• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Guru Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjasorkes Melalui CAI ( Computer Assisted Instruction ) Pada Kelas X Di SMK Negeri 6 Jakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Upaya Guru Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjasorkes Melalui CAI ( Computer Assisted Instruction ) Pada Kelas X Di SMK Negeri 6 Jakarta."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

M

M

A

A

K

K

A

A

L

L

A

A

H

H

U

U

P

P

A

A

Y

Y

A

A

G

G

U

U

R

R

U

U

U

U

N

N

T

T

U

U

K

K

M

M

E

E

N

N

I

I

N

N

G

G

K

K

A

A

T

T

K

K

A

A

N

N

H

H

A

A

S

S

I

I

L

L

B

B

E

E

L

L

A

A

J

J

A

A

R

R

P

P

E

E

N

N

J

J

A

A

S

S

O

O

R

R

K

K

E

E

S

S

M

M

E

E

L

L

A

A

L

L

U

U

I

I

C

C

A

A

I

I

(

(

C

C

O

O

M

M

P

P

U

U

T

T

E

E

R

R

A

A

S

S

S

S

I

I

S

S

T

T

E

E

D

D

I

I

N

N

S

S

T

T

R

R

U

U

C

C

T

T

I

I

O

O

N

N

)

)

P

P

A

A

D

D

A

A

K

K

E

E

L

L

A

A

S

S

X

X

D

D

I

I

S

S

M

M

K

K

N

N

E

E

G

G

E

E

R

R

I

I

6

6

J

J

A

A

K

K

A

A

R

R

T

T

A

A

D

D

i

i

s

s

u

u

s

s

u

u

n

n

O

O

l

l

e

e

h

h

:

:

D

D

R

R

S

S

.

.

D

D

E

E

N

N

N

N

Y

Y

H

H

E

E

R

R

A

A

W

W

A

A

N

N

D

D

i

i

b

b

i

i

a

a

y

y

a

a

i

i

O

O

l

l

e

e

h

h

:

:

D

D

a

a

n

n

a

a

B

B

l

l

o

o

c

c

k

k

G

G

r

r

a

a

n

n

t

t

D

D

e

e

n

n

g

g

a

a

n

n

S

S

u

u

r

r

a

a

t

t

P

P

e

e

r

r

j

j

a

a

n

n

j

j

i

i

a

a

n

n

P

P

e

e

l

l

a

a

k

k

s

s

a

a

n

n

a

a

a

a

n

n

P

P

e

e

n

n

e

e

l

l

i

i

t

t

i

i

a

a

n

n

L

L

P

P

M

M

P

P

N

N

o

o

m

m

o

o

r

r

:

:

9

9

4

4

1

1

/

/

F

F

/

/

F

F

2

2

8

8

/

/

L

L

L

L

/

/

2

2

0

0

0

0

8

8

1

1

1

1

4

4

A

A

/

/

H

H

3

3

9

9

.

.

9

9

/

/

P

P

L

L

/

/

2

2

0

0

0

0

8

8

D

D

i

i

r

r

e

e

k

k

t

t

o

o

r

r

a

a

t

t

P

P

r

r

o

o

f

f

e

e

s

s

i

i

P

P

e

e

n

n

d

d

i

i

d

d

i

i

k

k

D

D

I

I

r

r

e

e

k

k

t

t

o

o

r

r

a

a

t

t

J

J

e

e

n

n

d

d

e

e

r

r

a

a

P

P

e

e

n

n

i

i

n

n

g

g

k

k

a

a

t

t

a

a

n

n

M

M

u

u

t

t

u

u

P

P

e

e

n

n

d

d

i

i

d

d

i

i

k

k

a

a

n

n

d

d

a

a

n

n

T

T

e

e

n

n

a

a

g

g

a

a

K

K

e

e

p

p

e

e

n

n

d

d

i

i

d

d

i

i

k

k

a

a

n

n

D

D

e

e

p

p

a

a

r

r

t

t

e

e

m

m

e

e

n

n

P

P

e

e

n

n

d

d

i

i

d

d

i

i

k

k

a

a

n

n

N

N

a

a

s

s

i

i

o

o

n

n

a

a

l

l

S

S

M

M

K

K

N

N

E

E

G

G

E

E

R

R

I

I

6

6

J

J

A

A

K

K

A

A

R

R

T

T

A

A

J

J

A

A

K

K

A

A

R

R

T

T

A

A

S

S

E

E

L

L

A

A

T

T

A

A

N

N

D

D

K

K

I

I

J

J

A

A

K

K

A

A

R

R

T

T

A

A

2

2

0

0

0

0

8

8

(2)

