• Tidak ada hasil yang ditemukan

CITRA PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERIODE DALAM PEMBERITAAN HARIAN UMUM LAMPUNG POST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CITRA PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERIODE DALAM PEMBERITAAN HARIAN UMUM LAMPUNG POST"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

CITRA PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERIODE 2010-2015 DALAM PEMBERITAAN HARIAN UMUM

LAMPUNG POST

(Studi Analisis Framing Menggunakan Model Zhongdang Pan dan Kosicki Edisi Juni 2010)

Fitra Ardiantoro

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa minak.pa@gmail.com

ABSTRAK

Harian Umum Lampung Post ikut berpartisipasi dalam pemilihan walikota dan wakil walikota Bandar Lampung yang digelar pada bulan Juni 2010 dengan menerbitkan halaman khusus Pilkada 2010 dengan judul “Lampung Memilih Kepala Daerah”. Bagaimana Lampung Post membingkai peristiwa citra pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 dalam pemberitaan pada bulan Juni 2010. Tujuan penelitian ini diantaranya untuk mengetahui cara Lampung Post dalam penyusunan Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris Citra Pasangan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Bandar Lampung Periode 2010-2015 dalam pemberitaan Harian Umum Lampung Post. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis framing dengan model yang dikembangkan oleh Zhongdang Pan dan G.M. Kosicki. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi dokumentasi dan wawancara. Sampel yang diambil sebanyak 7 berita, teknik penarikan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis framing yang diperkenalkan oleh Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki yang melihat empat struktur yaitu Sintaksis, Skrip, Tematik, Retoris. Hasil analisis dari penelitian ini adalah, pada level penyusunan fakta (sintaksis), Lampung Post menggambarkan citra pasangan calon dan wakil walikota bandar lampung periode 2010-2015 melalui kampanye terbuka dan debat visi misi dari tiap-tiap pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung. Pada level pengisahan fakta (Skrip), Lampung Post mencoba mengisahkan fakta yang terbentuk dengan pola 5W+1H yang lebih mengedepankan pemberitaan pada aspek pencitraan pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 dengan melihat visi misi mereka dalam debat kandidat atau kampanye pasangan dari tiap-tiap calon. Pada tingkat penulisan fakta (tematik) Lampung Post banyak mengedepankan tema tentang komitmen dari tiap pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015, dimana pasangan calon tidak mempunyai prioritas yang jelas tentang visi misi yang mereka sampaikan. Pada tingkat penekanan fakta (Retoris), Lampung Post label otoritas atau jabatan untuk mendukung gagasan atau pendapat pihak yang diwawancarai. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah peristiwa ini menunjukkan bagaimana telah terjadi perang simbolik antara pihak yang

(2)

berkepentingan terhadap isu ini. Media mempunyai strategi wacana tersendiri dalam memaknai reaksi yang ditimbulkan dalam masalah pemberitaan seputar citra pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015, baik tentang visi misi dalam debat kandidat

hingga kampanye tiap-tiap pasangan calon. Kata Kunci: Framing, Pilkada Lampung, Pencitraan

PENDAHULUAN

Dalam kebudayaan manusia, komunikasi mempunyai tingkat pengaruh yang cukup penting pada kehidupan manusia sehari-hari. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan merupakan semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat (Soekanto, 1990: 189). Manusia berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan melalui logika menyerasikan perilaku terhadap kaidah-kaidah melalui etika, dan mendapatkan keindahan melalui estetika.

Dapat dikatakan bahwa dalam perkembangan manusia, komuniksi memainkan peranan penting bagi perubahan dan dinamika soisal manusia. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan kepada komunikan atau penerima pesan. Dalam berkomunikasi manusia memperoleh informasi secara faktual melalui media massa. Media massa berfungsi sebagai pembentuk opini publik (Setianti, 2005: 68). Media massa wajib menyampaikan informasi yang jujur dan benar sesuai fakta peristiwa kepada masyarakat.

