• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI BPS NY. ARIFIN JALAN WONOREJO KOTA SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI BPS NY. ARIFIN JALAN WONOREJO KOTA SURABAYA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG

INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI BPS NY. ARIFIN

JALAN WONOREJO KOTA SURABAYA

*Dianita Primihastuti**Ayu Puspita

e-mail : dianitaprimi@gmail.com

PRODI Kebidanan STIKES William Booth Surabaya ABSTRAK

Inisiasi Menyusui Dini dalah permulaan yang awal dimana bayi diberi kesempatan menyusu atau mencari putting payudara dengan cara merangkak didada ibu. Dari hasil pengamatan di BPS Ny.Arifin Surabaya, kendalanya adalah sebagian ibu tidak bersedia melakukan IMD dengan alasan kasihan terhadap bayi yang baru dilahirkannya karena harus mencari putting susu sendiridenganwaktu yang terlalu lama dan merasa takut karena ASI yang dikeluarkan pertama kali berwarna kuning dan masih kotor. SehinggaibutidakmelakukanInisiasiMenyusuisedinimungkinpada ibu yang baru melahirkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif dengan jumlah populasi 30 responden dan sampel yang diambil adalah 28 responden, sedangkan sampling yang digunakan menggunakan purposive sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini dengan membagikan kuesioner berdasarkan hasil penelitian dimana peneliti akan meneliti sejauh mana Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Inisiasi Menyusui Dini yang akan disimpulkan menjadi kategori baik, cukup, atau kurang setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil penelitian tingkat pengetahuan cukup tentang inisiasi menyusui dini yaitu 14 responden (50%). Dari hasil penelitian tersebut diharapkan bidan harus lebih giat memberikan informasi tentang manfaat pelaksanaan IMD, serta memotivasi ibu supaya bersedia melakukan IMD.Agar pengetahuan ibu tentang IMD mendapatkan kategori baik.

Kata kunci : Inisiasi Menyusui Dini ABSTRACT

Early Initiation of Breastfeedingis the beginning of the beginning where the baby was given the opportunity to breastfeed or are looking for a way to crawl breast nipple mother's chest. From the observation in BPS Ny.Arifin Surabaya, the problem is most mothers are not willing to do the IMD with the sorry excuse for a new baby's birth because they have to look for the nipples themselves with too much time and was afraid because milk was first released and still yellow dirty. So the Initiation of Breastfeeding mothers do not do as early as possible in the new mothers. The method used in this study is a descriptive research design with a population of 30 respondents and the sample taken was 28 respondents, where as sampling using purposive sampling. Collecting data in this study by distributing a questionnaire based on the results of studies in which researchers will examine theextent to which thelevel ofthe thirdtrimester Pregnant Women Knowledge About Early Breastfeeding Initiation into categories that will be concluded well, enough, or less after a study7 found the level of knowledge sufficient research on breastfeeding initiation early the 14 respondents (50%). From the results of these studies are expected to be more active midwives provide information about the benefits of the implementation of the IMD, as well as motivate the mother to be willing to do the IMD. In order to gain knowledge of mothers about IMD good category.

(2)
(3)

PENDAHULUAN

Inisiasi Menyusui Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Menurut Roesli tahun 2008 Inisiasi menyusui dini adalah permulaan kegiatan menyusu dengan meletakkan bayi tersebut di atas perut ibu atau dada ibu, dalam waktu hampir satu jam bayi akan merangkak mencari puting susu ibunya dan mulai menyusu sendiri. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara. Inisiasi

Menyusui Dini (IMD) mampu

mengembangkan insting dan reflek bayi pada satu jam setelah kelahiran. Adanya skin-to-skin contact antara ibu dan bayi mampu menstabilkan suhu badan bayi sehingga dapat terhindar dari hipotermi Angka kematian bayi baru lahir sebanyak 22% dalam satu bulan pertama dengan bayi menyusu pada ibu satu jam pertama, sedangkan menyusu pada hari pertama lahir dapat menekan angka kematian bayi hingga 16%. Proses inisiasi menyusui dini berguna untuk mencegah bayi mengalami hipotermi atau kedinginan karena dekapan ibu terhadap bayi (Roesli, 2008). Menurut Penelitian Unicef Tahun 2000 yang menyebutkan bahwa inisiasi menyusui dini yang dilakukan setelah satu jam pertama kelahiran dapat menyelamatkan 30.000 bayi di Indonesia yang biasanya meninggal pada bulan pertama setelah kelahirannya. Angka kematian bayi di Indonesia mencapai 35 per 1.000 kelahiran hidup atau sekitar 175.000 bayi meninggal setiap tahunnya sebelum mencapai usia satu tahun.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2000 dan 2005, lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun yang menyusui dalam 1 jam pertama cenderung menurun dari 8% pada tahun 2000 menjadi 3,7% pada tahun 2005. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan di BPS Ny. ARIFIN jalan Wonorejo, Surabaya . Inisiasi menyusui dini (IMD) tersebut dilakukan oleh bidan Setelah bayi lahir, tetapi sebagian ibu tidak mau melakukannya. Didapatkan bahwa dari 9 ibu nifas, hanya ada 4 ibu nifas yang bersedia melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), 2 ibu bersedia melakukan IMD tetapi waktunya tidak lama hanya 10 menit dengan alasan ibu merasa geli 3 ibu lainnya mengatakan kasihan terhadap

