• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN AKADEMIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN AKADEMIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN AKADEMIK

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

2009-2010

PA.UJM-JGz-FK-UB.01

PROGRAM STUI ILMU GIZI

JURUSAN GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

PEDOMAN AKADEMIK

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

2009-2010

PA.UJM-JGz-FK-UB.01

Revisi : 1

Tanggal : 6 Juli 2009

Dikaji ulang oleh : Sekretaris Jurusan Gizi Dikendalikan oleh : Unit Jaminan Mutu Disetujui oleh : Ketua Jurusan Gizi

Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Pedoman Akademik Jurusan Gizi Disetujui Oleh Revisi ke 1 - PA.UJM-JGz-FK-UB.001 Ketua Jurusan

(3)

KATA PENGANTAR

Pedoman Pendidikan Tahun akademik 2008/2009 diterbitkan atas dasar Surat Keputusan Dekan Nomor: 852/ST/J10.1.17/KP/2008 tanggal 9 Oktober 2008 tentang: Buku Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, dengan tujuan untuk menyampaikan informasi Proses Belajar Mengajar di Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Pedoman ini merupakan acuan bagi mahasiswa Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Angkatan 2008/2009 untuk menjadi strategi pembelajaran, pengetahuan, mengetahui hak dan kewajibannya. Pedoman akademik ini berlaku untuk tahun Akademik 2009/2010 dan akan diperbaiki serta dikembangkan sesuai dengan pengembangan penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada tahun-tahun berikutnya.

Akhirnya, kami harapkan Pedoman Akademik ini dapat memenuhi fungsinya sebagai acuan bagi seluruh unsur penyelenggara pendidikan Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Ketua Jurusan Gizi FKUB

Dr. dr. Endang Sri Wahjuni, MS NIP. 130 873 486

(4)

DAFTAR ISI

Kata pengantar Daftar Isi

1. Dasar Penyelenggaraan ... 1

2. Visi, misi, dan tujuan ... 2

3. Sistem pendidikan ... A. Standar Kompetensi Gizi ... 3

B. Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 9

4. Kegiatan Pembelajaran ... 20

5. Evaluasi Proses pembelajaran dan penilaian ... A. Basic Knowledge (Semester 1-4) ... 32

B. PBL ... 43

6. Peraturan dan Tata Tertib Akademik ... 50

7. Penunjang Keberhasilan Studi ... 64

8. Tim Penyusun ... 70

Lampiran 1. Tabel Struktur Kompetensi Mata Kuliah ... 73

2. Pengelompokan Mata Kuliah Berdasarkan Bidang Keilmuan ... 76

(5)

BAB I

DASAR PENYELENGGARAAN

Penyelenggaraan Program Studi S1 Ilmu Gizi Kesehatan di Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi dimulai pada Tahun Akademik 2007/2008. Penerapan Kurilukum Berbasis Kompetensi tersebut berdasarkan atas:

1. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI, nomor 0475/U/2002, tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi;

2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa

4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor: 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standart Profesi Gizi

6. Committee Accreditation Dietitian Education (CADE), 2002 mengenai kompetensi Profesi Gizi (Registered Dietitian)

7. Hasil Muktamar Nasional 1 Asosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI), 2004 mengenai Standard Kompetensi S1 Gizi, Kurikulum Pendidikan S1 Gizi dan Kompetensi Pendidikan Profesi Gizi

8. Keputusan Rektor Universitas Brawijaya No. 263/SK/2007 tentang Pedoman Pendidikan Universitas Brawijaya Tahun Akademik 2007/2008

(6)

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN A. VISI

Menjadi institusi pendidikan Ilmu Gizi Kesehatan yang terkemuka

B. MISI

Merintis pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang ilmu gizi kesehatan yagn tanggap terhadap permasalahan gizi di masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

C. TUJUAN

Untuk mencapai visi misi jurusan, maka tujuan proses kegiatan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan YME, mampu membelajarkan diri, memiliki wawasan yang luas, memiliki disiplin dan etos kerja sehingga menjadi tenaga profesional yang tangguh dan mampu bersaing melewati batas nasional

2. Menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi gizi kesehatan serta seni guna mendorong pengembangan budaya

3. Mempunyai kemampuan dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan konsep pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah sesuai dengan substansi dan ketrampilan dalam bidang gizi kesehatan sehingga mempunyai kemampuan mengidentifikasi, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara pemecaham masalah gizi

(7)

BAB III

SISTEM PENDIDIKAN

A. STANDAR KOMPETENSI GIZI

a. Area Kompetensi

Berdasarkan hasil muktamar Asosiasi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI) 2004, maka secara umum kompetensi utama lulusan S1 Gizi terbagi atas 4 penekanan/Area Kompetensi yaitu:

1. Kompetensi dasar (9 Kompetensi)

2. Kompetensi penekanan Gizi Klinik/Dietetik (13 Kompetensi)

3. Kompetensi penekanan Gizi Komunitas/ Manajemen Gizi Masyarakat (11 Kompetensi) 4. Kompetensi penekanan Gizi Institusi/

Manajemen Sistem Pelayanan Makanan (15 Kompetensi)

Pada setiap penekanan kompetensi, seorang lulusan S1 Gizi harus mampu melakukan/mengkoordinir ke-4 aspek kegiatan sebagai berikut:

1. NUTRITIONAL ASSESSMENT (Pengkajian status gizi)

2. NUTRITIONAL DIAGNOSIS (Menegakkan diagnosis gizi)

3. NUTRITIONAL INTERVENTION (Melakukan intervensi gizi)

4. NUTRITIONAL MONITORING AND EVALUATION (Melakukan monitoring dan evaluasi gizi)

(8)

b. Komponen Kompetensi

Komponen kompetensi gizi, dirumuskan secara internal oleh Tim kurikulum S1 Gizi FKUB* dengan berlandaskan pada 46 Standar Kompetensi S1 Gizi yang telah ditetapkan sebagai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 374/Menkes/SK/III/2007 dan kompetensi Profesi Gizi (Registered Dietitian) yang ditetapkan oleh Committee Accreditation Dietitian Education (CADE), 2002. Perumusan ini dengan cara mengelompokkan ke-46 kompetensi ke dalam 4 area kompetensi/penekanan.

1. Area Kompetensi dasar, meliputi 9 Komponen

Kompetensi, yaitu

1.1. Melakukan praktek kegizian sesuai dengan nilai-nilai dan Kode Etik Profesi Gizi

1.2. Merujuk pasien/klien kepada profesional

Nutrisionis/Dietitian atau disiplin lain bila diluar kemampuan/kewenang

1.3. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan profesi. 1.4. Melakukan pengkajian diri dan berpartisipasi

dalam pengembangan profesi serta pendidikan seumur hidup.

1.5. Menggunakan teknologi mutakhir untuk kegiatan komunikasi dan informasi.

(9)

1.6. Menginterpretasikan dan memadukan pengetahuan ilmiah terbaru dalam praktek kegizian.

1.7. Berpartisipasi dalam perubahan organisasi, perencanaan dan proses penetapan tujuan 1.8. Berpartisipasi dalam pendayagunaan sumber

daya manusia

1.9. Merujuk klien kepada pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih sesuai dengan kesehatan umum dan gizi.

2. Kompetensi penekanan Gizi Klinik/Dietetik (13

Komponen Kompetensi)

2.1. Mengawasi rancangan menu sesuai dengan kebutuhan dan status kesehatan klien.

2.2. Mengawasi penapisan gizi untuk individu dan kelompok.

2.3. Mengawasi penilaian gizi klien dengan kondisi kesehatan umum (obesitas, hipertensi,dll). 2.4. Menilai status gizi individu dengan kondisi

kesehatan kompleks (ginjal, gizi buruk, dll). 2.5. Merancang dan menerapkan rencana pelayanan

(10)

2.6. Mengelola pemantauan asupan makanan dan gizi klien

2.7. Memilih, menerapkan, dan mengevaluasi standar makanan enteral dan parenteral untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dianjurkan termasuk zat gizi makro.

2.8. Mengembangkan dan menerapkan rencana pemberian makanan peralihan.

2.9. Mengkoordinasikan dan memodifikasi kegiatan pelayanan gizi diantara diantara pemberi pelayanan

2.10. Melakukan komponen pelayanan gizi dalam forum diskusi tim medis untuk tindakan dan rencana rawat jalan pasien.

2.11. Mengawasi dokumentasi pengkajian dan intervensi gizi.

2.12. Memberikan pendidikan gizi dalam praktek kegizian.

2.13. Mengawasi konseling, pendidikan, dan/atau intervensi lain dalam promosi kesehatan atau pencegahan penyakit yang diperlukan dalam terapi gizi untuk keadaan penyakit umum.

3. Kompetensi penekanan Gizi Komunitas/Manajemen

(11)

Berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan pemerintah dalam bidang pangan, ketahanan pangan, pelayanan gizi dan kesehatan. Mengawasi dokumentasi pengkajian dan intervensi gizi.

Mengkaji ulang dan mengembangkan materi pendidikan untuk populasi sasaran.

