.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Tempat atau lokasi penelitian ini adalah di pondok pesantren Nurul Amal Desa

Kenteng Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun 2017, sedangkan yang menjadi

fokus subjek penelitian ini adalah semua komponen yang terkait dengan

penyelenggaraan pendidikan pesantren, sarana prasarana penunjang

penyelenggaraan pendidikan pesantren, personalia (dewan guru), kesiswaan

(santri) dan hubungan sosial masyarakat sekitar pesantren.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 juni 2017 sampai selesai.

4. Sumber Data

Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai sumber

data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini

(26)

26 a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber

pertanyaan (Suryabrata, 2003:39). Adapun yang terlibat secara langsung sebagai

sumber data primer adalah:

Tabel 1.1

No. Nama Jabatan

1. KH. M Muwan Adzani S.Ag Pengasuh Pesantren PA

2. Nyai Siti Rokhfatun Pengasuh Pesantren PI

3. Kholik Lurah Pesantren PA

4. Marfi’atun Lurah Pesantren PI 5. M. Choirul Umam Ketua Pesantren PA

6. Nur Hanifah Ketua Pesantren PI

7. Mahmudiyanto Dewan Ustadz

8. Nur Khamim Dewan Ustadz

9. Nesia Dewan Ustadzah

10. Eka Dewan Ustadzah

11. Ayu Andika Dewan Ustadz

12. Binta Lutfiana Dewan Ustadzah

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah dijadikan dalam

(27)

27

Adapun sumber data sekunder di sini adalah buku-buku yang terkait dengan

Manajemen Pendidikan, arsip-arsip, dokumen, catatan dan laporan Pondok

Pesantren Nurul Amal.

5. Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penulisan naskah skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif. Hal ini merupakan salah satu jenis metode yang menitik beratkan pada

penalaran yang berdasarkan realitas sosial secara objektif. Metode penelitian

kualitatif merupakan pengumpulan data secara mendalam mengenai kegiatan

suatu program. Perilaku peserta dan interaksi manusia secara luas. Dalam hal ini

untuk pengumpulan data yang akan digunakan sebagai penunjang dalam

penelitian. Maka penulis menggunakan beberapa langkah yang berkaitan dengan

metode penelitian tersebut.

a. Wawancara

Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara melakukan percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2008:186)

menjelaskan bahwa wawancara digunakan oleh peneliti apabila ingin melakukan

studi pendahuluan dari suatu penelitian, untuk menemukan suatu permasalah yang

diteliti, digunakan apabila ingin mengetahui hal-hal responden yang mendalam,

dan selanjutnya dari jumlah respondennya yang sedikit/kecil. Dalam arti lain

(28)

28

dimaksud wawancara adalah cara penghimpunan bahan-bahan keterangan yang di

laksanakan dengan melakukan dan dengan arahan serta dengan tujuan yang lebih

ditentukan, dalam penelitian ini metode wawancara digunakan sebagai metode

pengumpulan data dalam pengelolaan pesantren dan bagaimana peran

masing-masing dewan pengasuh, asatidz, pengurus serta santri dalam menerapkan dan

mengorganisir sistem pendidikan pesantren.

b. Observasi

Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dari sistematika

fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi, 2005:136). Metode observasi

adalah cara menghimpun bahan-bahan yang digunakan dengan mengadakan

pengamatan fenomena-fenomena yang dijadikan pengamatan. Adapun cara yang

digunakan adalah mengadakan pengamatan langsung di pondok pesantren Nurul

Amal dengan cara melihat dan pengindraan lainnya. Observasi secara langsung

mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan

manajemen yang dilakukan. Dalam observasi ini yang menjadi ojeknya antara lain

aktifitas kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dilakukan oleh pengasuh dan

dewan asatidz.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atai variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan

sebagainya (Arikunto, 2002:148). Dokumentasi dalam penelitian ini di perlukan

(29)

29

mengumpulkan data yang berupa catatan tertulis dari Pondok Pesantren Nurul

Amal.

6. Analisis Data.

Analisis data digunakan awal penelitian hingga akhir pengumpulan data yang

bersifat terbuka dan induktif, sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi

reduksi data, perbaikan dan ferifikasi atas data yang diperoleh hal ini

dimaksudkan untuk lebih mempermudah pemahaman dan kejelasan.

Menurut Pavon dalam Moelong (2009: 280), tekhnik analisis data adalah proses

kategori urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan suatu

uraian dasar, membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang

signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan

diantara dimensi-dimensi uraian.

a. Pengumpulan data.

Merupakan hasil dari data informasi yang diperoleh dari pengumpulan data baik

menggunakan metode wawancara, pengamatan, maupun observasi, data yang

terkumpul masih berupa data mentah yang belum diolah, sehingga masih perlu

dipilih yang penting dan tidak.

b. Reduksi data.

Reduksi data dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih fokus dan tajam,

karena data yang menumpuk belum dapat memberi gambaran yang jelas. Reduksi

data merupakan penyederhanaan yang diperoleh dari catatan lapangan sebagai

(30)

30 c. Penyajian data.

Data yang dihasilkan melalui proses reduksi data akan langsung disajikan sebagai

kumpulan informasi terusan yang memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penulis membuat ini dengan naratif guna

memperjelas hasil penelitian ini.

d. Kesimpulan.

Dari hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan diverivikasi, pengertian

verivikasi adalah pembuktian yaitu proses-proses mencari arti benda-benda,

mencatat keteraturan, pola-pola dan penjelasan, kemudian data disajikan dan

disimpulkan. Kesimpulan yang diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk

mencari kesimpulan akhir.