bayi yang baru dilahirkannya karena harus mencari puting susu sendiri, padahal di BPS Ny. ARIFIN selalu diterapkan Metode Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Kemudian peneliti menanyakan pada ibu nifas yang tidak bersedia melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 1.“ Apakah ibu mengetahui tentang IMD ?” didapatkan 3 ibu menjawab “tidak tahu” dan 2 ibu menjawab bayi yang ditempel didada saya kan mbak…? Tetapi ibu tersebut masih ragu dengan jawabannya, kemudian peneliti menanyakan kembali 2.“Apakah ibu mengerti manfaat dari IMD ?” didapatkan 3 ibu menjawab “tidak tahu” dan 2 ibu menjawab “agar bayi saya hangat didada”, kemudian peneliti menanyakan kembali 3.“ Mengapa ibu tidak bersedia melakukan IMD ? ” didapatkan 3 ibu tidak bersedia melakukan IMD dengan alasan kasihan terhadap bayi yang baru dilahirkannya karena harus mencari puting susu sendiri dengan waktu yang terlalu lama dan 2 ibu lainnya mengatakan merasa takut karena merasa ASI yang dikeluarkan pertama kali berwarna kuning dan masih kotor.

Dari ulasan diatas, jelas bahwa Inisiasi Menyusui Dini masih belum dimanfaatkan dengan baik dengan berbagai kendalanya. Sebagai tenaga kesehatan salah satunya bidan, yang mempunyai tugas menurunkan Angka Kematian Bayi, harus lebih giat memberikan informasi tentang manfaat pelaksanaan IMD, serta memotivasi ibu supaya bersedia melakukan IMD. Sehingga dapat mengurangi Angka Kematian Bayi, serta dapat meningkatkan harapan hidup bagi neonatus. Sehingga peneliti merasa perlu adanya penelitian tentang “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Inisiasi Menyusui Dini di BPS Ny.ARIFIN di Jalan Wonorejo Kota Surabaya”. Karena pengetahuan sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang, pengetahuan, sikap dan keterampilan merupakan proses pendidikan kesehatan. (Notoadmodjo,1997). Melalui proses pendidikan kesehatan dapat menigkatkan, mencegah timbulnya penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, usus dan parasit.

(4)

METODE

Pada penelitian ini desain penelitian menggambarkan Pengetahuan Ibu hamil Trimester III Tentang Inisiasi Menyusui Dini.

Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang ada di BPS Ny.Arifin jalan Wonorejo Kota Surabaya. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 30 ibu.

Pada penelitian ini sampel diambil dari sebagian ibu hamil trimester III yang ada di BPS Ny.arifin jalan Wonorejo Kota Surabaya sebanyak 28 ibu.

Setelah proposal disetujui pembimbing kemudian setelah mendapat ijin dari Ketua STIKES William Booth dan Bidan Arifin,S.ST kemudian peneliti melakukan seleksi kepada responden yang sesuai dengan kriteria dan melakukan pendekatan langsung kepada responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden. Dan responden dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan menjadi peserta penelitian. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan memilih ibu hamil trimester III di BPS Ny. Arifin Surabaya pada bulan Juni tahun 2014. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tentang pengertian IMD, manfaat, faktor-faktor pendukung, langkah-langkah, tahapan dan tata laksana IMD sejumlah 13 soal pada responden yang telah ditentukan sesuai kriteria penelitian

Setelah semua data yang diperoleh dilapangan dikumpulkan dan dikoreksi dan selanjutnya diberi kode. Setelah data terkumpul kemudian dianalisa secara teliti dan diberi nilai, setiap jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0, lalu di ubah dalam bentuk prosentase. Jawaban dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase.

HASIL

Karakteristik Responden berdasarkan usia dapat dilihat bahwa karakteristik responden yang paling banyak berusia 20-30 tahun sebanyak 19 responden (68 %) dan yang terkecil adalah usia < 20 tahun sejumlah 3 responden (11 %).

