DI PA G Progr PENDAM DALA AROKI SAN GUNUNGK Di ram Studi I PR KEKHU FAKULT MPINGAN AM MENG NTO PETR KIDUL, DA iajukan untu Memperole lmu Pendid Pr ROGRAM USUSAN P JURUSA TAS KEGU UNIVERS Y i N ORANG T GIKUTI KE RUS DAN AERAH IS S K R I P uk Memenu eh Gelar Sa dikan Kekhu Oleh iska Veria NIM: 1111 STUDI ILM ENDIDIKA AN ILMU P URUAN DA SITAS SAN YOGYAKA 2016 TUA TERH EGIATAN PAULUS K TIMEWA P S I uhi Salah Sa arjana Pendi ususan Pend : Kusuma 124001 MU PEND AN AGAM PENDIDIK AN ILMU NATA DHA ARTA 6 HADAP AN MISDINA KELOR, W YOGYAK atu Syarat idikan didikan Aga IDIKAN MA KATOL KAN PENDIDIK ARMA NAK AR WONOSAR KARTA ama Katolik LIK KAN RI, k
SKRIPSI
PEI\TDAMPINGAIY
ORANG TUA TERIIADAP
ANAK
DALAM MENGIKUTI KEGIATAI{ MISDINAR
DI PAROKI
SATITO PETRUS DAI\ PAULUSKELOR, WONOSARI,
GUI\iUNGKIDT]L,
DAERAII ISTIMEWA YOGYAKARTA
Priska Veria Kusuma
..
NtrM
It:fI.2400{:,Telah diseiujui oleh:
Pembimbing
/fr,-'
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan
kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria,
kepada kedua orang tuaku dan adikku,
v
MOTTO
“Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”. Skripsi ini dipilih sebagai bentuk perhatian kepada orang tua dalam mendampingi anak mengikuti kegiatan misdinar. Penulis melihat bahwa dukungan orang tua dalam mendampingi anak mengikuti kegiatan misdinar masih kurang, padahal peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengenalkan, mengarahkan, dan mendukung anak mengikuti kegiatan gerejani, khususnya misdinar.
Pokok persoalan dalam skripsi ini adalah sejauh mana orang tua telah melibatkan diri dalam mendukung anak mengikuti kegiatan misdinar. Untuk menjawab persoalan tersebut penulis melakukan penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penyebaran kuesioner. Selain itu, penulis menggunakan wawancara kepada koordinator dan pendamping misdinar untuk memperoleh gambaran awal pendampingan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari orang tua cukup memahami arti pendampingan dan peranan misdinar dalam Gereja. Selain itu, orang tua juga sudah cukup memberikan dukungan kepada anak dalam mengikuti kegiatan misdinar. Dalam hal ini, orang tua cukup sadar dalam melaksanakan tugas pendampingan terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar. Orang tua diharapkan lebih meningkatkan lagi kesadarannya dalam mendampingi anak-anak supaya anak semakin terdukung dan dapat melaksanakan tugas pelayanan dengan baik.
Pendampingan orang tua merupakan dasar perkembangan anak. Maka dari itu, orang tua perlu memahami dengan baik arti pendampingan dan tugas pendampingan yang seharusnya dilaksanakan. Selain itu, untuk memberikan dukungan yang baik kepada anak, orang tua perlu memahami dengan jelas tentang pentingnya keberadaan misdinar dalam Gereja Katolik. Menjadi misdinar harus memiliki pengetahuan yang luas tentang Gereja, dan orang tua perlu dilibatkan untuk menjawab kebutuhan tersebut. Perhatian dan dukungan dari orang tua memotivasi anak untuk semakin aktif dalam melaksanakan tugas pelayanan sebagai anggota misdinar.
Dalam proses meningkatkan kesadaran mendampingi anak, orang tua membutuhkan pendampingan iman. Penulis mengusulkan bentuk katekese model
Shared Christian Praxis (SCP). Shared Christian Praxis merupakan model katekese yang menekankan pengalaman hidup. Peserta diajak untuk dapat berbagi pengalaman hidup. Dengan SCP, maka pengalaman orang tua akan terolah dengan baik sesuai dengan tema dan tujuan yang telah ditentukan. Tema-tema yang dipilih berdasarkan pada harapan dari orang tua, yaitu pendalaman tentang peran tugas keluarga Kristiani dalam mendampingi anak. Dengan begitu, orang tua akan semakin disadarkan dan diteguhkan dalam mendampingi anak-anaknya menjadi pelayan Tuhan yang setia.
ix
ABSTRACT
The title of this thesis is “PARENTAL CARES TOWARDS CHILDREN JOINING THE SILVESTER’S ACTIVITIES IN SAINT PETER AND PAUL PARISH, KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”. This title was selected based on a concern of the parents in assisting the children joining the activities of the altar boys/girls. The writers observe that the support of parents in assisting the children joining the activities of the altar boys/girls is less, whereas the role of parents is needed in introducing, directing, and supporting the children to join the ecclesial activity, particularly the altar boys/girls.
The main problem of this thesis is to what extent the parents have been involved in supporting the child join the activities of the altar boys/girls. To answer the problem, the writers conducted a research. The method used was by distribute questionnaires. Other than that, the writers used an interview to the coordinator and co-altar boys/girls to obtain preliminary data.
The results showed that most of the parents enough to understand the meaning of assisting and role of the altar boys/girls in the Church. Moreover, parents also have been enough to provide support to children in joining the activities. In this case, the parents are sufficiently aware in carrying out the task of assisting the child in joining the activities of altar boys/girls. Parents are expected to further enhance the awareness of the care of the children so that children are increasingly supported and able to carry out the task well.
Parental assistance is the basic for the development of children. Therefore, parents need to understand the meaning of assisting and the task of assisting that should be implemented. Moreover, to provide good support to children, parents need a clear understanding of the importance of altar boys/girls in the Church. Become an altar boys/girls must have extensive knowledge about the Church, and parents need to be involved to address those needs. Attention and support from the parents can motivate their children to be more active in carrying out duties as a member altar boys/girls.
In the process of raising awareness to assist children, parents need faith assistance. The writers propose a model form of catechesis, Christian Shared Praxis (SCP). Shared Christian Praxis is a model that emphasizes the experience of life. Participants are invited to share life experiences. With SCP, the experience of parents will be treated properly in accordance with the theme and objectives that have been determined. The themes are selected based on the expectations of the parents, the deepening of the role of the Christian family in the task of assisting children. Therefore, the parents will be more aware and confirmed in accompanying their children to become faithful servants of God .
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas segala rahmat dan cinta kasih yang telah Tuhan berikan
sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM
MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN
PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA”. Skripsi ini ditulis sebagai bentuk perhatian penulis kepada
orang tua dalam melibatkan diri mendampingi anak untuk mengikuti kegiatan
misdinar. Orang tua dianggap sebagai sosok yang berperan penting dan
bertanggung jawab untuk memperkembangkan kehidupan anak. Orang tua adalah
salah satu faktor pendukung anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan misdinar.
Perhatian dan dukungan yang orang tua berikan memotivasi anak untuk semakin
aktif dalam melaksanakan tugas pelayanan sebagai anggota misdinar.
Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat dukungan, bimbingan dan
kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa syukur penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama, yang
telah memberikan kesempatan dan waktu luang, sabar dalam membimbing,
memberikan masukan dan kritikan sehingga penulis lebih termotivasi dalam
menuangkan gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi.
2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen pembimbing kedua dan
dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan perhatian, semangat,
xi
3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum., selaku dosen pembimbing ketiga,
yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
4. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed., selaku Kaprodi IPPAK
Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk menyusun skripsi dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi.
5. Constantius Padmaka Sigid, Pr., selaku pastor Paroki Santo Petrus dan Paulus
Kelor, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
6. Segenap orang tua anggota misdinar Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor,
yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu kelancaran penulisan
skripsi ini dengan mengisi kuesioner yang diberikan oleh penulis.
7. Segenap anggota misdinar Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor yang turut
membantu kelancaran penulisan dengan semangat pelayanan yang diberikan.
8. Segenap Romo, Bapak dan Ibu dosen dan seluruh staf karyawan Prodi IPPAK
Universitas Sanata Dharma, yang telah membantu kelancaran studi dengan
teladan dan ilmu yang diberikan.
