SENI MUSIK KONTEMPORER SEBAGAI MEDIA
DAKWAH
(Studi Pada Grup Musik Seloso Kliwon Salatiga)
SKRIPSI
Digunakan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
AHMAT ROZAQ
117-13-006
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)
FAKULTAS DAKWAH
Motto
ك و و ل أ س ي لَ سبَّىلا َّنِإ ف . ي د ي ِو ج ت ب ل طا و ِل م ع لا ة ع ر س ب ل ط ت لَ
ًِِت ع ى ص ِة د و ج ه ع ن و ل ئ س ي ب مَّو ِإ , ِل م ع لا ه ِم غ ر ف ب م ي ِف
Artinya :
Jangan mengejar perihal cepat dalam bekerja; kejarlahperihal baik
dalam bekerja. Sebab, orang-orang tak bertanya tentang pekerjaan
yang telah selesai; mereka hanya bertanya soal kualitas pekerjaan.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Allah SWT yang selalu memberi pertolongan setiap ku merasa kesulitan.
2. Ayah bundaku tercinta, Ismadi dan Muslikhah yang senantiasa mencurahkan
kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk anaknya.
3. Kakak-kakakku tercinta (Zamrori, Zaenuri Rofi‟in, Mahmudi). Yang telah
menjadi semangatku dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Keluargaku di Seni Musik Club (SMC) IAIN Salatiga yang selalu
membantuku.
5. Keluarga grup musik Seloso Kliwon Salatiga, yang telah memberikan
inspirasi terhadap penyelesaian skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan
kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “SENI MUSIK KONTEMPORER SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi
pada Grup Musik Seloso Kliwon Salatiga)” dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan
yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.
Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
sekaligus dosen pembimbing akademik.
3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
4. Bapak Rasimin, S.Pd.I., M.Pd, selaku pembimbing skripsi.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah bersedia memberikan ilmu,
membimbing dan terus memotivasi.
6. Seluruh staff IAIN Salatiga yang membantu dalam melancarkan urusan
administrasi maupun yang lainnya.
7. Keluarga grup musik Seloso Kliwon yang memberikan ijin dalam penelitian
ABSTRAK
Rozaq, Ahmat. 2018. Seni Musik Kontemporer Sebagai Media Dakwah (Studi
Pada Grup Musik Seloso Kliwon Salatiga). Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.Pd, M.Pd.
Kata Kunci : Musik Kontemporer, Dakwah, Grup Musik Seloso Kliwon.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui aktivitas dakwah grup musik Seloso Kliwon Salatiga, 2) Mengetahui media dan metode dakwah yang digunakan oleh grup musik Seloso Kliwon , serta 3) mengetahui faktor pendukung dan hambatan yang dialami grup musik Seloso Kliwon Salatiga dalam kegiatan dakwahnya.
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi guna mengumpulkan data mengenai aktivitas, media dan metode dakwah yang digunakan grup musik Seloso Kliwon.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
3. Dasar Hukum ... 13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data ... 29
B. Pembahasan ... 30
1. Aktivitas Dakwah Grup Musik Seloso Kliwon ... 30
a. Sejarah Singkat Berdirinya ... 30
b. Tujuan Berdirinya ... 34
c. Struktur Kepengurusan Grup Musik Seloso Kliwon ... 35
2. Media dan Metode Dakwah Grup Musik Seloso Kliwon ... 45
a. Media Dakwah Grup Musik Seloso Kliwon ... 45
b. Metode Dakwah Grup Musik Seloso Kliwon ... 46
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Aktivitas Dakwah Grup Musik
Seloso Kliwon ... 48
a. Faktor Pendukung ... 48
b. Faktor Penghambat ... 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 53
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Nilai SKK
2. Riwayat Hidup Penulis
3. Lembar Konsultasi
4. Hasil Wawancara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk hidup yang paling sempurna yang
diciptakan Allah sebagai khalifah di muka bumi ini. Namun, disamping
kesempurnaan tersebut, sesungguhnya manusia dilahirkan dalam keadaan
lemah dan tidak berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa, sebagaimana
firman Allah dalam surat An-Nahl: 78
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”
Dari kutipan ayat di atas, dapat diketahui bahwa meskipun manusia
lahir dalam keadaan yang tidak tahu apa-apa, namun pendengaran,
penglihatan, dan hati yang Allah sertakan dalam kelahiran seorang manusia,
memberi isyarat bahwa manusia yang hidup di bumi hendaklah selalu
mendengar, melihat dan merasakan apa yang terjadi di sekitarnya. Dengan
kata lain manusia yang hidup di bumi hendaklah mencari ilmu. Fithrah
Pencipta yang sama, yaitu manusia dan agama, tidak mungkin melahirkan
kontradiktif (Rasimin, 2016:103). Oleh karena itu, manusia membutuhkan
alat sebagai petunjuk dalam memperoleh ilmu, yaitu agama. Astuti
(2017:28) menyatakan bahwa Islam adalah sebuah risalah yang telah
dikirim ke seluruh umat manusia tanpa memandang ras mereka,
kebangsaan, serta struktur sosial (al-Islam salih likulli zaman wa makan).
Islam tidak dikirim ke negara tertentu, komunitas yang dipilih, sehingga
orang lain harus mematuhi mereka. Islam merupakan salah satu agama yang
dianut manusia sebagai pedoman dalam kehidupan khususnya dalam
mencari ilmu. Zainu (2006:18) menyatakan bahwa, Islam menganjurkan
umatnya untuk mencari ilmu pengetahuan dan kemajuan ilmu yang
bermanfaat. Islam juga selalu mendorong umatnya untuk menyeru atau
berdakwah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing
individu.
Ahmad (1993:2) memformulasikan dakwah sebagai aktualisasi
imani (teologi) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia
beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan untuk
mempengaruhi cara berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada tataran
kenyataan individual dan sosio kultural dalam rangka mengusahakan
terwujudnya ajaran Islam. Dalam pengertian tersebut dapat diartikan bahwa
dakwah merupakan ajakan, seruan, atau panggilan. Dalam arti luas berarti
mengajak orang untuk meyakini dan mengamalkan ajaran Islam. Dakwah
aktivitas lisan dan perbuatan yang ditunjukan dalam rangka menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan pada Islam. Dakwah bisa dilakukan dengan
berbagai macam cara dan dapat menggunakan media apa saja seperti
ceramah diatas mimbar, kesenian, melalui musik atau lagu, bahkan melalui
film atau tayangan televisi yang mengandung kajian agama atau dakwah.
Kesenian khususnya seni bahasa dan seni suara, memiliki peranan
penting dalam dakwah Islamiyah sejak awal perkembangan Islam. Islam
menyuruh manusia beragama untuk berbuat baik, menghargai kesenian,
hidup bermasyarakat dan bertakwa. Islam merupakan fitrah, dan seni adalah
fitrah manusia. Kebudayaan adalah kehidupan, kehidupan Tuhanlah yang
memberikan. Kesenian adalah cabang dari kebudayaan, kebudayaan
merupakan bidang kehidupan.Karena itu fitrah kesenian juga berasal dari
Tuhan (Gazalba, 1998:173). Ciptaan kesenian banyak yang lahir dari
rangsangan agama. Menurut Hoesin (1975:407) Nabi Muhammad SAW
menganjurkan agar Quran dibaca dengan nada yang indah, karena
Al-Quran yang dibaca dengan nada atau lagu tertentu dapat membuka hati
seseorang. Oleh karena itu, Al-Quran pun memberi isyarat tentang
pentingnya seni dalam berdakwah.
