• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi. Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi. Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi

Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste Apa itu imunisasi dan bagaimana kerja nya?

1. Apa tujuan dari pada imunisasi?

Kita mengimunisasi orang untuk mencegah orang tersebut menderita penyakit serius yang bahkan dapat mematikan. Kita juga akan melindungi ibu dan anaknya dari serangan penyakit berbahaya yang disebut Tetanus.

2. Penyakit apa saja yang dapat dicegah?

Saat ini penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah: tuberculosis = TBC, polio, pertusis (batuk 100 hari), difteri, tetanus, hepatitis B dan campak.

3. Mengapa anak tidak di imunisasi untuk mencegah malaria atau HIV/AIDS? Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah penyakit malaria dan HIV/AIDS 4. Apakah dengan satu kali suntikan sudah dapat mencegah beberapa penyakit?

Beberapa vaksin hanya untuk pencegahan satu penyakit, namun ada juga vaksin untuk pencegahan beberapa penyakit seperti DPT-HepB yang dapat mencegah penyakit Difteri, Pertussis, Tetanus dan Hepatitis B.

5. Bagaimana imunisasi itu bekerja?

Setelah divaksinasi apakah melalui suntikan atau tetesan ke mulut, tubuh akan dirangsang untuk membentuk zat anti (antibody) terhadap penyakit yang sesuai vaksin yang masuk kedalam tubuh tadi. Apabila dikemudian hari penyakit seperti tersebut tadi menyerang tubuh kita, maka langsung akan dimatikan sehingga kita tetap sehat atau kalau sakit, maka sangat ringan. Beberapa vaksin seperti BCG dan campak dengan sekali pemberian sudah cukup untuk tubuh membentuk zat anti. Namun ada beberapa vaksin yang harus diberikan beberapa kali agar zat anti yang terbentuk didalam tubuh cukup memberikan perlawanan terhadap penyakit yang bersangkutan, contoh DPT-Hep.B, Polio (OPV) dan Tetanus Toxoid.

(2)

2

6. Berapa lama waktu atau masa perlindungan dari vaksin yang diberikan kedalam tubuh kita untuk melawan penyakit yang bersangkutan?

Setelah pemberian vaksinasi secara lengkap, maka tubuh akan mempunyai daya tahan/zat anti selama umur kanak-kanak bahkan dapat lebih lama lagi.

7. Kalau anak sudah mendapatkan imunisasi lengkap, apakah sudah pasti terhindar dari penyakit penyakit sesuai jenis vaksin?

Walaupun tidak ada jaminan 100% terhindar dari penyakit-penyakit seperti tersebut diatas, namun kalau akan menderita, maka pasti sangat ringan. Jadi, masih jauh lebih menguntungkan divaksinasi dari pada menderita penyakit akibat tidak divaksinasi

8. Apa yang terjadi kalau kita tidak mengimunisasi anak kita?

Bila anak tidak diimunisasi atau imunisasinya tidak lengkap, maka anak tersebut akan mempunyai sistim pertahanan yang lemah, sehingga apabila anak tersebut diserang penyakit-penyakit seperti tersebut diatas (lihat no 2), maka akan menderita sakit bahkan meninggal dunia.

Sebelum vaksin vaksin tadi tersedia, maka banyak anak yang meninggal dunia karena penyakit campak, TBC, batuk 100 hari, difteri, polio, hepatitis B dan tetanus.

Tanyakan pada orang-orang yang sudah tua, mereka akan menjawab bahwa hari ini anak-anak kita sudah pada sehat karena imunisasi dan mereka dapat bertumbuh lebih baik dan bertahan hidup.

Siapa yang harus diimunisasi dan bagaimana?

9. Kapan anak harus diimunisasi?

Seorang anak harus diimunisasi secepatnya saat anak tersebut sudah waktunya untuk memperoleh imunisasi karena tubuhnya akan membentuk daya tahan secara efektif. Penundaan pemberian imunisasi akan memberikan resiko akan terserang penyakit. Dibawah ini umur yang sesuai dengan jadwal pemberian:

Secepatnya setelah lahir BCG untuk pencegahan tuberculosis Secepatnya setelah lahir sampai umur 2 minggu OPV0 untuk mencegah Polio Secepatnya setelah umur 6 minggu DPT-HepB1 dan OPV1 Secepatnya setelah umur 10 minggu atau paling cepat 4 DPT-HepB2 dan OPV2

(3)

3

minggu setelah DPT-HepB1 dan OPV1

Secepatnya setelah umur 14 minggu atau paling cepat 4 minggu setelah DPT-HepB2 dan OPV2

DPT-HepB3 dan OPV3

Secepatnya setelah mencapai umur 9 bulan (39 minggu) Campak

10. Bagian tubuh yang mana seorang anak di imunisasi?

Setiap vaksin akan diberikan pada tempat yang sesuai agar zat anti yang terbentuk dapat berguna.