9. Keluargaku: Bapak Valerianus Warsono, Ibu Veronika Sri Ismiyati, dan adik
Angelina Distya Karisa, yang dengan penuh kasih dan sayang selalu
mendoakan, mendorong, mengingatkan, dan menguatkan penulis dalam
menempuh studi hingga selesai.
10. Untuk yang terkasih Tri Adha Ismail Bima Putra dan para sahabat terbaikku:
Margaretha Desy Christikaratna, Kartika Putri Dinanti, Agnes Garlosi
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR SINGKATAN ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penulisan ... 5 D. Manfaat Penulisan ... 5 E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II. PENELITIAN PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KELOR ... 8
A. Gambaran Umum Pendampingan Orangg Tua terhadap Anak di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor ... 8
1. Situasi Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor ... 9
2. Situasi Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Mengikuti Kegiatan Misdinar ... 11
B. Penelitian Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Kegiatan Misdinar ... 15
xiv
2. Permasalahan Penelitian ... 17
3. Tujuan Penelitian ... 17
4. Jenis Penelitian ... 17
5. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18
6. Instrumen penelitian ... 18
7. Responden Penelitian ... 19
8. Variabel Penelitian ... 19
9. Laporan Hasil Penelitian ... 20
10. Pembahasan Hasil Penelitian ... 34
11. Kesimpulan Hasil Penelitian ... 44
BAB III. PENDAMPINGAN ORANG TUA MISDINAR ... 46
A. Pendampingan Orang Tua terhadap Anak ... 46
1. Pengertian Pendampingan ... 47
2. Pengertian Pendampingan Orang Tua ... 48
3. Tugas Pendampingan Orang Tua ... 51
B. Peranan Misdinar dalam Gereja ... 55
1. Pengertian Misdinar dalam Sejarah Gereja ... 55
2. Bentuk bentuk Kegiatan Misdinar ... 58
3. Spiritualitas Misdinar ... 60
4. Hal hal Pokok yang Perlu Diketahui Misdinar ... 62
C. Peran Orang Tua terhadap Kegiatan Misdinar ... 87
1. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Liturgi (Leiturgia) ... 88
2. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Persekutuan (Koinonia) ... 89
3. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Pewartaan Injil (Kerygma) ... 90
4. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Kesaksian (Martyria) ... 91
5. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Pelayanan (Diakonia) ... 92
xv
BAB IV. USAHA MENINGKATKAN KESADARAN ORANG TUA MENDAMPNGI ANAK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN
PAULUS KELOR ... 93
A. Latar Belakang Pemilihan Program Katekese ... 93
B. Alasan Pemilihan Tema ... 95
C. Pejabaran Usulan Program Katekese ... 98
D. Petunjuk Pelaksanaan Program ... 100
E. Contoh Persiapan Katekese ... 100
BAB V PENUTUP ... 115
A. Kesimpulan ... 115
B. Saran ... 116
DAFTAR PUSTAKA ... 118
LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat permohonan izin penelitian ... (1)
Lampiran 2 : Bukti telah dilaksanakan penelitian ... (2)
Lampiran 3 : Instrumen penelitian ... (3)
Lampiran 4 : Contoh instrument penelitian ... (6)
Lampiran 5 : Pedoman wawancara kepada koordinator misdinar tingkat Paroki ... (9)
Lampiran 6 : Pedoman wawancara kepada pendamping misdinar setiap Wilayah ... (10)
Lampiran 7 : Hasil wawancara kepada koordiantor misdinar tingkat Paroki ... (11)
Lampiran 8 : Hasil wawancara kepada pendamping misdinar setiap Wilayah ... (12)
Lampiran 9 : Perikop Teks Kitab Suci ... (15)
Lampiran 10 : Teks lagu ... (16)
xvi
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Teks Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Baru:
dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik
Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia
dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal.8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
FC : Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II
tentang Peranan Keluarga Kristen dalam Dunia Modern, 22
November 1981.
KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh
Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.
SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang
Liturgi Suci, 4 Desember 1963.
C. Singkatan Lain
Art : Artikel
bdk : Bandingkan
BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional
xvii DSA : Doa Syukur Agung
Dst : Dan seterusnya
Hal : Halaman
Kan : Kanon
KAS : Keuskupan Agung Semarang
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
OC : Oleum Catechumenorum
OCh : Oleum Chrismarum
OI : Oleum Infirmorum
PIA : Pendampingan Iman Anak
SCP : Shared Christian Praxis
SMA : Sekolah Menengah Atas
TPE : Tata Perayaan Ekaristi
WIB : Waktu Indonesia Barat
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam liturgi Gereja, ada berbagai macam pelayan khusus. Ada pelayan
tertahbis dan pelayan yang tak tertahbis. Pelayan tertahbis itu meliputi diakon,
imam, dan uskup. Sedangkan pelayan tak tertahbis meliputi petugas koor,
pembawa persembahan, lektor, misdinar, dll (Maryanto, 2004: 177). Pelayan tak
tertahbis mengemban tugas khusus berdasarkan imamat rajawi yang mereka
terima saat pembaptisan. Lewat pelayan tak tertahbis, umat Katolik dapat
mempersembahkan dirinya melayani Gereja, khususnya dengan menjadi misdinar.
Sebagai pelayan tak tertahbis, misdinar memiliki peranan penting dalam
perayaan Ekaristi. Misdinar bertugas untuk melayani Imam ketika di altar.
Keberadaan misdinar dalam setiap perayaan Ekaristi merupakan suatu
‘keharusan’. Imam akan merasa kewalahan apabila dalam memimpin perayaan
Ekaristi tidak dibantu misdinar. Oleh karena itu, Gereja membutuhkan partisipasi
dari anak untuk menjadi anggota misdinar dan memberikan diri untuk terlibat
secara aktif dalam setiap kegiatan misdinar yang diadakan. Dalam Rm 12:1
dikatakan bahwa “karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati”. Mempersembahkan tubuh berarti memberikan diri untuk
Faktanya, tidak semua anak memiliki ketertarikan yang sama untuk
mengikuti kegiatan gerejani, khususnya kegiatan misdinar. Ada anak yang
memang sejak awal tertarik untuk bergabung karena kemauan sendiri. Ada pula
anak yang mengikuti kegiatan karena orang tua yang mengarahkan [Lampiran 7:
(11)-(12)]. Dalam hal ini, salah satu faktor pendorong yang dapat membantu anak
untuk terlibat aktif dalam kegiatan adalah orang tua.
Bagi anak yang sejak awal tertarik karena kemauan sendiri, tentu saja
mereka masih membutuhkan dukungan dari orang tua dalam melaksanakan tugas
pelayanannya. Sedangkan bagi anak yang awalnya tidak memiliki ketertarikan
dalam kegiatan misdinar, membutuhkan pendampingan orang tua yang lebih.
Dalam Familiaris Consortio art.17 dikatakan bahwa salah satu tugas orang tua
dalam keluarga adalah berperan serta dalam kehidupan dan misi Gereja. Orang tua
bertanggung jawab untuk mengenalkan dan mendukung anak-anak untuk terlibat
aktif dalam kegiatan di gereja, khususnya kegiatan misdinar.
Ditambah lagi, jika melihat situasi dewasa ini, dunia tengah dihadapkan
pada keadaan yang perlahan merusak moral dan nilai-nilai iman Kristiani seperti
pengaruh media, pola hidup konsumtif, dan ‘mental tidak mau repot’. Situasi
tersebut dapat membawa pengaruh yang negatif bagi anak misdinar apabila tidak
mendapat pendampingan yang ekstra dari orang tua. Mengingat mereka masih
tergolong usia yang masih dalam proses mencari jati diri lewat kegiatan-kegiatan
yang mereka ikuti (Martasudjita, 2008: 16), maka pendampingan orang tua sangat
dibutuhkan. Akan sungguh disayangkan apabila anak yang tadinya rajin bertugas
misdinar menjadi tidak rajin dan lebih memilih bermain game online karena
Kegiatan misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor berlangsung di
masing-masing Wilayah. Setiap Wilayah memiliki dinamikanya sendiri. Jumlah
misdinar yang ada di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor ± 100 anak. Sampai
saat ini, masih jarang kegiatan misdinar yang melibatkan seluruh anggota
misdinar untuk berkumpul bersama. Kebanyakan kegiatan misdinar dikoordinir
oleh masing-masing Wilayah. Kegiatan bersama yang pernah dilaksanakan adalah
mengadakan kunjungan ke Seminari Mertoyudan, camping rohani, outbond, dan
rekoleksi bersama [Lampiran 7: (11)-(12)].