Upaya Guru Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjasorkes Melalui CAI ( Computer Assisted Instruction )

Pada Kelas X Di SMK Negeri 6 Jakarta.

Drs. Denny Herawan *

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2008 – 2009 di SMK Negeri 6 Jakarta dengan sample penelitian sebanyak 39 orang siswa yang terdiri dari 22 orang siswa dan 17 orang siswi yaitu pada kelas X program keahlian penjualan. Dengan tujuan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran penjasorkes. Penelitian dilakukan dengan menggunakan model penelitian tindakan kelas Suharsimi Arikunto, Suharjono, Supardi, 2007 yang meliputi empat komponen tindakan yaitu : perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflection) melalui 3 (tiga) siklus. Bila terdapat hasil yang tidak memuaskan dalam pelaksanaan pembelajaran yang terdapat pada setiap siklus dilakukan analisis untuk dilakukan perbaikan. Hasil analisis pada setiap siklus digunakan sebagai acuan untuk dilakukan peningkatan pada siklus berikutnya. CAI adalah semua materi atau aktifitas pembelajaran disajikan melalui komputer untuk meningkatkan interaksi yang efektifdengan engutamakan kerjasama kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Fokus dari penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar penjasorkes melalui CAI, faktor yang diamati adalah bagaimana peran guru dalam membimbing siswa dan mengamati jalannya proses pembelajaran yang efektif, apakah pembelajaran melalui CAI dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Adapun hasil penelitian yang dicapai yaitu pada siklus I terdapat 7 siswa dari 39 siswa ( 17,95% ) yang memperoleh nilai dibawah standar kriteria ketuntasan minimal dengan nilai 7.0 , pada siklus II adalah terdapat 3 siswa dari 39 siswa ( 7,69% ) dibawah KKM dan pada siklus III 39 siswa berhasil mencapai nilai sesuai standar KKM.

Dalam penulisan Makalah Penelitian Tindakan Kelas ini memberi kesimpulan peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab guru sebagai fasilitator. Guru diharapkan dapat membuat rancangan pembelajaran yang dapat disenangi oleh siswa sehingga kegiatan belajar dapat mencapai tujuan yang lebih optimal.

Melalui rancangan pembelajaran dengan penerapan CAI dapat dibuktikan adanya peningkatan hasil dan kualitas kegiatan belajar.

Kata Kunci :

(3)

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal. Dikatakan formal karena di sekolah terlaksana kegiatan yang terencana dan terorganisasi, termasuk kegiatan proses belajar mengajar di dalam kelas.

Penjasorkes adalah ilmu keolahragaan yang merupakan salah satu bidang ilmu yang dijadikan sebagai mata pelajaran pokok dari tingkat SD sampai tingkat lanjutan atas. Selaku pendidik, guru penjasorkes mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Strategi yang perlu diambil dalam rangka pembaharuan pendidikan, hendaklah guru mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan daya kreatifitas siswa.

Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar akan menumbuhkan keterampilan siswa.

Sebagai lembaga pendidikan formal, SMK Negeri 6 Jakarta khususnya kelas X Program keahlian Penjualan yang memiliki permasalahan dalam proses pembelajaran penjasorkes sebagai berikut :

1. Ketidaksiapan siswa dalam belajar penjasorkes. Hal ini ditunjukan dengan siswa yang terlambat masuk, mengikuti pelajaran baik di kelas maupun mengikuti pelajaran olahraga dilapangan dan hanya sebagian yang membawa pakaian olahraga.

