• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh G"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

i

(Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

APRINA WARDANI

NIM 213-13-148

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

(Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

APRINA WARDANI

NIM 213-13-148

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii Motto

Paling Taqwa, Paling Mulia

Inna akromakumindallaahi atqookum...”

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan

Inna maalusri yusroo...”

Hidup kita seluruhnya adalah ibadah

Persembahan

Karya ini saya persembahkan untuk ke dua orang tua, keluarga besar, dan

teman-teman semua.

Terima kasih atas dukungan dan do‟a kalian, semoga saya selalu mampu

memberikan yang terbaik.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita

semua.

(9)

ix

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Kemampuan Kerja dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Kendal)” ini dengan baik. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi Perbankan

Syariah S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga. Dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu

dan memberikan bimbingan, maka dalam kesempatan ini, dengan ketulusan hati

penulis akan menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Dr. Anton Bawono, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Salatiga

3. Fetria Eka Yudiana, M.Si, selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah S1

IAIN Salatiga

4. H. Abdul Aziz Nugraha Pratama, S.Ag. M.M, selaku Dosen Pembimbing

yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan

skripsi ini

(10)

x

Cabang Kendal yang telah membimbing dalam penelitian

8. Kedua orang tua, Bapak Wakidi dan Ibu Harjinah Lestari yang selalu

mendukung dan memberikan motivasi

9. Kakak dan adikku, Mawanti Lestari dan Bagas Andianto yang selalu

mendukung dan memberikan motivasi

10.Sahabat-sahabat yang selalu ada, saling mendukung, dan saling menguatkan

untuk tetap berjuang

11.Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah S1 angkatan 2013,

teman-teman KKN, dan teman-teman-teman-teman MAN Salatiga angkatan 2010 yang selalu

memberikan semangat dalam berproses

12.Semua pihak dalam membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat

saya sebutkan satu persatu

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum

sempurna, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca.

Salatiga, 14 September 2017

(11)

xi

Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal). Skripsi, Program Studi Perbankan Syariah S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: H. Abdul Aziz Nugraha Pratama, S.Ag. M.M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh kemampuan kerja terhadap kepuasan kerja (2) pengaruh semangat kerja terhadap kepuasan kerja (3) pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan (4) pengaruh kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan (5) pengaruh semangat kerja terhadap kinerja karyawan (6) pengaruh kemampuan kerja dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan mengolah data primer melalui kuesioner yang diberikan kepada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh atau sensus. Sampel yang diperoleh sebanyak 40 responden. Alat analisis pada penelitian ini menggunakan bantuan IBM SPSS versi 22. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi, uji asumsi klasik (uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas), dan analisis jalur.

Berdasarkan analisis penelitian, maka dapat disimpulkan (1) kemampuan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (2) semangat kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kepuasan kerja (3) kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (4) kemampuan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan (5) semangat kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (6) kemampuan kerja dan semangat kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja.

(12)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 15

C. Tujuan Penelitian ... 15

D. Kegunaan Penelitian ... 16

E. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II LANDASAN TEORI ... 19

A. Telaah Pustaka ... 19

B. Kerangka Teori ... 27

1. Kemampuan Kerja... 27

a. Pengertian Kemampuan ... 27

b. Penilaian Kemampuan Kerja... 28

c. Tujuan Penilaian Kemampuan Kerja ... 29

d. Peningkatan Kemampuan Karyawan ... 31

e. Indikator Kemampuan Kerja ... 32

(13)

xiii

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

Karyawan ... 36

c. Indikasi Turunnya Semangat Kerja Karyawan ... 36

d. Cara untuk Meningkatkan Semangat Kerja Karyawan ... 39

e. Indikator Semangat Kerja ... 40

f. Semangat Kerja dari Sudut Pandang Islam ... 41

3. Kepuasan Kerja ... 43

a. Pengertian Kepuasan Kerja ... 43

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 44

c. Teori Kepuasan Kerja ... 44

d. Indikator Kepuasan Kerja ... 46

e. Pedoman Meningkatkan Kepuasan Kerja ... 48

f. Kepuasan Kerja dari Sudut Pandang Islam ... 50

4. Kinerja Karyawan ... 52

a. Pengertian Kinerja Karyawan ... 52

b. Penilaian Kinerja ... 53

c. Manfaat Penilaian Kinerja... 54

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 56

e. Indikator Kinerja Karyawan ... 57

f. Kinerja Karyawan dari Sudut Pandang Islam ... 59

C. Kerangka Penelitian ... 63

D. Hipotesis ... 64

BAB III METODE PENELITIAN... 70

A. Jenis Penelitian... 70

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 70

C. Populasi dan Sampel ... 71

D. Teknik Pengumpulan Data ... 71

(14)

xiv

I. Alat Analisis... 77

BAB IV ANALISIS DATA ... 83

A. Deskripsi Obyek Penelitian... 83

B. Analisis Data ... 91

1. Uji Instrumen Penelitian ... 91

a. Uji Reliabilitas ... 91

b. Uji Validitas ... 92

2. Analisis Regresi ... 93

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)... 93

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 94

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 95

3. Uji Asumsi Klasik ... 97

a. Uji Multikolinieritas ... 97

b. Uji Heteroskedastisitas ... 98

c. Uji Normalitas... 99

4. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 100

5. Pengujian Hipotesis ... 105

C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ... 109

BAB V PENUTUP ... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 126

(15)

xv

Tabel 1.1 Temuan Research Gap ... 10

Tabel 2.1 Variabel, Indikator, dan Pernyataan ... 62

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 88

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia ... 89

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 90

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Status ... 91

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 91

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ... 92

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)... 93

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 95

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 96

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas Metode Korelasi ... 97

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Metode Tolerance dan VIF ... 98

Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Glejser ... 99

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov-Smirnov Test ... 100

Tabel 4.14 Hasil Uji Simultan Kemampuan Kerja dan Semangat Kerja Terhadap Kepuasan Kerja ... 101

Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Kemampuan Kerja dan Semangat Kerja Terhadap Kepuasan Kerja ... 101

Tabel 4.16 Hasil Uji Simultan Kemampuan Kerja, Semangat Kerja, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ... 103

Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Kemampuan Kerja, Semangat Kerja, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ... 103

