Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
EVALUASI JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L.
Var. Botrytis) DATARAN RENDAH
MUHAMMAD SAFI’I 110211826 A. Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogeal L) adalah salah satu tanaman palawija yang sangat berperan sebagai sumber pendapatan petani. Kacang tanah memiliki peluang pengembangan agroindustri dalam mendukung pembangunan perekonomian daerah yang efisien dan efektif, karena dapat menekan kemiskinan bagi rumah tangga tani dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Kacang tanah relatif lebih unggul dibandingkan dengan komoditas palawija lainnya, karena harga jualnya relatif stabil dan tinggi, dapat tumbuh dari elevasi sekitar 0 - 1300 m dari atas permukaan laut dan mudah mengusahakannya bila dilakukan sesuai anjuran teknologi yang ada. Pengembangan usahatani kacang tanah di Sulawesi Utara menggunakan pola mono kultur dan pola tumpang sari kacang tanah dengan tanaman jagung, kurang memperhatikan teknologi yang ada, dan menggunakan teknologi asli petani. Hasil penerapan teknologi asli petani dari hasil penelitian yang telah dilakukan, produksi kacang tanah hanya mencapai 1-2 ton/ha polong kering dibandingkan dengan teknologi produksi kacang tanah, dapat mencapai hingga 3 ton/ha (Andrianto, 2004).
Pemanfaatan produk kacang tanah adalah sebagai kacang rebus, kacang tore, kacang goreng, bumbu gado-gado dan sate, tempe kacang tanah, sayur kacang dan industri pangan, pakan ternak (bungkil kacang tanah). Di samping sebagai sumber protein bahan pangan, kacang tanah mempunyai andil yang cukup besar setelah kedele, dalam kandungan protein. Dari segi manfaat kacang tanah untuk kesehatan manusia relatif tinggi, namun belum di dukung dengan produksinya. Kacang tanah relatif lebih unggul dibandingkan dengan komoditas palawija lainnya, karena harga jualnya relatif stabil dan tinggi, dapat tumbuh dari elevasi sekitar 0-1300 m dari atas permukaan laut dan mudah mengusahakannya bila dilakukan sesuai anjuran teknologi yang ada (Andrianto, 2004).
Penggunaan pupuk dalam pemeliharaan tanaman khususnya tanaman kacang tanah sangat dianjurkan dalam mensuplai nutrisi bagi tanaman tersebut, seperti halnya pemberian pupuk posfat. Posfat adalah salah satu unsur hara makro yang essensial dalam budidaya tanaman. Tujuan dari pemupukan adalah menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah atau untuk menggantinya karena sebagian dari unsur tersebut diangkut keluar dari lahan pertanian bersama hasil panen (Heru, 2008).
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serta efektivitas dari beberapa jenis pupuk posfat dan uji beberapa jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogeal L). C. Hipotesis
1. Ada pengaruh pemberian beberapa jenis pupuk posfat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L). 2. Ada pengaruh beberapa jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L).
3. Ada Pengaruh interaksi antara Pemberian pupuk posfat dan beberapa jarak tanak terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L).
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan penelitian ilmiah dalam rangka penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana
pertanian pada program studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Asahan.
2. Hasil penelitian dapat menjadi masukan dan sumbangan pemikiran bagi perguruan tinggi khususnya Fakultas Pertanian Universitas Asahan dan semua pihak yang memerlukan dalam pembudidayaan tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L).
I. BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di jalan Durian Lk. I, Kel. Kisaran Naga Kec. Kisaran Timur Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara. Waktu pelaksanaan pada bulan Maret sampai Mei 2015.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah varietas gajah, Pupuk TSP, Pupuk SP-36, Pupuk RP, Urea, KCL, Insektisida Decis 2,5 EC (Bahan aktif Deltametrin 25 g/liter), Fungisida Dithane M-45 80 WP (Bahan aktif Mankozeb 80 %) dan Air. Sedangkan alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah adalah parang, cangkul, gergaji, garu, papan, cat, kuas, spidol, ember, gembor, meteran dan handsprayer.
C. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua taraf dengan 4 level perlakuan
untuk faktor pertama dan 3 level perlakuan untuk faktor kedua, yaitu :
1. Pemberian jenis pupuk posfat (P) terdiri dari 4 taraf yaitu:
P0 = Kontrol
P1 = Pupuk TSP
P2 = Pupuk SP-36
P3 = Pupuk RP
2. Uji beberapa Jarak tanam (J) terdiri dari 3 taraf yaitu :
J1 = 40 x 20 cm J2 = 40 x 15 cm J3 = 30 x 15 cm
Kombinasi perlakuan adalah 3 x 3 = 9 terdiri dari P0J1 P1J1 P2J1 P3J1
P0J2 P1J2 P2J2 P3J2 P0J3 P1J3 P3J3 P3J3
Berdasarkan kombinasi perlakuan, maka jumlah ulangan dapat ditentukan sebagai berikut :
( t -1) (n -1) ≥ 15 (12 - 1) (n – 1) ≥ 15 11 (n – 1) ≥ 15 11 n – 11 ≥ 15 11 n ≥ 15 + 11 11 n ≥ 23 n ≥ 26 / 11 ≥ 2,36
Unit perlakuan dari uraian di atas dapat disusun sebagai berikut :
Jumlah ulangan : 3 ulangan
Jumlah kombinasi perlakuan :12 perlakuan
Jumlah plot penelitian : 36 plot
Jarak tanam/populasi :
40 cm x 15 cm = 28 tanaman 40 cm x 20 cm = 36 tanaman 30 cm x 25 cm = 50 tanaman Jumlah tanaman sampel per plot : 6 Tanaman Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 216 Tan
Panjang plot penelitian : 150 cm
Lebar plot penelitian : 150 cm
Jarak antar plot : 50 cm
Jarak antar ulangan : 50 cm
Menurut Sastrosupadi (2000) model linear yang dipakai untuk mengolah data digunakan data sidik ragam berdasarkan model Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial sebagai berikut :
Үijk = µ + αi + βj + ρk + αβij + ϵ ijk Dimana :
Үijk = Hasil pengamatan dari faktor pemberian jenis pupuk posfat taraf ke-i dan faktor pengaruh jarak
tanam pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k
= Efek nilai tengah
αi = Efek pemberian jenis pupuk posfat βj = Efek pengaruh jarak tanam ρk = Efek dari ulangan pada taraf ke-k
αβij = Efek kombinasi antara pemeberian jenis pupuk posfat taraf ke-I dan pengaruh jarak tanam pada taraf ke-j dan ulangan tafar ke-k
ϵijk = Efek galat dari faktor pemberian jenis pupuk posfat taraf ke-i dan pengaruh beberapa jarak tanam pada taraf ke-j pada ulangan pada taraf ke-k.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Tinggi tanaman (cm)
Data pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman umur 2, 4 dan 6 MST dapat dilihat pada lampiran 5, 8, 11 dan 7, 9, 13.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh tidak nyata pada umur 2 MST, namun berpengaruh nyata pada umur 4 dan 6 MST. Pemberian berbagai jenis pupuk posfat dan interaksi pemberian beberapa jenis pupuk posfat dengan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata pada semua umur amatan. Hasil uji beda rataan pengaruh jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap tinggi tanaman umur 6 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Jenis Pupuk Posfat dan Jarak Tanam Terhadap Tinggi Tanaman (cm) Umur 6 Minggu Setelah Tanam.
P/J P0 P1 P2 P3
J1 28.67 29.33 30.03 30.25
J2 27.61 31.08 29.17 29.33
J3 25.75 27.03 28.94 28.94
Rataan 27.34 29.15 29.38 29.51
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1% (huruf besar) dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa pengaturan jarak tanam dengan perlakuan 40 cm x 20 cm (J1) memiliki tinggi tanaman terbaik yaitu 29,57 cm berbeda tidak nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J2) yaitu 29,30 cm namun berbeda nyata dengan
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan perlakuan 30 cm x 15 cm (J
sedangkan J2 dan J3 saling berbeda tidak nyata. Hubungan jarak tanam terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini.
Gambar 1. Hubungan Jarak Tanam Terhadap Tinggi Tanaman Umur 6 Minggu Setelah Tanam.
2. Umur berbunga (HST)
Data pengamatan dan sidik ragam berbunga dapat dilihat pada lampiran 14 dan 16.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh sangat nyata. Pengaturan jarak tanam berpengaruh nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata.
Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap umur berbunga dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posf
Jarak Tanam Terhadap Umur
Berbunga (HST). P/J P0 P1 J1 37.00 35.00 J2 38.00 36.67 J3 39.33 37.67 Rataan 38.11 b B 36.44 a AB
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1% (huruf besar) dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP (P3) memiliki umur berb
35,56 HST berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk SP-36 (P2) yaitu 36,33 HST dan perlakuan pupuk TSP (P1) yaitu 36,44 HST, namun berbeda nyata dengan perlakuan
26.50 27.00 27.50 28.00 28.50 29.00 29.50 30.00 J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) 29.57 T in g g i T a n a m a n ( c m ) Jarak Tanam
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
perlakuan 30 cm x 15 cm (J3) yaitu 27,67 cm, saling berbeda tidak nyata. Hubungan jarak tanam terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Gambar 1. berikut
Gambar 1. Hubungan Jarak Tanam Terhadap Tinggi Tanaman Umur 6 Minggu Setelah
Data pengamatan dan sidik ragam umur berbunga dapat dilihat pada lampiran 14 dan Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh sangat nyata. Pengaturan jarak tanam berpengaruh nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap umur berbunga dapat dilihat pada Tabel 2 Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan
Jarak Tanam Terhadap Umur
Berbunga (HST). P2 P3 35.33 35.00 37.33 36.00 36.33 35.67 36.44 a AB 36.33 a AB 35.56 a A angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1% (huruf besar) dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP (P3) memiliki umur berbunga tercepat yaitu 35,56 HST berbeda tidak nyata dengan 36 (P2) yaitu 36,33 HST dan perlakuan pupuk TSP (P1) yaitu 36,44 HST, namun berbeda nyata dengan perlakuan
kontrol (P0) yaitu 38,11 HST, sedangkan P dan P1 juga saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P
jarak tanam dengan perlakuan 40 cm x 20 cm (J1) memiliki umur berbunga tercepat yaitu 35,58 HST berbeda tidak nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J
namun berbeda nyata dengan perlakuan 30 cm x 15 cm (J3) yaitu 37,25 HST, sedangkan J J3 saling berbeda tidak nyata.
