21 BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III ini akan membahas tentang setting penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, variabel penelitian, rencana tindakan, teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, analisis taraf kesukaran item soal, indikator keberhasilan dan analisis data secara lebih rinci akan
dijelaskan seperti berikut.
3.1 Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Keseneng 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017. Memilih lokasi ini karena sekolah dengan rumah dekat jangkauannya, dan telah mengamati permasalah yang ada dan cocok untuk penerapan metode Problem Solving dalam penelitian ini.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri Keseneng 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 10 laki - laki dan 12 perempuan. Siswa SD Negeri Keseneng 01 ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Mata pencaharian dari orang tuanya pun beragam. Karakteristik yang berbeda membuat tingkat kesadaran dan tingkat belajar yang beragam pula
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Februari sampai april semester 2 tahun pelajaran 2016/2017. Persiapan penelitian dilakukan dari bulan februari sampai dengan pertengahan maret. Pada bulan april peneliti mulai melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Mulai pertengahan april peneliti membuat laporan hasil penelitian dan menganalisis data.
3.4 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah hasil belajar siswa dan metode Problem Soving
22
2.4.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang diduga menjadi penyebab timbulnya variabel lain (Slameto, 2015:198) variabel bebas yang digunakan dalam penelitian dapat mempengaruhi variabel yang lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Problem Solving. Metode pembelajaran Problem Soving merupakan metode yang memberikan penekanan permasalahan yang bersifat menantang dan menuntun anak untuk berfikir mandiri memecahkan masalahnya sendiri. Dalam metode ini guru hanya menjadi fasilitator.
3.4.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang memberikan respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.
Variabel terikat dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa, sebagai kemampuan anak untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah yang nantinya akan mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa. Kemampuan yang dihasilkan anak itu memberikan inovasi terbaru, sehingga pembelajaran menuju kearah yang lebih baik.
3.5 Rencana Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan kelas tiap siklus memuat kegiatan yang terdiri dari persiapan untuk menyusun perangkat pembelajaran, pengajaran (Penerapan persiapan), evaluasi proses dan hasil pendidikan, analisis hasil evaluasi, dan tindak lanjut dapat berupa remidi dan pengayaan (Slameto, 2015: 154)
3.5.1 Siklus I I. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan kolabolator.
23
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan Problem Solving
c. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk mengungkap permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
d. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan pengamatan.
e. Menyusun lembar observer/guru pendamping peneliti sebagai observer kedua terhadap guru aktivitas guru kelas selama kegiatan belajar berlangsung.
f. Penyusunan asesmen yaitu menggunakan tes dan hasil observasi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan. Pada siklus I materi yang diajarkan adalah tentang pengurangan bilanagan bulat menggunakan benda konkret. Pada pertemuan pertama rencana yang disusun membahas tentang pengurangan 2 bilangan negatif atau positif dan penjumlahan 2 bilangan bulat negatif atau positif. Pertemuan kedua penjulahan bilangan positif dengan negatif .Pertemuan ketiga tentang pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat negatif atau positif dan evaluasi akhir siklus.
II. Pelaksanaan dan Observasi
Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Solving. Pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Solving sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) a. Apersepsi
24
c. Motivasi
2. Kegitan Inti (50 Menit)
a. Membagi siswa dalam beberapa kelompok
b. Guru menjelaskan mengenai prosedur dan kegiatan apa yang dilakukan siswa
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jarimatika d. Siswa menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru secara
berkelompok
e. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan kelas. f. Menyimpulkan pemecahan masalah yang telah dilakuakan
bersama dengan siswa 3. Kegiatan penutup (10 Menit)
a. Membuat kesimpulan tentang pelajaran yang telah dipelajari hari ini.
b. Membenarkan kesalahan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajari.
c. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap pertemuan di siklus I, yaitu pertemuan 1,2 dan 3. Observasi untuk mengamati guru dan siswa. Hasil observasi dari siklus I bisa digunakan peneliti untuk perbaikan di siklus berikutnya. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:
1. Pengamat mengamati proses kegiatan guru dalam penggunaan metode Problem Solving
2. Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran. 3. Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang
disampaikan, semangat siswa dalam mengerjakan tugas.
4. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, bimbingan yang diberikan pada siswa dan evaluasi.
25
III. Refleksi
Refleksi dilakukan di akhir pertemuan 1, 2 dan 3 pada siklus I. Dilakukan untuk memaknai dari kegiatan pembelajaran dan mengimplementasikan dalam kehidupan. Jika dalam siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan, akan diperbaiki dalam siklus 2. Sedangkan kelebihan di siklus I bisa dipertahankan dalam siklus 2.
