BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Data nilai prestasi belajar bahasa Indonesia yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh dari nilai pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah Tonjong Kabupaten Brebes dari tes semester 1 tahun ajaran
2012-2013. Soal tes dibuat oleh TIM MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
Kabupaten Brebes. Prestasi belajar bahasa Indonesia yang diperoleh mempunyai nilai
tertinggi dari 70 siswa yaitu sebesar 96 dan nilai terendah sebesar 78. Secara
keseluruhan nilai atau prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah Tonjong Kabupaten Brebes dari tes semester 1 tahun ajaran
2012-2013 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII
No Nama Siswa Prestasi Belajar Kategori
No Nama Siswa Prestasi Belajar Kategori
Kemudian untuk mendeskripsikan data nilai prestasi dalam bentuk mentah
tersebut ke dalam prestasi siswa berkategori pada pembelajaran bahasa Indonesia,
keseluruhan nilai-nilai tersebut diubah dahulu dalam skala lima metode PAN. Metode
PAN bertujuan untuk mendeskripsikan variasi nilai tersebut ke dalam bentuk prestasi
berkategori (A, B, C, D, dan E) sehingga didapatkan gambaran umum presentase
siswa berprestasi. Untuk melakukan pengubahan data mentah ke dalam bentuk jadi
tersebut dilakukan analisisa distribusi frekuensi. Hasil analisa distribusi frekuensi
dapat ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Skala Lima Skala
Lima Skala Angka Skala Lima %
A= sangat baik 2,9 +1,5 X+1,5S 88,07+(1,5x4,69)=95,11
B= baik 30
+0,5 X+0,5S 88,07+(1,5x4,69)=90,42
C= cukup 37,1
-0,5 X-0,5S 88,07+(1,5x4,69)=85,73
D= kurang 21,4
-1,5 X-1,5S 88,07+(1,5x4,69)=81,04
E= sangat buruk 8,6
Dari hasil perhitungan statistik didapatkan nilai rata-rata prestasi belajar
bahasa Indonesia (X) siswa sebesar 88,07 dengan simpangan baku sebesar 4,69.
mengacu pada angka statistik ini maka didapatkan juga presentase prestasi belajar
bahasa Indonesia berdasarkan nilai skala lima yaitu:
2,9% dari keseluruhan siswa mempunyai prestasi bahasa Indonesia berkategori
sangat baik (A).
30% dari keseluruhan siswa mempunyai prestasi bahasa Indonesia berkategori
baik (B).
37,1% dari keseluruhan siswa mempunyai prestasi bahasa Indonesia berkategori
cukup (C).
21,4% dari keseluruhan siswa mempunyai prestasi bahasa Indonesia berkategori
kurang (D).
8,6% dari keseluruhan siswa mempunyai prestasi bahasa Indonesia berkategori
2. Deskripsi variabel minat belajar
Deskripsi data penelitian dimaksud dapat memberikan informasi
mengenai keadaan subyek penelitian pada variabel yang diteliti.
Tabel 4.4
Karakteristik dan prosentase pada skala minat
Rentang Skor Kategori Frekuensi Prosentase
X ≥ Mean +1.SD
responden yang menjadi sampel penelitian. Skor yang tertinggi yaitu sebesar
111, sedangkan yang terendah sebesar 87 dengan mean sebesar 98,73 dan
belajar dengan kategori tinggi sebanyak 10 responden dengan p rosentase
sebesar 14,3%, kategori sedang didapat sebanyak 51 responden dengan
prosentase sebesar 72,9%, dan kategori rendah didapat sebanya k 9 responden
dengan prosentase sebesar 12,9%.
3. Deskripsi variabel motivasi belajar
Deskripsi data penelitian dimaksud dapat memberikan informasi
mengenai keadaan subyek penelitian pada variabel yang diteliti.