Pemanfaatan kesenian sebagai media dakwah sudah dilakukan sejak
zaman dahulu. Di zaman Rasulullah SAW, kesenian memiliki manfaat yang
besar dalam menggelorakan semangat perjuangan bala tentara. Lagu-lagu
shalawat dan puji-pujian yang dilantunkan menjadi media yang bisa
Kesenian menjadi sarana pula bagi ulama–ulama tanah air dalam
menyebarkan agama Islam di Nusantara. Sunan Kalijaga adalah salah satu
ulama tanah air, yang merupakan satu dari sembilan walisongo yang
menggunakan media kesenian sebagai sarana penyebaran Islam di Pulau
Jawa. Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa melalui
media kesenian diantaranya wayang kulit, gamelan dan tembang - tembang
jawa. Sunan Kalijaga mengajarkan bahwa dakwah bukanlah hanya ceramah
diatas mimbar. Dengan media kesenian membuat materi dakwah yang
disampaikan dapat sampai dihati para pendengar tanpa meninggalkan kesan
menggurui.
Cabang kesenian yang paling diminati oleh manusia untuk
mengekspresikan ide dan perasaan adalah Seni Musik. Seni Musik
merupakan produk budaya yang tinggi atau merupakan seni yang indah
(Kesumah, 1995:1). Produk budaya yang dimaksud adalah bunyi-bunyian
yang indah, kata-kata dalam syair sebuah lagu yang mengandung berbagai
makna sehingga dapat dipahami oleh pendengarnya. Misalnya, lagu yang
berisikan lirik tentang kehidupan akhirat akan mengingatkan manusia pada
kematian, lagu yang memiliki lirik tentang perjuangan orang tua
mengajarkan bagaimana cara berbakti kepada orang tua. Hal ini yang
mendasari bahwa seni musik dapat dijadikan sebagai media dakwah. Seperti
yang dikatakan sebelumnya, bahwa dakwah dapat dilakukan oleh siapapun
dengan kemampuan atau keahlian individu masing-masing.
penelitian lebih mendalam tentang seni musik kontemporer sebagai media
dakwah (studi pada grup musik seloso kliwon Salatiga).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diambil
beberapa masalah pokok yang menarik untuk dikaji lebih lanjut,
diantaranya:
1. Bagaimana aktivitas dakwah grup musik Seloso Kliwon Salatiga?
2. Apa saja metode dan media yang digunakan grup musik Seloso Kliwon
dalam aktivitas dakwahnya?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat aktivitas dakwah grup musik
Seloso Kliwon?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan beberapa masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mendiskripsikan aktivitas dakwah grup musik Seloso Kliwon
Salatiga
2. Untuk mengetahui metode dan media dakwah yang digunakan grup
musik Seloso Kliwon Salatiga
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat aktivitas dakwah
grup musik Seloso Kliwon
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teroritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan
pengetahuan tentang dakwah menggunakan musik sebagai media
dakwah, sehingga dapat menjadi khazanah keilmuan Islam. Serta dapat
menjadi referensi bagi peminat kajian dakwah untuk melakukan
penelitian sejenis.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
kalangan praktisi, dan aktivis dakwah yang konsen di bidang dakwah.
Serta para praktisi dakwah yang menggunakan musik sebagai media
untuk berdakwah.
E. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman atas konsep yang digunakan
dalam penelitian ini, peneliti menguraikan beberapa batasan menyangkut
definisi judul yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Aktivitas Dakwah
Secara terminologi aktivitas berarti kegiatan, kerja (KKBI,
1991:20). Sedangkan dakwah diformulasikan sebagai aktualisasi imani
(teologi) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia
beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan untuk
mempengaruhi cara berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada
tataran kenyataan individual dan sosio kultural dalam rangka
lain dakwah berarti ajakan atau seruan kepada umat manusia untuk
berfikir, bertindak, dan berbuat yang baik untuk merealisasikan ajaran
Islam. Dari pengertian diatas, aktivitas dakwah dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengajak umat manusia untuk
berfikir, bertindak, dan berbuat yang baik untuk merealisasikan ajaran
Islam. Rozikan (2017:78) menambahkan, dakwah mengandung
pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana
dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun
secara kelompok, agar timbul dalam diri manusia suatu pengertian,
kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama
sebagai message yang disampaikan kepada manusia dengan tanpa adanya
unsur-unsur paksaan.
2. Media Dakwah
Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk
menyampaikan materi dakwah. Semakin tepat dan efektif mediayang
dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran Islam pada
masyarakat yang menjadi sasaran dakwah (Amin, 2009, 14)
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika dalam penulisan skripsi Media dan Dakwah (Studi
Analisis Grup Musik Seloso Kliwon Salatiga) akan dipaparkan dengan
Bab I memaparkan bahasan menganai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian,
definisi konseptual, dan garis besar penulisan skripsi. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan pembaca memahami penelitian ini.
Bab II membahas kajian pustaka berupa tinjauan umum tentang
aktivitas dakwah serta profil dan aktivitas dakwah grup musik Seloso
Kliwon. Kajian pustaka berisikan teori-teori yang mendasari penelitian.
Kajian pustaka sangat bermanfaat untuk menajamkan rumusan masalah
penelitian yang diajukan, yaitu dengan mendalami landasan teori yang
berkaitan dengan permasalahan.
Bab III memaparkan metodologi penelitian yang terdiri dari metode
yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian, subjek penelitian,
metode pengumpulan data, dan metode analisa data.
Bab IV merupakan hasil dan analisa dari penelitian. Pada bab ini,
peneliti memaparkan analisa mengenai aktivitas, metode, dan media dakwah
yang dilakukan oleh grup musik Seloso Kliwon Salatiga.
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran peneliti
setelah melakukan penelitian. Sebagai pelengkap, dihadirkan pula daftar
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Aktivitas Dakwah 1. Pengertian Dakwah
Kata dakwah berasal dari Bahasa Arab yaitu da'â (
اعد
) yad'û(
وعدي
) yang secara harfiyah atau bahasa dapat diartikan sebagai seruan,ajakan, panggilan, undangan, pembelaan, permohonan (do'a) (Pimay,
2005:13). Sedangkan secara terminologi dakwah diartikan sebagai
ajakan bagi umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk
mengikuti petunjuk Allah dan RasulNya (Ya'qub, 1973:9). Sedangkan
Anshari (1993:11), berpendapat bahwa dakwah adalah semua aktivitas
manusia muslim guna berusaha merubah situasi kepada situasi yang
sesuai dengan ketentuan Allah SWT dengan disertai kesadaran dan
tanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan terhadap
Allah SWT.
Dalam pengertian lebih lanjut, Ahmad (1983:2)
memformulasikan dakwah Islam sebagai aktualisasi imani (teologi)
yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman
dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan untuk mempengaruhi
cara berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran kenyataan
individual dan sosio kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya
diawali dengan amar ma'rû„f dan nâhî„ munkar, maka tidak ada
penafsiran logis lain mengenai makna amar ma'rû„f kecuali
mengesakan Allah secara sempurna, yakni mengesakan pada zat
sifatNya.
Dari berbagai pengertian dakwah yang dipaparkan para ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan ajakan, seruan, atau
panggilan. Yakni mengajak, menyeru, dan memanggil orang untuk
meyakini dan mengamalkan ajaran Islam. Ajaran untuk menjauhi segala
bentuk keburukan atau kemaksiatan, dan mendekati segala bentuk
kebaikan berupa petunjuk dari Allah dan RasulNya, serta
mengagungkan keesaanNya. Dakwah tidak hanya terbatas pada
aktivitas lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan dan
perbuatan yang ditunjukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan
dan ketertarikan pada Islam.