Berdasarkan pendidikan dapat dilihat bahwa karakteristik responden yang terbanyak mempunyai pendidikan SMA yaitu sebanyak 17 responden (61%) dan yang terkecil adalah

mempunyai pendidikan SD dan Perguruan Tinggi dengan jumlah 2 responden (7%).

Berdasarkan pekerjaan dapat dilihat bahwa karakteristik responden yang terbanyak bekerja sebagai Pegawai Swasta yaitu 14 responden (50%) dan yang terkecil yaitu sebagai pegawai Wiraswasta dengan jumlah 1 responden (4%).

Berdasarkan tingkat pengetahuan menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang inisiasi menyusui dini yaitu 14 responden (50%).

PEMBAHASAN

Berdasarkan Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Inisiasi Menyusui Dini di BPS Ny.Arifin jalan Wonorejo Kota Surabaya. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang inisiasi menyusui dini yaitu 14 responden (50%). Menurut Notoatmojo tahun 2003 Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dipengaruhi oleh usia, lingkungan pendidikan, agama dan sosial ekonomi. Dalam hal ini pengaruh tersebut dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan tetapi hal tersebut tidak mutlak tergantung dari individu menerima informasi. Demikian juga pengetahuan ibu tentang inisiasi menyusui dini dimungkinkan dapat dipengaruhi oleh umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritasnya. Semakin tinggi pendidikan semakin mudah untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang di dapat, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang tehadap ilmu yang baru diperkenalkan.. Dari data yang ada diatas didapatkan sebagian responden berpengetahuan cukup. Inisiasi menyusui dini sudah lama di terapkan sekitar enam tahun yang lalu (Undang-undang kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 128). Di BPS Ny. Arifin setiap ibu inpartu selalu diterapkan metode IMD, tetapi sebagian dari ibu tersebut menolak untuk melakukannya. Diharapkan dengan adanya pengenalan secara dini tentang IMD pada ibu hamil nantinya akan lebih mengerti dan memahami tentang IMD dan pada saat inpartu ibu mau untuk melakukannya.

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan usia didapatkan sebagian besar

(5)

responden berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 19 responden (68%). Usia 20-30 tahun termasuk dengan usia dewasa muda. Menurut Notoatmojo tahun 2003 mengatakan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang, semakin tinggi kematangan dalam berfikir dan semakin bertambahnya usia seseorang semakin dapat menggunakan coping yang adaptif. Hal ini dapat diartikan bahwa usia reproduksi seorang wanita yang dalam batas normal untuk hamil berusia 20-35 tahun (Suryati,2011). Semua responden yang didapatkan saat penelitian termasuk dalam usia normal untuk hamil. Dimana ibu memiliki kemampuan untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi dan mudah memahami informasi tentang inisiasi menyusui sehingga yang didapat baik pengetahuan formal melalui pendidikan maupun pendidikan non formal bisa diaplikasikan dalam kehidupannya.

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan didapatkan sebagian besar pendidikan SMA yaitu sebanyak 17 responden (61%). hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden berpendidikan cukup tinggi dianggap mampu dan mempunyai kemampuan untuk memahami informasi yang didapatkan. Dimana semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin banyak pengalaman informasi yang diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang berpengetahuan kurang kebanyakan dari tingkat pendidikan SMP. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang ada sesuai dengan teori bahwa pada tingkat pendidikan SMP banyak yang berpengatahuan kurang karena informasi tentang Inisiasi Menyusui Dini tidak didapatkan di pendidikan formal tapi informal. Kemampuan individu masih kurang dalam menerima dan menyerap informasi yang didapat serta keaktifan individu dalam mencari informasi tentang Inisiasi Menyusui Dini juga kurang karena sulitnya memahami pentingnya informasi tersebut untuk diri sendiri dan keluarga sehingga menyebabkan pengetahuannya menjadi kurang.

Berdasarkan karakteristik berdasarkan pekerjaan didapatkan terbanyak adalah ibu hamil yang pekerjaanya sebagai swasta yaitu sebesar 14 responden (50%). Menurut kamus besar bahasa Indonesia tahun 2008 berpendapat bahwa pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari nafkah.

Masyarakat yang sibuk dalam kegiatan sehari-hari akan memiliki waktu sedikit untuk memperoleh informasi. Sehingga dapat disimpulkan tingkat pengetahuan akan kurang. Tetapi dari hasil penelitian berbeda dengan teori, karena dimungkinkan walau responden bekerja tetapi kenyataan itu mereka dapat saling tukar pikiran, bergaul, mencari informasi yang baik dari berbagai media misalnya media cetak, elektronik dan pemberian KIE bidan hal itu dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tentang IMD.

