• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Intrusi Air Laut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Intrusi Air Laut"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

(diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Sumber

Daya Air Kelas B)

Oleh

Nadhia Faizza Utari 132110101048 Rizky Adi Sulistyanto 132110101163 Herwin Pundhi R 142110101022 Mega Elang Putri 142110101076 Firman Setyo Aji Budiman 142110101111 Dwi Lia Oktaviana 152110101129

Pengelolaan Sumber Daya Air Kelas B

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER

(2)

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas mandiri ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tugas makalah dengan judul

“Pengelolaan Sumberdaya Air: Intrusi Air Laut Akibat Penggunaan Air Berlebihan” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air.

Keberhasilan penulisan tugas mandiri ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Dengan terselesaikannya penulisan tugas mandiri ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Bapak dan Ibu dosen mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air dan semua pihak yang membantu hingga terselesaikannya tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dan perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa khususnya pada bidang yang bersangkutan.

Jember, 15 November 2016

Penulis

(3)

DAFTAR ISI...iii BAB 1. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 1.4 Manfaat...2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...3

2.1 Air...3

2.1.1 Pengertian Air...3

2.1.2 Sumber-sumber Air...3

2.1.3 Fungsi Air dan Peranan Air dalam Kehidupan...6

2.2 Air Tanah...7

3.1 Pengertian Air Tanah...7

3.2 Proses Terjadinya Air Tanah...7

3.3 Pembagian Air Tanah...9

3.4 Kondisi Air Tanah...10

3.5 Aliran Air Tanah...10

3.6 Pengambilan Air Tanah...10

2.3 Air Laut...12

2.3.1 Pengertian Air Laut...12

2.3.2 Interaksi Antara Air Tanah dan Air Laut...14

2.3.3 Intrusi Air Laut...16

2.3.4 Penyebab Intrusi Air Laut...16

2.3.5 Proses Terjadinya Intrusi Air Laut...17

BAB 3. PEMBAHASAN...20 3.1 Analisis Kasus...20 3.2 Pembahasan...21 BAB 4. PENUTUP...23 4.1 Kesimpulan...23 4.2 Saran...24 DAFTAR PUSTAKA iii

(4)

Sumber air yang biasa digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan airnya adalah air hujan, air permukaan, dan air tanah. Diantara ketiga sumber air tersebut yang paling memiliki keunggulan yaitu air tanah dibanding yang lain dan tidak terpengaruh musim, cadangan air tanah yang melimpah, dan mudah diperoleh. Pada daerah pegunungan yang memiliki letak sumur sangat dalam karena letak akuifer yang jauh dari di dalam tanah, banyak mengandalkan air dari sumber mata air sebagai pemenuhan kebutuhan terhadap air.

Kebutuhan manusia terhadap air sangat kompleks, yakni untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Rata-rata kebutuhan air di Indonesia 60 liter per kapita per hari, yang digunakan untuk kebutuhan mandi sebesar 30 liter, mencuci 15 liter, masak 5 liter kemudian untuk minum 5 liter, dan kegunaan lain 5 liter. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh musim atau cuaca, ketika musim kemarau maka kebutuhan air akan menurun karena menurunnya persediaan air. Sedangkan proporsi air di dalam badan mencapai sekitar 70% dari berat badan dan berada di bagian tubuh yang sangat vital, pada otak terdapat 90%, di organ jantung 75%, di paru-paru 86%, di hati 86%, ginjal 83%, pada otot 75% dan dikomponen darah sekitar 90%, tulang 22%, dan gigi 75%. Kekurangan air dapat menyebabkan dehidrasi dan dapat mendatangkan penyakit bahkan kematian.

Saat ini seiring juga dengan kebutuhan manusia terhadap perumahan yang semakin tinggi dan harga kayu yang semakin murah maka proses penggundulan pohon juga mulai meningkat. Akibatnya mata air menjadi berkurang debitnya untuk tidak dikatakan mati (Eram, 2012).

Dewasa ini, penduduk pesisir laut diresahkan dengan fenomena intrusi air. Terutama pada penduduk Denpasar, Bali. Intrusi air merupakan masuknya air laut ke arah daratan. Intrusi air laut diakibatkan tekanan air tanah yang lebih kecil dibandingkan tekanan air laut pada kedalaman yang sama. Perbedaan tekanan ini menyebabkan batas antara air tanah dan air laut naik ke daratan. Pengambilan air tanah yang tidak teratur menyebabkan berubahnya kualitas air tanah yang disebabkan oleh penyusupan air laut (Indriastoni, et al. 2014).

(5)

b. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa rumusan masalah yang terjadi adalah apa penyebab intrusi air laut yang berakibat penggunaan air berlebihan dan bagaimana pencegahannya?

c. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui bahwa tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui penyebab intrusi air laut dan cara pencegahannya.

d. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi segenap pengambil keputusan di Pemerintah Kabupaten, masyarakat dan orang-orang yang peduli terhadap suatu kawasan atau daerah sebagai masukan atau referensi di dalam memanfaatkan maupun mengembangkan daerah dan sumber airnya sehingga tetap berkelanjutan.

(6)

i. Pengertian Air

Air adalah zat yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu larutan yang bersifat universal. Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya alam yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber daya yang terbaharui, bersifat dinamis dan mengikuti siklus hidrologi yang secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat.

Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan bagi kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian, industri dan perikanan. Tanpa air berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia.

ii. Sumber-sumber Air 1. Air Laut

Air laut mempunyai rasa asin, karena mengandung garan NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum (Sutrisno,2004). Hampir 80% air yang berada di alam merupakan air laut. Air laut menentukan iklim dan kehidupan di bumi. Kadar dan komponen unsur di dalam air laut ditentukan sejumlah reaksi kimia, fisika dan biologi yang terjadi di laut.

2. Air Atmosfer

Air di atmosfer tersedia dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari proses evaporasi (penguapan), baik yang berasal dari laut, danau, sungai, tanah, bahkan dari permukaan tubuh makhluk hidup atau permukaan daun tumbuhan. Namun yang paling utama berasal dari laut. Setelah itu uap-uap air ini akan terkumpul dan

(7)

membentuk awan. Pada saat awan-awan ini bergerak mengikuti pola angin, kelembapan udara menyebabkan suhu menjadi dingin selanjutnya uap-uap air akan terkondensasi menjadi tetes-tetes air dan jatuh sebagai air hujan atau salju.

Dalam keadaan murni, air hujan sangat bersih, tetapi dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu dan lain sebagainya sehingga air hujan menjadi tercemar. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi (karatan). Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun (Sutrisno, 2004).

3. Air Permukaan

Adalah air hujan yang turun ke bumi dan mengalir di permukaan sungai dan danau, dan sebagian air hujan diserap oleh tanah yang dapat muncul sebagai mata air. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, pelapukan batang-batang kayu, daun-daun, pencemaran industri kota dan sebagainya. Beberapa pencemaran ini, untuk masing -masing air permukaan akan berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pencemarannya adalah merupakan pencemaran fisik, kimia dan bakteriologi. Air permukaan ada 2 macam yakni

a. Air sungai

Air sungai dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pencemaran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi.

b. Air rawa/danau.

Air Danau atau Rawa kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang telah membusuk, Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi dan dalam keadaan kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh alga (lumut) karena adanya sinar matahari dan O2. Jadi untuk pengambilan air, sebaiknya pada kedalaman tertentu

(8)

di tengah-tengah agar endapan-endapan Fe dan Mn tidak terbawa, demikian pula dengan lumut yang ada pada permukaan rawa/telaga.

4. Air Tanah

Menurut Sutrisno (2004), air tanah terbagi atas : a. Air Tanah Dangkal

Terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia ( garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah ini berfungsi sebagai saringan. Di samping penyaringan, pengotoran juga m asih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.

b. Air Tanah Dalam

Terdapat sebuah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman ( biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur ke luar dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artetis. Jika air tak dapat keluar dengan sendirinya, maka digunakanlah pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini.

c. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam. Hampir tidak berpengaruh oleh musim dan kualitas/kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam

Untuk kelangsungan hidup perlu disadari bahwa sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah harus mendapatkan perlindungan dari manusia dengan sebaik-baiknya, supaya daya air dan mencegah terjadinya penurunan kuantitas dan kualitas dari sumber daya air. Dalam memenuhi kebutuhan akan air, manusia selalu memerhatikan aspek kualitas dan kuantitas air. Kuantitas air yang

(9)

cukup dimungkinkan karena adanya siklus hidrologi, yaitu siklus alami yang mengatur tersedianya air permukaan dan air tanah (Sumantri, 2015).

iii. Fungsi Air dan Peranan Air dalam Kehidupan

Fungsi air, meliputi: sebagai keperluan domestic dan non domestik. a. Keperluan Domestik

1. Minum

2. Penyiapan makanan 3. Kebersihan diri

4. Cuci pakaian, peralatan dan kendaraan 5. Penggelontor air limbah

6. Penyiraman tanaman 7. Kebersihan lingkungan 8. Dll

b. Keperluan Non Domestik 1. Proses produksi

2. Penyediaan air kolam renang 3. Pemadam kebakaran

4. Penyiraman tanaman kota 5. Irigasi

6. Tenaga listrik

7. Navigasi perdagangan 8. Perikanan

9. Dll

Peranan air dalam kehidupan:

Air berperan bagi kehidupan baik tumbuhan, hewan dan manusia. Manusia masih dapat bertahan hidup selama 3 hari tidak makan tetapi jika 3 hari tidak minum manusia tersebut akan mati/lemas. Air didalam tubuh manusia berkisar 50-70% dari seluruh BB. Organ tubuh manusia yang mengandung air : a. Tulang 25% b. Darah 80% c. Ginjal 80% d. Hati 70% e. Otot 75% b. Air Tanah

a. Pengertian Air Tanah

Air tanah adalah salah satu bentuk air yang berada di sekitar bumi kita dan terdapat di dalam tanah. Air tanah pada umumnya terdapat dalam lapisan tanah baik dari yang dekat dengan permukaan tanah sampai dengan yang jauh dari permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu fase dalam siklus hidrologi,

(10)

yaitu suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dialiri air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer. Pada proses siklus hidrologi tersebut air tanah berinteraksi dengan permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam siklus hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis tanah, penggunaan lahan, jenis vegetasi penutup, serta manusia yang berada di permukaan bumi (Setyowati, 2007). Air tanah ini termasuk salah satu sumber air, ada saatnya air tanah ini bersih tetapi terkadang keruh sampai kotor, tetapi pada umumnya terlihat jernih.

