ABSTRAK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS DALAM BOLA BASKET DENGAN ALAT
YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WAYHUWI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN
Oleh RUDI ASTUTI
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar overhead pass pada siswa kelas VI SDN 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan dengan memberikan tindakan berupa penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dan tali pada tiang bambusehingga tercapai keberhasilan pembelajaran.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VI-A SD Negeri 2 Wayhuwi Lampung Selatan yang berjumlah 25 siswa, yaitu 13 siswa putra dan 12 siswa putri. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar overhead pass dengan rentang nilai 1-3. Teknik analisis data menggunakan persentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan melaluiaktivitas jasmani yang dijadikan
sebagai media untuk mencapai perkembanganindividu secara menyeluruh.Melalui
PendidikanJasmani, siswa diharapkan mampu mengembangkan aspek kesehatan,
kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial,
penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Pada
sekolah dasar, ada empat sasaran yang diharapkan dalam program Pendidikan Jasmani,
sebagai berikut : a) Meningkatkan keselarasan pertumbuhan dan perkembangan antara
jasmani, rohani, mental dan kehidupan bermasyarakat; b) mengembangkan keterampilan
bermasyarakat; c) Menanamkan nilai dan sikap yang positif; dan d) Mengembangkan
pengetahuan dan kebiasaan yang diperlukan untuk hidup sehat.
Pada saat ini, Pendidikan Jasmani adalah salah satu kurikulum yang berkembang dengan
sangat pesat dalam pendidikan di sekolah dasar. Kebutuhan untuk melengkapi anak-anak
dengan pengalaman belajar dalam Pendidikan Jasmani telah diakui secara universal dan
telah mengalami perubahan secara meyakinkan dalam isi dan strategi mengajarnya.
Pendidikan Jasmani di sekolah dasar diharapkan akan membantu mewujudkan
tujuan-tujuan yang menyangkut perkembangan bidang masyarakat, kerjasama, kesan tentang
pribadi yang menyenangkan, pengambilan keputusan, ekspresi yang kreatif, keterampilan
motorik, kesegaran jasmani, dan pengetahuan serta pemahaman tentang gerakan manusia.
Oleh karena itu tingkat keberhasilan para murid sekolah dasar akan dipengaruhi oleh
kemampuannya untuk melaksanakan pola-pola gerakan yang efektif dan efisien. Bagi
paling sering digunakan. Melalui gerakan tersebut anak dapat membentuk kesan-kesan
tentang pribadinya dan lingkungannya.
Pada dasarnya, Pendidikan Jasmani adalah pendidikan untuk anak dalam dan melalui
gerakan. Definisi ini menunjukkan suatu pandangan tentang gerak yang sedang
berkembang dan peranannya yang potensial dalam keseluruhan pendidikan bagi anak.
Anak adalah peneliti yang aktif dan anak adalah pencoba aktif dan suka belajar sendiri
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dirinya sendiri. Tingkat perkembangan dan
cara belajar individu harus dihormati dalam meyakinkan bahwa kemampuan mereka
belajar berhubungan dengan kepercayaan terhadap diri mereka sendiri. Semua akan
berhak untuk berkembang dan berhasil menurut tingkat mereka masing-masing. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa gerak atau aktifitas fisik merupakan perhatian pokok dari guru
pendidikan jasmani. Maka guru Pendidikan Jasmani mempunyai suatu tugas yang sangat
penting di sekolah dasar, karena gerakan sangat penting bagi anak-anak kecil dan
merupakan bagian yang melekat dengan program pendidikan secara keseluruhan. Guru
bertugas untuk membantu peserta didik bergerak secara optimal, meningkatkan kualitas
unjuk kerja (performance) dan kemampuan belajar dan kesehatannya.
Materi-materi yang terkandung dalam Pendidikan Jasmani meliputi: pengalaman
mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji
diri/ senam; aktivitas rikmis; aquatic (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).
Salah satu keterampilan gerak dasar yang harus dipelajari dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani adalah mempraktikkan keterampilan gerak dasar dalam permainan
bola basket seperti overhead pass serta nilai kedisiplinan, keberanian, kerjasama,
menghargai teman, dan juga tanggung jawab.Gerakan-gerakan dasar dalam bola basket
yang dipelajari pada semester pertama ini dan diharapkan dapat dilakukan dengan
Berdasarkan hasil observasi di SDN 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan, pada saat
pembelajaran gerak dasar bola basket terutama gerak dasar overhead pass atau operan di
atas kepala sebagian besar siswa belum tuntas. Dari 25 siswa yang memperoleh
ketuntasan belajar sebanyak 5 siswa atau 20%, sedangkan siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 20 siswa atau 80%. Padahal salah satu tujuan pembelajaran
adalah meningkatkan kemampuan gerak dasar yang kemampuan ini tidak terpisahkan
untuk perkembangan koordinasi gerak dan kemampuan mengatur keserasian gerak bagian
tubuh sehingga mampu mengendalikan gerak tubuhnya sesuai dengan kemauannya, dan
pada lanjutannya mencapai suatu keterampilan gerak spesialisasi. Siswa hanya melakukan
gerak pada saat giliran melakukan operan, dikarenakan hanya satu bola yang digunakan.
Selebihnya siswa hanya duduk atau berdiri menunggu antri, sehingga pembelajaran
terkesan kaku dan membosankan, siswa mendapatkan pengalaman gerak yang sedikit.