7. Pengecekan Keabsahan Data (Validitas Data)

Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian karena

sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan. Validitas

membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang

sesuai yang sebenarnya atau kejadian (Nasution, 2003:105). Tekhnik pengujian

validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

triangulasi. Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan dengan

memanfaatkan suatu yang lain dari data itu sendiri (Moleong, 2009:330). Dalam

penelitian ini tekhnik triangulasi yang digunakan yaitu:

a. Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari

(31)

31

b. Triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang

sama dengan metode yang berbeda.

8. Tahap-tahap penelitian

a. Penelitian Pendahuluan

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis mengkajikan

referensi-referensi yang berkaitan dengan manajmen-manajemen pendidikan pesantren,

sekaligus mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan pondok pesantren

Nurul Amal.

b. Pengembangan Desain

Sebelum tahap pendahuluan, penulis menyediakan waktu guna mengembangkan

desain penelitian, menyusun petunjuk guna memperoleh data yang dibutuhkan,

seperti petunjuk wawancara dan pengamatan.

c. Pelaksanaan Penelitian

Peulis melaksanakan penelitian secara langsung di lokasi penelitian sekaligus

melihat secara seksama, agar lebih mengetahui secara detail berbagai hal yang

berhubungan dengan penelitian dan untuk memperoleh data-data yang

dibutuhkan.

d. Penulisan laporan

Tahap penulisan laporan adalah tahap penyusunan data-data hasil temuan

penelitian secara sistematis. Dalam penulisan laporan penelitian ini tentunya

mencakup semua kegiatan penelitian mulai dari tahap awal penelitian sampai

tahap akhir yaitu tahap penarikan kesimpulan.

(32)

32

Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, definisi operasional,

rumusan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika

penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab kajian pustaka ini, dikupas berbagai pembahasan teori yang menjadi

landasan teoritik penelitian. Manajemen yang meliputi, pengertian manajemen,

pengertian manajemen pendidikan, manajemen kurikulum, manajemen peserta

didik, manajemen sarana prasarana.

Pesantren yang meliputi, pengertian pondok pesantren, macam-macam pondok

pesantren, elemen-elemen pondok pesantren, sistem pengajaran dan pendidikan

pondok pesantren.

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Paparan data dan hasil temuan. Paparan data berisi tentang sejarah berdirinya

pondok pesantren Nurul Amal, maksud dan tujuan pondok pesantren Nurul Amal,

Visi dan Misi, usaha pondok pesantren Nurul Amal, pengurus dan pengasuh

pondok pesantren Nurul Amal, santri pondok pesantren Nurul Amal, sarana dan

prasarana. Paparan data berisi tentang pemaparan sistem pendidikan di pondok

pesantren Nurul Amal, manajemen pondok pesantren Nurul Amal, faktor

pendukung dan penghambat manajemen Pesantren di pondok pesantren Nurul

(33)

33 BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, dengan

pentahapan, menyimpulkan landasan teori, mendeskripsikan hasil wawancara

tentang bagaimana komponen lembaga pendidikan pesantren dalam

memanajemen para santri dan kegiatan pendidikan dalam menyeimbangkan

kebutuhan keilmuan dan kemampuan skill para santri dalam mengikuti segala

kegiatan pendidikan yang diikuti baik pendidikan pesantren maupun pendidikan

umum.

BAB V PENUTUP

Mengakhiri penulisan skripsi pada bab ke lima menguraikan mengenai

kesimpulan akhir dari hasil penelitian ini, saran-saran yang berhubungan dengan

pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Pondok Pesantren dan Pondok Pesantren

1. Hakikat Manajemen Pondok Pesantren

a. Pengertian Manajemen Secara Etimologi dan Terminologi

Manajemen adalah kosa kata yang berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu

menegement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.

Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu asal dari kata ”manus” yang

berarti tangan dan “agree” yang berarti melakukan kata-kata itu digabung menjadi

(34)

34

Menurut Manullang Manajemen adalah seni dan ilmu pencatatan, perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan terhadap sumber

daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Jadi dapat di simpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha para

anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumny.

Manajemen memiliki kegiatan memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan,

dan mengembangkan.

b. Manajemen Pondok Pesantren

Manajemen Pondok Pesantren adalah proses kegiatan dalam menangani,

mengelola, membawa, mengembangkan baik di dalam pendidikannya ataupun

yang lainnya di dalam Pondok Pesantren (Suhartini, 2005:39).

2. Pengertian Pondok Pesantren

Pondok Pesantren berasal dari kata funduk, (bahasa arab) yang berarti rumah

penginapan, sedangkan pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang

memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan

agama Islam (Nasir, 2005:80). Pondok merupakan ciri khas tradisi pesantren yang

membedakan dengan sistem pendidikan tradisional di masjid-masjid yang

berkembang di kebanyakan wilayah negara-negara lain (Muliawan,

2005:156-157). Pendapat lain tentang pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam

Indonesia yang bersifat “tradisional” untuk mendalami ilmu tentang agama Islam

(35)

35

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama,

tempat santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara istilah

pesantren adalah lembaga pendidikan islam, dimana para santri biasanya tinggal

dipondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik (kitab kuning) dan

kitab-kitab umum, bertujuan untuk menguasai ilmu agama islam secara detail,

serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan

pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat (Fenomena, 2005:72).

Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh

serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sistem asrama (pemondokan di dalam

komplek) dimana santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian

atau madrasah yang sepenuhnya di bawah kedaulatan kepemimpinan seorang atau

beberapa orang Kyai (Farida, 2007: 8).