3.2 Proses Terjadinya Air Tanah

Pada dasarnya, air tanah dapat berasal dari air hujan (presipitasi), baik melalui proses infiltrasi secara langsung ataupun secara tak langsung dalam air sungai, danau, rawa, dan genangan air lainnya. Air hujan yang meresap kedalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan-lahan mengalir ke laut, atau mengalir langsung dalam tanah atau di permukaan dan bergabung dengan aliran sungai. Banyaknya air yang meresap ke tanah bergantung pada waktu, kondisi material permukaan tanah dan jenis serta banyaknya vegetasi dan curah hujan. Meskipun curah hujan cukup besar tetapi lerengnya curam, ditutup material impermeabel, persentase air mengalir di permukaan lebih banyak daripada meresap ke bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang, pada lereng landau dan permukaannya permiabel, persentase air yang meresap lebih banyak.

Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah. Sebagian menguap lagi ke atmosfer dan sisanya merupakan cadangan bagi tumbuhan selama belum ada hujan. Air yang tidak tertahan dekat permukaan menerobos ke bawah sampai zona dimana seluruh ruang terbuka pada sedimen atau batuan terisi air (jenuh air). Air dalam zona saturasi (zone of saturation) ini dinamakan air tanah (ground water). Batas atas zona ini disebut muka air tanah (water table). Lapisan tanah, sedimen atau batuan diatasnya yang tidak jenuh air disebut zona aerasi (zone of aeration). Dan daerah dimana air tanah keluar sampai discharge area, seperti terlihat pada dibawah ini.

(11)

Muka air tanah umumya tidak horizontal, tetapi lebih kurang mengikuti permukaan topografi diatasnya. Apabila tidak ada hujan maka muka air di bawah bukit akan menurun perlahan-lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun hal ini tidak terjadi, karena air hujan akan mengisi (recharge) lagi. Daerah dimana air hujan meresap ke bawah (precipitation) sampai zona saturasi dinamakan rembesan (recharge area).

Air tanah berasal dari bermacam sumber. Air tanah yang berasal dari peresapan air permukaan disebut air meteorik (meteoric water). Selain berasal dari air permukaan, air tanah berasal dari air yang terjebak dalam pembentukan batuan sedimen. Air tanah jenis ini disebut air konat (connate water). Berdasarkan daerah pembentukannya terdapat air tanah pada material lepas dapat dibedakan menjadi 4 wilayah, yaitu :

a. Daerah aliran air (water course)

Daerah aliran ini terdiri dari alluvial yang terletak di kanan kiri sungai yang mengalir. Potensi air tanah cukup besar apabila muka air sungainya lebih tinggi dari muka air tanah. Faktor ini menyebabkan daerah ini sangat potensial sebab materialnya lepas dan air sungai menyuplai air tanah.

b. Daerah lembah mati

Potensial air tanah di daerah ini cukup besar akan suplai air yang diterima tidak sebesar daerah aliran air.

(12)

Daerah ini adalah dataran yang luas dengan endapan yang belum mengeras misalnya pasir dan kerikil.

d. Daerah lembah antar gunung

Lembah yang dikelilingi oleh pegunungan biasanya terdiri dari material lepas yang jumlahnya sangat besar, material ini berasal dari pegunungan sekitarnya. Materialnya berupa pasir dan kerikil dan sifatnya akan menerima air di pengisian di atasnya.

3.3 Pembagian Air Tanah 1. Air tanah dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal. Air sumur dangkal ini terdapat pada kedalaman 15 – 30 meter. Sebagai air minum, air tanah dangkal mempunyai kualitas yang cukup baik namun kuantitasnya kurang mencukupi karena tergantung musim.

2. Air tanah dalam

Air tanah dalam terdapat setelah rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor untuk memasukkan pipa kedalamnya sehingga kedalaman antara 100–300 meter akan didapat lapisan air. Kualitas air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air tanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna.

3. Mata air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air berasal dari tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam (Sutrisno, 1987).

3.4 Kondisi Air Tanah

Air tanah merupakan suatu bagian dalam proses sirkulasi alamiah. Jika pemanfaatan air tanah itu memutuskan sistem sirkulasi, yakni jika air yang dipompa melebihi besarnya pengisian kembali (recharge), maka akan terjadi pengurangan volume air tanah yang ada. Berkurangnya volume air tanah itu akan terlihat dalam bentuk penurunan permukaan air tanah dan tekanan air ini akan mengakibatkan penurunan intensitas pemompaan, jika penurunan ini melampaui suatu batas tertentu maka fungsi pemompaan akan hilang. Akhirnya sumber air

(13)

tanah itu menjadi kering. Jadi untuk menghindari pengurangan volume air tanah yang ada, maka harus dijaga agar besarnya pemompaan itu sesuai dengan pengisian kembali (Sasrodarsono dan Takeda,1993).

3.5 Aliran Air Tanah

Aliran air tanah sangat mempengaruhi kondisi daerah pantai, karena aliran ini menjaga keseimbangan antara air laut dan air tanah. Juga diketahui pula bahwa aliran air tanah pada kondisi geologi tertentu mengubah unsur kimia yang lain menjadi unsur kimia yang komposisinya sama dengan air laut bila semakin dekat aliran air itu ke pantai. Jadi dapat dikatakan bahwa aliran air tanah juga merupakan sumber salinitas. Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Disamping itu, aliran air tanah juga merupakan perantara geologi karena secara terus menerus mempengaruhi kondisi lingkungan dalam tanah (Todd, 1974). Menurut pakar geologi ini aliran air tanah tergantung dari waktu dan ruang dan salah satu dampaknya bahwa aliran air tanah ini membawa dan meningkatkan bermacam kimia yang terkandung dalam air tanah.