(16)

xvi

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... 63

Gambar 3.1 Model Analisis Jalur (Path Analysis) ... 80

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Tahun 2017 ... 86

(17)

xvii

Lampiran 1 Kuesioner ... 126

Lampiran 2 Data Jawaban Responden Atas Kuesioner ... 130

Lampiran 3 Hasil Statistik Frekuensi ... 132

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas ... 133

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ... 135

Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi ... 137

Lampiran 7 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 138

Lampiran 8 Hasil Analisis Jalur (Path Analysis) ... 139

Lampiran 9 Declaration ... 141

Lampiran 10 Pernyataan Kesediaan Publikasi Skripsi ... 142

Lampiran 11 Lembar Konsultasi ... 143

Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 144

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jauh sebelum krisis moneter tahun 1997/1998 pembahasan dan

pengkajian bank syariah telah dilakukan dengan serius, termasuk telah

dilakukan penelitian tentang konsep perbankan syariah, dan pasca krisis

moneter tersebutlah para pakar perbankan serta birokrat mulai melihat bahwa

persoalan perbankan syariah perlu dipelajari dan diaplikasikan dengan serius

di negara Indonesia (Fahmi, 2014:29).

Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan

semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh

belum dilaksanakannya good corporate governance dan etika yang

melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada

dunia perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya

dapat mempunyai dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga

tindakan penting lain, yaitu ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian,

pelaksanaan good corporate governance, dan pengawasan yang efektif dari

Otoritas Pengawas Bank (Zarkasyi, 2008:112).

Salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan perbankan syariah

karena kekurangan sumber daya manusia. Melihat dari kelulusan perguruan

tinggi atau universitas dengan program terkait perbankan syariah masih

(19)

program terkait perbankan syariah sangat besar, bahkan sekarang bank-bank

konvensional mendirikan kantor baru dengan menggunakan prinsip syariah

dan semua itu juga membutuhkan karyawan yang mengerti akan prinsip

syariah (Sari, 2016:1). Salah satu contoh bank konvensional yang mendirikan

kantor baru menggunakan prinsip syariah adalah Bank Syariah Mandiri.

Permasalahan di Bank Syariah Mandiri dapat dilihat dengan jelas, walaupun

Bank Syariah Mandiri sudah mendirikan kantor sendiri dan menggunakan

prinsip syariah, akan tetapi masih dipimpin penuh oleh Bank Mandiri

konvensional, bahkan karyawan di Bank Syariah Mandiri merupakan jebolan

dari Bank Mandiri konvensional, yang bukan dari kelulusan program terkait

perbankan syariah dan tidak mengerti sepenuhnya tentang prinsip syariah.

Salah satu aspek yang sulit dihadapi dalam sebuah organisasi adalah

bagaimana cara membuat karyawannya bekerja secara efisien. Oleh sebab itu,

karyawan dituntut untuk mampu mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan

ketrampilan mereka, namun tidak pada kenyataannya semua karyawan

mempunyai kemampuan dan ketrampilan kerja sesuai dengan yang

diharapkan organisasi. Seseorang dapat bekerja secara efisien jika karyawan

tersebut mampu dan terampil serta mempunyai semangat kerja sehingga dapat

diharapkan hasil kerja yang maksimal (Hayati, 2017:1-2).

Untuk mencapai kinerja yang tinggi, pimpinan perusahaan harus

memperhatikan semangat kerja. Semangat kerja merupakan sikap mental

(20)

giat, cepat, dan baik. Semangat kerja karyawan yang tinggi akan berpengaruh

terhadap efisiensi kerja dan efektivitas kerja (Murdani, 2012:2).

Selama berada di suatu organisasi atau perusahaan, pasti ada saja

beberapa anggota atau karyawan yang tidak puas atau mengeluh. Keadaan itu

tentunya tidak dikehendaki oleh organisasi karena akan berdampak negatif

terhadap kinerja organisasi atau perusahaan (Arfiyanti, 2016:6). Kepuasan

kerja akan mempengaruhi produktivitas yang sangat diharapkan oleh seorang

manajer, sehingga seorang manajer perlu memahami apa yang harus

dilakukan untuk menciptakan kepuasan kerja karyawannya (Hamali,

2016:200).

Dalam menghadapi persaingan, perusahaan dituntut untuk

meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang

mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan

konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi (Hamali, 2016:98).

Kemampuan kerja, semangat kerja, dan kepuasan kerja yang efektif

dapat meningkatkan efisiensi operasi, efektifitas organisasi, dan kinerja.

Penelitian Priadana dan Ruswandi (2013) yang berjudul “Pengaruh

Kemampuan Kerja dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta

Implikasinya pada Kinerja Pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi

Jawa Barat” menyatakan bahwa kemampuan kerja berpengaruh positif dan

(21)

Penelitian Mirza (2015) yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Serta Kinerja Pegawai pada

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat”

menyatakan bahwa kemampuan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja.

Penelitian Handayani (2006) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kemampuan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan

FKIP Universitas Jember” menyatakan bahwa kemampuan kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Penelitian Sulastri (2015) yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan PT.

PLN (Persero) Cabang Malang Distribusi Jawa Timur” menyatakan bahwa

kemampuan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Penelitian Saleh dan Soetrisno (2011) yang berjudul “Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kepuasan dan Kinerja Karyawan pada

Bank Syariah di Kabupaten Jember” menyatakan bahwa kemampuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan.

Penelitian Sari (2013) yang berjudul “Pengaruh Kompensasi, Iklim Kerja, Semangat Kerja, dan Karakteristik Karyawan Terhadap Kinerja

Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi pada

PT. Bank Bukopin Tbk., Cabang Sultan Agung)” menyatakan bahwa

(22)

Penelitian Fatimah (2010) yang berjudul “Analisis Pengaruh Motivasi

dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Akuntansi dan Kepuasan

Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen” menyatakan bahwa semangat kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

Penelitian Hapsari (2011) yang berjudul “Analisis Pengaruh Motivasi, Iklim Kerja, Semangat Kerja, dan Tindakan Supervisi Terhadap Kepuasan

Kerja Auditor Pemula” menyatakan bahwa semangat kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

Penelitian Karsini (2016) yang berjudul “Pengaruh Semangat Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kepuasan Kerja yang Berdampak pada Kinerja

Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota

Semarang” menyatakan bahwa semangat kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

Penelitian Hardyansyah (2014) yang berjudul “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Semangat Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan

Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan” menyatakan bahwa semangat kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

Penelitian Rahman dan Solikhah (2016) yang berjudul “Analisis

Pengaruh Rotasi Kerja, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah” menyatakan bahwa

(23)

Penelitian Dapta (2015) yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada BMT di Kota Salatiga” menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Artadi (2015) yang berjudul “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Merapi Agung Lestari” menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Sari (2016) yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel

Intervening (Studi Kasus pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah)” menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Marlia (2010) yang berjudul “Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan pada CV. Alam Prima Komputer

Bandar Lampung” menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Farlen (2011) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja dan

Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT.

