• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNDAMENTAL. Motivasi Dalam Berfikir Kreatif. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Robby, S.Sos, MM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FUNDAMENTAL. Motivasi Dalam Berfikir Kreatif. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Robby, S.Sos, MM"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

M

MODUL PERKULIAHAN

K

KREATIF

F

FUNDAMENTAL

Motivasi Dalam Berfikir Kreatif

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

ILMU KOMUNIKASI MARCOMM

& ADVERTISING

007

7

43037 Robby, S.Sos, MM

Abstract

Kompetensi

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.

Setelah mempelajari modul ini,

mahasisiwa diharapkan mengerti akan memecahkan maslahnya dengan penuh motivasi untuk mencapai suatu tujuan dengannya motivasi tinggi diharapkan terbentuknya semangat untuk

berkretifitas hingga mendapatkan nilai positif dalam setiap tindakan.

(2)

Pendahuluan

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “otivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Selain itu juga berasal Bahasa Inggris "MOTIVATION". Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN.

Selain itu juga motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.

Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi. Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

Defenisi Motivasi Menurut Para Ahli

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti :

(3)

A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)

• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)

• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya). Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai

Aktualisasi diri penghargaan

sosial

keamanan

(4)

waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR

Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer

a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja

b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan

hukuman untuk mencapai tujuan.

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.

d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan

dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y : a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan

bermain.

b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.

c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab. d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

(5)

D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)

Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: • Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas

• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu). • Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.

E. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),

Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)

• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)

• Need for Power (dorongan untuk mengatur)

F. Clayton Alderfer ERG

Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.

(6)

a. Eksistence (E) atau Eksistensi

Meliputi kebutuhan fisiologis sepeerti lapar, rasa haus, seks, kebutuhan materi, dan lingkungan kerja yang menyenangkan.

b. Relatedness (R) atau keterkaitan

Menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat kerja.

c. Growth (G) atau pertumbuhan

Meliputi kenginginan kita untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan segenap kesanggupan kita.

Alderfer menyatakan bahwa :

Pertama :

bila kebutuhan akan eksistensi tidak terpenuhi, pengaruhnya mungkin kuat, namun kategori-kategori kebutuhan lainnya mungkin masih penting dalam mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.

Kedua :

meskipun suatu kebutuhan terpenenuhi, kebutuhan dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan.

Jadi secara umum mekanisme kebutuhan dapat dikatakan sebagai berikut

• Frustration – Regression

• Satisfaction - Progression

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Faktor Ekstern

(7)

x Pemimpin dan kepemimpinannya

x Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas

x Dorongan atau bimbingan atasan

2. Faktor Intern

x Pembawaan individu

x Tingkat pendidikan

x Pengalaman masa lampau

x Keinginan atau harapan masa depan.

Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud meliputi :

a) Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan ketrampilan, kebiasaan,

sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan sosial budaya, tingkat kedewasaan, dsb.

b) Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan: persepsi

individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan.

c) Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu terhadap

pelaksanaan pekerjaannya.

d) Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama rekan,

kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar pekerjaan

e) Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu

f) Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu

g) Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan

Beberapa faktor yang dapat mempngaruhi motivasi kelompok (teamwork) dalam bekerja dapat dikategorikan sebagai berikut:

(8)

Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun hal tersebut belum cukup jika visi., misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota.

b) Tantangan

Manusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut “fight atau flight syndrome”. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara naluri manusia akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight) atau menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru merupakan motivator.

Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan. Sebuah team tidak selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval. Salah satu criteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika terlalu sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal yang mustahil dilaksanakan, maka team bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu mudah maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.

c) Keakraban

Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.

d) Tanggung jawab

Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab. Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Team yang diberi tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memiliki motivasi kerja yang tinggi.

(9)

Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri, mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah team setiap anggota merasa bahwa team tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan komitment yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri.

f) Kepemimpinan

Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam mendapatkan komitment dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas.

Membangun Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan imaginasi dalam berpikir

konstruktif. Seseorang dikatakan mempunyai daya kreasi yang tinggi bilamana ia mampu menemukan serta menggabungkan gagasan/ide-ide atau pemikiran baru yang orsinil dan dalam kombinasi yang baru. Ia tidak terpengaruh oleh pemikiran maupun cara orang lain, namun dengan daya kreasinya ia mampu mengembangkan alternatif lain yang lebih berani. Dalam berwirausaha keorsinilan saja tidaklah cukup. Untuk menjadi kreatif, sebuah gagasan atau ide harus juga tepat. Dengan demikian berkreasi dalam hal berbisnis akan lebih kompleks. Apakah bakat merupakan mitos dalam memulai suatu usaha? Jawabannya bias “ ya atau tidak”. Di dalam diri seseorang, kreativitas merupakan fungsi dari kecakapan berpikir kreatif/mempunyai ide-ide, keahlian/ilmu, dan motivasi/kerja keras. Satu dengan yang lain saling melengkapi. Ilmu disertai kerja keras tanpa impian, bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu tanpa kerja keras, seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras, tanpa ilmu ibarat berlayar tanpa nakhoda.