Pendampingan yang dilaksanakan oleh orang tua di Paroki Santo Petrus
dan Paulus Kelor selama ini masih terbatas pada pengarahan kepada anak untuk
bergabung menjadi anggota misdinar. Pendampingan itu nampak ketika orang tua
memberikan izin kepada anak untuk mengikuti setiap kegiatan yang diadakan,
mengantar jemput anak ketika ada pertemuan atau latihan misdinar, menegur
ketika misdinar tidak melaksanakan tugas pelayanan dengan baik.
Keterlibatan anak dalam hidup menggereja, khususnya dalam kegiatan
misdinar, tentu sangat diharapkan oleh Gereja. Berdasarkan pengalaman penulis
ketika bertemu berbincang dengan orang-orang yang memiliki jabatan khusus dan
aktif kegiatan di Gereja seperti anggota dewan harian, prodiakon, ketua
lingkungan, mereka juga aktif mengikuti kegiatan misdinar. Selain itu,
orang-orang yang terpanggil menjadi imam dan biarawan/biarawati juga aktif dalam
kegiatan misdinar. Dalam hal ini, kegiatan misdinar membawa pengaruh yang
positif bagi perkembangan Gereja sendiri. Namun, semua itu tidak akan berjalan
dengan baik tanpa adanya dukungan dan pendampingan dari orang tua. Dari pihak
lebar. Ditambah lagi, ada ketentuan dari paroki bahwa setiap anak yang hendak
menerima Krisma diwajibkan untuk menjadi seorang misdinar ketika sudah
menerima komuni pertama. Maka, satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi
keterlibatan anak dalam kegiatan Gereja, khususnya kegiatan misdinar adalah
orang tua.
Oleh karena pentingnya keberadaan misdinar bagi Gereja, maka orang tua
perlu dilibatkan. Orang tua dilibatkan dalam mengenalkan, mengarahkan, dan
mendukung anaknya untuk mempersembahkan diri kepada Gereja. Maka dari itu,
penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai pendampingan
orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar. Sudah sejauh
manakah orang tua melibatkan diri dalam melaksanakan tugas pendampingan
kepada anak khususnya dalam mengikuti kegiatan misdinar? Bertitik tolak dari
hal tersebut, maka penulis akan membahas lebih lanjut dalam skripsi yang
berjudul “PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM
MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN
PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah orang tua di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor memahami arti
2. Apakah yang dimaksud dengan pendampingan orang tua dan apakah peranan
misdinar dalam Gereja?
3. Program katekese seperti apa yang baik untuk meningkatkan kesadaran orang
tua dalam mendampingi anak misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus
Kelor?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari rumusan masalah di atas adalah:
1. Untuk memberikan gambaran yang nyata tentang pemahaman orang tua di
Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor mengenai arti pendampingan dan
peranan misdinar dalam Gereja.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendampingan orang tua dan
peranan misdinar dalam Gereja.
3. Untuk mendiskripsikan program ketekese yang sesuai untuk meningkatkan
kesadaran orang tua dalam mendampingi anak misdinar di Paroki Santo
Petrus dan Paulus Kelor.
D. MANFAAT PENULISAN
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi calon katekis tentang
pendampingan orang tua dan peranan misdinar dalam Gereja.
2. Membantu orang tua untuk lebih meningkatkan kesadaran dalam
mendampingi anak sehingga orang tua semakin terlibat dalam mendampingi
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I adalah pendahuluan yang berisi tentang pertimbangan dalam
memilih judul, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II memaparkan tentang kenyataan pendampingan orang tua yang
ada di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor yang meliputi gambaran umum dan
situasi pendampingan yang selama ini telah dilaksanakan. Pendampingan yang
orang tua berikan selama ini masih terbatas pada pengarahan kepada anak untuk
ikut terlibat aktif dalam kegiatan misdinar. Selain itu, akan dipaparkan penelitian
yang mengungkapkan secara konkret pendampingan orang tua terhadap anak
dalam mengikuti kegiatan misdinar. Penelitian mengungkapkan bahwa orang tua
sudah melaksanakan pendampingan dengan cukupbaik namun belum maksimal.
Bab III adalah uraian tentang pendampingan orang tua terhadap misdinar
meliputi pengertian pendampingan, pengertian pendampingan orang tua, tugas
orang tua, tugas pendampingan orang tua, pengertian misdinar, bentuk-bentuk
kegiatan misdinar, spiritualitas misdinar, hal-hal pokok yang perlu diketahui
misdinar, dan peran orang tua dalam kegiatan misdinar dalam kaitannya dengan
lima tugas Gereja, yaitu Leiturgia, Koinonia, Kerygma, Martirya, dan Diakonia.
Orang tua bertanggung jawab penuh atas perkembangan hidup anak. Tugas
pendampingan tidak dapat dialihkan kepada orang lain.
Bab IV adalah usulan program katekese yang dibuat oleh penulis untuk
orang tua di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor dengan model Shared Christian
Praxis (SCP), yang meliputi latar belakang pemilihan program, alasan pemilihan
katekese model SCP. Program Katekese dengan model SCP dirasa cocok karena
lebih menekankan pengalaman hidup dan dialog partisipasif.
Bab V adalah penutup yang mencakup kesimpulan dari keseluruhan
skripsi dan saran yang mendukung bagi pendampingan orang tua di Paroki Santo
BAB II
PENELITIAN PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO
PETRUS DAN PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Misdinar atau putra altar memiliki peranan penting dalam Gereja Katolik.
Misdinar atau putra altar adalah seorang pelayan, yakni pelayan Misa Kudus atau
pelayan perayaan Ekaristi. Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor lebih sering
memakai istilah misdinar. Keberadaan misdinar memberikan warna tersendiri
dalam kehidupan menggereja. Kegiatan misdinar menjadi wadah bagi anak-anak
yang ingin mencintai dan melayani Tuhan. Kelompok misdinar di Paroki Santo
Petrus dan Paulus Kelor berjalan cukup aktif di masing-masing Wilayah. Setiap
Wilayah memiliki dinamika sendiri. Semua itu tak lepas dari peran orang tua.
Orang tua hendaknya melibatkan diri untuk mendampingi anak dalam setiap
kegiatan yang diikuti, khususnya kegiatan misdinar. Gambaran umum
pendampingan diperoleh dengan wawancara sedangkan untuk mendapatkan data
penelitian digunakan kuesioner.
A. Gambaran Umum Pendampingan Orang Tua terhadap Anak di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
Dalam Gereja peran anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan menggereja
cukup mendapat perhatian. Gereja menyediakan berbagai wadah bagi anak untuk
membutuhkan orang tua untuk mengenal Gereja dengan segala dinamikanya.
Dalam hal ini orang tua mendapat peran yang besar dalam mendampingi anak,
karena lingkungan terdekat anak adalah orang tua sendiri.
1. Situasi Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
Dinamika kehidupan umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
sangat diwarnai oleh alam pedesaan. Ciri khas yang paling menonjol dari warga di
pedesaan khsusunya di Paroki Kelor adalah nilai gotongroyong serta budaya jawa
yang masih kental. Semangat gotongroyong itu membuat umat di Paroki Kelor
sangat menjunjung tinggi kebersamaan. Mereka dapat menghargai dan
menghormati satu sama lain serta saling membantu. Selain itu semangat dari
kedua rasul, yang menjadi pelindung Paroki, sedikit banyak mewarnai kehidupan
umat di Paroki, terlebih semangat kerasulan dan keteguhan iman (Tim Penyusun
Buku Lustrum I, 2011: 22).
a. Situasi geografis Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor adalah salah satu Paroki di
Gunungkidul. Parokitersebut ditetapkan sebagai Paroki secara definitif pada 2
Agustus 2006. Paroki Kelor terletak di Desa Kelor, Kecamatan Karangmojo,
Kabupaten Gunungkidul. Letak geografis pusat Paroki Kelor sangat strategis
karena berada di jalur ramai yang menghubungkan dengan berbagai kecamatan
bahkan kota.
