• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUMUSAN KOMPETENSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUMUSAN KOMPETENSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAHASA ARAB

Oleh: Mohammad Makinuddin

Abstrak : Disamping linguistik murni (pure linguistic) atau juga disebut mikrolinguistik dan linguistik interdisiplener atau bisa disebut makrolinguistik, peta kajian linguistik juga meliputi linguistik terapan (applied linguistic) yang mengkaji diantaranya tentang bahasa dalam pendidikan, pendidikan bahasa, pemerolehan bahasa dan evaluasi bahasa. Dan diantara semua bidang linguistik terapan, bidang pembelajaran bahasa ibu dan bahasa asing merupakan bidang yang sudah mantap perkembangannya karena pembelajaran bahasa mempunyai daya jual yang tinggi dan diperlukan masyarakat.

Suatu program pembelajaran bahasa tidak dapat melepaskan diri dari kompetensi yang harus dimiliki peserta didik ketika proses pembelajaran dilangsungkan, begitu juga program pembelajaran bahasa harus memiliki tujuan sebagai tolak ukur dan target keberlangsungan suatu pembelajaran. Akan dibawa kemana suatu pembelajaran bahasa tergantung pada tujuan yang dirumuskan.

Kata kunci: Kompetensi, tujuan, pembelajaran bahasa Pendahuluan

Diantara semua bidang linguistik terapan, bidang pembelajaran bahasa ibu dan bahasa asing merupakan bidang yang sudah mantap perkembangannya karena pembelajaran bahasa mempunyai daya jual yang tinggi dan diperlukan masyarakat. Pengetahuan linguistik mengenai bentuk, makna, struktur, fungsi, dan variasi bahasa sangat diperlukan sebagai modal dasar pembelajaran bahasa.1 Kegiatan pembelajaran bahasa merupakan upaya yang mengakibatkan siswa dapat mempelajari bahasa dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.

Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih

1 Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005),

▸ Baca selengkapnya: tujuan pembelajaran bahasa lampung kelas 7

(2)

2

strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.2

Suatu program pembelajaran bahasa yang menyeluruh dan terpadu tidak dapat melepaskan diri dari pemberian input kebahasaan dan aspek-aspek kebudayaan pada waktu yang bersamaan. Hal ini perlu dilakukan agar pelajar dapat mengaplikasikan kecakapan linguistik dan keterampilan berbahasa dalam suatu konteks budaya sebagaimana dianut oleh suatu masyarakat.

Dalam proses belajar-mengajar bahasa ada sejumlah variabel, baik bersifat linguistik maupun yang bersifat nonlinguistik, yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar itu. Variabel-variabel itu bukan merupakan hal yang terlepas dan berdiri sendiri-sendiri, melainkan merupakan hal yang saling berhubungan, berkaitan, sehingga merupakan satu jaringan sistem.

Perumusan Kompetensi

Istilah kompetensi didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap peran, perbuatan, prestasi, serta pekerjaan seseorang. Dengan demikian, kompetensi dapat diukur dengan standar umum serta dapat ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan. Menurut Spencer (1993) kompetensi merupakan karakterisitik mendasar seseorang yang berhubungan secara timbal balik dengan suatu kritieria efektif kompetensi dan atau kecakapan terbaik seseorang dalam pekerjaan atau keadaan.

Lebih lanjut Spencer (1993) menyebutkan lima tipe kompetensi, kelima tipe tersebut adalah sebagai berikut.

1. Motif, sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berpikir secara konsisiten atau keinginan untuk melakukan suatu aksi. Misalnya, seseorang yang mempunyai motivasi akan menentukan tantangan untuk drinya sendiri, kemudian bertanggung jawab untuk menghadapi tantangan tersebut dan menggunakan balikan untuk memperbaikinya.

