• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa

PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI

BAHASA UNGKAP METAFOR

Hilma Sophia Aminudin TH Siregar, M.Sn

Program Studi Sarjana Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: hilmasophia@gmail.com

Kata Kunci : defense mechanism, drawing, instalasi, metafor, pecah-belah

Abstrak

Defense mechanism (mekanisme pertahanan) merupakan mekanisme yang dihasilkan alam bawah sadar yang digunakan untuk mengantisipasi ancaman atau masalah pada psikis manusia. Pada skala penggunaan yang tidak normal, mekanisme tersebut dapat menimbulkan efek yang negatif. Pada kasus penulis, penggunaan mekanisme pertahanan diri ini secara tidak sadar melampaui batas sehingga menimbulkan efek yang negatif. Penulis merasa timbulnya batas mengenai pemahaman penulis tentang diri sendiri. Metode yang diambil untuk merepresentasikan permasalahan pada karya ini adalah menggunakan wujud instalatif dengan menampilkan objek bunga kering dengan teknik drawing dan teks pada medium keramik yang disimpan di atas meja kaca yang ringkih. Konfigurasi visual karya disusun untuk dapat mengerucutkan pembacaan masalah yang ingin disampaikan penulis yang disajikan dengan cara metafor. Melalui karya ini, penulis mencoba menghadapi permasalahan dengan cara memperlihatkan kelemahan penulis kepada apresiator. pada prosesnya, penulis akhirnya mendapati cara berdamai dengan dirinya sendiri adalah dengan memperlihatkan kelemahan penulis melalui proses berkarya yang penulis lewati dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

Abstract

Defense mechanism is a mechanism generated by the subconscious that is used to anticipate threats or problems of the human psyche. On an abnormal scale, these mechanisms may lead to some negative effects. In the case of author, the use of her defense mechanism has inadvertently exceed this limit, with negativite consequences. The author feels the emergence of limits about her understanding of her own self. The methods used to represent these problems in this work is to present an installation of ceramic objects with text and drawings of dried flowers, placed on a fragile glass table. This visual conviguration done to effectively convey the author’s intentions, presented by way of metaphor. Through this work, the author tries to face her problems by presenting her weaknesses to appreciators of the artwork. In the process, the author finally found a way to make peace with herself by showing her weaknesses through the process of creating this final project.

1.

Pendahuluan

Pada awalnya, penulis merasa adanya sebuah tembok tidak terlihat yang membatasi diri penulis untuk berekspresi dan berkomunikasi dalam kehidupan sosial. Hal ini disadari jesak penulis mulai berkarya dengan pendekatan personal. Sejak saat itu penulis mencoba menggali lebih dalam mengenai dirinya. Penulis menemukan kesamaan pada 2 karya bertema personal yang dibuat penulis sebelumnya. Kesamaan itu berupa 2 jenis dari defense mechanism yang terbentuk secara tidak sadar sebagai maksud subliminal dari karya-karya tersebut. Sejak pengerjaan 2 karya tersebut penulis merasa adanya kejanggalan, penulis merasa ada sesuatu yang belum tersampaikan sebelumnya oleh penulis. Maka penulis mencoba menggali lagi lebih dalam tentang defense mechanism dan keterlibatannya dengan diri penulis.

Defense mechanism atau mekanisme pertahanan merupakan cara psikologis yang dilakukan manusia dalam menghadapi kecemasan yang timbul dari dorongan atau tindakan yang berpotensi membahayakan bagi individu. Mekanisme tersebut terbentuk pada alam bawah sadar. Timbul berdasarkan pertimbangan ego yang berperan melindungi diri. Mekanisme pertahanan tersebut yang dirasa memiliki efek negatif untuk perkembangan diri penulis. (Freud, Anna. The Ego and the Mechanisms of Defence. 1936)

