PENGARUH FASE PERKEMBANGAN EMBRIO SOMATIK KOPI
ROBUSTA (Coffea canephora Pierre ex A. Froehner) TERHADAP
KEBERHASILAN PERKECAMBAHAN DAN AKLIMATISASI
SECARA LANGSUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana (S-1)
Oleh:
SETYANING SUCI MEITRI RAHAYU
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Mamah dan papah tercinta.
MOTTO
“Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.”
HR. Ath- Thabrani
Pengaruh Fase Perkembangan Embrio Somatik Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre ex A. Froehner) Terhadap Keberhasilan Perkecambahan dan Aklimatisasi
Secara Langsung
ABSTRAK
Embriogenesis somatik merupakan salah satu teknik terbaik untuk memperoleh bibit kopi berkualitas tinggi dengan jumlah masal. Namun demikian, bibit yang dihasilkan dari teknik tersebut relatif mahal (Rp20.000,00 / bibit) bila dibandingkan dengan pembibitan melalui biji (hanya sekitar Rp4.000,00/ bibit). Pengembangan teknik aklimatisasi embrio somatik secara langsung (direct sowing) dapat digunakan untuk menurunkan biaya produksi karena mampu mempersingkat waktu kulturin vitro yang relatif mahal. Namun tingkat keberhasilan teknik tersebut masih relatif rendah.Salah satu kendala yang dihadapi adalah belum ditemukannya fase perkembangan embrio yang tepat untuk dapat diaklimatisasikan secara langsung (Ducos et al., 2007).Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari fase perkembangan embrio terbaik yang dapat diaklimatisasikan secara langsung.Bahan penelitian yang digunakan adalah embrio somatik dengan empat fase perkembangan yang berbeda, yaitu torpedo, kotiledon, kecambah dengan kotiledon menutup, dan kecambah dengan kotiledon membuka. Embrio tersebut ditanam pada medium tanam dan disiram dengan medium dasar MS (Murashige-Skoog, 1962) tanpa penambahan gula dan vitamin serta ditambahkan ZPT furfuryl amino purin (Kinetin) dan indole butyric acid (IBA)
. Setelah 60 hari kultur, didapatkan hasil bahwa semakin dewasa fase perkembangan embrio semakin tinggi tingkat keberhasilan aklimatisasi embrio dalam kondisi ex vitro. Embrio fase kecambah dengan kotiledon membuka sudah dapat diaklimatisasi secara langsung dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi (60%) serta mampu tumbuh dengan sempurna, yaitu memiliki daun mencapai 3,3 helai. Embrio somatik dengan fase perkembangan yang lebih awal tidak disarankan untuk diaklimatisasi. Embrio pada fase tersebut hanya mampu bertahan selama 2 minggu kultur, mayoritas akan mati setelah 7 minggu sehingga hanya tersisa 10 % setelah 12 minggu kultur.
Kata kunci :direct sowing, embriogenesis somatik, fase perkembangan embrio, kopi robusta
7
10−
5
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan hidahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh fase perkembangan embrio somatik kopi robusta (Coffea canephora Pierre ex A.
Froehner) terhadap keberhasilan perkecambahan dan aklimatisasi secara
langsung” dengan lancar.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sisunandar, Ph.D selaku Pembimbing I dan Drs. Arief Husin, M.Si selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Pudiyono, M.Hum selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
2. Seluruh Dosen program studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
3. Alkhikmah, S.Si, selaku Laboran Laboratorium Genetika dan Botani yang dengan sabar membantu penulis selama melakukan penelitian.
4. Teman seperjuangan, Isna, Ningsih, Yongki, Echa& Iza. Terima kasih telah banyak membantu dalam melakukan penelitian ini.
5. Sahabat terbaik (Anis, Arin, Siti, Bejo, Irma, dan Anggun). Terima kasih telah memberi semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat dan teman-teman program studi Pendidikan Biologi angkatan 2011 yang selalu ada untuk berbagi ide, ilmu dan pengalaman.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka.
Purwokerto, 18 Februari 2016
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH...
DAFTAR ISI...
1.1Latar Belakang Masalah... 1.2Tujuan Penelitian... 1.3Manfaat Penelitian...