Hubungan jenis pupuk posfat terhadap umur berbunga dapat dilihat pada Gambar 2. berikut ini.
Gambar 2. Hubungan Jenis Pupuk Posfat Umur Berbunga.
Hubungan jarak tanam terhadap umur berbunga dapat dilihat pada Gambar 3. berikut ini.
Gambar 3. Hubungan Jarak Tanam Terhadap Umur Berbunga.
3. Berat polong per tanaman (g)
Data pengamatan dan sidik ragam berat polong per tanaman dapat dilihat pada lampiran 17 dan 19.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh sangat nyata. Pengaturan jarak tanam berpengaruh nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata. J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) 29.30 27.67 Jarak Tanam 34.00 34.50 35.00 35.50 36.00 36.50 37.00 37.50 38.00 38.50 Kontrol 38.11 U m u r B e r b u n g a ( H S T )
Jenis Pupuk Posfat
34.50 35.00 35.50 36.00 36.50 37.00 37.50 J1(40 x 20 cm) 35.58 U m u r B e r b u n g a ( H S T )
kontrol (P0) yaitu 38,11 HST, sedangkan P2 juga saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P0. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan 40 cm x 20 cm ) memiliki umur berbunga tercepat yaitu 35,58 HST berbeda tidak nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J2) yaitu 37,00 HST n berbeda nyata dengan perlakuan 30 cm ) yaitu 37,25 HST, sedangkan J2 dan saling berbeda tidak nyata.
Hubungan jenis pupuk posfat terhadap umur berbunga dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan Jenis Pupuk Posfat Terhadap Umur Berbunga.
Hubungan jarak tanam terhadap umur berbunga dapat dilihat pada Gambar 3. berikut
Hubungan Jarak Tanam Terhadap Umur
Berat polong per tanaman (g)
Data pengamatan dan sidik ragam berat dapat dilihat pada lampiran Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh sangat nyata. Pengaturan jarak tanam berpengaruh nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan m menunjukkan pengaruh tidak
TSP SP-36 RP
36.44 36.33
35.56
Jenis Pupuk Posfat
J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm)
37.00 37.25
Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap berat polong per tanaman dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat Jarak Tanam Terhadap Berat Polong per Tanaman (g). P/J P0 P1 J1 19.59 23.18 J2 18.79 23.49 J3 13.56 25.22 Rataan 17.31 b B 23.96 a A
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1% (huruf besar) dengan menggunakan Uji BNT.
Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP (P3) memiliki berat polong per tanaman terbaik yaitu 24,68 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk SP-36 (P
perlakuan pupuk TSP (P
namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P0) yaitu 17,31 g, sedangkan P
saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P
tanam dengan perlakuan 40 cm x 20 cm (J memiliki berat polong per tanaman terbaik yaitu 24,35 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J
namun berbeda nyata dengan perlakuan 30 cm x 15 cm (J3) yaitu 20,28 g, sedangkan J saling berbeda tidak nyata.
Hubungan jenis pupuk posfat terhadap berat polong per tanaman dapat dilihat pada Gambar 4. berikut ini.
Gambar 4. Hubungan Jenis Pupuk Posfat Terhadap Berat Polong per Tanaman.
Hubungan jarak tanam terhadap berat polong per tanaman dapat dilihat pada Gambar 5. berikut ini. 15.00 17.50 20.00 22.50 25.00 Kontrol TSP 17.31 23.96 B e r a t P o lo n g p e r T a n a m a n ( g )
Jenis Pupuk Posfat
Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap berat polong per tanaman dapat dilihat pada Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Jarak Tanam Terhadap Berat Polong per Tanaman (g). P2 P3 27.24 27.39 25.16 24.55 20.24 22.10 24.21 a A 24.68 a A angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1% (huruf besar) dengan menggunakan Uji BNT.
Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP polong per tanaman terbaik yaitu 24,68 g berbeda tidak nyata dengan 36 (P2) yaitu 24,21 g dan perlakuan pupuk TSP (P1) yaitu 23,96 g, namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol ) yaitu 17,31 g, sedangkan P2 dan P1 juga da tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P0. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan 40 cm x 20 cm (J1) memiliki berat polong per tanaman terbaik yaitu 24,35 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J2) yaitu 22,99 g ata dengan perlakuan 30 cm ) yaitu 20,28 g, sedangkan J2 dan J3 saling berbeda tidak nyata.
Hubungan jenis pupuk posfat terhadap berat polong per tanaman dapat dilihat pada Gambar
Hubungan Jenis Pupuk Posfat Terhadap Berat Polong per Tanaman.