Dan pada akhirnya tujuan pembelajaran pun tidak tercapai karena sebagian besar siswa
masih kesulitan melakukan lemparan atas kepala dan hasil lemparan masih banyak yang
belum melambung.
Telah dikemukan oleh para ahli, bahwa usaha membelajarkan siswa harus disesuaikan
dengan sifat-sifat khas pada fase perkembangan siswa tersebut. Jangan sampai terjadi
pengalaman belajar yang disajikan tidak sesuai dengan periode (usia) siswa tertentu. Pada
usia 7-12 tahun anak-anak yang duduk di sekolah dasar ( SD) berada pada fase
operasional konkret. Jadi, proses pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan
sedemikian rupa, sehingga memungkinkan bagi anak melihat (seeing), berbuat sesuatu
(doing), melibatkan diri dalam proses belajar (undergoing) dan mengalami secara
Proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri anak berupa perubahan
prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam proses belajar
mengajar peserta didik harus menunjukkan kegembiraan, semangat yang besar dan
percaya diri. Atas dasar tersebut, guru berperan untuk menciptakan dan mempertahankan
kelangsungan proses belajar mengajar, guna tercapainya tujuan belajar yang sudah
ditetapkan. Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani adalah model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu maupun alat-alat
modifikasi sesuai yang dibutuhkan pada materi tersebut. Model ini sangat sesuai dengan
materi Pendidikan Jasmani di sekolah yang pencapaian tujuan pendidikannya melalui
aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan penggunaan alat
modifikasi diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan
dapat meningkatkan motivasi/semangat anak untuk melakukan gerak sehingga
pembelajaran efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru dituntut agar mampu
menggunakan media ataupun alat-alat bantu yang dapat disediakan oleh sekolah dan
sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang
diharapkan.Dari bermacam-macam bantuan yang dapat diberikan, melakukan modifikasi
atau mengubah alat standar dengan alat buatan yang menyerupai diharapkan mampu
menciptakan pembelajaran PAIKEM.
Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas
dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Pada Bola Basket
Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas VI SDN 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Sebagian besar siswa masih rendah kemampuan overhead pass bola basketnya.
2. Sebagian besar hasil lemparan overhead pass siswa tidak melambung di atas kepala
dikarenakan ukuran bola standar yang berat.
3. Masih belum digunakannya alat modifikasi dalam pembelajaran bola basket
C. Batasan Maasalah
Agar penelitian tidak terlalu luas maka penulis membatasi masalah pada upaya
meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass dengan penggunaan alat
modifikasi berupa bola plastik dan tali dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VI-A
di SD Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut :
”Apakah penggunaan alat yang dimodifikasi pada bola basket dapat meningkatkan
keterampilan gerak dasaroverhead pass pada siswa kelas VI-A di SD Negeri 2 Wayhuwi
Jatiagung Lampung Selatan? ”
E. Tujuan Penelitian
1. Ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar overhead pass pada
siswa kelas VI-A di SD Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan sehingga
tercapai keberhasilan pembelajaran.
2. Ingin memperbaiki dan meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass dengan
penggunaan alat modifikasi yang tepat pada siswa kelas VI-A di SD Negeri 2
Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagaiberikut :
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan gerak dasar overhead pass
2. Bagi guru
Memberikan sumbangan pemikiran mengenai model pembelajaran yang tepat,
sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah
keberhasilan pembelajaran.
3. Bagi siswa
Upaya mengoptimalkan kemampuan gerak dasar yang akan menunjang dalam
pencapaian kemampuan gerak spesialisasi (terampil) pada usia dewasa.
G. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan SD Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung
2. Objek penelitian yang diamati adalah gerak dasar overhead pass dengan
menggunanakanalat yang dimodifikasi berupa bola plastkc dan tali yang
I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan
pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian
bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan
aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian
bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini
umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut
dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.
Muhajir (2007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis,
keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang.Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani
yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan
emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.
Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia
bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif.
Menurut Lutan dkk(2002:13) bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang
melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui
aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Artinya
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mempertimbangkan
keseluruhan kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk memiliki
kedudukan yang sama penting. Aktivitas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik
untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup
kognitif, afektif dan sosial, sehingga melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan
anak didik dapat tumbuh dan berkembang sehat dan segar jasmaninya, serta
perkembangan pribadinya secara harmonis.
Lutan dkk (2002: 7) menjelaskan bahwa pentingnya Pendidikan Jasmani adalah untuk
menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai
minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak
menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan
energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak,
menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan
yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.
B. Belajar Motorik
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah
laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana, 1991: 5) Menurut Thorndike
dalam Arma Abdulllah dan Agus manadji (1994: 162) belajar adalah asosiasi antara kesan
yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons).
Dengan belajar maka akan dihasilkan perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah
1. Ranah kognitif meliputipengetahuan,pemahaman, aplikasi, analisis,sintesis, evaluasi.
Ketiga kemampuan pertama, yaitu pengetahuan, pemahaman dan aplikasi,
digolongkan sebagai tingkat kognitif rendah, selanjutnya ketiga ketiga kemampuan
lainnya yaitu, analisis, sintesis dan evaluasi disebut sebagai tingkat kognitif tinggi.
2. Ranah afektif meliputi: penerimaan, perhatian, penanggapan, penyesuaian,
penghargaan dan penyatuan.
3. Ranah psikomotor meliputi: peniruan, penggunaan, ketelitian, koordinasi, dan
naturalisasi.
Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan. Gerak
diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi keposisi lain
yang dapat diamati secara objektif dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Belajar gerak
adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular dan diekspresikan dalam
gerakan tubuh.
Menurut Lutan (1988: 101) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif
permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Dalam menyempurnakan suatu keterampilan motorik ada tiga tahapan yaitu:
1. Tahap KognitiF
Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan dan juga harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.
2. Tahap Fiksasi
Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat.
Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten.
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa
Husdarta dan Yudha (1999/2000: 6-7) menyebutkan bahwa pertumbuhan adalah
perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaaan yang ditandai dengan
indikator beertambahnya kuantitas fisiknya. Sedangkan perkembangan adalah perubahan
yang ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikis baik secara kuantitas maupun
kualitas. Perubahan fisik dapat terlihat pada perubahan tinggi dan berat badan, tanggal
dan tumbuhnya gigi.
Perubahan psikis secara tidak langsung dapat terlihat dalam bentuk atau wujud perilaku
seperti:
1) Perkembangan perspektual (pengalaman ruang, pengamatan wujud situasi)
2) Perkembangan penguasaan dan control motorik (koordinasi penginderaan dan gerak)
3) Perkembangan penguasaan pola-pola keterampilan mental-fisik (cerdas, tangkas,
cermat)
4) Perkembangan pengetahuan, bahasa dan berpikir.
Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas
perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan landasan dalam menentukan
alternatif model pembelajaran yang cocok sehingga proses belajar mengajar lebih efektif ,
agar kemampuan dasar anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Menurut Dimyati
(2006: 5) bila siswa belajar, maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa.
itu faktor motivasi baik dari diri individu, atau lingkungan bersifat mendorong akan
sangat baik untuk perkembangan mental siswa. Selain mengetahui perkembangan kognitif dan
afektif anak, perlu juga diketahui tahap perkembangan motorik anak. Sehingga dapat
ditentukan aktivitas yang diperlukan untuk menunjang dan menyesuaikan dengan tahap
perkembangan tersebut.
Siswa kelas VI SD Negeri 2 Wayhuwi rata-rata berada dalam rentang usia 11-13 tahun.
Menurut Iain Adam (1988: 140) bahwa pada usia ini anak laki-laki dan perempuan lebih
senang terpisah dalam kegiatan bermainnya. Anak laki-laki cenderung lebih baik dalam
keterampilan yang memerlukan kekuatan atau melibatkan otot besar, sedangkan anak
perempuan lebih baik dalam keterampilan yang memerlukan kecermatan atau melibatkan
otot halus. Sebagian keterampilan yang menakjubkan telah diperoleh dan banyak yang
telah didapat.
Masa antara usia enam sampai dua belas tahun adalah ideal untuk belajar keterampilan
motorik. Rentangan dan dalamnya perhatian anak terhadap keterampilan motorik akan
sangat ditentukan oleh kesempatan yang ada. Pengajaran yang sistematik dalam
keterampilan motorik pada usia ini akan lebih penting dari pada tingkat usia yang lain.
Susunan kegiatan secara luas akan meningkatkan keunikan keterampilan secara mendasar
dan progesif dalam penyajian harus direncanakan, dan keterampilan-keterampilan yang
berkaitan dengan aspek-aspek kesegaran dan keterampilan khusus harus dikembangkan.
Anak-anak dapat memperoleh penguasaan dalam beberapa cabang olahraga secara
menakjubkan. Akan tetapi hanya dari spesialisasi ini adalah bahwa mereka hanya
menjiplak tanpa menerima sesuai dengan kemampuan mereka. Oleh karena itu, perlu
diciptakan berbagai kesempatan yang perlu bagi mereka untuk mengembangkan
Melalui program Pendidikan Jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing
diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan
bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, liputan tujuan ini terdiri atas
pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual emosional, sosial dan moral
spiritual.
D. Permainan Bola Basket
Perbasi (1999: 11) Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari
5 orang. Tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan dan
mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka/score. Suatu regu yang
telah mencetak suatu angka terbanyak pada akhir waktu permainan adalah menjadi
pemenang.
Permainan bola basket diciptakan pada Desember 1891 oleh Dr.James Naismith, seorang
anggota Sekolah Pelatihan YMCA di Springfield Massachusetts yang sekarang dikenal
dengan SpringfieldCollege. Naismith menciptakan permainan bola basket atas tugas yang
diberikan oleh Dr.Luther Gulick untuk membentuk suatu permainan yang dapat
dimainkan dalam ruangan di musim dingin. Bola basket segera terkenal dan tersebar
cepat ke seluruh negeri dan dunia oleh perjalanan para lulusan Sekolah Pelatihan YMCA
(Young Men’s Christian Asosiation). Pada tanggal 21 Juli 1992 terbentuk federasi bola
basket International yang di beri nama “Federation Internationale de Basketball Amateur”
(FIBA) dengan Leon Bounffard sebagai presidennya dan Williams Jones sebagai
sekretaris Jendral. Untuk pertama kalinya pada tahun 1936 bola basket dipertandingkan
Dijelaskan dalam peraturan Perbasi (1999: 11) bahwa lapangan bola basket berbentuk
persegi panjang dengan ukuran panjang 28 m, lebar lapangan 15m. Garis tengah
lingkaran ditengah lapangan 3,6m, tinggi ring basket dari lantai 3,05 m, diameter ring
basket 0,45m, ukuran papan pantul P x L :1,80m x 1,20m.Bola yang dipakai untuk bola
basket terbuat dari bahan sintesis yang ukuran untuk putra keliling lingkaran 749-780mm
dan berat 567-650gram, untuk bola putri keliling lingkaran 724-737 dan berat 510-567).