3.6 Pengambilan Air Tanah

Menurut Sitorus (2011) sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Secara teknis dapat dilakukan upaya pengambilan air tanah dengan pengambilan air melalui air sumur dangkal dan sumur dalam.

a. Sumur dangkal (shallow well)

Cara pengambilan air tanah yang paling tua dan sederhana adalah dengan membuat sumur gali dengan kedalaman lebih rendah dari posisi permukaan air tanah. Jumlah air yang dapat diambil dari sumur gali biasanya terbatas, dan air yang diambil adalah air dangkal. Untuk pengambilan air yang lebih besar diperlukan luas dan kedalaman galian yang lebih besar. Kedalaman sumur gali tergantung lapisan tanah, ketinggian dari permukaan air laut, dan ada tidaknya air bebas di bawah lapisan tanah. Sumur gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak

(14)

lebih dari 5-8 meter di bawah permukaan tanah. Cara ini cocok untuk daerah pantai dimana air tanah berada di atas air asin. Berdasarkan jenis tanah dan kedalaman, air bebas sumur gali dapat diperoleh seperti pada tanah berpasir, sumur gali cukup 6-8 m telah memperoleh air bebas. Tanah liat, kedalaman sumur ≥ 12 m baru memperoleh air bebas. Tanah kapur, Umumnya sumur gali harus ≥ 40 m baru diperoleh air bebas. Keadaan atau sifat air sumur gali yaitu pada ketinggian air bebas umumnya sekitar 1-3 m dari dasar sumur. Ketinggian air bebas bervariasi, tergantung jumlah air yang diambil dan tergantung musim. b. Sumur dalam (deep well)

Pengambilan air tanah dilakukan dengan membuat sumur dalam (deep well) atau yang lazim disebut sumur bor. Kedalaman sumur bor berdasarkan struktur dan lapisan tanah yaitu pada tanah berpasir , biasanya kedalaman 30-40 m sudah memperoleh air. Biasanya airnya naik 5-7 m dari permukaan tanah. Tanah liat/padas, biasanya kedalaman 40-60 m akan diperoleh air yang baik dan air akan naik mencapai 7 m dari permukaan tanah. Tanah berkapur, biasanya sumur dengan kedalaman di atas 60 m kemungkinan baru mendapat air dan apabila ada air, airnya sukar/tidak biasa naik ke atas dengan sendirinya. Tanah berbukit, biasanya sumur dibuat diatas 100 m atau diatas 200 m kemungkinan tipis sekali untuk memperoleh air. Air yang diperoleh sukar/tidak bias naik ke atas dengan sendirinya. Keadaan/sifat air sumur bor yaitu airnya jernih dan rasa sejuk. Pencemaran air tidak terjadi/sukar terjadi. Jumlah bakteri jauh lebih kecil dari sumur gali. Jumlah algae dalam air sumur bor jauh lebih banyak dibanding dengan air sumur gali.

Teknik pengambilan air tanah yang dapat dilakukan adalah dengan cara

1. Menggali tanah atau mengebor tanah dengan tenaga manusia pada kedalaman tertentu sampai mendapatkan air tanah yang disebut sebagai sumur gali atau sumur pasak/patek, dan air tanah yang diambil/disadap adalah air tanah dangkal pada lapisan akuifer bebas (akuifer 1).

2. Mengebor tanah dengan alat pemboran tenaga mesin pada kedalaman tertentu sampai memperoleh air tanah yang disebut sebagai sumur bor atau sumur produksi, umumnya air tanah yang diambil adalah air tanah dalam pada lapisan akuifer tertekan (akuifer II, III, dan IV).

(15)

3. Menurap mata air dengan cara alamiah maupun buatan dengan tidak mengganggu keseimbangan hidrologi air tanahnya, karena apabila tekanan hidrolika pada saat penurapan lebih besar dari pada mata air sebelumnya, maka akan menyebabkan mata air tersebut pindah ke area yang tekanannya lebih rendah (Winarno dan Mardyanto, 2011).

c. Air Laut

i. Pengertian Air Laut

Air laut adalah air yang berasal dari laut, memiliki rasa asin, dan memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi. Rata-rata air laut di lautan dunia memiliki salinitas sebesar 3,5%, hal ini berarti untuk setiap satu liter air laut terdapat 35 gram garam yang terlarut didalamnya. Kandungan garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut antara lain klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%), dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium, dan florida. Keberadaan garam-garaman ini mempengaruhi sifat fisis air laut seperti densitas, kompresibilitas, dan titik beku (Homig, 1978).

Air dengan salinitas tersebut tentu saja tidak dapat dikonsumsi dilihat dari standar kualitas air yang telah ditetapkan MENKES RI. Sumber-sumber garam yang ada di laut berasal dari tiga hal yaitu gas-gas vulkanik, pelapukan batuan di darat, dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal pada air laut yang dalam. Salinitas laut tertinggi terdapat di laut merah, sedangkan yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan diutara Teluk Bothania, keduanya bagian dari laut baltik.

