• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode utama yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen elaboration likelihood model sedangkan pendekatan kualitatif ini digunakan untuk merumuskan kajian yang terbaik bagi pengembangan sikap wisatawan mahasiswa di wisata alam Indonesia, dengan mengambil contoh iklan di situs web pada wisata alam berbasis pegunungan.

Secara garis besar penelitian dibagi kedalam tiga tahapan penelitian dan dilengkapi dengan berbagai metodologi seperti yang dapat digambarkan pada diagram Diagram rancangan penelitian pada Gambar 3.1 berikut ini:

Rekomendasi Strategis

Riset Eksperimen di Kelas

Riset Awal dan Penggolongan

Situs Web Destinasi Pegunungan

Observasi Pra Riset

Menstimuli Responden

Eksperimen Pada Wisatawan Mahasiswa

Rekomendasi Pengaruh Persuasi Web Pada Sikap Wisatawan Mahasiswa terhadap Destinasi

Pegunungan

Literatur & Descriptive

ELM

(2)

3.1. Prosedur Penelitian Ilmiah

Penelitian ini merupakan penelitian ilmiah yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen.Penelitian ilmiah tersebut dapat diartikan sebagai suatu upaya pengamatan secara sistematis terhadap suatu objek penelitian untuk memperoleh fakta-fakta atau falsafah-falsafah baru. Prosedur bagi suatu penelitian dikenal sebagai metode ilmiah (scientific method), yang meskipun sulit didefinisikan secara tegas, menurut Hanafiah (2010) biasanya meliputi unsur-unsur:

1. Fakta Observasi: Suatu ilmu dikatakan berawal dari observasi (pengamatan) yang kemudian dimantapkan sebagai suatu ilmu setelah cukup fakta-fakta yang dihasilkan lewat observasi tersebut untuk mendukungnya.

2. Hipotesis: Merupakan suatu pertanyaan sementara (tentative idea) yang menjadi dasar tentang bagaimana fakta-fakta itu akan diinterpretasikan dan dijelaskan.

3. Percobaan: Percobaan adalah suatu tindakan coba-coba (trial) yang dirancang untuk menguji keabsahan (validity) dari hipotesis yang diajukan. Percobaan merupakan suatu alat penelitian yang digunakan untuk menyelidiki sesuatu yang belum diketahui atau untuk menguji suatu teori (principle) atau hipotesis. Percobaan ini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang mendasari suatu percobaan diselidiki untuk dijawab atas dasar penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan.

(3)

Desain penelitian memberikan rancangan dan struktur bagi peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian secara sahih, obyektif dan akurat.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen.Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami pertanyaan penelitian yang harus dijawab dan mengidentifikasi faktor atau variabel yang ingin kita pahami (variabel dependen). Langkah kedua adalah memilih variabel independen yang akan digunakan untuk mengembangkan hipotesis. Langkah ketiga adalah menetralisir pengaruh hipotesis rival sebanyak mungkin dengan cara mengontrol pengaruh extraneous variable (variabel yang mungkin berpengaruh terhadap variabel dependen tetapi tidak menjadi perhatian utama dari penelitian tersebut). Dengan kata lain, ingin mengetahui pengaruh variabel independen yang kita pilih terhadap variabel dependen.Variabel yang kita manipulasi dan perubahannya diduga menghasilkan perubahan terhadap variabel lainnya disebut variabel independen (sering disebutVB). Variabel yang levelnya tergantung dari level variabel sebelumnya disebut dengan variabel dependen atau disebut VT.

3.3. Tujuan dan Kelebihan Desain Eksperimen

Tujuan yang ingin dicapai dari desain eksperimen adalah untuk memperoleh atau mengumpulkan informasi yang sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam melakukan penyelidikan persoalan yang akan dibahas. Perencanaan yang baik harus bersifat:

a. Efektif yaitu kemampuan dalam mencapai tujuan, sasaran, dan kegunaan yang digariskan.

(4)

b. Terkelola yaitu berkenaan dengan kenyataan adanya berbagai keterbatasan atau kendala yang terdapat dalam pelaksanaan percobaan maupun analisis data.

c. Efisien yaitu berkenaan dengan dana, sumberdaya, dan waktu. d. Dapat dipantau, dikendalikan, dan dievaluasi. (Suwanda. 2011)

Ada dua kelebihan utama dari penelitian eksperimental (Christensen, 2001), yaitu: (1) kemampuan untuk membuktikan hubungan sebab akibat, dan (2) kemampuan untuk memanipulasi secara tepat satu atau lebih variabel yang diinginkan peneliti.

Kelebihan pertama, dalam penelitian eksperimental kesimpulan mengenai hubungan sebab akibat yang diperoleh bahwa VB menyebabkan VT, lebih kuat dibandingkan hasil penelitian non eksperimental.Artinya bahwa VT yang terjadi atau muncul dalam atau faktor-faktor lainnya.

