• Tidak ada hasil yang ditemukan

asuhan keperawatan pada pasien leukemia.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "asuhan keperawatan pada pasien leukemia.docx"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

asuhan keperawatan pada pasien leukemia asuhan keperawatan pada pasien leukemia

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio  patologis

 patologis sel sel hemapoetik hemapoetik muda muda yang yang ditandai ditandai oleh oleh adanya adanya kegagalan kegagalan sum-sum sum-sum tulang tulang dalamdalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain (Mansjoer, 2002). membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain (Mansjoer, 2002). Penyakit ini merupakan penyakit darah dan organ-organ yang disebabkan karna pertumbuhan Penyakit ini merupakan penyakit darah dan organ-organ yang disebabkan karna pertumbuhan yang subur atau proliferasi sel darah putih yang imatur sehingga mempengaruhi produksi yang subur atau proliferasi sel darah putih yang imatur sehingga mempengaruhi produksi sel-sel darah merah lainnya.

sel darah merah lainnya.

Penyakit ini disebabkan terjadinya kerusakan pada tempat produksi sel darah yaitu pada Penyakit ini disebabkan terjadinya kerusakan pada tempat produksi sel darah yaitu pada sum-sum tulang, dimana sum-sum tulang bekerja aktif dalam memproduksi sel-sel darah tapi sel sum-sum tulang, dimana sum-sum tulang bekerja aktif dalam memproduksi sel-sel darah tapi sel darah yang diproduksi adalah sel-sel darah yang tidak normal sedangkan produksi sel-sel darah darah yang diproduksi adalah sel-sel darah yang tidak normal sedangkan produksi sel-sel darah normal terhambat.

normal terhambat.

Untuk itu, diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan-pelayanan kesehatan yang Untuk itu, diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan-pelayanan kesehatan yang optimal sehingga dapat membantu meningkatkan kesehatan pasien. Misalnya, memantau kondisi optimal sehingga dapat membantu meningkatkan kesehatan pasien. Misalnya, memantau kondisi  pasien

 pasien dan dan juga juga menjauhkan menjauhkan pasien pasien dari dari hal-hal hal-hal yang yang dapat dapat membuat membuat penyakit penyakit leukemia leukemia yangyang  pasien derita bertambah parah.

 pasien derita bertambah parah. 1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.

1. Apa Apa yang yang dimaksud dimaksud dengan dengan leukemia?leukemia? 2.

2. Apa Apa saja saja manifestasi manifestasi klinis klinis dan dan etiologi etiologi dari dari leukemia?leukemia? 3.

3. Apa Apa patofisiologi patofisiologi dari dari leukemia?leukemia? 4.

4. Bagaimana Bagaimana Asuhan Asuhan Keperawatan Keperawatan bagi bagi pasien pasien leukemia?leukemia?

1.3

1.3 TujuanTujuan 1.

1. Untuk Untuk mengetahui mengetahui pengertian pengertian dan dan pemahaman pemahaman tentang tentang leukemia.leukemia. 2.

2. Untuk Untuk mengetahui mengetahui manifestasi manifestasi klinis klinis dan dan etiologi etiologi dari dari leukemia.leukemia. 3.

3. Untuk Untuk memahami memahami patofisiologi patofisiologi dari dari leukemia.leukemia. 4.

4. Untuk Untuk memahami memahami asuhan asuhan keperawatan keperawatan bagi bagi pasien pasien leukemia.leukemia.

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

(2)

2.1

2.1 Anatomi Fisiologi OrganAnatomi Fisiologi Organ

Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan yang terdapat dalam pembuluh Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan yang terdapat dalam pembuluh darah, dan termasuk dalam sistem hematologi. Jumlah darah setiap individu berbeda-beda darah, dan termasuk dalam sistem hematologi. Jumlah darah setiap individu berbeda-beda tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Normalnya pada orang tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Normalnya pada orang sehat 1/13 dari berat badan atau 4 sampai 5 Liter. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut dan sehat 1/13 dari berat badan atau 4 sampai 5 Liter. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut dan sebagai pertahanan tubuh serta penyebar panas keseluruh tubuh.

sebagai pertahanan tubuh serta penyebar panas keseluruh tubuh. Darah mengandung:

Darah mengandung: 1.

1. Air Air 91%91% 2.

2. Protein Protein 8% 8% (Albumin, (Albumin, Globulin, Globulin, Protombin Protombin dan dan Fibrinogen)Fibrinogen) 3.

3. Mineral Mineral 0,9% (N0,9% (Natrium Klatrium Klorida, Natorida, Natrium Brium Bikarbonat, Garaikarbonat, Garam, Posphatt, m, Posphatt, Magnesium Magnesium dan Asamdan Asam Amino)

Amino)

Darah itu sendiri terbagi atas : Darah itu sendiri terbagi atas : · Eritrosit

· Eritrosit

Merupakan sel darah merah yang berbentuk cakram bikonkaf dan tidak berinti. Merupakan sel darah merah yang berbentuk cakram bikonkaf dan tidak berinti.  Normalnya 5.000/mm

 Normalnya 5.000/mm33 darah. Eritrosit ini mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin (Hb). darah. Eritrosit ini mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin (Hb). Hb normal wanita 11,5 mg% dan Hb normal laki_laki 13 mg%. Eritrosit berfungsi sebagai Hb normal wanita 11,5 mg% dan Hb normal laki_laki 13 mg%. Eritrosit berfungsi sebagai  pengikat

 pengikat oksigen daoksigen dari paru-paru ri paru-paru lalu lalu diedarkan diedarkan keseluruh tubuh keseluruh tubuh dan dan mengikat mengikat COCO22 dari jaringan dari jaringan

tubuh lalu dikeluarkan malalui paru-paru. tubuh lalu dikeluarkan malalui paru-paru. · Leukosit

· Leukosit

Leukosit merupakan sel darah putih yang terbagi atas dua kategori : granolosit sebanyak Leukosit merupakan sel darah putih yang terbagi atas dua kategori : granolosit sebanyak 60% san sel mononuklear (agranosit) sebanyak 40%. Leukosit memiliki inti dan bentuk yang 60% san sel mononuklear (agranosit) sebanyak 40%. Leukosit memiliki inti dan bentuk yang  berubah-ubah. Leuko

 berubah-ubah. Leukosit berfungsi sebagai sit berfungsi sebagai pertahan tubuh pertahan tubuh terhadap benda terhadap benda asing yang asing yang menyerangmenyerang tubuh. Contoh infasi bakteri

tubuh. Contoh infasi bakteri

 Normal leukosit : 5.000-10.000 mm  Normal leukosit : 5.000-10.000 mm33 · Trombosit

· Trombosit

Trombosit merupakan partikel-partikel kecil yang bermacam-macam, ada bulat dan Trombosit merupakan partikel-partikel kecil yang bermacam-macam, ada bulat dan lonjong. Trombosit berwarna putih. Jumlah normalnya 150.000

lonjong. Trombosit berwarna putih. Jumlah normalnya 150.000

 – 

 – 

  450.000/mm  450.000/mm33. Leukosit. Leukosit  berfungsi sebagai pengontrol pendarahan. Contoh: dalam pembekuan darah

 berfungsi sebagai pengontrol pendarahan. Contoh: dalam pembekuan darah 2.2

2.2 Landasan Teoritis PenyakitLandasan Teoritis Penyakit A. Definisi

A. Definisi

Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001).

darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001).

Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002).

tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002).

Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio  patologis

 patologis sel sel hemopoetik hemopoetik muda muda yang yang ditandai ditandai oleh oleh adanya adanya kegagalan kegagalan sum-sum sum-sum tulang tulang dalamdalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002).

(3)

2.1

2.1 Anatomi Fisiologi OrganAnatomi Fisiologi Organ

Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan yang terdapat dalam pembuluh Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan yang terdapat dalam pembuluh darah, dan termasuk dalam sistem hematologi. Jumlah darah setiap individu berbeda-beda darah, dan termasuk dalam sistem hematologi. Jumlah darah setiap individu berbeda-beda tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Normalnya pada orang tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Normalnya pada orang sehat 1/13 dari berat badan atau 4 sampai 5 Liter. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut dan sehat 1/13 dari berat badan atau 4 sampai 5 Liter. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut dan sebagai pertahanan tubuh serta penyebar panas keseluruh tubuh.

sebagai pertahanan tubuh serta penyebar panas keseluruh tubuh. Darah mengandung:

Darah mengandung: 1.

1. Air Air 91%91% 2.

2. Protein Protein 8% 8% (Albumin, (Albumin, Globulin, Globulin, Protombin Protombin dan dan Fibrinogen)Fibrinogen) 3.

3. Mineral Mineral 0,9% (N0,9% (Natrium Klatrium Klorida, Natorida, Natrium Brium Bikarbonat, Garaikarbonat, Garam, Posphatt, m, Posphatt, Magnesium Magnesium dan Asamdan Asam Amino)

Amino)

Darah itu sendiri terbagi atas : Darah itu sendiri terbagi atas : · Eritrosit

· Eritrosit

Merupakan sel darah merah yang berbentuk cakram bikonkaf dan tidak berinti. Merupakan sel darah merah yang berbentuk cakram bikonkaf dan tidak berinti.  Normalnya 5.000/mm

 Normalnya 5.000/mm33 darah. Eritrosit ini mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin (Hb). darah. Eritrosit ini mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin (Hb). Hb normal wanita 11,5 mg% dan Hb normal laki_laki 13 mg%. Eritrosit berfungsi sebagai Hb normal wanita 11,5 mg% dan Hb normal laki_laki 13 mg%. Eritrosit berfungsi sebagai  pengikat

 pengikat oksigen daoksigen dari paru-paru ri paru-paru lalu lalu diedarkan diedarkan keseluruh tubuh keseluruh tubuh dan dan mengikat mengikat COCO22 dari jaringan dari jaringan

tubuh lalu dikeluarkan malalui paru-paru. tubuh lalu dikeluarkan malalui paru-paru. · Leukosit

· Leukosit

Leukosit merupakan sel darah putih yang terbagi atas dua kategori : granolosit sebanyak Leukosit merupakan sel darah putih yang terbagi atas dua kategori : granolosit sebanyak 60% san sel mononuklear (agranosit) sebanyak 40%. Leukosit memiliki inti dan bentuk yang 60% san sel mononuklear (agranosit) sebanyak 40%. Leukosit memiliki inti dan bentuk yang  berubah-ubah. Leuko

 berubah-ubah. Leukosit berfungsi sebagai sit berfungsi sebagai pertahan tubuh pertahan tubuh terhadap benda terhadap benda asing yang asing yang menyerangmenyerang tubuh. Contoh infasi bakteri

tubuh. Contoh infasi bakteri

 Normal leukosit : 5.000-10.000 mm  Normal leukosit : 5.000-10.000 mm33 · Trombosit

· Trombosit

Trombosit merupakan partikel-partikel kecil yang bermacam-macam, ada bulat dan Trombosit merupakan partikel-partikel kecil yang bermacam-macam, ada bulat dan lonjong. Trombosit berwarna putih. Jumlah normalnya 150.000

lonjong. Trombosit berwarna putih. Jumlah normalnya 150.000

 – 

 – 

  450.000/mm  450.000/mm33. Leukosit. Leukosit  berfungsi sebagai pengontrol pendarahan. Contoh: dalam pembekuan darah

 berfungsi sebagai pengontrol pendarahan. Contoh: dalam pembekuan darah 2.2

2.2 Landasan Teoritis PenyakitLandasan Teoritis Penyakit A. Definisi

A. Definisi

Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001).

darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001).

Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002).

tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002).

Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio  patologis

 patologis sel sel hemopoetik hemopoetik muda muda yang yang ditandai ditandai oleh oleh adanya adanya kegagalan kegagalan sum-sum sum-sum tulang tulang dalamdalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002).

(4)

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel

 – 

 – 

 sel pembentuk darah dalam sum sel pembentuk darah dalam sum

 – 

 – 

sum tulang dan limfa nadi. (Reeves, 2001)

sum tulang dan limfa nadi. (Reeves, 2001)

Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum

Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum

 – 

 – 

  sum tulang  sum tulang yang ditandai oleh proliferasi sel

yang ditandai oleh proliferasi sel

 – 

 – 

 sel darah putih dengan manifestasi adanya sel sel darah putih dengan manifestasi adanya sel

 – 

 – 

 sel abnormal sel abnormal dalam darah tepi. Pada leukemia ada gangguan dalam pengaturan sel leokosit. Leukosit dalam dalam darah tepi. Pada leukemia ada gangguan dalam pengaturan sel leokosit. Leukosit dalam darah berfloreferasi secara tidak teratur dan tidak terkendali dan fungsinya pun menjadi normal. darah berfloreferasi secara tidak teratur dan tidak terkendali dan fungsinya pun menjadi normal. Oleh karena proses tersebut fungsi

Oleh karena proses tersebut fungsi

 – 

 – 

 fungsi lain dari sel darah merah normal terganggu hingga fungsi lain dari sel darah merah normal terganggu hingga menimbulkan gejala leukemia yang dikenal dalam klinik. (Bambang Permono, 2005)

menimbulkan gejala leukemia yang dikenal dalam klinik. (Bambang Permono, 2005)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa leukemia Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan yang sangat cepat (poliferasi) sel darah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan yang sangat cepat (poliferasi) sel darah  putih yang abnormal pada jaringan pembentuk darah.

 putih yang abnormal pada jaringan pembentuk darah. Klasifikasi Leukemia

Klasifikasi Leukemia

Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut

limfoid, maka disebut leukemia limfositik leukemia limfositik .Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid.Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut

seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik leukemia mielositik ..

1.

1. Leukemia Leukemia Mielogenosa Mielogenosa AkutAkut

AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid: AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena; monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.

sering terjadi. 2.

2. Leukemia Leukemia MielogenosaKronisMielogenosaKronis

CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan.CML jarang menyerang sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan.CML jarang menyerang individu di bawah 20 tahun.Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi tanda dan gejala individu di bawah 20 tahun.Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.

kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar. 3.

3. Leukemia Leukemia Limfositik Limfositik AkutAkut

ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 ALL jarang laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal.

sehingga mengganggu perkembangan sel normal. 4.