(10)

Mimpi bukanlah suatu yang haram. Bung Karno pun pernah mengajak seluruh bangsa untuk menggantungkan cita-cita kita, dan menjadi yang “terbaik” haruslah menjadi impian dari setiap insan. Tidak sedikit orang sukses berawal dari mimpi-mimpi yang mungkin tidak masuk akal tetapi akhirnya menjadi kenyataan. Oleh karena itu ingatlah semua keberhasilann berawal dari suatu impian. Impian, cita-cita, atau ide merupakan kekuatan yang dahsyat yang sanggup menghantarkan seseorang menuju apapun Yang diinginkan. Oleh karena itu agar sebuah mimpi tumbuh menjadi kenyataan, diperlukan suatu syarat utama yaitu pikiran yang positif dan buanglah pemikiran yang negatif.

Dari tiga faktor tersebut di atas (impian, ilmu dan kerja keras) yang paling berpengaruh atau paling dominan adalah impian dan kerja keras. Hal ini karena sudah banyak bukti nyata bahwa banyak orang sukses bukan bermodal ilmu saja. Walaupun demikian ilmu tetap diperlukan agar tujuan tetap tercapai. Orang yang mudah menyerap ilmu memiliki sifat utama yaitu keterbukaan. Terbuka atas kritik dan saran, terbuka untuk mengevaluasi semua tindakan dan rencana. Inilah orang yang cepat belajar.

Keberhasilan seseorang tergantung dari berbagai faktor. Faktor yang paling berpengaruh adalah motivasi, sehingga dapat dirumuskan dalam fungsi berikut:

P = f (M,A,O) Dimana: P = Performent /Produktivitas f = Fungsi M = Motivation (Motivasi) A = Ability (Kemampuan) O = Oportunity (Kesempatan)

(11)

Bisakah kreativitas dikelola? Jawabannya adalah “bisa”!! Tetapi mengelola keahlian atau kemampuan dan kecakapan berpikir kreatif akan lebih sulit daripada mengelola motivasi, dalam arti mengelola kreativitas akan memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan mengelola motivasi. Hal-hal yang mempengaruhi kreativitas, antara lain:

1. adanya sesuatu tantangan

2. adanya kebebasan bertingdak 3. berbagai sumber daya

4. ciri-ciri kerja kelompok

5. dorongan kepengawasan

6. dukungan perusahaan atau organisasi.

Keuntungan menjadi orang yang kreatif, ialah: ide baru, bersemangat, menen\mukan solusi, banyak alternatif, dan perbaikan yang berkelanjutan. Teknik membuka wawasan untuk bidang yang anda minati, dapat anda lakukan:

1. Carilah orang-orang yang mempunyai interest atau tujuan yang sama dengan anda. 2. Bekerjalah dengan orang-orang yang anda yakini mempunyai kemampuan bekerja. 3. Kumpulkanlah semua bahan yang dapat menunjang pekerjaan anda sekalian

4. Carilkah informasi tentang apa yang sudah dilakukan oleh orang-orang sebelum anda, baik tentang kegagalannya maupun keberhasilan-keberhasilannya.

5. Janganlah menguasai kelompok dengan pendapat-pendapat anda sendiri.

6. Berusaha sepleksibel mungkin, sedapat mungkin anda mencoba berbagai macam pekerjaan.

7. Nikmatilah selama kreasi dilakukan, jangan merasa tertekan.

Menemukan ide jangan dilakun pada saat sibuk mengerjakan tugas rutin yang belum selesai. Ini menyebabkan anda mempunyai perasaan bersalah dan menghancurkan semangat untuk berangan-angan. Beberapa orang mempunyai ide pada saat ia sedang rileks atau tidak bias diganggu orang lain, seperti dikamar mandi, pada waktu potong rambut/kesalon, sedang di taksi dll. Disamping itu situasinya pun harus mendukung untuk anda berkreasi. Kemampuan menemukan ide-ide juga sangant bersifat individual. Artinya tidak selalu sama hasilnya antara orang satu dengan orang yang lainnya.

Ide berwirausaha adalah respon seseorang atau banyak orang atau sesuatu organisasi untuk memecahkan masalah yang jelas atau untuk memenuhi kebutuhan yang

(12)

dipersepsikan di sebuah lingkungan (pasar, kantor, komunitas, dan lainnya). Menemukan ide yang baik adalah langkah awal untuk mengubah keinginan dan kreativitas menjadi peluang untuk berusaha. Sumber-sumber ide untuk melakukan usaha, antara lain: hobi/minat, keterampilan individu dan pengalaman, media massa (Koran, majalah, TV, internet), pameran, survey, dan keluhan-keluhan.