Kelebihan kedua, dalam penelitian eksperimental, peneliti dapat memanipulasi VB untuk dilihat pengaruhnya terhadap VT. Manipulasi dapat dilakukan dengan bermaca-macam cara.

3.4. Eksperimen psikologis (psychological experiment)

Menurut Seniati et al (2011) yang mengkutip dari Christensen (2001) menyebutkan bahwa eksperimen psikologis adalah observasi yang objektif yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih faktor divariasikan dan faktor yang lain dibuat konstan. Sedangkan definisi singkat mengenai penelitian eksperimental, yaitu penyelidikan dimana minimal salah satu variabel dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab akibat.

(5)

Manipulasi maksudnya adalah peneliti memberikan sesuatu kepada subjek penelitian.Sesuatu yang diberikan ini disebut sebagai VB (variabel bebas). Suatu variabel disebut VB karena peneliti punya kebebasan untuk dimaksudkan untuk dilihat pengaruhnya kepada sesuatu yang akan terjadi subjek.

Manipulasi adalah memberikan perlakuan atau mengkondisikan keadaan/kejadian yang berbeda kepada subjek penelitian.Dalam penelitian eksperimental, peneliti mempunyai kuasa atau control untuk memberikan sejumlah VB kepada suatu kelompok subjek dan memberikan sejumlah VB yang berbeda pada kelompok subjek lainnya.

Dalam situasi yang terkontrol ketat dimaksudkan bahwa dalam penelitian eksperimental diusahakan agar suatu akibat (VT) hanya ditimbulkan oleh penyebab (VB) yang sedang diteliti, bukan oleh faktor-faktor lain. Untuk itu, dilakukan kontrol yang kuat dalam penelitian eksperimental.

Faktor-faktor diluar VT disebut sebagai variabel sekunder (disingkat VS).Hal ini disebabkan VS tersebut tidak bisa atau sulit untuk dikontrol, selain juga karena VS sudah terjadi sebelum penelitian dilakukan.

Teknik Kontrol yang merupakan salah satu karakteristik penelitian eksperimental adalah dilakukannya randomisasi atau random assignment.Randomisasi adalah memasukkan subjek penelitian secara acak ke dalam masing-masing kelompok penelitian (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol). Dari sejumlah orang yang terpilih menjadi subjek yang disebut kelompok eksperimen (KE) dan kelompok yang tidak akan mendapat perlakuan, yang disebut kelompok control (KK). Agar kedua kelompok ini setara dalam hal VS, maka perlu dilakukan randomisasi.Randomisasi

(6)

merupakan salah satucara untuk mengontrol VS dan harus ada dalam setiap penelitian eksperimental.Seringkali randomisasi disamakan dengan random sampling.Meskipun demikian, random sampling dalam penelitian eksperimental tidak harus dilakukan karena seringkali jumlah populasi tidak ketahui.Dalam penelitian eksperimental, randomisasi lebih penting dibandingkan random sampling.

3.5. Prinsip-prinsip dalam Eksperimen psikologis

Untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis pada penelitian eksperimental, peneliti menggunakan perhitungan statistic untuk membandingkan kelompok-kelompok yang mendapat perlakuan berbeda.Perhitungan statistic yang digunakan adalah kecenderungan tengah (central tendency) seperti nilai rata-rata (mean), nilai median, atau nilai modus dan varians.Kecenderungan tengah yang paling sering digunakan adalah nilai rata-rata (mean).Nilai rata-rata diperlukan karena nilai ini merupakan nilai yang dapat mewakili sejumlah nilai yang ada dalam satu kelompok tertentu. Dengan demikian bila ingin membandingkan mana dari dua kelompok memiliki nilai rata-rata dari masing-masing kelompok pada tes matematika yang sama, kita dapat menentukan kelompok mana memiliki nilai rata-rata lebih kecil/besar.

Dalam penelitian eksperimental dikenal prinsip maksminkon, yaitu:

• Maksimalkan varians eksperimental atau varians antar kelompok dengan merancang, merencanakan, dan melaksanakan penelitian sedemikian rupa sehingga kondisi eksperimen sangat berbeda satu dengan lain.

(7)

• Minimalkan varians kesalahan atau varians dalam kelompok dengan cara: (a) mengurangi kesalahan pengukuran dengan melakukan control terhadap kondisi eksperimen dan (b) meningkatkan reliabilitas alat ukur.

• Kontrol dilakukan terhadap variabel sekunder (VS) yang mungkin berpengaruh terhadap VT.

Kontrol terhadap variabel sekunder ini secara tidak langsung juga memperkecil varians dalam kelompok. Cara-cara melakukan kontrol terhadap variabel sekunder ini akan dibicarakan secara lebih rinci pada bagian berikut.