2. Rendahnya penguasaan keterampilan siswa terhadap materi pembelajaran penjasorkes. Dari hasil tes awal diperoleh hasil nilai tes dan pengukuran terdapat 87,18% siswa tidak mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal( KKM) 7.00, hanya sebesar 12,82% siswa yang memenuhi nilai KKM.

Fokus dari penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar olahraga melalui CAI pada kelas X di SMK Negeri 6 Jakarta. Beberapa hal yang akan diamati oleh peneliti yaitu :

1. Bagaimana peranan guru dalam membimbing dan mengamati jalannya proses pembelajaran yang efektif ?

2. Apakah pembelajaran melalui CAI dapat meningkatkan aktifitas siswa ?

3. Apakah pembelajaran CAI dapat meningkatkan hasil belajar penjasorkes siswa ? Tujuan penelitian ini adalah sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran penjasorkes, Terutama adanya perbaikan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar penjasorkes antara lain :

(4)

1. Bagi siswa

Meningkatkan hasil belajar olahraga pada siswa kelas X SMK Negeri 6 Jakarta. 2. Bagi Guru

Meningkatkan kinerja dan kompetensinya, sehingga guru mampu : a. Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya

b. Merumuskan masalah pembelajaran yang dihadapinya

c. Merumuskan pemecahan masalah pembelajaran yang dihadapinya d. menyusun rencana perbaikan pembelajaran

e. malaksanakan perbaikan

f. menerapkan hasil perbaikan di sekolah

B. KAJIAN TEORI

1. Hakikat Belajar Penjasorkes

Setiap saat di dalam kehidupan, manusia selalu mengalami proses belajar. Belajar merupakan suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman yang mampu mengubah tingkah laku seseorang sehingga tingkah laku orang itu tetap dan tidak akan berubah lagi dengan modifikasi yang sama. Hal senada juga diungkapkan Hilhard Bower ( 1975 ) bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang – ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku tidak dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawa kematangan. Dari pendapat di atas, maka belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman sehingga mampu menghasilkan perubahan tingkah laku berupa kecakapan pengetahuan , sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan yang sikapnya menetap.

2. Hakikat Hasil Belajar Penjasorkes

Hasil belajar menurut Bloom (1955 ) diklasifikasikan menjadi 3 ranah antara lain :

(a) Ranah kognitif, berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, plikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

(b) Ranah afektif, berkaitan dengan sikap dari 5 aspek yakni penerimaan, tanggapan, penilaian, organisasi.

(5)

bertindak, secara umum meliputi gerakan seluruh badan, kemampuan dalam berbicara, hasil belajar tersebut selalu berhubungan satu sama lain.

Sedangkan menurut Freeman ( 1977, 1992 ) menegaskan ” bahasa jasmani meliputi pembangunan fizikal dan mental dan menumpu pada tiga domain pendidikan, yaitu psikomotor, kognitif dan afektif ”.

Berdasarkan beberapa definisi diatas. Dapat dikemukakan bahwa hakikat hasil belajar penjasorkes adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar penjasorkes untuk mendapatkan perubahan tingkah laku mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. Hakikat Efektivitas Belajar Penjasorkes

Berdasarkan Kamus Besar Indonesia efektif berarti ada efeknya (akibat, pengaruhnya , kesannya) dapat membawa hasil berdaya guna. Secara umum teori efektifitas berorientasi pada tujuan. Sehingga menjadi jelaskan bila tujuan yang telah dicapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya adalah efektif. Dalam bidang pendidikan efektif dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi efektif mengajar guru dan segi efektif belajar siswa. Efektif mengajar guru terutama menyangkut sejauh mana jenis-jenis kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar siswa terutama telah dicapai melalui kegiatan-kegiatan belajar yang ditempuh.