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang membahas dan mengkaji

pendidikan keagamaan terutama agama Islam. Keberadaan pesantren telah lama

tumbuh dan berkembang di masyarakat, dengan pengajaran yang modern dalam

mengembangkan kualitas pendidikannya untuk menjadikan santriwan dan

santriwati yang sesuai dengan tujuan pendidikan dalam pesantren itu sendiri.

Pengertian atau ta’rif pondok pesantren tidak dapat diberikan batasan yang tegas,

melainkan mengandung pengertian yang memenuhi ciri-ciri yang memberikan

pengertian pondok pesantren setidaknya ada 5 ciri yang berada dalam lembaga

suatu pondok Kyai, Santri, Pengajian, Asrama, dan masjid dengan akivitasnya,

Sehingga bila dirangkumkan semua unsur-unsur tersebut, dapatlah dibuat suatu

(36)

36

Pondok adalah tempat pendidikan tradisional yang di kelola oleh kyai dan ada

muridnya melakukan kegiatan pembelajaran untuk mendalami ilmu agama Islam

dan ilmu yang lainnya, sampai sekarang pondok pesantren ini berkembang luas

mempunyai pengertian yang luas sesuai dengan kebutuhan di era sekarang ini.

3. Macam-Macam Pesantren

Seiring dengan perkembangan di masa sekarang, pondok pesantren baik tempat,

sistem pengajaran, sistem pengorganisasianyapun telah mengalami perubahan.

Pesantren di zaman sekarang ada yang sudah tidak memakai kebiasaan-kebiasaan

tradisional pada zaman dahulu, akan tetapi pesantren ini mengalami perubahan

sesuai dengan berkembangnya zaman dimasa sekarang.

a. Pondok Pesantren Tradisional

Pesantren yang tetap mempertahankan pelajarannya dengan kitab-kitab klasik dan

tanpa di berikan pengetahuan umum, model pengajarannyapun lazim diterapkan

dalam pesantren salafi yaitu dengan metode sorogan dan wetonan (Ghazali,

2003:14).

Pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam dilakukan secara individual atau

kelompok dengan konsentrasi pada kitab-kitab klasik berbahasa Arab.

Penjenjangan tidak di dasarkan pada satuan waktu, tetapi berdasarkan tamatnya

kitab yang dipelajari.

(37)

37

Yaitu pesantren yang menerapkan system pengajaran klasikal (madrasah)

memberikan ilmu umum dan ilmu agama, serta juga memberikan pendidikan

keterampilan (Ghazali, 2003:14).

Pembelajaran pada pondok pesantren khalafiyah dilakukan dengan secara

berjenjang dan berkesinambungan, dengan satuan program didasarkan pada suatu

waktu, seperti caturwulan, semester, tahun/kelas, dan seterusnya. Pondok

pesantren khalafiyah lebih banyak yang berfungsi sebagai asrama yang

memberikan lingkungan kondusif untuk pendidikan agama.

c. Pondok Pesantren Campuran/Kombinasi

Pondok pesantren salafiyah dan khalafiyah dengan penjelasan di atas adalah

salafiyah dan khalafiyah dalam bentuknya yang ekstrim. Barangkali, kenyataan di

lapangan tidak ada atau sedikit sekali pondok pesantren salafiyah atau khalafiyah

dengan pengertian tersebut. Sebagian besar yang ada sekarang adalah pondok

pesantren yang berada di antara rentangan dua pengertian di atas (Departemen

Agama RI, 2003:30).

Sebagian besar pondok pesantren yang mengaku atau menamakan diri pesantren

salafiyah pada umunya juga menyelenggarakan pendidikan secara klasikal dan

berjenjang, walaupun tidak dengan nama madrasah atau sekolah, Demikian juga

pesantren khalafiyah pada umumnya juga menyelenggarakan pendidikan dengan

menggunakan pendekatan kitab klasik (pengajian menggunakan kitab kuning)

itulah yang diakui selama ini diakui sebagai salah satu identitas pokok

pesantren.Tanpa menyelenggarakan kitab kuning agak janggal disebut sebagai

(38)

38

Berbagai macam pondok pesantren yang berkembang pada masa sekarang, pasti

mempunyai kelebihan sendiri-sendiri untuk mencetak manusia sebagai khalifah di

bumi (khalifatu filard), untuk menghidupkan agama Allah dengan berbagai cara

menurut ajaran agama Islam.

4. Elemen-elemen pondok pesantren.

Pondok pesantren bukan hanya terbatas dengan kegiatan-kegiatan pendidikan

keagamaan melainkan mengembangkan diri menjadi suatu lembaga

pengembangan masyarakat, oleh karena itu pondok pesantren sejak semula

merupakan ajang mempersiapkan keder masa depan dengan perangkat-perangkat

sebagai berikut (Ghazali, 2003:18).

a. Masjid

Masjid pada hakikatnya merupakan sentral kegiatan muslimin baik dalam dimensi

ukhrawi maupun maknawi masjid memberikan indikasi sebagai kemampuan

seorang abdi dalam mengabdi kepada Allah yang disimbolkan dengan adanya

masjid (Ghazali, 2003:19).