Untuk dapat melakukan permainan bola basket ada beberapa ketrampilan atau teknik
dasar dalam bola basket. Ketrampilan dasar bola basket meliputi pasing (mengoper),
dribble (menggiring) dan shooting (menembak).
E. Teknik-Teknik Dasar Permainan Bola Basket
Bermain bola basket artinya melakukan permainan dengan gerakan yang kompleks
seperti jalan, lari dan lompat untuk menggunakan teknik-teknik dasar yang dipakai
menghadapi lawan. Menurut Hall Wissel (2001:40)adapun teknik-teknik permainan bola
basket adalah sebagai berikut :
1) Dribel Bola, untuk mendapatkan gerakan dribble yang sempurna adalaj dengan cara memantulkan bola dengan jemari, gunakan atas telapak tangan yang juga mengenai jari-jari tangan, dan arahkan sesuai gerak bola, kecepatan pantulan juga sesuai dengan dorongan yang kita lakukan, jika kita dorong terlalu keras maka pantulan balik juga cepat, sebaliknya jika pelan maka kecepatan pantukan akan berkurang.
2) Pivot, gerakan yang satu ini merupakan dasar dari bermain bola basket. Dengan posisi bola yang masih ditangan ( mempertahankan bola ) dari lawan, dengan menggunakan gerakan badan,putaran kaki atau badan tersebut dapat diputar sampai 360 derajat, selama tidak bergeser kaki yang satunya.karena satu kaki sebagai tumpuan, atau poros, jika kedua kaki sama-sama bergerak maka akan terjadi pelenggaran. 3) Shooting atau tembakan, mengguakan dua atau satu tangan. Cara dengan
mengarahkan bola lurus sejajar pada ring dengan menumpukan bola pada satu tangan diangkat sejajar dengan telinga di atas pundak dan satu tangan sebagai menyeimbang, untuk hasil lemparan yang semurna gunakan jari-jari untuk mendorong bola. Memang untuk pemula akan terasa berat dan sulit akan tetapi hasil gerakan bola akan
maksimal.
4) Overhead pass atau bisa disebut tembakan dengan melayang, dengan teknik tiga langkah terakhir bisa kanan-kiri-kiriatau kiri-kanan-kanan, untuk posisi kaki. 5) Jump Shoot adalah teknik menembakkan bola kedalam ring, dengan lompatan
F. OverheadPass
Bola basket termasuk jenis permainan yang kompleks. Untuk dapat bekerjasama dengan
baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar, menangkap, menggiring bola dengan
baik. Passing atau operan merupakan salah satu teknik dasar yang dipelajari dalam
permainan bola basket. Operan yang dilakukan harus taktis, tepat waktu dan akurat agar
dapat berpeluang untuk membuat angka. Mengetahui saatnya mengoper, tidak hanya
memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga untuk mencegah kehilangan bola
dari penjagaan lawan.
Gamba
Hal Wissel (2000: 76) menjelaskan bahwa operan di atas kepala (overhead pass) sering
dipakai dalam permainan bola basket terutama pada saat pemain dijaga ketat dan bola
harus melewati lawan, sehingga operan ini digunakan unt
melakukan terobosan mengelakkan serangan lawan. Adapun pelaksanaan operan ini
dimulai dengan posisi bahan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke
dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola kebelakang kepa
dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan mudah dicuri
lawan. Kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dengan termasuk jenis permainan yang kompleks. Untuk dapat bekerjasama dengan
baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar, menangkap, menggiring bola dengan
baik. Passing atau operan merupakan salah satu teknik dasar yang dipelajari dalam
. Operan yang dilakukan harus taktis, tepat waktu dan akurat agar
dapat berpeluang untuk membuat angka. Mengetahui saatnya mengoper, tidak hanya
[image:16.595.201.429.296.521.2]memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga untuk mencegah kehilangan bola
Gambar 1. Gerak Dasar Overhead Pass.
Hal Wissel (2000: 76) menjelaskan bahwa operan di atas kepala (overhead pass) sering
dipakai dalam permainan bola basket terutama pada saat pemain dijaga ketat dan bola
harus melewati lawan, sehingga operan ini digunakan untuk melepaskan diri dan
melakukan terobosan mengelakkan serangan lawan. Adapun pelaksanaan operan ini
dimulai dengan posisi bahan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke
dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola kebelakang kepa
dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan mudah dicuri
lawan. Kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dengan termasuk jenis permainan yang kompleks. Untuk dapat bekerjasama dengan
baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar, menangkap, menggiring bola dengan
baik. Passing atau operan merupakan salah satu teknik dasar yang dipelajari dalam
. Operan yang dilakukan harus taktis, tepat waktu dan akurat agar
dapat berpeluang untuk membuat angka. Mengetahui saatnya mengoper, tidak hanya
memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga untuk mencegah kehilangan bola
Hal Wissel (2000: 76) menjelaskan bahwa operan di atas kepala (overhead pass) sering
dipakai dalam permainan bola basket terutama pada saat pemain dijaga ketat dan bola
uk melepaskan diri dan
melakukan terobosan mengelakkan serangan lawan. Adapun pelaksanaan operan ini
dimulai dengan posisi bahan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke
dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola kebelakang kepala, karena
dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan mudah dicuri
bertumpu pada kaki, kemudian dilanjutkan dengan operan cepat. Pada saat melakukan
gerakan lecutan, jari mengarah pada target dan telapak tangan ke bawah.