2. Tujuan Dakwah
Ditinjau dari pengertian dakwah yang disampaikan Amrullah
Ahmad, bahwa tujuan dakwah adalah untuk mempengaruhi cara
merasa, berpikir, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran
individual dan sosio kultural dalam rangka terwujudnya ajaran Islam
dalam semua segi kehidupan (Ahmad, 1991: 2). Azis (2004 :68)
menambahkan tujuan dakwah secara umum yang tercantum dalam
a. Dakwah bertujuan untuk menghidupkan hati yang mati.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinyadan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan” (QS. Al-Anfal 24) (Depag RI,1978: 264 ).
b. Agar manusia mendapat ampunan dan menghindarkan azab dari
c. Untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya
diperintah untuk menyembah Allah dan tidak
mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-kepada-Nya aku kembali" (QS. ar Ra'd: 36) (Depag RI,1978: 375)
d. Untuk menegakkan agama dan tidak terpecah-belah.
telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama [1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)” (QS Asy Syura: 13) (Depag RI,1978: 786).
3. Dasar Hukum
Perintah untuk berdakwah yang pertama ditunjukkan kepada
utusan Allah, kemudian kepada umatnya baik secara umum, kelompok
atau organisasi. Kedudukan hukum dakwah adalah fardhu „ain, yaitu
kewajiban setiap individu muslim (Bahroni, 2006:124). Adapun dasar
dalam pelaksanaan dakwah adalah al-Qur'an dan Hadits. Dasar hukum
pelaksanaan dakwah tersebut antara lain :
a. Surat Al Maidah ayat 67:
Artinya: “Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa
kepada orang-orangyang kafir” (Depag, 2004: 120).
Dari surat Al-Maidah di atas, perintah dakwah tersebut
ditujukan kepada utusan Allah. Beliau memerintahkan agar Rasul Allah
menyampaikan segala sesuatu yang telah diturunkan kepada mereka
agar menjadi petunjuk bagi manusia.
b. Surat An-Nahl ayat 125 :
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”(QS. An-Nahl 125) (Depag,
2000: 282).
Dari ayat di atas jelaslah bahwa umat Islam secara umum
(kelompok maupun individu) diperintahkan untuk menyeru pada
kebaikan. Yaitu dengan menyampaikan perkataan yang tegas dan benar
sebagai petunjuk kepada manusia agar dapat membedakan antara yang
4. Aktivitas Dakwah
Menurut Anshari (1993:103), aktivitas dakwah merupakan
segala aspek yang menyangkut proses pelaksanaan dakwah dan
menyangkut tentang pelaksanaannya. Teori aktivitas dakwah meliputi
persoalan sebagai berikut :
a. Subjek Dakwah (Da‟i)
Subjek dakwah adalah orang yang melaksanakan
tugas-tugas dakwah, orang itu disebut da'i, atau mubaligh (Helmy, 1973:
47). Menurut Muniramin (2009:64), da‟i adalah orang yang
mengajak kepada orang lain baik langsung maupun tidak langsung
dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku ke arah kondisi yang
lebih baik menurut syariah dan sunnah. Sihab (1999:254)
menambahkan bahwa da‟i harus menjadi saksi kebenaran, menjadi
teladan umat dan berakhlak baik yang mencerminkan nilai-nilai islam. Sehingga, seorang da‟i haruslah memiliki kredibilitas antara
lain, memiliki kompetensi di bidangnya, integritas kepribadian,
ketulusan jiwa dan memiliki status yang cukup. Selain itu, seorang da‟i hendaklah mampu menjaga hubungan baik dengan masyarakat.
Dalam rangka menjaga hubungan baik dengan masyarakat, seorang da‟i haruslah mengenal objek dakwahnya yang meliputi
pemikiran, persepsi, problematika, lingkungan dan
kesulitan-kesulitan objek dakwahnya. Dalam kegiatan dakwah peranan da'i
yang tidak terwujud dalam kehidupan masyarakat. "Biar
bagaimanapun baiknya ideologi Islam yang harus disebarkan di
masyarakat, ia akan tetap sebagai ide, ia akan tetap sebagai cita-cita
yang tidak terwujud jika tidak ada manusia yang menyebarkannya"
(Ya'qub, 1981: 37).
b. Objek Dakwah (Mad‟u)
Objek dakwah adalah individu atau masyarakat yang akan
menerima dakwah. Mad‟u bukan hanya golongan non-muslim saja
namun muslim itu sendiri. Mad‟u biasanya berasal dari berbagai
latar belakang profesi dan tempat tinggal, oleh karena itu seorang da‟i hendaklah mengetahui klasifikasi dan karakter objek dakwah
agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh mad‟u (Amin, 2009:15).
Menurut Pimay (2006: 29) objek dakwah adalah manusia
yang menjadi sasaran dakwah. Mereka adalah orang-orang yang
telah memiliki atau setidak-tidaknya telah tersentuh oleh
kebudayaan asli atau kebudayaan selain Islam. Karena itu, objek
dakwah senantiasa berubah karena perubahan aspek sosial kultural,
sehingga objek dakwah ini akan senantiasa mendapat perhatian dan
tanggapan khusus bagi pelaksanaan dakwah.
c. Materi Dakwah (Maddah)
Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan yang
hendak dicapai. Namun secara umum materi dakwah dapat
kelompokan dalam tiga pokok, yaitu masalah keimanan (aqidah),
masalah keislaman (syariat), masalah kebaikan. (Amin, 2009:14).
Pendapat lain mengatakan bahwa materi dakwah yang
sesungguhnya adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Al-Quran
merupakan sumber materi pokok sedangkan As-Sunnah merupakan
penjelas dari Al-Quran. Al-Quran adalah wahyu Allah SWT yang
mutlak kebenarannya dan dijaga sendiri oleh Allah keutuhannya,
keasliannya, dan keakuratannya. Al-Quran mengandung secara
lengkap tentang petunjuk, pedoman, hukum, sejarah, keyakinan,
peribadatan, politik, ekonomi, sosial, hingga teknologi. Maka dari
itu patutlah Al-Quran mutlak dinyatakan sebagai dalil utama dalam
materi yang disampaikan kepada objek dakwahnya. Selain itu,
Sunnah juga mutlak dijadikan pedoman dalam berdakwah.
As-Sunnah merupakan ucapan, tingkah laku atau sikap, maupun akhlak
mulia Rasulullah yang patut diteladani sebagai pedoman hidup
(Semesta, 2003:20).
d. Media Dakwah
Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk
menyampaikan materi dakwah. Menurut Amin (2009:14) bahwa
penggunaan alat-alat dan media-media yang tepat akan
B. Media Dakwah
1. Pengertian Media Dakwah
Media berasal dari bahasa latin ''mediare" yang artinya
"pengantara" (Munsyi, 1981:40). Secara harfiah kata media memiliki
arti "perantara" atau "pengantar". Media dakwah adalah peralatan yang
dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah. Pada dasarnya
dakwah dapat menggunakan berbagai media yang dapat merangsang
indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk
menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif mediayang dipakai
semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran Islam pada masyarakat
yang menjadi sasaran dakwah, sebagaimana yang disampaikan Amin
(2009:14) bahwa penggunaan alat-alat dan media - media yang tepat
akan menghasilkan dakwah yang efektif.
2. Macam-macam Media Dakwah
Media dakwah menurut Amin (2009:144) dalam bukunya “Ilmu
Dakwah” dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Non Media Massa
1) Manusia : utusan, kurir, dan lain-lain.
2) Benda : telepon, surat, dan lain-lain.
b. Media Massa
1) Media massa manusia : pertemuan, rapat umum, seminar,
2) Media massa benda : spanduk, buku, selebaran, poster, folder, dan
lain-lain.