Keberadaan masjid juga digunakan para kyai untuk menyelenggarakan pengajian

yang sifatnya umum yakni pengajian kitab-kitab klasik yang diikuti para santri

dengan masyarakat sekitar pesantren.

b. Pondok

Pondok adalah asrama bagi para santri yaitu sebuah asrama pendidikan Islam

tradisional dimana para siswa tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan

(39)

39

Pondok sebagai wadah pendidikan manusia seutuhnya sebagai operasionalisasi

pendidikan yakni mendidik dan mengajar. Mendidik secara keluarga berlangsung

di pondok sedangkan mengajarnya berlangsung di kelas dan mushola. Hal inilah

merupakan fase pembinaan dan peningkatan kualitas manusia sehingga ia bisa

tampil sebagai kader masa depan, oleh karena itu pondok pesantren merupakan

lembaga pendidikan yang pertama mengembangkan lingkungan hidup dalam arti

kata pengembangan manusia dari segi mentalnya.

Selain sebagai tempat tinggal pondok/asrama merupakan tempat belajar,

bermasyarakat baik dengan sesame santri maupun masyarakat sekitar serta tempat

untuk menimba ilmu agama Islam sebanyak-banyaknya sebagai bekal di

masyarakat dan bekal di akhirat nanti.

c. Kyai

Ciri yang paling memasyarakat di pondok pesantren adalah kyai. kyai pada

hakikatnya adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang mempunyai ilmu

dibidang agama dalam hal ini agama Islam (Ghazali, 2003:22).

Keberadaan kyai sangat sentral sekali suatu lambaga pendidikan Islam disebut

pesantren apabila memiliki tokoh sentral yang di sebut kyai, kyai di dalam dunia

peantren sebagai penggerak dalam mengemban dan mengembangkan pesantren

sesuai dengan pola yang di kehendaki, dengan demikian kemajuan dan

kemunduran pondok pesantren benar-benar terletak pada kemampuan kyai dalam

mengatur operasionalisasi pendidikan di dalam pesantren, sebab kyai sebagai

penguasa baik dalam pengertian fisik ataupun yang non fisik yang

(40)

40

Kyai selain menjadi bagian pondok pesantren kyai juga menjadi imam atau

pemimpin dalam suatu daerah dalam urusan agama bahkan ilmu umum lainya,

realita masyarakat pada masa sekarang memandang kyai adalah kunci dari suatu

daerah sebagai panutan untuk orang banyak.

d. Santri

Istilah santri hanya ada di pesantren sebagai pengejawantahan adanya peserta

didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang kyai yang

memimpin sebuah pesantren, oleh karena itu santri pada dasarnya berkaitan erat

dengan keberadaan kyai dan pesantren (Ghozali, 2003:24).

Santri terbagi menjadi dua yaitu:

1) Santri Mukim

Santri mukim adalah para santri datang dari tempat yang jauh sehingga ia tinggal

dan menetap di pondok (asrama) pesantren (Maksum, 2003:14).

Santri yang mukim ini biasanya memang yang datang dari luar daerah sekitar

pondok pesantren tersebut, jadi santri tersebut dinamakan dengan santri yang

mukim atau santri yang tinggal di pondok pesantren.

2) Santri Kalong

Santri Kalong adalah santri yang berasal dari wilayah sekitar pesantren sehingga

mereka tidak memerlukan untuk tinggal dan menetap di pondok pesantren mereka

bolak-balik dari rumahnya masing-masing (Maksum, 2003:15).

Santri Kalong pada dasarnya adalah seorang murid yang berasal dari desa sekitar

(41)

41

pesantren, melainkan semata-mata belajar dan secara langsung juga pulang ke

rumah setelah belajar di pesantren.

e. Pengkajian Kitab-kitab Kuning

Secara lughowi (bahasa) kitab kuning diartikan sebagai kitab yang berwarna

kuning, karena kertas-kertas yang dipergunakan berwarna kuning atau karena

terlalu lamanya kitab tersebut tersimpan sehingga berwarna kuning (Ghofur,

2009:28).

Kitab-kitab klasik biasanya dikenal dengan istilah kuning yang terpengaruh oleh

warna kertas. Kitab-kitab itu ditulis oleh ulama-ulama zaman dahulu yang

berisikan tentang ilmu keislaman seperti: Fiqih, hadist, tafsir, maupun tentang

akhlaq.

5. Metode Pembelajaran Dalam Pondok Pesantren.

Di bawah ini disebutkan metode pembelajaran di pondok pesantren sebagai

berikut:

a. Sorogan

Metode sorogan adalah kegiatan pembelajaran bagi para santri yaitu menitik

beratkan pada pengembangan kemampuan perseorangan (individu) di bawah ini

adalah bimbingan seorang asatidz atau kyai (Departemen Agama RI, 2003:74).

Model pembelajaran sorogan ini akan lebih mudah dalam memahamkan pelajaran

bagi santri karena antara pengajaran dengan santri berhadapan langsung dalam

(42)

42

ustadz langsung bisa menerangkan sesuai dengan apa yang dimaksud dalam kitab

tersebut.

Sistem sorogan santri juga akan merasakan hubungan yang khusus ketika

berlangsung kegiatan membaca kitab yang langsung disimak oleh ustadz.

b. Bandongan

Metode ini juga disebut dengan metode wetonan, pada metode ini berbeda dengan

metode sorogan. Metode bandongan biasanya dilakukan oleh seorang kyai atau

ustadz terhadap sekelompok peserta didik, atau santri untuk mendengarkan atau

menyimak apa yang dibacanya dari sebuah kitab (Departemen Agama RI,

2003:86).

Sistem pengajaran bandongan ini biasanya dilaksanakan dalam bentuk jama’ah atau bersama-sama yang terdiri dari beberapa kelas di suatu pondok pesantren

dengan diajar oleh seorang ustadz, para santri mendengarkan dan memaknai kitab

kuning yang di bacakan oleh ustadz, biasnya sistem bandongan ini memakai

model ceramah dengan menjabarkan isi dari kitab kuning serta memberikan

keterangan yang lebih luas pada santri.

c. Metode Musyawarah (Bahtsul Masail)

Metode musyawarah atau dalam istilah lain biasa disebut dengan bahtsul masail

merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi atau

seminar (Departemen Agama RI, 2003:92).