4. Leukemia Leukemia Limfositik Limfositik KronisKronis

CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan  penyakit lain.

 penyakit lain. B. Etiologi B. Etiologi

(5)

Secara pasti penyebat dari penyakit leukemia belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor  prediosposisi yang dapat menyebabkan terjadinya leukemia (Suriadi & Rita Yuliani, 2001), yaitu

:

a. Faktor genetik, dapat dilihat pada tingginya kasus leukemia pada anak kembar monozigot.  b. Faktor lingkungan, berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai menifestasi leukemia timbul

 bertahun

 – 

 tahun kemudian.

c. Zat kimia, misalnya benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen anti neoplastik. d. Agen virus, HTLV-1dari leukemia sel T sejak lama dapat menyebabkan timbulnya leukemia. e. Obat

 – 

  obatan imunosupresif, obat anti kanker, obat

 – 

  obatan kardiogenik seperti

diethylstilbestrol f. Neoplasma

Ada persamaan jelas antara leukemia dan penyakit neoplastik lain, misalnya proliferasi sel yang tidak terkendali, abnormalitas morfologi sel, dan infiltrasi organ. Selain dari itu kelainan sum

 – 

sum kronis dapat berubah bentuk akhirnya menjadi leukemia akut, misalnya polisefemia vera, mielosklerosis atau anemia plastik.

g. Kelainan kromosom, misalnya pada sindrom down.

C. Manifestasi Klinis / Tanda dan Gejala

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia menurut Suriadi & Rita Yuliani (2001) adalah sebagai berikut :

a. Pilek tidak sembuh

 – 

 sembuh  b. Demam dan anorexia

c. Pucat, lesu, mudah terstimulasi d. Berat badan menurun

e. Ptechiae, memar tanpa sebab f. Nyeri pada tulang dan persendian g. Nyeri abdomen

h. Lumphedenopathy i. Hepatosplenomegaly  j. Abnormal WBC

Manifestasi klinik lainnya, yaitu: 1. Anemia

Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia mengalami  pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.

(6)

Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat  bekerja secara optimal.

3. Perdarahan

Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat rendah,  perdarahan dapat terjadi secara spontan.

4. Penurunan kesadaran

Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan  berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.

5. Penurunan nafsu makan

6. Kelemahan dan kelelahan fisik

D. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

Menurut Ngastiyah, (1987) pemeriksaan yang dilakukan pada penderita leukemia adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Laboratorium a. Darah Tepi

Gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sum

 – 

 sum tulang yaitu adanya pansitupenia, lifositosis yang terkadang menyebabkan gambaran darah tepi terdapat sel  blas yang merupakan gejala patonomenik untuk leukemia.

 b. Kimia Darah

Dari hasil pemeriksaan kimia darah biasanya terdapat kolesterol rendah, asam urat dapat meningkat dan hipogamaglobinemia.

c. Sum

 – 

 sum Tulang

Dari pemeriksaan sum

 – 

  sum tulang dapat ditemukan gambaran yang hanya terdiri dari sel limfopeutik patologis. Pada LMA selain gambaran tersebut terdapat pula adanya liatus leukemia yaitu keadaan yang diperlihatkan sel blas (mie blas), beberapa sel tua (segment) dan sangat kurang bentuk pemotongan sel yang berada diantaranya (promielost, mielosil, metamielosit dan sel batang).

2. Biopsi Limpa

Dari hasil pemeriksaan ini akan terlihat proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari  jaringan limpa yang terdesak seperti : limposit normal, RES, Granulosit, pulp cell.

(7)

Leukemia Meningeal terjadi jika terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein. 4. Sistogenik

Dari pemeriksaan sistogenik 70

 – 

 90 % dari kasus leukemia menunjukkan adanya kelainan kromosom yaitu pada kromosom 21.

Pemeriksaan pada penderita leukemia menurut Betz, Cecily L (2002), yaitu :

a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.

 b. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml c. Retikulosit : jumlah biasaya rendah

d. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)

e. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature f. PTT : memanjang

g. LDH : mungkin meningkat

h. Asam urat serum : mungkin meningkat

i. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik  j. Copper serum : meningkat

k. Zink serum : menurun

l. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan m. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat

n. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.

o. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.  p. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.

q. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik. r. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.

E. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan 1. Pelaksanaan kemoterapi

2. Irradiasi cranial

3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi : a. Fase induksi

Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.

(8)

Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya  pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.

c. Konsolidasi

Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau  bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap  pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau

dosis obat dikurangi.

4. Program terapi

Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu: a) Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:

· Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan transfusi trombosit.

· Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.  b) Pengobatan spesifik

Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

· Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.

· Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi.

· Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat

- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahank an masa remisi c) Pengobatan imunologik

Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.

5. Penggunaan obat tradisional yaitu perpaduan antara buah mahkota dewa, sambiloto, daun  pegagan dan buah mengkudu.

F. Komplikasi

(9)

1. Kelelahan ( fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah merah, maka anemia dapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia tersebut. Proses terapi Leukemia  juga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel darah merah.

2. Pendarahan (bleeding ). Penurunan jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia) pada keadaan Leukemia dapat mengganggu proses hemostasis. Keadaan ini dapat menyebabkan pasien mengalami epistaksis, pendarahan dari gusi,  ptechiae, dan hematom.

3. Rasa sakit ( pain). Rasa sakit pada leukemia dapat timbul dari tulang atau sendi. Keadaan ini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit abnormal yang  berkembang pesat.

4. Pembesaran Limpa ( splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat keadaan leukemia sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa  bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah.

5. Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting ). Beberapa pasien dengan kasus leukemia memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak dikendalikan, kadar trombosit yang berlebihan dalam darah (trombositosis) dapat menyebabkan clot yang abnormal dan mengakibatkan stroke.

6. Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan leukemia adalah abnormal, tidak menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan leukemia juga dapat menurunkan kadar leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.

7. Kematian.

G. WOC (terlampir)

2.3 Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan A. Pengkajian

a. Data biografi pasien

Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.

 b. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan sekarang pada penyakit leukemia klien biasanya lemah, lelah,wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.

(10)

Pada riwayat kesehatan dahulu pada klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopeniayaitu ptechiae, purpura,  perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dari riwayat kesehatan keluarga, adanya keluarga yang mengalami gangguan hematologis serta adanya faktor herediter misal kembar monozigot.

c. Pemerikasaan Fisik

1. Keadaan Umum

Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat composmentis selama belum terjadi komplikasi.

2. Tanda-Tanda Vital

Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg)  Nadi :

Suhu : meningkat jika terjadi infeksi RR : Dispneu, takhipneu

3. Pemeriksaan fisik head to toe a. Pemeriksaan kepala

Bentuk : perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada penderita leukemia  betuk kepala simetris.

Rambut: perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene

 Nyeri tekan: palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak ada nyeri tekan.  b. Pemeriksaan mata

Palpebra: perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan

Konjungtiva : anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan konjungtiva yang anemis.

Sclera : ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik. c. Pemeriksaan hidung

Inskpeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip. Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.

d. Pemeriksaan mulut

Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ), perdarahan gusi. Biasa  papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut

 – 

 sudut bibir pecah

 – 

 pecah.

(11)

Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi pendengaran dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak ditemukan kelainan dan bersifat normal. f. Pemeriksaan leher

Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2. Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.

g. Pemeriksaan thorak Jantung

Inspeksi : iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita leukemia, iktus terlihat Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.

Perkusi : tentukan batas jantung.

Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal. Paru

 – 

 paru

Inspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya normal. Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.

Perkusi :

Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler. h. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb. Auskultasi : bising usus normal

Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.

Perkusi : lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah abdomen i. Pemeriksaan Ekstremitas

inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya  pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan persendian.

d. Pemeriksaan Penunjang

1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.

2. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml 3. Retikulosit : jumlah biasaya rendah

4. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)

5. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature 6. PTT : memanjang

7. LDH : mungkin meningkat

8. Asam urat serum : mungkin meningkat

(12)

10. Copper serum : meningkat 11. Zink serum : menurun

e. Pengkajian 11 Fungsional Gordon 1. Persepsi dan Penanganan Kesehatan - Mengkaji kesehatan klien secara umum.

- Menanyakan alasan klien datang ke RS dan harapannya.

- Mengkaji gambaran/pandangan klien terhadap sakit dan cara penangannya. - Kepatuhan terhadap obat.

- Mengkaji riwayat kesehatan keluarga klien. - Mengkaji tindakan dalam menjaga kesehatan.

2. Nutrisi dan Metabolik

- Mengkaji intake makanan dan cairan klien. - Mengkaji gambaran komposisi makan.

- Mengkaji nafsu makan, dan factor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan. - Mangkaji makanan kesukaan, pantangan atau alergi yang ada.

- Mengkaji apakah menggunakan suplemen makanan. - Mengkaji apakah menggunakan obat diet tertentu. - Mengkaji perubahan berat badan yang terjadi.

Biasanya klien dengan leukemia mengalami penurunan nafsu makan, sehingga berat badannya  juga menurun.

3. Eliminasi

- Mengkaji pola miksi yang meliputi: frekuensi, warna, dan bau. - Apakah ada masalah dalam pengeluaran urine.

- Mengkaji apakah menggunakan alat bantu untuk berkemih.

- Mengkaji pola defekasi yang meliputi : frekuensi, warna,dan karakteristiknya. - Apakah menggunakan alat bantu untuk defekasi.

- Mengkaji pengeluaran melalui IWL .

4. Aktivitas dan Latihan

- Mengkaji gambaran aktivitas sehari-hari klien sebelum dan sesudah merasakan sakit. - Pola olahraga yang biasa dilakukan.

- Mengkaji aktivitas yang dilakukan waktu senggang.

Biasanya klien mengalami kelelahan, dan tidak dapat beraktivitas dengan baik.

5. Tidur dan Istirahat

- Mengkaji pola tidur klien yang meliputi lama waktu tidur, dan keefektifan. - Mengkaji apakah mempunyai kebiasaan sebelum tidur.

(13)

- Menanyakan apakah mengalami kesulitan dalam tidur. - Mengkaji kebiasaan jam berapa tidur dan bangun klien.

Biasanya tidur klien terganggu karena penyakit yang dideritanya. 6. Kognitif dan Persepsi

- Mengkaji kemampuan membaca, menulis dan mendengar klien.

- Menanyakan pada klien atau keluarga apakah mengalami kesulitan dalam mendengar. - Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu lihat atau dengar.

- Mengkaji apakah ada keluhan pusing atau sebagainya. Biasanya klien sering mengalami pusing.

7. Persepsi Diri- Konsep Diri

- Mengkaji bagaimana gambaran diri klien.

- Mengkaji apakah sakit yang ia alami mengubah gambaran diri klien. - Hal-hal apa saja yang membebani pikiran klien.

- Mengkaji apakah klien sering merasa cemas, depresi, dan takut.

Biasanya klien merasa cemas dan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan. 8. Peran

 – 

 Hubungan

- Mengkaji pekerjaan klien.

- Apakah hubungan yang dijalin klien dengan rekan kerja, keluarga dan lingkungan sekitar  berjalan dengan baik.

- Apa yang menjadi peran klien dalam keluarga.

- Mengkaji bagaimana penyelesaian konflik dalam keluarga. - Mengkaji bagaimana keadaan ekomoni klien.

- Apakah dalam lingkungan klien mengikuti kegiatan social.

9. Seksualitas dan Reproduksi

- Mengkaji bagaimana hubungan klien dengan pasangan.

- Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu atau alat pelindung saat melakukan hubungan seks.

- Mengkaji apakah terdapat kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan seks.

Biasanya pada wanita, siklus menstruasinya tidak teratur, karena terjadin ya perdarahan. 10. Koping

 – 

 Toleransi Stress

- Mengkaji apa yang menjadi visi klien kedepan.

- Mengkaji apakah klien biasa mendapatkan apa yang diinginkannya.

- Mengkaji sejauh mana klien harus berusaha untuk mendaptkan apa yang diinginkan. - Mengkaji bagaimana penanganan klien tentang stress yang mungkin ia hadapi.

11. Nilai- Kepercayaan

- Mengkaji agama klien.

(14)

- Mengkaji sejauh mana agama/ nilai yang ia percayai mempengaruhi kehidupannya. - Mengkaji apakah agama atau nilai kepercayaan merupakan hal yang penting dalam

kehidupan klien.

Perumusan NANDA, NOC, NIC

 No. Diagnosa (NANDA) Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC) Resiko infeksi b.d

 penurunan sistem kekebalan tubuh

Status imun

 Klien diharapkan mampu: Tidak adanya infeksi  berulang

Tidak adanya tumor

Status pencernaan dari skala yang diharapkan

Status pernapasan dari skala yang diharapkan

Berat badan dalam batas normal

Suhu tubuh normal

Tidak adanya kelelahan secara terus menerus

Jumlah sel darah putih dalam batas normal

Status nitrusi

 Klien diharapkan mampu menormalkan:

Pemasukan nutrisi

Pemasukan makanan dan cairan

Energi Masa tubuh Berat badan

Manajemen lingkungan  Intervensi yang dilakukan :

Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien.

Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, berdasarkan tingkat fisik, dan fungsi kognitif dan pengalaman masa lalu.

Hindari lingkungan yang  berbahaya (ex : permadani lepas dan kecil, perabotan rumah yang dapat dipindah- pindahkan).

Hindari objek yang  berbahaya dari lingkungan.

Usaha perlindungan dengan  pinggir jeruji/pinggir lapisan  jeruji, dengan tepat.

Dampingi pasien selama aktivitas di luar bangsal.

Atur tinggi rendahnya tempat tidur.

Sediakan peralatan yang adaptif (ex : tangga yang dapat disandarkan dan susuran tangan), dengan tepat.

Tempatkan furniture dalam ruangan dengan susunan yang tepat.

Sediakan tabung panjang untuk membuat gerakan lebih leluasa.

(15)

digunakan dalam batas  jangkauan.

Sediakan kamar untuk 1 orang.

Sediakan tempat tidur yang  bersih dan nyaman.

Sediakan tempat tidur yang kokoh/kuat.

Tempatkan perubahan posisi tempat tidur dalam kondisi yang mudah dijangkau.

Kurangi rangsangan dari lingkungan.

Hindari pencahayaan yang tidak penting, sirkulasi udara, keadaan yang terlalu panas, ataupun dingin.

Atur suhu lingkungan sesuai kebutuhan pasien, jika suhu tubuhnya berubah.

Kontrol/cegah bising yang

 berlebihan, bila

memungkinkan.

Kontrol pencahayaan untuk manfaat terapeutik.

Batasi jumlah pengunjung. Batasi kunjungan secara  personal kepada pasien, keluarga, kebutuhan penting lainnya.

Lakukan rutinitas sehari-hari sesuai kebutuhan pasien.

Manajemen nutrisi

 Intervensi yang dilakukan : Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap makanan.

Pastikan makanan kesukaan  pasien.

(16)

Dorong kenaikan  pemasukan zat besi makanan,

dengan tepat.