Pusat Paroki sendiri berada di Desa Kelor. Jarak dari pusat Paroki ke
harus dilalui. Jarak tempuh yang paling jauh dari pusat Parokiadalah 30 km
dengan medan berbatu-batu. Meskipun begitu, untuk menjangkau setiap Wilayah
tidak begitu sulit karena segala macam transportasi dapat digunakan (Tim
Penyusun Buku Lustrum I, 2011: 23).
b. Situasi umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
Umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor tersebar di 4 (empat)
Kecamatan, yaitu Kecamatan Karangmojo, Ponjong, Ngawen, dan Semin. Jumlah
umat menurut data statistik sampai dengan akhir tahun 2009 sebanyak 2.714 jiwa,
yang tersebar di 8 (delapan) Wilayah. Kedelapan Wilayah tersebut adalah
Wilayah Kelor, Jaranmati, Ngawen, Sambeng, Semin, Wonosari Jurangjero,
Candirejo, dan Wiladeg. Setiap Wilayahterdiri dari 5-6 lingkungan. Wilayah
Wiladeg dan Candirejo tergolong sebagai Wilayahbaru hasil dari pemekaran
Wilayah Kelor dan Semin.
Umat di Paroki Kelor adalah umat di pedesaan dengan sebagian besar
dari mereka adalah petani tadah hujan. Sebagian lainberprofesi sebagai guru,
pegawai negeri, pengusaha, dan pedagang. Kebanyakan umat termasuk golongan
ekonomi menengah ke bawah. Sebagaimana pada umumnya orang hidup di
pedesaan maka umat di Paroki ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai
gotongroyong dan kebersamaan. Selain itu, sebagian besar umat di Paroki Kelor
adalah orang-orang tua (usia 40-70: 50%) karena kaum muda kebanyakan pergi
merantau untuk bekerja di Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, bahkan sampai ada
yang di Kalimantan. Selain bekerja, banyak juga anak muda yang melanjutkan
2. Situasi Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Mengikuti Kegiatan
Misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
Di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, perkembangan iman anak
cukup mendapat perhatian. Orang tua tentu mengharapkan anak-anak semakin
mencintai Gereja. Kegiatan misdinar dijadikan sebagai salah satu sarana untuk
meningkatkan kecintaan anak pada Gereja dan menumbuhkan semangat
pelayanan dalam diri anak. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting untuk
mendampingi anak. Dinamika pendampingan yang dilakukan oleh orang tua
disesuaikan dengan kondisi Wilayah masing-masing.
a. Situasi kegiatan misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
Di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, kegiatan misdinar berlangsung
di masing-masing Wilayah. Setiap Wilayah mengkoordinir kegiatan misdinar
meskipun di tingkat Paroki sendiri juga ada koordinator untuk misdinar yang
termasuk dalam kepengurusan Dewan Paroki. Koordinator misdinar tingkat
Paroki adalah Hedwigis Oktivana Damasiwi, Fransiska Anida Dyan Kusuma, dan
Margarita Harvin.
Sampai saat ini, masih jarang kegiatan misdinar yang melibatkan seluruh
anggota misdinar untuk berkumpul bersama. Kebanyakan kegiatan misdinar
dikoordinir oleh masing-masing Wilayah. Oleh karena setiap Wilayah memiliki
kapel sendiri, maka anggota misdinar menjalankan tugas di Wilayah
masing-masing, kecuali kegiatan misdinar Wilayah Wiladeg bergabung dengan Wilayah
Kelor. Kegiatan bersama yang pernah dilaksanakan adalah mengadakan
Situasi kegiatan misdinar di masing-masing Wilayah berbeda satu sama lain. Hal
tersebut dikarenakan kondisi Wilayah yang juga berbeda-beda. Wilayah tersebut
antara lain, Wilayah Kelor dan Wiladeg, Jaranmati, Semin, Ngawen, Candirejo,
Sambeng, serta Jurangjero.
1) Wilayah Kelor dan Wiladeg
Jumlah anggota misdinar di Wilayah Kelor dan Wiladeg adalah 20 anak.
Pertemuan rutin diadakan setiap Minggu sore pukul 16.00 WIB. Kegiatan dalam
setiap pertemuan rutin meliputi pembagian jadwal atau tugas hari Minggu,
mengadakan beberapa gamesatau permainan, belajar tentang liturgi, berdoa
bersama, dan pendalaman Kitab Suci terlebih saat BKSN. Ketika misdinar
mendapat tugas untuk koor di gereja pusat, diadakan latihan koor secara rutin.
Selain pertemuan rutin, kegiatan misdinar yang sudah dilaksanakan
adalahcamping rohani dan outbond [Lampiran 8: (12)].
2) Wilayah Jaranmati
Anggota misdinar di Wilayah Jaranmati berjumlah 10 anak. Pertemuan
rutin diadakan setiap Minggu I dan III dalam setiap bulan. Pertemuan diadakan
setiap sore hari. Pertemuan rutin misdinar di Wilayah ini masih terbatas pada
pembagian tugas dan latihan misdinar. Misdinar juga sering mengadakan latihan
koor apabila mendapat tugas koor di gereja pusat. Selain pertemuan rutin,
kegiatan misdinar yang sudah dilaksanakan adalahcamping rohani [Lampiran 8:
3) Wilayah Semin
Jumlah anggota misdinar di Wilayah Semin adalah 18 anak. Pertemuan
rutin belum diadakan. Pertemuan diadakan apabila terjadi suatu kegiatan yang
berlangsung di gereja. Pendamping memberikan pengarahan kepada anggota
misdinar sehubungan dengan tugas yang harus dijalankan. Selain itu, pertemuan
diadakan untuk anggota baru mengenai pelatihan dan pengenalan liturgi Gereja
[Lampiran 8: (13)].
4) Wilayah Ngawen
Jumlah anggota misdinar di Wilayah Ngawen adalah 10 anak. Pertemuan
rutin diadakan setiap Minggu. Kegiatan saat pertemuan rutin meliputi pembagian
tugas, latihan misdinar, dan belajar tentang liturgi Gereja. Kegiatan di luar tugas
dan latihan misdinar belum ada [Lampiran 8: (13].
5) Wilayah Candirejo
Anggota misdinar di Wilayah Candirejo berjumlah 12 anak. Di Wilayah
Candirejo belum ada pertemuan rutin. Kegiatan misdinar dilaksanakan terbatas
pada tugas utama yaitu melayani saat misa dan latihan misdinar ketika mendekati
hari-hari besar. Pembagian tugas diadakan secara mendadak, sebelum misa
dimulai [Lampiran 8: (12)].
6) Wilayah Sambeng
Jumlah anggota misdinar di Wilayah Sambeng adalah 20 anak.
dan IV.Kegiatan yang dilakukan saat pertemuan meliputi belajar tentang liturgi
Gereja, latihan misdinar, dan berdoa bersama.Kegiatan misdinar yang sudah
dilaksanakan adalah outbond[Lampiran 8: (13)].
7) Wilayah Wonosari Jurangjero
Anggota misdinar di Wilayah Wonosari Jurangjero adalah 10 anak.
Pertemuan rutin di Wilayah Jurangjero tidak ada. Misdinar hanya bertugas ketika
ada misa di Wilayah, yaitu setiap minggu I dan III. Pembagian tugas dilaksanakan
secara mendadak, sebelum misa [Lampiran 8: (12)].
b. Tugas pendampingan orang tua terhadap kegiatan misdinar di Paroki Santo
Petrus dan Paulus Kelor
Sampai saat ini, pendampingan yang dilaksanakan orang tua terhadap
kegiatan misdinar di Paroki lebih kepada pengarahan untuk terlibat aktif dalam
kegiatan. Anak diarahkan (‘disuruh’) untuk ikut ambil bagian dalam setiap
kegiatan yang dilaksanakan baik dalam lingkup Wilayah maupun Paroki. Orang
tua sendiri cukup senang apabila anak-anak dapat secara aktif terlibat dalam
kegiatan misdinar. Mereka menganggap bahwa kelompok misdinar memilliki
peranan yang penting dalam menumbuhkan keterlibatan anak melayani Tuhan
ketika perayaan Ekaristi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pendamping misdinar,
mereka mengatakan bahwa orang tua cukup mendukung bila kelompok misdinar
dapat hidup. Hidup dalam arti aktif, sering mengadakan kegiatan yang dapat
selama ini orang tua berikan meliputi mengizinkan anak-anak mengikuti kegiatan
yang diadakan dan mau mengantar jemput anaknya untuk ikut pertemuan rutin
atau latihan. Selain itu, ada orang tua yang memberikan nasihat saat semangat
para misdinar sudah mulai kendor.Beberapa orang tua juga menegur saat misdinar
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam hal ini perhatian orang tua
terhadap kelompok misdinar cukup besar [Lampiran 8: (14)].
