• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWAKELAS IV SDN 3 KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012 - 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWAKELAS IV SDN 3 KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012 - 2013"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWAKELAS IV

SDN 3 KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012 - 2013

Oleh MASRUROH

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Kedondong Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran dengan objek penelitian siswa kelas IV dengan jumlah siswa 23 orang. Selama ini dalam proses belajar mengajar pada kelas IV khususnya mata pelajaran IPA sering timbul permasalahan : 1). Rendahnya minat belajar siswa di SDN 3 Kedondong Kabupaten Pesawaran pada pelajaran IPA. 2). Rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi perubahan wujud benda. 3). Guru dalam pembelajaran IPA masih menggunakan metode ceramah tanpa dibarengi metode lain. 4). Aktivitas siswa belum dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA.

Penelitian ini merupakan tindakan kelas (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana teknik pembelajaran diterapkan dan hasil yang diinginkan dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dilaksanakan melalui siklus dengan 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes dengan menggunakan lembar observasi dan soal-soal tes data yang terkumpul dianalisis dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1, rata-rata 63,8 menjadi rata-rata 79,1 pada siklus 2. Demikian juga dengan peningkatan aktivitas siswa rata-rata 71,0 pada siklus 1, menjadi rata-rata 76,9 pada siklus 2. Dan aktivitas guru dari 68,75% menjadi 87,5%

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan metode demonstrasi pembelajaran IPA akan meningkat

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi yang ada, latar belakang sosial keluarga, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta makin berkembangnya ilmu pengatahuan dan kecanggihan teknologi informasi.

Proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan dengan tepat dan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Ketepatan prosedur yang baik dan benar pada akhirnya akan membantu untuk mencapai hasil yang diharapkan. Demikian halnya dalam pembelajaran IPA. Penerapan metode yang sesuai dan benar akan memudahkan siswa memahami materi yang disiapkan.

Salah satu metode yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran ini adalah metode demonstrasi. Metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berlangsungnya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.

(3)

metode-metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil pra penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN 3 Kedondong tahun pelajaran 2012/2013 masih banyak siswa hasil belajar IPA yang masih rendah (masih mendapat nilai 5 di bawah standar nilai KKM). Kriteria ketuntasan kelas untuk mata pelajaran IPA 65 dan kriteria ketuntasan maksimal yang diharapkan untuk pelajaran IPA 68. Dari 23 orang siswa yang ada semuanya mendapat nilai rendah. Hal tersebut disebabkan karena guru belum terampil menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA dan hanya menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran.

Sebagai pengatur dan sekaligus pelaku dalam proses belajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Oleh karena itu, guru harus dapat membuat suatu pelajaran yang lebih efektif dan juga menarik sehingga bahan palajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

(4)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Rendahnya minat belajar siswa di SDN 3 Kedondong Kabupaten Pesawaran pada Pelajaran IPA Karena Kegiatan Belajar Mengajar dilaksanakan kurang menarik.

2. Dari 23 orang siswa yang ada semuanya mendapat nilai rendah yaitu 5. 3. Guru dalam pembelajaran IPA masih menggunakan metode ceramah

tanpa dibarengi metode lain.

4. Aktivitas siswa belum dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA.

1.3 Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi masalah pada peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV, khususnya materi perubahan wujud benda di SDN 3 Kedondong Kabupaten Pesawaran.

1.4 Rumusan Masalah dan Pememcahan Masalah

(5)

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 3 Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2012/2013.

1.5 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

- Untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru dan belajar siswa - Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkannya metode demonstrasi 2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui apakah dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil dan pemahaman siswa dalam materi pelajaran IPA.

1.6 Manfaat Penelitian a. Siswa.

Melalui pembelajaran metode demonstrasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan meningkatkan prestasi belajar.

b. Guru.

Meningkatkan kreativitas dan aktivitas guru dalam menggunakan metode demonstrasi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

c. Sekolah.

(6)

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

(7)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian belajar

Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau sekarang dikenal dengan guru. Orang yang banyak pengetahuannya di identifikasikan sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya didefinisikan sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar.

Belajar adalah merupakan proses untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui, maka seseorang memerlukan sesuatu kegiatan yang mana kegiatan itu disebut dengan belajar. Belajar pada dasarnya mengulang, mengingat dan menghafal sesuatu agar sesuatu itu di ketahuinya secara lebih mendalam, yang didapatkannya baik atas bantuan orang lain maupun atas usahanya sendiri, sehingga terjadi perubahan tingkah laku baik yang bersifat instrinsik maupun temporer.

Sejalan dengan hal di atas Sukardi (2004 : 15) mengemukakan bahwa belajar bahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman, kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau

(8)

belajar itu mempelajari apa yang dirasakannya dan apa yang difikirkan. Ia memberikan reaksi atau tanggapan terhadap apa yang terjadi sewaktu berlangsungnya proses belajar, jika tidak ada tanggapan, maka hasil belajar tidak ada.

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajaryang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.

Lebih lanjut yang dimaksud dengan belajar menurut Hilgrad dan Bower, seperti dikutip Purwanto adalah :

situasi tertentu yang harus disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecendrungan respon pembawaan, kematangan ataupun keadaan-keadaan 2006 :85).