Air laut memiliki kadar garam rata – rata 3,5%, tetapi tidak semua air laut memiliki kadar garam yang sama setiap tempatnya. Namun jika dijelaskan secara rinci, air laut memiliki komposisi yang cukup banyak, komposisi dalam air laut yang memiliki persentase besar adalah oksigen, hydrogen, klorin, sodium dan sisanya hanya sedikit terkandung. Selain itu juga terdapat banyak kandungan gas yang terlarut, bahan-bahan organik serta partikel tak larut. Dengan adanya kandungan-kandungan tersebut memiliki manfaat tersendiri pada

(16)

tubuh baik untuk bagian luar maupun organ dalam tubuh, tetapi tetap memiliki ambang batas yang telah ditetapkan. Komposisi dari air laut yaitu sebagai berikut :

Elemen Simbol Ppm Persentase

Oksigen O2 883,000 86,0341% Hidrogen H 110,000 10,7177% Klorin Cl 19,400 1,8902% Sodium Na 10,800 1,0523% Magnesium Mg 1,290 0,1257% Belerang S 0,904 0,0881% Kalsium Ca 0,411 0,0400% Kalium K 0,392 0,0382% Brom Br 0,067 0,0066% Karbon C 0,028 0,0027% Nitrogen N 0,016 0,0015% Flor F 0,013 0,0013% Strontium Sr 0,0081 0,0008% Boraks B 0,0045 0,0004% Silicon Si 0,0029 0,0003%

Sumber Tabel: http://www.scribd.com/bickomcr/d/39734581-Komposisi-Air-Lautdocx-Yudit

ii. Interaksi Antara Air Tanah dan Air Laut

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

(17)

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

1. Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, hujan es.

2. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

3. Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran

utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat terbesar terjadi di laut.

Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Air : 1. Siklus Pendek / Siklus Kecil

a. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari b. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan

c. Turun hujan di permukaan laut 2. Siklus Sedang

(18)

a. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari b. Terjadi evaporasi

c. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat d. Pembentukan awan

e. Turun hujan di permukaan daratan

f. Air mengalir di sungai menuju laut kembali 3. Siklus Panjang / Siklus Besar

a. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari b. Uap air mengalami sublimasi

c. Pembentukan awan yang mengandung kristal es d. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat e. Pembentukan awan

f. Turun salju

g. Pembentukan gletser

h. Gletser mencair membentuk aliran sungai

i. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut iii. Intrusi Air Laut

Intrusi air laut adalah pergerakan air laut ke akuifer air tawar yang dapat mengontaminasi sumber air minum. Intrusi air laut dapat terjadi secara alami hingga derajat tertentu pada sebagian besar akuifer pantai, dikarenakan adanya hubungan hidrolik antara air tanah dan air laut. Karena air asin memiliki kadar mineral yang lebih tinggi dari air tawar, maka air laut memiliki massa jenis yang lebih tinggi dan tekanan air yang lebih besar. Sehingga air asin bergerak menuju air tawar. Berbagai aktivitas manusia, terutama pemompaan air tanah dari akuifer pantai, dapat meningkatkan intrusi air laut karena tekanan air tanah berkurang dan menjadi relatif lebih kecil dibandingkan tekanan dari air laut. Penyebab intrusi air asin lainnya yaitu kanal navigasi dan drainase yang menciptakan celah bagi air laut bergerak ke daratan melewati permukaan dan melalui pasang surut air. Intrusi air laut juga dapat terjadi pada kondisi cuaca ekstrem seperti badai dan ombak besar.

(19)

iv. Penyebab Intrusi Air Laut 1. Ektraksi air tanah

Ekstraksi air tanah adalah salah satu penyebab utama intrusi air asin. Air tanah merupakan sumber air minum pada sebagian besar wilayah pantai dan ekstraksi telah meningkat dengan bertambahnya permukiman pinggir pantai. Pada kondisi dasar, intrusi air asin hanya mencapai wilayah tertentu karena dibatasi oleh tekanan dari kolom air tawar yang lebih besar karena posisinya yang lebih tinggi dari permukaan air laut. Ekstraksi air tanah mengurangi tekanan kolom air tanah yang berarti air laut dapat mengalir lebih ke arah daratan. Di wilayah Cape May, New Jersey, sejak tahun 1940an pengambilan air telah menurunkan tinggi muka air tanah hingga 30 m, sehingga menyebabkan intrusi air asin dan kontaminasi sumur air yang meluas.

2. Jaringan kanal dan drainase

Konstruksi kanal dan drainase dapat memicu instrusi air asin. Kanal menyediakan celah bagi air asin untuk menuju ke daratan. Di wilayah estuari danau Sabine di teluk Meksiko, jalur air skala besar telah membuat air asin bergerak menuju danau. Pengerukan kanal di sekitar rawa untuk memfasilitasi pengeboran minyak dan gas juga menyebabkan subsiden lahan, yang mempu menyebabkan intrusi air asin lebih jauh.[8]

Jaringan drainase yang dibangun untuk mengalirkan air dari wilayah permukiman pinggir pantai dapat memicu intrusi karena menurunkan tinggi muka air tawar. Intrusi air asin di Florida telah terjadi dalam sekala besar sebagai akibat dari kanal drainase yang dibangun antara 1903 sampai 1980an untuk mengeringkan Everglades demi pembangunan permukiman dan kawasan pertanian. Penyebab utama intrusi air adalah penurunan tinggi muka air. Selain itu, proses konstruksi dan keberadaan kanal juga telah membuat air laut mengalir ke daratan hingga dibangunnya pintu air kendali.

v. Proses Terjadinya Intrusi Air Laut Menurut Hubungan Ghyben-Herzberg

Perhitungan fisik intrusi air pertama kali dibuat oleh W. Badon-Ghijben (1888, 1889) dan A. Herzberg (1901). Mereka menurunkan solusi analisis untuk

(20)

menentukan perkiraan sifat intrusi yang berdasarkan pada sejumlah asumsi yang tidak terdapat pada kasus hidrologi lainnya.