4. Hakikat Pembelajaran melalui CAI

Pembelajaran melalui CAI merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran penjasorkes dengan menggunakan CAI adalah untuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar. Pembelajaran penjasorkes dengan menggunakan CAI sebenarnya merupakan kerja kelompok, namun ada beberapa unsur yang membedakan pembelajaran penjasorkes dengan menggunakan CAI dengan kerja kelompok biasa. Lima karakteristik dalam pembelajaran penjasorkes menggunakan CAI yaitu :

(6)

A. Rasa saling ketergantungan positif B. Tanggung jawab perseorangan

C. Tatap muka, memperoleh informasi lebih jelas D. Komunikasi antar anggota

E. Evaluasi proses kelompok dan Individu

Proses pembelajaran dengan model pembelajaran Berbasis CAI dimulai dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil ( 5 -10 siswa per kelompok). Setiap siswa ditempatkan didalam kelas maupun dilapangan sedemikian rupa hingga antara kelompok dapat belajar beriskusi maupun melakukan praktek keterampilan dengan baik tanpa mengganggu kelompok yang lain.

Evaluasi dilakukan berdasarkan pencapaian hasil belajar kumulatif dalam kelompok. Kemampuan atau prestasi setiap anggota kelompok sangat menentukan hasil pecapaian belajar kelompok. Untuk itu penguasaan materi pelajaran setiap siswa sangat ditekankan dalam pembelajaran CAI diharapkan siswa dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal dengan cara berfikir aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

5. Hipotesis Tindakan

Penerapan pembelajaran dengan menggunakan CAI dalam pembelajaran penjasorkes dapat meningkatkan efektivitas belajar penjasorkes siswa.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan mengunakan 3 siklus. Pada tindakan penelitian kelas dilakukan dengan empat tahapan Yaitu :

1. Perencanaan.

Dalam tahapan ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati kemudian membuat instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. 2. Tindakan.

Pada tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan rancangan.

3. Pengamatan.

Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan berlangsung agar mendapatkan data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

(7)

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul kemudian dievaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Subyek penelitian penelitian siswa Kelas X program keahlian penjualan sejumlah 39 siswa yang terdiri dari 22 putra dan 17 putri dimana pada kelas ini diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ).

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

a. Siklus Ke-1

Berdasarkan pengukuran hasil belajar melalui kegiatan tes dan pengukuran pada siklus 1 masih terdapat 7 (tujuh) siswa yang memperoleh nilai dibawah standar minimal yaitu 17.95 % (tujuh belas koma sembilan lima persen) atau terdapat 82.05 % siswa yang kompeten. Setelah dilakukan pengamatan ternyata ketika kegiatan belajar berlangsung siswa yang tidak kompeten kurang berperan aktif dalam kegiatan belajar ketidak aktifan itu disebabkan oleh adanya ketidak nyamanan siswa ketika mengikuti aktifitas belajar dengan metode yang baru diterapkan.

Grafik 1. Hasil Nilai Siklus 1

1 Tidak Lulus Lulus Jumlah 39 32 7 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Grafik Hasil Nilai Pada Siklus I

(8)

Grafik Persentase Hasil Nilai Pada Siklus I Tidak Lulus, 17.95% Lulus, 82.05% Jumlah, 100.00%

Tidak Lulus Lulus Jumlah

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka peneliti sebagai fasilitator mengadakan refleksi bersama rekan sejawat yang menghasilkan pembahasan : a) Penerapan metode belajar aktif kreatif harus secara terus menerus diuji

cobakan sebelum metode pembelajaran ini diterapkan dalam kegiatan belajar sehingga lebih terbiasa.

b) Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran aktif kreatif hendaknya fasilitator terlebih dulu memberikan penjelasan secara rinci dan dipahami oleh siswa dari instruksi kerja.

Hasil refleksi antara fasilitator dengan rekan sejawat tersebut menjadi perbaikan dan koreksi dalam perancangan dan pelaksanaan kegiatan pada siklus ke-2. b. Siklus Ke-2

Pada siklus ke-2 dari 39 ( tiga puluh sembilan ) hanya terdapat 3 ( tiga ) siswa yang tidak kompeten dengan hasil perhitungan sebesar 7.69 % ( tujuh koma enam sembilan persen) dan siswa yang kompeten sebesar 92.31 %( Sembila dua koma tiga puluh satu persen ). Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan kolaborator dapat ditarik benang merah penyebab siswa tidak kompeten, yaitu tidak dimilikinya rasa percaya diri yang tinggi pada siswa.