B. Penelitian Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Kegiatan Misdinar
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana pendampingan
orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar di Paroki Santo
Petrus dan Paulus Kelor. Hasil penelitian akan dianalisis untuk mendapatkan
gambaran yang nyata tentang pendampingan orang tua terhadap anak dalam
mengikuti kegiatan misdinar.
1. Latar Belakang Penelitian
Dalam melaksanakan tugas pelayanan dalam Ekaristi, seorang imam
masih membutuhkan bantuan. Salah satu petugas yang membantu imam dalam
memimpin Ekaristi adalah misdinar. Boleh dikatakan bahwa misdinar adalah
salah satu petugas liturgi yang memiliki peranan sangat penting. Misdinar
melayani imam saat mempersembahkan Ekaristi di altar. Dalam suratnya yang
ditujukan kepada para misdinar di seluruh dunia, sebagaimana dikutip oleh
Waskito (1984: 7), Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa tugas yang
dilaksanakan oleh para misdinar di altar menambah keagungan misteri Ekaristi.
Gereja membutuhkan keterlibatan dan partisipasi dari anak. Namun,
tidak semua anak memiliki ketertarikan yang sama dalam mengikuti kegiatan,
khususnya kegiatan dalam Gereja. Ada anak yang memang sejak awal tertarik
untuk bergabung karena kemauan sendiri, ada pula anak yang mengikuti kegiatan
karena orang tua yang mengarahkan. Dalam hal ini salah satu faktor pendorong
yang dapat membantu anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan adalah orang tua.
Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengenalkan Gereja dengan seluruh
dinamikanya kepada anak. Dalam keluarga, anak didampingi supaya kelak dapat
menjadi anak yang berguna bagi Gereja dan masyarakat.
Dari pihak Gereja, wadah untuk anak supaya terlibat aktif dalam kegiatan
sangat terbuka lebar. Ditambah lagi, ada ketentuan dari Paroki bahwa setiap anak
yang hendak menerima Krisma diwajibkan untuk menjadi seorang misdinar ketika
sudah menerima komuni pertama. Maka, satu-satunya faktor yang dapat
mempengaruhi keterlibatan anak dalam kegiatan Gereja, khususnya kegiatan
misdinar adalah orang tua sendiri.
Oleh karena pentingnya keberadaan misdinar bagi Gereja, maka orang
tua perlu dilibatkan. Orang tua dilibatkan dalam mengenalkan, mengarahkan, dan
mendukung anaknya untuk mempersembahkan diri kepada Gereja. Selain itu,
orang tua juga dilibatkan dalam mendidik dan mengajari anaknya dalam hal
berdoa, membaca Kitab Suci, menghafal doa-doa harian, berbuat baik kepada
teman-teman, peka dan peduli terhadap sesamanya, serta bertindak sesuai dengan
ajaran Yesus Kristus. Orang tua perlu dilibatkan sehingga pengajaran tidak
sepenuhnya diserahkan kepada pendamping misdinar. Orang tua adalah pendidik
perkembangan anak. Oleh sebab itu, penelitian ini dilaksanakan dengan harapan
dapat mengetahui sejauh manakah orang tua melibatkan diri dalam melaksanakan
tugas pendampingan kepada anak khususnya dalam mengikuti kegiatan misdinar.
2. Permasalahan Penelitian
a. Bagaimana orang tua memahami tentang pendampingan dan peranan
misdinar dalam Gereja?
b. Apa tugas pedampingan dan dukungan orang tua terhadap anak dalam
mengikuti kegiatan misdinar?
c. Manakah peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar?
3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pemahaman orang tua tentang pendampingan dan
peranan misdinar dalam Gereja.
b. Untuk mengetahui tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap
anak dalam mengikuti kegiatan misdinar.
c. Untuk mengetahui peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar.
4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto. Penelitian ini
meneliti peristiwa yang sudah terjadi atau terlaksana kemudian dilihat
pengaruhnya. Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
tindakan, dll dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa secara
alamiah (Moleong, 2007:6).
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penyebaran kuesioner untuk Wilayah Kelor, Wiladeg, Jaranmati
dilaksanakan pada 4 Oktober 2015 dan diambil pada 6 Oktober 2015 sedangkan
untuk Wilayah Sambeng, Semin, Candirejo, dan Ngawen, kuesioner disebar pada
6 Oktober 2015 dan diambil pada 11 Okotber 2015. Pengisian kuesioner
dilaksanakan dirumah masing-masing dengan harapan orang tua dapat
menyediakan waktu cukup untuk mengisi kuesioner dan dilakukan dengan
sungguh-sungguh. Wawancara kepada para pendamping misdinar dilaksanakan
pada tanggal 1 Agustus 2015 bertempat di gereja Santo Petrus dan Paulus Kelor.
6. Instrumen Penelitian
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesiner. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2014: 230). Kuesioner diberikan kepada orang tua anggota misdinar di
masing-masing Wilayah. Untuk melengkapi data penelitian, peneliti melakukan
wawancara. Wawancara dilaksanakan kepada pendamping misdinar di setiap
Wilayah. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden menggunakan
7. Responden Penelitian
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang tua dari
anggota misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 100 orang. Menurut Sugiyono (2014: 148), populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya. Bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi disebut sampel. Peneliti menggunakan teknik probability
sampling dimana teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dari 70
kuesioner yang disebar ke setiap Wilayah, 52 kuesioner kembali. Kuesioner yang
kembali akan dijadikan sampel dan kemudian diteliti.
8. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014: 96), variabel penelitan diartikan sebagai suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, organisasi, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, terdapat 3 (tiga) variabel
yang akan diteliti yang terungkap dalam tabel 1.
Tabel 1. Variabel Penelitian
No Variabel yang diungkap No. Pernyataan Jumlah Item
(1) (2) (3) (4)
1 Pemahaman tentang pendampingan dan peranan misdinar
1,2,3,4,5,6,7,8,9 10
10
2 Tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar
11,12,13,14,15,16 17,18,19,20,21,22 23,24,25
(1) (2) (3) (4) 3 Peran pendampingan orang tua bagi
kegiatan misdinar 26,27,28,29,30,31 32,33,34,35,36,37 38,39,40 15 Total pernyataan 40
9. Laporan Hasil Penelitian
Untuk mendapatkan prosentase kuesioner rumus yang digunakan adalah
dengan membagi jumlah responden yang memilih dengan jumlah total, kemudian
dikali 100% .