Dorong kenaikan

 pemasukan protein, zat besi, vitamin C, dengan tepat.

Berikan pasien dengan  protein tinggi, kalori tinggi, nutrisi makanan cemilan dan minuman itu bisa dengan mudah mengonsumsi denagn tepat.

Ajarkan pasien bagaimana menafkahkan buku harian makanan, sesuai dengan kebutuhan.

Kontrol catatan pemasukan untuk kandungan nutrisi dan kalori.

Resiko perdarahan b.d trombositopenia

Pembekuan darah

 Klien diharapkan mampu menormalkan : Gumpalan pembentukan Waktu protrombin Hb Perdarahan Memar Petechiae Pencegahan perdarahan  Intervensi yang dilakukan :

Monitor kemungkinan terjadinya perdarahan pada  pasien

Catat kadar HB dan Ht setelah pasien mengalami kehilangan banyak darah

Pantau gejala dan tanda timbulnya perdarahan yang  berkelanjutan 9cek sekresi  pasien baik yang terlihat maupun yang tidak disadari  perawat)

Pantau factor koagulasi, termasuk protrombin (Pt), waktu paruh tromboplastin (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin, dan kadar platelet dalam

(17)

darah)

Pantau tanda-tanda vital, osmotic, termasuk TD

Atur pasien agar pasien tetap bed rest juka masih ada indikasi pendarahan

Atur kepatenan/ kualitas  produk / alat yang

 berhubungan dengan

 perdarahan

Lindungai pasien dari hal-hal yang menimbulkan trauma dan bias menimbulkan  perdarahan

Jangan lakukan injeksi

Gunakan sikat gigi yang lembut untuk perawatan oral  pasien

Gunakan alat ukur elektrik yang memiliki pinggiran tepi saat pasien mencukur

Hindari tindakan invasive Cegah memasukkan sesuatu kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan

Hindari pengukuran suhu secar rectal

Jauhkan alat-alat berat disekitar pasien

Instruksikan pasien untuk menghindari/ menjauhi aspirasi atau anti koagulan yang lain

Instruksikan pasien untuk menghindar aspirin/ antikoagulan yang lain

Instruksikan pasien untuk emngkonsumsi makanan yang mengandung vit K

(18)

Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-gejala terjadinya perdarahan dan tindakan pertama untuk  penanganan selama perdarahan  berlangsung

Intoleransi aktivitas  b.d kelemahan umum

(anemia)

Toleransi aktivitas

 Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:

Saturasi oksigen ketika  beraktivitas

Denyut nadi ketika  beraktivitas

Laju pernapasan ketika  beraktivitas

Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic Pemeriksaan EKG Warna kulit

Kekuatan tubuh atas Kekuatan tubuh bawah Daya tahan

 Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:

Kinerja dari rutinitas Aktivitas

Konsentrasi

Kepulihan energy setelah  beraktivitas

Tingkat oksigen darah

Tingkat kegelisahan

 Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:  Nyeri Cemas Mengerang Stress Terapi aktivitas

 Intervensi yang dilakukan: Kolaborasi dengan terapis dalam merncanakan dan memonitor program aktivitas

Tingkatkan komitmen  pasien dalam beraktivitas

Bantu mengekplorasi aktivitas yang bemanfaat bagi  pasien

Bantu mengidentifikasi sumberdaya yang dimiliki dalam beraktivitas

Bantu pasien/keluarga dalam beradaptasi dengan lingkungan

Bantu menyusun aktivitas fisik

Pastikan lingkungan aman untuk pergerakan otot

Jelaskan aktivitas motorik untuk meningkatkan tonus otot

Berikan reinforcemen positif selama beraktivitas

Monitor respon emosional, fisik, sosial dan spiritual

Manajemen energy

 Intervensi yang dilakukan Tentukan pembatasan aktivitas fisik pasien

(19)

  Takut Kegelisahan  Nyeri otot Meringis Sesak nafas Mual Muntah menyebabkan kelemahan Jelaskan penyebab kelemahan

Jelaskan apa dan bagaimana aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun energi

Monitor intake nutrisi yang adekuat

Monitor respon

kardiorespirasi selama aktivitas Monitor pola tidur

Monitor lokasi

ketidaknyamanan/nyeri

Batasi stimulus lingkungan Anjurkan bedrest

Lakukan ROM aktif/pasif Bantu pasien membuat  jadwal istirahat

Monitor efek obat stimulan dan depresan

Monitor respon oksigenasi  pasien

 Nyeri b.d agen cedera  biologis (efek fisiologis dari leukemia)

Tingkat Kecemasan :

 Klien diharapkan mampu untuk :

Menghindari perasaan gelisah.

Menghindari serangan  panik

Menghindari Rasa cemas yang berlebihan. Mengontrol tekanan darah. Mengontrol peningkatan denyut nadi. Mengontrol peningkatan  jumlah pernafasan.

Menghindari hal-hal yang

Mengurangi rasa cemas:  Intervensi yang dilakukan:

Tenangkan klien dan melakukan pendekatan.

Kaji perspektif situasi stress klien.

Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, terapi, dan  prognosis.

Bantu pasien untuk untuk meminimalisir rasa cemas yang timbul.

Kaji tanda-tanda kecemasan  baik secara verbal maupun non

verbal.

(20)

 bisa mengganggu tidur. Tingkatan nyeri

 Klien diharapkan mampu untuk:

Mengendalikan rasa nyeri. Mengontrol diri dari kehilangan nafsu makan.

 Intervensi yang dilakukan: Ajarkan klien tentang  bagaimana cara mengontrol

rasa nyeri.

Ajarkan klien teknik-teknik relaksasi.

Ajarkan klien bagaimana cara menghindari diri dari rasa cemas.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologi (anoreksia)

Status Nutrisi

 Klien diharapkan mampu untuk menormalkan: Pemasukan nutrisi Pemasukan makanan Pemasukan cairan Energy Berat badan Tonus otot Hidrasi Nafsu makan

 Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:

Menyeimbangkan nafsu makan

Menyeimbangkan Pasokan cairan tubuh

Menyeimbangkan Pasokan nutrisi tubuh Weight gain behavior :  Klien diharapkan mampu :

Mengidentifikasi

 penyebab kehilangan berat  badan

Memilih sebuah target sehat berat badan.

Mengidentifikasi  pemasukan kalori

Memilihara suplai nutrisi

Mengontrol nafsu makan:  Intervensi yang dilakukuan:

Anjurkan asupan kalori yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup.

Kontrol asupan nutrisi dan kalori.

Anjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi nutrisi yang cukup.

Pengontrolan nutrisi

 Intervensi yang dilakukuan: Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap makanan

Tentukan makanan pilihan  pasien

Tentukan jumlah kalori dan  jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan

Tunjukkan intake kalori yang tepat sesuai tipe tubuh dan gaya hidup

Timbang berat badan pasien  pad jarak waktu yang tepat

Terapi Nutrisi

(21)

makanan dan minuman yg adekuat

Meningkatkan nafsu makan

Monitor pemasukan cairan dan makanan dan menghitung  pemasukan kalori sehari-hari

Bantu pasien membentuk  posisi duduk yang benar

sebelum makan

Ajarkan pasien dan kelurga tentang memilih makanan Kerusakan integritas

kulit b.d zat kimia (kemoterapi,

radioterapi)

Intregitas jaringan : kulit dan membran mukosa

Klien diharapkan mampu menormalkan : Temperatur Sensasi Elastisitas Pigmentasi Warna Ketebalan

Jaringan bebas lesi.