Pendapat dari Oemar Hamalik belajar adalah

perubahan dalam diri seseorang (murid) yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman (Hamalik 2003 :21).

(9)

2.2 Aktivitas Belajar Definisi Aktivitas Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas

W.J.S. Poewadarminto menjelaskan aktivitas sebagai suatu kegiatan atau kesibukan. S. Nasution menambahkan bahwa aktivitas merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.

Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 7) merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Selanjutnya Sardiman (1994: 24) menyatakan: a

Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

Adapun aktivitas siswa yang diamati adalah sebagai berikut :

(10)

4. Menjawab pertanyaan guru 5. Menjawab pertanyaan teman 6. Menyelesaikan tugas dari guru 7. Ketepatan menyelesaikan tugas.

1.3 Kinerja guru

Pengertian Kinerja Guru

Istilah Kinerja berasal dari kata job performane atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris work performance atau job performance. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Masalah kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat berkaitan dengan produktivitas lembaga atau organisasi. Hal ini sebagaimana pendapat Keith Davis bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (abality)

(11)

kemampuan bekerja, dengan kata lain kinerja dapat diartikan sebagai prestasikerja. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang guru di lembaga pendidikan atau madrasah sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhannya.

1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.

(12)

belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan lain-lain.

2.5Pengetian Pembelajaran IPA

Secara sederhana IPA didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam semesta. Dalam kurikulum 2004 sains (IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta.

Pembelajaran IPA di Kelas IV Sekolah Dasar

Unsur penting dalam pembelajaran ialah merangsang serta mengerahkan siswa untuk belajar. Belajar dapat dirangsang dan diarahkan dengan berbagai macam cara yang mengarah pada tujuan. Adapun caranya pendekatan dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD yaitu:

I. Pendekatan faktual merupakan pendekatan dengan menggunakan faktual bermaksud menyodorkan hasil-hasil penemuan pada siswa.

II. Pendekatan konseptual merupakan pendekatan dengan memberikan gambaran untuk memahami konsep, dengan obyek-obyek kongkrit memperoleh fakta, melakukan eksplorasi dan manipulasi secara mental dan sekedar menghafal.

III. Pendekatan proses merupakan pendekatan yang didasarkan atas pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh ilmuwan.

(13)

tidak saja berupa pengetahuan tetapi juga dapat mengembangkan sikap ilmiah dan nilai ilmiah.

2.6 Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pengajaran dengan cara memperagakan suatu benda tertentu yang tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkrit dan strategi pelajaran ekspositori dan inkuiri.

ara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan yang sering disertai penjelasan lisan.

(14)

Penggunaan teknik demonstrasi sangat menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas, sehingga kesan yang diterima lebih lama pada jiwanya. Akibatnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar, dengan demonstrasi itu siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung serta dapat mengembangkan kecakapannya.

Metode demonstrasi merupakan metode yang paling pertama digunakan oleh manusia purba tatkala menambah kayu untuk memperbesar nyala api unggun, sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirunya.

Dalam metode demontrasi diharapakan setiap langkah dari hal-hal yang di demonstrasikan dapat di lihat dengan mudah oleh siswa melalui prosedur yang benar, meskipun demikian siswa perlu juga mendapatkan waktu yang cukup lama untuk memperhatikan sesuatu yang di demonstrasikan. Dalam demonstrasi terutama dalam mengembangkan sikap-sikap, guru perlu merencanakan pendekatan secara lebih berhati-hati dan ia melakukan kecakapan untuk mengarahkan motivasi dan berpikir siswa.

Tidak semua yang dijelaskan guru dapat diterima oleh siswa dengan mudah, hal ini disebabkan antara lain :

(15)

2. Sifat bahan yang di pelajari tidak semua sama. Ada bahan pelajaran yang tak menuntut di peragakan atau di pertunjukkan, tetapi ada pula yang menuntut di peragakan atau di pertunjukkan agar lebih memperjelas. Untuk yang terakhir inilah di perlukan demontrasi seperti hal-hal yang baru di perkenalkan kepada siswa, alat-alat baru apalagi yang rumit.

3. Tipe pelajaran individu yang berbeda. Terdapat beberapa tipe belajar antara lain, tipe visual, tipe auditif, tipe motorik, tipe campuran (merupakan kombinasi dari tipe-tipe belajar tersebut), dalam hal ini di lihat saja kecenderungan, apakah ia termasuk tipe visual, tipe auditif, tipe motorik ataupun tipe campuran.

(Daryanto, 2009:403)

Aspek-aspekpenggunaan metode demonstrasi

Ada beberapa aspek penting penggunaan metode demonstrasi, yaitu : a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang

didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan aktivitas mereka menjadi pengalaman yang berharga.

(16)

d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis (Drajat,2005:26)

Sebagai pendahuluan, berilah penjelasan apa yang akan didemonstrasikan. Sebaikna dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih dulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru diikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk.

Perencanaan dan persiapan

Setiap metode pembelajaran harus di rencanakan dan di persiapkan agar tujuan pembelajaran tercapai, begitu pula dengan metode demontrasi. hal-hal yang harus mendapat perhatian pada langkah ini antara lain :

1. Penentuan tujuan demontrasi yang akan di lakukan dalam hal ini pertimbangkahlah apakah tujuan yang akan di capai siswa dengan belajar melalui demontrasi itu dapat dengan menggunakan metode demontrasi.