Proses pelaksanaanya, para santri bebas mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau

pendapatnya, dengan demikian metode musyawaroh ini lebih menitik beratkan

(43)

43

persoalan dengan argumen logika yang mengacu pada kitab-kitab tertentu, jadi

metode ini juga melatih mental santri untuk tampil di depan orang banyak.

d. Metode Hafalan

Kegiatan belajar santri dengan cara menghafal suatu teks tertentu dibawah

bimbingan dan pengawasan seorang ustadz/kyai, santri diberi tugas untuk

menghafal bacaan-bacaan dalam jangka waktu tertentu (Departemen Agama RI,

2003:100).

Metode ini juga menjadikan santri untuk berlatih kebiasaan istiqomah (ajek)

karena dalam menghafal ini santri harus mengulang-ulang bacaan atau lafadz

yang di hafalkan sesuai target yang di tentukan, juga melatih kecerdasan otak

santri untuk mengingat-ingat materi pelajaran, biasanya metode ini di tekankan

pada pelajara alatnya (nahwunya) seperti tafsir, jurumiyah, imriti, dan alfiyah ibnu

malik, tetapi ada juga pelajaran lain di pondok pesantren yang menggunakan

metode hafalan ini.

6. Fungsi Pondok Pesantren

(Ghozali, 2003:35) menyebutkan: Dimensi fungsional pondok pesantren tidak

bisa di lepas dari hakekat bahwa pondok pesantren tumbuh berawal dari

masyarakat sebagai lembaga informal desa dalam bentuk yang sangat sederhana,

oleh karena itu perkembangan masyarakat sekitarnya tentang pemahaman

keagamaan (Islam) lebih jauh mengarah kepada nilai-nilai ajaran agama Islam.

Fungsi pondok pesantren adalah sebagai berikut:

a. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan.

(44)

44

c. Pondok pesantren sebagai lembaga sosial.

Fungsi pondok pesantren disini sangat mempengaruhi perkembangan pesantren

tersebut selain perkembangannya dengan masyarakat sekitar juga menjadikan

citra pondok pesantren benar-benar baik untuk mencetak generasi yang Islami dan

siap untuk terjun di dalam tengah-tengah masyarakat untuk diharapkan

menyebarkan ilmu-ilmu Islam yang telah di dapatkannya ketika di pondok

pesantren.

B. Manajemen Pendidikan Pesantren

1. Pengertian manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu asal kata dari “manus” yang

berarti tangan dan “agree” yang artinya melakukan kata-kata itu digabung

menjadi kata kerja menjadi “manager” yang artinya menangani (Usman, 2006:6).

Manajemen adalah kata manajemen yang berasal dari kata “to manage

yang berarti mengatur manajemen juga bisa diartikan sebagai kegiatan mengatur

secara substantif (Mahduri, 2005:27).

Manajemen merupakan usaha-usaha setiap lembaga ataupun organisasi

dalam mengembangkan dan memimpin suatu tim kerjasama atau kelompok orang

dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang memiliki tujuan

(45)

45

Berdasarkan pengertian manajemen di atas maka makna manajemen yang

dimaksud penulis meliputi tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian,

penggiatan, dan juga perawatan terkait pendidikan pesantren, hal ini dilakukan

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya

manusia dan juga sumberdaya lainnya, (George R Terry, 1972).

Penulis mendevinisikan yang dimaksud manajemen disini adalah suatu usaha

untuk mengembangkan dan memimpin suatu tim kerjasama atau kelompok orang

dalam satu kesatuan untuk menangani, mengembangkan, membawa, mengelola,

suatu lembaga baik lembaga pendidikan atau yang lainnya.

Dari pengertian di atas dapat diketahui manajemen adalah applied science (ilmu

aplikatif), dimana jika dijabarkan menjadi sebuah proses tindakan melaliputi

beberapa hal (A Halim Dkk Dalam Manajemen Pesantren 2005 : 73).

Adapun manajemen ini juga mempunyai fungsi, ada empat fungsi dalam

manajemen ini:

a. Planning (perencanaan)

Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang

tindakan yang akan di lakukan pada waktu yang akan datang, sedangkan

perencanaan menurut ( Usman, 2006:48) adalah :

Perencanaan dilakukan dalam suatu organisasi untuk mengambil keputusan yang

akan dilaksanakan sebagai rencana awal jalannya suatu organisasi yang normal,

supaya mencapai tujuan yang akan dicapai, meliputi pemilihan atu penetapan

(46)

46

program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang di gunakan untuk

mencapai kebutuhan.

Fungsi perencanaan mencakup penetapan tujuan, standar, penetapan atau

prosedur, dan pembuatan rencana serta ramalan apa yang dikirakan akan terjadi

dalam manajemen pendidikan perencanaan memiliki manfaat-manfaat antara lain

senagai berikut:

1) Standar pelaksanaan dan pengawasan dalam setiap program

pendidikan yang akan dilaksanakan.

2) Penyusunan skala prioritas baik secara sasaran maupun

kegiatan pendidikan yang akan diselenggarakan dan akan

ditetapkan.

3) Alat dalam memudahkan untuk berkoordinasi dengan pihak

terkait semua komponen penyelenggaraan pendidikan (Usman,

2006:49).