Harian Umum Lampung Post tumbuh sebagai media cetak yang setiap harinya menyuguhkan informasi aktual masyarakat Lampung. Surat kabat ini telah berdiri sejak tahun 1974an yang merupakan media cetak lokal. Harian Umum Lampung Post menyajikan berita-berita berbagai bidang yaitu pendidikan, ekonomi, politik, budaya, dan sebagainya. Media ini juga bergabung dalam media grup, sehingga berita-berita yang disajikan tidak saja berita lokal tetapi berita nasional pun diterbitkan. HU Lampung Post ikut berpartisipasi dalam pemilihan walikota dan wakil walikota Bandar Lampung yang digelar pada bulan Juni dengan menerbitkan halaman khusus Pilkada 2010 dengan judul halaman Lampung Memilih Kepala Daerah.

Pada tahun 2010, Pilkada dilakukan secera serentak di berbagai daerah kota atau kabupaten di provinsi Lampung. Pilkada kota Bandar Lampung diikuti oleh enam pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015. Adapun calon pasangan walikota dan wakil walikota yaitu Nomor urut 1. A. Souki Shobier-Syamsul Rizal dari

(3)

Independent. Nomor urut 2. Herman H.N-Thobroni Harun dari partai PDIP, PNBK, PBR, dan partai-partai kecil. Nomor urut 3. Kherlani-M.W. Heru Sambodo dari partai Golkar, Hanura, PKB, PDS, PPRN, PMB, PKDI. Nomor urut 4. Eddy Sutrisno-Hantoni Hasan dari partai Demokrat, PKS, Gerindra, PAN, PPP, PDK, PKPB, PPI. Nomor urut 5. Dhomiril Hakim-Sugiyanto dari Independen. Nomor urut 6. Nurdiono-Dian Kurnia Laratte dari Independen (http://www.lampungpost.com). Hal yang paling penting dilakukan para kontestan adalah memuaskan kebutuhan masyarakat luas, terdapat pergeseran pula dalam kehidupan politik.

Persaingan untuk memperebutkan hati dan perhatian masyarakat tidak dapat dilakukan sendiri oleh partai politik dan kontestan. Untuk melakukannya, mereka membutuhkan media dan pers. Dengan menggunakan media dan pers, cakupan (coverage) penyebaran informasi, program kerja, dan produk politik lainnya akan menjadi lebih efektif. Dengan kata lain penyebarannya akan menjadi lebih luas dan komprehensif (Firmanzah, 2007: 62). Hal ini membuat partai politik dan calon individu harus bekerja keras dengan media dan pers. Sementara media dan pers membutuhkan berita dan informasi sebagai produk mereka yang bisa diperoleh dari partai politik. Partai politik dan calon individu membutuhkan bantuan media dan pers dalam memperebutkan hati rakyat.

Dalam pencitraan media terhadap berita yang akan diterbitkan sebagai informasi kepada masyarakat luas. Realitas citra media dikontruksi orang oleh desk dan redaksi, namun merupakan bagian dari rekontruksi sosial masyarakatnya. Karena itu, ketergantungan mereka yang hidup dalam realitas media adalah orang-orang yang selalu memiliki kesadaran realitas, sebagaimana ia menyadari dirinya sebagai bagian dari realitas itu sendiri (Bungin, 2008: 200).

Pemberian bingkai terhadap berita-berita politik yang sampai kepada masyarakat memang tidak lepas dari perhatian masyarakat terhadap isu-isu yang diberitakan. Perhatian terhadap isu-isu itu sendiri berhubungan dengan hal dan kewajiban politik masyarakat sebagai warga negara. Masyarakat yang sadar dengan hal dan kewajiban politiknya tentu akan menaruh perhatian pada isu-isu politik yang dimunculkan Harian Umum Lampung Post.

Banyak fenomena yang sesungguhnya penting dan seharusnya diketahui oleh masyarakat diembargo oleh kekuasaan dan sebaliknya, banyak fakta kecil yang tidak penting justru di blow up oleh media massa, dan direproduksi secara tidak wajar dalam arti melampaui apa yang dibutuhkan khalayak. Maka terjadilah ketimpangan antara fakta penting yang terjadi di masyarakat. Bagi masyarakat biasa, pesan dari sebuah berita akan dinilai apa adanya, terkesan

(4)

penuh dengan objektivitas. Namun apabila kita cermati lebih dalam, realitas atau peristiwa yang terjadi disekitar kita sudah direkontruksi dan dibingkai oleh media. Disinilah realitas sosial dimaknai dan dikontruksi dengan makna tertentu. Yaitu dalam setiap penulisan berita menyimpan ideologis/latar belakang seorang penulis. Seorang penulis pasti akan memasukkan ide-ide mereka dalam analisis terhadap data-data yang diperoleh di lapangan.

Menurut Jalaluddin Rakhmat, yang dikutip oleh Wiryanto, dalam Jurnal Wacana edisi April 2005, mengatakan media berperan besar dalam pencitraan realitas. Citra adalah gambaran suatu realitas yang memiliki makna, karena media memiliki kemampuan tertentu dalam menciptakan realitas. Pengertian citra itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara sistematis tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk.

Pembentukan konstruksi citra adalah bangunan yang diingankan oleh tahap kontruksi. Dimana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa ini terbentuk dua model: Pertama, Model Good News adalah sebuah konstruksi yang cendrung mengkonstruksi suatu pemberitaan sabagai pemberitaan yang baik. Pada model ini, objek pemberitaan di konstruksi sebagai sesuatu yang memiliki citra yang baik sehingga terkesan lebih baik dari sesungguhnya kebaikan yang ada pada objek itu sendiri. Kedua, Model Bad News adalah sebuah konstruksi yang cenderung memberikan citra yang buruk pada objek pemberitaan sehingga terkesan lebih jelek, lebih buruk, lebih jahat, dan seseunggunya sifat jelek, buruk, dan jahat yang ada pada objek pemberitaan itu sendiri (Bungin, 2008: 199).

Menurut Haryatmoko (2007: 32) dalam bukunya etika komunikasi mengutip dari J. Baudrillard menjelaskan empat fase citra. Pertama, representasi dimana citra merupakan citra suatu realitas; kedua, ideology dimana citra menyembunyikan dan memberi gambaran yang salah akan realitas; ketiga, citra menyembunyikan bahwa tidak ada realitas, lalu citra bermain menjadi penampilannya; keempat, citra tidak ada hubungan sama sekali dengan realitas apa pun: ia hanya menjadi yang menyerupai dirinya. Citra yang dibentuk media, akan mempengaruhi khalayak dalam mempersepsikan pandangan seseorang terhadap tokoh pemimpin. Tidak hanya dalam level induvidu saja, kekuatan media dalam membentuk citra seorang pemimpin juga dapat mempengaruhi satu wilayah kepemimpinan dari pemimpin tersebut.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: “Bagaimana Citra

(5)

Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung Periode 2010-2015 Dalam Pemberitaan Harian Umum Lampung Post?”

METODOLOGI

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan menyajikan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan manusia yang diteliti (Moleong: 2006: 6). Tujuan dari pendekatan kualitatif yaitu untuk memahami fenomena sosial melalui gambar holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam. Metode deskriptif ini digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan berita citra pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 dalam Harian Umum Lampung Post, dengan menggunakan analisis framing dan menggunakan model analisis menurut Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.

Unit analisis ini adalah berita-berita mengenai pemberitaan citra pasangan calon walikota dan wakil wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 pada Harian Umum Lampung Post. Selama kurun waktu bulan Juni 2010. Dari berita yang muncul peneliti mengkritisi isu-isu yang muncul di HU Lampung Post selama kurun waktu yang telah ditentukan.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini tentunya berpatokan pada kebutuhan analisa. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah: (a) Studi dokumentasi yang dilakukan, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan artikel-artikel yang berhubungan dengan berita citra pasangan walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015. (b) Wawancara dilakukan terhadap sejumlah informan jajaran redaksi Harian Umum Lampung Post yang menyusun berita citra pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 dan tim sukses media dari masing-masing pasangan calon. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pandangan mendalam mengenai proses penulisan dan penyusunan berita.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis framing yang diperkenalkan Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dan organisasi ide. frame ini adalah suatu ide yang dihubungkan dengan elemen-elemen yang berebeda dalam teks berita membagi struktur analisis menjadi empat bagian: A. Sintaksis adalah cara wartawan menyusun berita. Struktur

(6)

sintaksi memiliki perangkat: 1) Headline merupakan berita yang dijadikan topik utama oleh media, 2) Lead (teras berita) merupakan paragraf pembuka dari sebuah berita yang biasanya mengandung kepentingan lebih tinggi. Struktur ini sangat tergantung pada ideologi penulis terhadap peristiwa. 3) Latar, 4) informasi, 5) Kutipan, 6) Sumber, 7) Pernyataan, dan 8) Pentup berita. Skrip adalah cara wartawan mengisahkan fakta. Struktur skrip memfokuskan perangkat framing pada kelengkapan berita: What (apa), When (kapan), Who (siapa), Where (di mana), Why (mengapa), How (bagaimana). Tematik adalah cara wartawan menulis fakta. Struktur tematik mempunyai perangkat framing: 1) Detail; 2) Maksud dan hubungan kalimat; 3) Nominalisasi antar kalimat; 4) Koherensi; 5) Bentuk kalimat; 6) Kata ganti. Unit yang diamati adalah paragraf atau proposisi. Retoris adalah cara wartawan menekankan fakta. Struktur retoris mempunyai perangkat framing: 1) Leksikon/pilihan kata. Perangkat ini merupakan penekanan terhadap sesuatu yang penting; 2) Grafis; 3) Metafor; 4) Pengandaian. Unit yang diamati adalah kata, idiom, gambar/foto, dan grafis.

PEMBAHASAN

Pada Harian Umum Lampung Post, berita tentang pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 pada bulan Juni 2010 sebanyak 26 berita, lalu peneliti menganalisis 7 berita di antaranya. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap 7 item berita di Harian Umum Lampung post tentang citra pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 dalam pemberitaaan Harian Umum Lampung Post. Maka penulis dapat melihat dan mengetahui bagaimana media tersebut mengkontruksikan realitas pada saat disusun menjadi naskah berita, dengan cara dianalisis framing media tersebut.

Dalam melakukan analisis, maka untuk mempermudah kontruksi dengan metode frame di Lampung Post, penulis menggunakan model framing Zhongdang Pan dan M. Gerald Kosicki yang didalamnya terdapat empat struktur perangkat framing antara lain: yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. ke empat struktur tersebut merupakan suatu kegiatan rangkaian yang dapat menunjukkan framing dari suatu media.

Sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Dalam wacana berita, sintaksis menunjukkan pada pengertian susunan dari bagian berita (headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pertayaan, penutup) dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Berita

(7)

itu tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga membentuk skema yang menjadi pedoman bagian fakta hendak disusun. Bentuk sintaksis yang paling populer adalah struktur piramida terbalik. Dalam struktur piramida terbalik, bagian atas ditampilkan lebih penting dibandingkan dengan bagian yang paling bawahnya.

Hasil analisisnya pada penyusunan fakta (sintaksis), Lampung Post menggambarkan citra pasangan calon dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 melalui pencitraan kampanye terbuka dan debat visi misi dari tiap-tiap pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung. Mereka berlomba-lomba untuk memperkuat kekuasaan dengan mengerahkan massa yang cukup besar. Tapi hal ini tidak untuk pasangan calon independen, malah mereka tidak menggunakan waktu massa kampanye mereka untuk sosialisai. Berbeda dengan pasangan incumbent, mereka aktif dalam pelaksaan kampanye terbuka walaupun teknisnya berbeda karena tidak menggunakan rapat terbuka melainkan mengunjungi pasar-pasar atau perusahaan.

Pada pemberitaan pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 setiap beritanya mencoba untuk berimbang dalam mengambil narasumber pada saat penyusunan fakta atau realitas. Baik itu dari pasangan independen maupun pasangan dari incumbent, semua beritanya tidak ada yang dibeda-bedakan. Sehingga keberimbangan sebuah berita dapat mempengaruhi nilai dari berita.

Frame yang disajikan oleh Lampung Post adalah bagaimana citra yang dikontruksikan untuk memberikan informasi kepada khalayak. Citra yang dibangun berupa sifat baik atau buruk selalu diberitakan sesuai dengan fakta yang ada. Semua pasangan calon dicitrakan sesuai apa adanya tidak dilebihkan atau dikurangkan.

Skrip adalah laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. hal ini karena dua hal, pertama banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan lanjutan dari peristiwa sebelumnya. Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan seks yang ditulis dengan lingkungan komunal pembaca.

Pada pengisahan fakta (Skrip), Lampung Post mencoba mengisahkan fakta yang terbentuk dengan pola 5W+1H yang lebih mengedepankan pemberitaan pada aspek pencitraan calon pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 dengan melihat visi misi mereka dalam debat kandidat atau kampanye pasangan calon.

Pada Tematik, Pan dan Kosicki, ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat tematik ini. Diantaranya adalah koherensi: pertalian atau jalinana antarkata, proposisi atau

(8)

kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta sehingga yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekali pun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.

Ada beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Kedua koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu dipandang sebagai penjelas dari proposisi lain. Ketiga, koheresi pembeda. Proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain. Proposisi mana yang dipakai dalam teks berita, dapat dilihat dari kata hubung yang digunakan.

Pada tingkat penulisan fakta (tematik) Lampung Post banyak mengedepankan tema tentang komitmen dari tiap pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung peruode 2010-2015, dimana pasangan calon tidak mempunyai prioritas yang jelas tentang visi misi yang mereka bawa. Hal ini karena kurangnya pemahaman dari pasangan calon akan permasalahan ada yang di kota Bandar Lampung.

Lampung Post juga mengedepankan dari pihak-pihak yang menilai bahwa pasangan calon dalam melaksanakan kampanye atau rapat terbuka tidak bersungguh-sungguh. Hal ini bisa dilihat hanya sebagian saja dari enam pasangan calon yang mengadakan kampanye terbuka, dan kurangnya komitmen dari pasangan calon walikota dan wakil walikota.

Retoris. Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Struktur retoris dari wacana berita juga menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran.

Ada beberapa elemen struktur retoris yang dipakai oleh wartawan. Yang paling penting adalah leksikon, pemilihan dan pemaknaan kata-kata tentu untuk menandai atau menggambarkan peristiwa. Pemilihan kata yang dipakai tidak semata-mata hanya kebetulan, tetapi seara ideologis menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta dan realitas.

Pada tingkat penekanan fakta (Retoris), Lampung Post label otoritas atau jabatan untuk mendukung gagasan atau pendapat pihak yang diwawancarai. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana telah terjadi perang simbolik antara pihak yang berkepentingan terhadap isu ini. Media mempunyai strategi wacana tersendiri dalam memaknai reaksi yang ditimbulkan dalam

(9)

masalah pemberitaan seputar citra pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015, baik tentang visi misi dalam debat kandidat hingga kampanye tiap pasangan calon yang harus terjun langsung ke rakyat dengan cara mengunjunginya dari rumah ke rumah.

Djadjat Sudrajat selaku wakil umum perusahaan Lampung Post mengatakan setiap pembuatan berita Lampung Post selalu mengedepankan keberimbangan tidak ada yang di anak emaskan. Dimana Lampung Post mencoba untuk selalu memberitakan ke enam pasangan calon walikota dan wakil walikota periode 2010-2015. Setiap masing-masing pasangan calon yang memiliki agenda atau kegiatan selalu diliput dan diberitakan (wawancara, 3 Desember 2010).

Harian Umum Lampung Post merupakan surat kabar lokal yang terbit setiap hari di wilayah Lampung. Surat kabar ini menjadi salah satu surat kabar terbesar dan memiliki pembaca tersendiri di Lampung. Sesuai dengan apa yang dituliskan pada visi dan misi Harian Umum Lampung Post, surat kabar tersebut terlihat lebih berani, tegas, dan lugas dalam menuangkan fakta dan data dalam pemberitaan.

Pemberitaan tentang citra pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 dalam Harian Umum Lampung Post tentu tidak terlepas dari pengaruh orientasi politik media tersebut dalam mengemas dan memaknai suatu fakta. Pembangunan konstruksi realitas pada setiap media akan berbeda, walaupun realitas faktanya sama. Hal mengkonstruksikan realitas fakta ini tergantung pada kebijakan redaksional dan ideologi yang mereka anut yang terdapat pada visi misi surat kabar tersebut.

Pada pemberitaan citra pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung, media massa berfungsi menjaga nilai-nilai kelompok dan mengontrol bagaimana nilai-nilai keelompok itu dijalankan dengan mengkontruksi realitas yang memungkinkan pemberitaan dapat memihak ataupun mengecilkan pihak atau kelompok lain.

Menurut D. Widodo selaku redaktur politik Harian Umum Lampung Post mengatakan pemberitaan pasangan calon walikota dan wakil walikota yang dilakukan oleh surat kabar Lampung Post diperlakukan sama, tidak ada yang dibeda-bedakan baik buruknya tentang pasangan calon. Setiap pemberitaan yang Lampung Post lakukan selalu menjaga kenetralan tidak berpihak ke salah satu pasangan calon walikota dan wakil walikota (wawancara, 2 Desember 2010).

(10)

Media tidak hanya sekedar menghadirkan realitas berita dihadapan publik pembacanya melainkan juga menyertakan sejumlah penilaian atau evaluasi atas fakta berita yang dikontruksikan dalam suatu kemasan sikap politik tertentu (Eriyanto, 2002: 134).

Oleh karena itu, frame yang dibentuk oleh Lampung Post bisa dimaknai sebagai bentuk efek dari framing, seperti yang dijelaskan oleh Eriyanto bahwa:

1. Framing yang dilakukan media akan menonjolkan aspek tertentu dan mengaburkan aspek yang lain. Framing umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dari realitas, akibatnya ada aspek lain yang tidak mendapat perhatian yang memadai.

2. Framing yang dilakukan oleh media akan menampilkan sisi tertentu dan melupakan sisi yang lain. Dengan menampilkan sisi tertentu dalam berita ada sisi lain yang terlupakan, menyebabkan aspek lain yang penting dalam memahami realitas tidak mendapat liputan dalam berita.

3. Framing yang dilakukan media akan menampilkan aktor tertentu dan menyembunyikan aktor yang lain. Efek yang segera terlihat dalam pemberitaan yang memfokuskan pada satu pihak, menyebabkan pihak lain yang mungkin relevan dalam pemberitaan menjadi tersembunyi (Eriyanto, 2002: 139).

KESIMPULAN DAN SARAN

Banyak faktor yang mempengaruhi kontruksi realitas oleh media, mengingat media massa sesungguhnya tidak hidup dalam situasi yang vakum. Faktor internal dan eksternal madia ikut menentukan struktur penampilan isi di media. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada berita-berita tentang citra pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pada level Sintaksis, Lampung Post dalam frame pencitraan masing-masing pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 memberikan image baik atau buruk sesuai dengan fakta yang ada dari tiap-tiap pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung. Citra yang dikontruksikan oleh Lampung Post mengedepankan visi misi yang pasangan calon sampaikan. Image yang dibangun untuk memberikan masyarakat agar tahu bagaimana sikap pemimpin yang akan dipilihnya nanti. Pada level Skrip, Lampung Post mencoba mengisahkan fakta yang terbentuk dengan pola 5W+1H yang lebih mengedepankan

(11)

pemberitaan pada aspek pencitraan calon pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015 dengan melihat visi misi mereka dalam debat kandidat atau kampanye pasangan calon. Sementara itu baik buruknya tiap-tiap pasangan calon pasangan walikota dan wakil walikota Bandar Lampung tetap diberitakan apa adanya tidak ada yang dilebihkan atau dikurangkan karena untuk menjaga kenetralan.