2. Materi yang akan di demontrasikan terutama hal-hal yang penting ingin di tonjolkan.

3. Siapkanlah fasilitas penunjang demontrasi seperti peralatan, tempat dan mungkin juga biaya yang di butuhkan.

4. Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik

5. Petimbangkanlah jumlah siswa di hubungkan dengan hal yang akan di demontrasikan agar siswa dapat melihatnya dengan baik

(17)

7. Untuk menghindarkan kegagalan dalam pelaksanaan sebaiknya demontrasi yang di rencanakan di coba terlebih dahulu.

Berdasarkan penjelasan di atas pembelajaran menggunakan metode demontrasi harus di persiapkan secara matang dari awal kegiatan agar tidak terjadi kegagalan dalam pelaksanaannya. Agar siswa dapat mengetahui dengan jelas semua obyek yang di demontrasikan tanpa adanya kekeliruan yang di sebabkan oleh kelalaian guru tersebut.

Pelaksanaan Metode Demontrasi

Setelah segala sesuatu direncanakan dan disiapkan, langkah berikutnya ialah mulai melaksanakan demontrasi, beberapa hal yang perlu di perhatikan antara lain 1. Guru sebelum memulai persiapkanlah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan

di demonstrasikan, pengaturan tempat, keterangan tentang garis besar langkah dan pokok-pokok yang akan di demontrasikan, dan lain-lain yang di perlukan. 2. Siapkanlah siswa, barangkali ada hal-hal yang perlu mereka catat

3. Mulailah demontrasi dengan menarik perhatian siswa

4. Ingatlah pokok-pokok materi yang di demontrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran

5. Pada waktu berjalannya demonstrasi, sakali-sekali perhatikanlah keadaan siswa, apakah semua mengikuti dengan baik

6. Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakanlah suasana yang harmonis

7. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang di lihat dan di dengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain atau dengan pengalaman lain, serta mencoba melakukannya sendiri dengan bimbingan guru

Menurut Daryanto (2009:403), langkah-langkah metode demonstrasi sebagai berikut :

1. Membagi dan menjelaskan sumber-sumber kegiatan demontrasi

(18)

3. Menghubungkan kegiatan dengan keterampilan yang memiliki peserta dan keterampilan yang akan di sampaikan

4. Mendemontrasikan langkah-langkah serta perlahan dan memberikan waktu yang cukup pada peserta untuk mengamatinya

5. Menentukan hal-hal yang penting dan kritis atau hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja.

Jadi dalam pelaksanaan demontrasi guru di tuntut membuat siswa aktif, ajak siswa untuk mau menanyakan apa yang kurang di mengerti. Bagian yang di pandang penting dari suatu yang di pertunjukkan atau di jelaskan harus di ulang berkali-kali agar siswa benar-benar mengetahui seluk beluknya. Setelah selesai mendemontrasikan guru mengajukan kepada siswa untuk mengecek sampai di mana siswa telah dapat memahami atau mengikuti demontrasi yang harus selesai di pertunjukkan.

Siswa di arahkan untuk mengamati dengan penuh perhatian kepada suatu obyek yang di demontrasikan, maka diperlukan konsentrasi dari seluruh pikiran, perasaan dan keamanan kemauan seorang terhadap obyek yang di pertunjukan.

Keunggulan dan Kelemahan Metode Demontrasi

Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan termasuk metode demontrasi, adapun keunggulan dan kelemahan metode demontrasi sebagai berikut :

1. Keunggulan metode demontrasi

(19)

1. Melalui demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat di hindari, sebab siswa langsung memperhatikan bahan pelajaran yang di jelaskan.

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tapi juga melihat peristiwa yang terjadi

3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan teori dan keyataan.

4. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pelajaran. kelebihan metode demontrasi adalah :

1. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkret sehingga dapat menghindarkan varbalisme.

2. Siswa di harapkan lebih mudah dalam memahami apa yang di pelajari 3. Proses pembelajaran akan lebih menarik.

4. Siswa di larang untuk aktif mangamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.

5. Melalui metode ini dapat di sajikan materi pelajaran yang tidak mungkin kurang sesuai dengan menggunakan metode lain.

(20)

Mengamati sesuatu dengan cermat, baik dengan alat indera mata, telinga maupun indra lainnya bukan pekerjaan yang mudah bagi siswa kalau tempat duduknya tidak berpindah-pindah maka siswa hanya melihat dari satu pihak saja, obyek yang di demontrasikan. Hal ini dapat menimbulkan kekeliruan tanggapan dan pengertian mengenai obyek yang di amati. Apabila siswanya hanya dengan berpindah-pindah tempat dapat menimbulkan kegundahan. Untuk mengatasinya guru harus menetapkan garis-garis besar, langkah-langkah demontrasi yang akan di laksanakan.

2. Kelemahan dari Metode Demonstrasi

Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai, demontrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektip lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus bisa beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai yang berarti menggunakan metode ini menggunakan pembiayaan yang lebih mahal di bandingkan dengan ceramah.