3) Media massa periodik cetak dan elektronik: visual, audio, dan
audio visual
Media dakwah menurut Ya‟qub dalam Ilaihi (2006:32) membagi
media menjadi lima macam :
a. Lisan yakni dakwah secara langsung melalui perkataan seperti
ceramah, khutbah, pidato, bimbingan, dan lain-lain
b. Tulisan yaitu bentuk tulisan yang dapat berupa novel, majalah,
koran, spanduk, dan lainya
c. Lukisan yakni segala bentuk gambar dapat berupa lukisan,
photografi, karikatur dan sebagainya.
d. Audio visual yakni dakwah berupa suara dan gambar. Seperti
televisi, internet, dan lain-lainya.
e. Akhlak yaitu sikap atau perbuatan yang mencerminkan ajaran Islam yang dapat dlihat atau ditiru langsung oleh mad‟u.
3. Ruang Lingkup Media Dakwah
Keberhasilan suatu kegiatan dakwah selain bergantung pada da‟i
atau subjek dakwah juga bergantung pada media dakwah yang
digunakan. Pemilihan media yang tepat sangat memperngatuhi
keberhasilan kegiatan dakwah. Sebagaimana yang dilakukan ulama
media dakwah ternyata memiliki dampak yang cukup besar bagi
penyebaran agama Islam di Indonesia khusunya di pulau Jawa.
Menurut Syukir (1983:163) media dakwah dilihat dari sifatnya
dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Media tradisional
Media tradisional merupakan media dakwah yang
berbentuk pertunjukan, yaitu berupa pertunjukan pentas seni tradisi
budaya yang dipentaskan di depan umum. Pada abad ke – 15
misalnya, Sunan Kalijaga menyisipkan cerita-cerita Islami dalam
pertunjukan wayang kulitnya.
Di Indonesia sekarang ini masih banyak ditemukan ulama–
ulama yang melakukan dakwahnya dengan media tradisional ini.
Misalnya Kyai Joko Goro-goro yang mementaskan wayang kulit
dengan lakon yang sarak pesan Islami. Ada pula Kyai Budi
Harjono yang memadukan dakwahnya dengan konsep tarian Sufi,
serta Emha Ainun Najib atau cak Nun yang menjadikan musik
kontemporer Kyai Kanjeng dan konsep Maiyah sebagai media
dakwahnya.
b. Media Modern
Media dakwah modern merupakan media dakwah yang
dikemas dalam bentuk media masa kini. Misalnya melalui media
cetak dan media elektronik. Media cetak dapat berupa majalah
Sedangkan media elektronik berhubungan erat dengan media sosial
yang saat ini banyak digunakan oleh kaum muda khusunya. Media
sosial yang dimaksud misalnya, blog, instagram, facebook, dan
lain-lain yang saat ini banyak dijadikan media dakwah bagi
beberapa ulama.
Penggunaan media yang modern khususnya sosial media,
memiliki pengaruh dan kontribusi yang sangat besar terhadap
perkembangan dakwah Islamiyah. Media ini menjadi pionir
pendigitalisasian literarur-literatur Islam, sehingga dinikmati oleh
banyak pihak serta dapat menjadi rujukan banyak pihak.
Sebagai individu atau kelompok yang hendak melakukan
kegiatan dakwah atau dalam kata lain sebagai subjek dakwah, haruslah
memiliki prinsip – prinsip dalam pemilihan media dakwah agar dapat
menggunakan media dakwah yang efektif sehingga dapat mencapai
tujuan dakwah yang di inginkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam memilik media dakwah adalah sebagai berikut.
1. Tidak ada satu media pun yang paling baik untul keseluruhan
masalah atau tujuan dakwah. Sebab setiap media memiliki
karakteristik (kelebihan, kekurangan, keserasian) yang berbeda–
beda.
2. Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak
dicapai.
4. Media dakwah yang dipilih sesuai dengan materi dakwahnya.
5. Pemilihan media hendaknya dilakukan dengan cara objektif, artinya
pemilihan media bukan atas dasar kesukaan subjek dakwah.
6. Kesemapatan dan ketersediaan media perlu mendapat perhatian.
7. Efektivitas dan efisiensi harus diperhatikan.
Dari paparan mengenai jenis media menurut sifatnya dan
dengan memperhatikan prinsip – prinsip pemilihan media dakwah, grup
musik Seloso Kliwon memilih media tradisional dalam bentuk
perpaduan pertujukan seni musik, ceramah dan diskusi sebagai media
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah metode ilmiah yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan tujuan dan penerapan tertentu. Dengan kata
lain, metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data, mengolah data, dan membuat kesimpulan dari data
yang telah dikumpulkan atau didapatkan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif yakni prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati (Moleong, 1997:3). Sedangkan dilihat dari sumber
datanya penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau field research
dan penelitian kepustakaan atau library research (Nasir. 1998:99).
Pendekatan penelitian ini adalah studi tokoh. Spesifikasi penelitian ini
adalah penelitian deskriptif analisis karena pada penelitian ini tidak mencari
atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Metode ini menguraikan dan menjelaskan aktivitas dakwah Grup Musik
Seloso Kliwon.
B. Subjek dan Objek Penelitian
objek yang hendak diteliti guna memperoleh data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Adapun subjek dan objek dalam penelitian ini adalah :
1. Subjek Penelitian
Subjek merupakan suatu bahasan yang sering dilihat pada suatu
penelitian. Manusia, benda, ataupun lembaga (organisasi) yang sifat
keadaannya akan diteliti adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat
atau terkandung objek penelitian. Subjek penelitian pada dasarnya
adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Subjek dalam
penelitian ini adalah keseluruhan pengurus dan anggota grup musik
Seloso Kliwon yang berjumlah 20 orang. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil empat narasumber diantaranya Zainal Anwar selaku
Pembina grup musik Seloso Kliwon, M. Achsin Efendi selaku ketua
grup musik Seloso Kliwon, dan M. Zulfi Naja sebagai pengarah musik.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi fokus dalam
sebuah penelitian. Dengan kata lain objek penelitian merupakan hal
yang akan dikupas dan di analisis oleh peneliti berdasarkan teori-teori
yang sesuai dengan objek penelitian. Objek penelitian dalam penelitian
ini adalah keseluruhan aktivitas dakwah grup musik Seloso Kliwon
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualilatif ini, peneliti menggunakan metode
pengamatan berperan serta, wawancara, dan dokumentasi. Penjelasan dari
masing-masing metode tersebut adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Dalam hal memperoleh gambaran secara detail mengenai grup
musik Seloso Kliwon, peneliti menggunakan metode pengamatan,
dalam hal ini yaitu pengamatan berperan serta atau observasi
partisipatif adalah metode dimana observer terlibat langsung dan ikut
serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diamati
(Rumidi, 2004:71). Interaksi sosial yang memakan waktu yang cukup
lama antara peneliti dengan subjek dengan lingkungan subjek
merupakan karakteristik dari pengamatan berperan serta atau observasi
partisipatif.
2. Wawancara
Menurut Suhartono (2000:67), metode wawancara merupakan
sebuah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan
secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban yang
dihasilkan akan dicatat atau direkam dengan alat perekam. Metode
wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data dan keterangan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara
tidak terstruktur, dimana peneliti secara bebas melakukan wawanacra
tanpa menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara lengkap
dan sistematis. Peneliti hanya menggunakan garis-garis besar
pertanyaan yang akan ditanyakan dan didukung oleh alat-alat penunjang
antara lain lembar wawancara, perekam suara dan perekam video.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi untuk
menggumpulkan data. “Studi dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang ditujukan pada subjek penelitian” (Irawan
dalam Rumidi, 2004:100). Dokumentasi yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini yaitu berupa foto, video, rekaman dan catatan.
D. Teknik Analisia Data
Dalam menganalisis dan mengolah data, peneliti menggunakan
penelitian analisa deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah
proses pengolahan data dengan mengurutkan data ke pola, mengelompokan
data tersebut dan kemudian di analisa untuk mengumpulkan data yang
konkrit berdasarkan hasil penelitian (Moeloeng, 2005:103).
Tujuan dari analisis dan pengolahan data adalah untuk mengolah dan
menganalisa data-data yang telah diperoleh dengan cara menghimpun,
mempelajari, memberikan ulasan dan uraian mengenai aktifitas dakwah
skripsi.
Menurut Miles dan Huberman (1992), terdapat tiga jalur analisis
data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
a. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.
b. Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi
disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data
kualitatif:
1) Teks Naratif, berbentuk catatan lapangan
2) Matriks, grafik, jaringan, dan bagan
Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun
dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga
memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah
kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali.
c. Penarikan Kesimpulan
selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data,
penelitian kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat
keteraturan pola-pola (dalamcatatan teori), penjelasan-penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.
Kesimpulan-kesimpulan ini ditangani secara longgar, tetap terbuka dan
skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan. Mula-mula belum jelas,
namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data
Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data melalui proses
wawancara, observasi, dan dokumentasi maka penulis memperoleh data
sebagai berikut,
1. Aktivitas grup musik Seloso Kliwon didasari pada sejarah berdirinya,
tujuan berdirinya dan struktur kepengurusannya. Adapun aktivitas
dakwah grup musik Seloso Kliwon meliputi,
a. Kegiatan rutin 35 hari sekali (Selapanan) pada hari seloso kliwon.
b. Pengarapan aransemen musik baru
c. Safari Ramadhan
d. Musyawarah besar (Mubes) untuk satu periode atau satu tahun
kepengurusan
2. Media yang digunakan grup musik Seloso Kliwon yaitu seni musik,
yaitu berupa instrument musik, lagu-lagu Islami, dan juga shalawat
kepada Nabi yang di aransemen menarik dan menyajikan musik yang
unik dengan memadukan instrument modern dan tradisional. Sedangkan
metode dakwah yang digunakan grup musik Seloso Kliwon yaitu,
a. Dakwah bil lisan
b. Dakwah bil hal
3. Terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat yang dialami
grup musik Seloso Kliwon dalam kegiatan dakwahnya. Faktor
pendukung aktivitas dakwah grup musik Seloso Kliwon meliputi,
a. Fasilitas yang memadai
b. Sumber daya manusia (SDM) yang memadai
c. Dukungan dari pemuka agama setempat
d. Peran serta masyarakat
Sedangkan faktor penghambat yang dialami grup musik Seloso Kliwon
dalam aktivitas dakwahnya adalah sebagai berikut,
a. Keterbatasan Tempat Latihan dan Kegiatan
b. Belum Adanya Sumber Dana yang Tetap
c. Sempitnya Objek Dakwah
B. Pembahasan
1. Aktivitas Dakwah Grup Musik Seloso Kliwon a. Sejarah Singkat Berdirinya
Sebagaimana halnya dengan kelahiran atau terbentuknya
sesuatu kelompok sosial maupun profesi, grup musik Seloso
Kliwon memiliki sejarah tersendiri yang tak kalah menarik dengan
sejarah terlahir atau terbentuknya kelompok-kelompok lainnya.
Embrio grup musik Seloso Kliwon muncul sekitar tahun 2010
seiring dengan adanya tuntutan dari lembaga STAIN Salatiga untuk
kegiatan kelembagaan seperti acara wisuda ataupun acara
kelembagaan lainnya. Grup musik yang merupakan salah satu
kegiatan dari UKM STAIN Musik Club atau SMC ini semula
menggarap musik-musik anak muda dengan berbagai aliran, seperti
music pop, jazz, regae, RnB, dan lain sebagainya.
Namun, dengan adanya tuntutan dari lembaga STAIN
Salatiga kala itu menimbulkan keresahan bagi anggota SMC yang
fokus pada pengembangan grup musik tersebut. Dengan berbagai
pertimbangan, beberapa anggota SMC saat itu memutuskan untuk
mengusung musik modern seperti yang biasa mereka mainkan
dengan dipadukan musik rebana. Grup musik rebana yang
terbentuk akhirnya memenuhi tuntutan lembaga STAIN Salatiga
kala itu. Setelah beberapa kali penampilan grup musik rebana SMC
di acara kampus, mereka mulai diundang diberbagai acara
keagamaan di luar kampus dengan formasi pemain instrumen yaitu,
bass (Fendy), Gitar (Udin), Keyboard (Ari dan Latief), drummer
(Muna), Vokal (Haris), alat rebana (Tuba, Zulfi, dan Teguh).
Pada tahun 2011 dengan ketertarikan yang sama, personil
grup musik rebana SMC mulai memiliki kiblat untuk musik
mereka. Grup musik Kyai Kanjeng yang menjadi pengiring dalam
kegiatan dakwah Emha Ainun Najib (Cak Nun) menginisiasi
mereka untuk membuat musik yang serupa. Bukan hanya
kegiatan dzikir, kajian materi, diskusi terbuka mengenai
permasalahan keagamaan, serta diselingi dengan alunan musik
yang berisikan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan
metode yang disebut maiyah atau kebersamaan menginpirasi
mereka untuk membuat kegiatan serupa yang menurut mereka
belum pernah ada di Kota Salatiga (Wawancara dengan Achsin
Effendy tanggal 05 Januari 2018).
Pada mulanya, kegiatan berkala atau yang mereka sebut
dengan rutinan semula diadakan seminggu sekali dengan diisi
kegiatan tahlilan dan kajian keagamaan. Kegiatan ini diprakarsai
oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di gedung
PKM I kampus 1 STAIN Salatiga atau sekarang IAIN Salatiga.
Kegiatan yang mereka lakukan mendapatkan apresiasi dari
beberapa dosen dan beberapa orang diluar kampus yang memiliki
ketertarikan di bidang yang sama. Namun, agenda yang
dilaksanakan satu minggu sekali dirasa kurang efektif. Kemudian
diputuskan diadakan 35 hari sekali dalam istilah jawa disebut
selapan sekali.
Dalam kegiatan tersebut tidak hanya menampilkan alunan
musik dari grup musik Seloso Kliwon namun dibarengi dengan
ceramah dan diskusi keagamaan yang diberi tajuk dzikir ajeg
Seloso kliwon. Kegiatan ini mulanya diharapkan dapat memberikan
kampus IAIN Salatiga. Grup musik Seloso Kliwon mulanya hanya
menjadi pengiring dalam diskusi terbuka dan dzikir ajeg. Namun,
seiring berjalannya waktu lewat karya mereka yang menarik, sering
kali grup musik Seloso Kliwon di undang untuk mengisi acara di
dalam dan di luar kampus.
Grup Musik Seloso Kliwon merupakan salah satu grup
musik yang memfokuskan penggarapan musiknya yaitu pada musik
kontemporer. Menurut jenisnya musik dibedakan menjadi 3 yaitu,
musik tradisional, musik modern, dan musik kontemporer. Musik
kontemporer menurut Retnowati (2006:1) ialah salah satu wujud
sikap kreatif komponis dalam perluasan gramatika musik dari masa
ke masa. Musik kontemporer pada awal pembelajaran musik
mampu mengembangkan potensi dasar dan sikap sosial pelaku dan
masyarakat di sekitarnya. Musik kontemporer lebih memungkinkan
kebebasan ekspresi individual meskipun harus dipertanggung
jawabkan.
Dalam pengamatan penulis, dengan menggarap musik
kontemporer, grup musik Seloso Kliwon mampu menghadirkan
nuansa musik yang unik yang tercipta dari perpaduan berbagai alat
musik, lirik lagu islami dan shalawat yang mereka hantarkan
menambah khasanah kerohanian islam bagi para penikmatnya.
Musik kontemporer yang disajikan grup musik Seloso
modern, dan musik rebana. Selain menggabungkan berbagai
instrumen musik, grup musik Seloso Kliwon juga menghadirkan
aransemen yang menarik yang tidak terpaku pada satu genre musik
saja, melainkan penggabungan dari berbagai genre. Konsep musik
yang menarik inilah yang diharapkan bahwa grup musik Seloso
Kliwon tidak hanya semata – mata memberikan hiburan namun
juga dapat memberikan tuntunan melalui lagu- lagu maupun
shalawat yang mereka sajikan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, selain
menjadi grup pengiring dalam majelis dzikir ajeg Seloso Kliwon,
Grup musik Seloso Kliwon sering kali di undang untuk menjadi
pengiring ulama-ulama di Jawa Tengah ataupun pengisi acara
diberbagai acara bertajuk Islam. Sehingga, grup musik Seloso
Kliwon dari awal terbentuk hingga saat ini sudah mendentumkan
dakwah melalui alunan musik mereka di berbagai daerah
khususnya di Provinsi Jawa Tengah.
b. Tujuan Berdirinya
Tujuan dariberdirinya grup musik Seloso Kliwon adalah
sebagai berikut :
1. Berorientasi pada pengabdian diri pada masyarakat dalam
bidang musik bagi masyarakat kalangan menengah kebawah.
disertai musik sholawat yang dikemas menarik diharapkan
mampu memberikan khasanah keilmuan untuk para mahasiswa
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
3. Grup musik Seloso Kliwon diharapkan mampu menyebarkan
nilai-nilai keagamaan sebagai tujuan utama dalam berdakwah.
4. Konsep musik digarap dengan hati-hati dengan tujuan agar
dapat menyentuh hati pendengar sebagaimana yang telah
dilakukan ulama terdahulu.
5. Mengenalkan fenomena musikal yang mengarah pada dakwah
sebagai tujuan jangka panjang.
6. Musik yang semula hanya dinikmati sebagai hiburan, diajak
untuk berspiritual agar menjadi wasilah yang bermanfaat dan
menarik bagi masyarakat non muslim atau muslim itu sendiri.
(Wawancara dengan Zainal Anwar pada tanggal 07 Januari 2018)
c. Struktur Kepengurusan Grup Musik Seloso Kliwon
Sebuah organisasi atau kelompok tidak akan berjalan baik
tanpa adanya kepengurusan yang terbentuk. Kepengurusan grup
musik Seloso Kliwon adalah sebagai berikut :
1. Pembina : a) Bapak Ahmad Dimyati
b) Bapak Zaenal Al-Anwar
2. Ketua : M. Achsin Effendy
4. Sekretaris : Azuan Fahrizal
5. Pengarah Musik : a) Haris Susanto
b) Hasan As‟ari
c) M. Zulfi Naja
Inventaris : M. Ulinuha
Tranportasi : Nurul Huda
Koordinator Majelis : M. Yaki Pamungkas
Struktur kepengurusan grup musik Seloso Kliwon ini
merupakan struktur tidak tetap. Dimasa akhir periode kepengurusan
akan di adakan musyawarah besar guna membentuk struktur
kepengurusan yang baru dan juga menyusun program kerja demi
menjaga eksistensi grup musik Seloso Kliwon dalam
mendentumkan dakwahnya melalui musik.
d. Aktivitas Dakwah Grup Musik Seloso Kliwon
Sebagaimana yang telah menjadi bahasan pada bab
sebelumnya, bahwa dalam melakukan kegiatan dakwah individu
atau kelompok haruslah menggunakan media yang tepat agar dapat
menciptakan kegiatan dakwah yang efektif dan tepat sasaran.
Dalam hal ini penulis mengamati beberapa kegiatan dakwah ulama-
ulama Indonesia yang menggunakan media dakwah sesuai dengan
ketertarikan mereka maupun sesuai dengan ketertarikan
menggunakan seni musik dan wayang kulit sebagai media
dakwahnya, ada pula Cak Nun yang juga menggunakan seni musik sebagai media dakwahnya. Sedangkan ulama atau da‟i muda
Indonesia saat ini tertarik untuk menggunakan media sosial sebagai
media dakwahnya.
Dengan memperhatikan berbagai prinsip pemilihan media
dakwah, grup musik Seloso Kliwon menyeimbangkan ketertarikan
mereka dibidang musik dengan selera musik yang diminati anak
muda. Dengan mengusung musik kontemporer, grup musik Seloso
Kliwon berharap akan lebih banyak lagi anak muda yang tertarik
untuk bergabung pada kajian keagamaan. Dengan meyajikan musik
kontemporer, kegiatan keagamaan tidak lagi membosankan dan
terkesan hanya untuk orang – orang tua saja seperti yang biasa
terjadi di desa – desa. Musik yang menarik dihadirkan diawal,
disela, dan diakhir kegiatan bertujuan untuk membuka acara
dengan menarik, memberikan hiburan yang tetap mengandung
makna, dan menutup kegiatan dengan pesan tersirat melalui lagu
yang mereka lantunkan.
Dengan motto Jowo digowo, Arab digarap, dan Barat
diruwat, diharapkan grup musik Seloso Kliwon selalu membawa budi pekerti yang dilambangkan dengan kata “Jowo” untuk
diterapkan kemanapun dan dimanapun mereka berada. Serta
menerapkan ajaran yang berasal dari Arab, tetapi lebih dulu
dipelajari, dimengerti, dan dipahami. Karena tidak semua yang
Arab itu Islam. Dan yang terakhir, selalu meruwat apa yang berasal
dari Barat. Meruwat artinya merawat yang baik, dan membuang
yang buruk.
Grup musik Seloso Kliwon yang semula lahir atas tuntutan
lembaga kampus STAIN Salatiga kala itu, saat ini telah melebarkan
sayapnya menjadi grup musik kontemporer yang berkiprah pada
kegiatan dakwah melalui musik yang mereka sajikan. Grup musik
yang berkiblat pada grup musik Kyai Kanjeng yang digagas oleh
Emha Ainun Najib atau Cak Nun ini, saat ini memiliki aktivitas
dakwah yang cukup padat. Sasaran utama dakwah grup musik
Seloso Kliwon adalah anak muda khusunya mahasiswa. Grup
musik Seloso Kliwon ingin mengajak anak muda untuk tidak ragu
terjun dalam dunia dakwah melalui hobi yang mereka gemari,
dalam hal ini adalah seni musik.
Sebagaimana yang telah dijabarkan sebelumnya, bahwa seni
musik adalah produk budaya yang tinggi atau merupakan seni yang
indah (Kesumah, 1995:1). Oleh karena itu, seni musik merupakan
cabang kesenian yang paling diminati oleh manusia untuk
mengekspresikan ide dan perasaan. Hal inilah yang mendasari grup
Dalam rangka mewujudkan tujuan dakwah dari grup musik
Seloso Kliwon, dibutuhkan progam kerja yang relevan. Program
adalah suatu deretan kegiatan yang digambarkan untuk
melaksanakan rencana kegiatan atau kebijakan (policy) dalam
mencapai tujuan (objective). Suatu program menentukan
kegiatan-kegiatan secara bertahap atau suatu rentetan kegiatan-kegiatan, yang menjadi
tuntunan dalam pelaksanaan suatu kebijakan. Program kerja inilah
yang disebut pula sebagai aktivitas dakwah grup musik Seloso
Kliwon.
Adapun aktivitas grup musik Seloso Kliwon dalam
berdakwah adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Rutin Selapanan
Seloso Kliwon diambil dari nama hari pelaksanaan
kegiatan kajian rutin yang diselenggarakan oleh majelis ilmu
Dzikir Ajeg Seloso Kliwon. Dari pengamatan dan wawancara
yang penulis lakukan, didapatkan bahwa kegiatan ini
dilaksanakan 35 hari sekali, dalam istilah jawa 35 hari itu
disebut “Selapan”. Pelaksanaannya berdurasi empat jam, mulai
pukul 20.00-24.00 WIB. Kegiatan selapanan pada tahun 2017
dilaksanakan di Ponpes Edi Mancoro, Gedangan, Tuntang.
Adapun aktivitas yang dilakukan saat selapanan sangat
berbeda dengan kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan oleh
iringan musik yang merupakan lagu – lagu shalawat dan juga
lagu jawa yang sarak makna, seperti Shalawat nariyah, tibil
qulub, Syiir tanpo waton, lir-ilir dan masih banyak yang
lainnya. Shalawat dan lagu – lagu tersebut disajikan dengan
aransemen yang modern. Adanya perpaduan antara intrumen
musik traditional seperti gamelan dan seruling, dengan
instrumen musik modern seperti guitar, bass, keyboard, dan
drum menjadikan musik yang dihasilkan grup musik ini
terdengar sangat unik dan menarik.
“Aransemen musik yang kami sajikan, kami harapkan
dapat menjadi pendukung bagi lirik lagu atau sholawat yang
kami latunkan. Sehingga pendengar dan penikmat musik kami
dapat dengan mudah menginterpretasi dan meresapi makna
lagu dan sholawat yang kami sajikan. Dengan harapan, musik
kami benar-benar bisa menjadi media dakwah bagi penikmat musik kami.”
(Wawancara dengan M.Achsin Effendy pada 05 Januari 2018).
Prosesi yang kedua yaitu Dzikir yang dipimpin oleh
salah satu Pembina grup musik Seloso Kliwon yaitu Zainal Al-Anwar. Kegiatan dzikir ini dilaksanakan dengan khusyu‟ dan
khikmat. Berdzikir merupakan salah satu jalur komunikasi
yang bersifat vertikal, yaitu komunikasi dengan Tuhan
Sebelum dilanjutkan dengan kajian dan diskusi
mengenai tema yan telah ditentukan, terlebih dahulu grup
musik Seloso Kliwon menyajikan lagu – lagu bernuansa
keagamaan dan juga shalawat yang disajikan dengan
aransemen yang menarik. Selain sebagai sarana hiburan, musik
dan sholawat yang disajikan dikemas sebagai lantunan kepada
Nabi Muhammad SAW. Disamping itu, menurut Campbell
(2002:96), pada dasarnya musik dapat menimbulkan rasa aman
dan sejahtera. Setiap jenis musik terdapat variasi gaya, namun
dengan musik ini dapat membuat otak memasuki modus alfa
dan menenangkan. Selain itu musik juga memberi rasa mantap,
teratur, serta mencipatakan suasana yang merangsang pikiran
dalam belajar atau bekerja. Begitupun grup musik Seloso
Kliwon yang tidak hanya menghadirkan musik yang dapat
didengar melalui telinga namun sampai kehati sehingga
mampu menciptakan ketentraman jiwa, ketenangan pikiran,
dan hidup yang nyaman.
Setelah alunan musik selesai dilantunkan, dilanjutkan
dengan diskusi dan kajian ilmu yang sebelumnya dipaparkan
materi oleh narasumber. Uraian materi yang disampaikan
berupa kajian keagamaan yang disesuaikan dengan tema yang
disajikan. Biasanya tema diskusi disesuaikan dengan
pengurus.
Setelah diskusi selesai, maka kegiatan ditutup dengan
doa. Kegiatan doa biasanya dipimpin oleh pemateri,
selanjutnya dilanjutkan jabat tangan seluruh peserta rutinan
sebagai penutup acara. Dari hasil pengamatan penulis, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan rutinan selapanan ini merupakan
kegiatan gabungan antara grup musik Seloso Kliwon dengan
Majelis Ilmu Dzikir Ajeg Seloso Kliwon.
2. Penggarapan Musik Baru (Aransemen Musik)
Dalam menampilkan musik yang menarik, yang tidak
hanya dapat dinikmati namun juga dapat diminati masyarakat,
tentunya grup musik Seloso Kliwon secara tidak langsung
dituntut untuk selalu menghadirkan musik yang baru dan
tentunya menarik. Jenis musik kontemporer yang digarap grup
musik Seloso Kliwon merupakan wujud sikap kreatif anggota
grup musik Seloso Kliwon.
Retnowati (2006:1) berpendapat bahwa, musik
kontemporer merupakan suatu wujud sikap kreatif komponis
dalam perluasan gramatika musik dari masa ke masa. Hal
inilah yang menjadi dasar grup musik Seloso Kliwon dalam
mengolah musik mereka menjadi karya yang kreatif serta mengikuti perkembangan zaman. “Anggota grup musik Seloso
mengekspresikan diri ke dalam karya individu yang kreatif, sehingga dapat dinikmati sebagai sajian yang menarik”
(wawancara dengan Zulfi Naja, 07 Januari 2018). Sebagai grup
musik kontemporer yang memadukan instrumen tradisional
dan modern serta menggarap karya – karya yang berbasis
keagamaan, grup musik ini ingin selalu menampilkan karya
yang tidak hanya dapat dinikmati namun juga dapat menjadi
karya yang diminati sebagai sarana meningkatkan religiusitas
para pendengarnya dan mempertahankan eksistensi ajaran
Islam terutama bagi kaum muda.
Program pengarapan musik baru atau aransemen musik
ini dipimpin oleh sie musik yaitu Haris Susanto. Penggarapan
musik baru meliputi, menggubah aransemen musik lama,
misalnya lagu Astaghfirullah dirubah dalam beat musik yang
berbeda atau merubah nuansa musiknya. Selain merubah
musik lama, mereka juga melakukan musikalisasi puisi, yaitu
dengan memasukan lirik baru pada musik yang sudah ada.
Misalnya, Shalawat Nariyah digarap dengan musik yang baru
dan dimasukkan lirik-lirik yang menjadikan shalawat tersebut
lebih sampai di hati pendengar.
3. Safari Ramadhan
Kegiatan safari ramadhan diadakan setiap bulan
Kegiatan safari ramadhan merupakan bentuk kontribusi grup
musik Seloso Kliwon kepada masyarakat. Pada tahun 2017,
kegiatan safari ramadhan diadakan di 3 tempat di daerah
Salatiga, yaitu Tingkir, Tegalrejo, Tapen. Kegiatan safari
ramadhan tersebut diadakan bertepatan dengan peringatan nuzulul qur‟an yaitu pada 17 Ramadhan. Kegiatan ini
merupakan hasil kerjasama antara grup musik dengan warga
sekitar. Bentuk kerjasama tersebut adalah bersama
mengadakan kegiatan keagamaan dan membaur dengan
masyarakat. Biasanya grup musik akan menyiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan hiburan dan warga akan
menyiapkan tempat, konsumsi, dan peserta yang merupakan
warga sekitar. Aktivitas yang dilakukan dalam safari ramadhan
adalah kegiatan kajian agama berupa ceramah dari ulama yang
diselingi dengan hiburan musik dari grup musik Seloso
Kliwon.
4. Musyawarah besar (Mubes)
Kegiatan ini dilakukan atas dasar keputusan pengurus
grup musik Seloso Kliwon yang bermaksud mengadakan
perubahan struktur kepengurusan dalam jangka waktu satu
periode (satu tahun). Kegiatan ini diadakan guna memilih
kepengurusan yang baru, serta membahas mengenai program
Musyawarah besar atau mubes, menjadi salah satu
agenda penting bagi grup musik Seloso Kliwon. Karena
melalui mubes inilah yang menentukan sikap bagi grup musik
Seloso Kliwon dalam melakukan aktivitas dakwah setahun
kedepan. Kegiatan ini dilakukan di akhir tahun dan di tempat
yang berpindah-pindah sesuai kesepakatan anggota grup musik
Seloso Kliwon.