3.6. Kontrol dalam Eksperimen psikologis

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, kontrol merupakan salah satu ciri penelitian ilmiah. Dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain, penelitian eksperimental memiliki kontrol yang paling kuat. Dalam konteks ini, kontrol berarti peneliti dapat memunculkan atau tidak memunculkan apa yang diinginkannya dalam melaksanakan penelitian. Kontrol peneliti dalam sebuah penelitian eksperimental menyangkut dua variabel, yaitu VB dan VS.

Seperti telah diketahui, manipulasi terhadap variabel bebas (VB) merupakan ciri khas dari penelitian eksperimental yang tidak dapat dilakukan pada penelitian jenis lainnya.Dalam konteks ini kontrol terhadap VB sebenarnya merupakan manipulasi yang dilakukan peneliti terhadap VB sedemikian rupa sehingga perbedaan kondisi antara KE dan KK semaksimal mungkin (prinsip pertama dari maksminkon).

(8)

Kontrol terhadap VS dilakukan untuk lebih memperjelas adanya hubungan sebab akibat antara VB dan VT.Seperti telah diketahui, ada variabel-variabel lain diluar VB (yaitu VS) yang dapat mempengaruhi VT.VS yang tidak dikontrol dapat mempengaruhi VT ataupun berinteraksi dengan VB dan secara bersama mempengaruhi VT. Dengan kata lain, semakin dapat peneliti melakukan control terhadap VS semakin kuat kesimpulan yang dapat diambil tentang hubungan sebab akibat antara VB dan VT.

Kontrol terhadap VS merupakan penerapan dari prinsip maksminkon yang ketiga. Walaupun kontrol terhadap varians sekunder tidak terbatas pada penelitian eksperimental saja, kontrol VS pada penelitian eksperimental jauh lebih kuat dibandingkan jenis penelitian lain. Namun, dibandingkan dengan penelitian eksperimental laboratorium, kontrol terhadap VS pada penelitian eksperimental lapangan relative lebih lemah karena VS pada penelitian eksperimental lapangan jauh lebih banyak yang tidak dapat dikontrol secara ketat.

Satu-satunya variabel yang tidak dikontrol dalam penelitian eksperimental adalah VT karena variabel inilah yang merupakan variabel yang ingin dijelaskan oleh peneliti dengan melakukan manipulasi terhadap VB dan melakukan kontrol terhadap VS.

Kontrol terhadap VS berarti menghilangkan pengaruh VS dan VT. Kontrol ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sebuah VS dapat dikontrol dengan teknik tertentu pada suatu penelitian eksperimental, namun pada penelitian eksperimental yang lain VS yang sama mungkin saja dikontrol dengan teknik yang berbeda. Misalnya VS inteligensi pada suatu penelitian eksperimental dikontrol dengan randomisasi namun pada penelitian eksperimental yang lain dikontrol dalam konstansi.

(9)

Secara umum ada enam teknik control VS dalam penelitian eksperimental, yaitu: randomisasi, eliminasi, konstansi, VS dijadikan VB kedua, control statistic, dan counterbalancing.

3.7. Randomisasi

Randomisasi atau random assignment adalah prosedur memasukkan secara acak subjek pada sampel penelitian ke dalam setiap kelompok penelitian (dalam hal ini KK dan KE) sehingga KK dan KE dapat diasumsikan setara sebelum manipulasi dilakukan.Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 3.2 Proses randomisasi

Randomisasi merupakan teknik yang umumnya digunakan untuk mengkontrol VS yang sudah ada pada subjek sebelum penelitian dilakukan seperti misalnya inteligensi, motivasi, minat, dan jenis kelamin.Dengan memasukkan subjek secara acak ke dalam KE dan KK maka secara statistic dapat diasumsikan bahwa sebelum manipulasi dilakukan KE dan KK setara dalam variabel-variabel sekunder yang ingin dikontrol.Dengan demikian, bila terjadi perbedaan antara KE dan KK setelah manipulasi, maka penelitian lebih dapat memastikan bahwa perbedaan tersebut disebabkan oleh hasil manipulasi dan bukan disebabkan oleh VS yang telah dikontrol.Mengingat bahwa randomisasi ini bukan merupakan prosedur yang sulit

SAMPEL

KK

KE

KK

(10)

dilakukan, maka randomisasi mutlak perlu diusahakan dalam setiap peneltian eksperimental berdesain between-subject.

3.8. True Experimental

Desain penelitian yang akan digunakan adalah True Experimental karena memenuhi syarat: 1) mampu secara eksplisit memanipulasi satu atau lebih variable independen, 2) mengelompokkan subjek atau partisipan kedalam kelompok control atau eksperimen pada umumnya untuk mencapai randomisasi (Ghozali, 2008).