Pengawasan kulit

Intervensi yang dilakukan: Amati warna kulit, kehangatan (suhu), bengkak, getaran, tekstur kulit, udem.

Pantau area yang tidak  berwarna dan memar kulit

serta membran mukosa.

Pantau kelainan kekeringan dan kelembaban kulit.

Catat perubahan kulit atau membran mukosa.

Periksa keketatan pakaian. Pantau warna kulit.

Pantau suhu kulit.

Instruksikan anggota keluarga / pemberi perawatan tentang tanda

 – 

  tanda dari kerusakan kulit.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

 Ny. S datang ke rumah sakit M. Djamil Padang Tanggal 11 januari 2013 dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan badan terasa lemas. Klien pingsan setelah beberapa saat , sampai ke tempat klien bekerja dan di bawa ke rumah sakit RSUD Payakumbuh. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapat Hb 8 gr/dl, trombosit 11.000 /mm3, leukosit 8.000 / mm3. Sehingga mendapatkan transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 Khloft. Namun hasil lab

(22)

tidak menunjukkan perubahan yang membaik, setelah 3 hari dirawat klien dirujuk ke RSUP M. Djamil untuk dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi dan rawatan lebih lanjut.

3.1 Data Klinis

 Nama : Ny. S

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : DIII radioteraphy

Pekerjaan : PNS diinstitusi kesehatan bagian radiologi Alamat : Jln. Gajah V, No. 16 A, Padang

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku : Minang

Penanggung Jawab : TN. ab (suami)

TB : 160 cm

BB : 45kg

Datang ke RS : 11 januari 2013

Ruang : UGD

 No. Registrasi : 804548

Alasan masuk rumah sakit :

 Ny. S masuk rumah sakit M. Djamil Padang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan badan terasa lemah, sebelumnya klien pingsan di temapt kerja.

3.2 Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan a. Riwayat kesehatan

·  Riwayat kesehatan sekarang 

 Ny. S ( 25th ) datang ke UGD RS M Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas, sering  pingsan dan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Tanda

 – 

 tanda vital Ny. S, RR= 26 x/menit, HR =

100 x/menit, suhu = 370C, TD = 90/60 mmHg. Saat pengkajian klien mengaku, nafsu makannya menurun, terkadang mual dan muntah. Selain itu klien juga mengaku ada merasakan nyeri tulang. Klien tampak pucat.

·  Riwayat kesehatan dahulu

Sebelumnya, Ny. S pernah dirawat dengan diagnosa anemia. Klien sering merasa lemas dan lesu disaat bekerja dan serta pernah pingsan saat bekerja. Klien juga mengatakan sebelumnya tidak  pernah menderita penyakit ginjal, DM, dan hipertensi.

(23)

Dari riwayat kesehatan sebelumnya, Keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien, namun klien memiliki kembaran dan sudah meninggal 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan. b. Pemeriksaan Fisik  Vital sign TB : 160 cm BB : 45 kg BMI : 17,6 RR : 26 x/menit TD : 90/60 mmHg HR : 100 x/menit Suhu : 36,50C · Pemeriksaan kepala Inspeksi : Bentuk : simetris

Rambut: warna rambut hitam tetapi kasar, penyebaran merata, tidak terdapat ketombe Palpasi: tidak terdapat benjolan, dan nyeri tekan

· Pemeriksaan mata Inspeksi

Palpebra: simetrisan kiri dan kanan Konjungtiva : anemis

Sclera : tidak ikterik. · Pemeriksaan hidung

Inskpeksi: bentuk hidung simetris, tidak terdapat kelainan, tidak ada polip maupun peradangan, tidak ada sekret.

Palpasi :ntidak terdapat nyeri tekan. · Pemeriksaan mulut

Inspeksi : simetris, bibir pucat, sudut bibir pecah

 – 

 pecah, gusi berdarah. · Pemeriksaan telinga

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, sirumen dalam batas normal. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

Fungsi pendengaran normal. · Pemeriksaan leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran getah bening

Palpasi : tidak ada pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2.  j. Pemeriksaan thorak

Jantung

(24)

Palpasi : iktus teraba. Perkusi : redup

Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2 normal. Paru

 – 

 paru

Inspeksi : simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan. Perkusi : sonor

Auskultasi : bunyi nafas vesikuler. k. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi. Auskultasi : bising usus normal 15 x / menit.

Palpasi : Terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba. Perkusi : bunyi tympani untuk semua daerah abdomen l. Pemeriksaan Ekstremitas

Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah, reflek bisep dan trisep baik. Terdapat memar dan bercak

 – 

 bercak hitam kebiruan di tangan kiri

Ekstremitas bawah : pergerakan lemah, reflek patelanya baik.  Nyeri di persendian dan tulang.

c. Pemeriksaan Labor

· Hemoglobin : 8 gram / dl (rendah) · Leukosit : 8.000 / mm3(normal) · Trombosit : 11.000 / mm3 (rendah)

2. Pola Fungsional Gordon

1. Persepsi dan Management Kesehatan

 Ny. S datang ke Rsup. M. Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas dan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Kilen juga mengaku sering pusing dan sakit kepala. Kilen berharap agar ia bisa cepat sembuh dengan berbagai pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh rumah sakit. Klien menduga penyakit yang dideritanya ada hubungan nya dengan anemia yang dideritanya beberapa tahun lalu. Klien telah mendapat transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 kholf.

2. Nutrisi-Metabolik 

 Ny. S mengaku akhir - akhir ini nafsu makannya menurun dan sering mual serta muntah. Dalam sehari, Ny. S mengaku hanya menghabiskan sepertiga dari porsi makan yang biasanya. Semenjak sakit, klien mengalami penurunan berat badan 2 kg sejak satu bulan terakhir. Saat ini klien mendapatkan asupan nutrisi berupa NaCl 0,9%.

(25)

 Ny. S memiliki kebiasaan buang air besar sehari-hari normal dan tidak merasakan keluhan nyeri. BAK klien juga normal.

4. Aktivitas dan Latihan

 Ny. S dalam kesehariannya merupakan PNS di salah satu institusi kesehatan. Klien mudah merasa letih dan lemas. Pada saat bekerja klien mengaku kelelahan dan terkadang sesak nafas, ini terjadi karena Hb klien rendah. Untuk mengurangi hal tersebut Ny. S berbaring dan  beristirahat total. Hal ini menyebabkan tingkat aktivitas klien menurun.

5. Istirahat dan tidur

 Ny. S tidur rata-rata 7 jam setiap harinya. Namun semenjak sakit, jam tidur klien  berkurang karena klien sering merasakan sesak nafas disertai dengan mual dan muntah, sehingga

klien mengalami kesulitan untuk tidur. 6. Kognitif dan Persepsi Sensori

Kemampuan Ny. S untuk membaca dan menulis mulai terganggu sehingga klien menggunakan kacamata (-) sebagai alat bantu, walaupun demikian klien tidak menagalami gangguan pendengaran. Klien mengeluh mual, muntah dan nyeri pada persendian. Klien juga sering mengalami pusing. Klien juga mengatakan mudah sekali memar dan berdarah jika mengalami perdarahan.