Hubungan jarak tanam terhadap berat polong per tanaman dapat dilihat pada Gambar
Gambar 5. Hubungan Jarak Tanam Terhadap Berat Polong per Tanaman.
4. Produksi polong per plot (kg)
Data pengamatan dan sidik ragam
polong per plot dapat dilihat pada lampiran 20 dan 22.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tana
pengaruh tidak nyata.
Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap produksi polong per plot dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat Jarak Tanam Terhadap Produksi Polong per Plot (kg).
P/J P0 P
J1 0.55 0.76
J2 0.68 0.91
J3 0.68 1.01
Rataan 0.63 b B 0.89 a A
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1% (huruf besar) dengan menggunakan Uji BNT.
Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP (P3) dan SP-36 (P2) memiliki
per plot terbaik yaitu 0,92 kg berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk TSP (P 0,89 kg, namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P0
P1 dan P0 juga saling berbeda nyata. Perlakuan jarak tanam dengan p
(J3) memiliki berat polong per plot terbaik yaitu 1,01 kg berbeda nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J2) yaitu 0,83 kg dan perlakuan 40 cm
TSP SP-36 RP
23.96 24.21 24.68
Jenis Pupuk Posfat
15.00 17.50 20.00 22.50 25.00 J1(40 x 20 cm) 24.35 B e r a t P o lo n g p e r T a n a m a n ( g )
Hubungan Jarak Tanam Terhadap Berat Polong per Tanaman.
Produksi polong per plot (kg)
Data pengamatan dan sidik ragam produksi polong per plot dapat dilihat pada lampiran 20 Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata.
Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap produksi polong per plot dapat dilihat pada Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Jarak Tanam Terhadap Produksi Polong per Plot (kg).
P1 P2 P3
0.76 0.65 0.77
0.91 0.85 0.88
1.01 1.26 1.11
0.89 a A 0.92 a A 0.92 a A angka yang diikuti huruf yang sama
atau kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1% (huruf besar) dengan menggunakan Uji BNT.
Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP ) memiliki produksi polong per plot terbaik yaitu 0,92 kg berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk TSP (P1) yaitu 0,89 kg, namun berbeda nyata dengan 0) yaitu 0,63 kg, sedangkan juga saling berbeda nyata. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan 30 cm x 15 cm ) memiliki berat polong per plot terbaik yaitu 1,01 kg berbeda nyata dengan perlakuan 40 cm ) yaitu 0,83 kg dan perlakuan 40 cm J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm)
22.99
20.28
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan x 20 cm (J1) yaitu 0,68 kg, sedangkan J juga saling berbeda nyata.
Hubungan jenis pupuk posfat terhadap produksi polong per plot dapat dilihat pada Gambar 6. berikut ini.
Gambar 6. Hubungan Jenis Pupuk Posfat Terhadap Produksi Polong per Plot.
Hubungan jarak tanam terhadap produksi polong per plot dapat dilihat pada Gambar 7. berikut ini.
Gambar 7. Hubungan Jarak Tanam Terhadap Produksi Polong per Plot.
5. Berat biji per tanaman (g)
Data pengamatan dan sidik ragam berat biji per tanaman dapat dilihat pada lampiran 23 dan 25.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh sangat nyata. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata.
Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap berat biji per tanaman dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini. 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 Kontrol TSP 0.63 0.89 P r o d u k si p e r P lo t
Jenis Pupuk Posfat
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) 0.68 P r o d u k si P o lo n g p e r P lo t (k g ) Jarak Tanam
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
) yaitu 0,68 kg, sedangkan J2 dan J3 juga saling berbeda nyata.
pupuk posfat terhadap produksi polong per plot dapat dilihat pada
Hubungan Jenis Pupuk Posfat Terhadap Produksi Polong per Plot.
Hubungan jarak tanam terhadap produksi polong per plot dapat dilihat pada Gambar 7.
Hubungan Jarak Tanam Terhadap Produksi Polong per Plot.
Berat biji per tanaman (g)
Data pengamatan dan sidik ragam berat biji per tanaman dapat dilihat pada lampiran 23 dan Dari hasil pengamatan dan sidik ragam erlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh sangat nyata. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian jarak tanam terhadap berat biji per tanaman dapat dilihat pada Tabel
Tabel 5. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Jarak Tanam Terhadap Berat biji per Tanaman (g). P/J P0 P J1 14.82 17.20 J2 14.11 17.34 J3 10.15 18.43 Rataan 13.03 b B 17.65 a AB
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil)
menggunakan Uji BNT.
Dari Tabel 5. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP (P3) memiliki berat biji per tanaman terbaik yaitu 18,38 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk
SP-perlakuan pupuk TSP (P
namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P0) yaitu 13,03 g, sedangkan P
saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P
tanam dengan perlakuan 4
memiliki berat biji per tanaman terbaik yaitu 18,16 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J
berbeda nyata dengan perlakuan 30 cm x 15 cm (J3) yaitu 14,88 g, sedangkan J
berbeda tidak nyata.
Hubungan jenis pupuk posfat terhadap berat biji per tanaman dapat dilihat pada Gambar 8. berikut ini.