(21)

Dari kelemahan-kelemahan di atas sebaiknya guru mengarahkan demonstrasi ini sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh pengertian dan gembaran yang benar tentang apa yang sedang di demontrasikan, sebaiknya sebelum demonstrasi itu di mulai guru telah mengadakan uji coba supaya kelak dalam pelaksanaannya tepat dan secara otomatis metode demonstrasi dalam IPA.

2.7Hasil Penelitian Yang Relevan

Masalah penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang perpindahan energi panas adalah sebagai berikut:

1.Kartono (2006) penelitian tentang penggunaan metode Demonstrasi.

a. Masalah yang diteliti adalah apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

b. Tujuan penelitiannya adalah mengetahui keefektifan penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Metode yang digunakan adalah metode demonstrasi.

d. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(22)

2. Penelitian Ertika Aprilia Irya (2008) tentang meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep gerak menggunakan model kontrutivisme dengan metode demonstrasi. Penelitian dilakukan dengan model penelitian tindakan kelas yang hanya menggunakan satu kelas eksperimen. Pemilhan konsep dan metode pembelajran agar terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa. Penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kontruktivisme dengan metode demonstrasi dapat

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus kesiklus pada siklkus 1 sebesar 72,25 kategori cukup aktif. Pada siklus 2 meningkat sebesar 75,81 kategori aktif dan siklus 3 meningkat lagi sebesar 76,12 kategori aktif.

2 . Meningkatkan penguasaan konsep siswa. Nilai rata-rata penguasaan konsep siswa pada siklus 1 sebesar 65,5 kategori tuntas. Pada siklus 2 meningkat sebesar 66,25 kategori tuntas dan siklus 3 meningkat lagi sebesar 71 kategori tuntas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa penerapan model kontuktivisme dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep siswa.

(23)

Gambar 1. Kerangka fikir penelitian. 2.9 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir tersebut di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Menggunakanmetode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, pada pembelajaran IPA tentang perubahan wujud benda.

Diduga melalui pemanfaatan model pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajarsiswa

KONDISI

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Rencana Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode tindakan (action research) dengan penekanan terhadap proses pembelajaran IPA di kelas IV SDN 3 Kedondong Kabupaten Pesawaran, dengan menggunakan pendekatan model pembelajaran demontrasi.

Bentuk penelitian ini bersifat reflektif dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan proses belajar dan pembelajaran secara aktif, profesional dan merupakan penelitian yang menggabungkan antara tindakan dengan prosedur ilmiah untuk memahami sambil ikut serta dalam proses perbaikan.

3.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV SD N 3 Kedondong, dengan jumlah siswa 23 orang , terdiri dari :

Laki-laki = 11 orang Perempuan = 12 orang

Dan berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai observer.

(25)

Penelitian ini di laksanakan di kelas IV SDN 3 Kedondong Kabupaten Pesawaran, pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

3.4 Teknik dan alat pengumpulan data 3.4.1 Alat pengumpulan data

a. Tes

Tes dalam penelitian ini merupakan alat ukur untuk mengetahui hasil belajar dan tingkat keberhasilan siswa pada setiap kompetensi dasar berdasarkan indikator. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda berjumlah 10 butir, dan soal unjuk kerja yang harus dijawab secara tertulis dan praktek.

b. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA kelas IV. Pengumpulan data aktivitas guru dan siswa digunakan lembar observasi yang dilakukan dengan cara memberi skor pada setiap aspek/indikator yang dilakukan siswadan guru selama proses pembelajaran.

Aspek penilaian aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah :

(26)

2. Bertanya pada guru tentang materi pelajaran 3. Membaca buku/sumber lain

4. Menjawab pertanyaan guru 5. Menjawab pertanyaan teman 6. Menyelesaikan tugas dari guru 7. Ketepatan menyelesaikan tugas.

Sedangkan aspek penilaian aktivitas guru yang diamati dalam penelitian ini meliputi 8 aspek,tiap aspek terdiri dari 2 indikator yang diadopsi dari IPKG pelaksanaan program PKM S 1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung, yaitu :

1. Pra pembelajaran

2. Penguasaan Materi Pembelajaran 3. Pendekatan/Strategi Pembelajaran

4. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran

5. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 6. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

7. Penggunaan Bahasa 8. Kegiatan Penutup.

3.4.2 Teknik analisa data

(27)

1. Data nilai hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes formatif berupa soal pilihan ganda dan tes unjuk kerja. Soal pilihan ganda sebanyak 10 butir , tiap butir jika dijawab benar diberi skor 3 sehingga skor maksimal pilihan ganda 30. Sedangkan soal tes unjuk kerja berupa tes demonstrasi yang mempunyai 5 item penilaian yang skornya disesuaikan dengan tingkat kesukarannya. Skor maksimal soal tes unjuk kerja yaitu 70, sehingga skor maksimal keseluruhan adalah 100. Jadi nilai yang diperoleh peserta didik untuk satu tes formatif dihitung dengan rumus :

Skor perolehan x 100

Jumlah siswa

Nilai akhir yang diperoleh siswa merupakan deskripsi dari tingkat atau prosentase penguasaan kompetensi dasar dalam materi pelajaran IPA pada penelitian ini. Misalnya, nilai 65 dapat diinterpretasikan siswa tersebut telah menguasai 65% unjuk kerja berkaitan dengan kompetensi dasar mata pelajaran IPA pada penelitian ini.