2. Pembawaan, karakteristik fisik yang merespon secara konsisten berbagai situasi atau informasi. Misalnya, reaksi terhadap waktu dan sudut pandang yang baik adalah kompetensi bawaan dari seorang pilot pesawat empur. Kontrol emosi diri dan inisiatif merupakan respon konsisten yang lebih kompleks. Kompetensi bawaan yang dapat mengontrol emosi diri dan menumbuhkan inisiatif merupakan kompetesi dari seorang manajer yang berhasil.

3. Konsep diri, adalah tingkah laku, nilai, atau citraan (image) seseorang. Misalnya, percaya diri. Seseorang yang percaya diri akan bekerja efektif pada berbagai situasi yang berbeda.

4. Pengetahuan, adalah informasi khusus yang dimiliki seseorang. Misalnya, ahli bahasa memiliki pengetahuan tentang teori-teori kebahasaan.

2 Pembelajaran Bahasa Indonesia, artikel diakses pada tanggal 14 September 2009 dari

(3)

3

5. Keterampilan, adalah kemampuan untuk melakukan tugas secara fisik dan mental. Misalnya, sastrawan memiliki pengetahuan dan kemampuan menciptakan karya sastra.

Kelima tipe kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan pengembangan kemampuan pembelajar dalam pembelajaran.

Penyajian kompetensi yang baik haruslah dapat menunjukkan kecakapan berpikir, bekerja, dan prestasi seseorang. Dalam penyusunan kompetensi, perlu adanya perubahan penekanan pola pikir dan pola tindakan dari ”Apa yang harus dipelajari seorang pembelajar ke bagaimana membelajari pembelajar?” Selanjutnya, diperlukan persiapan yang memadai untuk menyusun kompetensi.

Penyusunan kompetensi tidak dapat dilakukan sekali jadi. Diperlukan perbaikan dan pemantapan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Langkah-langkah dalam menyusun kompetensi dapat dilakukan seperti berikut ini.

1. Menentukan kompetensi lulusan/hasil belajar pada akhir satu atau serangkaian pembelajaran. Gunakan kata-kata kerja dari taksonomi Bloom, Kratwohl, atau Anderson.

Penentuan kompetensi perlu menjawab hal-hal berikut: a. Isi/pengetahuan (apa yang harus diketahui pembelajar?) b. Keterampilan (bagaimana cara pembelajar melakukan sesuatu?) c. Sikap (bagaimana cara pembelajar berperilaku?)

d. Nilai (bagaimana keyakinan pembelajar terhadap sesuatu?)

2. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti (jelas, lugas, tegas, serta dapat dikerjakan dan dinilai) oleh pembelajar dan pembaca umum, termasuk guru, orangtua, dan pengambil keputusan. 3. Nyatakan target pencapaian kompetensi yang memberikan informasi tentang sejauhmana

target kompetensi tersebut dapat dicapai?

4. Batasi kompetensi yang akan dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan lebih fokus.

5. Klasifikasi kompetensi yang sejenis ke dalam standar kompetensi, namun jangan memaksakan perumusan kompetensi yang terlalu sarat. Jika dianggap perlu, rumuskan kompetensi secara terpisah.

6. Koordinasikan kompetensi yang memerlukan urutan untuk menunjukkan perkembangan, kesinambungan, keutuhan, dan keberlanjutan. Tunjukkan peningkatan penguasaan kompetensi dari yang lebih mendasar ke yang rumit, dan kompleks dalam urutan yang utuh. 7. Hindari mencampurkan definisi kompetensi (apa yang pembelajar harus ketahui dan lakukan)

(4)

4

Sebagaiman contoh kompetensi dasar Bahasa Arab untuk pembelajar tingkat menengah yang ada di Permenag RI nomor 2 tahun 2008, diklasifikasi menurut ketrampilan berbahasa, meliputi:

1. Memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang hobi dan wisata (Menyimak).

2. Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog tentang hobi dan wisata (Berbicara).

3. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog tentang kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam (Membaca).

4. Mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam (Menyimak).3

Perumusan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Pengertian lain menyebutkan, tujuan pembelajaran adalah pernyataan mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa pada akhir priode pembelajaran (Slavin, 1994). Tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

Penyusunan tujuan pembelajaran merupakan tahapan penting dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Dari tahap inilah ditentukan apa dan bagaimana harus melakukan tahap lainnya. Apa yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran menjadi acuan untuk menentukan jenis materi, strategi, metode, dan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa fokus, dan menjadi tidak efektif.

Perumusan tujuan pembelajaran yang baik diantaranya perlu memperhatikan Taksonomi Tujuan Pembelajaran meliputi tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, dan juga harus memperhatikan analisis instruksional atau analisis tugas (Task Analysis), Dalam membuat perencanaan pembelajaran, penting untuk mengetahui keterampilan atau kompetensi apa saja yang dibutuhkan dalam tugas-tugas yang akan diajarkan atau diberikan. Sebagai contoh, guru dapat meminta siswa menggunakan perpustakaan untuk menulis suatu laporan singkat mengenai

3 Permenag RI nomor 2 tahun 2008

(5)

5

suatu topik yang menarik minat. dan dalam perumusan tujuan diawali dengan perumusan Standar kompetensi atau kompetensi dasar

Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab

Banyak orang yang belajar bahasa dengan berbagai tujuan yang berbeda. Ada yang belajar hanya untuk mengerti, ada yang belajar untuk memahami isi bacaan, ada yang belajar untuk dapat bercakap-cakap dengan lancar, ada pula yang belajar untuk gengsi-gengsian, dan ada pula yang belajar dengan berbagai tujuan khusus.

Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.4

Tujuan pembelajaran bahasa secara teoretis berarti tujuan menumbuhkan kemampuan berbahasa. Dengan pembelajaran bahasa secara terus menerus dapat diperoleh keterampilan berbahasa, yang umumnya masih dikenal dengan empat macam keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis.5 Dengan ungkapan lain dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran bahasa (asing) adalah diperolehnya kemampuan menggunakan bahasa (asing) baik secara pasif atau pun aktif.6

Selanjutnya dapat dinalar bahwa tujuan pembelajaran bahasa Arab bagi pihak pendidik adalah agar dapat menjadikan bahasa Arab mudah dikuasai oleh para pelajar. Adapun tujuan bagi pihak pelajar adalah agar dapat menguasai bahasa Arab. Penguasaan bahasa Arab secara aktif atau pasif itu pada dasarnya adalah cara pandang terhadap pemakaian bahasa. Ketika berperan sebagai pendengar berarti sedang bersikap pasif dalam arti menerima pemahaman, meskipun cara mendengar dan memahaminya itu dengan aktif. Seseorang yang sudah dapat menggunakan suatu bahasa dengan berbicara berarti sudah menguasai bahasa dengan aktif. Karena itu pada dasarnya tujuan pembelajaran bahasa adalah agar bahasa dapat dikuasai, dengan mempergunakannya secara aktif.7

Selanjutnya Mahmud Rusydi meringkas tujuan pembelajaran Bahasa Arab untuk selain penuturnya sebagaimana berikut:

4 Tujuan Pembelajaran bahasa, oleh Muhammad Nida’ Fadlan, artikel diakses tanggal 25 April 2011 dari

http://miftah19.wordpress.com

5 Djago Tarigan dan H.G. Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1987), 22 6 Umar Asasuddin SokahProblematika Pengajaran Bahasa Arab dan Inggris (Yogyakarta: CV. Nur Cahaya, 1982), 33

7 Fokus Tujuan Pendidikan Bahasa Arab, oleh Prof..Dr.H.Saidun Fiddaroini, M.A, artikel diakses tanggal 25 April 2011

(6)