Hubungan antara air laut dengan air bawah tanah tawar pada akuifer pantai pada keadaan statis dapat diterangkan dengan hukum Ghyben - Herzberg. Dengan adanya perbedaan berat jenis antara air laut dengan air bawah tanah tawar, maka bidang batas (interface) tergantung pada keseimbangan keduanya. Hubungan antara air asin dengan air bawah tanah tawar pada akuifer bebas di daerah pantai seperti ditunjukkan pada gambar.

Air laut memiliki berat jenis yang lebih besar dari pada air tawar akibatnya air laut akan mudah mendesak air tanah semakin masuk. Secara alamiah air laut tidak dapat masuk jauh ke daratan sebab air tanah memiliki piezometric yang menekan lebih kuat dari pada air laut, sehingga terbentuklah interface sebagai batas antara air tanah dengan air laut. Keadaan tersebut merupakan keadaan kesetimbangan antara air laut dan air tanah.

Masuknya air laut ke sistem akuifer melalui dua proses, yaitu intrusi air laut dan upconning. Intrusi air laut di daerah pantai merupakan suatu poses penyusupan air asin dari laut ke dalam air tanah tawar di daratan. Zona pertemuan antara air asin dengan air tawar disebut interface. Pada kondisi alami, air tanah akan mengalir secara terus menerus ke laut. Berat jenis air asin sedikit lebih besar daripada berat jenis air tawar, maka air laut akan mendesak air tawar di dalam tanah lebih ke hulu. Tetapi karena tinggi tekanan piezometric air tanah lebih

(21)

tinggi daripada muka air laut, desakan tersebut dapat dinetralisir dan aliran air yang terjadi adalah dari daratan kelautan, sehingga terjadi keseimbangan antara air laut dan airtanah, sehingga tidak terjadi intrusi air laut. Intrusi air laut terjadi bila keseimbangan terganggu. Aktivitas yang menyebabkan intrusi air laut diantaranya pemompaan yang berlebihan, karakteristik pantai dan batuan penyusun, kekuatan air tanah ke laut, serta fluktuasi airtanah di daerah pantai. Proses intrusi makin panjang bisa dilakukan pengambilan air tanah dalam jumlah berlebihan. Bila intrusi sudah masuk pada sumur, maka sumur akan menjadi asin sehingga tidak dapat lagi dipakai untuk keperluan sehari-hari.

Menurut konsep Ghyben – Herzberg, air asin dijumpai pada kedalaman 40 kali tinggi muka air tanah di atas muka air laut. Fenomena ini disebabkan akibat perbedaan berat jenis antara air laut (1,025 g/cm3) dan berat jenis air tawar (1,000 g/cm3). Sehingga didapat nilai z = 40 hf

Keterangan:

hf = elevasi muka air tanah di atas muka air laut (m) z = kedalaman interface di bawah muka air laut (m) ρs = berat jenis air laut (g/cm3)

ρf = berat jenis air tawar (g/cm3)

Upconning adalah proses kenaikan interface secara lokal akibat adanya pemompaan pada sumur yang terletak sedikit di atas interface. Pada saat pemompaan dimulai, interface dalam keadaan horizontal. Makin lama interface

makin naik hingga mencapai sumur. Bila pemompaan dihentikan sebelum

interface mencapai sumur, air laut akan cenderung tetap berada di posisi tersebut daripada kembali ke keadaan semula.

Intrusi air laut dapat dikenali dengan melihat komposisi kimia air tanah. Perubahan ini terjadi dengan cara

1. Reaksi kimia antara air laut dengan mineral-mineral akuifer.

2. Reduksi sulfat dan bertambah besarnya konsentrasi karbon atau asam lemah lain.

(22)

Revelle menggunakan nilai rasio antara klorida dan bikarbonat untuk mengevaluasi adanya intrusi air laut. Penggunaan klorida dikarenakan klorida merupakan ion dominan pada air laut dan bikarbonat merupakan ion dominan pada air tawar.

Semakin tinggi nilai rasio, berarti pengaruh intrusi air laut makin besar, sedangkan bila nilai rasio rendah maka pengaruh intrusi air laut kecil.

(23)

Intrusi Air Laut Akibat Penggunaan Air Berlebihan

Denpasar (Antara Bali) – Peneliti dari Politeknik Negeri Bali, Ida Bagus Putu Bintana mengatakan, instrusi air laut merupakan konsekuensi dari salah satu faktor penggunaan air tanah secara berlebihan di kawasan wisata Pulau Dewata. "Intrusi air laut kedaratan akibat pengambilan air tanah berlebihan. Bahkan dari penelitian kami saat ini hampir seluruh pesisir pantai di Bali sudah terjadi intrusi air laut," katanya di Denpasar, Sabtu. Ia mengatakan intrusi air laut yang paling parah ada di kawasan Sanur Kota Denpasar, Kuta, Jimbaran, Nusa Dua (Badung), dan Lovina di Kabupaten Buleleng. Maka tak heran air sumur masyarakat rasanya payau atau asin. Bila hal itu tidak segera dimitigasi, maka Bali akan tergantung pada air salinasi dengan reverse osmosis yang sangat mahal.