2.1.3 Spesies Kopi... 2.3.1 Embriogenesis Somatik Kopi dan Permasalahanya..
2.3.2 Aklimatisasi Embrio Somatik Secara Langsung (Direct sowing)... 2.4 Fase Perkembangan Embrio Somatik dalam teknik direct
sowing...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu, Tempat, dan Bahan Penelitian... 3.2 Induksi Embrio Somatik... 3.3 Uji Pengaruh Fase Perkembangan Embrio Somatik Kopi
Robusta Coffea canephora Pierre ex A. Froehner) Terhadap Keberhasilan Perkecambahan dan Aklimatisasi ... 3.4 Observasi dan Analisis Data...
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan...
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan... 5.2 Saran...
DAFTAR PUSTAKA...
LAMPIRAN...
37
DAFTAR TABEL
Nomor
3.1
Judul Tabel
Ciri-ciri morfologi embrio somatik kopi dengan perbedaan fase perkembangan yang digunakan dalam penelitian ini...
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Produktivitas perkebunan kopi Indonesia dibandingkan dengan tiga negara dengan produktivitas kopi terbesar di dunia, pada tahun 2009 - 2013 (FAO,2015)... Anatomi dan morfologi biji kopi yang menunjukkan posisi embrio zigotik pada endosperma dan morfologi embrio zigotik kopi yang tumbuh setelah 60 hari setelah proses perkecambahan dimulai (Eira et al, 2006) ... Pemanfaat akar kopi sebagai miniatur pohon (A; (Towaha & Purwanto, 2014), pemanfaat batang kopi sebagai kursi (B; (Towaha & Purwanto, 2014), olahan biji kopi (PJScoffea.com) ... Perbandingan biji C. Arabica dengan C. canephora var.robusta yang menunjukkan kopi arabika memiliki bentuk lebih lonjong dibandingkan kopi robusta (Ciptaningsih, 2012) ... Nilai produksi kopi rata-rata per tahun dari empat negara pengahasil kopi terbesar di dunia pada tahun 2010 - 2013 (FAO, 2015)... Produktivitas perkebunan kopi di Indonesia dibandingkan dengan tiga negara yang memiliki produktivitas kopi terbesar di dunia dalam kurun waktu tahun 1980 - 2013 (FAO, 2015)... Perbanyakan kopi secara vegetatif, stek (A; kopimalabar.com), okulasi (B; Fikriyadi, 2013), dan sambung pucuk (C; kopimalabarindonesia.com, 2013)... Tahap Perkembangan Embrio Somatik ; induksi kalus
3.2
3.3
3.4
4.1
4.2
MIE berisi kalus embrionik yang diletakan pada shaker dengan kecepatan 75 rpm... Embrio tahap torpedo (A), tahap kotiledon (B), tahap kecambah (C) yang digunakan dalam penelitian iniserta fase kecambah dengankotledon terbuka (D)... Embrio somatik dicuci bersih menggunakan air mengalir (A), embrio somatik direndam dengan larutan 2 % fungisida (B), embrio ditanam ke dalam sekam steril yang berisi medium dasar MS cair tanpa penambahan vitamin dan gula (C), toples ditutup dan di pemeliharaan dengan intensitas cahaya 480 lux dan periodisasi 14 jam terang dan 10 jam gelap dengan suhu 25 – 28 oC (D)... Pengaruh fase perkembangan embrio somatik terhadap keberhasilan aklimatisasi (A), pertambahan tinggi tanaman (B), dan jumlah daun (C). Diagram batang menunjukan rata-rata ± standar error dari setiap perlakuan dengan ulangan sebanyak 3 kali. Huruf yang berbeda pada setiap kelompok diagram batang menunjukan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan setelah dianalisis dengan menggunakan beda nyata terkecil (LSD) pada tingkat kepercayaan 95 %.)... Contoh embrio fase torpedo yang mengalami pencoklatan jaringan setelah 12 minggu aklimatisasi(A), contoh embrio fase kotiledon setelah 12 minggu aklimatisasi dengan peningkatan tinggi mencapai 5 mm (B), contoh embrio fase kecambah dengan kotiledon membuka setelah 12 minggu aklimatisasi dengan rata-rata peningkatan tinggi mencapai 10 mm dan jumlah daun 3,3 helai (C)...
31
32
33
35
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
3.1
Judul Lampiran
Medium Murashige-Skoog (MS;1962) yang terdiri atas makronutrien dan mikronutrien yang dikombinasikan dengan Na2 EDTA dan FeSO4 7H2O untuk 500
ml...
Halaman