P = f/N x 100%
P = presentase
f = jumlah responden yang memilih
N = jumlah total
a. Pemahaman orang tua tentang pendampingan dan arti misdinar
Pada bagian ini memaparkan sejauh mana orang tua memahami tentang
pendampingan dan peranan misdinar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2. Pemahaman orang tua tentang pendampingan dan peranan misdinar
(N=52) No Soal Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen % (1) (2) (3) (4) (5)
1 Mendampingi misdinar berarti mengarahkan (‘menyuruh’) anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 18 34 0 0 34,62 65,38 00,00 00,00
(1) (2) (3) (4) (5) 2 Saya menyadari bahwa anak
membutuhkan dukungan orang tua dalam mengikuti kegiatan dalam gereja khususnya kegiatan misdinar Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 25 27 0 0 48,08 51,92 00,00 00,00
3 Orang tua perlu dilibatkan dalam mengenalkan dan mengarahkan anak untuk mempersembahkan diri dengan menjadi anggota misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 19 33 0 0 36,54 63,46 00,00 00,00
4 Orang tua perlu mengetahui dan paham akan segala kegiatan misdinar yang diikuti oleh anak Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 11 40 1 0 21,16 76,92 01,92 00,00 5 Orang tua harus paham akan
pengetauan tentang misdinar dan liturgi dalam gereja supaya dapat membantu mengajarkan kepada anak Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 9 41 2 0 17,31 78,84 03,85 00,00
6 Misdinar merupakan salah satu petugas liturgi yang penting dalam perayaan Ekaristi
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 32 20 0 0 61,53 38,47 00,00 00,00 7 Keberadaan misdinar menjadi
warna tersendiri bagi Gereja dan menambah keagungan dalam perayaaan Ekaristi
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 26 25 1 0 50,00 48,08 01,92 00,00 8 Kegiatan misdinar dapat
membawa pengaruh yang baik bagi perkembangan anak
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 25 27 0 0 48,07 51,93 00,00 00,00 9 Kegiatan misdinar memiliki
peranan yang penting dalam menumbuhkan keterlibatan anak melayani Tuhan
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 22 30 0 0 42,31 57,69 00,00 00,00 10 Kegiatan misdinar menjadi
wadah anak untuk semakin mencintai Gereja dan Tuhan
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 22 30 0 0 42,31 57,69 00,00 00,00
Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner didapat keterangan bahwa
yaitu sebanyak 18 (34,62%) sangat setuju apabila pendampingan diartikan dengan
mengarahkan ‘menyuruh’ anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan. Sedangkan
kurang dari separuh total responden, yaitu 34 (65,38%) menyatakan setuju.
Masih pada pokok pemahaman pendampingan, kurang dari separuh
responden menyatakan sangat setuju yaitu 27 (51,92%) bahwa orang tua
menyadari apabila anak membutuhkan dukungan dalam mengikuti kegiatan dalam
gereja khususnya misdinar. Sedangkan lebih dari separuh total responden memilih
setuju yaitu 25 (48,08%).
Pernyataan pada pemahaman akan pendampingan menunjukkan bahwa
kurang dari separuh responden yaitu 19 (36,54%) menyatakan sangat setuju
apabila orang tua perlu dilibatkan dalam mengenalkan dan mengarahkan anak
untuk mempersembahkan diri dengan menjadi anggota misdinar. Sedangan lebih
dari separuh total responden memilih setuju yaitu 33 (63,46%).
Masih pada pemahaman akan pendampingan menunjukkan bahwa
kurang dari separuh total responden yaitu 11 (21,16%) memilih sangat setuju
dengan pernyataan bahwa orang tua perlu mengetahui dan paham akan segala
kegiatan misdinar yang diikuti oleh anak. Sedangkan lebih dari total responden
menyatakan setuju yaitu 40 (76,92%) dan1 (0,192%) responden memilih tidak
setuju.
Pada pernyataan terakhir mengenai pemahaman pendampingan
menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 9 (17,31%) menyatakan sangat
setuju apabila orang tua harus paham akan pengetahuan tentang misdinar dan
liturgi dalam gereja supaya dapat membantu mengajarkan kepada anak. Banyak
dari responden menyatakan setuju yaitu 41 (78,84%) dan beberapa responden
Pada pernyataan mengenai pemahaman akan misdinar menunjukkan
bahwa separuh lebih dari total responden yaitu 32 (61,53%) menyatakan sangat
setuju bahwa misdinar merupakan salah satu petugas liturgi yang penting dalam
perayaan Ekaristi. Sedangkan kurang dari separuh responden menyatakan setuju
yaitu 20 (38,47%).
Masih mengenai pemahaman akan misdinar menunjukkan bahwa separuh
dari total responden yaitu 26 (50%) menyatakan sangat setuju bahwa keberadaan
misdinar menjadi warna tersendiri bagi Gereja dan menambah keagungan dalam
perayaan Ekaristi. Kurang dari separuh responden menyatakan setuju yaitu 25
(48,07%) dan satu responden menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan mengenai kegiatan misdinar menunjukkan bahwa
kurang dari separuh responden menyatakan sangat setuju yaitu 25 (48,07%)
apabila kegiatan misdinar dapat membawa pengaruh yang baik bagi
perkembangan anak. Lebih dari separuh responden menyatakan setuju yaitu 27
(51,93%). Tidak ada alternatif jawaban yang lain.
Masih pada pokok kegiatan misdinar, kurang dari separuh responden
yaitu 22 (42,31%) menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan misdinar memiliki
peranan yang penting dalam menumbuhkan keterlibatan anak melayani Tuhan.
Sedangkan lebih dari separuh respoden menyatakan setuju yaitu 30 (57,69%).
Pada pernyataan terakhir mengenai pemahaman akan misdinar
menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden yaitu 22 (42,31%).
menyatakan sangat setuju apabila kegiatan misdinar menjadi wadah anak untuk
semakin mencintai Gereja dan Tuhan. Lebih dari separuh responden menyatakan
b. Tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar
Pada bagian ini akan memaparkan sejauh manakah orang tua
melaksanakan tugas pendampingan dan dukungan terhadap kegiatan misdinar
yang terungkap dalam tabel 3.
Tabel 3. Tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar
(N=52) No Soal Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen % (1) (2) (3) (4) (5)
11 Saya mengetahui dan mengenal teman-teman misdinar anak saya
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 8 40 4 0 15,38 76,92 07,70 00,00 12 Saya mengarahkan anak saya
untuk bergabung menjadi anggota misdinar Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 30 22 0 0 57,69 42,31 00,00 00,00 13 Saya selalu menyemangati
anak saya untuk rajin dalam bertugas Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 17 35 0 0 32,69 67,31 00,00 00,00 14 Saya bersedia mengantar
jemput anak saya ketika ada pertemuan misdinar Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 14 30 8 0 26,93 57,69 15,38 00,00 15 Saya ikut menunggui saat
anak saya sedang mengikuti kegiatan misdinar Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 1 20 30 1 01,92 38,47 57,69 01,92 16 Saya selalu mengizinkan anak
saya untuk mengikuti kegiatan misdinar seperti outbond,
camping rohani, pertemuan rutin. Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 19 33 0 0 36,53 63,47 00,00 00,00
17 Saya menyediakan waktu khusus bersama anak saya untuk berbincang seputar kegiatan misdinar yang telah diikuti Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 7 37 9 0 13,49 69,23 15,38 00,00
(1) (2) (3) (4) (5) 18 Saya membelikan buku-buku
yang berkaitan dengan misdinar untuk menambah pengetahuan anak saya
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 2 34 16 0 03,85 65,38 30,77 00,00 19 Saya selalu mengajarkan anak
saya supaya selalu memperhatikan saat kakak pendamping memberikan materi tentang misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 12 39 1 0 23,08 75,00 01,92 00,00
20 Saya berusaha menjawab semampu saya saatanak saya bertanya tentang misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 9 42 1 0 17,31 80,77 01,92 00,00 21 Saya memberikan
pengetahuan tentang misdinar beserta dinamikanya kepada anak saya Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 2 42 8 0 03,85 80,77 15,38 00,00 22 Saya meneguranak saya ketika
ia tidak bersedia tugas misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 22 27 3 0 42,31 51,92 05,77 00,00 23 Saya memarahi anak saya bila
anak saya lebih mementingkan bermain di luar bersama teman
dibandingkan berangkat kegiatan misdinar. Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 17 32 3 0 32,69 61,53 05,78 00,00
24 Saya menasehati anak saya untuk selalu menjalankan tugas pelayanan di altar dengan baik
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 21 31 0 0 40,38 59,62 00,00 00,00 25 Saya merasa senang dan
bangga apabila anak saya rajin tugas misdinar Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 9 42 1 0 17,31 80,77 01,92 00,00
Pengolahan data pada variabel dua mengenai tugas pendampingan dan
dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar diperoleh keterangan bahwa pada
pernyataan orang tua mengetahui dan mengenal teman-teman misdinar dari anak
menunjukkan kurang dari separuh responden yaitu sebanyak 8 (15,38%)
(76,92%) memilih setuju, dan sisanya sebanyak 4 (7,70%) responden menyatakan
kurang setuju.