"Salah satu cara pengembalian air tanah adalah dengan membuat sumur maupun biopori. Setelah ada sumur, air hujan atau air yang mengalir difilter dan kemudian dimasukan kembali ke dalam tanah," katanya. Menurut Bintara, pemerintah setempat harus lebih proaktif dalam upaya mitigasi intrusi air laut. Dalam penelitian yang dilakukannya, hanya dengan biaya satu juta dolar Amerika Serikat (AS) sudah mampu membuat 150 sumur air hujan di 13 lokasi yang paling rawan intrusi air laut. Dikatakan, lokasinya sudah teridentifikasi sesuai dengan tingkat keparahan intrusi air laut.

Bila ini bisa direalisasikan maka dalam waktu cepat bisa mengembalikan tingkat air hingga 90 persen dalam lima tahun di areal yang mengalami krisis air bersih dan terancam intrusi air laut. Bintara juga memberi solusi lain adalah perlu adanya regulasi soal pembatasan penggunaan air bawah tanah oleh pemerintah terhadap industri hotel dan restoran. Hotel-hotel perlu menggunakan air dari PDAM yang dikendalikan oleh pemerintah sehingga intrusi tersebut dapat dicegah. (WDY)

(24)

b. Pembahasan

Kasus yang ada di Bali merupakan permasalahan yang serius karena hampir seluruh wilayah pesisir sudah mengalami intrusi air laut. Dan yang paling parah adalah di pantai sanur. Intrusi adalah pergerakan air laut ke akuifer air tawar yang dapat mengontaminasi sumber air minum. Banyak sumber air tawar dan sumber air tanah dari sumur, airnya sudah berasa asin dan tidak layak konsumsi akibat dari intrusi tersebut.

Ekstraksi air tanah adalah salah satu penyebab utama intrusi air asin. Air tanah merupakan sumber air minum pada sebagian besar wilayah pantai dan ekstraksi telah meningkat dengan bertambahnya permukiman pinggir pantai seperti pada kasus di Bali sudah banyak restoran dan perhotelan yang menggunakan air tanah sebagai pendukung pelayanan mereka, pada kenyataannya Bali merupakan pulau destinasi wisatawan mancanegara. Pada kondisi dasar, intrusi air asin hanya mencapai wilayah tertentu karena dibatasi oleh tekanan dari kolom air tawar yang lebih besar karena posisinya yang lebih tinggi dari permukaan air laut.

Pengelolaan sumberdaya air yang seharusnya dilakukan setelah terjadinya intrusi air laut adalah adanya pembuatan sumur dan biopori untuk air hujan, sehingga ada pengembalian dari penyimpanan air tanah itu. Salah satu cara pengembalian air tanah adalah dengan membuat sumur maupun biopori. Setelah ada sumur, air hujan atau air yang mengalir difilter dan kemudian dimasukan kembali ke dalam tanah.

Untuk mendukung adanya pengelolaan sumberdaya air dan memperbaiki secara perlahan adanya intrusi air laut ini, bukan tugas pemerintah saja sebagai pembuat kebijakan yang menyelesaikan permasalahan ini seperti adanya regulasi soal pembatasan penggunaan air bawah tanah oleh pemerintah terhadap industri hotel dan restoran. Hotel-hotel perlu menggunakan air dari PDAM yang dikendalikan oleh pemerintah sehingga intrusi tersebut dapat dicegah, namun dukungan dari seluruh lapisan masyarakat untuk sadar terkait pengelolaan sumber air tanah ini demi masa depan kelak juga perlu adanya pengetahuan lebih yang diberikan kepada masyarakat.

(25)

Adanya edukasi, pendekatan dan bahkan inovasi–inovasi baru yang menunjang untuk pengelolaan sumberdaya air ini menjadi salah satu cara yang ampuh untuk mencegah kekurangannya air bersih sebagai konsumsi masyarakat. Yang mana sebagai sarjana kesehatan masyarakat dapat mengubah perilaku masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu akan pentingnya air bersih untuk sekarang dan demi masa depan.

(26)

Air adalah zat yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan bagi kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian, industri dan perikanan. Sumber-sumber air yaitu air laut, air atmosfer, air permukaan, dan air tanah. Air memiliki banyak fungsi, secara umum air berfungi untuk kebutuhan domestik dan non domestik. Fungsi domestik salah satunya yaitu untuk keperluan rumah tangga, dan non domestik digunakan untuk keperluan industri.

Air tanah adalah salah satu bentuk air yang berada di sekitar bumi kita dan terdapat di dalam tanah. Air tanah dapat berasal dari air hujan (presipitasi), baik melalui proses infiltrasi secara langsung ataupun secara tak langsung dalam air sungai, danau, rawa, dan genangan air lainnya. Air tanah dibagi menjadi beberapa macam yakni, air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air. Air tanah merupakan suatu bagian dalam proses sirkulasi alamiah. Jika pemanfaatan air tanah itu memutuskan sistem sirkulasi, yakni jika air yang dipompa melebihi besarnya pengisian kembali (recharge), maka akan terjadi pengurangan volume air tanah yang ada. Aliran air tanah sangat mempengaruhi kondisi daerah pantai, karena aliran ini menjaga keseimbangan antara air laut dan air tanah. Aliran air tanah dapat dikatakan juga sebagai sumber salinitas. Air merupakan kebutuhan mendasar setiap makhluk hidup. Air tanah secara teknis dapat diambil melalui air sumur dangkal dan sumur dalam.