BCG - suntikan pada lengan atas kanan

OPV - tetesan ke mulut

DPT-HepB - suntikan dipaha

Campak - suntikan pada lengan atas kiri

11. Bagaimana kalau ditemukan seorang anak sudah melewati usia yang tepat untuk imunisasi

Secara umum anak sudah mendapat imunisasi sesuai umur yang tepat, namun kalau sudah melewati umur yang seharusnya menerima imunisasi tapi belum berusia satu tahun maka secepatnya diberikan imunisasi. Untuk anak yang harus mendapatkan beberapa kali imunisasi, maka saat ditemukan dan sudah melewati 4 minggu interval setelah imunisasi sebelumnya, maka anak itu juga secepatnya diimunisasi.

12. Apakah ada alasan untuk tidak mengvaksinasi anak beberapa antigen sekaligus pada saat berkunjung?

Adalah aman dan efektif/berguna apabila memberikan imunisasi pada anak beberapa antigen sekaligus pada saat berkunjung, selama pemberiannya adalah pada tempat yang berbeda-beda. Misalnya anak berkunjung untuk memperoleh imunisasi pada saat usia 40 minggu yang belum pernah sebelumnya diimunisasi. Maka saat itu dapat diberikan BCG, OPV1, DPT-HepB1 dan campak sekaligus. 13. Pada umur berapa seorang anak akan mendapatkan semua imunisasi dasar.

Setiap anak sudah harus memperoleh imunisasi lengkap sebelum usia satu tahun. Orang tua yang sudah membawa anaknya dan memperoleh imunisasi lengkap, harus diberi hormat/ucapan selamat oleh petugas kesehatan dan pemimpin masyarakat. Namun bila ditemukan anak belum lengkap imunisasinya dan umurnya belum satu tahun, maka secepatnya anak itu, di imunisasi.

(4)

4

14. Bagaimana kita mengetahui anak sudah menerima imunisasi dan kapan?

Setiap anak yang mendapat imunisasi, oleh petugas kesehatan perlu dicatat pada buku register dan LISIO anak. Jadi imunisasi anak akan dicatat pada kotak yang sesuai dalam buku LISIO dan memberitahukan ibu/pembawa anak, kapan kembali untuk mendapat imunisasi berikutnya. Itu sebabnya selalu membawa serta LISIO saat berkunjung ke petugas kesehatan untuk imunisasi. 15. Informasi apakah yang harus diberikan oleh petugas kesehatan kepada ibu/pembawa anak yang

membawa anaknya untuk diimunisasi.

Sekalipun petugas kesehatan sangat sibuk, namun jangan lupa memberikan penjelasan:  Kapan ibu kembali membawa anaknya untuk mendapat imunisasi berikutnya

 Kalau ada sedikit kemerahan bekas suntikan atau sedikit demam, maka beritahukan keibu bahwa hal ini menunjukkan bahwa tubuh anak bereaksi bagus untuk membentuk pertahanan  Kalau ada waktu, maka dapat dilanjutkan dengan penjelasan tentang penyakit apa saja yang

dilindungi

 Ingatkan ibu untuk selalu membawa LISIO saat berkunjung

 Berterima kasih kepada ibu yang sudah membawa anaknya untuk memperoleh perlindungan melalui imunisasi.

16. Adakah alasan untuk anak yang sudah waktunya diimunisasi namun tidak boleh divaksinasi? Setiap anak yang sakit tetap boleh diimunisasi karena aman. Misalnya: anak dengan demam ringan, batuk pilek, diare, muntah-muntah, kecuali anak sakit berat sehingga perlu di rawat, temperature tubuh melebihi 38,5 derajat Celcius.