3.9. Desain Partisipan “Between-Subject”

Ada dua cara membebankan partisipan: pertama, setiap partisipan dibebankan hanya pada satu level variabel independen dan metode ini disebut desain between-subject karena variabel dimanipulasi diantara paling tidak dua between-subject atau partisipan. Kedua, setiap partisipan dibebankan pada semua level variabel independen dan metode ini disebut within subjects karena variabel independen dimanipulasi dalam subyek tunggal atau partisipan.

Sedangkan penelitian ini dimaksudkan agar setiap partisipan dibebankan hanya satu level variable independen, dimana variabel dimanipulasi diantara paling tidak dua subjek atau partisipan. Setiap partisipan akan terpilih dan dikelompokan pada masing-masing jenis Shade of ecotourism, yaitu kelompok hard ecotourist dan soft ecoturist. Sehingga riset ini digolongkan pada desain partisipan between subject.

(11)

3.10. Randomized Block Factorial Design

Dibentuk dari dua randomized block design atau disingkat RBF-pq. Desain ini diperoleh dengan menggabungkan level dari desain RB-p dengan level dari desain RB-q sehingga setiap level RB-p muncul sekali bersamaan dengan setiap level desain RB-q dan begitu juga sebaliknya. Desain ini menggunakan teknik blocking dimaksudkan untuk mengisolasi variasi yang berhubungan dengan variabel nuisance dan sekaligus secara simultan menguji dua atau lebih treatment dan interaksinya.

Attitude Toward Brand Attitude Toward Advertising Purchase Intent Attitude Toward Ecotourism Experimental Group ELM (Presence) - Central Routes Persuasion - Peripheral Routes Persuasion

(12)

Control Procedure

(Absence)

Tabel 3.1 Randomized Block Factorial Design

3.11. Validitas Eksperimental

Penelitian eksperimen ini harus memiliki validitas.Menurut Ghozali (2008) Para peneliti sepakat ada tiga jenis validitas yang berkaitan dengan desain eksperimen yaitu validitas konstruk, validitas internal dan validitas eksternal.Validitas konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk pada intinya ingin mengukur seberapa jauh variabel penelitian mencerminkan konstruk teoritisnya (theoretical construct) yang ingin kita ukur.

Validitas internal

Validitas internal ingin mengukur sampai seberapa jauh variasi didalam variabel dependen yang benar-benar dapat diatribusikan atau disebabkan oleh variasi di dalam variabel independen.

Validitas eksternal menggambarkan sampai seberapa jauh hasil penelitian kita dapat digunakan untuk melakukan generalisasi pada sampel lain.

3.12. Uji Keabsahan (Validitas dan Reliabilitas) Kuantitatif

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas.Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian

(13)

adalah valid, reliabel dan obyektif.Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti akanmelaporkan warna merah; kalau dalam obyek penelitian para pegawai bekerja dengan keras, maka peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid. Sugiyono (2005).

Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai.Kalau dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja pegawai, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos kerja pegawai.Penelitian menjadi tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja pegawai.

Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau ditetapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representatif, instrument penelitian valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Kalau

(14)

peneliti satu menemukan data berwarna merah, maka sekarang atau besok akan tetap berwarna merah. Karena reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi maka akan menghasilkan data yang sama. Suatu data yang reliabel atau konsisten akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid.Orang yang berbohong secara konsisten akan terlihat valid, walaupun sebenarnya tidak valid.

Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid, reliabel dan obyektif, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel, dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang benar. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrument penelitiannya, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya.

Desain Studi Percobaan 3.13. Studi 1

Untuk mengetahui jenis dan bentuk informasi dalam format manakah yang paling sesuai untuk merubah sikap wisatawan remaja sesuai tingkat pengetahuannya di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP, apakah berbentuk informasi yang bersifat sentral dibandingkan dengan peripheral dalam pilihan kemasan isi pesan, kualitas, warna, music, ambassador, dll

(15)

Metode Stimuli/Treatment = Elaboration Likelihood Model (Petty. 1983 Smith. 2009)

Identifikasi Masalah

• Seberapakah tingkat pengaruh (stimuli) informasi website (pada prosedur pengkondisian X1 central routesdan peripheral routes) serta X2 Control Procedures terhadap Y1 sikap pada iklan/informasi, Y2 sikap pada merek, Y3 intensi pembelian, berbeda diantara Y4sikap padaekowisata?

• Untuk mengetahui tingkat pengaruh 2 jenis/tipe informasi website pada sikap ekowisata ?