Tabel 4.6
Karakteristik dan prosentase pada skala motivasi
Rentang Skor Kategori Frekuensi Prosentase
Berdasarkan tabel 4.6 dan 4.7 di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat motivasi
belajar responden memiliki skor motivasi yang berbeda-beda dari 70 responden yang
menjadi sampel penelitian. Skor yang tertinggi yaitu sebesar 119, sedangkan yang
terendah sebesar 84 dengan mean sebesar 98,74 dan standar deviasi sebesar 7,03. Dari
tabel tersebut juga didapat karakteristik motivasi belajar dengan kategori tinggi
sebanyak 12 responden dengan prosentase sebesar 17,1%, kategori sedang didapat
sebanyak 47 responden dengan prosentase sebesar 67,1%, dan kategori rendah didapat
sebanyak 11 responden dengan prosentase sebesar 15,7%.
4. Uji Prasyarat Analisis
Dalam pengujian dengan analisis regresi diperlukan adanya pengujian dengan
mempertimbangkan kemungkinan adanya penyimpangan terhadap asumsi klasik. Jika
masih terdapat penyimpangan asumsi klasik selanjutnya akan dilakukan revisi
terhadap data penelitian maupun model regresi. Pengujian tersebut meliputi pengujian
penyimpangan asumsi klasik yang terdiri atas gejala normalitas dan linieritas.
Pengujian-pengujian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi memiliki
distribusi normal. Uji Normalitas dalam penelitian ini digunakan uji
Kolgomorov-Smirmov dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows. Apabila nilai
Asymmtotic sign>alpha (α) 0,05 maka data dinyatakan telah terdistribusi secara
diketahui bahwa nilai Asymmtotic sign (2-tailed) dari uji Kolmogorov-Smirnov untuk
unstandardized residual variable sebesar 0,889 lebih besar dari nilai yaitu 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Hasil
olah data terlihat seperti tabel 4.8.
Tabel 4.8.
Hasil Normalitas dengan Kolmogrorov-Smirnow test(K-S) Unstandardized Residual
N 70
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.86607573
Most Extreme Differences
Absolute .069
Positive .069
Negative -.061
Kolmogorov-Smirnov Z .581
Asymp. Sig. (2-tailed) .889
Sumber: Hasil analisis, lampiran 10
b. Uji linieritas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak. Hasil tampilan output menunjukkan nilai R2
sebesar 0,001 dengan jumlah n observasi 70, maka besarnya nilai c2 hitung = 70 x
0,001 = 0,07. Nilai ini dibandingkan dengan c2 tabel dengan df= 65 dan tingkat
signifikansi 0,05 didapat nilai c2 tabel sebesar 79,08. Oleh karena nilai c2 hitung lebih
kecil dari c2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa model yang benar adalah model
linier atau model linier diterima. Hasil uji linieritas data penelitian dapat dilihat pada
Tabel 4.9
Hasil Uji Linieritas dengan Lagrange Multiplier
Model R R Square
a. Predictors: (Constant), Minat1, Motivasi2
5. Uji Hipotesis
Pada pembahasan di bagian ini akan dibahas mengenai hasil pengujian
hipotesis dengan teknik-teknik statistik. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk
melakukan pengujian hipotesis berdasarkan hasil analisis statistik. Pengujian
hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel terikat dan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang telah disusun.
Dalam hal ini akan dilihat bagaimana pengaruh variabel Minat (X1) dan Motivasi
(X2), dan terhadap variabel Prestasi Belajar (Y), baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama. Untuk pengujian hipotesis tersebut, alat analisis statistik
yang digunakan adalah uji t dan uji F dengan bantuan program SPSS.
a. Pengaruh Minat Terhadap Prestasi Belajar Tabel 4.10
Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar Prestasi Minat
Prestasi Pearson Correlation 1 .869**
Sig. (1-tailed) .000
N 70 70
Minat Pearson Correlation .869** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 70 70
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa dari hasil hubungan minat dengan
prestasi belajar didapatkan kekuatan hubungan pada tingkat atau kategori tinggi yang
Untuk mengetahui pengaruh minat terhadap prestasi belajar digunakan uji t
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Uji Signifikansi Individual Pengaruh Minat Terhadap Prestasi Belajar
Model
Sumber: Data Primer diolah SPSS, Lampiran 13.