Penulis merasa pengaruh terbesar datang dari lingkungan keluarga. Penulis dibesarkan di lingkungan keluarga yang cenderung sederhana dengan sosok seorang ibu yang memiliki peran dominan dalam keluarga. Dikarenakan penulis merupakan anak perempuan satu-satunya dalam keluarga, tidak ada lagi sosok perempuan yang nyata di lingkungan penulis selain ibu. Banyak sikap dan pemikiran ibu penulis yang akhirnya penulis serap secara tidak sadar, terlebih pada bagaimana ibu penulis menyelesaikan masalah. Hal itu membawa penulis pada kesimpulan bahwa seorang perempuan harus menjadi sosok yang kuat, “saya harus menjadi sosok yang kuat”. Pemikiran tersebut telah disimpulkan dan ditanamkan pada benak penulis dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam hidup penulis. Lambat laun pemikiran tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang muncul ketika penulis menghadapi suatu masalah. Penulis tidak ingin terlihat lemah baik di hadapan orang lain maupun diri penulis sendiri.

Dalam proses reka ulang yang telah penulis lakukan demi mendapat inti masalah, penulis merasa permasalahan yang membuat mekanisme pertahanan ini menjadi sesuatu yang buruk adalah ketidakpuasan penulis terhadap dirinya sendiri.

(2)

cara penulis menyelesaikan dan menghadapi masalah yang terjadi bukan merupakan cara yang tepat. Benteng tersebut menjadi batas interaksi penulis dengan lingkungan sosial, terlebih lagi dengan diri penulis sendiri.

Proyek Tugas Akhir ini merupakan proses penulis dalam berdamai dengan diri sendiri dengan cara memperlihatkan permasalahan pribadi penulis yang selama ini penulis coba tutupi dan merefleksikannya sebagai sebuah karya seni rupa. Pada karya ini penulis menggunakan bunga mati sebagai metafor permasalahan personal penulis mengenai defense \mechanism yang berdampak negatif.

2. Proses Studi Kreatif

Dialog Sisi diri

Rumusan Masalah Bagaimana cara menampilkan permasalahan aktual yang dialami penulis dalam karya Tugas Akhir dengan vujud visual instalatif dan cara metafor?

Landasan Teori Teori mengenai defense mechanism dan seni sebagai metafor. Selain itu ada juga penjelasan tentang seni instalasi, dan teknik drawing

Batasan Masalah penggunaan readymade objects dan base yang bersifat ringkih penggunaan drawing pen dan rugos

objek bunga yang sudah mati dan teks

Tujuan Berkarya Secara umum karya ini dibuat sebagai pelengkap tugas akhir, selain itu juga merupakan upaya penulis berdamai dengan diri sendiri dan menemukan jalan keluar permasalahan

Proses Berkarya

(3)

Hilma Sophia

Gagasan dari karya tugas akhir ini berasal dari keinginan penulis untuk berdamai dengan diri penulis sendiri. Penulis ingin mengenali diri penulis lebih dalam tanpa ada batasan masalah-masalah yang selama ini mengekang penulis. Penulis mencoba menjauhkan faktor-faktor eksternal dan fokus pada diri penulis dan menjadikan permasalahan defense mechanism yang menjadi efek negatif bagi pribadi penulis menjadi fokus utama pada karya Tugas Akhir ini.