6

1. Untuk melatih pelajar dalam bahasa Arab sebagaimana penuturnya atau mendekati penuturnya, dan dalam perspektif ketrampilan berbahasa maka pembelajaran Bahasa Arab sebagai bahasa kedua bertujuan:

a. Mengembangkan kemampuan pelajar dalam memahami bahasa Arab ketika mereka mendengarnya.

b. Mengembangkan kemampuan pelajar dalam berbicara secara benar dan dapat berbicara dengan penuturnya (native speaker).

c. Mengembangkan kemampuan pelajar dalam membaca tulisan berbahasa Arab dengan detail dan faham.

d. Mengembangkan kemampuan pelajar dalam menulis berbahasa Arab dengan detail dan lancer.

2. Pelajar mengetahui karakteristik bahasa Arab dan apa yang membedakannya dengan bahasa lain baik dalam suara, kosakata, susunan kalimatnya dan pemahaman-pemahamannya.

3. Pelajar mengenal kebudayaan Arab, memahami karakteristik orang Arab dan lingkungan dimana mereka hidup serta masyarakat yang berhubungan dengan mereka.8

Selanjutnya Mahmud Kamil Naqah dan Rusydi Ahmad Thuaimah memberikan contoh tujuan (yang bersifat perilaku) dalam pembelajaran Kalam, diantaranya:

1. Pembelajar mencari tau tentang tempat, waktu dan beberapa orang. 2. Pembelajar mengevaluasi hubungan persatuan diantara pemilik bahasa. 3. Pembelajar mampu bercerita singkat atau berkata kepada yang lain.9

Dan diatara contoh tujuan (yang bersifat perilaku) dalam pembelajaran Qira'ah adalah: 1. Pembelajar membaca berita penting di surat kabar harian dengan bacaan yang keras kepada

teman-temannya.

2. Pembelajar membaca teks apapun dengan tanpa suara kemudian menceritakan kepada temannya.10

Dan diantara contoh tujuan (yang bersifat perilaku) dalam pembelajaran Kitabah adalah: 1. Pembelajar mampu menulis teks yang disusun dari cara membaca.

2. Pembelajar mampu meringkas teks sederhana dan menulis setelah membacanya.

3. Pembelajar mampu menulis surat resmi, atau surat yang menceritakan sebuah kejadian kepada temannya.11

8 Mahmud Rusydi Khothir dkk, Thuruq tadris al-lughah al-arabiyah wa al-tarbiyah al-diniyah fi dlaui al-ittijahat al-tarbawiyah

al-hadithah, (Kairo; dar al-ma'rifat 1989), 407

9 Mahmud Kamil Naqah dan Rusydi Ahmad Thuaimah, al-Kitab al-Asasy li-Ta'lim al-Lughah al-arabiyyah li ghair Nathiqin

bi lughat Ukhra: I'daduhu wa Tahliluhu wa Taqwimuhu, (Makkah: Jamiah Umm al-Qura, 1983), 271

10 Ibid., 272 11 Ibid.,273

(7)

7

Apa yang dituturkan oleh Mahmud Kamil Naqah dan Rusydi Ahmad Thuaimah diatas mengarah pada tujuan pembelajaran bahasa Arab pada tingkat Mutaqaddimin mengingat ada beberapa tujuan yang tidak mungkin dapat dicapai di tingkat pemula atau menengah, seperti meringkas teks sederhana dan menulis setelah membacanya, ini sulit untuk bias dicapai oleh pembelajar tingkat menengah apalagi pemula.

Dan dalam konteks pembelajaran bahasa arab di Indonesia, pembelajaran bahasa Arab mempunyai:

1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).

2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam. 3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta

memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.12

Sebagaimana dalam Permenag RI nomor 2 tahun 2008, Tujuan pembelajaran bahasa Arab tersebut berdasar atas latar belakang bahwa Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhasap bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Isalam yaitu al-Qur'an dan al- hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.13

Dan untuk itu, bahasa Arab dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar (elementary) dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan berbahasa. Pada tingkat pendidikan menengah (intermediate), keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang. Pada tingkat pendidikan lanjut (advanced), dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan menulis, sehingga peserta didik diharapkan mampu mengakses berbagai referensi berbahasa Arab.