Pada level Tematik, Lampung Post banyak mengedepankan tema tentang komitmen dari tiap pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015, intensitas terhadap beberapa berita yang ada pada Harian Umum Lampung Post sajikan cukup memiliki keberimbangan. Hal tersebut tidak adanya berita pasangan caloan yang terlalu ditonjolkan, semua pasangan calon diperlakukan yang sama.

Pada level Retoris, Lampung Post label otoritas atau jabatan untuk mendukung gagasan atau pendapat pihak yang diwawancarai. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana telah terjadi perang simbolik antara pihak yang berkepentingan terhadap isu ini. Media mempunyai strategi wacana tersendiri dalam memaknai reaksi yang ditimbulkan dalam masalah pemberitaan seputar citra pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 2010-2015. Isu-isu seputar tentang komitmen dan prioritas utama dari permasalah kota Bandar Lampung kurang mendapatkan liputan yang terbatas tidak sampai selesai atau mendetail, hanya secara garis besarnya saja.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa: kekuatan pengaruh media massa iklan, tlevisi, dan keputusan konsumn serta kritik terhadap Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Jakarta: Prenada Media Group.

2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat. Jakarta, Prenada Media Group.

Eriyanto. 2002. Analisis Framing : konstruksi, ideologi dan politik media. Yogyakarta: LKIS. Firmanzah. 2007. Marketing Politik. Jakarta: Yayasan Obor.

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa. Jakarta: Granit.

Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi: Manipulasi Media, Kekersan, dan Pornografi. Yogyakarta: Kanisius.

Kusumaningrat Hikmat, Purnama. 2007. Teori dan Praktek Jurnalistik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(12)

Maleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakaraya.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press.

Nugroho Bimo , Eriyanto & Frans Surdiasis. 1999. Politik Media Mengemas Berita. Jakarta:Institut Studi Arus Informasi.

Rahkmat, Jalaluddin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Setiati, Eni. 2005.Ragam jurnalistik Baru dalam Pemberitaan. Yogyakarta: Andi Offset

Sobur, Alex. 2001. Analisis teks media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Sudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta:Lkis

Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etika. Bandung: Nuansa

Sugiono, Dr. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sumadiria, Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis dan Profesional. Bandung: Simbiosa Reakatama Media.

Wiryanto. 2005. Konstruksi Sosial di Media Massa. Jakarta: FIKOM UNPAD

Sumber lain:

Dokumentasi Lampung Post bulan Juni 2010.

Peraturan Lengkap Pilkada 2008. Jakarta. Sinar Grafika. www.lampungpost.com bulan Juni 2010

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui korelasi antara status gizi berdasarkan MNA dengan kekuatan genggam tangan pada lansia di Griya Usia Lanjut Santo Yosef Surabaya. sehingga dapat digunakan sebagai

Bahwa kecurangan-kecurangan yang terjadi dalarn penyelenggaraan Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Palangka Raya Tahun 2013 khususnya dilakukan Pasangan Calon Walikota

Sehingga diharapkan dapat di akses kapanpun dan dimana pun.Pembuatan Sistem Informasi Geografis berbasis android ini dibuat menggunakan MapInfo Professional 9.0

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey pengumpulan data primer yaitu suatu cara mengumpulkan data yang langsung

bahwa untuk melaksanakan ketentuan lnstruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberaritasan Korupsi, perlu di susun Pedoman Pengelolaan Aplikasi Sistem

Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dsis

Perubahan arah gelombang karena refraksi tersebut menghasilkan konvergensi (pengucupan) atau divergensi (penyebaran) energi gelombang dan mempengaruhi energi gelombang

Pembelajaran Yang Menyenangkan Melalui Penerapan Brain Gym Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Tahun 2012 Pada Mata Pelajaran IPA Di SD Negeri 1 Rojoimo