• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERCEPATAN INVESTASI PERTANIAN DAN EVALUASI PERKEMBANGANNYA. Oleh Dr. Agus Justianto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERCEPATAN INVESTASI PERTANIAN DAN EVALUASI PERKEMBANGANNYA. Oleh Dr. Agus Justianto"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)PERCEPATAN INVESTASI PERTANIAN DAN EVALUASI PERKEMBANGANNYA Oleh Dr. Agus Justianto. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jakarta, 27 November 2017.

(2) POLA PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN. Izin Pinjam Pakai Kaw Hutan. Kerjasama. KAWASAN HUTAN INDONESIA. P S.

(3) PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN Skema Permohonan Kerjasama. P.81/MenLHK/Setjen/Kum.1/10/2016. Permohonan (BUMN, BUMD,BUMS, Koperasi). Syarat-syarat: - Proposal, - Mou, - Jaminan 20 % dari investasi, - Kelayakan Usaha. M E N T E R I. Penilai. Dirjen PHPL (IUPHHK) Dirjen PKTL (Areal Kerja Perum Perhutani) Gubernur (Wilayah tertentu KPH). Membuat PKS Mitra dengan Pengelola: 1. Paling lama 60 hari Kerja; 2. RPP (Rencana Pelaksanaan Program) 3. Lewat 60 hari, Persetujuan Batal.. N I L A i. Tidak Layak: Gub, Dirjen PKTL, Dir PHPL (Surat Penolakan). Layak: Surat Persetujuan Menteri. Monitoring: 1.Lak Kerjasama sesuai PKS / RPP 2. Satu Tahun sekali 3.UPT PHPL/PKTL/Dinas Prov Evaluasi: 1.Lima tahun sekali. 2. Dibentuk DirjenPKTL/PHPL/Gub. P E R P A N J A G A N.

(4) PEMOHON DAN LOKASI YANG DIKERJASAMAKAN Pemohon:  . BUMN, BUMD, BUMS, dan Koperasi Dalam hal mitra kerjasama BUMN, BUMD wajib melibatkan masyarakat setempat sebagai mitra kerjasama.. Dalam hal mitra kerjasama bekerjasama dengan Pengelola/ Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan yang bukan BUMN atau BUMD, maka pelaku kerjasama harus memberikan kontribusi kepada negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.. Kawasan hutan yang dapat dikerjasamakan hanya dapat dilakukan pada : a. areal Izin Pemanfaatan Hutan; didasarkan atas rencana kerja usaha b. areal kerja Perum Perhutani; didasarkan atas Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) Perum Perhutani c. wilayah tertentu KPH yang berada pada Hutan Produksi. didasarkan atas Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPH Dalam hal pengembangan tanaman dan ternak tidak sesuai dengan RPHJP dan RPKH sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka RPHJP dan RPKH direvisi dengan memasukan kegiatan ketahanan pangan nasional..

(5) PENGAJUAN DAN SYARAT PERMOHONAN KERJASAMA Mitra kerjasama mengajukan permohonan persetujuan kerjasama kepada Menteri dengan tembusan Direktur Jenderal, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, dan Gubernur. Permohonan harus melampirkan : a. proposal, antara lain memuat maksud, tujuan, sasaran, bentuk kegiatan, jangka waktu, pendanaan, pelibatan masyarakat dan peta lokasi areal yang akan dikerjasamakan dengan skala minimal 1 : 250.000; b. nota kesepahaman kerjasama yang ditandatangani oleh Pengelola/Pemegang Izin dengan mitra kerjasama; c. memberikan jaminan sebagai kesungguhan berusaha yang nilainya sebesar 20% (dua puluh perseratus) dari nilai rencana investasi; dan d. kelayakan usaha..