Motivasi untuk Berfikir Kreatif

Menurut Teresa Amabile, profesor dari Harvard Business School yang sudah meneliti topik mengenai kreativitas pribadi dan organisasi ini, kita sering melihat proses kreativitas secara sempit. Ketika kita berbicara mengenai kreativitas, yang umumnya menjadi fokus kita adalah proses berpikir itu saja. Sementara kreativitas sebenarnya terdiri dari 3 komponen yang saling bertautan. Ketiganya adalah:

1. Keahlian

2. ketrampilan berpikir kreatif

3. Dan motivasi.

Keahlian tentu saja tidak perlu dijelaskan panjang lebar. Anda sulit menghasilkan ide kreatif untuk bidang yang tidak Anda kuasai dengan baik. Kalaupun bisa, biasanya Anda harus bekerjasama dengan orang yang ahli di bidang bersangkutan. Di sini, Amabile mendefinisikan keahlian secara luas. Bukan saja keahlian pribadi kita, tetapi keahlian dari orang-orang lain yang bisa kita akses. Jadi, semakin besar jaringan kenalan yang kita miliki, semakin luas juga keahlian yang bisa kita dapatkan. Ketrampilan berpikir kreatif juga sudah kita bahas berkali-kali di blog ini. Dengan alasan itu, fokus kita kali ini ada pada komponen ketiga yaitu motivasi.

Motivasi adalah topik yang kompleks. Kita tahu motivasi penting sebagai tenaga pendorong terhadap semua yang kita kerjakan. Tetapi tidak semua motivasi memiliki kekuatan yang sama besar. Amabile pernah mengadakan riset yang menyimpulkan motivasi terkuat untuk memacu pikiran kreatif adalah motivasi intrinsik, atau motivasi yang muncul dari dalam diri kita. Ketika kita termotivasi secara intrinsik, kita tidak mencari pengakuan dari luar dalam bentuk pujian atau materi. Kita melakukannya semata-mata demi kepuasan kita, demi aktualisasi diri kita.

Bagaimana dengan uang? Bukankah selama ini para manajer yang ingin para anak buahnya lebih kreatif sering menjadikan uang sebagai motivator? Uang, kata Amabile, tentu

(13)

saja tidak menghalangi orang untuk kreatif. Namun pada kebanyakan kasus, uang juga tidak membantu. Kadang uang malah membuat motivasi intrinsik seseorang untuk berkarya menjadi surut karena digantikan oleh keinginan untuk mendapatkan uang tersebut. Uang

juga tidak bisa membeli gairah (passion) yang dibutuhkan untuk mengatasi

hambatan-hambatan besar yang muncul selama proses kreatif.

Karenanya, yang harus dilakukan adalah membangkitkan motivasi intrinsik. Caranya? Saran pertama adalah mencocokkan pekerjaan dengan kemampuan dan minat sang karyawan. Kelihatannya cukup sederhana, tetapi untuk bisa melakukan itu dengan baik, manajer harus mengenal diri para anak buahnya dengan baik. Pengumpulan informasi seperti itu kadang membutuhkan waktu lama sementara sang manajer mungkin terlalu sibuk dengan urusan lain. Cara lainnya adalah menentukan tujuan yang harus dicapai dan memberikan kebebasan karyawan untuk menemukan cara mencapai tujuan tersebut selama tidak melanggar etika dan hukum. Otonomi seperti itu bisa meningkatkan kreativitas karena luasnya ruang bergerak yang dimiliki karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dan

(14)

Daftar Pustaka

P.Siagian, Sondang, Prof. Dr. MPA.(1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta :

Rineka Citra.

Sihotang. A. Drs. M.B.A. (2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya

Paramita.

Wirawan, Sarlito. (2005).Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi

Terapan).Jakarta :Balai Pustaka.

Sunyoto Munandar, Ashar.(2001).Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas

Indonesia. http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/11/teori-motivasi-mcclelland-teori-dua.html http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/10/tugas-kuliah-teori-x-douglas-mcgregor.html http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-3-Kreativitas_dan_Motivasi.pdf http://motivasikreatif.blogspot.com/2009_10_25_archive.html

Referensi

Dokumen terkait

Potensi kemampuan bakteri hidrokarbonoklastik (pendegradasi hidrokarbon) yang diisolasi dari korsosium bakteri yang berasal dari limbah minyak berat dan limbah minyak

Campuran beraspal panas adalah suatu campuran perkerasan lentur yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan bahan pengisi aspal dengan perbandingan tertentu,dan

1. Unit dan Sub Unit PPM wajib melakukan penjaminan mutu melalui monitoring dan evaluasi internal pelaksanaan pengabdian masyarakat di lapangan. Hasil monitoring dan

Aplikasi yang dirancang ini dapat digunakan untuk memberikan kemudahan kepada dokter untuk mendeteksi dan mengetahi suatu gejala penyakit epilepsi yang dialami

KETIGA : Tim Pakar Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat Terpencil sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf a, dengan susunan keanggotaan terdiri atas

Allianz tidak menanggung risiko yang terjadi atas diri Tertanggung akibat penyakit, perawatan dan pengobatan, serta biaya yang dikecualikan dalam program Asuransi

Dengan demikian praktik jual beli ini syarat barang yang diperjualbelikan sudah terpenuhi, meskipun barang yang diperjualbelikan tidak bisa diserahterimakan

Terdapat dua upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam pengentasan kemiskinan melalui sektor pariwisata yakni dengan pengembangan desa