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa variabel minat dengan
menggunakan level of significant = 5% berpengaruh signifikan terhadap prestasi
belajar karena memiliki tingkat signifikansi produk 0,000, yang lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel minat mempunyai pengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan
adalah minat belajar terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah Tonjong mempunyai pengaruh signifikan dan berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh maka hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima.
b. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Tabel 4.12
Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar Motivasi Prestasi
Motivasi Pearson Correlation 1 .873**
Sig. (1-tailed) .000
N 70 70
Prestasi Pearson Correlation .873** 1 Sig. (1-tailed) .000
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa dari hasil hubungan motivasi dengan
prestasi belajar didapatkan kekuatan hubungan pada tingkat atau kategori tinggi yang
ditunjukkan dengan nilai corelation pearson product moment sebesar 0,873. Untuk
mengetahui pengaruh motivasi secara parsial terhadap prestasi belajar digunakan
uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.13.
Uji Signifikansi Individual Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Model
Sumber: Data Primer diolah SPSS, Lampiran 13.
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa variabel motivasi dengan
menggunakan level of significant = 5% berpengaruh signifikan terhadap prestasi
belajar karena memiliki tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel motivasi mempunyai
pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Dalam penelitian ini hipotesis yang
diajukan adalah motivasi belajar terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah Tonjong mempunyai pengaruh yang signifikan dan
berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis diterima.
c. Analisis Pengaruh Minat dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Hasil uji signifikansi simultan (uji-F) pengaruh motivasi dan minat
berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar dengan menggunakan Program SPSS
Tabel 4.14.
Sumber: Data Primer diolah SPSS, Lampiran 13.
Berdasarkan tabel 4.14 tersebut di atas, dapat ketahui bahwa nilai probabilitas
signifikansi atau p value-nya hasil uji-F adalah 0.000 yang berarti lebih kecil dari 0.05
atau 5%, dengan demikian secara simultan atau bersama-sama minat (X1) dan
motivasi (X2), dan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap terhadap variabel
prestasi belajar (Y). Dengan demikian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh signifikan secara simultan variabel minat dan motivasi terhadap
prestasi belajar, diterima.
6. Koefisien Determinasi
Ukuran untuk megetahui seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam
menerangkan variabel yang terikat digunakan uji koefisien determinasi, dari harga R2.
Hasil analisa koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15
Sumber: Data Primer diolah SPSS, Lampiran 13
Berdasarkan tabel tersebut di atas besarnya adjusted R2 adalah 0,842, hal ini
oleh variabel independen minat dan motivasi, sedangkan sisanya 15,8% ditentukan
oleh variabel-variabel lain di luar model.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa variabel minat dengan
menggunakan level of significant = 5% berpengaruh signifikan terhadap prestasi
belajar karena memiliki tingkat signifikansi produk 0,000, yang lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel minat mempunyai pengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar. Sedangkan hasil analisis hubungan minat dengan
prestasi belajar didapatkan kekuatan hubungan pada tingkat atau kategori tinggi.
Dengan demikian maka minat belajar terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah Tonjong mempunyai pengaruh yang tinggi.
Hasil penelitian juga dilakukan oleh Novita (2007) dengan judul ”Pengaruh
Minat dan Cara Belajar Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi kela X
Program Keahlian (Sekretaris dan Penjualan) di SMKN 1 Surabaya. Penelitian yang
menggunakan populasi 45 siswa kelas X terdapat pengaruh antara minat dan cara
belajar terhadap prestasi belajar. Hal ini terbukti dari hasil uji analisis secara parsial
dengan t hitung 0,818. Sedangkan nilai koefisien beta terstandarisasi untuk minat
belajar akuntansi sebesar 0,50 dan hubungan positif (searah).