(6) PROSES SETELAH PERMOHONAN KERJASAMA DITERIMA MENTERI 1.. 2. 3. 4. 5. 6.. Menteri setelah menerima permohonan kerjasama, memerintahkan kepada : a. Direktur Jenderal dalam hal permohonan kerjasama pada areal kerja Perum Perhutani; b. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dalam hal permohonan kerjasama pada izin pemanfaatan hutan; atau c. Gubernur dalam hal permohonan kerjasama pada wilayah tertentu KPH; untuk melakukan penilaian persyaratan. Dalam hal penilaian persyaratan dinyatakan memenuhi ketentuan teknis dan yuridis, Menteri menerbitkan surat persetujuan kepada mitra kerjasama. Dalam hal penilaian persyaratan dinyatakan tidak memenuhi ketentuan teknis dan yuridis, Direktur Jenderal atau Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari atas nama Menteri atau Gubernur menyampaikan surat penolakan kerjasama. Berdasarkan persetujuan Menteri, Pengelola/Pemegang Izin dan mitra membuat perjanjian kerjasama dengan jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja. Perjanjian kerjasama, ditindaklanjuti oleh kedua belah pihak dalam bentuk rencana pelaksanaan program/kegiatan yang ditandatangani oleh Pimpinan Pengelola/Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan dengan Pimpinan Mitra. Dalam hal jangka waktu, perjanjian kerjasama tidak ditandatangani oleh kedua belah pihak, maka surat persetujuan dari Menteri dinyatakan batal..

(7) PEMBUATAN PERJANJIAN KERJASAMA 1. 2.. Perjanjian Kerja Sama harus ditandatangani kedua belah pihak paling lambat 60 hari setelah mendapatkan surat persetujuan. Hal-hal yang diatur dalam perjanjian kerjasama, antara lain: a. judul perjanjian; b. para pihak; c. tujuan perjanjian; d. lingkup perjanjian; e. hak dan kewajiaban para pihak; f. kewajiban melakukan alih pengetahuan dan keterampilan; g. pengaturan kepemilikan hak paten dan publikasi kerjasama; h. pembagian/sharing atas pemanfaatan kawasan hutan. i. Pembagian keuntungan atas penggunaan hak intelektual dan hak paten; j. penyerahan base line data dan informasi; k. penggunaan sarana prasarana kerjasama; l. jangka waktu perjanjian kerjasama; m. penyelesaian sengketa; n. pola tanam; o. tanaman/komoditi pangan yang dapat dikerjasamakan; p. komposisi tanaman/komoditas; q. pendanaan; r. pembagian saham/kontribusi kepada negara; dan s. aset kerjasama..

(8) LUAS, JANGKA WAKTU, MONITORING DAN EVALUASI SERTA PERPANJANGAN PERJANJIAN . Luas areal yang dimohon kerjasama paling luas 20.000 hektar.. . Perjanjian kerjasama, berlaku paling lama 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi.. . Evaluasi dilakukan untuk menilai pemenuhan kewajiban dan kinerja perusahaan.. . Evaluasi dilakukan paling lama 5 tahun.. . Evaluasi dilakukan oleh Tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari atau Gubernur.. . Dalam hal perjanjian kerjasama akan berakhir, evaluasi dilakukan 1 (satu) tahun sebelum perjanjian berakhir..  Monitoring dilakukan dalam rangka memastikan pelaksanaan kerjasama sesuai dengan perjanjian atau rencana pelaksanaan program/kegiatan  Monitoring dilakukan minimal 1 kali dalam 1 tahun.  Monitoring pelaksanaan kerjasama dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, UPT Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, atau Dinas Provinsi yang membidangi urusan kehutanan..  Perpanjangan jangka waktu perjanjian kerjasama diajukan oleh mitra, dilengkapi dengan proposal perpanjangan kerjasama, paling lambat 6 (enam) bulan sebelum perjanjian kerjasama berakhir.  Proposal perpanjangan perjanjian kerjasama, dilampiri dengan hasil evaluasi..

(9) PERUBAHAN PERUNTUKAN MELALUI PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI KONVERSI. TN. Betung Kerihun, Kalimantan Barat. Foto oleh Syarief M Ridwan, Balai Besar TN. Betung Kerihun..

(10) DASAR HUKUM TERKAIT PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN 1.. UU No.41/1999 jo No. 19/2012 tentang Kehutanan Pasal 19:. 2.. 1). Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan ditetapkan oleh Pemerintah dengan didasarkan pada hasil penelitian terpadu. 2). Perubahan peruntukan kawasan hutan sebagaimana dimaksud ayat (1) yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis, ditetapkan oleh Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.. Peraturan Pemerintah 104 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan. (Pengganti PP 10 Tahun 2010 jo PP 60 Tahun 2012). . Perubahan kawasan hutan dapat dilakukan secara parsial atau untuk wilayah provinsi (dalam rangka revisi tata ruang).. . Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan secara parsial dapat dilakukan melalui proses tukar menukar kawasan hutan atau pelepasan kawasan hutan.. 3.. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 51/Menlhk/Setjen/KUM.1/6/2016 Tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi.. 4.. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.36/Menhut-II/2010 Tentang Tim Terpadu Dalam Rangka Penelitian Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan..

(11) Prinsip-prinsip Pelepasan Kawasan Hutan. 1. hanya dapat dilakukan pada Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK).. 2 3. Kawasan hutan ≤ 30% HPK tidak dapat dilepas kecuali dengan cara TMKH. 4 5. HPK harus memenuhi kriteria: (1) fungsi HPK sesuai ketentuan perundangundangan; (2) tidak dibebani perizinan; (3) dalam kondisi tidak produktif; (4) tidak berada dalam lokasi Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB). dilakukan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan yang ditetapkan oleh Menteri LHK. Didasarkan pada hasil penelitian Tim Terpadu HPK tidak produktif : penutupan lahannya didominasi lahan tidak berhutan antara lain semak belukar, lahan kosong dan kebun campur..

(12) Kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan, termasuk sarana penunjang, yang dapat diproses melalui pelepasan kawasan hutan antara lain: a. b. c. d. e.. penempatan korban bencana alam; fasilitas pemakaman; fasilitas pendidikan; fasilitas keselamatan umum; rumah sakit umum dan pusat kesehatan masyarakat; f. kantor Pemerintah dan/atau pemerintah daerah; g. permukiman dan/atau perumahan; h. transmigrasi; i. bangunan industri; j. pelabuhan; k. bandar udara;. l. m. n. o. p. q. r. s. t. u. v.. stasiun kereta api; terminal; pasar umum; pengembangan/pemekaran wilayah; pertanian tanaman pangan; budidaya pertanian; perkebunan; perikanan; peternakan; sarana olah raga; atau tempat pembuangan akhir sampah..

(13) Permohonan dilengkapi hasil Penelitian Tim Terpadu yang dibentuk oleh Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan an. Menteri.. TATA CARA PERMOHONAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN Pemohon:. • • • • •. Menteri/pejabat setingkat menteri; gubernur; bupati/walikota; pimpinan badan usaha/hukum; perseorangan, kelompok orang, dan/atau masyarakat.. Persyaratan ADMINISTRASI •surat permohonan + peta skala minimal 1:50.000; •izin lokasi gubernur/bupati/walikota •pertimbangan gubernur TEKNIS •Izin lingkungan •Proposal + rencana teknis •Laporan dan rekomendasi Tim Terpadu •Citra satelit liputan 2 tahun terakhir. (+) Badan Usaha ADMINISTRASI •Pernyataan dalam bentuk akta notariil •profil badan usaha atau badan hukum; •NPWP •akta pendirian & perubahannya •laporan keuangan 2 th terakhir. (+) Masyarakat ADMINISTRASI •Fotokopi KTP pemohon/kelompok pemohon •NPWP; •Keterangan domisili dari Kepala Desa/Lurah. TATA CARA PERMOHONAN PEMBENTUKAN TIM TERPADU. Persyaratan . Surat permohonan + peta skala minimal 1 : 50.000;. . Citra satelit atau wahana lain liputan paling lama 2 tahun terakhir resolusi min 15 m + hasil penafsiran citra satelit (dalam bentuk digital dan hardcopy) + pernyataan bahwa citra satelit dan hasil penafsirannya benar.. Pembiayaan Tim Terpadu. Dibebankan kepada pemohon.

(14) 1. ALUR PROSES PELEPASAN KAWASAN HUTAN UNTUK KOMERSIL (PP.104 Th 2015; Permenhut P. 51/Menlhk/Setjen/KUM.1/6/2016). PERMOHONAN PENELITIAN TERPADU (PEMOHON). PERMOHONAN PELEPASAN KH (PEMOHON). Dirjen an. Menteri menolak TIDAK MEMENUHI KRITERIA Menteri LHK cq. Dirjen. Dirjen an. Menteri membentuk Tim Terpadu MEMENUHI KRITERIA. Laporan Tim Terpadu. BKPM AN. MENTERI MENERBITKAN SURAT PENOLAKAN. TELAAHAN HUKUM SYARAT:  ADMINISTRASI  TEKNIS. Tidak memenuhi. Menteri LHK melalui BKPM. Dirjen Melakukan Telaahan Teknis. MEMENUHI KRITERIA. TIDAK MEMENUHI. SEKJEN KLHK. BKPM. MEMENUHI KRITERIA. PENELAAHAN PERSYARATAN:  ADMINISTRASI  TEKNIS - Izin Lingkungan - Proposal dan Rencana Teknis - Rekomendasi Hasil Kajian Tim Terpadu. MENTERI LHK PENOLAKAN/ PERSETUJUAN. KOMERSIL. MEMENUHI KRITERIA. SEKJEN KLHK. KEWAJIBAN  TATA BATAS  PENGAMANAN KH. BKPM AN. MENTERI MENERBITKAN KEPUTUSAN PELEPASAN KAWASAN HPK UNTUK SELURUH ATAU SEBAGIAN KH YANG DIMOHON. PEMEGANG KEPUTUSAN PELEPASAN MELAKUKAN: 1. TATA BATAS SWASTA MAKSIMAL 1 TH DAN BATAS WAKTU TIDAK DAPAT DIPERPANJANG. PEMERINTAH DAPAT DIPERPANJANG 1 TAHUN 2. PENGAMANAN. BPKH. Ket: permohon non kemersial langsung ke Menteri (tanpa melalui BKPM) 20% lokasi yang dilepaskan harus diberikan kepada mayarakat untuk pembangunan kebun. DIRJEN AN. MENTERI MENERBITKAN KEPUTUSAN TENTANG BATAS PELEPASAN KAWASAN HPK. APABILA TATA BATAS TIDAK SELESAI SAMPAI BATAS WAKTU MAKA KEPUTUSAN PELEPASAN TIDAK BERLAKU.

