• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - WAHYU BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - WAHYU BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran dan keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan umur harapan hidup, yang berarti bertambah pula populasi lanjut usia (lansia) (Widyastuti dkk, 2011). Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan yang terbesar bagi lansia adalah meningkatkan kesehatan. Salah satu aspek utama dari peningkatan kesehatan untuk lansia adalah pemeliharaan tidur untuk memastikan pemulihan fungsi tubuh sampai tingkat fungsional yang optimal dan untuk memastikan keterjagaan disiang hari guna menyelesaikan tugas-tugas dan menikmati kualitas hidup yang tinggi (Sumedi, 2010).

(2)

Lanjut usia pada umumnya memiliki banyak keluhan kesehatan, salah satunya adalah insomnia. Insomnia merupakan salah satu gangguan utama dalam memulai dan mempertahankan tidur di kalangan lansia. Insomnia didefinisikan sebagai suatu keluhan tentang kurangnya kualitas tidur yang disebabkan oleh salah satu dari sulit memasuki tidur, sering terbangun malam kemudian kesulitan untuk kembali tidur, bangun terlalu pagi, dan tidur yang tidak nyenyak (Joewana, 2005).

Cara meningkatkan kesehatan usia lanjut adalah cara senam. Senam lansia merupakan alternatif yang positif untuk membina kesehatan jasmani dan memelihara kebugaran. Senam lansia selain memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur (Widyastuti dkk, 2011).

(3)

B. Rumusan Masalah

Senam lansia mempunyai banyak manfaat bagi lansia. Manfaat dari aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang ada di dalam tubuh (Widyastuti, 2011).

Olah raga terbukti memperbaiki kualitas tidur pada lanjut usia. Dengan berolah raga, diharapkan dapat tidur lebih cepat, lebih jarang terbangun dan tidur lebih dalam. Salah satu jenis olahraga yang bisa dilakukan pada lansia yaitu senam bugar lansia. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Senam bugar lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur (Sumedi, T. Wahyudi & Kuswati, A. 2010).

(4)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan tingkat insomnia antara lansia yang aktif senam dan lansia yang tidak aktif senam di Desa Bobotsari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, riwayat pekerjaan, status perkawinan dan sistem pendukung.

b. Mengetahui tingkat insomnia pada lansia yang aktif senam lansia dan lansia yang tidak aktif senam lansia di Desa Bobotsari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga.

c. Mengetahui perbedaan tingkat insomnia pada kelompok yang mengikuti senam dan yang tidak mengikuti senam lansia.

d. Mengetahui effect size (besaran pengaruh) untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap tingkat insomnia.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti

(5)

2. Bagi responden

Memberikan pengetahuan mengenai perbedaan tingkat insomnia antara lansia yang aktif senam dan lansia yang tidak aktif senam.

3. Bagi institusi terkait

Dapat menambah bahan kepustakaan serta wacana bagi Universitas Muhammadiyah Purwokerto khususnya Fakultas Ilmu Kesehatan serta dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penurunan skala insomnia pada lansia.

4. Bagi ilmu pengetahuan

Dapat dijadikan informasi bagi akademis/pendidik, maupun sumber pengetahuan tentang ilmu keperawatan komunitas khususnya tentang perbedaan tingkat insomnia antara lansia yang aktif senam dan lansia yang tidak aktif senam serta sebagai bahan masukan atau pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.

E. Penelitian terkait

(6)

tahun (elderly) sebanyak 13 responden (81,25%). Berjenis kelamin paling banyak yaitu laki-laki sebanyak 9 responden (56,25%). Derajat insomnia responden sebelum diberi perlakuan senam yaitu 9 responden (56,25%) dengan derajat insomnia ringan, 5 responden (31,25%) dengan derajat insomnia sedang, sedangkan 2 responden (12,5%) lainya berada pada darajat insomnia berat. Derajat insomnia responden sesudah diberi perlakuan senam yaitu 11 responden (68,75%) tidak mengalami gangguan insomnia, 3 responden (18,75%) dengan derajat insomnia ringan, sedangkan 2 responden (12,5%) berada pada darajat insomnia sedang. Terjadi penurunan derajat insomnia setelah diberi perlakuan senam pada 5 responden dengan derajat insomnia sedang menurun menjadi 3 responden, 2 responden yang mengalami derajat insomnia berat menurun menjadi derajat insomnia sedang. Sedangkan 9 responden lainya yang mengalami derajat insomnia ringan sudah tidak mengalami gangguan insomnia lagi. Tiga responden mengalami angka penurunan derajat insomnia yang bagus dari derajat insomnia sedang hingga responden tidak mengalami gangguan insomnia, hal ini dikarenakan responden lebih rutin melaksanakan olahraga setiap hari dari yang dijadwalkan yaitu jalan kaki mengelilingi panti. Ada pengaruh yang bermakna senam bugar lansia terhadap penurunan skala insomnia di Panti Wredha Dewanata Cilacap dengan p value = 0.0001.

(7)

rancangan pretest-posttest without control group. Sedangkan penelitian ini menggunakan rancangan dua sampel independen yaitu kelompok yang mengikuti senam lansia dan kelompok yang tidak mengikuti senam lansia. 2. Triyadini dkk (2010) tentang efektifitas terapi massage dengan terapi mandi

(8)

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengetahui tingkat insomnia. Perbedaan penelitian adalah penelitian terdahulu menggunakan sampel dengan terapi massage dan sampel dengan terapi mandi air hangat. Sedangkan penelitian ini menggunakan rancangan dua sampel independen yaitu kelompok yang mengikuti senam lansia dan kelompok yang tidak mengikuti senam lansia.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.. 3) PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin atau surat keterangan lebih dahulu dari Pejabat. 4)

terlibat melakukan transaksi tidak harus bertemu atau berhadapan secara langsung. Bisa saja para pihak yang telah melakukan transaksi tersebut berada pada tempat atau.

PEMBUATAN FILM PENDEK TENTANG PERNIKAHAN USIA MUDA DENGAN TEKNIK CONTINUITY EDITING SEBAGAI UPAYA.. PENYADARAN

Minggu pertama pelaksanaan blok 3.1, koordinator blok memberitahukan kepada mahasiswa untuk mencari journal reading dengan topik yang diminati, sehingga pada

Sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang kurang melakukan aktifitas kurang menunjang selama proses pembelajaran telah menurun yakni sebanyak 2 siswa kurang aktif

Tujuan penelitian ini adalah; (1) Untuk mengetahui motivasi belajar bahasa Arab siswa sebelum menggunakan model CTL , (2) Untuk mengetahui motivasi belajar bahasa