Gambar 8. Hubungan Jenis Pupuk Posfat Terhadap Berat Biji per Tanaman.
Hubungan jarak tanam terhadap berat biji per tanaman dapat dilihat pada Ga
berikut ini.
TSP SP-36 RP
0.89 0.92 0.92
Jenis Pupuk Posfat
J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) 0.83 1.01 Jarak Tanam 10.00 11.50 13.00 14.50 16.00 17.50 19.00 Kontrol 13.03 B e r a t B ij i p e r T a n a m a n ( g )
Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Jarak Tanam Terhadap Berat biji per Tanaman (g). P1 P2 P3 17.20 20.19 20.43 17.34 17.93 19.76 18.43 16.00 14.94 17.65 a AB 18.04 a AB 18.38 a A angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1% (huruf besar) dengan menggunakan Uji BNT.
Dari Tabel 5. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP ) memiliki berat biji per tanaman terbaik yaitu 18,38 g berbeda tidak nyata dengan -36 (P2) yaitu 18,04 g dan perlakuan pupuk TSP (P1) yaitu 17,65 g, namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol ) yaitu 13,03 g, sedangkan P2 dan P1 juga saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P0. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan 40 cm x 20 cm (J1) memiliki berat biji per tanaman terbaik yaitu 18,16 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J2) yaitu 17,28 g namun berbeda nyata dengan perlakuan 30 cm x 15 cm ) yaitu 14,88 g, sedangkan J2 dan J3 saling Hubungan jenis pupuk posfat terhadap berat biji per tanaman dapat dilihat pada Gambar 8.
Hubungan Jenis Pupuk Posfat Terhadap Berat Biji per Tanaman.
Hubungan jarak tanam terhadap berat biji per tanaman dapat dilihat pada Gambar 9.
TSP SP-36 RP
17.65 18.04 18.38
Gambar 9. Hubungan Jarak Tanam Terhadap Berat Biji per Tanaman.
6. Produksi biji per plot (kg)
Data pengamatan dan sidik ragam produksi biji per plot dapat dilihat pada lampiran 26 dan 28.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh nyata. Perlakuan jarak tanam berpengaruh sangat nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata.
Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap produksi biji per plot dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Jarak Tanam Terhadap Produksi Biji per Plot (kg). P/J P0 P1 J1 0.96 1.20 J2 1.16 1.34 J3 1.12 1.62 Rataan 1.08 b 1.39 a
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1%
menggunakan Uji BNT.
Dari Tabel 6. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP (P3) memiliki produksi biji per plot terbaik yaitu 1,49 kg berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk SP-36 (P
pupuk TSP (P1) yaitu 1,39 kg, namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P
kg, sedangkan P2 dan P1
tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P0. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan 30 cm x 15 cm (J
biji per plot terbaik yaitu 1,55 kg berbeda nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) 18.16 B e r a t B ji p e r T a n a m a n ( g ) Jarak Tanam
Hubungan Jarak Tanam Terhadap Berat Biji per Tanaman.
Produksi biji per plot (kg)
Data pengamatan dan sidik ragam produksi biji per plot dapat dilihat pada lampiran 26 dan Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat berpengaruh nyata. Perlakuan jarak tanam berpengaruh sangat nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian upuk posfat dan jarak tanam terhadap produksi biji per plot dapat dilihat pada Tabel 6 Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Jarak Tanam Terhadap Produksi Biji
P2 P3
1.03 1.31
1.33 1.52
1.85 1.63
1.40 a 1.49 a
angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1% (huruf besar) dengan menggunakan Uji BNT.
Dari Tabel 6. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP ) memiliki produksi biji per plot terbaik yaitu 1,49 kg berbeda tidak nyata dengan 36 (P2) yaitu 1,40 kg dan ) yaitu 1,39 kg, namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P0) yaitu 1,08 1 juga saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan . Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan 30 cm x 15 cm (J3) memiliki berat biji per plot terbaik yaitu 1,55 kg berbeda nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J2) yaitu
1,34 kg dan perlakuan 40 cm x 20 cm (J 1,12 kg, sedangkan J
berbeda nyata.
Hubungan jenis pupuk posfat terhadap produksi biji per plot dapat dilihat pada Gambar 10. berikut ini.
Gambar 10. Hubungan Jenis Pupuk Posfat Terhadap Produksi Biji per Plot. Hubungan jarak tanam terhadap produksi biji per plot dapat dilihat pada Gambar 11. berikut ini.
Gambar 11. Hubungan Jarak Produksi Biji per Plot 7. Berat 100 biji per plot (g)
Data pengamatan dan sidik ragam berat 100 biji per plot dapat dilihat pada lampiran 29 dan 31.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dan perlakuan jarak tanam berpengaruh sangat nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata.
Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap berat 100 biji per plot d
7 berikut ini. J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) 17.28 14.88 Jarak Tanam 0.60 0.85 1.10 1.35 1.60 Kontrol 1.08 P r o d u k si B ij i p e r P lo t
Jenis Pupuk Posfat
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 J1(40 x 20 cm) 1.12 P r o d u k si B ij i p e r P lo t (k g )
1,34 kg dan perlakuan 40 cm x 20 cm (J1) yaitu 1,12 kg, sedangkan J2 dan J3 juga saling Hubungan jenis pupuk posfat terhadap ji per plot dapat dilihat pada Gambar 10. berikut ini.