Dalam keseluruhan proses pendidikan, peranan minat belajar sangat penting
sekali. Dengan minat yang tinggi, siswa akan terdorong untuk bekerja mencapai
sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan
manfaatnya. Minat belajar sebagai faktor batin berfungsi menimbulkan, mendasari,
minat belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Artinya semakin
tinggi minat belajar seseorang maka akan tinggi pula prestasi belajarnya. Hal ini
sesuai dengan pendapat (Muhibbin,2010:135) bahwa “Minat dapat mempengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Siswa yang
menaruh minat besar terhadap mata pelajaran tertentu maka akan memusatkan
perhatiannya, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi
memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat lagi dan akhirnya mencapai prestasi
yang diinginkan.”
Berdasarkan hasil analisis juga didapatkan bahwa variabel motivasi dengan
menggunakan level of significant = 5% berpengaruh signifikan terhadap prestasi
belajar karena memiliki tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel motivasi mempunyai
pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Sedangkan berdasarkan hasil analisis
hubungan motivasi dengan prestasi belajar didapatkan kekuatan hubungan pada
tingkat atau kategori tinggi. Dengan demikian maka motivasi belajar terhadap prestasi
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Tonjong mempunyai
pengaruh yang tinggi.
Hasil penelitian ini juga didukung Ni Kadek Sukiati Arini (2010) ” Pengaruh
Tingkat Intelegensi dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik Siswa Kelas II
SMA Negeri 99”. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa secara parsial
intelegensi dan motivasi belajar berpengaruh sangat nyata terhadap prestasi akademik.
Hal ini dibuktikan dari t hitung masing-masing sebesar 2,305 dan 3,703, dengan
tingkat signifikansi 0,022 dan 0,000. Hasil analisis data juga menunjukan nilai
belajar memberikan kontribusi sebesar 26,6% terhadap prestasi akademik. Sedangkan
nilai standardized untuk intelegensi sebesar 0,166, yang berarti bahwa intelegensi
memberikan kontribusi sebesar 16,6% terhadap prestasi akademik. Berdasarkan
analisis data, juga diperoleh nilai F sebesar 9,018 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p
< 0,05). Hal ini berarti bahwa intelegensi dan motivasi belajar berpengaruh terhadap
prestasi akademik. Selain nilai F, diperoleh juga nilai R square sebesar 0,093, yang
berarti bahwa 9,3% prestasi akademik dipengaruhi oleh intelegensi dan motivasi
belajar, sedangkan sisanya sebesar 90,7% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
Motivasi belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri
seseorang yang menimbulkan proses belajar individu yang berinteraksi
langsung dengan objek belajar (Djamarah,2008:157). Sedangkan Winkel
(2009:169) menyebutkan motivasi belajar merupakan pendorong untuk
mencapai unjuk kerja yang baik dan juga mengandung usaha untuk mencapai
tujuan belajar, dimana terdapat pemahaman dan pengembangan belajar. Adanya
motivasi diharapkan setiap pekerjaan yang dilakukan dapat diselesaikan secara efektif
dan efesien, sebab motivasi akan menciptakan kemauan untuk belajar secara teratur,
oleh karena itu siswa harus dapat memanfaatkan situasi dengan sebaik-baiknya.
Banyak siswa yang belajar tetapi hasilnya kurang sesuai dengan yang diharapkan,
sebab itu diperlukan jiwa motivasi, dengan motivasi seorang siswa akan mempunyai
cara belajar dengan baik. Dengan demikian betapa besarnya peranan motivasi dalam
menunjang keberhasilan belajar.
Nana Sudjana (2010:39) berpendapat bahwa prestasi belajar siswa bukan
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut, scara garis besar
faktor-faktor terebut dibagi menjadi dua yakni faktor-faktor intern dan faktor-faktor ekstern. Faktor-faktor-faktor
yang dimaksud adalah seperti; faktor interen, yaitu faktor yang terdapat dalam diri
individu itu sendiri, antara lain ialah kemampuan yang dimilikinya, minat dan
motivasi serta faktor-faktor lainnya, dan faktor ekstern, yaitu faktor yang berada di
luar individu di antaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. Apabila seorang memiliki motivasi dan kebiasaan yang baik maka setiap
usaha yang dilakukan akan memberikan hasil yang memuaskan. motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegeiatan
belajar, menjamin kelangsungan kegiatan itu demi mencapai suatu tujuan. Oleh karena
itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh