• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Pada dasarnya, mata uang fungsional (mata uang pengukuran) adalah mata uang Pada dasarnya, mata uang fungsional (mata uang pengukuran) adalah mata uang yang digunakan dalam transaksi pengukuran. Sedangkan mata uang pelaporan adalah mata yang digunakan dalam transaksi pengukuran. Sedangkan mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan.

uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan.

PS

PSAK AK 10 10 memensynsyararatkatkan an babahha a susuatatu u peperurusahsahaan aan memengngukukur ur trtranansasaksksinyinyaa menggunakan mata uang fungsionalnya dan membolehkan perusahaan menyajikan laporan menggunakan mata uang fungsionalnya dan membolehkan perusahaan menyajikan laporan keuangannya dengan menggunakan mata uang apa saja. !amun PSAK 10 paragraf

keuangannya dengan menggunakan mata uang apa saja. !amun PSAK 10 paragraf "# juga"# juga menyatakan baha mata uang pelaporan di $ndonesia adalah %upiah.

menyatakan baha mata uang pelaporan di $ndonesia adalah %upiah.

Suatu entitas dapat melakukan akti&itas yang

Suatu entitas dapat melakukan akti&itas yang menyangkut &aluta asing dalam duamenyangkut &aluta asing dalam dua 'ara. ntitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan 'ara. ntitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri. i samping itu, suatu entitas dapat menyajikan laporan keuangannya usaha luar negeri. i samping itu, suatu entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata

dalam mata uang asing. *ujuuang asing. *ujuan an dari Pernyataan ini dari Pernyataan ini adalah untuk menjelaskaadalah untuk menjelaskan n bagaimbagaimanaana memasukkan transaksi+transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke memasukkan transaksi+transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dal

dalam am laplaporaoran n keukeuangangan an suatsuatu u ententitas itas dan dan bagbagaimaimana ana menmenjabjabarkaarkan n laplaporaoran n keukeuanganganan kedalam suatu mata uang pelaporan.

kedalam suatu mata uang pelaporan. Per

Permasamasalahlahan an utamutama a adaladalah ah nilnilai ai tuktukar ar manmana a yanyang g digdigunaunakan kan dan dan bagbagaimaimanaana mel

melapoaporkan rkan penpengargaruh uh dardari i perperubaubahan han nilnilai ai tuktukar ar daldalam am laplaporaoran n keukeuangangan. an. PSAPSAK K 1010 engenai Pengaruh Perubahan !ilai *ukar -aluta Asing mengatur tentang bagaimana engenai Pengaruh Perubahan !ilai *ukar -aluta Asing mengatur tentang bagaimana  perlakuan

 perlakuan dalam dalam menggunakan menggunakan &aluta &aluta asing asing ketika ketika terjadi terjadi transaksi+transaksi transaksi+transaksi yangyang ebrhubungan dengan akuntansi.

ebrhubungan dengan akuntansi.

1 1

(2)

BAB II BAB II

LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

2.1.

2.1.

F

Financ

inancial I

ial Instr

nstrumen

ument, T

t, Trans

ransaksi

aksi Dalam

Dalam Mata

Mata Uang

Uang Asin

Asing

g

ean Standar Akuntansi keuangan $A$ kembali mere&isi salah satu PSAK+nya, ean Standar Akuntansi keuangan $A$ kembali mere&isi salah satu PSAK+nya, yai

yaitu tu PSAPSAK K 10 10 yanyang g menmenggaggantintikan kan PSPSAK AK 10 10 (1(1/) /) **ranransaksaksi si alalam am ata ata anangg Asing

Asing. . PSAK 11 (1/) PSAK 11 (1/) PenjaPenjabaran 2aporan Keuangan dalam baran 2aporan Keuangan dalam ata ata ang Asinang Asing, g, dandan PSAK 34 (1#) ata ang Pelaporan. PSAK ini akan efektif per 1 5anuari 4014.

PSAK 34 (1#) ata ang Pelaporan. PSAK ini akan efektif per 1 5anuari 4014.

2

2..22.. TTuujjuuaan n DDaan n LLiinnggkkuupp *u

*ujuan juan dardari i dibdibententuknuknya ya PSPSAK AK 10 10 ini ini adaadalah lah untuntuk uk menmengetgetahuahui i bagbagaimaimanaana memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri kedalam memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri kedalam laporan keuangan entitas kedalam menjabarkan laporan keuangan kedalam mata uang laporan keuangan entitas kedalam menjabarkan laporan keuangan kedalam mata uang  penyajian.

 penyajian.

 Ruang Lingkup  Ruang Lingkup

1.

1. AkAkuntuntansansi i tratransansaksi dan saldksi dan saldo dalam mata uang asio dalam mata uang asing, ke'ng, ke'ualuali transai transaksi dan saldksi dan saldoo deri&ati&e (PSAK 33)

deri&ati&e (PSAK 33) 4.

4. enjabenjabarkan haarkan hasil dan possil dan posisi keuanisi keuangan dari kegan dari kegiatan ugiatan usaha luar nesaha luar negeri yangeri yang termasug termasuk k  dalam laoran keuangan entitas se'ara konsolidasi, proporsional atau metode ekuitas. dalam laoran keuangan entitas se'ara konsolidasi, proporsional atau metode ekuitas. ".

". enjabenjabarkan haarkan hasil dan psil dan posisi keosisi keuangauangan suatu en suatu entitas ke dntitas ke dalam mata ualam mata uang penang penyajianyajian /.

/. ereri&ai&atif mata uang asitif mata uang asing, ke'ung, ke'uali deriali deri&at&ati&e yang tidi&e yang tidak termaak termasuk lingsuk lingkup PSAkup PSAK 33K 33 misal deri&ati&e yang melekat pada kontrak lain.

misal deri&ati&e yang melekat pada kontrak lain. 3.

3. AkunAkuntansi lintansi lindung ndung nilai mata uilai mata uang asiang asing termang termasuk linsuk lindung ndung nilai in&ilai in&estasi di 2estasi di 2!! 6.

6. PenyPenyajian lapajian laporan aruoran arus kas yang tis kas yang timbul dmbul dari transaari transaksi mata uanksi mata uang asing atag asing atau penjabu penjabaranaran arus kas dari kegiatan usaha 2!

(3)

2.3. Definisi

7erikut adalah istilah yang digunakan pada PSAK 10 terkait Pengaruh Perubahan  !ilai *ukar -aluta Asing

1. $n&estasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah kepentingan entitas pelapor dalam asset neto dari kegiatan usaha luar negeri tersebut.

4. Kegiatan usaha luar negeri adalah entitas anak, asosiasi, &entura bersama atau 'abang dari entitas pelapor yang aktiitasnya dilaksanakan di !egara yang mata uangny a menggunakan mata uang selain mata uang pelapor.

". Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan seluruh anaknya. /. Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang

3. Kurs penutup adalah kurs spot pada akhir periode pelaporan 6. Kurs Spot adalah kurs untuk realisasi segera

8. ata ang Asing adalah mata uang selain mata uang funsional suatu entitas #. ata ang 9ungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama

dimana entitas beroperasi.

. ata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

10. Pos+pos moneter adalah unit mata uang yang dimiliki serta asset atau liabilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan.

11. Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata uang kedalam mata uang lain pada kurs yang berbeda.

2.4. Peri!"angan #aa Uang $ungsi%na&  Mata Uang Fungsional 

2ingkungan ekonomi utama dimana sebuah entitas beroperasi adalah lingkungan dimana entitas tersebut uta manya menghasilkan dan mengeluarkan kas. Suatu entitas mempertimbangkan fa'tor fa'tor berikut dalam menentukan mata uang fungsionalnya:

1. ata ang:

a. yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang dimana harga jual untuk barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan

 b. dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang+undangannya sebagian besar menentukan harga jual dari barang dan jasanya.

(4)

4. ata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan biaya+  biaya lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi

mata uang dimana biaya+biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan). 9aktor+faktor berikut juga dapat memberikan bukti dari mata uang fungsional suatu entitas:

1. ata uang yang mana dana dari akti&itas pendanaan (antara lain penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas) dihasilkan.

4. ata uang dalam mana penerimaan dari akti&itas operasi pada umumnya ditahan.

9aktor+faktor berikut ini dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsional dari suatu kegiatan usaha luar negeri, dan apakah mata uang fungsionalnya sama seperti mata uang entitas pelapor (entitas pelapor, dalam konteks ini, merupakan entitas yang memiliki kegiatan usaha luar negeri sebagai entitas anak, 'abang, entitas asosiasi atau &entura bersama):

1. Apakah akti&itas+akti&itas dari kegiatan usaha luar negeri dilaksanakan sebagai suatu perpanjangan dari entitas pelapor, bukan dilaksanakan dengan otonomi yang signifikan.

4. *inggi rendahnya proporsi kegiatan usaha luar negeri terhadap transaksi dengan entitas pelapor.

". Apakah arus kas dari kegiatan usaha luar negeri se'ara langsung

mempengaruhi arus kas entitas pelapor dan apakah arus kas tersebut siap tersedia untuk dikirimkan ke entitas pelapor.

/. Apakah arus kas dari akti&itas+akti&itas kegiatan usaha luar negeri 'ukup untuk  membayar keajiban instrumen utang yang ada ataupun yang diperkirakan dapat terjadi tanpa adanya dana yang disediakan oleh entitas pelapor.

ata uang fungsional suatu entitas men'erminkan transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasari yang rele&an. Sehingga, sekali ditentukan, mata uang fungsional tidak   berubah ke'uali ada perubahan pada transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasari

tersebut.

 Investasi Neto di dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri 

ntitas mungkin memiliki suatu pos moneter yang merupakan tagihan dari atau utang kepada suatu kegiatan usaha luar negeri. Suatu pos yang penyelesaiannya tidak 

(5)

diren'anakan ataupun mungkin tidak akan terjadi dimasa mendatang, pada hakekatnya adalah bagian dari in&estasi neto entitas tersebut di dalam kegiatan usaha luar negeri, dan diperlakukan sesuai dengan paragraf "0 dan "1. Pos+pos moneter ini mungkin men'akup  piutang atau utang jangka panjang. Pos+pos moneter ini tidak men'akup piutang dagang

atau utang dagang.

 Pos – pos Moneter 

9itur utama dari suatu pos moneter adalah hak untuk  menerima (atau keajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan. <ontoh yang termasuk didalamnya: pensiun dan imbalan kerja lainnya harus dibayar dalam kas, keajiban diestimasi yang harus diselesaikan se'ara kas, dan di&iden kas yang diakui sebagai keajiban. emikian juga, suatu kontrak untuk menerima (atau menyerahkan) suatu jumlah &ariabel dari instrumen ekuitas yang dimiliki oleh entitas atau suatu jumlah &ariabel dari suatu aset yang nilai ajarnya harus diterima (atau diserahkan) setara dengan suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan, adalah merupakan suatu pos moneter. 9itur utama dari dari suatu pos nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk  menerima (atau keajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan.

2.'.Pe&ap%ran Pa(a Tangga& Nera)a Pada setiap tanggal nera'a :

1. Pos asset dan keajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan kedalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tangga nera'a. Apabila terdapat kesulitaan dalam menentukan kurs tanggal nera'a, dapat digunakan kurs tengah 7$ sebagai indi'ator yang obyektif.

4. Pos nonmoneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal nera'a, tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi, dan

". Pos nonmoneter yang dinilai dengan nilai ajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakankurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

2.*.Transaksi +a&ua Berjangka

Salah satu transaksi &aluta berjangka S=AP adalah transaksi pertukaran dua &aluta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali se'ara berjangka. Pada

(6)

hakekatnya transaksi tersebut dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs  penjabaran yang bersifat tetap selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar 

dari kerugian akibat perubahan kurs. alam transaksi S=AP pembuat transaksi umumnya memperhitungkan premi yang ditetapkan terlebih dahulu.Perlakuan akuntansi transaksi &aluta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging utang adalah sebagai berikut :

a. Selisih kurs tunai (spor rate) dan kurs masa depan (forard rate) di'atat) sebagai diskonto atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka aktu kontrak &aluta berjangka;

 b. Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk utang dalam mata uang asing (yang diproteksi melalui hedging), forard re'ei&able, dan forard  payable dalam mata uang asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat  perbedaan antara kurs tanggal nera'a dengan kurs tunai pada saat terjadinya

transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan;

'. alam nera'a, forard re'ei&able atau forard payable, dan diskonto atau  premi yang belum diamortisasi yang timbul dari kontrak &aluta berjangka yang  berhubungan harus dijadikan satu dibagian asset atau keajiban. 7ergantung  pada posisi neto dari seluruh pos tersebut.

2.,.In-esasi Ne% Da&a! Suau Enias Asing

Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya membentuk bagian in&estasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai suatu ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga saat  pelepasan (disposal) in&estasi neto dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan

atau beban (lihat PSAK 11).

Selisih kurs yang timbul dari keajiban &aluta asing yang diperhitungkan sebagai hedging dari in&estasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai suatu ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelepasan (disposal) in&estasi neto, dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapaan atau sebagai beban (lihak  PSAK 11)

Ke'uali untuk hal+hal yang diuraikan dalam uraian selisih kurs diatas, selisih  penjabaran pada asset dan keajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal nera'a dan laba rugi kurs yang timbul dari transaksi dlam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.

(7)

2..Per&akuan A&ernai-e Diijinkan

Selisih kurs dapat disebabkan oleh de&aluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang dalam keadaan tidak tersedia fasilitas hedging dan menimbulkan keajiban yang tidak terselesaikan akibat perolehan asset yang baru saja dilakukan dan harus dilunasi dalam mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai ter'atat (carrying amount ) asset sepanjang nilai ter'atat asset yang disesuaikan tidak melebihi  jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost ) dan jumlah yang dapat diperoleh kembali (amount recoverable) dari penjualan atau penggunaan asset tersebut. Alternati&e yang dipilih harus diungkapkan se'ukupnya.

2./.Pe&ap%ran Transaksi #aa Uang Asing 0e Da&a! #aa Uang $ungsi%na& 2./.1. Pengakuan Aa&

Suatu transaksi mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi+transaksi yang timbul ketika suatu entitas:

a. membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan dalam suatu mata uang asing.

 b. meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan utang atau tagihan didenominasikan dalam suatu mata uang asing; atau

'. memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan keajiban yang didenominasikan dalam suatu mata uang asing.

2./.2. Pe&ap%ran Pa(a Akir Peri%(e Pe&ap%ran Berikuna

5umlah ter'atat dari suatu pos ditentukan sejalan dengan Pernyataan lain yang rele&an. Sebagai 'ontoh, aset tetap dapat diukur dengan nilai ajar atau biaya historis sesuai dengan PSAK 16: Aset *etap. Apakah jumlah ter'atat ditentukan berdasarkan biaya historis ataupun berdasarkan nilai ajar, jika jumlah nya ditentukan dalam mata uang asing maka kemudian dijabarkan kedalam mata uang fungsional sesuai Pernyataan ini.

a. pos moneter mata uang asing harus dijabarkan menggunakan kurs penutup;  b. pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam suatu mata uang asing

harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi; dan

'. pos nonmoneter yang diukur pada nilai ajar, dalam mata uang asing harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal ketika nilai ajar ditentukan. 2./.3. Pengakuan Se&isi Ni&ai Tukar

Selisih nilai tukar yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada penjabaran  pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut dijabarkan

(8)

 pada pengakuan aal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, harus diakui dalam laba atau rugi dalam periode pada saat terjadinya.