Bayi premature atau berat badan lahir rendah atau sedang menyusui tetap harus diberikan imunisasi, karena kalau mereka sakit dan belum diimunisasi, maka penyakit yang dideritanya (penyakit penyakit yang tersebut dinomor 2) dapat memberikan kondisi yang lebih berat bahkan kematian.

17. Perlukah petugas kesehatan mengimunisasi anak sekalipun anak yang dibawa bukan untuk tujuan imunisasi?

Ya, anak harus diimunisasi setelah diperiksa LISIO anak tersebut menunjukkan bahwa sudah waktunya untuk diimunisasi. Itu sebabnya ibu/pembawa anak harus selalu membawa LISIO saat berkunjung ke fasilitas kesehatan.

(5)

5

18. Siapa yang seharusnya membawa anak untuk diimunisasi?

Siapa saja, dapat ibu, ayah, nenek, kakak yang sudah dewasa, untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan guna memperoleh imunisasi, dan jangan lupa membawa LISIO.

Beberapa anggota keluarga tidak memberikan dukungan untuk ibu membawa anaknya imunisasi karena adanya kepercayaan bahwa anak akan sakit, rewel, atau berita bahwa imunisasi itu berbahaya. Adalah penting peranan ayah/bapak untuk mendapat informasi yang jelas dan benar agar anak dapat memperoleh imunisasi.

19. Bagaimana pengaruh kampanye imunisasi terhadap imunisasi rutin pada anak?

Anak-anak yang masuk dalam target kampanye imunisasi, dapat diimunisasi, namun harus diingat bahwa kampanye hanyalah extra atau bonus perlindungan. Anak tetap masih memerlukan imunisasi rutin sebagai dasar untuk memperoleh pertahanan lengkap. Itu sebabnya imunisasi di saat kampanye tidak dicatat dalam kartu imunisasi anak/LISIO.

20. Kalau anak mendapat extra imunisasi saat kampanye, apakah yang terjadi? Tidak ada hal buruk yang terjadi, bahkan memperoleh extra perlindungan.

21. Siapa perempuan yang memerlukan imunisasi Tetanus?

Perempuan hamil memerlukan imunisasi Tetanus untuk melindungi dirinya dan juga anaknya dari serangan penyakit Tetanus yang dapat mematikan itu. Perlindungan sempurna bila ibu mendapatkan imunisasi lengkap berupa 5 dosis dengan masa interval yang sesuai: TT1, TT2, TT3, TT4, TT5. Semua perempuan hamil atau tidak adalah aman untuk diimunisasi Tetanus, namun untuk perempuan hamil, perlindungan juga diberikan kepada anak yang dikandungnya.

Perlunya informasi/penyuluhan kepada orang tua

22. Apa efek samping yang sering terjadi setelah imunisasi dan apa yang harus dilakukan?

Paling sering terjadi adalah demam dan menangis waktu malam, ada juga luka yang kemerahan dan sakit dilengan bekas suntikan BCG, atau bengkak bekas suntikan DPT-HepB yang memberikan rasa sakit. Tindakan sementara adalah biarkan saja dan akan sembuh sendiri.

(6)

6

23. Mengapa beberapa anak menangis setelah imunisasi dan apa yang harus orang tua lakukan? Anak menangis karena sakit didaerah suntikan, juga dapat menderita demam ringan. Gunakanlah kompres kain yang basah (air tidak perlu dingin seperti dari kulkas), anak diberi minum yang banyak. Dan bagi temperature yang tinggi (demam lebih dari 38,5°C) maka diberikan parasetamol.

Apabila tidak nampak perbaikan, maka bawalah sikecil ke petugas kesehatan.

24. Apabila anak menderita demam setelah diimunisasi, apakah masih boleh menerima imunisasi berikutnya?

Ya, karena demam adalah tanda bahwa tubuh membentuk zat anti setelah memperoleh imunisasi, jadi anak tetap boleh diberikan imunisasi sekalipun demam kecuali demam tinggi.

25. Mengapa BCG memberikan luka kecil dibekas suntikannya?

Luka terjadi karena pemberian imunisasi di lapisan dalam kulit (intra dermal) dan ini adalah bentuk reaksi yang baik, bahwa tubuh membentuk zat anti terhadap tuberculosis. Namun, bila tidak terbentuk luka, maka bukan berarti harus mengulangi imunisasi BCG karena zat anti juga sudah terbentuk. 26. Mengapa beberapa anak menjadi kurang nafsu makan atau demam setelah imunisasi, dan apa yang

orang tua harus lakukan?