(24)

Penelitian Kusumawati (2015) yang berjudul “Analisis Pengaruh Budaya Kerja dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bank

Mandiri KCP Puger Jember” menyatakan bahwa semangat kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Hendri (2010) yang berjudul “Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang” menyatakan bahwa semangat kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja.

Penelitian Murdani (2012) yang berjudul “Pengaruh Semangat dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dept. HRD (Human Resource

Development) PT. Pulp and Paper Pangkalan Kerinci” menyatakan bahwa semangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Nurholisoh (2015) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja, Kesejahteraan, dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.

Kurnia Abadi Prima” menyatakan bahwa semangat kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Syahropi (2016) yang berjudul “Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bangkinang di Pekanbaru (Studi Kasus pada

Karyawan Tetap PT. Bangkinang)” menyatakan bahwa semangat kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Beberapa peneliti menemukan bahwa kemampuan kerja, semangat

(25)

Penelitian Salju dan Rahman (2016) yang berjudul “Pengaruh Kemampuan,

Motivasi, dan Kepribadian Terhadap Kepuasan dan Kinerja Dosen di Kota

Palopo” menyatakan bahwa kemampuan berpengaruh dan tidak signifikan

terhadap kepuasan.

Penelitian Yeni (2012) yang berjudul “Kecerdasan Emosional,

Semangat Kerja, dan Lingkungan Kerja Sebagai Prediktor Terhadap Kinerja

Guru Melalui Kepuasan Kerja” menyatakan bahwa semangat kerja tidak berpengaruh dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Penelitian Akbar (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh

Kepemimpinan, Pengembangan Karier, dan Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai (Studi Kasus pada Badan Penghubung Provinsi Riau di

Jakarta)” menyatakan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja.

Penelitian Astuti, dkk (2017) yang berjudul “Analisis Pengaruh

Rekruitmen, Kemampuan, Kepribadian, Motivasi, dan Komitmen Terhadap

Kinerja Sumber Daya Manusia pada PT. Bina Jasa Sumber Sarana”

menyatakan bahwa kemampuan tidak berpengaruh terhadap kinerja sumber

daya manusia.

Penelitian Puteri (2016) yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT.

(26)

menyatakan bahwa kemampuan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

Penelitian Sekartini (2016) yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan

Kinerja Karyawan Administrasi Universitas Warmadewa” menyatakan bahwa kemampuan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Setiawan (2017) yang berjudul “Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada CV. Sinar Agung” menyatakan bahwa kemampuan tidak berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

Penelitian Sitorus dan Soesatyo (2014) yang berjudul “Pengaruh

Kemampuan, Motivasi Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja

Karyawan” menyatakan bahwa kemampuan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Riharja (2014) yang berjudul “Pengaruh Semangat dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat” menyatakan bahwa semangat tidak

berpengaruh terhadap kinerja.

Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan adanya

inkonsistensi hasil penelitian pengaruh kemampuan kerja dan semangat kerja

terhadap kinerja karyawan, maka dari itu dalam penelitian ini memerlukan

(27)

(2017:18), variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis dapat

mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi

suatu hubungan yang tidak langsung dan sulit diamati. Variabel mediasi

(intervening) yang digunakan yaitu kepuasan kerja. Berikut disajikan peneliti

dan hasil temuannya yang menunjukkan adanya gap dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Temuan Research Gap

Judul Penelitian Peneliti

(Tahun) Variabel

Hasil/ Kesimpulan Pengaruh Kemampuan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Pengaruh Kemampuan Kerja

dan Motivasi Terhadap

Kepuasan Kerja Serta

Implikasinya pada Kinerja Pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat

Priadana dan

Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Serta Kinerja Pegawai pada Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan

Provinsi Kalimantan Barat

Pengaruh Motivasi Kerja dan Kemampuan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan FKIP Universitas Jember

Pengaruh Motivasi dan

Kemampuan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Cabang Malang Distribusi Jawa Timur

Pengaruh Kemampuan dan

Motivasi Terhadap Kepuasan dan Kinerja Karyawan pada

(28)

Lanjutan Tabel...

Judul Penelitian Peneliti

(Tahun) Variabel

Hasil/ Kesimpulan Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Pengaruh Kompensasi, Iklim Kerja, Semangat Kerja, dan

Karakteristik Karyawan

Terhadap Kinerja Karyawan

Melalui Kepuasan Kerja

Sebagai Variabel Intervening (Studi pada PT. Bank Bukopin Tbk., Cabang Sultan Agung)

Sari (2013) X1: kompensasi X2: iklim kerja

Analisis Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Akuntansi dan Kepuasan Kerja dengan

Analisis Pengaruh Motivasi, Iklim Kerja, Semangat Kerja,

dan Tindakan Supervisi

Terhadap Kepuasan Kerja Auditor Pemula

Pengaruh Semangat Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap

Kepuasan Kerja yang

Berdampak pada Kinerja

Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Semangat Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kepuasan Kerja dalam

Meningkatkan Kinerja

(29)

Lanjutan Tabel...

Judul Penelitian Peneliti

(Tahun) Variabel

Hasil/ Kesimpulan Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Analisis Pengaruh Rotasi Kerja, Motivasi Kerja, dan Kepuasan

Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan di Lembaga

Pengaruh Motivasi dan

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada BMT di Kota Salatiga

Pengaruh Kepuasan Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Merapi

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Melalui Kepuasan Kerja

Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada Bank

Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan pada CV. Alam

Prima Komputer Bandar

Lampung Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus pada Badan Penghubung Provinsi Riau di Jakarta)

Pengaruh Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pengaruh Motivasi Kerja dan

(30)

Lanjutan Tabel...

Judul Penelitian Peneliti

(Tahun) Variabel

Hasil/ Kesimpulan Analisis Pengaruh Rekruitmen,

Kemampuan, Kepribadian,

Motivasi, dan Komitmen

Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia pada PT. Bina Jasa

Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada

Karyawan PT. Makmur

Sejahtera Wisesa Tanjung Tabalong–Kalimantan Selatan)

Pengaruh Kemampuan Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

dan Kinerja Karyawan

Administrasi Universitas

Pengaruh Kemampuan dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada CV.