Ketika pos moneter timbul dari transaksi mata uang asing dan terdapat perubahan dalam nilai tukar antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian, terjadilah sejumlah selisih nilai tukar. Ketika transaksi diselesaikan dalam suatu periode akuntansi yang sama seperti saat transaksi itu terjadi, semua selisih nilai tukar diakui dalam periode itu. !amun ketika transaksi diselesaikan dalam periode akuntansi berikutnya, selisih nilai tukar yang diakui dalam setiap periode sampai pada tanggal penyelesaian, ditentukan dengan  perubahan pada nilai tukar selama masing+masing periode.

Ketika suatu keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui dalam  pendapatan komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian itu harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Sebaliknya, ketika keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui dalam laba atau rugi, setiap komponen  perubahan dari keuntungan atau kerugian tersebut harus diakui dalam laba atau rugi.

Ketika suatu pos moneter membentuk bagian dari in&estasi neto suatu entitas  pelapor dalam suatu kegiatan usaha luar negeri dan didenominasikan dalam mata uang fungsional dari entitas pelapor, suatu selisih nilai tukar mun'ul dalam laporan keuangan indi&idual kegiatan usaha luar negeri. 5ika pos moneter tersebut didenominasikan dalam mata uang fungsional dari kegiatan usaha luar negeri itu, selisih nilai tukar mun'ul di dalam laporan keuangan terpisah suatu entitas pelapor. 5ika pos moneter tersebut didenominasikan dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional baik entitas pelapor  atau kegiatan usaha luar negeri, suatu selisih nilai tukar mun'ul dalam laporan keuangan terpisah entitas pelapor dan dalam laporan keuangan indi&idual kegiatan usaha luar negeri. Selisih nilai tukar tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada laporan keuangan yang men'akup kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelapor (yaitu laporan keuangan yang didalamnya kegiatan usaha luar negeri dikonsolidasikan, dikonsolidasikan se'ara proporsional atau dihitung dengan menggunakan metode ekuitas).

2./.4. Peru"aan Da&a! #aa Uang $ungsi%na&

Pengaruh dari perubahan dalam mata uang fungsional diperlakukan se'ara  prospektif. alam kata lain, suatu entitas menjabarkan semua pos+pos ke dalam mata uang fungsional yang baru menggunakan nilai tukar pada tanggal perubahan itu. >asil dari  jumlah yang dijabarkan untuk pos nonmoneter dianggap sebagai biaya historis entitas. Selisih nilai tukar yang timbul dari penjabaran kegiatan usaha luar negeri, yang sudah

(9)

diakui sebelumnya di dalam pendapatan komprehensif lain tidak dikelompokkan ulang dari ekuitas ke dalam laba atau rugi sampai pelepasan kegiatan usaha tersebut.

2.15. Penggunaan #aa Uang Pe&ap%ran Se&ain #aa Uang $ungsi%na&  Penjabaran dalam mata uang pelaporan

ntitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang (atau beberapa mata uang) apapun. 5ika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsional entitas, entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian.

>asil dan posisi keuangan dari suatu entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinfl asi1 harus dijabarkan ke dalam mata uang  pelaporan yang berbeda menggunakan prosedur sebagai berikut:

a. aset dan laibilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang disajikan (yaitu termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan dari posisi keuangan itu.

 b. pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah yang disajikan (yaitu termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi; dan

'. semua hasil dari selisih nilai tukar harus diakui dalam pendapatan komprehensif  lain.

ntuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati nilai tukar pada tanggal transaksi, 'ontohnya suatu kurs rata+rata untuk periode itu, sering digunakan untuk menjabarkan pos  pos pendapatan dan beban. 7agaimanapun, jika nilai tukar berfluktuasi se'ara signifikan,  penggunaan kurs rata+rata untuk suatu periode adalah tidak tepat.Selisih nilai tukar 

dihasilkan dari:

a. penjabaran pendapatan dan beban dengan nilai tukar pada tanggal transaksi dan aset serta keajiban dengan kurs penutup.

 b. penjabaran saldo aal aset neto dengan kurs penutup yang berbeda dari kurs  penutup sebelumnya.

Selisih nilai tukar ini tidak diakui dalam laba atau rugi karena perubahan dalam nilai tukar memiliki sedikit atau tidak memi+ liki pengaruh langsung terhadap arus kas sekarang dan masa depan dari kegiatan usaha. 5umlah kumulatif dari selisih nilai tukar  disajikan dalam suatu komponen terpisah dari ekuitas sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri tersebut. Ketika selisih nilai tukar yang terkait dengan kegiatan usaha luar  negeri yang dikonsolidasikan tetapi tidak sepenuhnya dimiliki, akumulasi selisih nilai

(10)

tukar yang timbul dari penjabaran dan dapat diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali dialokasikanke, dan diakui seba gai bagian dari, kepentingan nonpengendali dalam laporan konsolidasi dari posisi keuangan.

 Penjabaran Kegiatan Usaha Luar Negeri 

Penggabungan dari hasil dan posisi keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri dengan entitas pelapor mengikuti prosedur konsolidasi normal, seperti eliminasi saldo antar kelompok dan transaksi antar kelompok dari suatu entitas anak (lihat PSAK /:  Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri dan PSAK 14:  Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama). !amun, suatu aset atau keajiban moneter 

antar kelompok, baik jangka pendek atau jangka panjang, tidak dapat dieliminasi terhadap keajiban atau aset antar kelompok tanpa menunjukkan hasil fluktuasi mata uang dalam laporan keuangan konsolidasian.