G. Modifikasi
Belajar keterampilan adalah suatu proses aktif dan belajar selalu baik bila
diindividualisasikan. Anak yang sedang blajar, harus mendapat kesempatan untuk belajar
dan diberi peluang untuk melakukannya. Perlengkapan dan materi untuk belajar motorik
yang sesuai harus disediakan. Anak-anak tidak boleh dipaksakan untuk menunggu dalam
barisan terlalu lama hanya sekedar untuk menunggu giliran. Kegiatan harus cukup
menantang dan menstimulasi usaha-usaha kearah belajar agar proses belajar efisien dan
efektif.
Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang
tujuan,karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya serta keadaan sarana,
prasarana dan media pengajaran Pendidikan Jasmani yang dimiliki oleh sekolah. Dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hariguru Pendidikan Jasmani akan menemukan hal-hal
yang berkaitan dengan sarana serta prasarana dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani
sangat diperlukan.Minimnya sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani yang dimiliki
sekolah-sekolah, menuntut seorang guru Pendidikan Jasmani untuk lebih kreatif dalam
memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.
Seorang guru Pendidikan Jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang
baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik
mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang
diberikan.
Lutan (1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani
pelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi; dan c) Siswa
dapat melakukan pola gerak secara benar.
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran.
Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa
klasifikasi seperti yang diuraikan di bawah ini :
1) Peralatan
Peralatan ialah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh siswa untuk
melakukan kegiatan/aktivitas di atasnya, di bawahnya,di dalam/di antaranya, misalnya
: bangku Swedia, gawang, start block, mistar, peralatan lompat tinggi, bola, alat
pemukul dsb. Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah, biasanya kurang memadai
dalam arti kata kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun dan sangat
sedikit jumlahnya itu biasanya peralatan standar untuk orang dewasa. Guru dapat
menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara
memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas pendidikan jasmani. Misalnya
memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya, panjang pendeknya. maupun
menggantinya dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai bentuk
kegiatan pendidikan Jasmani.
2) Penataan ruang gerak
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar
dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya. Misalnya : melakukan
dribbling, passing atas kepala atau lempar tangkap di tempat, atau bermain di ruang
kecil atau besar.
3) Jumlah siswa yang terlibat
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar
tugas ajar tersebut. Misal: belajar passing atas sendiri, berpasangan, bertiga, berempat
dst.
H. Alat yang Dimodifikasi Pada Bola Basket
Dalam permainan bola basket digunakan bola yang terbuat dari bahan sintesis yang
ukuran untuk putra keliling lingkaran 749-780mm dan berat 567-650gram, untuk bola
putri keliling lingkaran 724-737 dan berat 510-567 gram (Nuril Ahmadi 2007:9). Namun
dalam pembelajaran di sekolah khususnya yang di ajarkan pada anak SD maka perlu
dilakukan modifikasi alat yang menyerupai bola basket standar. Hal ini dilakukan guna
memperkenalkan bola basket dengan lebih mudah dan tidak menyulitkan siswa dalam
belajar karena beratnya.
Untuk tahap pembelajaran sebaiknya alat tersebut terbuat dari bahan yang aman dimana ukuran
besar dan beratnya tidak usah standar. Bola modifikasi dari bola basket standar dipilih yang
lebih ringan. Alat yang dimodifikasi adalah berupa bola basket dimodifikasi dengan bola
plastik dan tali yang dipancangkan pada tiang dengan ketinggian tertentu agar lemparan
anak benar di atas kepala.
Dengan alat yang dimodifikasi maka dapat dilakukan beberapa bentuk pembelajaran
gerak dasar overhead passdengan berbagai sikap. Tujuannya adalah untuk
mengoptimalkan kemampuan gerak dasar siswa sehingga dapat melakukan lemparan
overhead pass dan akhirnya hasil lemparan melambung di atas kepala. Latihan dilakukan
dengan jumlah ulangan yang cukup banyak, diharapkan pula kemampuan serta fungsi
Gambar 2.Melempar Bola Berpasangan.
Sumber : Dirjen Keolahragaan Depdiknas, 2003/2004.
Latihan gerak dasar yang pertama adalah dengan melakukan passing berpasangan
menggunakan bola plastik. Tujuannya adalah untuk memotivasi anak melakukan
lemparan dengan bantuan temannya yang ada di depan (seperti pada gambar 2). Jarak
antara pasangan diatur atau disesuaikan dengan kemampuan siswa. Dengan diawali dari
sikap berdiri kemudian tarik kedua tangan ke atas lalu lempar bola kepada temannya.
Selanjutnya jika anak telah melakukan latihan berulang kali dengan melempar temannya,
maka pada pembelajaran berikutnya siswa hasil lemparan siswa harus melewati tali yang
dipasang oleh guru. Tujuan merentangkan seutas tali sebagi sasaran untuk dilewati oleh
bola seperti terlihat pada gambar 2 adalah untuk memperbaiki lambungan bola siswa.
Hasil lemparan overhead harus di atas kepala. Tinggi tali berkisar 150-200 cm,
Gambar 3. Melempar Bola Dengan Tali.