Hubungan Jenis Pupuk Posfat Terhadap Produksi Biji per Plot. Hubungan jarak tanam terhadap produksi biji per plot dapat dilihat pada Gambar 11.
Hubungan Jarak Tanam Terhadap Produksi Biji per Plot.
Berat 100 biji per plot (g)
Data pengamatan dan sidik ragam berat 100 biji per plot dapat dilihat pada lampiran 29 dan Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk perlakuan jarak tanam berpengaruh sangat nyata. Interaksi pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata.
Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap berat 100 biji per plot dapat dilihat pada Tabel
TSP SP-36 RP
1.39 1.40
1.49
Jenis Pupuk Posfat
J1(40 x 20 cm) J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) 1.34
1.55
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
Tabel 7. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Jarak Tanam Terhadap Berat 100 Biji per Plot (g). P/J P0 P1 J1 38.00 42.67 J2 36.67 39.00 J3 34.00 37.33 Rataan 36.22 c B 39.67 b B
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1% (huruf besar) dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 7. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP (P3) memiliki berat 100 biji per plot terbaik yaitu 43,33 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk SP-36 (P
namun berbeda nyata dengan
TSP (P1) yaitu 39,67 g dan perlakuan kontrol (P0) yaitu 36,22 g, sedangkan P
saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P
tanam dengan perlakuan perlakuan 40 cm x 20 cm (J1) memiliki berat 100 biji per plot terbaik yaitu 43,58 g berbeda nyata dengan perlakuan 40 cm x 15 cm (J2) yaitu 39,92 g dan perlakuan 30 cm x 15 cm (J3) yaitu 37,92 g, sedangkan J dan J3 juga saling berbeda tidak nyata.
Hubungan jenis pupuk posfat terhadap berat 100 biji per plot dapat dilihat pada Gambar 12. berikut ini.
Gambar 12. Hubungan Jenis Pupuk Posfat Terhadap Berat 100 Biji per Plot. Hubungan jarak tanam terhadap berat 100 biji per plot dapat dilihat pada Gambar 13. berikut ini. 32.00 34.00 36.00 38.00 40.00 42.00 44.00 Kontrol TSP 36.22 39.67 B e r a t 1 0 0 B ij i p e r P o t (g )
Jenis Pupuk Posfat
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Posfat dan Jarak Tanam Terhadap Berat 100 Biji
P2 P3
45.33 48.33
44.00 40.00
38.67 41.67
39.67 b B 42.67 ab AB 43.33 a A angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % (huruf kecil) dan 1% (huruf besar) dengan
BNJ.
Dari Tabel 7. dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk posfat dengan perlakuan pupuk RP ) memiliki berat 100 biji per plot terbaik yaitu 43,33 g berbeda tidak nyata dengan 36 (P2) yaitu 42,67 g, namun berbeda nyata dengan perlakuan pupuk ) yaitu 39,67 g dan perlakuan kontrol ) yaitu 36,22 g, sedangkan P2 dan P1 juga saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan perlakuan P0. Perlakuan jarak tanam dengan perlakuan perlakuan 40 cm x 20 100 biji per plot terbaik yaitu 43,58 g berbeda nyata dengan perlakuan ) yaitu 39,92 g dan perlakuan ) yaitu 37,92 g, sedangkan J2 juga saling berbeda tidak nyata.
Hubungan jenis pupuk posfat terhadap berat ji per plot dapat dilihat pada Gambar 12.
Hubungan Jenis Pupuk Posfat Terhadap Berat 100 Biji per Plot. Hubungan jarak tanam terhadap berat 100 biji per plot dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Hubungan Jarak Berat 100 Biji per Plot. B. Pembahasan
1. Pengaruh jenis pupuk posfat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Berdasarkan hasil sidik ragam dapat diketahuai bahwa pemberian jenis pupuk posfat menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada semua umur amatan, namun berpengaruh sangat nyata terhadap umur berbunga, berat polong per tanaman, produksi polong per plot, berat biji per tanaman, produksi biji per plot dan berat 100 biji per plot.
Adanya pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada semua umur amatan disebabkan pertambahan tinggi tanaman lebih didominasi oleh pengaruh cahaya matahari, dan unsur hara nitrogen sehingga pemberian jenis pupuk posfat tidak banyak berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Kirtomo (2004) yang menyatakan bahwa tinggi tanaman dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dan dosis pemupukan nitrogen dan keduanya terdapat interaksi dalam mempengaruhi tinggi tanaman.