>al ini karena pos moneter menggambarkan suatu komitmen untuk mengkon&ersi satu mata uang ke dalam mata uang lainnya dan mengakibatkan suatu entitas pelapor  memiliki resiko atas keuntungan atau kerugian melalui fl uktuasi mata uang. Sehingga, dalam laporan keuangan konsolidasian dari suatu entitas pelapor, selisih nilai tukar ini diakui dalam laba atau rugi atau, jika selisih nilai tukar ini timbul dari kondisi+kondisiyang digambarkan dalam paragraf "0, selisih ini diakui dalampendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam suatu komponen terpisah dari ekuitas sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri.

Ketika laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri memiliki tanggal yang berbeda dari entitas pelapor, kegia tan usaha luar negeri sering mempersiapkan laporan tambahan dengan tanggal yang sama seperti laporan keuangan entitas pela por. Ketika hal ini tidak dilakukan, PSAK / mengijinkan penggunaan tanggal yang berbeda yang menunjukkan baha perbedaan tersebut tidak lebih dari tiga bulan dan penyesuaian dibuat untuk dampak dari setiap transaksi signifi kan atau kejadian lain yang terjadi antara tanggal yang berbeda tersebut. alam kasus demikian, asset dan keajiban dari kegiatan usaha luar negeri dijabarkan pada nilai tukar pada akhir periode pelaporan dari kegiatan usaha luar negeri itu. Penyesuaian dibuat untuk perubahan yang signifikan dalam nilai tukar sampai akhir periode pelaporan dari entitas pelapor sesuai dengan PSAK /. Pendekatan yang sama digunakan dalam penerapan metode ekuitas untuk entitas asosiasi dan &entura bersama dan dalam penerapan konsolidasi se'ara proporsional untuk &entura  bersama sesuai dengan PSAK 13 dan PSAK 14.

(11)

 Pengaruh Pajak atas Semua Selisih Nilai ukar 

Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih nilai tukar  yang timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas (termasuk suatu kegiatan usaha luar negeri) ke dalam suatu mata uang yang berbeda mungkin memiliki  pengaruh pajak. PSAK /6 diterapkan ke pengaruh pajak ini.

2.11. Pengungkapan

ntitas terkadang menyajikan laporan keuangannya atau informasi keuangan lainnya dalam suatu mata uang yang bukan mata uang fungsionalnya tanpa memenuhi  persyaratanpersyaratan dari paragraf 31. <ontohnya, suatu entitas dapat melakukan

kon&ersi hanya terhadap pos+pos tertentu dari laporan keuangannya. Atau, suatu entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dapat melakukan kon&ersi terhadap laporan keuangannya ke dalam mata uang lain dengan menjabarkan semua pos+pos dengan kurs penutup terkini. Kon&ersi sebagaimana disebut di atas tidak sesuai dengan PSAK dan pengungkapan yang dijelaskan dalam paragraf 3/ dipersyaratkan.

Ketika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lainnya di dalam suatu mata uang yang berbeda baik dari mata uang fungsionalnya maupun dari mata uang pela porannya, dan persyaratan+persyaratan dari paragraf 34 tidak dipenuhi, entitas harus:

1. 5umlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk   periode tersebut,

4. Selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsure yang terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada aal dan akhir   periode, dan

". 5umlah selisih kurs yang timbul selama periode, yang termasuk dalam nilai ter'atat suatu asset sesuai dengan perlakuan alternati&e yang diijinkan.

2.12. Per"e(aan Psak 15 Dengan Psak Se"e&u!na

Ada " pokok penting yang membedakan PSAK 10 (re&isi 400) tersebut PSAK  sebelumnya:

!" Penentuan Mata Uang Fungsional 

(12)

Point utama dari PSAK 10 (re&isi 400) adalah bagaimana penentuan mata uang fungsional. ata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi. Artinya dianggap sebagai mata uang dasar(base currency)dalam menentukan nilai tukar atau dalam perhitungan selisih kurs. Sebagai 'ontoh, apabila berdasarkan fakta substansi ekonomi mata uang fungsional perusahaan adalah olar Amerika, maka mata uang selain olar Amerika dianggap sebagai mata uang non fungsional, sehingga semua transaksi dalam mata uang non fungsional harus ditranslasikan ke mata uang fungsional.

7anyak Perusahaan+perusahaan di $ndonesia khususnya Perusahaan odal Asing (PA) yang melakukan hampir keseluruhan transaksi penjualan dan pembeliannya dengan menggunakan mata uang selain %upiah dan penerimaannya akti&itas operasinya juga  bukan mata uang %upiah, intinya mata uang yang ada di dominasi oleh mata uang selain

%upiah namun menggunakan mata uang fungsionalnya adalah %upiah.

?leh karena itu, dalam penentuan mata uang fungsional tingkat rele&ansi dan keandalan harus diperoleh, misalnya melalui pemberian bobot pada masing+masing

(13)

indikator tersebut di atas, kemudian atas bobot indkator indi&idu ini ditentukan bobot se'ara keseluruhan. 5ika dari hasil pembobotan disimpulkan baha mata uang selain %upiah yang paling dominan digunakan sebagai mata uang fungsional maka sudah tidak  rele&an lagi bagi Perusahaan tersebut untuk menggunakan %upiah sebagai mata uang fungsionalnya, sehingga harus dilakukan perubahan mata uang fungsional.