Air laut adalah air yang berasal dari laut, memiliki rasa asin, dan memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi. Air asin berinteraksi dengan air tanah melalui siklus hidrologi, dimana ada tiga siklus hidrologi yakni siklus pendek, sedang, dan panjang. Air laut dapat mengkontaminasi air tanah yang dinamakan dengan proses intrusi. Intrusi air laut adalah pergerakan air laut ke akuifer air tawar yang dapat mengontaminasi sumber air minum. Penyebab intrusi air laut yakni oleh ekstraksi air tanah, jalur kanal dan drainase. Intrusi air laut di daerah pantai merupakan suatu poses penyusupan air asin dari laut ke dalam air tanah

(27)

tawar di daratan. Intrusi air laut yang sampai ke sumur-sumur membuat air sumur menjadi asin sehingga tidak bisa digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

Seperti yang terjadi di Bali, khususnya di daerah pesisir dimana terjadi intrusi air laut yang mengkhawatirkan. Banyak sumber air tawar dan sumber air tanah dari sumur, airnya sudah berasa asin dan tidak layak konsumsi akibat dari intrusi tersebut. Penyebab intrusi air laut di pesisir Bali karena pengambilan air tanah yang berlebihan. Selain untuk kebutuhan domestik, air tanah diambil secara berlebihan juga untuk kebutuhan hotel yang banyak terdapat di wilayah pesisir Bali. Pengelolaan sumberdaya air yang seharusnya dilakukan setelah terjadinya intrusi air laut adalah adanya pembuatan sumur dan biopori untuk air hujan, sehingga ada pengembalian dari penyimpanan air tanah itu. Salah satu cara pengembalian air tanah adalah dengan membuat sumur maupun biopori.

Saran

Seyogyanya pemerintah daerah membuat regulasi yang mengatur batas pengambilan air tanah, serta batas penggunaan air tanah untuk usaha hotel. Selain pemerintah, pentingnya kesadaran dari masyarakat juga berperan dalam mencegah intrusi air laut yang lebih besar lagi. Kesadaran pada masyarakat dapat ditumbuhkan melalui edukasi yang memberikan informasi mengenai air dan intrusi air laut. Dari edukasi tersebut diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat untuk lebih berhemat dalam menggunakan air tanah.

(28)

Limbangan, Kabupaten Kendal. Di Akses Pada Tanggal 09 November 2016.

Wardani, A., E., P. 2010. Evaluasi Potensi Mata Air Untuk Kebutuhan Air Domestik Di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Pasca Erupsi Merapi 2010. Di Akses Pada Tanggal 09 November 2016.

Indriastoni, R., N., dan Kustini, I. 2014. Intrusi Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di Kota Surabaya. Di akses Pada Tanggal 13 November 2016.

Sitorus, H. 2011. Analisis Instrusi Air Laut Pada Sumur Gali dan Sumur Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik di Kecamatan Medan Marelan. Sumatra Utara: Laporan Thesis USU. Akses online http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44378/4/Chapter

%20II.pdf [diakes 10 November 2016, 05.00].

Tinjauan Pustaka. Laporan Makalah USU. Akses online http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56009/4/Chapter

%20II.pdf [diakses 9 november 2016, 20.00].

Sutandi, M. 2012. Air Tanah. Bandung: FT UKM. Akses online http://repository.maranatha.edu/3914/1/Air%20Tanah.pdf [diskses 10 November 2016, 06.00].

Tinjauan Pustaka. Laporan Makalah USU. Akses online http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56009/4/Chapter

%20II.pdf [diakses 9 november 2016, 20.00].

Suparta, K.I. 2015. Intrusi Air Laut Akibat Penggunaan Air Berlebihan.

AntaraBali.com [online news]

http://bali.antaranews.com/berita/71623/intrusi-air-laut-akibat-penggunaan-air-berlebihan. [ 16 September 2016].

Referensi

Dokumen terkait

kriopreservasi, pengencer Andromed dengan tris-kuning telur tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap motilitas (Tabel 1) dan persentase hidup spermatozoa (Tabel 2) setelah

Penelitian ini menjadi salah satu sumber pustaka untuk menjustifikasi program edukasi yang lebih baik terkait pemilihan anti thrombotik pada pasien stroke iskemik

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengangkat penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen

Kajian ini bertujuan melihat persediaan guru pelatih Pendidikan Islam Universiti Teknologi Malaysia (UTM) bagi memenuhi keperluan modal insan yang meliputi keterampilan,

Salah satu aplikasi yang terdapat pada teknologi mobile yaitu berkaitan dengan Teknologi Global Positioning System (GPS), merupakan teknologi untuk menentukan

Dari hasil data yang di peroleh dari melalui wawancara yang dilakukan bahwa peningkat Sumber Daya Manusia yang dilakukan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Tutkimusaineisto käsittää 25 Alkoholipolitiikka- ja Yhteiskuntapolitiikka-lehtien vuosina 1970– 2012 ilmestynyttä pääkirjoitusta (ks. Alkoholipolitiikka-lehti perustettiin

Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive), sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi diharapkan dapat