Grafik2. Hasil Nilai Siklus 2

1 Tidak Lulus Lulus Jumlah 39 36 3 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Grafik Hasil Nilai Pada Siklus II

(9)

Grafik Pesentase Hasil Nilai Pada Siklus II Tidak Lulus, 7.69% Lulus, 92.31% Jumlah, 100.00%

Tidak Lulus Lulus Jumlah

Rasa rendah diri dan kurang percaya diri yang berlebihan menyebabkan siswa tidak mampu berkonsentrasi secara penuh pada saat kegiatan belajar berlangsung dan akhirnya siswa tidak mampu menguasai bahan/ materi ajar sehingga siswa tidak dapat memperoleh hasil tes dan pengukuran secara maksimal. Berdasarkan hasil refleksi dengan rekan sejawat maka kunci jawaban untuk permasalahan tersebut adalah :

a. Pengakuan atau pemberian penghargaan terhadap keberhasilan yang telah diperoleh siswa yang berupa pujian atau sekedar sedikit sentuhan sebagai ungkapan kasih sayang antara fasilitator dengan siswa.

b. Memberikan teguran yang manusiawi apabila ada kesalahan atau kekeliruan serta kegagalan yang dibuat siswa melalui nasihat yang sederhana dan singkat untuk membuka pikiran (open mind/ mind set) siswa.

3. Siklus Ke-3

Setelah siklus ke-3 dilakukan sesuai ketentuan dan mengikuti koreksi serta perbaikan dari siklus ke-1 dan ke-2 hasil berdasarkan nilai hasil tes dan pengkuran pada siklus ke-3 ternyata seluruh siswa kompeten dengan nilai perhitungan 100 %, ini berarti bahwa kegiatan belajar dengan penerapan CAI mampu meningkatkan hasil dan kualitas peran serta siswa dalam kegiatan belajar.

Sehingga prestasi siswa meningkat dan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.

(10)

1 Tidak Lulus Lulus Jumlah 39 39 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Grafik Hasil Nilai Pada Siklus III

Tidak Lulus Lulus Jumlah

Grafik Persentase Hasil Nilai Pada Siklus III Tidak

Lulus, 0.00% Lulus, 100.00% Jumlah, 100.00%

Tidak Lulus Lulus Jumlah

2. Pemahaman Hasil Penelitian

Data awal pada siklus 1 terlihat 17.95 % ( tujuh belas koma sembilan puluh lima persen ) siswa belum kompeten terhadap sub kompetensi, pengidentifikasian materi yang diberikan. Peneliti berasumsi bahwa data dapat ditingkatkan melalui penerapan CAI yang memberikan perbaikan dan koreksi dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 dan diperoleh penurunan jumlah data yang belum kompeten 7.69 % ( tujuh koma enam puluh sembilan persen ) dan dilanjutkan , kegiatan dilanjutkan dengan siklus 3 secara keseluruhan 100% ( seratus persen ) dinyatakan telah kompeten dalalm penguasaan kompetensi lari jarak pendek 100 Meter.

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menilai bahwa penerapan CAI cukup signifikan untuk meningkatan hasil belajar dan sikap siswa.

Dengan demikian hipotesa awal yang menyatakan ” Jika kegiatan pembelajaran dilakukan melalui strategi penerapan CAI diwujudkan maka setiap siswa, hasil dan kualitas belajarnya akan meningkat ”.

(11)

E. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab guru sebagai fasilitator. Guru diharapkan dapat membuat rancangan pembelajaran yang dapat disenangi oleh siswa sehingga kegiatan belajar dapat mencapai tujuan yang lebih optimal.