Data hasil belajar siswa setiap siklus akan dianalisis dengan cara sebagai berikut :

Tabel 1. Format Lembar Analisis Hasil Belajar Siswa

(28)

Nilai terrendah Rata-rata kelas Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang belum tuntas Persentase ketuntasan

Proses analisis yang dilakukan terhadap data hasil belajar siswa sebagai berikut : a. Nilai yang diperoleh siswa berupa tes formatif.

b. Kolom total skor adalah skor pilihan ganda ditambah tes unjuk kerja. c. Kolom nilai diisi dengan menggunakan rumus :

Skor perolehan x 100

Skor maksimum

d. Presentase hasil belajar diisi dengan nilai dikali 100%.

e. Nilai tertinggi diisi dengan nilai akhir dari semua siswa yang tertinggi sudah mencapai batas minimal ketunta

i. Jumlah siswa yang belum tuntas diisi dengan jumlah siswa yang nilai

68 (dibawah 68).

j. Presentase ketuntasan diisi dengan menggunakan rumus : Jumlah siswa yang tuntas x 100%

jumlah siswa

k. Keterangan diisi dengan kriteria berdasarkan rentangan berikut :

(29)

 41% - 50% = Kurang

 51% - 70% = Sedang

 71% - 80% = Baik

 81% - 100% = Sangat Baik

l. Ketuntasan diisi apabila nilai akhir < 68 berarti belum tuntas, tetapi apabila

2. Data Aktivitas Guru

Lembar aktivitas guru ada 8 aspek yang diamati. Tiap aspek terdiri dari 2 indikator yang diadopsi dari IPKG pelaksanaan program PKM S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung. Data observasi aktivitas guru akan dianalisis dengan cara sebagai berikut:

Tabel 2. Format lembar pengamatan aktivitas guru

No Aspek yang diamati Skor Ket.

1. Pra pembelajaran

2. Penguasaan materi pelajaran 3. Pendekatan/strategi pembelajaran

4. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

5. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

6. Penilaian proses dan hasil belajar 7. Penguasaan bahasa

8. Kegiatan penutup

(30)

Proses analisis yang akan dilakukan terhadap data aktivitas guru sebagai berikut : 1. Guru memperoleh skor dari tiap aspek yang diamati . skor minimum 0, skor

maksimal 2. Kriteria penilaian aktivitas guru sebagai berikut :

Tabel 3. Aspek dan indikator penilaian aktivitas guru

No. Aspek Indikator

1. Pra pembelajaran a. Mempersiapkan siswa untuk belajar b. Melakukan kegiatan apersepsi 2. Penguasaan materi

pembelajaran

a. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

b. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik

3. Pendekatan/strategi a. Melakukan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

b. Menguasai kelas 4. Pemanfaatan sumber

belajar/media pembelajaran

a. Menggunakan media secara efektip dan efisien

b. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

5. Pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan siswa

a. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran

b. Menumbuhkan kecerian siswa dalam belajar

6. Penilaian proses dan hasil belajar

a. Mamantau kemajuan belajar selama proses

b. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

7. Penggunaan bahasa a. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar

b. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

8. Kegiatan penutup a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa b. Membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

Kriteria penilaian :

 Nilai 2, jika semua (2) indikator masing-masing aspek terpenuhi

(31)

 Nilai 0, jikaindikator masing-masing tidak terpenuhi

2. Jumlah skor perolehan adalah penjumlahan dari skor semua aspek yang diperoleh.

3. Skor maksimum adalah jumlah skor yang diperoleh dari semua indikator. 4. Persentase aktivitas guru dihitung dengan rumus :

Jumlah skor perolehan semua aspek x 100

Skor maksimum

5. Keterangan untuk presentase keaktivan diisi dengan kriteria berdasarkan rentangan berikut :

 0 -20% = sangat tidak aktif

 21% - 40% = tidak aktif

 41% - 60% = kurang aktif

 61% - 80% = aktif

 81% - 100% = sangat aktif 3. Data Aktiviitas Belajar Siswa

Aktivitas siswa selama aproses pembelajaran diamati dan dicatat dalam lembar observasi. Data observasi diperoleh dari setiap siklus. Data observasi aktivitas belajar siswa pada setiap siklus akan dianalisis dengan cara sebagai berikut:

Aspek aktivitas belajar siswa :

1. Menyimak informasi yang disampaikan guru 2. Bertanya pada guru tentang materi pelajaran 3. Membaca buku/sumber lain

(32)

6. Menyelesaikantugas dari guru 7. Ketepatanmenyelesaikan tugas.

Tabel 4. Format Lembar Analisis Aktivitas Belajar Siswa.

No. Nama siswa

Proses analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas belajar siswa sebagai berikut :

1. Setiap siswa memperoleh skor dari aktivitas yang dilakukan sesuai indikator yang diamati. Kriteria penilaian aktivitas belajar siswa sebagai berikut.