3.5.2 Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi yang diidentifikasi pada proses pembelajaran siklus I serta diskusi dengan kolaborator, maka peneliti menyusun rencana pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:
I. Perencanaan
a. Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I.
b. Merancang kembali instrumen penelitian seperti pada siklus I yang meliputi RPP, lembar observasi, soal-soal.
II. Pelaksanaan dan Observasi
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) a. Apersepsi
b. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan dicapai c. Motivasi
2. Kegitan Inti (50 Menit)
a. Membagi siswa dalam beberapa kelompok
b. Guru menjelaskan mengenai prosedur dan kegiatan apa yang dilakukan siswa
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jarimatika d. Siswa menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru secara
26
e. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan kelas. f. Menyimpulkan pemecahan masalah yang telah dilakuakan
bersama dengan siswa 3. Kegiatan penutup (10 Menit)
a. Membuat kesimpulan tentang pelajaran yang telah dipelajari hari ini.
b. Membenarkan kesalahan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajari.
c. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap pertemuan di siklus siklus II, yaitu pertemuan 1, 2 dan 3. Observasi untuk mengamati guru dan siswa. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:
1. Pengamat mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam pembelajaran
2. Pengamat mencatat temuan-temuan selama proses pembelajaran. 3. Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang
disampaikan dan semangat siswa dalam mengerjakan tugas 4. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi
siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, bimbingan yang diberikan pada siswa dan evaluasi.
III. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagaimana siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Seperti yang diharapkan hasil refleksi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Guru telah melakukan perbaikan pelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran.
27
2. Siswa aktif dan giat selama proses pembelajaran.
3. Siswa berani dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam pembelajaran.
4. Secara sungguh-sungguh siswa mengerjakan tugas dan aktif mengikuti pembelajaran.
5. Siswa bersemangat dalam memecahkan masalah 3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka ditentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu:
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Bebas
Pengumpulan data metode Problem Solving dilakukan dengan non tes. Teknik non tes ini dilakukan melalui lembar observasi. Menurut Sudjana (2014: 84) “Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.” Observasi ini digunakan untuk mengamati tindakan guru dalam menerapkan metode Problem Solving dan respon siswa dalam menerima pembelajaran. Sebagai pengamat dalam kegiatan observasi ini adalah guru kolaborator. Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan pelaksanaan tindakan itu berlangsung.
3.6.1.2 Teknik Pengumpulan Data Variabel Terikat
Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan teknik tes sedangkan. Teknik tes untuk hasil belajar ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.
28
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam bentuk observasi dan tes. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang ditentukan peneliti.
3.6.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas
Instrumen pengumpulan data untuk variabel bebas adalah lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam menerapkan metode Problem Solving dalam pembelajaran dan respon siswa dalam menerima pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus mencerminkan tahap pembelajaran Problem Solving mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Tabel 1
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru
Konsep ASpek Indikator No Item
Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving
1. Pra pembelajaran 1. Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran 1.
2.Kegiatan pembelajaran
1. Menyimak penjelasan materi 5, 6 2. Keterlibatan dalam proses pembelajaran 7, 10, 12
3. Penggunaan pembelajaran menggunakan metode Problem Solving
a. Merumuskan dan menegaskan masalah
b. Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis
c. Mengadakan pengujian atau verifikasi d. Menarik kesimpulan 2, 3, 4, 8, 9, 11 3.Akhir Pembelajaran 1. Menanggapi evaluasi 13, 14
29
Tabel 2
Kisi-Kisi Kegiatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Problem Solving
Konsep ASpek Indikator No Item
Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving 1. Pra pembelajaran
1. Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran 1.