Gambar 3.3 Desain Studi percobaan

Stimuli (Independent Variable) Dependent Variable

ELM

Control Procedure

Attitude toward brand

Attitude toward advertising

Purchase Intention

(16)

Elaboration Likelihood Model

Persuasi memainkan peran penting dalam informasi web.Ada banyak taktik persuasi yang berbeda untuk memanfaatkan pesan sebagai pesan persuasi. Sebuah model yang populer digunakan sebagai prinsip dalam persuasi adalah Elaboration Likelihood

Model atau Teori Elaborasi Kemungkinan yang diciptakan oleh Richard E Petty dan

John T Cacioppo. ELM ini menyatakan bahwa ada dua rute melalui mana pesan persuasif diproses: rute central dan perifer. Model persuasi ini "menjelaskan bagaimana pesan persuasif bekerja untuk mengubah sikap penerima "(Moore, 2001). Rute Central dan perifer: keduanya adalah gaya efektif teknik persuasi, namun masing-masing memiliki strategi dan prinsip-prinsip panduan untuk membuatnya lebih efektif. Memahami dua rute persuasi yang dibahas dalam Model Elaborasi Kemungkinan sangat penting untuk proses persuasi.

Rute Central/Tengah/Pusat = Pesan yang dikirim melalui rute pusat persuasi harus lurus ke depan dan lengkap. Rute pusat terdiri dari "pertimbangan bijaksana dari argumen (ide, konten) dalam pesan" (Benoit et al., 2001).Penerima hati-hati dalam mendalami isi pesan dan mengevaluasi subyek ide.Pesan yang dikirim melalui rute ini harus memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi, yaitu, penerima harus benar-benar peduli tentang dan berhubungan dengan subjek. Karena itu penting bagi mereka, maka pesan akan dievaluasi secara menyeluruh. Pesan rute Tengah harus kuat. Pesan akan dibedah dan dianalisis dari setiap sudut, jadi sebaiknya memiliki beberapa substansi untuk itu.

(17)

Kelemahan untuk mengirim pesan melalui rute central adalah bahwa penerima harus memiliki motivasi untuk menganalisis pesan. Jika penerima tidak langsung dipengaruhi oleh pesan, dia tidak akan menempatkan pesan tersebut untuk dipertimbangkan. Oleh karena itu, pesan persuasif hilang pada banyak orang. Namun, bagi mereka yang terlibat langsung dengan masalah ini, ada dua keuntungan penting terkait dengan persuasi melalui rute pusat yaitu "Perubahan sikap cenderung bertahan lebih lama daripada perubahan yang disebabkan melalui jalur peripheral" (Scott, 1996). Di lain kata, jika sikap dari penerima telah berubah sebagai hasilnya, kemungkinan yang terjadi pesan itu akan lama menetap dan perasaan dicapai dengan persuasi rute sentral lebih permanen dibandingkan dengan rute peripheral.

Rute Peripheral = Rute persuasi peripheral berhasil untuk pesan dengan penerima yang rendah keterlibatannya, motivasi penerima rendah, dan pesan lemah. Tidak seperti rute pusat, pesan yang dikirim melalui rute peripheral tidak diproses secara kognitif. Sebaliknya, rute perifer menyatakan bahwa "jika seseorang tidak mampu untuk menguraikan pesan ekstensif, maka dia masih dapat dibujuk oleh faktor-faktor yang tidak ada hubungannya dengan isi sebenarnya dari pesan itu sendiri "(Moore, 2001). Ini adalah tempat pemasaran, perinformasi weban, dan hubungan masyarakat masuk Menurut Profesor Dekan Kruckeberg dan Ken Starck, "Pandangan publik dominan PR, pada kenyataannya, merupakan salah satu persuasif dan komunikasi tindakan ... "(Wilcox et al., 2003, p.214). Jadi bagaimana Anda pergi membujuk seseorang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan produk Anda atau layanan untuk membeli itu? Lagu catchy, warna-warna cerah, dan dukungan selebriti semua adalah cara persuasi peripheral. "Pesan tersebut akan berusaha untuk menarik perhatian

(18)

dengan membuat penerima berpikir tentang sesuatu yang dia sudah akrab dengan dan memiliki pikiran positif tentang "

Desain Faktorial :

Studi1 :2 x 4 = (ELM) (Attitude) (Shades of Ecotourism) Operasionalisasi Variabel

(19)

No. Variabel Konsep variabel Dimensi Indikator Sumber 1 Sikap Pada

Iklan dan Informasi Web

Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap produk sering tergantung pada sikap konsumen dengan adanya iklan-iklan yang diminati, dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap produk.

1. Attitude toward online advertising (ATOA)

-Secara keseluruhan informasi dari web

-Informasi web penting bagi perusahaan

-Saya selalu konsentrasi pada konten web

-Infromasi web membantu saya memilih merek dan harga

Nasir & Kirain (2011)

2. Attitude toward website

-Web mempermudah relasi dengan perusahaan

-Saya akan mengunjungi web ini -Saya puas dengan ketersediaan jasa website

-Saya merasa surfing di web ini adalah kegiatan yang baik

Lee et all (2004)

(20)

-Saya semakin familiar pada web ini

-Relatif bagus dibandingkan dengan web lain

2 Sikap Pada Merek

Pola umum dari riset-riset terdahulu memperlihatkan bahwa konsistensi penempatan stimuli yang positif pada suatu merek dapat mengkreasikan sikap konsumen pada merek tersebut. Sikap positif

konsumen akan menjadi asset berharga bagi perusahaan karena sikap positif yang sangat mendalam membantu konsumen melupakan berbagai