Melalui rancangan pembelajaran dengan penerapan CAI dapat dibuktikan adanya peningkatan hasil dan kualitas kegiatan belajar. Proses penerapan CAI mampu:

1. Memberikan visualisasi terhadap pemberian materi pelajaran 2. Mudah untuk menganalisa materi pelajaran.

3. Memberikan efek motivasi karena peraganya menampilkan para pemegang juara dunia .

4. Penjabaran Instruksionalnya dilakukan secara benar. 5. Pemahaman materi dapat dilakukan secara berulang - ulang

Ternyata mampu mencapai penguasaan kompetensi lari Jarak pendek secara maksimal ( 100 % ).

b. Saran

Untuk lebih meningkatkan aktifitas guru/ fasilitator dalam kegiatan penelitian tindakan kelas maka disarankan kepada :

1. Sekolah hendaknya memberikan kesempatan dan bantuan kepada guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas karena hasilnya akan sangat bermanfaat kepada kualitas guru maupun kegiatan pembelajaran.

2. Kolaborator disarankan agar lebih jelas dalam mengungkapkan dan memberikan tanggapan, saran dan ide yang membangun untuk meningkatkan mutu penelitian tindakan kelas.

3. Sekolah hendaknya memfasilitasi materi bahan ajar melalui penerapan CAI dengan menyiapkan CD pembelajaran agar guru mudah menyiapkan perencanaan pembelajaran.

(12)

F. DAFTAR PUSTAKA

Bloom (1955), Pengertian belajar, Motorik, http://elearning=po.unp.ac.id, internet, 2008 Dollar, Miller (1970) Makmun, S A 2004, Efektifitas Prilaku Belajar,

http://andimasmuadi.wordpress.com, internet, 2008

Douer (1995), Menyunting Pendidikan Jasmani, http://ms.wikipedia.org, internet, 2008. Freeman (1977-1992), Pengertian Belajar, Motorik, http://elearning-po.unp.id, internet,

2008.

Gagne (1977), The Condition Of Learning, http://id.anwer.yahoo.com, internet, 2008. Great News Network - Daily Gadget & Technology Digital Life Style News,

http://blog.persimpangan.com, 2007

Hilhard Bower, Theories Of Learning, http://id.anwer.yahoo.com, internet, 2008. Lie, Coorporative Learning , mempraktikan Cooperative Learning diruang-ruang kelas,

Jakarta, Grasindo, 2002.

Pramono Gatot, Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran, Pusat Tehnologi Informasi dann Komunikasi Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008

Robert Coles, 2003, Menumbuhkan Kecerdasan Moral pada Anak, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Renstrom, Rox (1988), dalam A S Watson, Children In Sport dalam Bloomfield,

http://geraksehat.wordpress.com, internet, 2007.

Suharsimi Arikunto, Suharjono, Supardi, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Team Penulis, 1998, Buku panduan Pendidikan Jasmani dan kesehatan, PT Galaxi Puspa Mega, Jakarta.

Gambar

Grafik 1.  Hasil Nilai Siklus 1
Grafik Persentase Hasil Nilai  Pada Siklus I Tidak Lulus,  17.95% Lulus,  82.05%Jumlah, 100.00%
Grafik Pesentase  Hasil Nilai  Pada Siklus II Tidak Lulus,  7.69% Lulus, 92.31%Jumlah,  100.00%
Grafik Hasil Nilai   Pada Siklus III

Referensi

Dokumen terkait

pelaksanaan evalusasi dan pelaporan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber

Gambar 6 memperlihatkan, pada folikel primer oosit membesar, dan sel folikel berubah menjadi kubus atau batang, kemudian bermitosis berulang-ulangmembentuk sel-sel granulosa,

UPAYA PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA PERKAWINAN SUKU BANJAR DI KALIMANTAN SELATAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada fakultas pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah Bagaimana Model Pembinaan Akhlak Mulia dalam Meningkatkan dan Menjaga Disiplin Kebersihan di Pondok Pesantren

- jika banyak data ganjil , setelah data disusun menurut nilainya dari kecil ke besar, maka median merupakan data yang paling tengah. - jika banyak data

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh pusat penelitian kajian pembangunan lembaga penelitian Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang kerjasama dengan Bank

Sedangkan untuk mengetahui tentang efektifitas kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi akan dilakukan kajian secara mendalam terhadap kebijakan