Sumber : Dirjen Keolahragaan Depdiknas, 2003/2004.
Bentuk-bentuk latihan di atas merupakan variasi penggunaan bola plastik agar menarik
dan tidak monoton bagi siswa. Diharapkan dengan penggunaan alat modifikasi akan
tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa akan tertarik dan semangat
untuk melaksanakan tugas-tugas gerak yang diinstruksikan oleh guru. Dan pada akhir
pembelajaran akan tercapailah ketuntasan belajar siswa.
I. Kerangka Berpikir
Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh guru sebagai
pengajar dan murid yang melakukan proses belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa
iu sendiri tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan teknik dan
penggunaan alat bantu yang tepat dalam materi tersebut. Pemilihan alat bantu atau
pemodifikasian alat pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam tercapainya
efektivitas suatu pembelajaran.Dan untuk mengetahui apakah pembelajaran telah efektif
maka digunakanlah alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik
tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar terlihat dari perubahan yang
menggunakan penilaian keterampilan gerak dasar overhead pass untuk mengetahui
apakah tindakan pada setiap siklus yang dilakukan peneliti telah berhasil untuk
meningkatkan pembelajaran atau belum.
Overhead pass merupakan teknik dasar dalam bermain bola basket. Terknik dasar ini
adalah salah satu indikator yang harus dicapai dalam ketuntasan sub materi bola basket.
Dengan tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani diharapkan siswa mampu
mempraktikkan gerak dasar overhead pass dengan baik dan benar.
Peneliti merasa tertarik untuk memberikan pendekatan baru dengan menggunakan alat
yang dimodifikasi seperti bola standar diganti dengan bola plastik saat proses
pembelajaran sehingga anak dapat berinteraksi secara efektif dengan lingkungan belajar
yang khusus. Penggunaan bola plastik ditujukan untuk memberikan kemudahan dalam hal
berat bola sehingga anak tidak merasa keberatan saat melakukan lemparan. Demikian
halnya dengan yang menerima lemparan tidak akan merasa takut untuk melakukan
lempar tangkap karena berat bola yang tidak akan sakit jika mengenai tubuh. Selain bola
plastik akan digunakan juga tali yang dipasang lebih tinggi dari siwa, tujuannya adalah
membuat lambungan lemparan overhead pass yang benar yaitu di atas kepala.
Penggunaan alat modifikasi ini akan menarik karena siswa merasakan hal yang baru.
Sehingga pada akhirnya siswa akan melakukan tugas gerak dengan konsep mendalam dan
tercapailah efektivitas pembelajaran karena siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
J. Hipotesis Tindakan
Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis
perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis memuat
Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Dengan penggunaan bola plastik pada siklus I dapat meningkatkan
keterampilan gerak dasaroverhead pass pada siswa kelas VI-A SD Negeri
2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan.
H2 : Dengan penggunaan bola plastik dan tali pada siklus II dapat
meningkatkan keterampilan gerak dasaroverhead pass pada siswa kelas
I. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti
aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup
dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan
Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan
hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat
juga merasakan hasil perlakuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar
nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran.
Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari
pemecahannya. Masih rendahnya hasil keterampilan gerak dasar overhead pass siswa
adalah masalah yang muncul dari proses pembelajaran di kelas dan kemudian dicari
pemecahannya oleh peneliti dengan merencanakan tindakan, melakukan pengamatan
selama proses penelitian dan penilaian.
Menurut Arikunto dkk (2007: 61) menjelaskan bahwa tujuan PTK adalah untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,
dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyel
berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal
1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
3. Peningkatan atau perbaikan t
sumber belajar lainnya.
4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa
5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pend
6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.
Empat kegiatan utama yang ada pada setiap
(planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses dan
hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyel
berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :
Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan
sumber belajar lainnya.
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa
Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.
Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencaaan tindakan
(planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses dan
hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan
hal sebagai berikut :
Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
erhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
idikan anak di sekolah
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan
PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.
siklus, yaitu (a) perencaaan tindakan
(planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses dan
Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. Sumber : Arikunto dkk, 2007.
Keterangan gambar di atas :
1. Perencanaan ( Planning )
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini
dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan
juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada
perencanaan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk
menguji keterlaksanaan rancangan.
2. Tindakan ( Action )
Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Oberservasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu
tindakan.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian : Penelitian dilakukan di Lapangan SDN 2
Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan
lama penelitian adalah setengah bulan
(Desember 2011).
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI-A SD Negeri 2 Wayhuwi Lampung Selatan
yang berjumlah 25 siswa, yaitu 13 siswa putra dan 15 siswa putri.
D. Proses Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas 1. Siklus Pertama (3xpertemuan)
a. Rencana
1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-yang
dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar
overhead pass yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan tahap akhir.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan plastik yang
ringan.
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
b. Tindakan
1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi dan motivasi
2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.
3. Siswa dibagi menjadi lima kelompok berhadapan sesuai dengan banyaknya
Gambar 5. Bentuk Latihan Siklus Pertama.
4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu gerakan
overhead pass.
5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru
sebanyak 5 kali.
6. Guru melakukan koreksi kesalahan gerakan overhead pass
7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki.
c. Observasi
1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk
melihat sejauh mana siswa mampu melakukan lemparan dari atas kepala.