1.Impresi keseluruhan terhadap merek -Suka/tidak suka -Tertarik/tidak tertarik -Positif/negative -Unggul/tidak unggul -Baik/unggul

Till & Baack (2005)

2.Model sikap multiatribut

-Sangat baik/sangat buruk -Sangat mungkin/sangat tak mungkin Aizen dan Fishbein (1997), Lutz (1975) 3. Model sikap angka ideal

-Sangat berguna/sangat tak berguna

-Sangat baik/sangat buruk

Ginter (1974), Aizen

(21)

kesalahan yang mungkin saja dilakukan oleh merek secara tidak sengaja. -Positif/negatif (1991) 3 Intensi Pembelian atau Berkunjung

Sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa niat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk

1. Jika kesempatan untuk membeli, kemungkinan akan melakukannya. -Tidak mungkin/kemungkinan -Pasti tidak akan/pasti akan

Till dan Busler (2000) 2. Model sikap maksud perilaku. -Mau/tak mau

-Ingin sekali/tak mau lagi -Saya harus/saya tak boleh

Jeong et all (2008)

(22)

dengan merek tertentu. Intensi merupakan unit dasar dalam jaringan rencana yang akan muncul ketika individu melakukan aktivitas kognitif yang berorientasi ke masa depan, seperti perencanaan, berangan-angan, perenungan, simulasi mental. Intensi dibuat berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan. 3. Kesediaan untuk membeli. -Pengalaman -Preferensi -Citra merek Chi et all (2011)

(23)

4 Sikap Pada Ekowisata

Refleksi intensi perilaku pada aktifitas lingkungan, hal ini dihasilkan dari komitmen ekoturis pada lingkungan beserta level dari sikapnya terhadap ekowisata. Sikap ekoturis terbagi atas hard dan soft ecotourist yang

menggambarkan partisipasinya dan keterlibatannya terhadap konservasi dan advokasi. Struktur konsep ekoturis ini dapat berguna bagi evaluasi komitmen terhadap

keberlanjutan demikian juga dengan pengembangan pemasaran dan kebijakan

1. Sikap terhadap ekowisata dan advokasi lingkungan. -Kenyamanan bunga -Aktivisme

-Mendidik lain isu-isu lingkungan -Sukarela di satwa liar setempat -Amal memberikan preferensi

Tanuja et al (2006) 2. Pro-lingkungan sikap. -Biosferik/altruistik -Egois -Konservasi Aoyagi et al (2003)

(24)

publik.

5 Presence 1. Central - Teks - layout - Suara

- Situs berisi video - Pesan - Ambassador Petty dan Cacioppo (1986) 2. Peripheral - Foto - Musik - Gambar - Desain - Warna - Kualitas Engel et al (1995)

(25)

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel 6 Absence

(26)

3.14. Sampling

• Dilaksanakan secara cross sectional interaksi dalam komunitas online pada website destinasi ekowisata pegunungan TNGGP yang berwawasan lingkungan. • n = 60 (mahasiswa) menggunakan percobaan di kelas pada mahasiswa Binus

University.

3.15. Analisis Data MANOVA (GLM Multivariat)

Perbedaan MANOVA dengan ANOVA sebenarnya hanya terletak pada jumlah variabel dependen. Jika pada ANOVA hanya ada satu dependent variable, maka MANOVA justru mensyaratkan adanya lebih dari satu dependent variable yang dianalisis secara bersama-sama.

Karena jumlah variabel dependen lebih dari satu, maka MANOVA bisa dikategorikan sebagai alat analisis multivariat. Variat di sini adalah kombinasi linier dari variabel-variabel dependen.

Hipotesis pada ANOVA dan MANOVA Pada ANOVA, Hipotesis adalah:

Atau Ho berarti semua RATA-RATA (Means) tiap Grup (Grup 1,2 dan 3) adalah sama.

Pada MANOVA, Hipotesis adalah:

Atau Ho berarti semua VEKTOR RATA-RATA tiap Grup adalah sama, sedang adalah rata-rata dari variabel p, grup k.

(27)

Jumlah Sampel pada MANOVA: Pada umumnya, untuk setiap grup sebaiknya ada 20 kasus (20 baris pada terminology SPSS)

Proses MANOVA sebenarnya sederhana, dengan proses dasar:

− Menguji asumsi-asumsi pada data MANOVA.

− Menguji perbedaan antar grup (inti dari MANOVA).

− Interpretasi Output serta proses validasi hasil.