Motivasi Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Analisis Pengaruh Budaya Kerja

dan Semangat Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Bank

Mandiri KCP Puger Jember

Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang

Pengaruh Semangat dan

(31)

Lanjutan Tabel...

Kesejahteraan, dan Semangat

Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan pada PT. Kurnia

Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.

Pengaruh Semangat dan

Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat

Sumber: Data yang diolah dalam penelitian ini, 2017

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya tentang kinerja

adalah menggunakan variabel mediasi (intervening) kepuasan kerja untuk

mengetahui pengaruh kemampuan kerja dan semangat kerja terhadap kinerja

karyawan; menggunakan variabel bebas kemampuan kerja dan semangat

kerja; dan lokasi penelitiannya berada di Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Kendal.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis

tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Kerja

dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja

Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor

(32)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya dirumuskan ke dalam

pertanyaan penelitian (research questions) seperti di bawah ini:

1. Bagaimana pengaruh kemampuan kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal?

2. Bagaimana pengaruh semangat kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal?

3. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal?

4. Bagaimana pengaruh kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal?

5. Bagaimana pengaruh semangat kerja terhadap kinerja karyawan Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal?

6. Bagaimana pengaruh kemampuan kerja dan semangat kerja terhadap

kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal melalui

kepuasan kerja?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan kerja

terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

(33)

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semangat kerja

terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Kendal

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja

terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal

4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan kerja

terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal

5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semangat kerja

terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Kendal

6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan kerja

dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Kendal melalui kepuasan kerja

D. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna atau bermanfaat bagi

beberapa pihak, diantaranya:

1. Bagi Penulis

a. Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar S.E (Sarjana

Ekonomi) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

b. Dapat menjadi suatu kesempatan bagi penulis untuk menambah

pengetahuan dan ilmu mengenai teori kemampuan kerja, semangat

(34)

2. Bagi Pihak Perbankan

Dapat dijadikan sebagai evaluasi kinerja bank dalam menghadapi

kompetensi dalam dunia perbankan, sebagai sumber acuan, dan informasi

manajemen perbankan syariah.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau perbandingan untuk

peneliti selanjutnya yang khususnya berkaitan dengan kemampuan kerja,

semangat kerja, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan memuat paparan secara ringkas mengenai isi

dari tiap-tiap bab dalam skripsi tersebut, yaitu:

BAB I Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Berisi telaah pustaka, kerangka teori, kerangka penelitian, dan

(35)

BAB III Metode Penelitian

Berisi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep dan

operasional, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, dan alat analisis.

BAB IV Analisis Data

Berisi deskripsi obyek penelitian dan analisis data.

BAB V Penutup

(36)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Penelitian Priadana dan Ruswandi (2013) mengenai pengaruh

kemampuan kerja dan motivasi terhadap kepuasan kerja serta implikasinya

pada kinerja pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat

menunjukkan bahwa kemampuan kerja berada dalam kategori cukup baik,

sedangkan motivasi, kepuasan kerja, dan kinerja berada dalam kategori baik.

Penelitian Mirza (2015) mengenai pengaruh kemampuan kerja dan

motivasi kerja terhadap kepuasan kerja serta kinerja pegawai pada Badan

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan

bahwa kemampuan kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kepuasan

kerja dan kinerja.

Penelitian Handayani (2006) mengenai pengaruh motivasi kerja dan

kemampuan kerja terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan FKIP

Universitas Jember menunjukkan bahwa motivasi kerja dan kemampuan kerja

berpengaruh terhadap kepuasan kerja, kepuasan kerja berpengaruh terhadap

kinerja karyawan, kemampuan kerja dan motivasi kerja tidak berpengaruh

(37)

Penelitian Sulastri (2015) mengenai pengaruh motivasi dan

kemampuan kerja terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan PT. PLN

(Persero) Cabang Malang Distribusi Jawa Timur menunjukkan bahwa

motivasi, kemampuan kerja, dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Saleh dan Soetrisno (2011) mengenai pengaruh kemampuan

dan motivasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan pada bank syariah di

Kabupaten Jember menunjukkan bahwa kemampuan, motivasi, dan kepuasan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan, kemampuan dan motivasi

berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan.

Penelitian Salju dan Rahman (2016) mengenai pengaruh kemampuan,

motivasi, dan kepribadian terhadap kepuasan dan kinerja dosen di Kota

Palopo menunjukkan bahwa kemampuan berpengaruh tidak signifikan

terhadap kepuasan, motivasi dan kepribadian berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan, kemampuan dan motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja, kepribadian dan kepuasan berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Penelitian Sari (2013) mengenai pengaruh kompensasi, iklim kerja,

semangat kerja, dan karakteristik karyawan terhadap kinerja karyawan

melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening (studi pada PT. Bank

Bukopin Tbk., Cabang Sultan Agung) menunjukkan bahwa kompensasi

(38)

kerja, semangat kerja, dan karakteristik karyawan berpengaruh positif

terhadap kepuasan kerja.

Penelitian Fatimah (2010) mengenai analisis pengaruh motivasi dan

semangat kerja terhadap kinerja karyawan akuntansi dan kepuasan kerja

dengan variabel moderator komitmen menunjukkan bahwa motivasi dan

semangat kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dan

kepuasan kerja, variabel moderator komitmen dapat meningkatkan pengaruh

motivasi dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja.

Penelitian Hapsari (2011) mengenai analisis pengaruh motivasi, iklim

kerja, semangat kerja, dan tindakan supervisi terhadap kepuasan kerja auditor

pemula menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi dan semangat kerja,

maka kepuasan kerja semakin meningkat, semakin baik iklim kerja dan

tindakan supervisi, maka kepuasan kerja semakin meningkat.

Penelitian Karsini, dkk (2016) mengenai pengaruh semangat kerja dan

disiplin kerja terhadap kepuasan kerja yang berdampak pada kinerja pegawai

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang

menunjukkan bahwa semakin baik semangat kerja dan disiplin kerja, maka

akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan akan berdampak pada kinerja.

Penelitian Hardyansyah (2014) mengenai analisis pengaruh motivasi

kerja, semangat kerja, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja dalam

meningkatkan kinerja karyawan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

(39)

terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan, dengan demikian kepuasan

kerja berfungsi sebagai variabel intervening.

Penelitian Yeni (2012) mengenai kecerdasan emosional, semangat

kerja, dan lingkungan kerja sebagai prediktor terhadap kinerja guru melalui

kepuasan kerja menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan semangat

kerja tidak berpengaruh dan signifikan terhadap kepuasan kerja, kecerdasan

emosional dan lingkungan kerja tidak berpengaruh dan signifikan terhadap

kinerja melalui kepuasan kerja, semangat kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja melalui kepuasan kerja, kepuasan kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

Penelitian Rahman dan Solikhah (2016) mengenai analisis pengaruh

rotasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di

lembaga keuangan mikro syariah menunjukkan bahwa rotasi kerja, motivasi

kerja, dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Penelitian Dapta (2015) mengenai pengaruh motivasi dan kepuasan

kerja terhadap kinerja karyawan pada BMT di Kota Salatiga menunjukkan

bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan

kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Artadi (2015) mengenai pengaruh kepuasan kerja dan beban

(40)

menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan beban kerja berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Sari (2016) mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening (studi

kasus pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah) menunjukkan bahwa

lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja,

lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, kepuasan

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Marlia (2010) mengenai pengaruh kepuasan kerja karyawan

terhadap kinerja karyawan pada CV. Alam Prima Komputer Bandar Lampung

menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan.

Penelitian Akbar (2013) mengenai analisis pengaruh kepemimpinan,

pengembangan karier, dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai (studi

kasus pada Badan Penghubung Provinsi Riau di Jakarta) menunjukkan bahwa

kepemimpinan dan kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja, sedangkan pengembangan karier berpengaruh signifikan terhadap

kinerja.

Penelitian Farlen (2011) mengenai pengaruh motivasi kerja dan

kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan (studi pada karyawan PT.

(41)

kemampuan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Penelitian Astuti, dkk (2017) mengenai analisis pengaruh rekruitmen,

kemampuan, kepribadian, motivasi, dan komitmen terhadap kinerja sumber

daya manusia pada PT. Bina Jasa Sumber Sarana menunjukkan bahwa

rekruitmen dan kemampuan tidak berpengaruh terhadap kinerja sumber daya

manusia, sedangkan kepribadian, motivasi, dan komitmen berpengaruh

terhadap kinerja sumber daya manusia.

Penelitian Puteri (2016) mengenai pengaruh kemampuan kerja dan

motivasi kerja terhadap kinerja karyawan (studi pada karyawan PT. Makmur

Sejahtera Wisesa Tanjung Tabalong–Kalimantan Selatan) menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan, kemampuan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Penelitian Sekartini (2016) mengenai pengaruh kemampuan kerja,

disiplin kerja, dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dan kinerja

karyawan administrasi Universitas Warmadewa menunjukkan bahwa

kemampuan kerja tidak mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap

kepuasan kerja dan kinerja, disiplin kerja berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap kepuasan kerja, disiplin kerja dan motivasi kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, motivasi kerja

(42)

Penelitian Setiawan (2017) mengenai pengaruh kemampuan dan

motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Sinar Agung

menunjukkan bahwa kemampuan tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan, motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan, kemampuan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja.

Penelitian Sitorus dan Soesatyo (2014) mengenai pengaruh

kemampuan, motivasi kerja, dan komitmen organisasi terhadap kinerja

karyawan menunjukkan bahwa kemampuan, motivasi kerja, dan komitmen

organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Kusumawati (2015) mengenai analisis pengaruh budaya

kerja dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan Bank Mandiri KCP

Puger Jember menunjukkan bahwa budaya kerja dan semangat kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Hendri (2010) mengenai pengaruh semangat kerja terhadap

kinerja pegawai Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara semangat kerja

terhadap kinerja.

Penelitian Murdani (2012) mengenai pengaruh semangat dan disiplin

kerja terhadap kinerja karyawan Dept. HRD (Human Resource Development)

PT. Pulp and Paper Pangkalan Kerinci menunjukkan bahwa semangat

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan disiplin kerja

(43)

Penelitian Nurholisoh (2015) mengenai pengaruh motivasi kerja,

kesejahteraan, dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.

Kurnia Abadi Prima menunjukkan bahwa motivasi kerja tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan

kesejahteraan dan semangat kerja memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Syahropi (2016) mengenai pengaruh semangat kerja

terhadap kinerja karyawan PT. Bangkinang di Pekanbaru (studi kasus pada

karyawan tetap PT. Bangkinang) menunjukkan bahwa semangat kerja

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Riharja (2014) mengenai pengaruh semangat dan disiplin

kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Kalimantan Barat menunjukkan bahwa semangat dan disiplin kerja tidak

berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu perbedaannya bahwa

penelitian terdahulu tidak menguji secara spesifik pengaruh kemampuan kerja

dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan, sehingga peneliti

menggunakan variabel kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

Pengujian penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini juga tidak hanya

menguji kemampuan kerja dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan,

(44)

Penelitian ini dilakukan pada karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Kendal.

B. Kerangka Teori

1. Kemampuan Kerja

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan merupakan salah satu unsur dalam kematangan

yang berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dapat

diperoleh dari pendidikan, pelatihan, dan suatu pengalaman.

Kemampuan berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mental

yang dimiliki oleh seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dan

bukan yang ingin dilakukannya (Gibson, 1994:104).

Kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan (Robbins,

1998:46). Kemampuan merupakan potensi yang ada dalam diri

seseorang untuk berbuat sehingga memungkinkan seseorang untuk

dapat melakukan pekerjaan ataupun tidak dapat melakukan

pekerjaan tersebut.

Jadi kemampuan kerja merupakan suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,

(45)

b. Penilaian Kemampuan Kerja

Menurut Panggabean (2002), proses penilaian kemampuan ini

ditujukan untuk memahami prestasi kerja seseorang, dimana

kegiatan ini terdiri dari:

1) Identifikasi

Identifikasi merupakan tahap awal dari proses yang

terdiri atas penentuan unsur-unsur yang akan diamati. Kegiatan

ini diawali dengan melakukan analisis pekerjaan agar dapat

mengenali unsur-unsur yang akan dinilai dan dapat

mengembangkan skala penilaian. Apa yang dinilai adalah yang

berkaitan dengan pekerjaan, bukan yang tidak berkaitan dengan

pekerjaan.

2) Observasi

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan

secara seksama dan periodik. Semua unsur yang dinilai harus

diamati secara seksama agar dapat dibuat penilaian yang wajar

dan tepat. Observasi yang jarang dilakukan dan tidak berkaitan

dengan prestasi kerja akan menghasilkan hasil penelitian sesaat

(46)

3) Pengukuran

Dalam pengukuran, para penilai akan memberikan

penilaian terhadap tingkat kemampuan karyawan yang

didasarkan pada hasil pengamatan pada tahap observasi.

4) Pengembangan

Pihak penilai selain memberikan penilaian terhadap

kemampuan kerja karyawan juga melakukan pengembangan

apabila ternyata terdapat perbedaan antara yang diharapkan oleh

pimpinan dengan hasil kerja karyawan. Kemampuan kerja

dihasilkan oleh adanya dua hal, yaitu:

a) Kemampuan (ability) dalam wujudnya sebagai kapasitas

untuk berprestasi (capacity to perform)

b) Kemampuan, semangat, hasrat atau motivasi dalam

wujudnya sebagai kesediaan untuk berprestasi (willingness

to perform)

c. Tujuan Penilaian Kemampuan Kerja

Menurut Handoko (2001), penilaian kemampuan kerja

karyawan berguna bagi organisasi dan harus bermanfaat bagi

(47)

1) Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan

untuk promosi, demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya

balas jasa

2) Untuk mengukur sejauh mana karyawan bisa sukses dalam

pekerjaannya

3) Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan di

dalam organisasi

4) Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan

keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya

pengawasan, kondisi kerja, dan peralatan kerja

5) Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan

bagi karyawan yang berada di dalam organisasi

6) Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan

sehingga tercapai tujuan untuk mendapatkan prestasi kerja yang

baik

7) Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan atasan dalam

mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan

kebutuhan-kebutuhan bawahannya

8) Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan di masa lampau dan

meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya

9) Sebagai kriteria dalam menentukan seleksi dan penempatan

(48)

10)Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian

pekerjaan

d. Peningkatan Kemampuan Karyawan

Karyawan dengan kemampuan yang baik yang ditempatkan

dalam tugas yang sesuai dengan ketrampilannya akan meningkatkan

motivasinya dengan hasil kinerja yang baik, sebaliknya, jika terdapat

salah penempatan tugas akan mengakibatkan turunnya kualitas kerja

karyawan. Dalam hal kemampuan karyawan, banyak yang dapat kita

lihat bahwa seorang karyawan merasa termotivasi dalam bekerjanya

jika karyawan tersebut memiliki pengetahuan yang memadai

terhadap tugas dan tanggung jawabnya, dimana pengetahuan ini

menurut Gibson (1994) dapat diperoleh melalui:

1) Pendidikan formal

Upaya yang dapat ditempuh yaitu dengan penerapan

program tugas belajar dengan tujuan peningkatan level

pendidikan karyawan.

2) Pelatihan

Diadakannya pelatihan-pelatihan kerja oleh organisasi

(49)

3) Akses informasi

Upaya ini dilakukan dengan cara peningkatan akses

informasi dalam topik pekerjaan karyawan.

4) Pengalaman

Memberikan ruang gerak yang lebih luas yang

memungkinkan karyawan memperoleh pengalaman langsung.

e. Indikator Kemampuan Kerja

Untuk mengetahui seseorang karyawan mampu atau tidak

dalam melaksanakan pekerjaannya, dapat kita lihat melalui beberapa

indikator yang ada di bawah ini. Indikator kemampuan kerja

menurut Robbins (1998) adalah sebagai berikut:

1) Kesanggupan kerja

Kesanggupan kerja karyawan adalah suatu kondisi

dimana seorang karyawan merasa mampu menyelesaikan

pekerjaan yang diberikan kepadanya.

2) Pendidikan

Pendidikan adalah kegiatan untuk meningkatkan

pengetahuan seseorang termasuk di dalamnya peningkatan

penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap

(50)

3) Masa kerja

Masa kerja adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang

karyawan dalam bekerja pada sebuah perusahaan atau

organisasi.

Melihat dari beberapa indikator yang ada, tentunya setiap

perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan kemampuan kerja

yang dimiliki oleh para karyawannya, semakin tinggi tingkat

kemampuan kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan, maka

kinerja karyawan di dalam perusahaan akan tinggi pula (Robbins,

1998).

f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan

Menurut Davis yang dikutip Mangkunegara (2005),

faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan adalah faktor-faktor:

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan (knowledge) yaitu informasi yang telah

diproses dan diorganisasikan untuk memperoleh pemahaman,

pembelajaran, dan pengalaman yang terakumulasi, sehingga bisa

(51)

2) Ketrampilan (skill)

Ketrampilan (skill) adalah kemampuan pegawai untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan efisien secara

teknik pelaksanaan kerja tertentu yang berkaitan dengan tugas

individu dalam suatu organisasi.

g. Kemampuan Kerja dari Sudut Pandang Islam

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dan

ciptaan yang terbaik, ia dilengkapi dengan akal fikiran agar mampu

memahami dan mengamalkannya serta bertanggung jawab atas

segala perbuatannya. Allah SWT menciptakan manusia sebagai

khalifah di muka bumi dan dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan

untuk mengabdi kepada-Nya agar manusia mampu melaksanakan

tugas dan fungsi penciptaannya maka manusia dibekali Allah SWT

dengan berbagai potensi dalam kemampuan. Manusia harus

mendayagunakan potensi yang dianugerahkan kepada-Nya secara

bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan dan fungsi

penciptaan-Nya di alam ini baik sebagai „abd maupun khalifah fi al -Ardh (Batubara, 2016). Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka

berkata, “Mengapa Engkau hendak menciptakan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan

(52)

dan mensucikan Engkau ?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya aku

mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah:30).

2. Semangat Kerja

a. Pengertian Semangat Kerja

Semangat kerja adalah kemampuan atau kemauan setiap

individu atau sekelompok orang untuk saling bekerja sama dengan

giat dan disiplin serta penuh rasa tanggung jawab disertai

kesukarelaan dan kesediaannya untuk mencapai tujuan organisasi

(Murdani, 2012:7-8).

Semangat kerja karyawan adalah sikap mental dari individu

maupun kelompok yang menunjukkan kesungguhannya di dalam

melaksanakan pekerjaan sehingga mendorong untuk bekerja lebih

baik (Hendri, 2010:15).

Semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan seseorang

mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk

mencapai produktivitas yang maksimal (Hasibuan, 2004).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

semangat kerja adalah keadaan psikologi seseorang berupa

kesungguhan dan keinginan yang kuat untuk bekerja lebih giat agar

(53)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja Karyawan

Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan

menurut Zainun (1986) adalah:

1) Hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan, terutama

pimpinan yang sehari-hari langsung berhubungan dan

berhadapan dengan karyawan bawahannya

2) Kepuasan kerja terhadap tugas yang diembannya

3) Adanya suasana atau iklim kerja yang bersahabat dengan

anggota-anggota lainnya

4) Mempunyai perasaan bermanfaat bagi tercapainya tujuan

organisasi perusahaan

5) Adanya tingkat kepuasan ekonomi dan kepuasan material yang

memadai sebagai imbalan yang dirasakan adil terhadap jerih

payah yang diberikan kepada organisasi

6) Adanya ketenangan jiwa, jaminan kepastian, serta perlindungan

terhadap segala sesuatu yang dapat membahayakan dirinya dan

karier dalam pekerjaannya

c. Indikasi Turunnya Semangat Kerja Karyawan

Semangat kerja tidak selalu ada dalam diri karyawan,

terkadang semangat kerja dapat pula menurun. Indikasi-indikasi

(54)

dapat terjadi. Menurut Nitisemito (1992), indikasi-indikasi tersebut

antara lain sebagai berikut:

1) Rendahnya produktivitas kerja

Menurunnya produktivitas dapat terjadi karena

kemalasan, menunda pekerjaan, dan sebagainya. Bila terjadi

penurunan produktivitas, maka hal ini berarti indikasi dalam

organisasi tersebut telah terjadi penurunan semangat kerja.

2) Tingkat absensi yang naik atau tinggi

Pada umumnya bila semangat kerja menurun, maka

karyawan dihinggapi rasa malas untuk bekerja, apalagi

kompensasi atau upah yang diterimanya tidak dikenakan

potongan saat mereka tidak masuk bekerja. Dengan demikian

dapat menimbulkan penggunaan waktu luang untuk

mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi meski hanya untuk

sementara.

3) Labour turn over atau perpindahan karyawan yang tinggi

Keluar masuk karyawan yang meningkat terutama

disebabkan karyawan mengalami ketidaksenangan atau

ketidaknyamanan saat mereka bekerja, sehingga mereka berniat

(55)

lebih sesuai dengan alasan mencari kenyamanan dalam bekerja.

Manajer harus waspada terhadap gejala-gejala seperti ini.

4) Tingkat kerusakan yang meningkat

Meningkatnya tingkat kerusakan sebenarnya

menunjukkan bahwa perhatian dalam pekerjaan berkurang,

selain itu dapat juga terjadi kecerobohan dalam pekerjaan dan

sebagainya. Dengan naiknya tingkat kerusakan merupakan

indikasi yang cukup kuat bahwa semangat kerja telah menurun.

5) Kegelisahan dimana-mana

Kegelisahan tersebut dapat berbentuk ketidaktenangan

dalam bekerja, keluh kesah, serta hal-hal lain. Terusiknya

kenyamanan karyawan memungkinkan akan berlanjut pada

perilaku yang dapat merugikan organisasi itu sendiri.

6) Tuntutan yang sering terjadi

Tuntutan merupakan perwujudan dari ketidakpuasan,

dimana pada tahap tertentu akan menimbulkan keberanian untuk

mengajukan tuntutan. Organisasi harus mewaspadai tuntutan

(56)

7) Pemogokan

Pemogokan adalah wujud dari ketidakpuasan,

kegelisahan, dan sebagainya. Jika hal ini terus berlanjut, maka

akan berujung pada munculnya tuntutan dan pemogokan.

d. Cara untuk Meningkatkan Semangat Kerja Karyawan

Menurut Nitisemito (1992), ada beberapa cara untuk

meningkatkan semangat kerja karyawan, caranya dapat bersifat

materi maupun non materi, yaitu:

1) Gaji yang sesuai dengan pekerjaan

2) Memperhatikan kebutuhan rohani

3) Sekali-kali perlu menciptakan suasana kerja yang santai yang

dapat mengurangi beban kerja

4) Harga diri karyawan perlu mendapatkan perhatian

5) Tempatkan para karyawan pada posisi yang tepat

6) Berikan kesempatan pada mereka yang berprestasi

7) Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan

8) Usahakan para karyawan memiliki loyalitas dan keperdulian

terhadap organisasi

9) Sekali-kali para karyawan perlu diajak berunding untuk

membahas kepentingan bersama

(57)

11)Fasilitas kerja yang menyenangkan yang dapat membangkitkan

gairah kerja

e. Indikator Semangat Kerja

Menurut Maier (1998:135) dalam Tenggara (2012:18-19),

seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi mempunyai

alasan tersendiri untuk bekerja yaitu benar-benar menginginkannya.

Ada empat indikator yang menunjukkan seseorang mempunyai

semangat kerja yang tinggi, yaitu:

1) Kegairahan atau antusiasme (zeast, antuciasm)

Seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja

mengindikasikan bahwa karyawan memiliki motivasi dan

dorongan bekerja. Motivasi tersebut akan terbentuk bila

seseorang memiliki keinginan atau minat dalam mengerjakan

pekerjaannya dengan baik.

2) Kekuatan untuk melawan frustasi (resistance of frustration)

Seseorang yang mempunyai semangat kerja yang tinggi

tidak memiliki sikap yang pesimistis apabila menemui kesulitan

dalam pekerjaannya.

3) Kualitas untuk bertahan (staying quality)

Aspek ini tidak langsung menyatakan seseorang yang

(58)

asa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran di dalam

pekerjaannya, ini berarti bahwa terdapat ketekunan dan

keyakinan penuh dalam dirinya. Keyakinan ini menunjukkan

bahwa seseorang yang mempunyai energi dan kepercayaan

untuk memandang masa yang akan datang dengan baik akan

meningkatkan kualitas untuk bertahan.