#" Perubahan dalam mata Uang Fungsional 

aka dari itu per 1 5anuari 4014 sejak PSAK 10 (re&isi 400) ini berlaku, maka setiap Perusahaan yang sebelumnya menggunakan mata uang fungsional %upiah, harus melakukan re&ie ulang kembali atas mata uang fungsional, jika dari hasil re&ie tersebut menyatakan baha indikator+indikator yang telah disebutkan diatas terpenuhi, maka harus dilakukan perubahan mata uang fungsionalnya, yang telah diatur dalam PSAK 10 (re&isi 400), penjabaran untuk mata uang fungsional se'ara prospektif sejak tanggal perubahan. alam kata lain, entitas menjabarkan semua pos kedalam mata uang fungsional yang baru menggunakan kurs pada tanggal perubahan itu. >asil dari jumlah yang dijabarkan untuk   pos non moneter dianggap sebagai biaya historisnya seperti aset tetap dan persediaan.

$" Pengukuran dan Pen%ajian Mata Uang 

Sesuai PSAK 10 (re&isi 400) maka suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan antara pengukuran dengan penyajian dapat menggunakan mata uang fungsional yang sama namun dapat juga dapat menyajikan laporan keuangan dengan mata uang fungsional yang berbeda yang digunakan dalam pengukurannya tentunya setelah dilakukan  penjabaran hasil usaha dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian

(14)

sebagaimana diatur dalam PSAK 10 (re&isi 400) isalkan Suatu Perusahaan memutuskan untuk menggunakan mata uang fungsional menggunakan olar Amerika Serikat, maka seluruh transaksi diluar mata uang fungsional harus dibukukan menggunakan kurs tanggal transaksi, begitu juga untuk pos moneter setiap akhir bulan dilakukan translasi menggunakan kurs akhir bulan sehingga terdapat pengakuan laba@(rugi) selisih kurs, !amun untuk penyajian dalam 2aporan Keuangan diperbolehkan menyajikan 2aporan Keuangan menggunakan ata uang fungsionalnya yaitu olar Amerika Serikat dan juga diperbolehkan menggunakan mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya misalkan penyajian menggunakan mata uang %upiah tentunya setelah dilakukan penjabaran hasil usaha dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian. >al tersebut berbeda dengan penerapan PSAK sebelumnya dimana pengukuran dan  penyajian mata uang menggunakan %upiah, ntitas dapat menggunakan mata uang selain

%upiah jika mata uang tersebut memenuhi kriteria sebagai mata uang fungsional.

2.1.3. Da!pak Penerapan Psak 15 Tera(ap Perpajakan

i $ndonesia sendiri pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan satuan mata uang selain %upiah diatur dalam Peraturan enteri Keuangan !o.16@PK.0"@4008 tentang *ata <ara Penyelengaraan Pembukuan dengan enggunakan 7ahasa Asing dan Satuan ata ang selain %upiah serta Keajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan *ahunan Pajak Penghasilan =ajib Pajak 7adan, didalam Pasal / disebutkan baha  penyelengaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa $nggris dan satuan mata uang ollar Amerika Serikat =ajib Pajak harus terlebih dahulu mendapat iin tertulis dari enteri Keuangan, ke'uali bagi =ajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya atau =ajib Pajak dalam rangka Kontraktor Kontrak Kerja Sama, dan di dalam Pasal 10 ayat 1 disebutkan baha alam hal =ajib Pajak yang tidak memperoleh iin tertulis untuk  menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa $nggris dan satuan mata uang ollar Amerika Serikat, tetapi tetap menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan  bahasa $nggris dan satuan mata uang ollar Amerika Serikat, terhadap =ajib Pajak 

tersebut diperlakukan sebagai =ajib Pajak yang tidak menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4# ndang+ndang KP.

?leh karena itu, mengantisipai kondisi tersebut jika suatu Perusahaan akan melakukan perubahan mata uang fungsionalnya karena telah memenuhi kriteria dari PSAK  10 (re&isi 400) namun terkendala karena belum mendapatkan iin dari enteri

(15)

Keuangan, maka Perusahaan harus mempunyai dua pen'atatan yaitu pembukuan dengan mata uang %upiah dan pembukuan dengan mata uang asing, untuk memudahkan bagi Perusahaan dalam melakukan keajiban perpajakannya dan taat kepada peraturan yang ada di $ndonesia.

Perubahan pada PSAK 10 yang akan berlaku efektif tahun 4014 terkait masalah fun'tional 'urren'y yaitu mata uang yang digunakan dalam kegiatan operasional  perusahaan. Pada perubahan terbaru, fun'tional 'urren'y tidak harus dalam rupiah. Perusahaan bisa men'atat kegiatan operasional sehari+hari dalam mata uang apapun. Perusahaan ajib mengkon&ersi dalam rupiah atau dolar setiap laporan keuangan yang akan dilaporkan ke irektorat 5enderal Pajak (5P), seperti tertuang dalma PK  16@PK.0"@4008 mengenai tata 'ara pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang hanya ollar Amerika Serikat. >al ini berkebalikan dengan PSAK 10 setiap laporan keuangan yang memperbolehkan menggunakan mata uang apa pun, tergantung seringnya  perusahaan tersebut menggunakan mata uang asing lain dalam setiap transaksinya.