2. Kegiatan pembelajaran
1. Menyimak penjelasan materi 5, 6 2. Keterlibatan dalam proses pembelajaran 7, 10, 12
3. Penggunaan pembelajaran menggunakan metode Problem Solving
a. Merumuskan dan menegaskan masalah b. Mencari fakta pendukung dan
merumuskan hipotesis
c. Mengadakan pengujian atau verifikasi d. Menarik kesimpulan 2, 3, 4, 8, 9, 11 3. Akhir Pembelajaran 1. Menanggapi evaluasi 13, 14
3.6.2.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat Tabel 3
Kisi-Kisi Instrumen Soal Siklus I Standar Kompetensi Kompetensi
Dasar Indikator Item Matematika 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat 5.4 Melakuka n operasi hitung campuran 5.4.1 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dari -30 sampai 30 1, 2, 6, 7, 8, 10, 11 5.4.2 Melakukan operasi hitung campuran
bilangan bulat dari -30 sampai 30 3, 4, 5, 9, 12, 16, 27, 19, 5.4.3 Melakukan operasi hitung campuran
bilangan bulat dari -30 sampai 30 dalam permasalahan kehidupan sehari-hari 13, 14, 15, 18, 20
30
Tabel 4
Kisi-Kisi Instrumen Soal Siklus II
Kompetensi Dasar Indikator Item
5.4 Melakukan operasi hitung campuran
5.4.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dari -100 sampai 100
1, 2, 5, 7, 8, 11
5.4.5 Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat dari -100 sampai -100
3,4, 6, 9, 10, 13, 18, 20 5.4.6 Melakukan operasi hitung
campuran bilangan bulat dari -100 sampai -100 dalam
permasalahan kehidupan sehari-hari
12, 14, 15, 16, 17, 19
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.7.1 Variabel Bebas (X)
Sebelum melakukan kegiatan tindakan pada materi yang telah ditentukan, terlebih dahulu dilakukan uji coba model pembelajaran pada kelas yang sama tetapi dengan materi yang berbeda. Selain untuk mematangkan persiapan bagi guru pengajar, uji coba ini juga dimaksudkan untuk memvaliditas lembar observasi. 3.7.2 Variabel Terikat (Y)
3.7.2.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrument dalam mengukur dengan apa yang hendak diukur. Siregar (2010:316) bahwa N=36 (N=jumlah siswa) batas konfesiennya >0,329. Untuk mengukur validitas digunakan program komputer yaitu aplikasi SPSS 16.0 for Windows dengan mengunakan Corrected Item Total Correlation yang merupakan korlasi antara skor tiap item dengan skor total soal dikatakan valid apabila nilai koenfisiennya >0,329. Apabila ada soal yang nilai koenfisiennya <0,329 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
Untuk lebih jelas mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected Item Total Coorelation). Validitas satu tes dapat dihitung dengan mengunakan bantuan Software SPSS 16.0, yaitu dengan cara
Analyze-Scale-31
Reliability Analizy pilih item soal pindah ke kolom item lkik Statistic (Descriptives for) centang scale if item deleted-continue klik Ok.
Tabel 5
Hasil Validitas Instrument Tes Siklus I
Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 3, 4, 11, 20 Total 16 4
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 20 soal pilihan ganda yang dapat diujikan 16 soal yang valid dan soal yang tidak valid 4 soal.
Tabel 6
Hasil Validitas Instrument Tes Siklus II
Bentuk Instrument Item Soal Valid Tidak valid Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18 19, 20 2, 3, 13 Total 17 3
Uji validitas instrumen tes akhir siklus II terdiri dari 17 soal yang valid dan 3 soal tidak valid.
3.7.2.2 Uji Reliabilitas
Selain digunakan uju validitas juga perlu adanya pengujian reliablitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrument menggunakan program SPSS 16,0 for Windows. Sama dengan penguji validitas, untuk menguji reliabilitas penulisan mengunakan juga data hasil pekerjaan siswa. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman. Hasil yang diperoleh berdasarkan langkah-langkah diatas adalah tampak pada tabel dibawah ini:
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas Soal
Soal Cronbach's Alpha N of Items
Siklus I .957 16
32
3.8 Analisis Taraf Kesukaran Item Soal
Tingkat kesukaran dapat didefinisikan data yang menunjukan proporsi peserta didik yang menjawab benar setiap butir instrumen (Slameto, 2001). Semakin tinggi tingkat kesukaran soal tersebut makan semakin mudah instrumen soal, demikian sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran soal berarti semaikn tinggi tingkat kesukarannya. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang umumnya ditentukan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dirumuskan seperti berikut:
P = B/N Dimana:
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar, N = jumlah peserta didik,
P = proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar. (Wardani, 2014).