MANOVA

Y1 + Y2 + Y3 +...+ Yn = X1 +X2 + X3 +...+ Xn

− (metric) (nonmetric) Uji Asumsi Pra Analisis

Sebagai statistika parametric, maka analisis data dalam rancangan percobaan ini harus memenuhi asumsi sesatan berdistribusi NID (0,σ2). Secara garis besar sesatan suatu model linear tersebut harus memenuhi asumsi: 1) Linearitas, 2) Independensi, 3) Normalitas, dan 4) Homogenitas.

3.16. Prosedur Analisis 1. Rumuskan Masalah

- Pengelompokkan subjek bertujuan untuk melihat adakah perbedaan sikap wisatawan mahasiswa berdasarkan kelompok presence yang diberi stimuli dan sikap wisatawan mahasiswa berdasarkan kelompok absence yang tidak diberi stimuli dalam memilih informasi situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP.

(28)

- Variabel bebas yang berupa data non metrik (Kategorikal/Nominal) dalam penelitian ini adalah : dari informasi situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP dan dilakukan stimuli/treatment dari variabel presence dan absence melalui indikator dibawahnya.

- Variabel terikat yang berupa data metrik (Interval) terdiri dari sikap wisatawan mahasiswa yang didapat dari informasi situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGP yang dibagi dalam 4 bagian yaitu : sikap pada iklan/informasi, sikap pada merek, intensi pembelian, dan sikap pada ekowisata

3.17. Rancangan Uji Hipotesis

Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tujuan penelitian, dengan tingkat keprcayaan 95 %, sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan (alpha) sebesar 5 % atau 0,05.

Dasar uji hipotesis ini yaitu : sig ≥ 0,05 maka Ho diterima, dan Ha ditolak

sig ≤ 0,05 maka Ho ditolak, dan Ha diterima

Berdasarkan judul penelitian, yaitu : “Analisis Eksperimen Elaboration Likelihood Model Pada Sikap Wisatawan Mahasiswa terhadap Situs Web Destinasi Pariwisata (Studi Kasus di TN. Gunung Gede Pangrango)”, maka dapat ditentukan bahwa :

X1 = ELM

(29)

Y1 = Sikap pada iklan/informasi

Y2 = Sikap pada merek

Y3 = Intensi pembelian

Y4 = Sikap pada ekowisata

1. Tujuan Penelitian 1 (T-1)

Untuk mengetahui pengaruh ELM terhadap sikap pada iklan/informasi di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP.

Px1y1

Struktur T-1

Hipotesis T-1

Ho : Variabel X1 (ELM) ada perbedaan terhadap variabel Y1 (sikap pada iklan/informasi di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP)

Hɑ : Variabel X1 (ELM) tidak ada perbedaan terhadap variabel Y1 (sikap pada iklan/informasi di situsweb destinasi ekowisata pegunungan TNGGP)

2. Tujuan Penelitian 2 (T-2)

Untuk mengetahui pengaruh ELM terhadap sikap pada merek di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP.

Px1y2 Struktur T-2 ELM (X1) Sikap Pada Iklan/informasi (Y1) ELM (X1)

Sikap Pada Merek (Y2)

(30)

Hipotesis T-2

Ho : Variabel X1 (ELM) ada perbedaan terhadap variabel Y2 (sikap pada merek di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP)

Hɑ : Variabel X1 (ELM) tidak ada perbedaan terhadap variabel Y2 (sikap pada merekdi situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP)

3. Tujuan Penelitian 3 (T-3)

Untuk mengetahui pengaruh ELM terhadap intensi berkunjung di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP.

Px1y3

Struktur T-3 Hipotesis T-3

Ho : Variabel X1 (ELM) ada perbedaan terhadap variabel Y3 (intensi berkunjung di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP) Hɑ : Variabel X1 (ELM) tidak ada perbedaan terhadap variabel Y3 (intensi

berkunjung di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP)

4. Tujuan Penelitian 4 (T-4)

Untuk mengetahui pengaruh ELM terhadap sikap pada ekowisata di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP.

Px1y4 Struktur T-4 ELM (X1) Intensi Berkunjung (Y3) ELM (X1)

Sikap Pada Ekowisata (Y4)

(31)

Hipotesis T-4

Ho : Variabel X1 (ELM) ada perbedaan terhadap variabel Y4 (sikap pada ekowisata di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP)

Hɑ : Variabel X1 (ELM) tidak ada perbedaan terhadap variabel Y4 (sikap pada ekowisata di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP)

5. Tujuan Penelitian 5 (T-5)

Untuk mengetahui pengaruh Control Procedure terhadap sikap pada iklan/informasidi situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP.

Px2y1 Struktur T-5

Hipotesis T-5

Ho : Variabel X2 (Control Procedure) ada perbedaan terhadap variabel Y1 (sikap pada iklan/informasi di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP)

Hɑ : Variabel X2 (Control Procedure) tidak ada perbedaan terhadap variabel Y1 (sikap pada iklan/informasi di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP)

6. Tujuan Penelitian 6 (T-6)

Untuk mengetahui pengaruh Control Procedure terhadap sikap pada merek di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP.