Mengawasi pendidikan dan pelatihan gizi untuk kelompok sasaran tertentu

Berpartisipasi dalam penggunaan media massa untuk promosi pangan dan gizi.

Mengawasi penapisan status gizi kelompok masyarakat.

Melakukan penilaian status gizi kelompok masyarakat.

Melakukan pelayanan gizi pada berbagai kelompok masyarakat sesuai dengan budaya, agama dalam daur kehidupan.

Melakukan program promosi kesehatan atau program pencegahan penyakit.

Berpartisipasi dalam pengembangan dan evaluasi program pangan dan gizi masyarakat.

Mengawasi program pangan dan gizi masyarakat.

(12)

4. Kompetensi penekanan Gizi Institusi/Manajemen Sistem

Pelayanan Makanan (15 Komponen Kompetensi) 4.1. Mengawasi perbaikan mutu pelayanan gizi

dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.

4.2. Mengembangkan dan mengukur dampak dari pelayanan dan praktek kegizian.

4.3. Berpartisipasi dalam bisnis atau pengembangan rencana operasional.

4.4. Mengawasi pengumpulan dan pengolahan data keuangan praktek kegizian.

4.5. Melakukan fungsi pemasaran.

4.6. Berpartisipasi dalam pendayagunaan sumber daya manusia

4.7. Berpartisipasi dalam pengelolaan sarana fisik termasuk pemilihan peralatan dan

merancang/merancang ulang unit-unit kerja. 4.8. Mengawasi sumberdaya manusia, keuangan, fisik, materi dan pelayanan secara terpadu. 4.9. Mengawasi produksi makanan yang sesuai

dengan pedoman gizi, biaya dan daya terima klien.

4.10. Mengawasi pengembangan dan atau modifikasi resep/formula.

(13)

4.11. Mengawasi penerjemahan kebutuhan gizi

menjadi menu makanan untuk kelompok sasaran. 4.12. Berpartisipasi dalam melakukan penilaian cita

rasa (organoleptik) makanan dan produk gizi. 4.13. Mengawasi sistem pengadaan, distribusi, dan

pelayanan makanan

4.14. Mengelola keamanan dan sanitasi makanan. 4.15. Berpartisipasi dalam penetapan biaya praktek

pelayanan kegizian

B. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)

Kurikulum Program Studi S1 Gizi Kesehatan FKUB tahun akademik 2008/2009 disusun berdasarkan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Pembelajaran tahun 1 dan 2 diberikan dengan metode perkuliahan, praktikum, kunjungan lapang, studi kasus, dll. Pada tahun ke-3 diberikan dengan metode

Problem Based Learning (PBL).

Keseluruhan jumlah

sks adalah 147 sks (99 sks mata

kuliah wajib, 6 sks mata kuliah pilihan, 12 sks untuk

rotasi kepaniteraan, 30 sks beban untuk pembelajaran

berbasis masalah (

problem based learning

(PBL).

Mata kuliah pilihan yang ditawarkan adalah 7

mata kuliah. Mahasiswa diwajibkan mengikuti 6 sks

matakuliah pilihan dari 14 sks matakuliah pilihan yang

disediakan, yang ditujukan untuk memperkaya wawasan

pengetahuan keahlian sesuai dengan bidang penekanan

serta pembentukan sikap dan perilaku positif.

(14)

1. Gambaran Kurikulum 2008/2009 TAHUN 4

SEMESTER 7: 14 sks SEMESTER 8: PRA-KEPANITERAAN

(Pre Dietary Internship) 12 sks MK Pilihan (6sks) Intervensi Komunitas (4sks) PRE-DI Clinic (6 sks) PRE-DI Community (3 sks) PRE-DI Food service and production (3 sks) Penelitian (4 sks)

TAHUN 3: PROBLEM BASED LEARNING

SEMESTER 5: PBL Clinic dan proposal (16

sks) SEMESTER 6: 16 sks PBL Clinic (14 sks) BLOK 1: PBL Community BLOK 2: PBL Food service and production Proposal (2 sks) Penelitian

TAHUN 2: BASIC KNOWLEDGE

SEMESTER 3: 20sks SEMESTER 4: 19 sks

TAHUN 1: BASIC KNOWLEDGE

SEMESTER 1: 23 sks SEMESTER 2: 24 sks

(15)

2. Deskripsi Isi Blok dan Tabel Acuan Pengambilan Mata Kuliah pada Tiap Semester

Pelaksanaan proses belajar mengajar pada semester 1-4 dilakukan untuk memberikan pengetahuan dasar (basic knowledge) terkait ilmu-ilmu yang mendukung kompetensi gizi. Adapun metode pembelajarannya adalah kuliah, praktikum, kunjungan lapang, demonstrasi, studi kasus. Pemicu/Trigger berupa kasus-kasus yang diberikan pada beberapa mata kuliah masih berupa subject base.

Adapun pada semester 5 dan 6, metode lebih diarahkan pada

student oriented learning dengan metode PBL. Dimana pada fase ini, mahasiswa diharapkan lebih aktif dan terpapar dengan masalah-masalah yang mungkin akan mereka hadapi di dunia kerja nantinya dan yang telah didesign dan disiapkan oleh Tim. Dengan adanya bekal yang cukup pada semester 1-4 dan dengan tambhan pengembangan keilmuan selama proses PBL, diharapkan mahasiswa lebih siap untuk menempuh pra-kepaniteraan di lahan pada semester 8.

Pada semester 5, mahasiswa diharapkan sudah merancang proposal penelitian, sehingga diharapkan pada semester 6 atau 7 mahasiswa sudah menyelesaikan TA/Skripsi.

Pada semester 8, mahasiswa akan secara optimal berkonsetrasi menyelesaikan kegiatan pra-kepaniteraan di lahan.

(16)
(17)

Tabel Acuan Pengambilan Mata Kuliah pada Tiap Semester

Semester I

No. Nama Matakuliah SKS W/P

1 Biochemistry Biomolecular 1 2 W

2 Anatomy physiology 1 2 W

3 Basic Nutrition 2 W

4 Ilmu Bahan Makanan 1 2 W

5 Basic Management 2 W

6 Scientific Communication-Indonesia 2 W 7 Scientific Communication: English 2 W 8 Scientific method: Philosophy 1 W SM: Nutrition Biostatistics 2 w 9 Nutrition and Food Ecology 2 W 10

Communication and Nutrition

Education 2 W

11 Nutrition Profesional Ethics 2 W

TOTAL 23

Praktikum: Biochemistry Biomolecular 1, Anatomy Fisiology 1, IBM1, Basic

Management, English, Nutrition Biostatistics, Communication and Nutrition Education

(18)

Semester II

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 Biochemistry - Biomolecular 2 3 W

2 Anatomy physiology 2 3 W

3 Nutrition in the life cycle 3 W 4 Fundamental of Diet and Cullinary 1 3 W

5 Ilmu Bahan Makanan 2 2 W

6

Pengolahan dan Pengawetan

Makanan 3 W

7 Nutrition Epidemiology 2 W

8 Scientic Method: NCP-Nutritional Assessment 5 W

TOTAL 24

Praktikum :Biochemistry-Biomolecular 2, Anatomy Physiologi 2,Nutrition

in the life cycle, Fundamental of Diet and Cullinary 1, Ilmu Bahan Makanan 2, Pengolahan dan Pengawetan Makanan, Scientic Method: NCP-Nutritional Assessment

(19)

Semester III

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 Basic Pharmacology 1 W

2 Patofisiologi 2 W

3 Nutrition Biomolecular 3 W

4 Fundamental of Diet and Cullinary 2 3 W

5 Pengawasan Mutu Makanan 4 W

6 Food Service Management 1 2 W

7 Health Care System 1 W

8 Scientific method: Research methodology 2 W 9

Scientific Method: NCP – Nutrition

Diagnosis 2 W

TOTAL 20

Praktikum: Fundamental of Diet and Cullinary 2, Pengawasan Mutu

Makanan Semester IV

No. Nama Matakuliah 4 w/p

1 Drug and Nutrient Interaction 2 W

2 Nutrient Analysis 4 W

3 Food Service Management 2 3 W

4 Scientific Method: NCP – Intermonev

clinic 4 W

5 NCP – Intermonev community 1 2 W 6 Pancasila dan Kewarganegaraan 2 W

7 Religion 2 W

JUMLAH 19

(20)

Semester V

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 PBL Klinik 14 W

2 Research 1 (Proposal) 2 W

TOTAL 16

Praktikum: PBL klinik

Semester VI

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 PBL Community 8 W

2 PBL Food Service & Production 8

JUMLAH 16

Praktikum: PBL Community, PBL Food Service dan Production

Semester VII

No. Nama Matakuliah SKS w/p Prasyarat

1 Scientific Method:NCP – Intermonev community 2 4 W NCP: Nut Diagnosis Scientific Method:NCP – Intermonev community 1 Nutrition Epidemiology

Health Care system

Communiation and Nutrutin Education

(21)

Semester 7 (lanjutan)

No. Nama Matakuliah SKS w/p Prasyarat

2 Research 2 4 W Research 1 3 Maternal Nutrition 2 P 4 Pediatric Nutrition 2 P 5 Emergency in Nutrition 2 P

6 Nutrition in food industry 2 P 7 Qualitative research in nutrition 2 P 8 Nutrition in surgery 2 P Entrepreunership 2 P TOTAL 14

Praktikum: Intermonev Community 2

Keterangan:

- MK pilihan yang ditawarkan pada semester 7 sebanyak 6

MK (masing-masing 2 SKS).

- Untuk memenuhi minimal 147 SKS maka mahasiswa harus

mengambil minimal 3 MK pilihan (6 sks)

Semester VIII

Pra-Kepaniteraan Gizi

Pre-DI Clinic : Pra-Kepaniteraan di Rumah Sakit (hospital-based)

Pre-DI Community : Pra-Kepaniteraan di komunitas berinstitusi (institutionalized community)

(22)

Pre-DI Food Service and Production : Pra-Kepaniteraan di institusi penyelenggara makanan banyak

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 Pre DI Clinic 6 W

2 Pre DI Community 3 W

3 Pre DI Food Service and Production 3 W

TOTAL 12

Keterangan:

Kode mata kuliah baru pada kurikulum 2008 masih menunggu keputusan dari pihak fakultas mengenai kodifikasi mata kuliah tiap jurusan dalam lingkup Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Mata kuliah yang sama pada kurikulum 2004, kodifikasi mengikuti kode sebelumnya.

(23)

3. Lama Pendidikan dan Beban Studi

Lama pendidikan S1 Gizi di Universitas Brawijaya adalah empat tahun dengan beban studi 147 sks. Keluaran dari pendidikan gizi adalah Sarjana Gizi (S.GZ)

Secara internasional setelah menempuh sarjana gizi terdapat jenjang pendidikan lanjutan untuk mendapatkan Profesi Gizi (Registered Dietitian). Namun, pada skala nasional, program pendidikan profesi gizi masih sedang diperjuangkan keberadaannya, dimana Jurusan Gizi Brawijaya berpartisipasi aktif di dalamnya bekerja sama dengan instusi penyelenggara pendidikan lain dan organisasi profesi (PERSAGI).

Untuk mempersiapkan lulusan supaya dapat mengikuti program pendidikan profesi yang menurut aturan internsional adalah 900 jam, maka pendidikan S1 Gizi FKUB sudah mempersiapkan mahasiswa untuk menempuh Pra-kepaniteraan yang disebut dengan Pre-Dietary Internship yang sudah mencakup 450 jam praktek lahan.

(24)

BAB IV

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kurikulum 2008 Program Studi S1 Gizi Kesehatan FK-Universitas Brawijaya disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan strategi pembelajaran yang digunakan terutama pada tahun ke 3 adalah mahasiswa belajar aktif (active learning) dan mandiri atau pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student-centered) dengan menggunakan metode Pembelajaran Berdasar Masalah (Problem-Based Learning/PBL). Adapun bentuk kegiatan pembelajarannya meliputi:

Diskusi kelompok PBL

Kuliah singkat (mini lecture) sesuai kebutuhan. Praktikum (Reinforcement)

Membaca buku, jurnal, menyusun ringkasan diskusi Tutorial mata ajar dalam kelompok kecil (8-10 mahasiswa), skill’s lab, kerja lapangan

Menyelesaikan skripsi (penelitian) Pra-Kepaniteraan

Metode PBL digunakan untuk mempelajari sebagian besar mata ajar. Perkuliahan (mini lecture) diberikan apabila dibutuhkan, dan mata ajar yang tidak dapat diintegrasikan ataupun diberikan untuk memperjelas masalah yang cukup rumit yang dirasakan sulit untuk dimengerti oleh mahasiswa sehingga membutuhkan penjelasan dari pakar (nara sumber).

1. Problem-Based Learning (PBL)

McMaster medical school di Ontario merupakan institusi pendidikan kedokteran yang pertama kali mengaplikasikan kurikulum kedokteran dengan menggunakan PBL secara

(25)

penuh pada akhir tahun 1960an. Pada tahun 1974 Universitas

Maastricht di Belanda menggunakan metode ini, dan kemudian diikuti oleh banyak institusi pendidikan kedokteran lainnya baik di Eropa maupun di seluruh dunia.

Metode pembelajaran PBL adalah metode yang terpusat pada mahasiswa (student-centered). Mahasiwa tidak lagi tergantung kepada pengajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Sebaliknya, mahasiswa menjadi lebih aktif dalam mengakses dan mempelajari semua sumber yang ada, baik itu melalui buku ajar, jurnal, artikel ilmiah, maupun pakar sebagai nara sumber. Metode ini menuntut mahasiswa untuk belajar mandiri secara aktif (self-directed learning atau active learning) dalam mengidentifikasi masalah, menentukan tujuan pembelajaran, mencari sumber ajar, menyusun penjelasan masalah serta menganalisa penjelasan tersebut. Keuntungan yang didapatkan dari metode PBL adalah sebagai berikut:

Memicu pembelajaran mendalam, bukan hanya superfisial

Mahasiswa mendapatkan keterampilan belajar mandiri yang akan sangat berguna baik dalam proses pembelajaran selama pendidikan maupun setelah lulus karena ilmu pengetahuan akan terus berkembang.

Mahasiswa mendapatkan pola pikir analitik dan kritis dalam menghadapi suatu masalah, yang akan sangat membantu dalam memecahkan masalah yang akan dihadapi di kemudian hari.

Mahasiswa mendapatkan kemampuan berkomunikasi, karena dalam PBL mahasiswa akan

(26)

terus terlibat dalam interaksi baik dengan teman maupun dengan fasilitator.

Metode PBL memungkinkan adanya kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu, misalnya antara ilmu kelompok Biomedik dengan Scientific Method Metode ini tidak membosankan baik bagi mahasiswa maupun pengajar.

Retensi pengetahuan: proses aktif mencari penjelasan masalah akan meningkatkan retensi ilmu pengetahuan yang didapatkan dibandingkan apabila mahasiswa hanya mendapatkan materi dari perkuliahan

1.1. Proses Problem Based Learning (PBL)

Metode ini melibatkan sekelompok kecil mahasiswa (8-10 orang/kelompok) dalam diskusi kelompok dengan dibimbing oleh seorang tutor/fasilitator dan nara sumber. Sebuah masalah (problem) diberikan pada awal diskusi kelompok tersebut untuk memicu proses pembelajaran. Masalah biasanya diberikan dalam bentuk tertulis, berisi fenomena yang membutuhkan penjelasan. Kemudian mahasiswa akan memulai diskusi pertama. The Seven Jumps from Schmidt” adalah langkah-langkah yang lazim digunakan dalam metode PBL. Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Mengklarifikasi istilah-istilah dan konsep yang tidak dimengerti bersama kelompok

2. Menentukan masalah-masalah

3. Menganalisa masalah (brainstorming). Menemukan gagasan hipotesis atau penjelasan masalah.

(27)

4. Menata usulan penjelasan masalah dari langkah 3 dalam satu susunan solusi

5. Menentukan tujuan pembelajaran

6. Mengumpulkan informasi (dengan cara belajar mandiri) dari berbagai sumber

7. Melaporkan hasil pembelajaran dalam kelompok, menyusun penjelasan dan menerapkan pengetahuan yang didapatkan dari belajar mandiri untuk menjelaskan masalah-masalah yang ada.

Sebuah pemicu/skenario dibutuhkan 2 kali pertemuan dalam satu minggu untuk didiskusikan oleh kelompok kecil mahasiswa yaitu diskusi kelompok 1 (DK 1) dan diskusi kelompok 2 (DK 2)

Konsultasi pakar atau diskusi pleno pada akhir blok bila diperlukan oleh mahasiswa dengan kehadiran seluruh pakar yang terlibat

Pada diskusi pertemuan pertama dilaksanakan langkah 1-5. Hasil dari diskusi yang pertama adalah tujuan pembelajaran. Sebuah masalah yang baik akan menuntun mahasiswa untuk memformulasi tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh tim Blok bersama tim Kurikulum. Mahasiswa kemudian akan mencari sumber ajar (belajar mandiri) dan kembali lagi dalam diskusi kedua untuk melaporkan dan mendiskusikan hasil pembelajaran mereka (langkah 7).

(28)

1.2. Peran Mahasiswa dalam PBL:

Seluruh mahasiswa dalam kelompok PBL harus turut berperan secara aktif dalam diskusi PBL. Dalam setiap diskusi PBL hendaknya dipilih seorang ketua dan sekretaris secara bergantian, sehingga semua anggota kelompok mendapatkan giliran berlatih memegang tanggung jawab.

1. Ketua bertugas untuk membuka diskusi PBL, memimpin jalannya diskusi sehingga dapat berlangsung dengan baik. Ketua juga berperan dalam mengatur jalannya diskusi dengan cara melibatkan semua anggota kelompok untuk aktif dalam diskusi. Selama diskusi berlangsung, ketua kelompok harus dapat menjaga diskusi tetap terarah dan tidak melenceng dari tujuan pembelajaran. Setelah diskusi berakhir, ketua menyampaikan rangkuman hasil diskusi kepada kelompoknya.

2. Sekretaris bertugas mencatat semua informasi dan penjelasan yang didapatkan selama diskusi PBL kemudian menyusunnya agar teratur. Pada akhir diskusi PBL pertama, sekretaris bertugas mencatat daftar tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh kelompok diskusi tersebut.

3. Anggota kelompok bertugas untuk terlibat aktif dalam kegiatan diskusi PBL (dalam seluruh langkah „seven jumps”). Dengan mengaktifkan prior knowledge yang telah dimiliki, seluruh anggota kelompok melakukan diskusi untuk membahas masalah apa yang ditemukan, kemungkinan penjelasan masalah tersebut, usulan solusi bagi masalah yang ditemukan, dan menetapkan tujuan pembelajaran. Semua anggota kelompok wajib membuat log book dan mencari

(29)

literatur untuk mencapai seluruh tujuan pembelaran dari pemicu yang diberikan. Pada diskusi kedua, seluruh anggota kelompok wajib menunjukkan log book

dan melaporkan hasil pembelajaran mandiri mereka dan bertukar pendapat dengan anggota kelompok lainnya.

1.3. Peran Fasilitator atau Tutor PBL

Tugas utama tutor adalah memfasilitasi dan mengaktifkan jalannya proses diskusi oleh karena itu disebut juga sebagai fasilitator. Tutor bertindak sebagai process expertise

(tutor tidak bertugas untuk mengajar atau memberi penjelasan tentang masalah yang diberikan), dan memastikan bahwa tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh tim kurikulum dapat tercapai. Tutor tidak dapat melakukan intervensi kecuali apabila diskusi dirasakan melenceng dari tujuan pembelajaran, tetapi tidak boleh mendikte mahasiswa. Pada prinsipnya, mahasiswa harus selalu dirangsang untuk berpikir analitikal dan mengungkapkan pendapatnya untuk menjelaskan masalah yang ada. Pada akhir diskusi PBL tutor membuka forum umpan balik. Dalam forum ini, mahasiswa dapat saling memberikan masukan kepada teman maupun tutor tentang jalannya diskusi dan perilaku teman maupun tutor. Tutor akan mengakhiri diskusi PBL dengan mengevaluasi jalannya PBL, keaktifan mahasiswa, tercapainya tujuan pembelajaran, dan memberikan masukan agar mahasiswa dapat lebih aktif dan belajar dengan baik menggunakan metode PBL (content expertise

(30)

1.4. Evaluasi

Evaluasi materi pembelajaran dinilai melalui ujian, proses dan sikap (selengkapnya lihat Bab V). Evaluasi mahasiswa dalam PBL dinilai dari kegiatan diskusi kelompok berdasarkan aktifitas mahasiswa dalam kelompok dan penguasaan materi. Evaluasi dilakukan oleh fasilitator dan antar teman dalam kelompoknya.

1.5. Belajar Mandiri / Tugas Mandiri

Metode PBL ini bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa melakukan kegiatan belajar mandiri secara berkelompok baik secara terstruktur dalam kelas dan tidak terstruktur di luar kelas serta belajar secara individual tanpa di dampingi oleh fasilitator. Belajar mandiri terstruktur waktunya sudah terjadwal sedangkan yang tidak terstruktur dan individual ditentukan sendiri oleh mahasiswa. Penentuan materi belajar ditentukan sendiri oleh mahasiswa, apa yang perlu mereka pelajari, di mana dan kapan memperoleh bahan belajar serta bagaimana memperolehnya (melalui internet, membaca buku ajar (text book) atau jurnal atau bertanya kepada nara sumber). Penilaian belajar mandiri dilakukan oleh fasilitator pada saat diskusi kelompok 2 (DK2).

1.6. Kuliah Singkat (Mini Lecture)

Kuliah singkat merupakan bagian problem base learning

dalam tutorial Blok yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa termasuk klarifikasi mata ajar yang terdapat di dalam Blok. Topik ajar yang tidak dapat diintegrasikan juga diberikan dengan metode perkuliahan (mini lecture).

(31)

2. Reinforcement (Praktikum)

Praktikum adalah kegiatan penunjang pembelajaran yang dilaksanakan di laboratorium. Kegiatan praktikum dipilih berdasarkan kegunaannya dalam menunjang proses pembelajaran dan pendalaman teori yang diperoleh dalam tutorial. Kegiatan praktikum yang dipilih disesuaikan dengan tema blok sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan dengan terintegrasi

3. Skill’s Lab

Kegiatan skills lab dilaksanakan dengan tujuan memperoleh pemahaman keterampilan yang diperoleh saat tutorial skill‟s lab. Pada prakteknya, kegiatan tersebut akan dilakukan dengan peragaan model (demo) atau pasien dalam pengkajian pasien hingga praktek kosultasi gizi. Pada saat tutorial skill‟s Lab mahasiswa akan dibagi dalam kelompok kecil (6-8 orang/kelompok). Selama kegiatan skill‟s lab mahasiswa akan dibantu oleh instruktur yang akan mengawali kegiatan dengan memberikan penjelasan singkat tentang keterampilan yang akan dipelajari dan menunjukkan cara melakukan keterampilan tersebut. Kemudian seluruh anggota kelompok akan berlatih untuk menguasai keterampilan tersebut.

4. Simulasi Klinik

Dalam prakteknya di kemudian hari, sorang ahli gizi akan selalu berinteraksi dengan pasien, keluarga pasien maupun dengan rekan sejawat. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi adalah elemen penting yang perlu dipelajari oleh seorang mahasiswa gizi, khususnya dalam pelaksanaan

(32)

nutritional care process. Metode yang digunakan adalah metode role play atau bermain peran. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil (6-8 orang) berpasang-pasangan dan secara bergantian berperan sebagai ahli gizi dan pasien. Sebelum kegiatan dimulai, seorang instruktur akan menjelaskan teknik anamnesis, teknik komunikasi verbal dan non verbal, teknik konseling gizi dan etika profesi. Sebuah skenario dapat dipersiapkan untuk kegiatan ini. Selama kegiatan berlangsung, tiap mahasiswa akan saling mengamati apa yang dilakukan dan ditanyakan oleh lawan mainnya. Setelah semua anggota kelompok mendapat giliran bermain peran, maka dilakukan diskusi tentang kegiatan yang telah berlangsung. Mahasiswa dapat memberi umpan balik dan saling memberi masukan agar lebih memahami nutritional care process pada pasien. Instruktur akan mengakhiri kegiatan dengan memberikan umpan balik dengan mengevaluasi jalannya kegiatan dan memberi masukan pada tiap mahasiswa dengan tujuan meningkatkan kemampuannya

5. Elektif (Pilihan Wajib) dan Skripsi

Pada akhir pendidikan akademik, mahasiswa diwajibkan mengikuti tiga mata ajar pilihan wajib (elektif) dan menuliskan karya ilmiah atau skripsi berupa laporan penelitian dan diujikan sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Gizi Kesehatan (SGz.)

(33)

6. Case-Based Teaching (CBT)

Dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan menggunakan metode PBL, mahasiswa sedini mungkin diperkenalkan pada masalah gizi sehingga akan lebih kompeten dalam menganalisa dan memecahkan masalah tersebut yang akan dihadapi di kemudian hari.

Cara yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan analisis ini antara lain dengan :

- Memberikan kasus/case yang dihadapi oleh pasien

dan dilengkapi dengan data penunjang, seperti data antropometri, data asupan makan, hasil pemeriksaan laboratorium dan sebagainya. Mahasiswa diminta untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pasien dalam kasus yang diberikan tersebut

- Kontak langsung dengan pasien/ kelompok

masyarakat/ klien. Kegiatan ini dilakukan saat kegiatan Perkuliahan dan pra kepaniteraan (Pre Dietary Internship). Kegiatan pada saat perkulian dapat dilakukan dalam wujud kunjungan/observasi singkat ke puskesmas/ rumah sakit/ institusi penyelenggaraan makan (contoh dalam mata kulaih Intermonev Community 2, Food Service and

Management 2) , tatap muka dan wawancara dengan responden, dan sebagainya

(34)

7. Pra- Kepaniteraan Gizi

Pra-Kepaniteraan merupakan strategi pendidikan dalam Program Pendidikan Gizi untuk memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa pada 3 area penekanan yaitu di setting klinik, komunitas dan food service.

Tujuan kegiatan pendidikan ini adalah mahasiswa kompeten di ketiga area penekanan sesuai dengan level of competence yag telah ditetapkan.

Syarat untuk dapat menempuh kegiatan ini adalah mahasiswa harus terdaftar dan mengisi KRS semester 8, sudah menempuh semua mata kuliah dengan minimal IPK 2.0, tidak ada nilai E dan Nilai D maximal 10%.

Mahasiswa dibagi dalam kelompok terdiri dari 2-8 orang dengan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk setiap rotasi. Semua mahsiswa harus menempuh semua rotasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Lama waktu pelaksanaan rotasi bervariasi tergantung pada jumlah beban sks tiap rotasi. Untuk rotasi klinik 8 minggu, komunitas dan pelayanan gizi institusi masing-masing 4 minggu. Pada setiap rotasi mahasiswa akan dibimbing oleh:

1. Preceptor (CP)

adalah kepala puskesmas/dokter/ yang memiliki kemampuan mempersepsikan kompetensi dan menilai pencapaian kompetensi peserta Pre kepaniteraan Clinic dan Community

(35)

2. Community/Clinical Instructor (CI)/Pembimbing lahan

adalah seorang ahli gizi/Praktisi Gizi yang ada di lahan yang mampu memberikan suatu asuhan gizi.

3. Supervisor

adalah profesi gizi yang memiliki pemahaman materi mengenai kegiatan di rotasi community

Lahan praktik meliputi Rumah Sakit, Puskesmas, Lapas, Sekolah, Catering Service.

(36)

BAB V

EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

A. BASIC KNOWLEDGE (SEMESTER 1-4)

Untuk Jurusan Gizi FKUB Semester 1 s/d Semester IV (Basic Knowledge) menggunakan sistem evaluasi sebagai berikut

Evaluasi Keberhasilan.

1. Lingkungan Evaluasi

Evaluasi keberhasilan proses pendidikan meliputi dua hal yaitu:

a. Evaluasi keberhasilan proses penyelenggaraan acara pendidikan yang meliputi cara penyelenggaraan pendidikan, kesesuaian sarana dengan tujuan serta keikutan sertaan mahasiswa dalam acara pendidikan. Evaluasi ini cenderung pada evaluasi aspek managerialnya.

Hasil evaluasi ini juga cenderung untuk menjadi input bagi pengelola program untuk memperbaiki penyelenggaraan pendidikan berikutnya, disamping kegunaan lainnya.

Catatan-catatan tentang dosen yang diperoleh dari evaluasi ini dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya sistem imbalan. Oleh karena satuan waktu penyelenggaraan pendidikan ini per semester, maka evaluasi ini juga dilakukan untuk menilai penyelenggaraan program per semester. Jadi evaluasi dilakukan tiap akhir semester.

(37)

Jarak waktu antara semester yang satu dengan yang lain tidak panjang, karena itu proses evaluasi harus dilakukan dengan cepat. Evaluasi keberhasilan acara pendidikan meliputi:

1).Tentang program, antara lain penyimpangan dari rencana, usaha di luar program dalam menghadapi tuntutan situasi, usaha penyesuaian acara yang sudah diprogramkan cara penyajiannya dan sebagainya.

2).Tentang kesiapan, habisnya maupun kerusakan sarana, usaha mengatasi gangguan pada sarana dan sebagainya.

3).Tentang kesiapan tenaga administrasi.

4).Mahasiswa misalnya daftar hadirnya, keaktifan dan sebagainya.

Sebagai bahan evaluasi dosen pada akhir semester diperlukan data yang berkaitan dengan:

1) Jumlah beban mengajar.

2) Penilaian kualitatif terhadap pelaksanaan tugas. 3) Peningkatan kemampuan dan keterampilan. b. Evaluasi keberhasilan mahasiswa dalam menjalani

acara penyelenggaraan pendidikan yaitu keberhasilan diolahnya mahasiswa dari input mentah menjadi out-put yang masak. Evaluasi ini dilakukan dengan cara mendapatkan informasi mengenai jumlah mahasiswa yang telah mencapai tujuan seperti yang dirumuskan dalam kurikulum melalui penyelenggaraan ujian, pemberian tugas dan sejenisnya. Yang termasuk dalam evaluasi keberhasilan mahasiswa dalam menjalani acara penyelenggaraan pendidikan adalah semua kegiatan evaluasi yang diperlukan untuk

(38)

menentukan derajat penguasaan materi kuliah serta hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan tersebut.

Evaluasi hasil belajar setiap cabang ilmu dilakukan dengan menggunakan cara–cara sesuai dengan tujuan pendidikan cabang ilmu dan bentuk pengalaman belajar yang digunakan melengkapi dan kedalaman bahasan yang dilakukan serta integrasinya dengan cabang-cabang ilmu lain. Hal-hal yang dievaluasi:

1) Derajat penguasaan materi kuliah.

Usaha ini digunakan menentukan seberapa jauh seorang mahasiswa pada akhir semester mendapat kompetensi dan menentukan pula seberapa baik “credential” yang dapat diberikan kepadanya.

2) Hal-hal yang mempengaruhi penguasaan materi kuliah. Termasuk disini adalah evaluasi yang ditujukan untuk menentukan pengaruh ketidak teraturan penyelenggaraan acara, misalnya mahasiswa atau dosen yang absen menentukan pengaruh batalnya sebagian rencana dan sebagainya.

2. Bahan Evaluasi.

Evaluasi yang lengkap seharusnya mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi penilaian akhir seorang mahasiswa, atau penilaian total terhadap proses belajar mengajar. Pada akhir semester, untuk bahan evaluasi mahasiswa diperlukan data sebagai berikut:

(39)

a. Jumlah beban studi yang berhasil diselesaikan dengan baik dalam semester itu.

b. Penilaian kualitatif terhadap keberhasilan yang dinyatakan dengan nilai matakuliah.

c. Suatu ukuran keberhasilan pada semester itu misalnya indeks prestasi, indeks skolastik, dan sebagainya.

d. Suatu ukuran keberhasilan kumulatif dari semester satu sampai semester yang bersangkutan, misalnya total beban sks yang diperoleh, indeks prestasi kumulatif dan sebagainya.

e. Kedudukan relatif seorang mahasiswa dalam kelasnya serta nilai rata-rata kelas. Data ini makin sering diperlukan terutama dalam membuat surat rekomendasi atau transkrip seorang mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa, pekerjaan dan keperluan sejenisnya.

3. Cara evaluasi. a. Ujian.

1). Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian. a).Untuk menilaian apakah mahasiswa telah

memahami atau menguasai bahan yang disajikan dalam suatu mata kuliah.

b).Untuk mengelompokkan mahasiswa kedalam beberapa golongan berdasarkan kemampuannya, yaitu golongan sangat baik (A), golongan baik (B), golongan cukup (C), golongan kurang (D) dan golongan jelek (E). c).Untuk menilai apakah bahan mata kuliah

yang disajikan telah sesuai serta cara penyajian telah cukup baik sehingga para mahasiswa dapat memahami matakuliah tersebut.

(40)

d).Yang pertama dan kedua tersebut terutama ditujukan kepada mahasiswa sedang yang ketiga terutama ditujukan kepada dosen. 2). Sistem Ujian.

Ujian dapat dilaksanakan dalam berbagai macam cara seperti ujian tertulis, ujian lisan, ujian dalam bentuk seminar, ujian dalam bentuk pemberian tugas, ujian dalam bentuk penulisan karangan ilmiah dan sebagainya. Ujian dapat pula dilaksanakan dengan berbagai kombinasi cara-cara tersebut.

Cara ujian yang digunakan perlu disesuaikan dengan jenis mata kuliah, tujuan kurikulum dan kondisi dosen.

Oleh karena tiap ujian mengandung unsur ketidak tepatan didalamnya, maka perlu diselenggarakan ujian lebih dari satu kali, agar diperoleh hasil/ nilai yang mendekati ketepatan.

b. Penilaian.

1).Sistem Penilaian

Untuk lebih memperhalus penilaian

ditambahkan penggolongan kemampuan B+, C+, D+.

2).Pelaksanaan Penilaian.

(41)

Hasil dari nilai akhir yang terdiri dari berbagai nilai ujian dengan pembobotan tertentu dikonversikan kedalam nilai huruf. Hal ini diatur Surat Keputusan Rektor Universitas Brawijaya No.: 093/SK/1997.

3).Kegiatan penilaian kemampuan akademik: a).Kegiatan penilaian kemampuan akademik

suatu mata kuliah dilakukan melalui kegiatan terstruktur, ujian tengah semester, ujian akhir semester dan penilaian kegiatan praktikum. b).Kegiatan terstruktur dalam kegiatan penilaian

kemampuan akademik sesuatu mata kuliah pada suatu semester dilaksanakan sekurang-kurangnya 4 (dua) kali dalam satu semester. c).Ujian tengah semester dan akhir semester

dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam kalender akademik.

d).Penilaian melalui kegiatan terstruktur, ujian tengah semester, ujian akhir semester dan ujian praktikum adalah untuk menentukan Nilai Akhir dengan pembobotan tertentu. 4. Bobot dan Nilai Akhir.

a. Bobot suatu kegiatan penilaian mata kuliah ditentukan menurut perimbangan materi kegiatan dengan materi mata kuliah secara keseluruhan dalam satu semester.

b. Nilai akhir penilaian kemampuan akademik sesuatu mata kuliah ditentukan dengan rumus.

(42)

n Bti.Nti + Bq i.Nq i + Bm.Nm+Ba.Na+Bp.Np NA = n Bti + Bq i + Bm + Ba + Bp

i = 1

dengan :

BtI adalah bobot nilai terstruktur ke i

Bq I adalah bobot nilai quiz ke i

Bm adalah bobot nilai ujian tengah semester Ba adalah bobot nilai ujian akhir semester. Bp adalah bobot nilai praktikum

Nti, Nqi, Nm, Na, Np, adalah nilai setiap kegiatan

akademik.

Nilai akhir merupakan nilai angka dan di konversikan ke Huruf Mutu,dapat digunakan acuan sebagai berikut:

Kisaran Angka Mutu Huruf Mutu Bobot

3,75 A 4 3,25 – 3,74 B+ 3,5 2,75 – 3,24 B 3 2,25 – 2,74 C+ 2,5 1,75 – 2,24 C 2 1,25 – 1,74 D+ 1,5 0,75 – 1,24 D 1 <0,75 E 0

(43)

5. Evaluasi Keberhasilan dan Program Studi S-1 Gizi. Keberhasilan studi mahasiswa Studi Ilmu Gizi dinyatakan dengan indek prestasi (IP), yang ditulis dengan angka. Evaluasi keberhasilan studi mahasiswa dilaksanakan sekurang-kurangnya tiap akhir semester, tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, dan tahun keempat.

a. Evaluasi Keberhasilan Studi Akhir Semester

Evaluasi keberhasilan studi akhir semester dilakukan pada akhir semester, meliputi mata kuliah yang diambil mahasiswa pada semester tersebut. Hasil evaluasi ini terutama digunakan untuk menentukan beban studi yang boleh diambil pada semester berikutnya dengan berpedoman pada ketentuan berikut: IP Semester Yang diperoleh Beban studi Dalam semester 3,00 2,50 - 2,99 2,00 - 2,49 1,50 - 1,99 1,50 22 - 24 sks 19 - 21 sks 16 - 18 sks 12 - 15 sks 12 sks b. Evaluasi keberhasilan studi tahun pertama.

Pada akhir tahun pertama terhitung sejak saat mahasiswa terdaftar di Universitas Brawijaya untuk pertama kalinya, keberhasilan studinya dievaluasi untuk menentukan apakah yang bersangkutan boleh melanjutkan studi atau tidak. Mahasiswa masih

(44)

diperbolehkan melanjutkan studinya apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1).

Mengumpulkan sekurang-kurangnya 24 sks.

2).

Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 24 sks dari mata kuliah yang terbaik nilainya (disebut IP evaluasi).

c. Evaluasi keberhasilan studi tahun kedua.

Mahasiswa masih diperbolehkan melanjutkan studinya, setelah tahun kedua apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1).Mengumpulkan sekurang-kurangnya 48 sks, termasuk jumlah sks yang dikumpulkan pada tahun pertama.

2).Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 48 sks dari nilai mata kuliah yang terbaik (disebut IP evaluasi).

d. Evaluasi keberhasilan studi tahun ketiga.

Mahasiswa masih diperbolehkan melanjutkan studinya, setelah tahun ketiga apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1).Mengumpulkan sekurang-kurangnya 72 sks, termasuk jumlah sks yang dikumpulkan pada tahun kedua.

2).Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 72 sks dari nilai mata kuliah yang terbaik (disebut IP evaluasi).

(45)

e. Evaluasi keberhasilan studi tahun keempat.

Mahasiswa masih diperbolehkan melanjutkan studinya, setelah tahun keempat apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1).

Mengumpulkan sekurang-kurangnya 96 sks, termasuk jumlah sks yang dikumpulkan pada tahun ketiga.

2).

Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 96 sks dari nilai mata kuliah yang terbaik (disebut IP evaluasi).

f. Evaluasi Keberhasilan.

Mahasiswa dinyatakan menyelesaikan program studi sarjana apabila telah mencapai 148 sks untuk Ilmu Gizi, serta memenuhi syarat-syarat:

1).

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00.

2).

Nilai D atau D+ tidak melebihi 10% dari beban kredit total.

3).

Tidak ada nilai E

4).

Lulus ujian Tugas Akhir dan menyerahkan hasil revisi Tugas Akhir kepada Tim Tugas Akhir. g. Evaluasi Keberhasilan Studi Akademik Sistem Paket. Evaluasi Keberhasilan Program Studi Ilmu Gizi Alih

Program

a). Batas waktu studi dari Alih Program dari DIII Gizi (B3) dapat ditempuh dalam waktu selama-lamanya 2,5 tahun sedangkan dari D IV Gizi (B4) 2 tahun terhitung sejak terdaftar pertama

(46)

kalinya. Jika ternyata sampai batas masa studi ditentukan, mahasiswa belum dapat menyelesaikan studi sarjananya, maka yang bersangkutan dinyatakan tidak mampu melanjutkan studinya. Masa studi tiga tahun tersebut tidak termasuk cuti akademik/terminal, tetapi bagi mahasiswa yang tidak mendaftar ulang tanpa seijin rektor tetap diperhitungkan sebagai masa studi. b) Evaluasi studi keberhasilan tahun pertama

Sejak mahasiswa terdaftar pada program sarjana di Universitas Brawijaya, diadakan evaluasi apakah yang bersangkutan boleh melanjutkan studi atau tidak. Mahasiswa boleh melanjutkan studi apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut

(1) Mengumpulkan sekurang-kurangnya 22 sks untuk alih program dari D III Gizi (B3), 21 sks untuk alih program dari D IV Gizi masyarakat dan 15 sks untuk alih program dari D IV Gizi klinik.

(2) Mencapai indeks prestasi (IP) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari seluruh nilai kredit mata kuliah yang ditempuhnya.

(47)

B. PBL

Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran (pengetahuan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses pembelajaran, dan sikap mahasiswa selama proses pembelajaran.

Cara penilaian pengetahuan/hasil belajar mahasiswa:

a. Kegiatan penilaian pengetahuan/hasil belajar mahasiswa dilakukan melalui ujian.

b. Ujian dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan yang disusun oleh tim blok.

c. Penilaian ketrampilan (skills) dilakukan dengan melakukan observasi dan penilaian selama kegiatan skills lab berlangsung dan melalui OSCE (Objective Structured Clinical Examination). OSCE dilakukan setiap akhir semester dengan materi ketrampilan yang telah dilatih selama semester tersebut. Dalam OSCE mahasiswa diminta untuk memperagakan ketrampilan yang diujikan sesuai dengan checklist yang telah disusun dan dilatih.

d. Penilaian terhadap proses pembelajaran dilakukan oleh fasilitator/tutor diskusi PBL, instruktur skills lab, maupun antar mahasiswa (peer assessment)

(48)

Nilai Lulus dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

Sistem penilaian berdasarkan acuan universitas Brawijaya dalam nilai angka mutu, huruf mutu, bobot dan sebutan.

Kisaran Angka Huruf Mutu Bobot

>81 - 100 A 4 >75 - 80 B+ 3,5 >69 - 75 B 3 >60 - 69 C+ 2,5 >55 - 60 C 2 >50 - 55 D+ 1,5 >44 - 50 D 1 <44 E 0 Kisaran angka

mutu Huruf mutu Bobot

≥ 3,75 A 4 3,25 – 3,74 B+ 3,5 2,75 – 3,24 B 3 2,25 – 2,74 C+ 2,5 1,75 – 2,24 C 2 1,25 – 1,74 D+ 1,5 0,75 – 1,24 D 1 < 0,75 E 0

(49)

Pembobotan Penilaian A. Tutorial

No. Penilaian Jenis Bobot

1. Pengetahuan Ujian 50% 2. Proses dan

sikap Penilaian tugas/presentasi oleh fasilitator

40%

Penilaian

tugas/presentasi oleh teman (peer assesment)

10%

B. Skills lab

No. Penilaian Jenis Bobot

1. Teknik/ keterampilan

OSCE 70%

2. Proses dan

sikap Instrumentasi atau persiapan alat 20% Sikap profesionalisme 10%

C. Case Based Teaching (CBT) :

Dinilai melalui ujian tulis, menyusun laporan dan peer assessment

Tahap Evaluasi

Evaluasi Keberhasilan studi dinyatakan dengan indeks prestasi (IP) yang ditulis dengan angka. Evaluasi yang dilakukan dengan ujian tulis dalam bentuk ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS).

(50)

C. PRA KEPANITERAAN (Pre-Dietary Internship)

a. Evaluasi meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotor serta disiplin, norma dan kode etik gizi yang berlaku.

b. Evaluasi dilaksanakan selama dan pada akhir masa pra - kepaniteraan

c. Evaluasi selama masa pra kepaniteraan di suatu lahan dilaksanakan oleh Clinical/Community /Food Service Instructur, Perceptor (Clinic/Community) dan Supervisor

d. Nilai akhir pra kepaniteraan merupakan fungsi dari seluruh hasil evaluasi selama menjalani masa pra kepaniteraan dan dinyatakan dalam nilai huruf:

Kisaran angka

mutu Huruf mutu Bobot ≥ 3,75 A 4 3,25 – 3,74 B+ 3,5 2,75 – 3,24 B 3 2,25 – 2,74 C+ 2,5 1,75 – 2,24 C 2 1,25 – 1,74 D+ 1,5 0,75 – 1,24 D 1 < 0,75 E 0 e. Nilai batas lulus minimal C

(51)

Pra Kepaniteraan Klinik

1. Penilaian meliputi penilaian kegiatan, ujian praktek, presentasi dan laporan

2. Penilaian selama praktek di lahan dilakukan oleh CI (50%), ujian praktek oleh supervisor (40%), presentasi laporan oleh preceptor (100%) dan laporan oleh supervisor (60%) dan CI (50%)

3. Bobot penilaian akhir meliputi 20% Nilai Clinical Preceptor + 40% Nilai Clinical Instructure + 30% Nilai Clinical Supervisor + 10% Absensi

Pra Kepaniteraan Community

1. Penilaian meliputi selama praktek di lahan oleh CI dan supervisor (total 50%), presentasi laporan pada akhir rotasi oleh perceptor, CI dan superivisor (total 20%) serta laporan oleh supervisor (30%)

2. Penampilan dalam presentasi akan dinilai berdasarkan penyajian dan pemahaman substansi kajian dan argumentasi hasil pengkajian studi kasus presentasinya. 3. Kehadiran juga menjadi salah satu aspek penilaian

a. Mahasiswa diwajibkan hadir sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan (kehadiran wajib 100%).

b. Maximal ketidakhadiran yang dapat ditoleransi selama pelaksanaan kegiatan adalah 3 hari (termasuk perhitungan keterlambatan)atau 80% kehadiran. c. Jika sakit atau ada gangguan lalu lintas atau

(52)

menghubungi CI sesegera mungkin (dalam waktu 24 jam).

d. Apabila berhalangan hadir maka harus seijin CI dengan menyampaikan alasan yang dapat diterima oleh CI/Perceptor*

e. Kehadiran dianggap 100% bila hadir pada seluruh hari kerja tanpa keterlambatan pada rotasi yang terkait atau maximal 2x terlambat.

f. Bila kehadiran tidak memenuhi 100%, maka akan ada penyesuaian terhadap nilai kehadiran.

Pra Kepaniteraan Food Service Management

Penilaian meliputi selama praktek di lahan oleh Food service Instructor (25%) dan Supervisor (10%), Presentasi oleh Food service Instructor (10%) dan Supervisor (10%), Laporan akhir oleh supervisor (25%), dan ujian komprehensif 20% oleh supervisor.

(53)

Predikat Kelulusan

Predikat Kelulusan terdiri dari 3 tingkat yaitu memuaskan, sangat memuaskan dan dengan pujian yang dinyatakan pada transkrip akademik. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai dasar menentukan predikat kelulusan adalah :

IPK predikat kelulusan 2,25 – 2,49 2,50 – 3,00 3,01 – 3,50 3,51 – 4,00 Baik Memuaskan Sangat Memuaskan

Cumlaude (Dengan Pujian) (Program A : Waktu Lulus 4 Tahun/8 Semester atau 5 Tahun (n+ 1) dengan catatan tidak ada nilai C, Program B : waktu lulus 3 semester atau N+0.25 atau 2 tahun dengan catatan tidak ada nilai C)

(54)

BAB VI

PERATURAN TATA TERTIB AKADEMIK TATA TERTIB

Setiap mahasiswa wajib mentaati ketentuan yang tercantum dalam Surat Keputusan Rektor Universitas Brawijaya tentang Tata Tertib Kehidupan Kampus Universitas Brawijaya dan Peraturan Akademik yang berlaku.

A. Umum

1. Bersama-sama dengan civitas akademika lainnya

mengembangkan tata kehidupan sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral Pancasila dan berkepribadian Indonesia.

2. Memantapkan dan memelihara rasa kesejawatan diantara

sesama Keluarga Besar Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

3. Membantu dan berpartisipasi aktif dalam setiap

penyelenggaraan program-program kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra ko-kurikuler.

4. Menjaga integritas sebagai calon sarjana serta taat dan

loyal terhadap setiap peraturan yang berlaku di Fakultas maupun Universitas Brawijaya.

5. Bersikap kesatria, sopan dan penuh rasa tanggung jawab

terhadap sesama Keluarga besar Universitas Brawijaya dan masyarakat luas.

(55)

6. Setiap mahasiswa wajib mentaati ketentuan yang

tercantum dalam Surat Keputusan Rektor No.180/SK/2003 mengenai Tata Tertib Kehidupan Kampus Universitas Brawijaya.

7. Setiap mahasiswa wajib memegang teguh

tatakrama/sopan santun pergaulan dalam segala tingkah lakunya.

8. Setiap mahasiswa wajib berpenampilan rapi, sopan, sesuai

kelaziman dalam berpakaian (dilarang memakai sandal/selop, kaos berkerah, celana jeans, celana ketat dan rok mini) dan dengan potongan rambut yang pantas sesuai dengan kepribadiannya sebagai calon ahli gizi (Dietetian).

9. Setiap mahasiswa harus ikut memperhatikan dan menjaga

kebersihan ruang kuliah, ruang praktikum, lingkungan sekitarnya, termasuk halaman, taman dan WC/kamar mandi yang tersedia

10. Pengumuman dan peraturan Fakultas/Jurusan dipasang

di papan pengumuman tentang perkuliahan, sedangkan pengumuman tentang kegiatan kemahasiswaan pada papan senat mahasiswa. Para mahasiswa dilarang melakukan corat-coret terhadap pengumuman yang dipasang tersebut.

11. Fakultas/Jurusan tidak bertanggung jawab atas barang

yang tertinggal/hilang di dalam kamar mahasiswa/ruang kuliah atau ruang praktikum.

12. Setiap mahasiswa diwajibkan mentaati

(56)

B. Kuliah/Diskusi Kelompok

1. Mahasiswa harus sudah ada dalam ruangan kuliah/diskusi kelompok sebelum kuliah/diskusi dimulai, tidak di-perkenankan meninggalkan ruangan sebelum kuliah/diskusi selesai ataupun sebelum pengajar/fasilitator meninggalkan ruangan kuliah/diskusi kelompok. Mahasiswa dilarang masuk ruang kuliah/diskusi kelompok setelah 10 menit kuliah/diskusi kelompok dimulai.

2. Mahasiswa wajib memelihara ketertiban dalam ruang kuliah/diskusi kelompok. Apabila kuliah/diskusi kelompok sudah dimulai dan dianggap terganggu karena perilaku mahasiswa, maka dosen/fasilitator berhak menghentikan kuliah/diskusi kelompok pada saat itu juga atau mengambil tindakan lain. Sedangkan kuliah/diskusi yang direncanakan diberikan hari itu dianggap telah diberikan seluruhnya.

3. Kuliah/diskusi kelompok harus diikuti oleh seluruh mahasiswa yang kehadirannya dicatat dalam daftar hadir. 4. Pada dasarnya seluruh kegiatan kuliah/diskusi kelompok

harus diikuti oleh setiap mahasiswa. Jurusan berhak menentukan batas minimal ketidak hadiran mahasiswa untuk diijinkan mengikuti ujian masing-masing, selama tidak melebihi maksimal dari keputusan yang sudah ada. 5. Didalam ruang kuliah/diskusi kelompok, mahasiswa

dilarang merokok, makan atau melakukan kegiatan serupa lainnya.

(57)

6. Dilarang mengadakan corat-coret dengan apapun serta merusak peralatan yang ada di dalam ruang kuliah/diskusi kelompok.

7. Selama kuliah/diskusi kelompok berlangsung, mahasiswa dilarang mengaktifkan penyeranta dan telepon genggam.

B. Praktikum

1. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti semua praktikum dan harus sudah mempelajari hal-hal yang bersangkutan dengan membuat persiapan yang diperlukan untuk praktikum yang sudah ditentukan untuk hari itu juga. Kuliah pendahuluan diberikan sebelum menghadapi praktikum baru.

2. Mahasiswa harus hadir di ruang praktikum pada waktu yang ditentukan dan menggunakan jas praktikum selama mengerjakan praktikum tersebut. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 5 menit tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.

3. Selama praktikum dilarang merokok, makan dan melakukan kegiatan serupa lainnya.

4. Selesai praktikum, tempat kerja harus ditinggalkan dalam keadaan bersih dan rapi.

5. Mahasiswa yang berhalangan melakukan praktikum harus melapor kepada koordinator Mata kuliah yang bersangkutan.

6. Alat-alat praktikum yang dipakai menjadi tanggung jawab mahasiswa, oleh karenanya harus berhati-haaati dalam mempergunakannya.

(58)

7. Mahasiswa harus berhati-hati apabila menggunakan bahan kimia/obat-obatan.

8. Terhadap binatang percobaan/cadaver (Anatomi) tindakan-tindakan dilakukan dengan bijaksana disesuaikan dengan kode etik yang berlaku pada percobaan binatang/ kadaver.

D. Pre Dietary Internship

 Kegiatan Pre Dietary Internship (Pre DI) merupakan kegiatan tersupervisi yang bertujuan untuk mengimplementasikan pengetahuan yang didapat dalam perkuliahan ke dalam berbagai setting

institusi/lahan. Kegiatan Pre DI ini terbagi menjadi 3 (tiga) rotasi yaitu Pre DI Klinik, Pre DI Komunitas, dan Pre Food Service Management (FSM).

 Kegiatan Pre DI ini akan ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Gizi pada semester 8

TATA TERTIB

PENAMPILAN PROFESIONAL

a. Menggunakan pakaian yang sopan dan rapi. Tidak diperkenankan memakai celana jeans, kaos/T shirt, kaos ketat, transparan. Peserta putri memakai rok dibawah lutut. Peraturan tentang pakaian selama kegiatan Pre DI disesuaikan dengan ketentuan masing-masing rotasi atau dari institusi tempat Pre-DI

(59)

b. Memakai sepatu bertumit rendah dan tidak bersuara bila berjalan.

c. Selalu memakai identitas (nama) selama melaksanakan kegiatan Pre DI

d. Rambut dipotong pendek dan rapi, tidak berjambang (laki-laki).

e. Mahasiswa putri rambut dirapikan dengan diikat rapi (bila panjang melebihi bahu). Yang berjilbab diharuskan memakai jilbab dengan warna sesuai sampai batas dada, dan tidak memakai tutup muka dan kaos tangan.

f. Tidak diperkenankan menggunakan perhiasan yang berlebihan, yang diperbolehkan hanya cincin pertunangan/cincin kawin

KEHADIRAN/PRESENSI

a. Kegiatan pengambilan data 100% kehadiran di lokasi Pre DI sesuai dengan waktu dan ketentuan yang ditetapkan di lokasi atau Insitusi tempat Pre DI

b. Kegiatan diskusi diatur sendiri oleh mahasiswa dengan Pembimbing dari Institusi (Clinical Intructor/Perceptor/Food Service Instructor)

c. Kegiatan diskusi dan konsultasi dengan Supervisor disesuaikan dengan ketentuan masing-masing rotasi

d. Mahasiswa wajib menghadiri presentasi untuk memaparkan hasil kegiatan selama Pre DI

(60)

e. Mahasiswa yang berhalangan hadir harus membuat surat tertulis kepada pembimbing di Institusi tempat Pre DI sesuai dengan ketentuan yang berlaku

SANKSI

Mahasiswa yang tidak mengikuti tata tertib Pre DI akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan masing-masing rotasi. Sanksi diberlakukan bagi mahasiswa yang tidak mengikuti baik sengaja maupun tidak sengaja ketentuan yang ada.

E. Kehadiran Mahasiswa

1) Mahasiswa diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan pendidikan.

2) Alasan yang dapat dibenarkan untuk ketidak hadiran : a) Sakit atau musibah

i) Lebih dari 3 (tiga) hari dan kurang dari 1 (satu) minggu harus disertai surat Keterangan Dokter atau orang tua/wali yang dilegalisasi oleh Pembantu Dekan I FK UB.

ii) Lebih dari 1 (satu) minggu harus disertai surat keterangan dokter yang dilegalisasi oleh Pusat Kesehatan Mahasiswa Universitas Brawijaya dan Pembantu Dekan I FKUB.

b) Mendapat tugas dari Fakultas/Universitas (harus ada surat tugas)

c) Alasan lain yang dapat dipertanggung jawabkan dan diperkenankan

(61)

i) Meninggalkan kegiatan pendidikan setelah menyerahkan surat keterangan dokter yang dilegalisasi oleh pimpinan fakultas.

ii) Surat keterangan dokter harus diserahkan ke Biro Administrasi Akademik (BAA) paling lambat 1 (satu) hari setelah ketidak hadiran. Kegiatan pendidikan yang tertinggal dapat disusulkan dengan kegiatan yang sama atau lainnya (berdasarkan pertimbangan digantikan dengan tugas dari staf pengajar atau departemen terkait). iii) Meninggalkan kegiatan pendidikan karena alasan

lain lebih dari 3 (tiga) hari harus sepengetahuan orangtua/wali dan disetujui oleh Pimpinan Fakultas sebelumnya.

iv) Surat ijin harus sudah disampaikan ke BAA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari terhitung mulai berakhirnya Surat Ijin.

3) Bila mahasiswa tidak melaksanakan kegiatan pendidikan, maka kehadirannya dianggap tidak memenuhi syarat sehingga tidak diijinkan mengikuti ujian, dan pengambilan mata ajar dibatalkan (nilai = E)

4) Mahasiswa diwajibkan hadir 15 menit sebelum kegiatan pendidikan dimulai. Setiap keterlambatan 15 menit akan diberi peringatan bertahap, sebagai berikut :

a) Peringatan I : berupa teguran dari staf pengajar yang bersangkutan.

b) Peringatan II : diberikan oleh Pembantu Dekan I apabila terlambat lebih dari 4 kali dalam pelaksanaan kuliah, dan dinyatakan tidak dapat mengikuti kegiatan kuliah selanjutnya.

(62)

F. Ujian

a. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti semua ujian pada waktu yang telah ditentukan.

b. Setiap mahasiswa yang akan mengikuti Ujian-ujian diwajibkan membawa KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) atas nama mahasiswa yang bersangkutan (ada foto mahasiswa, tanda tangan dan stempel resmi dari instansi).

c. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti ujian pada waktu yang telah ditentukan, harus melapor paling lambat 3 (tiga) hari sesudah ujian kepada Ketua Jurusan terkait dengan mengajukan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan akan mendapat kesempatan untuk mengikuti ujian susulan atau kebijakan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Ujian susulan, hanya dilakukan 1 (satu) kali yang diselenggarakan setelah pengumuman hasil nilai akhir pada masing-masing mata kuliah.

e. Mahasiswa yang tidak mengikuti ujian susulan, diberi nilai 0 (nol) atau nilai E

f. Mahasiswa yang terlibat kecurangan dalam bentuk apapun (misalnya, mencatat /mengambil soal ujian, memberi atau menerima jawaban soal ujian, membawa segala macam bentuk catatan yang berkaitan dengan jawaban ke tempat ujian) akan diberi nilai 0 (nol). g. Bagi mahasiswa yang sudah lulus maupun belum lulus

dalam mata kuliah, diberikan kesempatan untuk memperbaiki nilai pada semester pendek. Ketentuan-ketentuan mengenai semester pendek dapat dilihat

(63)
(64)

G. Penghentian Sementara atau Cuti Akademik

a. Cuti akademik adalah penundaan registrasi administrasi, dalam jangka waktu tertentu dengan ijin Rektor UB.

b. Seorang mahasiswa yang mengajukan permohonan cuti akademik harus per semester dan dapat diperpanjang paling lama 2 (bulan) tahun kumulatif. c. Jangka waktu cuti akademik tidak diperhitungkan

sebagai masa studi kecuali bagi mahasiswa yang tidak daftar ulang tanpa seijin Rektor tetap diperhitungkan sebagai masa studi.

d. Permohonan cuti akademik diajukan kepada Rektor dengan disertai alasan-alasan yang kuat, diketahui oleh Dekan dan Orang Tua/Wali/Instansi mahasiswa yang bersangkutan. Pengajuan ini paling lambat 1 (satu) minggu sejak penutupan registrasi akademik.

H. Perpindahan Mahasiswa

a. Mahasiswa Universitas Brawijaya yang akan pindah ke Perguruan Tinggi lain, harus mengajukan permohonan kepada Rektor dengan tembusan kepada Dekan, disertai alasan kepindahannya.

b. Mahasiswa yang telah pindah ke Perguruan Tinggi lain tidak dapat diterima kembali sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya.

I. Putus Kuliah (Drop-Out)

Mahasiswa putus studi adalah mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan evaluasi keberhasilan studi pada setiap tahun dan akhir studi, atau mahasiswa yang tidak

Gambar

Tabel Acuan Pengambilan Mata Kuliah pada Tiap Semester
TABEL STRUKTUR KOMPETENSI MATAKULIAH

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum secara resmi disahkan pada tahun 1945 sebagai dasar filsafat negara, unsur-unsur Pancasila telah dimiliki dan telah melekat pada bangsa Indonesia sebagai asas

Mahasiswa memahami perkuliahan tentang Aplikasi Teknologi secara teoritik.

Aplikasi Pemetaan Potensi Energi Terbarukan Berbasis Web Gis Sebagai Acuan Penerapan Sistem Smart Micro Grid dapat membantu dalam memaksimalkan potensi

Grafik rata-rata perkembangbiakan cladocera beserta rata-rata pertumbuhan phytoplankton dari ketiga aquarium, menunjukkan puncak perkembangbiakan rata-rata cladocera berada pada masa

Dermatitis atopik merupakan peradangan kulit yang disertai dengan rasa gatal, berlangsung kronis, berulang dan merupakan salah satu penyakit kulit yang paling sering pada anak

Mesin sangrai biji kopi ini juga dilengkapi dengan proses pendingin sistem putar, yang digunakan untuk melepas uap panas ke udara agar tidak masuk lagi ke dalam biji kopi

12 Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, anggota direksi dan anggota dewan komisaris.. Pengaruhnya terhadap

Seperti perhitungan matriks perbandingan pada matriks sebelumnya, proses berikutnya untuk matriks perbandingan pada formulir wsubfaktor lokal perspektif keuangan