7. Persepsi diri-Konsep diri

 Ny. S mengaku mengalami penurunan nafsu makan sering mual dan muntah, badan terasa lemah sehingga membuat klien merasa gelisah, cemas dan takut yang berlebihan, bahwa  penyakitnya tidak akan sembuh. Padahal klien berharap penyakitnya bisa sembuh, karena klien

merupakan seorang istri yang membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan kerluarganya. 8. Peran dan Hubungan dengan Sesama

 Ny. S adalah seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak diantaranya 1 orang perempuan (5th) dan 1 orang anak laki-laki (3th). Klien bekerja sebagai PNS di salah satu institusi kesehatan dibagian radiologi. Klien adalah seorang ibu yang di sayangi oleh keluarganya, hal ini dibuktikan dengan keluarga yang setia menemaninya selama di rumah sakit.

9. Reproduksi dan Seks

 Ny. S mengaku menstruasinya tidak teratur.

10. Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap stress

 Ny. S stress karena harus memikirkan penyakit yang dideritanya dan juga ia juga memikirkan keadaan kedua anaknya yang masih kecil. Klien hanya bisa bercerita keluhannya  pada suaminya. Suaminya memberikan dukungan dan semangat kepada klien agar bisa

semangat, rajin berobat dan mengontrol makanan. 11. Nilai dan Kepercayaan

(26)

 Ny. S adalah seorang muslim. Setiap harinya klien sangat rajin shalat, tidak pernah meninggalkan shalat meskipun klien sedang sakit sekarang. Walupun klien cemas penyakitnya tidak sembuh, akan tetapi klien yakin bahwa kilen semakin rajin shalat dan memohon kesembuhan pada Allah SWT.

3.3 Analisis Data Senjang

Dari kasus yang ada tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang diderita pasien. Analisis Data

 No. Data Diagnosa

1. DS :

Klien mengeluh badannya terasa lemah Klien mengaku nafasnya sesak.

Klien mengaku aktivitasnya menurun

Klien mengaku nyeri di persendiaan dan abdomen.

Klien mengaku tidak nyam saat beraktivitas Klien mengeluh cepat merasa lelah saat  beraktivitas

Klien mengaku sering pusing

Klien merasa cemas dengan keadaannya. DO Hb : 8 gr/dl Trombosit : 11.000/mm3 RR : 26 x / menit TD : 90/60 mmHg Suhu : 370C

Bibir klien tampak pucat Wajah klien tampak pucat Konjungtiva anemis

Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)

2. DS :

Klien mengatakan menstruasinya tidak teratur Klien mengaku mudah memar saat trauma DO :

Trombosit : 11.000/mm3 Hb : 8 gr/dl

Gusi tampak berdarah

Terdapat memar dan bercak

 – 

  bercak hitam di tangan kiri.

Resiko perdarahan b.d trombositopenia

(27)

Klien mengaku mengalami penurunan nafsu makan

Klien mengaku berat badannya turun 2 kg semenjak sejak 1 bulan yang lalu.

Klien mengaku adanya nyeri tekan di daerah abdomen

Klien mengaku hanya menghabiskan sepertiga dari porsi makanan yabg tersedia.

Klien mengaku sering mual dan muntah. Klien mengaku sering pusing.

DO : TD : 90/60 mmHg  Nadi : 100x/menit Suhu : 370C RR : 26 x / menit BB : 45 Kg TB : 160 cm BMI : 17,6 Hb : 8 gr/dl

Klien kelihatan kurus Rambut klien terasa kasar Konjungtiva anemis

Wajah klien tampak pucat

dari kebutuhan tubuh b.d faktor  biologis (anoreksia)

Perumusan NANDA,NOC,NIC sesuai kasus

 No. NANDA NOC NIC

1. Intoleransi aktivitas  b.d kelemahan umum (anemia) Toleransi aktivitas  Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:

Denyut nadi ketika  beraktivitas

Laju pernapasan ketika beraktivitas

Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic

Kekuatan tubuh atas

Terapi aktivitas

 Intervensi yang dilakukan:

Kolaborasi dengan terapis dalam merncanakan dan memonitor program aktivitas

Tingkatkan komitmen pasien dalam beraktivitas

Bantu mengekplorasi aktivitas yang bemanfaat bagi pasien

Bantu mengidentifikasi sumberdaya yang dimiliki dalam  beraktivitas

(28)

Kekuatan tubuh  bawah Daya tahan  Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:

Kinerja dari rutinitas Aktivitas

Konsentrasi

Kepulihan energy setelah beraktivitas

Tingkat oksigen darah

Tingkat kegelisahan  Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:  Nyeri Cemas Mengerang Stress Takut Kegelisahan  Nyeri otot Meringis Sesak nafas Mual Muntah

Bantu pasien/keluarga dalam  beradaptasi dengan lingkungan

Bantu menyusun aktivitas fisik Pastikan lingkungan aman untuk  pergerakan otot

Jelaskan aktivitas motorik untuk meningkatkan tonus otot

Berikan reinforcemen positif selama beraktivitas

Monitor respon emosional, fisik, sosial dan spiritual

Manajemen energy

 Intervensi yang dilakukan

Tentukan pembatasan aktivitas fisik pasien

Jelaskan tanda yang menyebabkan kelemahan

Jelaskan penyebab kelemahan Jelaskan apa dan bagaimana aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun energi

Monitor intake nutrisi yang adekuat

Monitor respon kardiorespirasi selama aktivitas

Monitor pola tidur

Monitor lokasi

ketidaknyamanan/nyeri

Batasi stimulus lingkungan Anjurkan bedrest

Lakukan ROM aktif/pasif

Bantu pasien membuat jadwal istirahat

Monitor efek obat stimulan dan depresan

Monitor respon oksigenasi pasien

(29)

 b.d trombositopenia  Klien diharapkan mampu menormalkan : Gumpalan  pembentukan Waktu protrombin Hb Perdarahan Memar Petechiae

 Intervensi yang dilakukan :

Monitor kemungkinan terjadinya  perdarahan pada pasien

Catat kadar HB dan Ht setelah  pasien mengalami kehilangan banyak

darah

Pantau gejala dan tanda timbulnya  perdarahan yang berkelanjutan 9cek sekresi pasien baik yang terlihat maupun yang tidak disadari perawat)

Pantau factor koagulasi, termasuk  protrombin (Pt), waktu paruh tromboplastin (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin, dan kadar platelet dalam darah)

Pantau tanda-tanda vital, osmotic, termasuk TD

Atur pasien agar pasien tetap bed rest juka masih ada indikasi  pendarahan

Atur kepatenan/ kualitas produk / alat yang berhubungan dengan  perdarahan

Lindungai pasien dari hal-hal yang menimbulkan trauma dan bias menimbulkan perdarahan

Jangan lakukan injeksi

Gunakan sikat gigi yang lembut untuk perawatan oral pasien

Gunakan alat ukur elektrik yang memiliki pinggiran tepi saat pasien mencukur

Hindari tindakan invasive

Cegah memasukkan sesuatu kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan

Hindari pengukuran suhu secar rectal

(30)

 pasien

Instruksikan pasien untuk menghindari/ menjauhi aspirasi atau anti koagulan yang lain

Instruksikan pasien untuk menghindar aspirin/ antikoagulan yang lain

Instruksikan pasien untuk emngkonsumsi makanan yang mengandung vit K

Cegah terjadi konstipasi

Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-gejala terjadinya  perdarahan dan tindakan pertama untuk penanganan selama perdarahan  berlangsung

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  b.d faktor biologis (anoreksia) Status Nutrisi  Klien diharapkan mampu untuk menormalkan: Pemasukan nutrisi Pemasukan makanan Pemasukan cairan Energy Berat badan Tonus otot Hidrasi Nafsu makan  Klien diharapkan mampu untuk menormalkan: Menyeimbangkan nafsu makan Menyeimbangkan Pasokan cairan tubuh

Menyeimbangkan Pasokan nutrisi tubuh

Mengontrol nafsu makan:  Intervensi yang dilakukuan:

Anjurkan asupan kalori yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup.