2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu
pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama.
d. Refleksi
1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
2. Siklus II (3xpertemuan) a. Rencana
1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-yang
dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar
overhead pass yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan tahap akhir.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan plastik yang
ringan dan tali.
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
b. Tindakan
1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi dan motivasi.
2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.
3. Siswa dibagi menjadi lima kelompok berhadapan sesuai dengan banyaknya
bola plastik dengan seutas tali yang dipancangkan pada tiang untuk
[image:29.595.126.467.540.733.2]memperbaiki hasil lambungan lemparan.
4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu gerakan
overhead pass.
5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru
sebanyak 5 kali.
6. Guru melakukan koreksi kesalahan gerakan overhead pass
7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki.
b. Observasi
1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk
melihat apakah pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar yaitu siswa
mampu melakukan gerak dasar overhead passdengan baik.
2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu
pengulangan.
c. Refleksi
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian yang
dilakukan pada tiap siklusnya. Alat ini berupa indikator dari penilaian keterampilan
gerak dasar yaitu: 1) sikap persiapan; 2) sikap pelaksanaan ; 3) gerak akhir.
Instrumen untuk menganalisis keterampilan gerak dasar meroda yang diadaptasi dari
Hal Wissel (2000: 77) dimana penilaian dilakukan pada setiap indikator gerakan dengan
Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Overhead Pass.
No Indikator Deskriptor 1 2 3 Nilai 1 Fase Persiapan - Lihat target
- Sikap berdiri yang seimbang - Tangan sedikit di belakang bola - Posisi pegangan tangan rileks - Bola di atas dahi
- Siku masuk ke dalam
2 Fase
Pelaksanaan
- Lihat target
- Pandangan mata jauh ke depan - Rentangkan lutut, punggung dan
lengan
- Lenturkan pergelangan tangan dan jari-jari
- Lepaskan bola dari tangan
- - -
3 Fase Follow Through
- Lihat target
- Lengan direntangkan - Telapak tangan ke bawah - Jari-jari menunjuk pada target
- - -
diadaptasi dari Hal Wissel (2000)
F. Teknik Analisis Data
Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase
kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan
siswa digunakan rumus :
100% n f Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Siswa yang dikatakan tuntas apabila :
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian 65 %
secara perorangan.
2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa
yang telah mendapat nilai ≥ 65
Dalam penelitin ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajara siswa, jika jumlah
siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit daripada sesudah siklus kedua
dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan siklus dan seterusnya, atau setiap
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukandapatdiambilkesimpulanbahwa :
1. Denganpenggunaan bola plastikpadasiklus I
dapatmeningkatkanketerampilangerakdasaroverhead pass pada siswa kelasVI-A SD
Negeri 2 WayhuwiJatiagung Lampung Selatan.
2. Denganpenggunaan bola plastikdantalipadasiklus II
dapatmeningkatkanketerampilangerakdasaroverhead pass pada siswa kelasVI-A SD
Negeri 2 WayhuwiJatiagung Lampung Selatan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
1. Pada pembelajaran gerak dasar overhead pass dapat digunakan alat modifikasi berupa
bola plastik dan tali untuk meningkatkan gerak dasar siswa.
2. Hasil penelitian pada siklus kedua menunjukkan bahwa masih ada siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna memperoleh alat
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS DALAM BOLA BASKET DENGAN ALAT
YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WAYHUWI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN
(Skripsi)
Oleh
Rudi Astuti
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS DALAM BOLA BASKET DENGAN ALAT
YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WAYHUWI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN
Oleh
Rudi Astuti
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gerak Dasar Overhead Pass Bola Basket ... 17
2. Melempar Bola Berpasangan ... 21
3. Melempar Bola DenganTali ... 22
4. Spiral PTK ... 27
5. Bentuk Latihan Siklus I ... 29
6. Bentuk Latihan Siklus II ... 31
7. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Tes Awal ... 36
8. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Tes Siklus I. ... 37
9. Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Tes Siklus II ... 38
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. BatasanMasalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
G. RuangLingkup... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. PendidikanJasmani ... 8
B. BelajarMotorik ... 10
C. PertumbuhandanPerkembanganSiswa ... 12
D. Permainan Bola Basket ... 14
E. Teknik-TeknikDasarPermainan Bola Basket ... 15
F. Overhead Pass ... 18
G. Modifikasi ... 20
H. AlatYang Modifikasiada Bola Basket ... 22
I. Hipotesis Tindakan ... 23
III. METODOLOGI PENELITIAN... 25
A. Metode Penelitian ... 25
B. Setting Penelitian ... 28
C. SubjekPenelitian ... 28
D. ProsesPembelajaranPenelitianTindakanKelas ... 28
1. Siklus I ... 28
a. Rencana ... 28
b. Tindakan ... 29
c. Observasi ... 30
d. Refleksi ... 30
2. Siklus II ... 30
a. Rencana ... 30
b. Tindakan ... 31
c. Observasi ... 32
d. Refleksi ... 32
E. InstrumenPenelitian ... 32
F. Teknik Analisis Data... 33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 35
A. Hasil Penelitian ... 35
2. AnalisisProsentaseTesSiklus I GerakDasar
Overhead Pass ... 37
3. AnalisisProsentaseTesSiklus II GerakDasar Overhead Pass ... 38
B. Pembahasan... 40
1. Siklus I ... 40
2. Siklus II ... 40
V. SIMPULAN DAN DARAN ... 42
A. Simpulan ... 42
B. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, ArmadanManadji, Agus. 1994. Dasar-
DasarPendidikanJasmani.DepartemenPendidikandanKebudayaan. Jakarta.