12 Permenag RI nomor 2 tahun 2008 13 Ibid

(8)

8

Kemudian dari tujuan dan kompetensi dasar tersebut dirumuskan indikator ketercapaian, indikator ketercapaian sifatnya lebih spesific dan terinci menurut ketrampilan berbahasa dan unsur-unsur kebahasaan, misalkan pembelajaran bahasa Arab tingkat menengah pada XII, indikator pencapaiannya untuk pengajaran mufradat :

1. Melengkapi kalim-kalimat dengan memilih mufradat yang disediakan dengan benar 2. Menyebutkan mufradat baru sesuai gambar yang disediakan.

3. Menjodohkan mufrodat baru dengan tepat.

4. Menjodohkan ungkapan-ungkapan baru menjadi kalimat-kalimat lengkap.14 Juga misalkan pengajaran istima', indikator pencapaiannya sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi bunyi kata-kata yang diperdengarkan.

2. Mengidentifikasi bunyi ungkapan yang diperdengarkan. 3. Mengidentifikasi bunyi kalimat yang diperdengarkan.

4. Memilih kata sesuai dengan makna ungkapan/kalimat yang diperdengarkan 5. Memilih ungkapan sesuai dengan makna ungkapan/kalimat yang diperdengarkan. 6. Memilih jawaban yang disediakan sesuai dengan pertanyaan yang diperdengarkan.15

Sedangkan kitab Arabiyah Bayna Yadaik tingkat menengah mempunyai tujuan pembelajar mampu mempunyai kecakapan berbahasa dan kecakapan, kecakapan berkomunikasi dan kecakapan kebudayaan. Kecakapan kebahasaan yang dimaksud adalah kecakapan dalam empat kompetensi berbahasa dan kecakapan dalam menguasai tiga unsur kebahasaan meliputi suara

(ashwat), kosakata dan susunan kalimat menurut gramatikal (al-tarakib al-nahwiyah). Dan yang

dimaksud kecakapan berkomunikasi adalah pembelajar mampu berkomunikasi dengan pemilik bahasa dalam konteks sosial yang diterima, sekiranya pembelajar mampu berkomunikasi dengan pemilik bahasa baik secara lisan atau tulisan. Dan yang dimaksud kecakapan kebudayaan adalah pembelajar mampu mempunyai pengetahuan tentang kebudayaan Arab.16

Disamping tujuan pembelajaran menurut tingkatan, pembelajaran bahasa Arab juga ada yang bertujuan khusus atau biasa disebut Language for specific purpose, istilah ini mengemuka kira-kira sejak tahun 1968, dan istilah ini dimaksudkan untuk pembelajaran bahasa untuk tujuan tertentu dan kelompok tertentu yang digunakan untuk pekerjaan tertentu, misalnya pembelajaran bahasa untuk dokter, insinyur, diplomat dan lain sebaginya.17

14 D. Hidayat, Ta'lim al-lugha al-Arabiyah; Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah Kelas XII, (Semarang: PT. Thoha

Putra, 2008), e

15 Ibid.,e 16 Ibid

17 Rusydi Ahmad Thuaimah, Ta'lim Arabiyyah li ghair Nathiqin biha: Manahijuhu waa Asalibuhu, (Ribat; Mansyurat

(9)

9 Kesimpulan

Dari uraian di atas, ada beberapa kesimpulan yang diambil:

1. Penyajian kompetensi yang baik haruslah dapat menunjukkan kecakapan berpikir, bekerja, dan prestasi seseorang dan Penyusunan kompetensi tidak dapat dilakukan sekali jadi. Diperlukan perbaikan dan pemantapan secara terus-menerus dan berkelanjutan.