Jenis pupuk posfat berpengaruh nyata terhadap umur berbun
tanaman, produksi polong per plot, berat biji per tanaman, produksi biji per plot dan berat 100 biji per plot, hal ini erat kaitannya dengan peranan unsur hara posfat yaitu merangsang pembentukan bunga, buah dan biji, bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi bernas. Sehingga tanaman yang memperoleh penambahan unsur hara posfat maka proses pembungaan akan lebih cepat, jumlah polong dan biji lebih banyak serta memiliki berat biji yang lebih tinggi. Menurut Kartasap
(2005), tersedianya hara fosfat maka dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji, serta dapat meningkatkan produksi biji-bijian. Novizan, (2003) menyatakan bahwa
SP-36 RP
39.67
42.67 43.33
Jenis Pupuk Posfat
34.50 36.00 37.50 39.00 40.50 42.00 43.50 45.00 J1(40 x 20 cm) 43.58 B e r a t 1 0 0 B ij i p e r P lo t (g )
Hubungan Jarak Tanam Terhadap Berat 100 Biji per Plot.
Pengaruh jenis pupuk posfat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Berdasarkan hasil sidik ragam dapat diketahuai bahwa pemberian jenis pupuk posfat menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tanaman pada semua umur amatan, namun berpengaruh sangat nyata terhadap umur berbunga, berat polong per tanaman, produksi polong per plot, berat biji per tanaman, produksi biji per plot dan berat 100 Adanya pengaruh tidak nyata terhadap gi tanaman pada semua umur amatan disebabkan pertambahan tinggi tanaman lebih didominasi oleh pengaruh cahaya matahari, dan unsur hara nitrogen sehingga pemberian jenis pupuk posfat tidak banyak berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Hal ini sesuai dengan ndapat Kirtomo (2004) yang menyatakan bahwa tinggi tanaman dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dan dosis pemupukan nitrogen dan keduanya terdapat interaksi dalam mempengaruhi tinggi tanaman.
Jenis pupuk posfat berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, berat polong per tanaman, produksi polong per plot, berat biji per tanaman, produksi biji per plot dan berat 100 biji per plot, hal ini erat kaitannya dengan peranan unsur hara posfat yaitu merangsang pembentukan bunga, buah dan biji, bahkan ercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi bernas. Sehingga tanaman yang memperoleh penambahan unsur hara posfat maka proses pembungaan akan lebih cepat, jumlah polong dan biji lebih banyak serta memiliki berat biji yang lebih tinggi. Menurut Kartasapoetra dan Sutedja (2005), tersedianya hara fosfat maka dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji, serta dapat meningkatkan produksi bijian. Novizan, (2003) menyatakan bahwa
J1(40 x 20 J2(40 x 15 cm) J3(30 x 15 cm) 39.92 37.92 Jarak Tanam
tanaman yang kekurangan phospor akan menunjukkan gejala pertumbuhan yang lambat dan kerdil, pematangan buah terlambat dan biji berkembang tidak normal.
Hasil uji lanjutan menunjukkan bahwa jenis pupuk rock posfat menghasilkan umur berbunga, berat polong per tanaman, produksi polong per plot, berat biji per tanaman, produksi biji per plot dan berat 100 biji per plot yang lebih tinggi dari perlakuan lainnya. Kemudian diikuti oleh perlakuan pupuk TSP dan pupuk SP-36, dan ketiga perlakuan jenis pupuk posfat tersebut berbeda nyata dengan perlakuan kontrol. Hal ini disebabkan tanaman mendapatkan tambahan unsure hara posfat dari perlakuan pupuk rock posfat yaitu 63 g/plot, pupuk TSP yaitu 54 g/plot dan pupuk SP-36 yaitu 60,75 g/plot sedangkan pada tanaman kontrol hanya menggunakan unsure hara yang tersedia pada media tanam, akibatnya ketiga jenis pupuk posfat menunjukkan saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan kontrol.
2. Pengaruh jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman.
Berdasarkan hasil sidik ragam dapat diketahuai bahwa perlakuan jarak tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 MST, namun berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 dan 6 MST, umur berbunga, berat polong per tanaman, produksi polong per plot, berat biji per tanaman, produksi biji per plot dan berat 100 biji per plot.
Adanya pengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman umur 2 MST disebabkan tanaman masih muda sehingga tidak terjadi persaingan dalam perebutan unsur hara dan sinar matahari sehingga pertumbuhan tinggi tanaman belum menunjukkan adanya perbedaan akibat perlakuan jarak tanam. Menurut Aldrich (2004) bahwa persaingan tanaman akan terjadi jika faktor-faktor pertumbuhan dalam keadaan terbatas, tetapi jika faktor pertumbuhan tersebut masih tersedia dan dapat dimanfaatkan secara cukup maka tidak akan terjadi persaingan.
Adanya pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 dan 6 MST disebabkan kebutuhan unsur hara mulai meningkat seiring peningkatan pertumbuhan tanaman sehingga terjadi perebutan unsure hara antara tiap tanaman, akibatnya pada perlakuan yang memiliki jarak tanam yang rapat, pertumbuhan tinggi tanaman akan terhambat dibandingkan tanaman yang mendapatkan perlakuan jarak tanam yang renggang. Musa et, al (2007) yang menyatakan bahwa kerapatan atau ukuran
populasi tanaman sangat penting untuk memperoleh hasil yang optimal, tetapi bisa terjadi persaingan dalam hara, air dan ruang tumbuh serta mengurangi perkembangan tinggi dan kedalaman akar tanaman.