Pada pernyataan bahwa orang tua mengarahkan anak untuk bergabung
menjadi anggota misdinar menunjukkan lebih dari separuh responden memilih
sangat setuju yaitu sebanyak 30 (57,69%) sedangkan lebih dari separuh responden
yaitu 22 (42,31%) menyatakan setuju.
Masih pada pokok tugas pendampingan dan dukungan orangtua, pada
pernyataan bahwa orang tua selalu menyemangati anak untuk rajin dalam bertugas
menunjukkan kurang dari separuh responden yaitu 17 (32,69%) menyatakan
sangat setuju sedangkan lebih dari separuh responden memilih setuju yaitu
sebanyak 35 (67,31%).
Pada pernyataan bahwa orang tua bersedia mengantar jemput anak ketika
ada pertemuan misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden
memilih sangat setuju yaitu sebanyak 14 (26,93%) sedangkan lebih dari separuh
respoden yaitu sebanyak 30 (57,69%) menyatakan setuju, dan ada beberapa
responden yaitu sebanyak 8 (15,38%) menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan bahwa orang tua ikut menunggui saat anak sedang
mengikuti kegiatan misdinar menunjukkan bahwa 1 (1,92%) responden memilih
sangat setuju. Kurang dari separuh responden yaitu sebanyak 20 (38,46%)
memilih setuju. Lebih dari separuh responden menyatakan setuju yaitu sebanyak
30 (57,69%) memilih kurang setuju dan sisanya 1 (1,92%) responden menyatakan
tidak setuju.
Pada pernyataan bahwa orang tua selalu mengizinkan anak untuk
menunjukkan kurang dari separuh responden memilih sangat setuju, yaitu
sebanyak 19 (36,53%) sedangkan lebih dari separuh responden menyatakan setuju
yaitu sebanyak 33 (63,47%).
Pada pernyataan mengenai orang tua menyediakan waktu khusus
bersama anak untuk berbincang seputar kegiatan misdinar yang telah diikuti
menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 7 (13,49%) memilih sangat
setuju.Lebih dari separuh responden memilih opsi setuju yaitu sebanyak 37
(69,23%) dan sisanya yaitu 8 (15,38%) menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan bahwa orang tua membelikan buku-buku yang berkaitan
dengan misdinar untuk menambah pengetahuan anak menunjukkan sedikit dari
responden yaitu 2 (3,84%) menyatakan sangat setuju. Lebih besar responden
menyatakan setuju yaitu sebanyak 34 (65,38%) dan sisanya 16 (30,78%)
menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang ada.
Pada pernyataan mengenai orang tua selalu mengajarkan anak supaya
memperhatikan saat kakak pendamping memberikan materi tentang misdinar
menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden menyatakan sangat setuju
yaitu 12 (23,07%) sedangkan lebih dari separuh responden yaitu 39 (75%)
memilih opsi setuju dan sisanya ada 1 (1,92%) responden memilih kurang setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua berusaha menjawab semampunya
saat anak bertanya tentang misdinar menunjukkan bahwa sedikit dari responden
yaitu 9 (17,31%) memilih opsi sangat setuju sedangkan responden terbanyak yaitu
42 (80,77%) memilih opsi setuju dan sisanya 1 (1,92%) responden menyatakan
Masih pada pokok tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap
kegiatan misdinar, pernyataan bahwa orang tua memberikan pengetahuan tentang
misdinar beserta dinamikanya kepada anak menunjukkan sedikit dari responden
menyatakan sangat setuju yaitu 2 (3,85%). Responden terbanyak memilih opsi
setuju yaitu 42 (80,77%) dan beberapa responden yaitu 8 (15,38%) menyatakan
kurang setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua menegur anak ketika tidak bersedia
tugas misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden yaitu 22
(42,31%) menyatakan sangat setuju sedangkan lebih dari separuh responden yaitu
27 (51,92%) menyatakan setuju namun ada beberapa responden yaitu 3 (5,77%)
menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang ada.
Pada pernyataan mengenai orang tua memarahi anak apabila anak lebih
mementingkan bermain di luar bersama teman dibandingkan berangkat kegiatan
misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh respoden yaitu 17 (32,69%)
menyatakan sangat setuju sedangkan lebih dari separuh responden menyatakan
setuju yaitu sebanyak 32 (61,53%). Beberapa responden yaitu 3 (5,78%)
menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan bahwa orang tua menasehati anak untuk selalu
menjalankan tugas pelayanan di altar dengan baik menunjukkan kurang dari
separuh responden yaitu 21 (40,38%) memilih opsi sangat setuju sedangkan lebih
dari separuh responden yaitu sebanyak 31 (59,62%) memilih setuju dengan
pernyataan yang ada.
Peryataan terakhir pada tugas pendampingan dan dukungan orang tua
(17,31%) menyatakan sangat setuju apabila orang tua merasa senang dan bangga
anaknya rajin tugas misdinar. Sedangkan lebih dari separuh responden yaitu 42
(80,77%) menyatakan setuju dan 1 (1,92%) responden menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan yang ada.
c. Peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar
Pada bagian ini memaparkan sejauh mana orang tua dalam keseharian
melaksanakan peran pendampingan bagi kegiatan misdinar yang terungkap pada
tabel 4.
Tabel 4. Peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar (N=52)
No Soal Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen % (1) (2) (3) (4) (5)
26 Saya selalu mengajari dan mengajak anak saya berdoa karena seorang misdinar harus bisa memimpin doa
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 9 42 1 0 17,31 80,77 01,92 00,00 27 Saya mengajari anak saya
doa-doa harian karena seorang misdinar harus hafal doa-doa harian Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 13 36 3 0 25,00 69,23 05,77 00,00 28 Saya mengajari anak saya
untuk menjalin relasi yang baik dengan teman-teman misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 15 37 0 0 28,84 71,16 00,00 00,00 29 Saya mendidik anak saya
untuk mau bergaul dan terbuka dengan teman misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 25 27 0 0 48,07 51,93 00,00 00,00 30 Saya membiasakan anak saya
untuk membaca Kitab Sucikarena menjadi seorang misdinar juga harus tahu dan paham tentang Kitab Suci
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 8 39 5 0 15,38 75,00 09,62 00,00
(1) (2) (3) (4) (5) 31 Saya selalu mengajak anak
saya mengikuti pendalaman Kitab Suci supaya ia terbiasa dan paham akan Kitab Suci karena dalam kegiatan misdinar, pendalaman Kitab Suci juga sering dilaksanakan
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 7 42 3 0 13,46 80,76 05,78 00,00
32 Saya selalu menasehati anak saya untuk berkata dan berperilaku baik sesuai dengan ajaran Yesus Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 27 25 0 0 51,92 48,08 00,00 00,00 33 Saya mengajarkan kepada
anak saya supaya bangga menjadi orang katolik karena seorang misdinar tidak boleh malu mengakui imannya
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 28 24 0 0 53,84 46,16 00,00 00,00
34 Saya mendidik anak saya untukmenjadi orang yang peka dan peduli kepada teman yang membutuhkan bantuan Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 17 35 0 0 32,69 67,31 00,00 00,00 35 Saya mengajari anak saya
untuk mau berbagi dengan sesamanya misdinar harus memiliki rasa belas kasih
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 16 36 0 0 30,76 69,24 00,00 00,00 36 Saya setuju dengan
diadakannya rekoleksi untuk orang tua dari anggota misdinar Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 17 34 1 0 32,70 65,38 01,92 00,00 37 Saya mengharapkan
pendampingan orang tua diadakan dalam 3 kali dalam setahun Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 8 38 6 0 15,38 73,07 11,55 00,00 38 Saya berharap rekoleksi dapat
memberikan ruang yang cukup untuk sharing dan berbagi pengalaman dalam hidup berkeluarga Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 8 43 0 0 15,38 84,62 00,00 00,00 39 Saya mengharapkan pendampingan untuk mendalami peran keluarga
kristiani dalam hidup menggereja Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 16 36 0 0 30,76 69,24 00,00 00,00
40 Saya berharap dengan diadakannya pendampingan orang tua, saya dapat lebih mengenal anak saya lebih dalam sebagai anugrah Tuhan yang dipanggil untuk terlibat dalam hidup menggereja
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 24 28 0 0 46,15 53,85 00,00 00,00
Pengolahan data variabel peran pendampingan orang tua bagi kegiatan
misdinar diperoleh keterangan bahwa pada pernyataan mengenai orang tua selalu
mengajak anak berdoa karena seorang misdinar harus bisa memimpin doa
menunjukkan sedikit dari responden yaitu 9 (17,31%) menyatakan sangat setuju.