Kriteria penilaian :

- Jika indikator yang diamati dilakukan oleh siswa diberi skor 1 - Jika indikator yang diamati tidak dilakukan oleh siswa diberi skor 0. - Skor maksimal = 7, skor minimal = 0

2. Jumlah skor perolehan adalah penjumlahan dari skor semua indikator yang diperoleh.

3. Presentase aktivitas persiswa dihitung dengan rumus : Skor perolehanx 100%

Skor maksimum

4. Keaktivan diisi dengan jumlah seluruh presentase aktivitas per siswa dibagi dengan jumlah siswa.

(33)

0 50% = tidak aktif

51% - 100% = aktif

3.5 Validasi Data

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa mengukur. Validitas sebuah tes memberitahu kita tentang apa yang bisa kita simpulkan dari skor-skor tes. Menilai validitas adalah penting bagi peneliti karena sebagian besar instrumen yang digunakan dalam penyelidikan pendidikan dan psikologis dirancang untuk mengukur konstruksi hipotetis.

Kisi-kisi soal

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : 4/1

Guru : Masruroh

Nama Sekolah : SD N 3 Kedondong

(34)

3.6 Pelaksanaan Tindakan

Adapun tahap-tahap yang di lakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Mengadakan tes pengajakan yang sekaligus untuk menentukan rengking guna membagi siswa dalam kelompok.

2. Menentukan skor dasar yang di gunakan untuk mengetahui poin peningkatan individu

3. Menjelaskan maksud dan lengkah-langkah serta tujuan dari pembelajaran demontrasi dan ketentuan yang harus di perhatikan siswa.

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah di susun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran.

Siklus 1

Siklus 2

Ganbar 2. Observasi

Observasi

Tindakan

Pelaksanaan

Rencana

Refleksi

(35)

Alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan (Depdiknas 2004)

Adapun urutan kegiatan secara garis besar sebagai berikut : Tahap Penelitian Siklus I

Kagiatan ini merupakan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran.

Adapun urutan kegiatan secara garis besar sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan

Setelah diadakannya observasi pada minggu sebelumnya kemudian dimulailah siklus I pada siklus ini dilakukan beberapa rencana antara lain a. Merencanakan jumlah siklus yang akan dilaksanakan

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus mempersiapkan buku pelajaran, alat peraga, dan membuat soal tes tertulis.

c. Melaksanakan langkah-langkah pembelajran, seperti apersepsi member penjelasan tentang tujuan pembelajaran. Tanya jawabb materi persyaratan menggunakan media gambar, membimbing siswa dalam mengerjakan tugas serta membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

(36)

Dalam pelaksanaan penelitian ini kegiatan proses pelajaran IPA yang dilakukan meliputi :

a. Kegiatan awal

1. Mengabsen kehadiran siswa

2. Menyiapkan skenario yang akan ditampilkan 3. Menyiapkan alat peraga atau media pembelajaran 4. Melakukan apersepsi

b. Kegiatan inti

1. Guru menjelaskan materi menggunakan media gambar tentang perubahan wujud benda

2. Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan merangsang siswa untuk bertanya

3. Membuat lembar kegiatan siswa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran

4. Membahas hasil diskusi 5. Memberikan komentar

6. Melakukan penelitian yang sebenarnya dengan berbagai cara yaitu kerjasama siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban dengan hasil diskusi latihan siswa dan tes pada setiap kelas

(37)

3. Tahap pengamatan

Pelaksanaan observasi guru mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dan saat siswa menyelesaikan latihan. Adapaun yang diamati yaitu :

1. Menyimak informasi yang disampaikan guru 2. Bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran 3. Menjawab pertanyaan guru

4. Menyelasaikan tugas dari guru

Selain itu juga dalam pelaksanaannya penelti dibantu oleh teman sejawat (observer) untuk mengamati aktivitan guru selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Pada akhir siklus diadakan refleksi, refleksi ini digunkan untuk mengevaluasi hasil dari tiap siklus. Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan setelah proses belajar mengajar berlangsung. Refleksi dilakukan dengan menganalisa hasil belajar, serta menentukan kemajuan dan kelemahan yang terjadi sebagai dasar perbaikan siklus selanjutnya.

(38)

Setelah diadakannya observasi dan refleksi pada siklus 1, kemudian dimulailah siklus 2. Pada siklus dua ini dilakukan beberapa rencana, antara lain :

1. Merencanakan jumlah siklus yang akan dilaksanakan

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus mempersiapkan buku pelajaran, alat peraga, mempersiapkan model meramcang alat penelitian yang akan diterapkan sebagai tindakan dan membuat soal tes tertulis.

3. Merencakan langkah-langkah pembelajaran, seperti apersepsi member penjelasan tentang tujuan pembelajaran Tanya jawab materi, membimbing siswa dalam mengerjakan tugas, serta membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pemebelajaran

Adapun urutan kegiatan secara garis besar sebagai berikut : a. Kegiatan awal

1. Mengabsen kehadiran siswa

2. Membuat skenario pembelajaran dengan metode demonstrasi 3. Menyiapkan alat peraga atau media pembelajaran

(39)

5. Membentuk kelompok belajar yang terdiir dari 4 5 siswa

6. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan yaitu memberikan motifasi dan apersepsi

b. Kegiatan inti

1. Guru menjelaskan materi tentang perubahan wujud benda dengan menggunakan metode demonstrasi

2. Guru meminta siswa melakukan demonstrasi secara berkelompok agar siswa dapat melakukan atau mengalami sendiri proses demonstrasi dengan bimbingan guru atau teman sejawat

3. Mengembangkan sipat keinginan tahu siswa dengan merangsang siswa untuk bertanya

4. Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan belajar mengajar

5. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara yaitu kerjasama siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban dengann hasikl diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes.