2.1.4. 0eenuan Transisi

Pada saat pernyataan ini diterapkan, perusahaan harus mengklasifikasikan se'ara terpisah dan mengungkapkan saldo kumulatif, pada aal periode, selisih kurs yang ditangguhkan dan diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam periode sebelumnya, ke'uali jika  jumlah tersebut tidak dpat ditentukan se'ara ajar. alam hal tersebut perlu dijelaskan

alasannya.

BAB III

PE#BAHASAN 0ASUS

Akunansi Aas Pengaru Peru"aan 0urs +a&ua Asing

P*. Pertamina (Persero) mulai tahun 4014 akan menyajikan laporan keuangan menggunakan S olar, tidak lagi menggunakan rupiah. Penggunaan mata uang S olar  untuk 7! terbesar yang dimiliki oleh bangsa ini terkadang menimbulkan rasa nasionalisme kita. !amun sebagai perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik  signifikan bahkan telah menerbitkan surat berharga (global bonds) di pasar modal

(16)

Singapura, Pertamina tidak dapat menghindar dari keajiban untuk menerapkan PSAK 10 tentang Pengaruh Perubahan Selisih Kurs yang mulai berlaku efektif 1 5anuari 4014.

PSAK 10 mengatur pengaruh selisih kurs atas transaksi dalam mata uang asing dan  penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing. 7agian aal PSAK 10 mengatur 

tentang mata uang fungsional. Pengaturan mata uang asing sebelum adopsi $9%S diatur  dalam " PSAK dan 1 $SAK yaitu, PSAK 10: *ransaksi dalam ata ang Asing, PSAK 11: Penjabaran 2aporan Keuangan dalam ata ang Asing, PSAK 34: ata ang Pelaporan dan $SAK /: $nterprestasi atas Paragraf 40 PSAK 10 tentang Alternatif Pelakuan yang diiinkan atas selisih kurs. ?tomotis standard an intepretasi tersebut tidak berlaku lagi.

alam penjabaran mata uang asing ke dalam mata uang fungsional, perlakuan akuntansi dibedakan atas pos moneter dan pos non moneter. Pos moneter adalah pos yang memiliki konsekuensi penerimaan atau pengeluaran kas di masa mendatang sesuai dengan  jumlah yang di'antumkan dalam mata uang asing tersebut , misal tagihan, liabilitas dan

in&estasi dalam obligasi. Pos selain moneter dikategorikan sebagai pos non moneter.

Perusahaan seringkali melakukan transaksi mata uang asing atau mata uang selain mata uang fungsional. Pada saat pengakuan aal, transaksi mata uang asing harus di'atat dengan menggunakan mata uang fungsional. 5umlah mata uang asing dihitiung dalam mata uang fungsional dengan menggunakan kurs spot pada tanggal transaksi. Pada tanggal  pelaporan, pos moneter akan dinyatakan dalam mata uang fungsional dengan

menggunakan kurs tanggal nera'a. Pos non moneter di'atat dengan menggunakan kurs historis sehingga tidak perlu disesuaikan dengan kurs pada tanggal pelaporan.

Perlakuan transaksi yang terjadi dengan menggunakan mata uang asing yaitu selain mata fungsionalnya. Pada aal transaksi tersebut terjadi maka entitas harus men'atat transaksi mata uang asing dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.

•  pos moneter mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs penutup;

•  pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan

•  pos nonmoneter yang diukur pada nilai ajar, dalam mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai ajar ditentukan.

• Penerapan + Aset tetap

• Aset tetap dapat ditentukan berdasarkan biaya historis ataupun berdasarkan nilai ajar, jika jumlahnya ditentukan dalam mata uang asing, maka kemudian dijabarkan kedalam mata uang fusional

(17)

• Ketika beberapa nilai tukar tersedia, kurs yang digunakan adalah kurs di mana arus kas masa depan diselesaikan jika arus kas tersebut telah terjadi pada tanggal  pengukuran.

• Selisih kurs

• Selisih kursyang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada prose penjabaran  pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut

dijabarkan, pada pengakuan aal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, diakui dalam laba atau rugi dalam periode pada saat terjadinya, ke'uali sebagaimana dijelaskan dalam paragraf "4.

• Selisih nilai tukar + komprehensif

• 5ika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter diakui dalam pendapatan komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian itu diakui dalam pendapatan komprehensif lain.

• Sebaliknya, jika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter diakui dalam laba atau rugi, maka setiap komponen keuntungan atau kerugian tersebut diakui dalam laba atau rugi.

• Selisih nilai tukar B in&estasi neto

• Selisih kurs yang timbul pada pos moneter yang membentuk bagian dari in&estasi neto entitas pelapor dalam suatu kegiatan usaha luar negeri, diakui dalam laba atau rugi dalam laporan keuangan tersendiri dari entitas pelapor (PSAK /) atau laporan keuangan indi&idual dari kegiatan usaha luar negeri, yang mana yang tepat.

• alam laporan keuangan yang memasukkan kegiatan usaha luar negeri dan entitas  pelapor (konsolidasi), selisih selisih kurs diakui aalnya dalam pendapatan komprehensif lain dan direklasifikasi dari ekuitas ke laba atau rugi pada saat  pelepasan in&estasi neto sesuai dengan paragraf /6.