Tingkat kesukngkat pada umumnya dinyatakan proporsi, yang besarnya 0,00-1,00. Aiken, 1994 dalam Wardani, 2014). Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal, dapat menggunakan tabel berikut:
Tabel 8
Interval Tingkat Kesukaran Interval Ketegori 0,00-0,38 Sukar 0,39-0,68 Sedang 0,69-1,00 Mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal menggunakan Miscrosoft Excel 2010, melakukan pilihan semua jawaban responden tiap item soal, selanjutnya klik Average. Data yang diperoleh melalui langkah tersebut dideskrifsikan dengan hasil pada tabel berikut:
Tabel 9
Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal
Analisis Soal Mudah Sedang Sukar
Siklus I 3, 4, 11, 20 1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 15, 16, 18 8, 13, 14, 17, 19 Siklus II 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 14, 19, 20 1, 6, 7, 10, 15, 16 13, 18
33
3.9 Indikator Keberhasilan
Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila 80% atau lebih metode Problem Solving dengan teknik Jarimatika telah diterapkan pada kegiatan pembelajaran di kelas 4 SD Negeri Keseneng 01, dan 80 % atau lebih siswa kelas 4 SD Negeri Keseneng 01 berhasil tuntas dengan perolehan nilai matematika di atas KKM pada setiap siklus (KKM = 70) setelah penerapan metode Problem Solving dengan teknik Jarimatika
3.10 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu teknik analisis untuk data hasil observasi dan teknik analisis untuk data hasil tindakan.
3.10.1 Data untuk variabel X (Bebas)
Data hasil observasi dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi kegiatan guru, data hasil observasi kegiatan siswa dan obserfasi implementasi metode Problem Solving. Observasi kegiatan guru dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I dan pelaksanaan tindakan siklus II. Observasi kegiatan guru digunakan untuk mengukur apakah guru sudah baik dalam menerapkan pembelajaran dengan teknik Jarimatika. Lembar observasi kegiatan guru terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati kegiatan guru selama 2 siklus pada pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Observer mengisi lembar observasi kegiatan guru dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom ya apabila kegiatan guru dilaksanakan dengan baik dan kolom tidak apabila tidak terlaksana. Observer mengisi lembar observasi kegiatan guru dengan memberikan skor 1,2,3, dan 4 pada kolom tiap item instrumen.
34
Berikut merupakan tabel penskoran pada lembar observasi kegiatan guru dan siswa proses pembelajaran.
Tabel 10
Skor Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Proses Pembelajaran Matematika Penerapan Metode Problem Solving
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
3.10.2 Data untuk Variabel Y (Terikat)
Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian dilakukan data terhadap data hasil tindakan kelas. Data hasil tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data mengenai hasil belajar siswa.
Observasi terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan mengisi lembar observasi siswa masing-masing indikator. Hasil belajar siswa diamati selama pra siklus, pelaksanaan siklus I dan siklus II. Peneliti membuat 4 kategori untuk menarik kesimpulan berdasarkan skor hasil belajar siswa, yaitu tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang skor masing-masing kategori dengan cara
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 = 16 − 4 4 = 3 Tinggi : 14-16 Sedang : 11-13 Rendah : 8-10 Sangat rendah : 5-7
Dari total skor hasil belajar masing-masing siswa, maka dapat disimpulkan apakah hasil belajar masing-masing siswa termasuk ke dalam kategori tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Peneliti menetapkan bahwa salah satu syarat
35
pembelajaran dikatakan berhasil apabila minimal 80% siswa berada pada kategori hasil belajar sedang dan tinggi.
Peneliti membuat rekapitulasi data hasil belajar masing-masing siklus. Rekapitulasi hasil belajar tiap siklus didapatkan dari 3 pertemuan berlangsung kemudian peneliti menentukan skor rata-rata yang diperoleh masing-masing siswa termasuk kategori hasil belajar tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Untuk mempermudah membaca data, peneliti membuat tabel dan diagaram mengenai hasil belajar siswa masing-masing dari siklus. Kemudian untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa sudah mencapai indikator atau belum, peneliti membuat tabel dan diagram.
Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh pada siklus I dan siklus II. Untuk mengukur hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran Matematika bisa dengan tes evaluasi dengan kriterian yang ditentukan peneliti dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70).
Tabel 11
Ketuntasan Hasil Belajar
KKM Kualifikasi
≥70 Tuntas
<70 Tidak Tuntas
Setelah didapatkan data mengenai hasil belajar siswa, kemudian peneliti membuat tabel distribusi frekuensi pra siklus, siklus I dan siklus II untuk mempermudah dalam membaca data mengenai hasil belajar siswa. Kemudian data mengenai hasil belajar siswa dibuat dalam bentuk diagaram. Setelah itu peneliti membuat tabel ketuntasan belajar siswa untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih jelas mengenai presentase ketuntasan hasil belajar siswa, peneliti membuat diagram hasil pra siklus, siklus I dan siklus II.
Setelah melakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Matematika maka peneliti melakukan analisis belajar siswa dengan melakukan pra siklus, siklus I dan siklus II.
Dari segi hasil belajar, salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil ialah minimal 80% dari 22 siswa berada pada kategori sedang dan tinggi.