Px2y2 Control Procedure (X2) Sikap Pada Iklan/informasi (Y1) Control Procedure (X2)

Sikap Pada Merek (Y2)

(32)

Struktur T-6

Hipotesis T-6

Ho : Variabel X2 (Control Procedure) ada perbedaan terhadap variabel Y2 (sikap pada merek di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP) Hɑ : Variabel X2 (Control Procedure) tidak ada perbedaan terhadap variabel Y2

(sikap pada merek di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP) 7. Tujuan Penelitian 7 (T-7)

Untuk mengetahui pengaruh Control Procedure terhadap intensi berkunjung di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP.

Px2y3

Struktur T-7

Hipotesis T-7

Ho : Variabel X2 (Control Procedure) ada perbedaan terhadap variabel Y3 (intensi berkunjung di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP) Hɑ : Variabel X2 (Control Procedure) tidak ada perbedaanterhadap variabel Y3

(intensi berkunjung di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP)

8. Tujuan Penelitian 8 (T-8)

Untuk mengetahui pengaruh Control Procedure terhadap sikap pada ekowisata di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP.

Px2y4 Control Procedure (X2) Intensi Berkunjung (Y3) Control Procedure (X2)

Sikap Pada Ekowisata (Y4)

(33)

Struktur T-8 Hipotesis T-8

Ho : Variabel X2 (Control Procedure) ada perbedaan terhadap variabel Y4 (sikap pada ekowisata di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP)

Hɑ : Variabel X2 (Control Procedure) tidak ada perbedaan terhadap variabel Y4 (sikap pada ekowisata di situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP)

3.18. Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Sesuai dengan judul yang telah ditetapkan oleh penulis yaitu : “Analisis Eksperimen Elaboration Likelihood Model pada Sikap Wisatawan Mahasiswa terhadap Situs Web Destinasi Pariwisata (Studi Kasus di TN. Gunung Gede Pangrango)”, maka dalam penelitian ini akan diadakan pengumpulan data atau informasi dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan pertanyaan atau pernyataan yang kemudian diberikan kepada individu pengguna situs web destinasi ekowisata pegunungan TN. Gunung Gede Pangrango, dengan jumlah sampel yang telah ditentukan.

Selanjutnya hasil dari kuesioner tersebut diolah dengan sedemikian rupa dengan menggunakan metode MANOVA (GLM Multivariat)yang merupakan program IBM SPSS statistics v20.Dari hasil yang telah diolah tersebut, dapat diperoleh hasil yang berupa angka-angka, yang menggambarkan hubungan antara variabel-variabel yang telah diukur.

Hasil tersebut akan disajikan dalam kesimpulan, yang disimpulkan berdasarkan pertanyaan yang terdapat dalam identifikasi masalah. Rancangan

(34)

implikasi untuk penelitian ini adalah mengevaluasi apakah Elaboration Likelihood Model dan Control Procedure di situs web destinasi ekowisata pegunungan TNGGP yang diterapkan oleh TN. Gede Pangrango sudah berhasil membentuk sikap wisatawan mahasiswa yang diharapkan, sehingga dapat mempengaruhi dalam keputusan pembelian konsumen. Kemudian saran juga akan diberikan, guna membantu pihak manajemen TN. Gunung Gede Pangrango agar dapat memberikan peningkatan di masa yang akan datang.

Gambar

Gambar 3.2 Proses randomisasi
Tabel 3.1 Randomized Block Factorial Design
Gambar 3.3 Desain Studi percobaan
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Terhadap usulan pemberian fasilitas Pajak Penghasilan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus

22 Wira Agus Belum Memiliki/Menjadi Rekan di KJPP batch 7 23 Achmad Ariawan Herly, Ariawan & Rekan batch 7 24 Erfandy Bachtiar Toha,Okky, Heru & Rekan batch 7 25 Achmad

(93,33%)  Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan (sarjana kehutanan, tenaga teknis menengah kehutanan dan tenaga teknis yang telah memiliki sertifikat sesuai

mikroba pada beberapa jenis antibiotika yang berbeda–beda dapat diakibatkan oleh penggunaan pada suatu jenis antibiotika dalam upaya pengobatan dan pencegahan penyakit yang

Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran modul dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas II Minu Wedoro Waru Sidoarjo.?.

Memberi pertanyaan sederhana kepada pasien tentang pengunaan obat yang diberikan menerapkan nilai dasar Komitmen mutu dengan indikator Efektif, sebelum saya

Jika Dari hasil penelitian secara keseluruhan diperoleh nilai uptake yang sangat tinggi untuk pasien hipertiroid toksik dibandingkan dengan batas normal angka

Masalah strategis dari reformasi pembiayaan kesehatan terutama meliputi: (a) Belum seluruh masyarakat terlindungi secara optimal terhadap beban pembiayaan kesehatan;