(40)

3. Tahap pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 3 Kedondong Kabupaten Pesawaran, yang meliputi kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran. Adapun yang diamati :

1. Menyimak informasi yang disampaikan guru 2. Bertanya pada guru tentang materi pelajaran 3. Menjawab pertanyaan guru

4. Menyelesaikan tugas dari guru.

Selain itu juga dalam pelaksanannya peneliti dibantu oleh teman sejawat (observer) untuk mengamati aktivitas guru selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Pada akhir siklus II diadakan refleksi, refleksi ini digunakan untuk mengevaluasi hasil dari tiap siklus.

Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan setelah proses belajar mengajar berlangsung. Menganalisis semua kegiatan siswa dari siklus pertama hingga kedua.

3.7 Indikator Keberhasilan

(41)
(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Negeri 3 Kedondong Kecamatan Kedondong dapat disimpulkan :

1. Penggunaan model pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA kelas IV SDN 3 Kedondong kecamatan Kedondong kabupaten Pesawaran tentang materi Perubahan Wujud Benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rata-rata 63,8(35 ) pada siklus 1, menjadi 79,1(100 ) pada siklus 2.

2. Penggunaan model pembelajaran dengan metode demonstrasi dalam pembelajaran materi perubahan wujud benda dapat melibatkan siswa secara aktif dan kreatif dan menumbuhkan motivasi belajar.

1.2 Saran

1. Bagi siswa

Dengan adanya perbaikan ini diharapkan siswa dapat lebih aktif memperhatikan pembelajaran sehingga siswa lebih mudah mengambil suatu kesimpulan yang bermakna.

(43)

Dalam pembelajaran guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa.

3. Bagi kepala sekolah

(44)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 3

KEDONDONGKABUPATEN PESAWARAN TAHUN PALAJARAN 2012/2013

Skripsi

Oleh MASRUROH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(45)

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pikir Penelitian... 22

2. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian ... 35

3. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ... 58

4. Grafik Peningkatan Hasil Belajar siswa ... 59

(46)

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah ... 1

1.2. Identifikasi masalah ... 3

1.3. Pembatasan masalah ... 3

1.4. Rumusan masalah dan permasalahan ... 4

1.5. Tujuan penelitian ... 4

1.6. Manfa`at penelitian... 4

1.7. Ruang lingkup penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian belajar ... 6

2.2 Aktivitas belajar... 8

2.3 Hasil belajar ... 9

2.4 Pengertian pembelajaran IPA ... 10

2.5 Pengertian Metode Demonstrasi... 11

2.6 Hasil penelitian yang relevan ... 12

2.7 Hasil penelitian ... 21

2.8 Kerangka pikir ... 22

2.9Hipotesis tindakan ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rencana penellitian... 24

3.2. Subyek penelitian ... 24

3.3. Waktu dan tempat ... 25

3.4. Teknik dan alat ... 25

3.4.1. Alat pengumpulan data ... 25

(47)

3.5. Validasi data ... 33

3.6. Pelaksanaan tindakan... 34

3.7. Indikator keberhasilan ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERSEMBAHAN 4.1 Hasil penelitian ... 42

4.2 Pembahasan ... 57

4.2.1. Proses pembelajaran ... 57

4.2.2. Aktivitas belajar siswa ... 58

4.2.3. Hasil belajar siswa ... 59

4.2.4. Aktivitas guru dalam pembelajaran ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, 2003,Didaktik Metodik.CV. Thoha Putra Semarang. Daryanto, 2009,Demonstrasi sebagai Metode Belajar.Jakarta Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional, 2004, Pedoman Pelatihan untuk Pengembangan Sekolah.Balai Pustaka Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, 1999,Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta. Drajat, 2005, Metode Penelitian Pendidikan,Bulan Bintang Jakarta.

Hadi, 2007,Metodologi Research.UGM, Yogyakarta.

Hamalik, 2003, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar.Tarsito Bandung. Hutabarat, 2004, Cara- Cara Belajar,BPK Gunung Mulya Jakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kusnandar, S.Pd.M.Si.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rajawali Pers.

M.Thoha b.Sampurna jaya, DR, Drs, M.S.Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen Pendidikan Nasional.

Natawijaya, 2006, Pengukuran Skala Sikap.Rajawali Press Jakarta.

Pengembangan lembaga kependidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta. UU No. 20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Purwanto, 2006, Psikologi Pendidikan.Remaja karya Jakarta.

Sardiman. 2004,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Sukardi, 2003,BP di sekolah. Usaha Nasional.

Universitas Lampung, 2010,format Penelitian Karya Ilmiah.Bandar Lampung. Wardhani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya 2009,Penelitian Tindakan Kelas.

(49)
(50)

Daftar riwayat hidup

Penulis bernama asli Masruroh dengan panggilan kecil iroh, putri pertama dari tujuh bersaudara lahir di kedondong tanggal 03 Juli 1978 dari pasangan Bapak Antasya Ashwa dan Ibu Bahriyati. Menamatkan sekolah dasar di SD N 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Lampung Selatan tahun 1991 kemudian melanjutkan sekolah ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathlau`ul Anwar (MA) Kedondong lulus pada tahun 1994. Jenjang madrasah aliyah ditempuh di Madrasah Aliyah Al-Ishlah Kananga Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Jawa Barat lulus tahun 1997.

Pendidikan D II PGSD ditempuh di Universitas Lampung lulus pada tahun 2001 dan sekarang sedang menempuh SI PGSD dalam jabatan di Universitas Lampung. Penulis mengajar di SD N 3 Kedondong Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Penulis menikah pada tahun 2006 dengan Syaifullah dan mempunyai 2 orang anak, yang pertama perempuan bernama `Aina Zahwa lahir pada tanggal 07 Agustus 2007 di Kedondong dan yang kedua laki-laki bernama Rizky Apriyandi lahir pada tanggal 18 April 2012 di Pringsewu.

(51)

DAFTAR TABEL

1. Format Lembar Analisis Hasil Belajar Siswa ... 28

2. Format Lembar Pengamatan aktivitas guru... 30

3. Aspek dan Indikator Penilaian Aktivitas guru... 30

4. Format lembar Analisis aktivitas belajar Siswa ... 32

5. Hasil Belajar Siswa pada Tes Awal... 42

6. Hasil pengamatan Aktivitas guru Pada Tes Awal ... 43

7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Tes Awal... 44

8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 48

9. Hasil Belajar Siswa siklus 1 ... 49

10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 53

11. Hasil Belajar Siklus 2 ... 54

12. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus 1 ... 55

(52)

Judul skripsi : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELA IV SD N 3 KEDONDONG KECAMATAN KEDONDONG

KABUPATEN PESAWARAN No Pokok Mahasiswa : 1013109117

Program studi : S1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI,

Ketua jurusan Ilmu Pendidikan, Dosen Pembimbing,

Drs. Baharuddin Risyak Dra Fitria Akhyar, M.Pd

(53)

Mengesahkan

1. Tim penguji :

Ketua : Dra. Fitria Akhyar, M.Pd ...

Penguji :

Bukan Pembimbing : Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd ...

2. Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si Nip. 196003151985031003

(54)

KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat dan Ridho Allah SWT, maka penulis dapat menyelesaikan hasil

perubahan wujud benda dengan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD N 3

Kelas ini disusun berdasarkan pengalaman selama penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran di SD N 3 Kedondong Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran dalam rangka meningkatkan profesionalisme seorang guru dan sekaligus memenuhi Tugas Mata Kuliah Penilitian Tindakan Kelas.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sebenar-benarnya kepada :

1. Dr. Bujang Rahman.M.Si sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak. M.Pd sebagai ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Dr. Darsono. M.Pd sebagai ketua Program studi PGSD FKIP Universitas Lampung.

(55)

5. Dr.Lilik Sabdaningtyas. M.Pd selaku dosen Pembahas yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas.

6. Bapak/Ibu dosen selaku tim pengajar pada program Strata 1 PGSD Dalam Jabatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama peneliti menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Kepala Sekolah dan Rekan guru SD N 3 Kedondong Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran yang telah memberikan bantuan dalam studi kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hasil Penelitian Tindakan Kelas ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangannya. Akhirnya penulis berharap semoga penulisan laporan ini bermanfa`at bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Dan semoga Allah SWT memberkati dalam kehidupan kita, amin. Terima kasih

Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis,

Masruroh

(56)

Motto :

Ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tak berbuah

(57)

PERSEMBAHAN

Tugas akhir Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini penulis persembahkan kepada : 1. Ibu dan Bapak tercinta yang telah mendidik sejak kecil dengan penuh

kasih sayang dan selalu mendo`akan akan keberhasilanku.

2. Ibu dan Bapak Mertua yang telah mendukung dan selalu mendo`akan akan keberhasilanku.

3. Suami Syaiful H dan anak - anakku tersayang `Aina Zahwa dan Rizky Apriyandi yang selalu mendo`akan atas keberhasilanku.

4. Saudara dan adik-adikku serta keponakanku yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(58)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Masruroh

NPM : 1013109117

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Judul skripsi : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD N 3 KEDONDONG KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Yang membuat pernyataan

Masruroh

Gambar

Gambar 1. Kerangka fikir penelitian.
Tabel 1.  Format Lembar Analisis  Hasil Belajar Siswa
Tabel 2. Format lembar pengamatan aktivitas guru
Tabel 3. Aspek dan indikator penilaian aktivitas guru
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sosiologi: suatu pengantar.Yogyakarta.Raja Grafindo Persada.. Spradley, James

ANGGARAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UT ARA” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat yang telah ditentukan.. dalam rangka menyelesaikan Pendidikan DIII

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Azhar

dari alat komunikasi jarak jauh menjadi suatu benda yang sangat pintar yang dapat.. digunakan berbagai macam hal

Makalah pada Workshop Penyempurnaan Hasil Karya Lomba Pembuatan Media Pembelajaran SMA Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Dikmenum, Jakarta.. Meningkatkan Kemampuan

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat Ansus karena dengan mengetahui perbedaan bentuk kata kerja kedua bahasa,

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, maka dari itu tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan

Kementerian Perindustrian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kelas jabatan ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian setelah