2. Tujuan pembelajaran bahasa secara teoretis berarti tujuan menumbuhkan kemampuan berbahasa. Dengan pembelajaran bahasa secara terus menerus dapat diperoleh keterampilan berbahasa dan unsure-unsur kebahasaan.

3. Perumusan tujuan pembelajaran yang baik diantaranya perlu memperhatikan Taksonomi Tujuan Pembelajaran meliputi tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, dan juga harus memperhatikan analisis instruksional atau analisis tugas (Task Analysis), Dalam membuat perencanaan pembelajaran, penting untuk mengetahui keterampilan atau kompetensi apa saja yang dibutuhkan dalam tugas-tugas yang akan diajarkan atau diberikan

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA

Djago Tarigan dan H.G. Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1987)

D. Hidayat, Ta'lim al-lugha al-Arabiyah; Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah Kelas XII, (Semarang: PT. Thoha Putra, 2008)

Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005)

Umar Asasuddin SokahProblematika Pengajaran Bahasa Arab dan Inggris (Yogyakarta: CV. Nur Cahaya, 1982)

Mahmud Rusydi Khothir dkk, Thuruq tadris lughah arabiyah wa tarbiyah diniyah fi dlaui

al-ittijahat al-tarbawiyah al-hadithah, (Kairo; dar al-ma'rifat 1989)

Mahmud Kamil Naqah dan Rusydi Ahmad Thuaimah, Kitab Asasy li-Ta'lim Lughah

al-arabiyyah li ghair Nathiqin bi lughat Ukhra: I'daduhu wa Tahliluhu wa Taqwimuhu, (Makkah:

Jamiah Umm al-Qura, 1983)

Muhammad Nida’ Fadlan, Tujuan Pembelajaran bahasa, artikel diakses tanggal 25 April 2011 dari http://miftah19.wordpress.com

Rusydi Ahmad Thuaimah, Ta'lim al-Arabiyyah li ghair Nathiqin biha: Manahijuhu waa Asalibuhu, (Ribat; Mansyurat Munadlomat Islamiyyah li Tarbiyyah wa Ulum wa al-Thaqafah, 1989)

Saidun Fiddaroini, Fokus Tujuan Pendidikan Bahasa Arab, artikel diakses tanggal 25 April 2011 dari http://adab.sunan-ampel.ac.id/?page_id=1078

Pembelajaran Bahasa Indonesia, artikel diakses pada tanggal 14 September 2009 dari

http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/pembelajaran-bahasa-indonesia/

Referensi

Dokumen terkait

Inokulasi FMA dilakukan pada saat penyapihan, dengan cara memberikan inokulum tanah yang mengandung FMA yang berasal dari bawah tegakan jati Ambon sebanyak 50 g.. Sebelum

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan formula optimum yang diperoleh berdasarkan metode desain faktorial adalah formula dengan komposisi

Kajian terkait bagaimana siasat itu dilakukan menjadi salah satu objek riset yang menghendaki penelusuran secara objektif kasus-kasus perkawinan yang dilangsungkan oleh

Paru-paru kanan dan kiri dilepaskan dengan memotong bronkhi dan pembuluh darah di hilus, setelah perkardium diambil. Vena pulmonalis dibuka dengan gunting, kemudian

Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dan menganalisis tingkat pemanfaatan sumber daya rajungan ditinjau dari tingkat effort dan harvest pada kondisi aktual, lestari

BKSP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah organisasi non struktural Provinsi Jawa Tengah yang bersifat independen bertanggung jawab atas koordinasi manajemen dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok anak ayam yang tidak ditambahkan kok- sidiostat dalam makanan atau air minumnya terjadi kematian antara 19%-76% setelah

Telkom Akses Wilayah Telkom Sidoarjo dalam meningkatkan kualitas dan nilai-nilai dalam perusahaan, terutama yang berkaitan dengan motivasi, loyalitas dan kompetensi