(15) 2. ALUR PROSES PELEPASAN KAWASAN HUTAN UNTUK NON-KOMERSIL (PP.104 Th 2015; Permenhut P. 51/Menlhk/Setjen/KUM.1/6/2016). PERMOHONAN PENELITIAN TERPADU (PEMOHON). PERMOHONAN PELEPASAN KH (PEMOHON). Dirjen an. Menteri Menolak TIDAK MEMENUHI KRITERIA Menteri LHK cq. Dirjen. Dirjen an. Menteri Membentuk Tim Terpadu MEMENUHI KRITERIA. Laporan Tim Terpadu. SYARAT:  ADMINISTRASI  TEKNIS. Tidak memenuhi. Menteri LHK. DIRJEN AN. MENTERI MENERBITKAN SURAT PENOLAKAN. TELAAHAN HUKUM. TIDAK MEMENUHI KRITERIA. Dirjen Melakukan Telaahan Teknis. PEMEGANG KEPUTUSAN PELEPASAN MELAKUKAN:. MEMENUHI KRITERIA. SEKJEN KEMEN LHK. TIDAK MEMENUHI. PENELAAHAN PERSYARATAN:. MEMENUHI KRITERIA. MENTERI LHK PENOLAKAN/ PERSETUJUAN.  ADMINISTRASI  TEKNIS - Izin Lingkungan - Proposal dan Rencana Teknis - Rekomendasi Hasil Kajian Tim Terpadu. TIDAK MEMENUHI. MEMENUHI KRITERIA. MENTERI MENERBITKAN KEPUTUSAN PELEPASAN KAWASAN HPK UNTUK SELURUH ATAU SEBAGIAN KH YANG DIMOHON (NON KOMERSIL) KEWAJIBAN  TATA BATAS  PENGAMANAN KH. 1. TATA BATAS SWASTA MAKSIMAL 1 TH DAN BATAS WAKTU TIDAK DAPAT DIPERPANJANG. PEMERINTAH DAPAT DIPERPANJANG 1 TAHUN 2. PENGAMANAN. BPKH. DIRJEN AN. MENTERI MENERBITKAN KEPUTUSAN TENTANG BATAS PELEPASAN KAWASAN HPK. APABILA TATA BATAS TIDAK SELESAI SAMPAI BATAS WAKTU MAKA KEPUTUSAN PELEPASAN TIDAK BERLAKU.

(16) Progres Pelepasan Kawasan Hutan s/d Oktober 2017 PROGRES/TAHAPAN PROSES PERUNTUKAN. FASUM/FASOS/RELIGI. SYARAT TIDAK LENGKAP SYARAT LENGKAP UNIT 4. LUAS (HA). 35.447,46. UNIT 1. LUAS (HA) 184,49. PERSETUJUAN PRINSIP DAN TATA BATAS UNIT. 1. LUAS (HA) 56. PROSES PENERBITAN SK PELEPASAN. UNIT. LUAS (HA). SK PELEPASAN. 2. LUAS (HA). UNIT. 129,44. TOTAL UNIT. 8. LUAS (HA). 35.817,39. PERMUKIMAN -. SWASTA TRANSMIGRASI. 1. 5,10. 2. 32.695,39. 1. 322,50. 282. 894.530,25. 283. 2. 53.373,28. 3. 53.433.28. 1. 200,32. 1. 200,32. 3. 29.340,00. 3. 32.700,49 894.852,75. TRANSPORTASI/ PERHUBUNGAN -. PELABUHAN. BANDARA JALAN UMUM INDUSTRI PEMERINTAH SWASTA PERTANIAN. 1. 3. 29.340,00. 6. 13.223,35. 1. 60. 146,90. 1. 978,00. 9. 64.720,18. 17. 79.068,43. -. PERKEBUNAN (normal). 87. 1.317.183,05. 13. 199.746,18. 21. 168.601,00. 12. 130.465,00. 651. 6.310.298,63. 784. 8.126.293,86. -. PERKEBUNAN (PP 60). 86. 529.104,48. 15. 106.191,44. 5. 86.820,51. 13. 186.777,00. 34. 140.533,97. 153. 1.049.427,40. -. FOOD ESTATE. 28. 1.571.416,22. 2. 47.000,00. 15. 257.952,20. 48. 1.939.773,42. -. PERIKANAN. 3. 8.671,84. 3. 8.671,84. -. PERTANIAN LAINNYA. 2. 7.930,65. 2. 7.930,65. 4. 2.324,96. 4. 2.324,96. 3. 21.331,30. PETERNAKAN LAIN-LAIN TOTAL. 8 224. 54.049,57 3.550.091,73. 1 32. 109,80 353.231,91. 2. 1 32. 43.085,00. 1. 15,00 298.734,41. 27. 20.370,00. 338.590,00 1.010. 7.794.692,41. 13. 75.505,67. 1325. 12.335.340,46.

(17) PERHUTANAN SOSIAL. dalam keberpihakan untuk kesejahteraan masyarakat. INDONESIA. R A K YAT. Target RPJMN. Peta Indikatif Areal dan Perhutanan Sosial Seluas 13,46. juta Ha. 12,7 juta Ha. 2,5 552.752,70. HA 682.897,87 HA. 1.053.477,50. juta Ha. HA. HA. s/d 2015. 2016. 2017. 2018. 2019. Bukan Soal Target, Tapi Kesiapan Kelembagaan Calon Pemegang Izin/Hak (12,7 Juta Ha Di Saku Presiden, Pulang Pisau Tanggal 20 Desember 2016).

(18) 1. MEMPERKUAT KEHADIRAN NEGARA dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Program PSKL. RPJMN 2015 - 2019. Pemberantasan tindakan penebangan liar, perikanan liar dan penambangan liar. Menurunnya frekuensi dan luasan penebangan liar. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengamanan hutan melalui kemitraan, termasuk pengembangan hutan adat. Foto latar adalah Lokasi usulan Hutan Kemasyarakatan di Kabupaten Belitung, foto oleh Eris Maulana (Setditjen PSKL). 6. MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS RAKYAT dan DAYA SAING di pasar internasional. 7. MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan ketahanan air. Peningkatan Hasil Hutan Kayu. Ketahanan Air Tahun 2015 - 2019. Peningkatan keterlibatan masyarakat sebagai mitra usaha dalam bentuk Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), Hutan Adat (HA) dan Hutan Rakyat (HR). “Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemulihan kesehatan DAS melalui pengembangan Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakat (HKm), Hutan Desa (HD), Hutan Adat dan Hutan Rakyat (HR) serta peningkatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dari realisasi per Oktober 2014 sebesar 500.000 ha menjadi 12.700.000 ha pada 2019 dalam bentuk penambahan luas HTR, HKm, HD, Hutan Adat dan HR dan peningkatan hasil hutan bukan kayu. Akses Kelola Perhutanan Sosial 12,7 Juta Ha.

(19) KETIMPANGAN LAHAN. Reforma Agraria ASSET LAND REFORM. Land Tenure Right (UUPA No.5/1960). • Korporasi perkebunan BUMN/ swasta dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU) • Kepada perorangan/badan hukum dalam bentuk SHM (sertifikat hak milik) • Asset Agrarian Reform. TORA. 4,1 JUTA HA. *Dari Kawasan Hutan. 4,9 JUTA HA. *Diluar Kawasan Hutan. ACCESS REFORM AGRARIAN. Forest Tenure Right (UU No.41/1999) (UU No.5/1967). • IUPHHK pada HPH/HTI To Corporate/BUMN/ Private Distribute consession to the Job • Access Agrarian Reform. PERHUTANAN 12,7 JUTA HA SOSIAL.

(20) STRATEGI PERCEPATAN 12,7 Juta Ha Ada di kantong saya. A. PENYEDERHANAAN PERATURAN P.83/Menlhk/Setjen/Kum.1/10/2016 & Turunannya P.39/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2017. B S T R A T E G I. C. AMAN & TEPAT SASARA N. D E. PIAPS SK.22/Menlhk/Setjen/PLA.0/1/2017. POKJA PPS Perdirjen No. P.14/PSKL/SET/PSL.0/11/2016. SISTEM NAVIGASI PS. (AKPS Online : http//pskl.menlhk.go.id/akps) Perdirjen No. P.15/PSKL/SET/PSL.0/11/2016. PILOT PROJECT PERHUTANAN SOSIAL (16 Lokasi Pilot Project PS (Himbara) & 50 Lokasi Model PS (KemenDes)).