Anak yang demam atau menjadi kurang nafsu makan sesudah imunisasi dapat dilakukan cara dengan memberikan cukup minum, makan makanan yang disukai anak termasuk meneruskan pemberian air susu ibu. Apabila dalam tiga hari, belum ada perbaikan, maka bawa anak tersebut ke petugas

kesehatan, karena mungkin demam akibat penyakit lain seperti malaria, dan bukan karena imunisasi. 27. Pembengkakan bekas imunisasi DPT-HepB, bila terjadi maka apa yang harus orang tua lakukan?

Lakukan kompres air (sedikit hangat) didaerah bekas suntikan. 28. Bagaimana kalau ada darah sedikit dibekas suntikan?

Biarkan saja karena akan berhenti sendiri.

29. Bagaimana kalau anak akan sangat sakit bahkan meninggal akibat imunisasi?

Kejadian ini sangat-sangat jarang terjadi, dan dapat disebabkan oleh penyakit lain, bukan karena imunisasi

(7)

7

Imunisasi Tetanus adalah untuk memberikan perlindungan ibu dan anak terhadap penyakit Tetanus yang dapat mematikan itu, bukan sebagai alat untuk membatasi kelahiran/kesuburan.

31. Apakah imunisasi perlu dibayar?

Tidak perlu bayar, imunisasi adalah gratis, pemerintah sudah membayar semua biaya imunisasi. 32. Apa yang harus dilakukan oleh orang tua/penjaga anak bila LISIO anak hilang?

Lapor ke petugas kesehatan untuk mendapatkan LISIO yang baru secara gratis. Kemudian orang tua atau penjaga anak harus menjaga LISIO sebaik mungkin agar tidak hilang (simpan ditempat yang aman), dan selalu membawa LISIO saat berkunjung ke petugas kesehatan.

33. Apa saja yang dapat orang tua kerjakan untuk memperoleh keyakinan bahwa anaknya benar mendapat perlindungan yang terbaik?

Orang tua mengetahui bahwa anaknya harus mendapat imunisasi satu kali atau beberapa kali agar perlindungan yang diperoleh anaknya sempurna. Sehingga diperlukan pengetahuan tentang KAPAN dan DIMANA anaknya dibawa untuk memperoleh imunisasi artinya memahami tentang dimana, hari apa dan jam berapa kegiatan imunisasi dilakukan oleh petugas kesehatan.

Jadi orang tua harus melakukan sebagai berikut:

 Mendengarkan dengan baik penjelasan petugas kesehatan

 Menanyakan apakah masih ada pertanyaan yang saya perlu tanyakan?

Referensi

Dokumen terkait

Abon adalah Cabai giling kering yang sudah dicampur dengan bumbu lainnya, yaitu bawang merah, garam, gula, dan minyak makan. Dapat ditambahkan berbagai bahan

Variabel yang menunjukkan kualitas fisikokimiawi buah tomat meliputi persentase susut berat, koefisien kematangan buah, nilai kualitas visual, derajat keasaman (pH), padatan

; Apabila pendingin helium tidak di pisahkan dengan cyclone separator  terlebih dahulu, maka dimungkinkan debu berukuran besar akan menyumbat filter HEPA, sehingga

Menurut Butz and Vens-Cappel dalam Chen (1999), jumlah material organik yang terbuang ke perairan sekitar 25 – 30% dari makanan yang dikonsumsi oleh ikan,

Latar belakang didirikannya Radio Dais salah satunya adalah jenuhnya masyarakat akan media hiburan yang mengikuti gaya kebarat-baratan yang dapat merusak moral

Berdasarkan Perjanjian Kinerja antara Kepala PP-Paud dan Dikmas Jawa Tengah dengan Direktur Jenderal Paud dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , versi revisi

Bahan yang digunakan adalah kedelai kuning varietas Anjasmoro didapat dari Balitkabi yang dikecambahkan, gula pasir, dan maltodekstrin. Untuk analisis kadar proksimat meliputi..

Instrumen untuk meneliti ini dengan cara mengambil data sekunder di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang, data hasil pemeriksaan IgM, IgG, kadar Hb, kadar Ht,