Lebih banyak responden memilih opsi setuju yaitu sebanyak 42 (80,77%) dan
sisanya 1 (1,92%) responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang
ada.
Pada pernyataan mengenai orang tua mengajari anak doa-doa harian
karena seorang misdinar harus hafal doa-doa harian menunjukkan bahwa kurang
dari separuh responden yaitu 13 (25%) menyatakan sangat setuju sedangkan lebih
dari separuh responden yaitu 36 (69,23%) menyatakan setuju dan beberapa
responden menyatakan kurang setuju yaitu 3 (5,77%).
Pada pernyataan bahwa orang tua mengajari anak untuk menjalin relasi
yang baik dengan teman-teman misdinar menunjukkan kurang dari separuh
responden yaitu 15 (28,84%) memilih opsi sangat setuju sedangkan lebih dari
separuh responden yaitu 37 (71,16%) memilih opsi setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua mendidik anak untuk mau bergaul
dan terbuka dengan teman misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh
responden yaitu 25 (48,07%) menyatakan sangat setuju sedangkan lebih dari
separuh responden yaitu 27 (51,93%) menyatakan setuju.
Masih pada pokok peran pendampingan orang tua terhadap kegiatan
misdinar, pernyataan mengenai orang tua membiasakan anak untuk membaca
Kitab Suci karena menjadi seorang misdinar juga harus tahu dan paham tentang
menyatakan sangat setuju sedangkan banyak dari responden yang memilih opsi
setuju yaitu 39 (75%) dan sisanya yaitu 5 (9,62%) menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua selalu mengajak anak mengikuti
kegiatan pendalaman Kitab Suci supaya anak terbiasa dan paham akan Kitab Suci
karena dalam kegiatan misdinar pendalaman Kitab Suci jua sering dilaksanakan
menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 7 (13,46%) menyatakan sangat
setuju sedangkan banyak dari responden yaitu 42 ( 80,76%) menyatakan setuju
dan sisanya 3 (5,78%) menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang ada.
Pada pernyataan bahwa orang tua selalu menasehati anak untuk berkata
dan berperilaku baik sesuai dengan ajaram Yesus menunjukkan lebih dari separuh
responden memilih opsi setuju yaitu sebanyak 27 (51,92%) sedangkan kurang dari
separuh responden yaitu 25 (48,08%) menyatakan setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua mengajarkan kepada anak supaya
bangga menjadi orang katolik karena seorang misdinar tidak boleh malu
mengakui imannya menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden yaitu 28
(53,84%) menyatakan santat setuju sedangkan kurang dari separuh responden
yaitu 24 (46,16%) menyatakan setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua mendidik anak untuk menjadi orang
yang peka dan peduli kepada teman yang membutuhkan bantuan menunjukkan
bahwa sedikit dari responden yaitu 17 (32,69%) menyatakan sangat setuju
sedangkan banyak dari responden yaitu 35 (67,31%) menyatakan setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua mengajari anak untuk mau berbagi
dengan sesamanya karena misdinar harus memiliki rasa belas kasih menunjukkan
setuju sedangkan lebih dari separuh responden menyatakan setuju yaitu sebanyak
36 (69,24%).
Pada pernyataan bahwa orang tua setuju dengan diadakannya rekoleksi
untuk orang tua dari anggota misdinar menunjukkan sedikit dari responden yaitu
17 (32,70%) menyatakan sangat setuju sedangkan banyak dari responden memilih
opsi setuju yaitu 34 (65,38%) dan sisanya 1 (1,92%) menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan yang tersedia.
Pada pernyataan bahwa orang tua mengharapkan pendampingan orang tua
diadakan tiga kali dalam setahun menunjukkan sedikit dari responden yang
menyatakan sangat setuju yaitu 8 (15,38%) sedangkan banyak dari responden
menyatakan setuju yaitu 38 (73,07%) dan beberapa responden yaitu 6 (11,55%)
menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua berharap rekoleksi dapat memberikan
ruang yang cukup untuk sharing dan berbagi pengalaman dalam hidup
berkeluarga menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 8 (15,38%) yang
menyatakan sangat setuju sedangkan sisanya sebanyak 43 (84,62%) responden
menyatakan setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua menaharapkan pendampingan untuk
mendalami peran keluarga kristiani dalam hidup menggereja menunjukkan bahwa
kurang dari separuh responden yaitu 16 (30,76%) menyatakan sangat setuju
sedangkan sisanya lebih dari separu responden yaitu 36 (69,24%) menyatakan
setuju.
Pernyataan terakhir pada variabel peran pendampingan orang tua terhadap
orang tua, orang tua dapat lebih mengenal anak lebih dalam sebagai anugrah
Tuhan yang dipanggil untuk terlibat dalam hidup menggereja menunjukkan
kurang dari separuh responden yaitu 24 (46,15%) menyatakan sangat setuju
sedangkan lebih dari separuh responden yaitu 28 (53,85%) menyatakan setuju.
10. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini merupakan pembahasan hasil penelitian mengenai
pendampingan orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar di
Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor.
a. Pemahaman tentang pendampingan dan arti misdinar
Hasil penelitian terhadap pemahaman pendampingan dan peranan
misdinar menunjukkan bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 34
(65,38%) menyatakan setuju bahwa mendampingi misdinar berarti (‘menyuruh’)
anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
sebagian besar orang tua cukup menyadari dan memahami bahwa dengan
menyuruh anak terlibat aktif dalam kegiatan, mereka telah mendampingi misdinar.
Sebanyak 27 (51,92%), lebih dari separuh responden menyatakan setuju bahwa
anak membutuhkan dukungan orang tua dalam mengikuti kegiatan dalam gereja
khususnya kegiatan misdinar.Dalam hal ini, orang tua juga cukup menyadari dan
memahamibahwa mendampingi anak dalam hidup berarti juga memberikan
dukungan kepada anak untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan menggereja
khususnya kegiatan misdinar. Sebanyak 33 (63,46%), lebih dari separuh
mengarahkan anak untuk mempersembahkan diri kepada Gereja dengan menjadi
anggota misdinar. Hal tersebut menunjukkan bahwa orangtua cukup memahami
bahwa mendampingi anak misdinar berarti bersedia untuk dilibatkan dalam
mengenalkan dan mengarahkan anak menjadi anggota misdinar. Sejumlah 40
(76,92%) responden menyatakan setuju apabila orang tua perlu mengetahui dan
paham akan segala kegiatan misdinar yang diikuti oleh anak. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa banyak orang tua yang cukup menyadari bahwa mendampingi
menuntut orang tua untuk mengetahui dan memahami akan segala kegiatan yang
diikuti oleh anak. Meskipun begitu masih ada responden yang menyatakan kurang
setuju terhadap pernyataan yang tersedia. Hal itu menunjukkan bahwa masih ada
orang tua yang belum sadar dengan tugas pendampingan yang harus dijalankan.
Sebanyak 41 (78,84%), lebih dari separuh responden memilih setuju bahwa orang
tua harus paham akan pengetahuan tentang misdinar dan liturgi dalam Gereja
supaya dapat membantu mengajarkan kepada anak. Hal tersebut menunjukkan
bahwa sebagian orang tua cukup menyadari bahwa orang tua juga berkewajiban
untuk membagikan pengetahuan tentang misdinar dan liturgi dalam Gereja kepada
anak. Hanya 9 (17,30%) orang tua yang benar-benar memahami dan menyadari
bahwa mereka harus memiliki pengetahuan yang lebih tentang kehidupan
menggereja kemudian mengajarkannya kepada anak. Mungkin orang tuamasih
menganggap bahwa pengetahuan tentang Gereja itu anak peroleh lewat kakak
pendamping ketika pertemuan misdinar.
Sebanyak 32 (61,53%) responden menyatakan sangat setuju bahwa
misdinar merupakan salah satu petugas liturgi yang penting dalam perayaan