Fungsi di atas memberikan dukungan yang penuh dalam merencanakan suatu

perencanaan yang mengacu kepada penetapan tujuan, standar, atau aturan

prosedur dan pembuatan rencana, juga memberikan kemudahan dalam koordinasi

dengan semua pihak komponen penyelenggara pendidikan untuk mencapai tujuan

yang hendak di capai.

b. Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah kegiatan dasar manajemen sebagai kegiatan memadukan

(47)

47

lainnya untuk menjalankan kegiatan sebagaimana direncanakan dalam mencapai

tujuan (Mahdzuri, 2005:46).

Pengorganisasian yang baik adalah organisasi yang baik, tertib, kegiatan berjalan

lancar sesuai rencana sehingga tidak ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan

di kuar dugaan, akan menjadikan suatu hasil yang baik dan sesuai dengan tujuan.

Proses organizing meliputi beberapa kegiatan yaitu:

1) Perumusan tujuan

Sebagai dasar penyusunan organisasi, tujuan harus dirumuskan secara jelas

dengan lengkap baik mengenai bidang, ruang lingkup sasaran yang diperlukan,

serta jangka waktu pelaksanaan tujuan.

2) Penetapan tugas pokok

Tugas pokok adalah sasaran yang diberikan kepada organisasi untuk dicapai,

tugas pokok merupakan landasan dalam penyelenggaraan semua kegiatan dalam

organisasi.

3) Perincian kegiatan

Dalam kegiatan ini selain harus disusun secara lengkap dan terperinci, perlu juga

diidentifikasi kegiatan-kegiatan yang penting dan kegiatan-kegiatan yang kurang

penting.

4) Pengelompokan kegiatan-kegiatan dalam fungsi-fungsi

Kegiatan-kegiatan yang erat hubungannya satu sama lain, masing-masing

dikelompokkan menjadi satu. Kelompok kegiatan sebagai hasil pengelompokan

ini disebut fungsi.

(48)

48

Departemenasi adalah proses konversasi fungsi-fungsi menjadi satuan organisasi

dengan berpedoman dengan prinsip-prinsip organisasi (Bahharudin,

2010:102-103).

Lima pendapat tentang organizing di atas penulis menyimpulkan bahwa suatu

lembaga atau organisasi perlu adanya perumusan tujuan, prinsip-prinsipnya

sehingga pengorganisasiannya bisa terkendalikan dan sesuai dengan aturan.

c. Actualing (penggerakan)

Usaha menggerakan anggota-anggota sehingga mereka berkeinginan dan berusaha

untuk mencapai tujuan berorganisasi. Tindakan untuk mengusahakan agar semua

anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran agar sesuai dengan

perencanaan manajer dan usah-usaha organisasi (Mahdzuri, 2005:47).

Penggerakan sebagai wujud tindakan-tindakan untuk mengarahkan suatu

pekerjaan atau program dalam suatu organisasi yang perlu dilaksanakan oleh

setiap elemen-elemen/bagian yang berwenang dalam suatu organisasi.

Menurut (Bahharudin, 2010:106) Manajemen sebagian besar dipengaruhi oleh

beberapa hal yaitu:

1) Mendapatkan orang-orang yang cakap.

2) Memberikan otoritas kepada mereka.

3) Mengatakan kepada mereka apa yang ingin kita capai

4) Menginspirasi dengan kepercayaan terhadap mereka untuk

mencapai sasaran.

(49)

49

Pengawasan adalah proses manajerial dimana sebuah organisasi akan bergerak

apabila para manajernya mengerti dan paham secara benar akan apa yang

dilakukannya (Suhartini, 2005:72).

Melalui empat tahap itulah manajemen dapat bergerak, namun hal ini sangat

tergantung tingkat kepemimpinan seorang ketua atau manajer. Artinya adalah

suatu proses kepemimpinan akan bergerak apabila manajernya mengerti dan

faham secara benar akan apa yang dilakukan melalui empat prinsip di atas yang

prosesnya saling berkaitan dan saling menentukan satu sama lain antar komponen

organisasi.

2. Pengertian Manajemen pendidikan

Pengertian manajemen pendidikan mempunyai empat pengertian sebagai berikut:

a. Manajemen pendidikan mengandung pengertian proses untuk

mencapai tujuan pendidikan

b. Manajemen pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir

sistem

c. Manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk

mencapai tujuan pendidikan.

d. Manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi efektifitas

pemanfaatan sumber (Suryosubroto, 2004:15-20).

Manajemen pendidikan adalah seni ilmu mengelola sumberdaya pendidikan untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

(50)

50

pengendalian diri, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat bangsa dan negara (Usman, 2006:7).

Manajemen pendidikan adalah sebagai suatu proses atau sistem pengelolaan.

Kegiatan-kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidikan bertujuan untuk

keterlaksanaan proses belajar mengajar yang mencakup tujuan umum dan khusus

yang semuanya bermaksud mengubah nasib kaum yang berada dalam kebodohan

dan berusaha menjadi hamba yang di harapkan.

3. Pengertian Manajemen Pendidikan Pesantren

(Hamzah, 1994 : 32) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

Manajemen Pendidikan Pesantren adalah aktivitas memadukan sumber-sumber

pendidikan pesantren agar terpusat dalam usaha untuk mencapai tujuan

pendidikan pesantren, yang telah ditentukan. Dengan kata lain manajemen

pendidikan merupakan mobilisasi segala sumberdaya pendidikan pesantren untuk

mencapai tujuan pendidikan yang telah diterapkan.

Manajemen dalam arti mengatur (mobilisasi) segala sesuatu agar

dilakukan dilakukan dengan baik dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan

dalam ajaran Islam sebab dalam Islam arah tujuan yang jelas landasan yang kokoh

dan kaifiyah yang benar merupakan amal perbuatan yang di cintai Allah SWT.

Dalam setiap organisasi termasuk pendidikan pondok pesantren memiliki

aktifitas-aktifitas pekerjaan tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Salah satu aktivitas tersebut adalah manajemen. Dengan pengetahuan manajemen

(51)

51

dasar serta ilmu yang ada di dalam Al-Qur’an dan Hadist ke dalam lembaga pesantren.

Seperti diketahui bahwa sebagai sebuah sistem pendidikan Islam

mengandung berbagai komponen yang saling berkaitan satu sama lain komponen

tersebut meliputi landasan tujuan kurikulum, kompetensi dan profesionalisme

guru, pola hubungan guru dan murid, metodelogi pembelajaran, sarana prasarana,

evaluasi dan lain sebagainya. Berbagai komponen ini dilakukan tanpa

perencanaan konsep yang matang seringkali berjalan apa adanya, alami dan

tradisional.

4. Manajemen Kurikulum Pesantren

a. Pengertian kurikulum

Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah

kepada seluruh anak didiknya, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar

sekolah (Suryosubroto, 2004:32).

Kurikulum pesantren adalah kehidupan yang ada dalam pesantren tidak hanya

dalam hal pengajian, madrasah diniyah melainkan semua kegiatan yang di

lakukan santri selama 24 jam di pesantren (Abdul Aziz Dkk. 2007: 86).

Dalam pengertian konvensional, kurikulum sering dimaksud sebagai perangkat

mata pelajaran yang harus ditempuh atau diterima peserta didik untuk

memperoleh ijazah (Makin, 2010:56).

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para tokoh di atas dapat

disimpulkan bahwa pendapat ini memiliki makna yang sangat luas, apapun yang

(52)

52

berupa materi pelajaran, kondisi lingkungan sekolah maupun pondok pesantren,

figur para ustadz, kyai, hubungan antara personalia pengajar dengan semua murid

yang ada di sekolah/madrasah/pesantren, serta metode-metode yang di lakukan

dalam pembelajaran dinamakan kurikulum.

Kurikulum sebagai dasar atau aturan untuk membuat pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan yang di harapkan, yang dilakukan di dalam atau di luar kelas untuk

membuat pembelajaran yang lebih efektif dan teratur.

b. Prinsip Kurikulum Pesantren

Kurikulum yang berkembang di pesantren menunjukkan prinsip yang tetap antara

lain:

1) Struktur dasar kurikulum adalah pengajaran pengetahuan

agama dalam segenap tingkatan dan layanan pendidikan

dalam bentuk bimbingan kepada santri secara pribadi dan

kelompok

2) Kurikulum ditunjuk untuk mencetak ulama’ dikemudian hari, di dalamnya terdapat paket data pelajaran pengalaman,

dan kesempatan yang harus di tempuh oleh santri.

3) Secara keseluruhan kurikulum bersifat fleksibel, setiap

santri berkesempatan menyusun kurikulumnya sendiri

secara penuh. Karena kebutuhan santri berbeda-beda sesuai

dengan panggilan dengan dirinya, misi keluarga, tuntutan

(53)

53

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal dalam proses pendidikan harus

adanya sumber kurikulum yang di gunakan untuk pedoman atau aturan dalam

mengembangkan kualitas pendidikan itu sendiri.

5. Manajemen Personalia

a. Pengertian Manajemen Personalia/Sumber Daya Manusia

(SDM)

Manajemen personalia adalah tekhnik atau prosedur yang berhubungan dengan

pengelolaan sumber daya manusia didalam suatu organisasi. Pada prinsipnya yang

dimaksud “personel” atau personalia adalah orang-orang yang melaksanakan suatu tugas untuk mencapai tujuan, dalam hal ini sekolah dibatasi dengan sebutan

pegawai (Suryosubroto, 2004:86).

Dalam dunia pendidikan, guru atau orang-orang yang melaksanakan tugas untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-murid atau santri didalam pondok

pesantren sangatlah menjadi bagian yang penting demi lancarnya suatu kegiatan

pembelajaran.

b. Prinsip Dasar Manajemen Personalia Meliputi

1) Dalam pengembangan suatu lembaga pendidikan baik

sekolah/madrasah/pesantren, sumber daya manusia adalah

komponen paling penting dalam menunjang berlangsungnya

kegiatan baik pendidikan maupun keorganisasian lembaga.

2) Kultur dan suasana organisasi lembaga pendidikan serta

perilaku manajerialnya sangat berpengaruh pada pencapaian

(54)

54

3) Sumber daya manusia akan berperan secara optimal, jika

dikelola dengan baik, sehingga menunjang tercapainya

tujuan dari lembaga pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan.

4) Manajemen personalia di sekolah/ madrasah, pesantren

pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru,

ustadz, staf adm inistrasi, peserta didik, orang tua) dapat

bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan

sekolah, madrsah dan pesantren (Hasbullah, 2006:11).

Manajemen yang terorganisasi dengan baik dan adanya kerjasama yang baik maka

kan mencapai tujuan yang baik pula sesuai dengan tujuan yang akan dicapai yaitu

untuk mencetak anak-anak didik yang baik.

c. Perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia

Perencanaan SDM merupakan inti manajemen karena semua kegiatan organisasi

Pondok Pesantren didasarkan atas rencana itu. Dengan perencanaan

memungkinkan para pengambil keputusan untuk menggunakan SDM mereka

secara efektif dan efisien (Suhartini, 2005:8).