Adam, Iain. 1988. MengajarUntukPemahaman.DirektoratPendidikan Guru dantenagaTeknisDirjenPendidikanDasardanMenengah. Jakarta
Arikunto, Suharsimidkk. 2007. PenelitianTindakanKelas. PT BumiAksara. Jakarta.
DepartemenPendidikanNasional. 2004. KurikulumPendidikanJasmani. Jakarta.
DimyatidanMudjiono. 2006. BelajardanPembelajaran. RinekaCipta. Jakarta.
Dirjen Keolahragaan Depdiknas. 2003/2004. Peralatan Olahraga Anak (POA). Jakarta.
Husdarta dan Saputra, Yudha M. 1999/2000. Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Lutan, Rusli, dkk. 2002. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. PT Erlangga. Jakarta.
______. 2007. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. PT Erlangga. Bandung.
Perbasi. 1999. PeraturanPemain Bola Basket. PengurusBesarPerbasi. Jakarta.
Roji. 2006. PendidikanJasmaniOlahragadanKesehatan. Erlangga. Jakarta
Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
Universitas Lampung. 2007. Format PenulisanKaryaIlmiah. Bandar Lampung.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Format Penilaian GerakDasarOverhead Pass ... 33 2. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar
Overhead Pass ... 35 3. RekapitulasiAnalisisHasilTesAwalGerak Dasar
Overhead Pass ... 36 4. RekapitulasiAnalisisHasilTesSiklus I Gerak Dasar
Overhead Pass ... 37 5. RekapitulasiAnalisisHasilTesSiklus II Gerak Dasar
6. Overhead Pass ... 38 7. Deskripsi Hasil Ketuntasan Pembelajaran Keterampilan
Judul Skripsi :Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead PassDalam Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas VI SD N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan
NamaMahasiswa : Rudi Astuti
NPM : 1013078017
Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 2. Pembimbing
Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd. Drs. Akor Sitepu, M.Pd.
NIP 19510507 198103 1 002 NIP19590117 198403 1 001
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. AkorSitepu, M.Pd. ………
Penguji
BukanPembimbing : Drs. Usman Adam, M.Pd. ………
2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
MOTTO
“Kemenangan yang seindah-indahnyadansesukar-sukarnya,
Yang bolehdirebutmanusiaadalahmenundukkandirisendiri”
(Kartini)
“Bukanlahsuatuaibjikakamugagaldalamsuatuusaha,
Yang merupakanaibadalahjikakamutidakbangkitdarikegagalanitu”
PERNYATAAN
Bahwapenulis yang bertandatangan di bawahini:
nama : Rudi Astuti
NPM : 1013078017
Tempat Tanggal Lahir : Lampung Tengah, 20 Desember 1966
Alamat : Jalan Karimunjawa, Perumdam III, Kemuning C5
Sukarame, Bandarlampung
denganinimenyatakanbahwaskripsidenganjudul “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar
Overhead PassDalam Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas VI SD
N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan
penelitian yang dilaksanakan pada Januari 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau
hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila pernyataan ini tidak benar
maka penelitibersediabertanggungjawabdandisanksisesuaiperaturan yang berlaku.
Bandarlampung, Mei 2012
PERSEMBAHAN
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 20Desember 1966, anak kedua dari lima bersaudara,
dari pasangan Bapak SumardiPawirodisastrodanIbuSuparmi. Dan pada Jumat, 23 Oktober
1987, penulis menikah dengan Drs. Suparno dan memiliki dua orang anak.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu Sekolah Dasar di SD Negeri
10Yosodadi I diselesaikan pada tahun 1980, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP
Negeri Seputih Raman pada tahun 1983, Sekolah guru Olahraga di SGO PGRI Metro pada
tahun 1986, dan menyelesaikan studi Diploma II Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
pada tahun 2001. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.
Pertengahan Januari 2012, penulis melaksanakan PTK (Penelitian Tindak Kelas) di SD
Negeri 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan untuk menyelesaikan tugas akhir studi Strata
Satu dengan judul ”Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Dalam Bola
Basket Dengan Alat yang DimodifikasiPada Siswa Kelas VI SD N 2 Wayhuwi Jatiagung
SANWACANA
Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam
semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Dalam Bola
Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas VI SD N 2 Wayhuwi Jatiagung
Lampung Selatan” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar
Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Drs. Wiyono, S.Pd. M.Pd.,. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu dengan tekun dan sabar
membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Drs. Usman Adam, M.Pd. selaku dosen pembahas atas kritik dan saran yang telah
memberikan banyak arahan selama masa studi.
6. Ibu Lis Triaswati, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD N 2 Wayhuwi, Jatiagung atas
bantuan dan motivasinya.
8. Suamiku Drs. Suparno, dan anak-anakku, Ahmad Nungki Purnomo, Kesuma Ariyanti,
dan Jakti Galuh Prassanta, atas kasih dan sayang, doa, dan dukungan yang berlimpahan.
9. Rekan-rekan guru SD N 2 Wayhuwi Jatiagung Lampung Selatan.
10. Teman-teman seperjuangan S1 dalam jabatan Pendidikan Penjaskesrek Lampung
Selatan, Tahun 2010.
11. Semua orang yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
Semoga Allah SWT. menilai sebagai ibadah atas kebaikan semua. Dan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Amin.