Gagasan berkarya muncul ketika adanya kebingungan penulis atas apa yang terjadi pada dirinya. Penulis merasa adanya kesulitan untuk mengungkapkan apa yang penulis rasakan baik kepada kepada orang lain maupun dirinya sendiri. Seringkali penulis merasa banyak faktor-faktor diluar diri penulis yang membuat penulis menjadi sosok yang negatif. Setelah dikaji lagi, permasalahan penulis ada pada ketidakpuasan penulis akan dirinya sendiri yang ternyata dilapisi oleh benteng defense mechanism sehingga penulis cenderung menguatkan dirinya sendiri dengan melemahkan orang lain dan menutupi kelemahan tersebut dengan berbagai mekanisme demi mempertahankan pemikiran bahwa penulis merupakan sosok yang kuat. Maka dari itu pada karya tugas akhir ini penulis ingin menghadapi kelemahan penulis dan mencoba berdamai dengan permasalahan tersebut dengan cara berkarya, untuk kali ini dengan pendekatan instalatif. Penulis menghadirkan paradoks pada karya ini berupa drawing bunga kering yang terlihat lemah, layu dan dramatis yang lalu disandingkan dengan teks yang berupa negasi dari visual tersebut dimana kalimat-kalimat yang tertera pada karya adalah kalimat-kalimat pretending dimana isinya merupakan sugesti agar penulis dapat menjadi sosok yang kuat. Medium yang digunakan karya ini berupa benda-benda keramik yang memiliki fungsi sebagai wadah. Pada tahap ekplorasi awal, penulis tidak membatasi penggunaan medium berupa keramik. Penulis bereksperimen dengan kertas, plat kuningan, cermin, dan lain sebagainya. Saat proses seleksi selesai, ternyata pemilihan material yang dirasa cocok untuk karya ini berupa benda-benda yang bersifat pecah belah. Setelahnya penulis memfokuskan material keramik pada karya dan membatasi pemilihan warna pada medium tersebut dengan menggunakan warna putih sebagai perwujudan sesuatu yang netral. Penulis menggunakan drawing pen dan rugos untuk proses penggambaran pada medium keramik.

3.

Hasil Studi dan Pembahasan

Karya terdiri dari benda-benda readymade berupa keramik berwarna putih. Pada keramik tersebut terdapat drawing

bunga kering dengan jenis dan konfigurasi yang berbeda-beda pada setiap objek keramiknya. Selain drawing bunga kering terdapat juga teks pada karya. Keramik tersebut dipajang pada meja kaca dengan rangka tipis yang terbuat dari besi. Jumlah karya tersebut ada 50 buah. Display karya disusun konsentris dengan objek karya yang berupa teks berada di pusat konfigurasi karya.

Drawing bunga kering digambarkan dengan visual yang gelap dan dengan menggunakan tinta berwarna hitam diatas keramik berwarna putih yang berbentuk lingkaran atau yang berujung tumpul.

Penggunaan karakter keramik sebagai medium karya penulis merupakan implementasi dari kerapuhan diri yang coba diperlihatkan oleh penulis. Objek bunga kering merupakan metafor dari permasalahan yang ingin disampaikan penulis yaitu permasalahan personal mengenai kesulitan penulis untuk berdialog dengan dirinya sendiri terkait defense mechanism dan pemikiran yang selama ini membelenggu penulis. Teks pada karya merupakan bentuk deskripsi literal dari permasalahan personal penulis mengenai defense mechanism yang berdampak negatif bagi penulis. Teks pada karya berisi kalimat yang bermakna kebalikan dari apa yang dirasakan penulis, dari apa yang dihadirkan dari karakter bunga-bunga kering yang digambar oleh penulis. Penulis menggunakan subjek kata ganti orang pertama, yaitu kata ‘aku’ pada teks untuk mempertegas permasalahan personal yang diangkat oleh penulis.

(4)

Gambar 3.1 Foto Karya

Karya dipajang di atas meja kaca dengan rangka besi yang tipis untuk menampilkan kesan ringkih pada karya. Tinggi meja kaca dibuat seragam yaitu 110 cm. Selain untuk kepentingan visual, pada karya ini tinggi meja dibuat seragam dengan maksud bahwa dalam konfigurasi instalasi ini permasalahan yang dibangun oleh penulis mengerucut pada 1 masalah inti. Meja kaca disusun menjadi 5 lapis lingkaran. Pada 3 lapisan terluar berisi drawing dengan visualisasi bunga kering dengan jarak meja sekitar 80 cm dimana apresiator dapat melewati meja-meja tersebut dengan jarak yang dibuat sempit. 2 lapisan pusat berisi teks pada keramik dengan jarak yang tidak dapat dilewati oleh apresiator. Konfigurasi yang dimaksud adalah untuk mengajak apresiator untuk ikut terlibat dalam alur pembacaan karya dimana intinya permasalahan dapat dibaca setelah masuk lebih dalam dan membaca teks yang dihadirkan oleh penulis sehingga akhirnya menyimpulkan keterkaitan antara drawing dan teks yang disajikan. Pada karya ini penulis seakan menyembunyikan permasalahan inti berupa defense mechanism pada wilayah yang sulit dijangkau apresiator.

4.

Penutup / Kesimpulan

Melalui karya instalasi berupa konfigurasi drawing dan teks pada keramik ini penulis mendapati bahwa proses pencarian ke dalam diri penulis memperkaya penulis akan pemahaman atas diri penulis sendiri. Pada prosesnya, karya ini membawa penulis kepada proses pembebasan dari tembok pemikiran yang sebelumnya menghantui penulis. Pada akhirnya setelah proses berkarya selesai, penulis berhasil berhadapan langsung dengan kelemahan penulis yang selama ini ditutupi pada saat proses pengerjaan tugas akhir, penulis belajar untuk menghadapi permasalahan pribadi penulis dengan hati yang lebih dingin. Penulis mencoba menerima segala bentuk kekurangan pada diri penulis dan berusaha memperbaikinya. Dalam prosesnya, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada diri penulis, namun itu

(5)

Hilma Sophia

Ucapan Terima Kasih

Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Aminudin TH Siregarm M.Sn.

Daftar Pustaka

• Bambang, I Sugiharto. 1996. Postmodernisme Tantangan Bagi Filsafat. Bandung: Kanisius • Bishop, Claire. 2005. Installation Art. New York: Routledge

• Anna, Freud. 1936. The Ego and the Mechanisms of Defence. Jerman: Karnac Book

• Hausman, Carl R. 1989. Metaphor and Art: Interactionism and Reference in Verbal and Nonverbal Arts.

Inggris: Cambridge University Press

(6)

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA

Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel

yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat

wisuda mahasiswa yang bersangkutan.

Bandung, .../.../ ...

Tanda Tangan Pembimbing : _______________________

Nama Jelas Pembimbing

: _______________________

diisi oleh mahasiswa

Nama Mahasiswa

Hilma Sophia

NIM

17010020

Judul Artikel

diisi oleh pembimbing

Nama Pembimbing

Rekomendasi

Lingkari salah satu à

1.

Dikirim ke Jurnal Internal FSRD

2.

Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi

3.

Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi

4.

Dikirim ke Seminar Nasional

5.

Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus

6.

Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus

7.

Dikirim ke Seminar Internasional

Gambar

Gambar 3.1 Foto Karya

Referensi

Dokumen terkait

Pada bulan April 2003 wilayah kerja puskesmas Benu-Benua bertambah lagi tiga kelurahan yakni : Kelurahan Sodoha, Kelurahan Sanua, Kelurahan Dapu-Dapura, yang merupakan

Untuk mengetahui Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan karya karya seni lukis batik dengan teknik batik tulis pada guru dan siswa SMP Kanisius

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan anugerah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Lama

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya proses klientisasi, yaitu: (a) Faktor ekonomi; petani mempunyai modal yang terbatas sehingga mereka sering melakukan pinjaman ke

Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja SDM organisasi, dalam penilaian kinerja tidak hanya

Pelat lantai bangunan dimodelkan sebagai pelat orthotropik dengan perletakan semirigid pada keempat sisinya, berukuran 5.05 m x 7.4 m yang diberi dua pengaku pada salah satu

SULTRA 2008 - 2013 VISI MEMBANGUN KESEJAHTERAAN SULAWESI TENGGARA TAHUN 2008 – 2013 MISI ; • PENGEMBANGAN KUALITAS SDM • REVITALISASI PEMERINTAHAN • PEMBANGUNAN EKONOMI

Untuk memperoleh kesaksian tersebut, penulis melakukan wawancara dengan para seniman kesenian Umbul yang sezaman seperti pelatih, penari, dan nayaga kesenian Umbul