Perencanaan SDM merupakan serangkaian kegiatan yang di lakukan untuk

mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis lingkungan pada organisasi Pondok

pesantren masa depan, dan untuk mengetahui hal kebutuhan tenaga kerja yang

ditimbulkan dari kondisi tersebut.

(55)

55

Aktifitas pokok fungsi pengadaan meliputi pelaksanaan rekrutmen calon tenaga

yang sesuai dengan profesi dan bidang serta karakteristik yang sesuai dengan

tenaga yang diperlukan dan penempatan tugas dan penugasan staf (Bahharudin,

2010:73).

Rekrutmen adalah suatu usaha untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja yang

profesional dengan mutu yang memadahi, sehingga organisasi dapat memilih

personalia atau dewan pengajar yang cocok dan sesuai dengan jabatan yang

tersedia.

6. Manajemen Peserta Didik

Manajemen peserta didik menunjuk pada pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan

pencatatan murid, semenjak dari proses penerimaan sampai saat murid

meninggalkan sekolah, madrasah, pesantren atau lembaga yang

menyelenggarakan pendidikan tertentu (Suryosubroto, 2004:74).

Dari penjelasan diatas dapat di pahami bahwa manajemen peserta didik adalah

upaya penataan peserta didik, mulai masuk pada lembaga penyelenggaraan

pendidikan sampai dengan mereka lulus, dengan cara memberikan layanan sebaik

mungkin kepada peserta didik.

Beberapa ruang lingkup manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:

a. Penerimaan peserta didik, meliputi penentuan kebijakan,

penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik.

b. Penerimaan peserta didik, meliputi penentuan kebijakan

(56)

56

kriteria penerimaan, prosedur penerimaan pemecahan

problem-problem penerimaan peserta didik.

c. Orientasi peresta didbik baru.

d. Mengatur kehadiran/ketidakhadiran peserta didik baru di sekolah

ataupun madrasah.

e. Mengatur pengelompokan peserta didik.

f. Mengatur evaluasi peserta didik, mengatur kenaikan tingkat

peserta didik.

g. Mengatur peserta didik yang mutasi dan droup out.

h. Mengatur kode etik, keadilan, dan pengangkatan peserta didik.

i. Mangatur layanan peserta didik.

j. Mengatur organisasi peserta didik (Bahharudin, 2010:71-72).

Dari penjelasan diatas dapat di pahami bahwa manajemen peserta didik adalah

upaya penataan peserta didik, mulai masuk pada lembaga penyelenggaraan

pendidikan sampai dengan mereka lulus, dengan cara memberikan layanan sebaik

mungkin kepada peserta didik.

7. Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur dan mengelola

sarana dan prasarana pendidikan, yang bertujuan agar dapat memberikan

kontribusi yang optimal terhadap proses pendidikan dalam mencapai tujuannya

(Makin, 2010:62).

Sarana dan prasarana dalam lembaga pendidikan sangatlah penting karena untuk

(57)

57

dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh dewan pengajar.

Mengigat di sekolah-sekolah kita, saat ini belum terdapat tenaga profesional yang

menangani manajemen dalam pemeliharaan sarana tersebut, maka tugas-tugas

dalam hal ini biasanya diserahkan kepada salah seorang atau lebih karyawan

(pegawai sekolah) yang ditunjuk.

Manajemen sarana dan prasarana meliputi 5 hal yaitu:

a. Penentuan kebutuhan

Sebelum mengadakan alat-alat tertentu atau fasilitas yang lain lebih dahulu harus

melalui prosedur penelitian yaitu melihat kembali kekayaan yang telah ada.

b. Proses pengadaan

Pengadaan sarana pendidikan ada beberapa kemungkinan yang bisa di tempuh

1) Pembelian dengan biaya pemerintah

2) Pembelian dengan biaya dari SPP

3) Bantuan dari BP3

4) Bantuan dari masyarakat lainnya

c. Pemakaian

Penggunaan barang habis dipakai harus secara maksimal dan

dipertanggungjawabkan pada setiap triwulan sekali, sedangkan penggunaan

barang tetap dipertanggungjawabkan satu tahun sekali, maka perlu pemeliharaan

dan barang-barang itu disebut barang inventaris.

d. Pengurusan dan pencatatan

Perlunya untuk disediakan instrumen administrasi antara lain, buku inventaris,

Gambar

Tabel 1.1 No.
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 5.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang.. bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan,

mempengaruhi mutu akhir produk yang digoreng adalah kualitas bahan yang digoreng, kualitas minyak goreng, jenis alat penggorengan dan sistem kemasan produk

Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada peneliti dalam pembuatan skripsi ini yang

Tujuan dari evaluasi terhadap pengendalian sistem informasi pelayanan bengkel GAC Auto Service ialah untuk mengidentifikasi sistem informasi pelayanan yang sedang berjalan,

Arah rotasi venus searah jarum jam (dari timur ke barat). Hal ini berbeda dengan planet-planet lain yang rotasinya berlawanan jarum jam. Sekali mengelilingi matahari, venus

kisi – kisi instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel harga diri yang. diujicobakan dan juga sebagai kisi – kisi instrumen final yang

Pada lima sampel makanan pecel diketahui bahwa diantara pedagang pecel tersebut terdapat beberapa faktor yang kurang memenuhi syarat yaitu sanitasi tempat dagang yang

Adapun tugas yang dikerjakan praktikan diantaranya mempelajari aplikasi ACCPAC, mengetik surat perjanjian kerja waktu tertentu, mencocokan dan mengoreksi faktur bulan