2. Media dan Metode Dakwah Grup Musik Seloso Kliwon a. Media Dakwah Grup Musik Seloso Kliwon
Dalam dakwahnya grup musik Seloso Kliwon
menggunakan beberapa media dakwah yaitu menggunakan
instrumen musik yang beragam, lagu – lagu religi, dan shalawat
kepada Nabi Muhammad. Grup musik Seloso Kliwon memadukan
instrumen gamelan jawa, instrumen musik modern, dan instrumen
rebana. Perpaduan ketiga instrumen musik tersebut yang
menjadikan musik yang dihasilkan grup musik Seloso Kliwon
berbeda dengan grup musik religi pada umumnya.
Oleh karena itu, dari perpaduan instrumen musik tadi maka
anggota grup musik Seloso Kliwon mampu menghasilkan
kreatifitas karya yang patut diapresiasi. Sebagai contoh lagu
sholawat pada umumnya berbahasa Arab dan bahasa Arab identik
yang berbeda misalnya jazz, RnB, Pop, dan sisipkan lirik bahasa
jawa atau bahasa Indonesia maka sholawat dapat dinikmati oleh
masyarakat yang lebih luas dan menjadi universal. Hal inilah
membuktikan bahwa seni musik mampu menjadi media dakwah
yang tepat dan efektif dalam menyebarkan ajaran Islam.
b. Metode Dakwah Grup Musik Seloso Kliwon
Dalam menyampaikan dakwahnya setiap orang atau
kelompok membutuhkan cara yang tepat yang disebut dengan
metode. Metode merupakan cara yang telah diatur dan memulai
proses untuk mencapai suatu maksud (Hasannudin, 2005:60).
Dalam mencapai tujuan yaitu mengajak kaum muda untuk terjun
dalam dunia dakwah, grup musik Seloso Kliwon menerapkan
beberapa metode dalam kegiatan dakwahnya.
Dalam hal ini, grup musik Seloso Kliwon disamping
menjadikan shalawat dan musik sebagai media dakwahnya juga
berdampingan dengan majelis ilmu dzikir ajeg Seloso Kliwon
dalam mengkaji wawasan keagamaan. Aransemen musik yang
menarik, pilihan lagu dan shalawat yang penuh makna serta
diselingi dengan diskusi keilmuan Islam menjadikan kegiatan ini
menarik untuk diikuti terutama untuk kalangan kaum muda.
Adapun metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah sebagai
1) Dakwah Bil Lisan
Dakwah bil lisan adalah dakwah yang dilakukan dengan
perkataan, misalnya, ceramah, mengajar, dan diskusi. Bukan
hanya bermusik Seloso Kliwon juga merupakan forum diskusi
yang mengkiblat konsep maiyah yang digagas Cak Nun. Melalui
kegiatan rutinan selapanan, akan dipaparkan berbagai materi
keagamaan oleh nara sumber yang kemudian akan
memunculkan diskusi dalam forum yang menghasilkan
khasanah keilmuan baru terutama ilmu agama. Sehingga,
kegiatan keagaman yang didominasi kaum muda ini menjadi
kegiatan yang dinamis dan tidak membosankan.
2) Dakwah Bil Hal
Dakwah bil hal merupakan dakwah yang
mengedepankan keteladan subjek dakwah. Yaitu berupa
tindakan nyata melalui perbuatan. Metode ini biasa digunakan
oleh para da’i untuk merespon suatu kejadian yang nampak,
nyata terjadi di masyarakat. Mulyana dalam Rahman (2014:71) :
“Tindakan nyata yang kita lakukan sehari – hari di
masyarakat adalah hal penting, ketika ucapan sesuai dengan
perbuatan maka orang tersebut sudah menjadi contoh yang baik dan menjadi inspirasi bagi masyarakat”.
Dari pendapat dapat menyimpulkan bahwa metode ini
Kliwon di dominasi kaum muda. Keteladanan yang ditawarkan
dari forum diskusi seloso kliwon adalah dengan menghadirkan
nara sumber yang berkualitas. Misalnya, Candra Malik, Kyai
Budi Harjono, Habib Anis, dll yang sudah tentu dapat dijadikan
teladan bagi kaum muda.
3) Mau‟zhiah Hasanah
Nara sumber yang dihadirkan selalu menyampaikan
nasihat yang baik. Selain nara sumber yang kompeten, grup
musik Seloso Kliwon juga menampilkan lagu-lagu dan sholawat
yang sarak makna. Diharapkan lagu-lagu dan sholawat yang
disampaikan tidak hanya dapat dinikmati, namun juga dapat
memberikan nasihat yang baik bagi pendengarnya. Melalui
media lagu-lagu Islami dan juga shalawat Nabi, masyarakat
merasa ternasehati tanpa merasa digurui,
“Lagu – lagu dan sholawat bisa menjadi tuntunan dan
memberikan manfaat yang baik bagi pendengarnya”
(Wawancara dengan M. Achsin Efendi pada 05 Januari 2018)
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Aktivitas Dakwah Grup Musik Seloso Kliwon
a. Faktor Pendukung
Dalam pengamatan serta wawancara yang telah penulis
musik Seloso Kliwon :
1) Fasilitas yang Memadai
Dengan adanya fasilitas yang memadai berupa alat
musik yang cukup lengkap, grup musik Seloso Kliwon dapat
menggarap musik-musik baru secara rutin. Hal ini sangat
membantu dalam kegiatan dakwah grup musik Seloso Kliwon.
Terlebih lagi, dalam grup musik Seloso Kliwon memiliki
agenda rutin yaitu Selapanan yang mengharuskan mereka
menampilkan sesuatu yang baru dalam setiap kegiatannya.
2) Sumber Daya Manusia (SDM) yang Memadai
Angoota grup musik Seloso Kliwon mayoritas
memiliki keahlian di bidang musik. Beberapa dari anggota
grup musik Seloso Kliwon merupakan alumni dan anggota
aktif Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) musik di IAIN
Salatiga, yang tentu berpengalaman dalam bidangnya.
3) Dukungan dari Pemuka Agama Setempat
Grup musik Seloso Kliwon dari awal berdirinya
mendapatkan respon yang cukup baik dari masyarakat, terlebih
pemuka agama maupun Dosen di kampus IAIN Salatiga. Saat
ini, grup musik Seloso Kliwon berada di bawah naungan M.
Hanif selaku pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro,
4) Peran Serta Masyarakat
Ketertarikan masyarakat pada aktivitas dakwah grup
musik Seloso Kliwon dapat dilihat dari banyaknya undangan
untuk mengisi acara keagamaan atau sekedar mendampingi
ulama dalam kegiatan dakwahnya. Selain itu kegiatan Safari
Ramadhan yang notabene merupakan kerjasama dari grup
musik Seloso Kliwon dengan masyarakat sangat membantu
keberlangsungan kegiatan dakwah dalam rangka memperluas
syiar Islam khususnya di wilayah Salatiga.
b. Faktor Penghambat
1) Keterbatasan Tempat Latihan dan Kegiatan
Pusat kegiatan grup musik Seloso Kliwon adalah
Pondok Pesantren Edi Mancoro. Oleh karena itu seringkali
terjadi benturan waktu antara jadwal latihan dan kegiatan
pondok pesantren. Terlebih bagi santri yang juga anggota grup
musik Seloso Kliwon.
2) Belum Adanya Sumber Dana yang Tetap
Hal ini membuat grup musik Seloso Kliwon terhambat
untuk melakukan dakwah yang lebih luas. Sumber dana sangat
dibutuhkan untuk mewujudkan berbagai sarana misalnya
logistik saat latihan dan saat dakwah. Untuk akomodasi