Berdasarkan paritasnya didapatkan Responden terbanyak merupakan kehamilan yang pertama yaitu sebanyak 18 responden (64%). pengetahuan ibu yang baru pertama hamil masih di katakan kurang jika di bandingkan dengan ibu yang pernah hamil lebih dari 2 kali, hal ini di karenakan pengalaman pertama menjadi seorang ibu hamil. Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian, dimana pada kenyataannya ibu dengan kehamilan yang pertama belum banyak mendapatkan pengalaman yang cukup dalam hal pentingnya IMD terutama dalam pemberian IMD setelah persalinan sehingga pengetahuan yang mereka milikipun masih dalam taraf kurang (Notoadmojo,2003). SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Inisiasi Menyusui Dini di BPS Ny.Arifin jalan Wonorejo Kota Surabaya berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (50%). Sehingga disarankan : 1) Untuk pihak BPS Ny.Arifin Surabaya hendaknya lebih sering memberikan informasi dan memotivasi pasien saat pasien kunjungan ANC agar bersedia menerapkan inisiasi menyusui dini ini saat persalinan. 2) Bagi Institusi STIKES William Booth Dapat dijadikan acuan dalam pembuatan asuhan kebidanan dan dapat mengembangkan informasi khususnya tentang inisiasi menyusui dini. Selain itu dapat pula Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya inisiasi menyusui dini melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan sebagai acuan

(6)

dalam pembuatan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini Terhadap Involusi Uteri Pada Ibu Post Partum”dan dapat mengembangkan informasi khusunya tentang inisiasi menyusui dini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi, Cetakan 14. Jakarta: Rineka Cipta

Chandra,B. (1995). Pengantar Statistik Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta Lo Biondo-Wood, G & G. &Haber, J. (1994). Nursing Research:Methods, Critical Approach and Utilisation. Mosby Co. St. Louis Denim, Sudarwan. (2003). Metodologi

Penelitian Kebidanan. Jakarta:EGC Heryani, Reni. (2012). Asuhan Kebidanan Ibu

nifas dan Menyusui. Jakarta: EGC Kautsar,Ummu.(2010).inisiasimenyusudini.

Jakarta:http://ummukautsarwordprees. com/2014/01/14.Diakses tanggal 14 Januari, pukul 18.00 WIB

Manuaba Ida Bagus.(2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:EGC M. Fraser Diane. (2009). Buku Saku Praktik

Klinik Kebidanan. Jakarta:EGC Notoatmojo. (2005). Metodelogi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta . (2003). Metodelogi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta Nursalam.(2013).Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

.(2002). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.Sagung Seto:Jakarta. Prasetyono,DS. 2009. Buku Pintar ASI

Ekslusif. Jogjakarta: DIVA Press Roesli Utami. (2008). Inisiasi Menyusu Dini

plus Asi Ekslusif. Cetakan I, pustaka Bunda. Jakarta

Setiadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

RomauliSuryati.(2011).Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta:Nuha Medika Wayan,Darsana.(2010).http://darsananursejiwa .blogspot.com/2014/01/16/gambaran pengetahun-ibu-nifas-tentang.html.Dakses tanggal 16 Januari 2014, pukul 16.00 WIB Yulianti, Nurheti. (2010). Keajaiban ASI.

Referensi

Dokumen terkait

Produk samping yang dihasilkan adalah tepung coklat (cocoa powder), kandungan lemak tidak lebih dari 2 % dan pelarut tidak lebih dari 5 ppm, dalam % berat... Hammer Mill

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yakni : (1) mengidentifikasi produk dan jasa yang dikomplain oleh konsumen, (2) mengidentifikasi perilaku komplain konsumen,

Dengan demikian diperkirakan bagian air hujan yang mengalir sebagai aliran permukaan dan limpasan masih kecil, yang sangat besar kemungkinannya inipun masih

Ikatan ganda diperoleh dari karbon yang memiliki empat elektron valensi, namun pada molekul terkonjugasi hanya memiliki tiga (kadang-kadang dua) atom lain.... Elektron yang

Hal yang perlu digarisbawahi dalam sejarah berdirinya PITI DIY ini adalah bahwa inisiator pembentukan organisasi ini bukanlah warga keturunan Tionghoa melainkan para tokoh- tokoh

Program pengembangan kewirausahaan (PPK) ini bertujuan untuk memberikan pembinaan kewirausahaan bagi mahasiswa dan alumni Universitas Islam Darul Ulum dengan mengedepankan

Setelah pengeboran dilakukan sesuai dengan dimensi yang diharapkan, benda Setelah pengeboran dilakukan sesuai dengan dimensi yang diharapkan, benda kerja ditaps dengan ukuran taps ½