 PS&K '( diterapkan ke pengaruh pajak ini" 1. Pengungkapan + 1

 jumlah dari selisih kurs yang diakui dalam laba rugi ke'uali untuk selisih kurs yang timbul pada instrumen keuangan yang diukur pada nilai ajarnya melalui laba atau rugi PSAK 33 (re&isi 4006), dan selisih kurs neto diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam komponen ekuitas terpisah, serta rekonsiliasi kurs tersebut pada aal dan akhir periode.

(18)

4. Pengungkapan + 4

5ika mata uang pelaporan berbeda dari mata uang fungsional, maka fakta tersebut dinyatakan, bersama dengan pengungkapan mata uang fungsional dan alasan untuk  menggunakan suatu mata uang pelaporan yang berbeda.Ketika terdapat suatu perubahan dalam mata uang fungsional dari entitas pelapor maupun dari suatu kegiatan usaha luar  negeri yang signifikan, fakta tersebut dan alasan untuk perubahan dalam mata uang fungsional harus diungkapkan.

". Pengungkapan + "

Ketika entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata uang yang berbeda dengan mata fungsionalnya, maka entitas menjelaskan baha laporan keuangan mereka tunduk pada SAK hanya jika entitas mematuhi semua persyaratan dari setiap Pernyataan dan setiap $nterpretasi dari Pernyataan yang berlaku termasuk metode penjabaran sebagaimana dijelaskan dalam paragraf "8.

/. Pengungkapan + /

ntitas menyajikan laporan keuangan dalam mata uang yang berbeda dari mata uang fungsionalnya maupun dari mata uang pelaporannya, dan persyaratan+persyaratan dari  paragraf 34 tidak dipenuhi, entitas:

a. mengidentifikasikan se'ara jelas informasi sebagai informasi tambahan untuk membedakannya dari informasi yang tunduk dengan PSAK;

 b. mengungkapkan mata uang di mana informasi tambahan tersebut disajikan; dan

'. mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang digunakan untuk menentukan informasi tambahan.

3. *anggal fektif dan *ransisi

 Pern%ataan ini diterapkan untuk periode tahunan %ang dimulai pada atau setelah tanggal ! )anuari #*!#"

1. Goodwill dan penyesuaian nilai ajar dinyatakan didalam mata uang fungsional entitas atau merupakan pos nonmoneter dalam mata uang asing, dilaporkan menggunakan kurs pada tanggal akuisisi.

4. ntitas harus menerapkan paragraf /" se'ara prospektif untuk semua akuisisi yang terjadi setelah aal dari periode ldi mana Pernyataan ini pertama kali diterapkan.

". Pernyataan ini menghapus de&aluasi atau depresiasi luar biasa. Perubahan ini diterapkan se'ara prospektif.

/. Perubahan lain yang dihasilkan dari penerapan Pernyataan ini harus diperlakukan sesuai dengan Persyaratan dari PSAK 43.

(19)

BAB I+ 0ESI#PULAN

-aluta Asing memudahkan transaksi yang dilakukan antar dua pihak dengan  penggunaan mata uang yang tdiak sama untuk melakukan transaksi. Pengukuran dan  pengungkapan yang diterpakan dengan menggunakan &aluta asing diatur dalam PSAK 10 ini. Ketika terdapat suatu perubahan dalam mata uang fungsional dari entitas pelapor  maupun dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang signifi kan, fakta tersebut dan alasan untuk perubahan dalam mata uang fungsional harus diungkapkan.

(20)

Pengaturan mengenai &aluta asing ini juga terkait pada saat entitas menyajikan laporan keuangannya dalam suatu mata uang yang berbeda dari mata uang fungsionalnya, entitas harus menjelaskan baha laporan keuangan mereka tunduk pada SAK hanya jika entitas mematuhi semua persyaratan dari setiap Pernyataan dan setiap $nterpretasi dari Pernyataan yang berlaku termasuk metode penjabaran.

DA$TAR PUSTA0A

PSAK 10

artini, i. 4013. Perngaruh Kurs Valuta Asing .Staf pengajar Akuntansi 9$, anggota tim implementasi $9%S

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan Penetapan Pemenang E-Lelang Pemilihan Langsung Nomor : TAP_06/30/Distannak/Ajay/2014 tanggal 02 Juli 2014, dengan ini diumumkan kepada para peserta

D A S A R : Hasil Keputusan Rapat Anggota KOI\II l(abupaten Klaten, tanggal 19 Februari 2011 tentang Pembinaan Cabang Olahraga untuk dapat Melaksanekrn Program Khten

Daftar ini BUK AN m erupakan alokasi DYS final mas ing-masing perguruan tinggi, namun data dosen yang e ligible untuk diikutsertakan dalam serdos tahun 2015 sesuai dengan hasil

Bila seorang tenaga kerja memiliki motivasi kerja yang lebih bercorak reaktif, pada saat ia diberi tugas untuk menetapkan sasaran-sasaran kerjanya untuk kurun waktu tertentu

[r]

Berdasarkan kondisi eksisting, hasil analisis usahatani padi sawah di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, secara multidimensi menunjukkan kategori kurang

Pertama-tama santri belajar membaca melalui kitab yang telah dibacakan oleh ustadz, selain itu ketika selesai membacanya biasanya santri mencari dalil-dalil shorof