(21) SKEMA PERHUTANAN SOSIAL. IPHPS Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial P.39/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2017 TENTANG Perhutanan Sosial di Wilayah Kerja Perum Perhutani tanggal 9 Juni 2017 P.83/Menlhk/Setjen/Kum.1/10/2016 Tentang Perhutanan Sosial tanggal 25 Oktober 2016.

(22) PENYEDERHANAAN PERATURAN P.83/Menlhk/Setjen/Kum.1/10/2016 & Turunannya P.39/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2017 & Turunannya. Perdirjen PSKL Turunan P.83 Tahun 2016: • P.11/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan HPHD • P.12/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan IUPHKm • P.13/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan IUPHHK-HTR • P.14/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Fasilitasi Pembentukan dan Tata Cara Kerja Pokja PPS • P.15/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Tata Cara Permohonan Secara Elektronik (Online/Daring) • P.16/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Penyusunan RPHD, RKU IUPHKM, RKU IUPHHK HTR, RKT HPHD, RKKT IUPHKm dan RKT IUPHHK HTR • P.17/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan HTR • P.1/PSKL/SET/PSL.0/2/2017 tentang Perubahan Lampiran VII Peraturan Ditjen PSKL Nomor P.13/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 tentang Pedoman Verifikasi Permohonan IUPHHK-HTR • P.39/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2017 tentang Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial di Wilayah Kerja Perum Perhutani.. SKEMA PERIZINAN PS HD, HKM dan HTR. http//pskl.menlhk.go.id/akps. 22.

(23) CAPAIAN KINERJA PEMBERIAN AKSES KELOLA KAWASAN HUTAN (S/D Agustus 2017) (HPHD, IUPHKm, HTR, Kemitraan, HA dan IPHPS) TOTAL. Luas: 1.053.477,50 Ha 239,341 KK 3.879 Unit SK Ijin/Hak/Mou/Kelompok. ±7 Tahu n. NO 1 2 3 4 5 6. SKEMA HD HKM HTR KEMITRAAN HUTAN ADAT IPHPS Jumlah. ±3 Tahu n. Pra Kabinet Kerja 2007- Oktober 2014 Luas (Ha) 78.072,00 153.725,15 198.594,87 18.712,22 449.104,23. 2.460 Kelompok telah difasilitasi Pengembangan Usaha. Kabinet Kerja November 2014-2017 Luas (Ha) 413.890,83 90.709,52 33.455,54 52.895,98 8.746,49 4.674,90 604.373,26. Total Luas (Ha) 491.962,83 244.434,67 232.050,41 71.608,20 8.746,49 4.674,90 1.053.477,50.

(24) TERIMAKASIH.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam Undang-Undang Bea Meterai Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Meterai dikaitkan dengan perkembangan teknologi informasi di Indonesia di

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pelembab dengan PEA selama 14 hari dapat memperbaiki fungsi sawar kulit yang dinilai dengan penurunan TEWL dan penurunan jumlah

Isolasi dan Pemanfaatan Konsorsium Bakteri Lignoselulolitik Kolon Sapi Bali dan Sampah TPA Sebagai Inokulan.. Biosuplemen Berprobiotik Peternakan Sapi Bali Berbasis 2

Rumusan daripada analisis keseluruhan menunjukkan bahawa faktor tertinggi yang mendorong masyarakat Baba dan Nyonya di Bandar Melaka menceburi bidang keusahawanan

mengurangkan masalah dalam hubungan manusia dan untuk memperbaiki kehidupan melalui interaksi manusia yang lebih baik.Selain itu,terdapat ramai pekerja dalam profesion bantuan

Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian (selanjutnya disebut sebagai "MSP") ini adalah sebagai kerangka kerja sama diantara Para Pihak termasuk namun tidak terbatas

1. Aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan

The result of testing hypothesis determine that the Alternative Hypothesis (Ha) stating that there was significant effect of using guided questions on writing