Adanya pengaruh nyata terhadap umur berbunga disebabkan adanya perbedaan fotoperiode antara tiap plot perlakuan. Pada plot yang memiliki jarak tanam yang rapat maka panjang fotoperiode yang terjadi lebih pendek karena adanya tumpang tidih antara daun sedangkan pada plot yang memiliki jarak tanam yang renggang maka panjang fotoperiode yang terjadi lebih panjang, akibatnya terjadi perbedaan laju pertumbuhan umur berbunga antara tiap perlakuan jarak tanam. Goldsworthy dan Fisher (1992) menyatakan bahwa pemanjangan fotoperiode dengan cahaya intensitas tinggi meningkatkan laju terbentuknya bunga.
Adanya pengaruh nyata terhadap berat polong per tanaman, berat biji per tanaman, disebabkan adanya perbedaan jumlah ginofor yang terbentuk akibat kerapatan jarak tanam sehingga jumlah ginofor yang mampu masuk kedalam tanah menjadi sedikit
Adanya pengaruh nyata produksi polong per plot dan produksi biji per plot disebabkan perbedaan jumlah populasi yang dimiliki tiap perlakuan. Pada plot yang memiliki tingkat kerapatan tanaman yang tinggi tentunya jumlah populasi yang dihasikan lebih tinggi akibatnya produksi yang dihasilkan menjadi lebih banyak walaupun secara produksi per tanaman lebih sedikit, begitu pula sebaliknya. Produksi tanaman per satuan luas ditentukan oleh produksi per tanaman dan jumlah tanaman per satuan luas (Pambayon, 2008).
Adanya pengaruh nyata terhadap berat 100 biji per plot disebabkan adanya perbedaan hasil fotosintesis (asimilat) yang dihasilkan antar tiap perlakuan jarak tanam dalam pengisian biji akibat dari perebutan unsur hara dan sinar matahari, sehingga perlakuan yang memiliki jarak tanam yang rapat, asimilat yang dihasilkan akan sedikit akibatnya berat 100 biji yang dihasilkan menjadi rendah dan begitu pula sebaliknya.
3. Interaksi jenis pupuk posfat dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Dari hasil penelitian setelah dianalisa secara statistik, bahwa interaksi antara perlakuan jenis pupuk posfat dan jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.
Tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap seluruh parameter yang diamati tersebut, hal ini
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan jenis pupuk posfat dan jarak tanam tidak belum mampu mempengaruhi pola aktivasi fisiologi tanaman secara interval, walaupun antara perlakuan yang diuji telah mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara fisiologi.
II. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perlakuan jenis pupuk posfat terbaik terdapat pada perlakuan rock posfat (P3) yang berpengaruh nyata terhadap umur berbunga yaitu 35,56 hari, berat polong per tanaman yaitu 24,68 g, produksi polong per plot yaitu 0,92 kg, berat biji per tanaman yaitu 18,38 g, produksi biji per plot yaitu 1,49 kg dan berat 100 biji per plot yaitu 43,33 g.
2. Perlakuan jarak tanam terbaik terdapat pada perlakuan 40 x 20 cm (J1) yang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman yaitu 29,63 cm, umur berbunga yaitu 35,58 hari, berat polong per tanaman yaitu 24,35 g, berat biji per tanaman yaitu 18,16 g, dan berat 100 biji per plot yaitu 43,58 g.
3. Interaksi antara perlakuan jenis pupuk posfat dan jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. B. Saran
Perlu dilakukan analisis usaha tani terhadap perlakuan jenis pupuk posfat dengan berbagai jarak tanam guna megetahui nilai ekonomi yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aldrich, R.J., 2004. Weed Crop Ecology: Principles in Weed Management Breton Publiser North Scituate. 464 p
Andrianto, T. 2004. Budidaya dan Analisa Usahatani Kacang Kedelai - Kacang Hijau Kacang Panjang dan Kacang tanah. Penerbit Obsolut. Yogyakarta
Goldsworthy, P. R dan N.M. Fisher (ed). 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. UGM Press. Yogyakarta.
Heru. 2008. Kesuburan Tanah. (on-line)http://www. Heru.Blogspot.com. Diakses tanggal 22 April 2009.
Kartasapoetra, A.G. 2000. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik. Bumi Aksara. Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. dan Sutedjo. 2005. Pupuk dan Cara Pemupukannya. Rineka Cipta, Jakarta.
Kirtomo, A., 2004. Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pemupukan Nitrogen terhadap Hasil Minyak pada Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle), Skripsi, Fak. Pertanian UGM, Yogyakarta Musa Y., Nasaruddin, M.A. Kuruseng, 2007. Evaluasi produktivitas jagung melalui pengelolaan populasi ta-naman, pengolahan tanah, dan dosis pemupukan. Agrisistem 3 (1): 21 – 33.
Novizan. 2003. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Pamboyan, R. 2008. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Produksi Sayuran. Indigeneos. Http// www blogs.go.id.bogor. IPB. 12 September 2012.