4) Semangat berkelompok (team spirit)

Semangat berkelompok menggambarkan hubungan antar

karyawan. Dengan adanya semangat kerja, maka para karyawan

memiliki sikap kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain

agar orang lain dapat mencapai tujuan bersama.

f. Semangat Kerja dari Sudut Pandang Islam

Islam adalah agama yang paling sempurna yang diturunkan

Allah SWT untuk seluruh umat manusia, di dalamnya diatur

berbagai macam aturan, baik yang menyangkut ibadah maghdoh

maupun ibadah ghairu maghdoh (muamalat). Islam mengajarkan

kepada setiap pemeluknya untuk selalu bekerja keras di dalam

kehidupannya. Ada banyak nash Al-Qur‟an maupun hadits Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan agar umat Islam bekerja keras

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa melalaikan kehidupan

(59)

Dalam Q.S. Al-Qashash:77 misalnya, Allah SWT

menegaskan: “Dan carilah apa yang dianugerahkan Allah SWT kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu

melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat

baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah SWT berbuat baik

kepadamu.” Begitu pula Rasulullah SAW mengingatkan dalam suatu haditsnya: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu

akan mati besok.”

Dalam ayat dan hadits di atas sangatlah jelas bahwa Islam

menghendaki setiap muslim agar tidak mudah putus asa dan

memiliki etos kerja (semangat kerja) yang tinggi dalam hidupnya,

namun dalam kesibukannya dalam urusan dunia hendaklah diniatkan

untuk menjadi ladang amal yang baik untuk kehidupan akhirat. “Ad dunya mazra’atul akhirath,” “Dunia adalah sawah ladang akhirat.” Karena itu, segala perbuatan manusia selama di dunia, baik dan

buruk menjadi amal yang baik apabila itu didasarkan pada niat

ibadah kepada Allah SWT. Jadi, cukup jelaslah konsep Islam

mengenai urusan bekerja dan berusaha, yaitu Islam sangat

menganjurkan umatnya bekerja keras dan tidak boleh

menyia-nyiakan waktu dan kesempatan. Sungguh rugilah orang yang tidak

(60)

demikian semangat kerja dalam Islam hendaknya didasarkan pada

niat ikhlas untuk beribadah kepada Allah SWT (Hana, 2011).

3. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan sikap (positif) tenaga kerja

terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap

situasi kerja. Penelitian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam

mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan

yang puas lebih menyukai situasi kerjanya daripada karyawan yang

tidak puas yang tidak menyukai situasi kerjanya (Hamali, 2016:203).

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang

bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang

berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya.

Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan yang dirasakan sesuai

dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya

terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan

evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya

senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja

(Zainal, dkk, 2014:620).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan

(61)

berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja (Rahman dan Solikhah,

2016:29).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2008:120), ada dua faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

1) Faktor pegawai

Faktor pegawai yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus,

umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman

kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berfikir, persepsi,

dan sikap kerja.

2) Faktor pekerjaan

Faktor pekerjaan yaitu jenis pekerjaan, struktur

organisasi, pangkat atau golongan, kedudukan, mutu

pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan,

interaksi sosial, dan hubungan kerja.

c. Teori Kepuasan Kerja

Menurut Zainal, dkk (2014:620), teori tentang kepuasan kerja

(62)

1) Teori ketidaksesuaian (discrepancy theory)

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan

menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan

kenyataan yang dirasakan, sehingga apabila kepuasannya

diperoleh melebihi dari yang diinginkan, maka orang akan

menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy, tetapi

merupakan discrepancy yang positif.

2) Teori keadilan (equity theory)

Menurut teori ini komponen utama dalam teori keadilan

adalah input, hasil, keadilan, dan ketidakadilan. Input adalah

faktor bernilai bagi karyawan yang dianggap mendukung

pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman, kecakapan,

jumlah tugas, dan peralatan atau perlengkapan yang

dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaannya. Hasilnya

adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang karyawan

yang diperoleh dari pekerjaannya, seperti upah atau gaji,

keuntungan sampingan, simbol, status, penghargaan, dan

kesempatan untuk berhasil atau aktualisasi diri. Menurut teori

ini, setiap karyawan akan membandingkan rasio input hasil

dirinya dengan rasio input hasil orang lain. Bila perbandingan

(63)

Tetapi bila perbandingan itu tidak seimbang, akan timbul

ketidakpuasan.

3) Teori dua faktor (two factor theory)

Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi

dua kelompok, yaitu satisfies (motivator) dan dissatisfies.

Satisfies ialah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai

sumber kepuasan kerja yang terdiri dari pekerjaan yang menarik,

penuh tantangan, ada kesempatan untuk berprestasi, kesempatan

memperoleh penghargaan, dan promosi. Dissatisfies (hygiene

factors) adalah faktor-faktor yang menjadi sumber

ketidakpuasan, yang terdiri dari gaji atau upah, pengawasan,

hubungan antar pribadi, kondisi kerja, dan status.

d. Indikator Kepuasan Kerja

Smith, dkk (1969) dalam Amalia (2012:22-23),

mempublikasikan kepuasan kerja ke dalam lima indikator yang

sering disebut dengan Job Descriptive Index (JDI). JDI dirancang

untuk mengukur kepuasan karyawan dengan pekerjaan mereka. Alat

ini menjadi salah satu yang paling banyak digunakan dalam

pengukuran kepuasan kerja karyawan. Kelima indikator tersebut

Gambar

Tabel 1.1 Temuan Research Gap
Tabel 2.1 Variabel, Indikator, dan Pernyataan
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Gambar 3.1 Model Analisis Jalur (Path Analysis)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh komitmen organisasi, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening (Studi kasus pada PT. Bank Mandiri Kantor

Kehidupan akan terasa lebih indah kalau dilandasi kejujuran an hasilnya akan terasa lebih nikmat.Masyarakat Jawa menggunakan falsafah ini untuk menjadi

Perusahaan dan anak perusahaan telah menghitung dampak perubahan tarif pajak tersebut dalam perhitungan aset pajak tangguhan bersih per 31 Desember 2008 yakni masing- masing

Tesis berjudul Pengaruh Gaji dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dengan Stres Kerja dan Hubungan Rekan Kerja Sebagai Variabel Intervening, Studi Kasus

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdialog di depan kelas setelah guru menjelaskan materi pesan melalui telepon. Guru menjelaskan tentang model

Dapat disimpulkan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dengan prestasi akademik siswa di SMK N 16

Mengingat luasnya pembahasan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan tidak meyimpang dari permasalahan, maka penulis membatasi permasalahan yang akan

Adanya kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajer maka tindakan manajer akan selaras dengan pemegang saham sehingga dengan hubungan selaras tersebut maka