Kontrol asupan nutrisi dan kalori. Anjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi nutrisi yang cukup. Pengontrolan nutrisi

 Intervensi yang dilakukuan:

Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap makanan

Tentukan makanan pilihan pasien Tentukan jumlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi nutrisi, ketika  berkolaborasi dengan ahli makanan,  jika diperlukan

Tunjukkan intake kalori yang tepat sesuai tipe tubuh dan gaya hidup

Timbang berat badan pasien pad  jarak waktu yang tepat

(31)

Weight gain behavior :  Klien diharapkan mampu : Mengidentifikasi  penyebab kehilangan  berat badan

Memilih sebuah target sehat berat badan.

Mengidentifikasi  pemasukan kalori

Memilihara suplai nutrisi makanan dan minuman yg adekuat

Meningkatkan nafsu makan

Terapi Nutrisi

 Intervensi yang dilakukan :

Monitor pemasukan cairan dan makanan dan menghitung pemasukan kalori sehari-hari

Bantu pasien membentuk posisi duduk yang benar sebelum makan.

Ajarkan pasien dan kelurga tentang memilih makanan

BAB IV PEMBAHASAN

 Ny. S (35 tahun) masuk RSUP M.Djamil Padang pada tanggal 11 Januari 2013 dengan keluhan sesak nafas dan badan terasa lemas. Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh nafsu makannya menurun, pernah pingsan. Setelah dilakukan pemeriksaan lab, ternyata Hb klien 8 gr/dl, leukosit 8.000/mm3  dan trombosit 11.000/mm3. Klien telah mendapat transfusi PRC 2 kholf dan trambosit 3 kholt. Dengan Hb yang rendah itu, klien menderita anemia sehingga untuk mengatasi anemia tersebut, klien diberi transfusi PRC. Trombosit klien juga rendah atau dikenal dengan trombositopenia, yang mudah menyebabkan terjadinya perdarahan. Untuk meningkatkan  jumlah trambositnya, klien mendapat tranfusi trombosit. Jumlah leukosit klien dalam batas normal, yaitu 8.000/mm3. Dari ketiga gejala tersebut klien dapat dikatakan menderita leukemia mieogenus. Secara teori pada penyakit ini, hitungan sel darah menunjukkan penurunan eritrosit dan trombosit. Meskipun jumlah jumlah leukosit total bisa rendah, normal ataupun tinggi.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yang  pertama untuk klien adalah intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, karena klien mengalami anemia. Diagnosa ini didukung oleh data sumjektif dan objektif diantaranya, kionjungtiva klien anemis, bibir dan wajah pucat, klien pun mengatakan bahwa dia sering merasa lelah, lemas,  pusing dan mual serta muntah.

(32)

Diagnosa kedua untuk klien adalah resiko perdarahan b.d trombokinase, kerena jumlah trombosit klien sangatlah rendah, jauh dari batas norma (150.000

 – 

  450.000/mm3). Trombosit  berfungsi sebagai proses pembekuan darah. Jika trombosit rendah, maka darah akan sulit

membeku, sehingga akan mudah mengalami perdarahan.

Adapun diagnosa ketiga untuk klien adalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologi (anoreksia). Klien mengalami penurunan nafsu makan, BMI klien juga rendah yaitu 17,6 dan klien terlihat kurus. Klien juga mengalami penurunan berat badan 2 kg selama 1  bulan. Ini menunjukkan nutrisi klien tidak adekuat.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Leukimia adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan disertai infiltrasi ke organ-organ lain.

Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa factor  predisposisi penyabab dari leukemia, diantaranya : sel darah putih yang kemungkinan  berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab tersering, kemudian karena radiasi, zat

kimia, gangguan imunologik, virus dan factor genetik.

Sampai saat ini, leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan faktor yang memperburuk  perjalanan penyakit ini.

Diagnosa yang dapat ditegakkan pada Ny. S adalah: 1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)

2. Resiko perdarahan b.d trombositopenia

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis (anoreksia)

5.2 Saran

Perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien agar semangat menjalani hidup dan memberikan usaha maksimal untuk mempertahankan hidup pasien, dan menganjurkan  pasien maupun keluarga untuk tidak putus asa terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi, serta menganjurkan pasien untuk selalu mengikuti terapi yang dianjurkan. Perawat juga harus memperhatikan personal hygiene pasien untuk mengurangi dampak bertambah parahnya  penyakit leukemia pasien.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC

Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2008. Nursing  Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.

Elizabeth J. Corwin. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC Geissler Doenges moorhouse, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.

Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.

Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit . Jakarta: EGC

Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom : Markono Print Media.

http://penyakitleukemia.com/obat-tradisional-leukimia/ akses tanggal 20 Januari 2013.

http://detikautik.blogspot.com/2012/11/askep-leukimia-limfosit-kronis.html akses tanggal 20  januari 2013

www.news-medical.net/health/What-is-Leukemia-(Indonesian).aspx akses tanggal 20 Januari 2013

LAMPIRAN Obat Tradisional Leukimia

Posted by Penyakit Leukemia

Sumber : http://penyakitleukemia.com/obat-tradisional-leukimia/ akses tanggal 20 Januari 2013. Leukimia bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti virus,mutasi gen, radiasi, dan kemoterapi. Paparan radiasi atau penyinaran dosis tinggi dan pemakaian beberapa jenis obat kemoterapi antikanker kemungkinan bisa meningkatkan terjadinya leukimia. Karena ini sebelum mengambil tindakan, tenaga medis biasanya akan melakukan konsultasi yang cemat agar pasien yang dikemoterapi melakukan konsultasi yang cermat agar pasien yang dikemoterapi menyadari resikonya.

Referensi

Dokumen terkait

apabila Saudara tidak hadir sesuai jadwal tersebut diatas dengan alasan yang tidak dapat diterima, maka perusahaan Saudara dinyatakan gugur dan apabila pada saat pembuktian

0,20 (PADA RANGKA BAJA RINGAN). HARGA SATUAN

Pendayagunaan RTRWN dalam pembangunan nasional yang sinkron dengan penataan ruang maritim dan sumberdaya kelautan serta di kawasan strategis nasional terutama kawasan rawan

Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari sebanyak 23 butir pertanyaan yang membentuk dimensi -

Untuk itu, BI menerbitkan ketentuan bahwa bank yang telah memiliki Unit Usaha Syariah diperbolehkan untuk juga melayani transaksi syariah di kantor-kantor cabang bank

Masa pubertas terjadi pada tahap ini, kalau pada tahap sebelum nya seseorang dapat menapakinya dengan baik maka segenap identifikasi di masa ka nak-kanak diintrogasikan dengan

Sesuai dengan metode penghubungannya antara armature coil dan field (yoke) coil, jenis gulungan secara series, jenis gulungan shunt (melangsir), dan tipe gulungan

dan IPS masing-masing diajarkan secara terpadu.. pelajaran Integrative Natural Science, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Pendidikan sains berorientasi aplikatif,