asuhan keperawatan pada pasien leukemia asuhan keperawatan pada pasien leukemia
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis
patologis sel sel hemapoetik hemapoetik muda muda yang yang ditandai ditandai oleh oleh adanya adanya kegagalan kegagalan sum-sum sum-sum tulang tulang dalamdalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain (Mansjoer, 2002). membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain (Mansjoer, 2002). Penyakit ini merupakan penyakit darah dan organ-organ yang disebabkan karna pertumbuhan Penyakit ini merupakan penyakit darah dan organ-organ yang disebabkan karna pertumbuhan yang subur atau proliferasi sel darah putih yang imatur sehingga mempengaruhi produksi yang subur atau proliferasi sel darah putih yang imatur sehingga mempengaruhi produksi sel-sel darah merah lainnya.
sel darah merah lainnya.
Penyakit ini disebabkan terjadinya kerusakan pada tempat produksi sel darah yaitu pada Penyakit ini disebabkan terjadinya kerusakan pada tempat produksi sel darah yaitu pada sum-sum tulang, dimana sum-sum tulang bekerja aktif dalam memproduksi sel-sel darah tapi sel sum-sum tulang, dimana sum-sum tulang bekerja aktif dalam memproduksi sel-sel darah tapi sel darah yang diproduksi adalah sel-sel darah yang tidak normal sedangkan produksi sel-sel darah darah yang diproduksi adalah sel-sel darah yang tidak normal sedangkan produksi sel-sel darah normal terhambat.
normal terhambat.
Untuk itu, diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan-pelayanan kesehatan yang Untuk itu, diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan-pelayanan kesehatan yang optimal sehingga dapat membantu meningkatkan kesehatan pasien. Misalnya, memantau kondisi optimal sehingga dapat membantu meningkatkan kesehatan pasien. Misalnya, memantau kondisi pasien
pasien dan dan juga juga menjauhkan menjauhkan pasien pasien dari dari hal-hal hal-hal yang yang dapat dapat membuat membuat penyakit penyakit leukemia leukemia yangyang pasien derita bertambah parah.
pasien derita bertambah parah. 1.2
1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.
1. Apa Apa yang yang dimaksud dimaksud dengan dengan leukemia?leukemia? 2.
2. Apa Apa saja saja manifestasi manifestasi klinis klinis dan dan etiologi etiologi dari dari leukemia?leukemia? 3.
3. Apa Apa patofisiologi patofisiologi dari dari leukemia?leukemia? 4.
4. Bagaimana Bagaimana Asuhan Asuhan Keperawatan Keperawatan bagi bagi pasien pasien leukemia?leukemia?
1.3
1.3 TujuanTujuan 1.
1. Untuk Untuk mengetahui mengetahui pengertian pengertian dan dan pemahaman pemahaman tentang tentang leukemia.leukemia. 2.
2. Untuk Untuk mengetahui mengetahui manifestasi manifestasi klinis klinis dan dan etiologi etiologi dari dari leukemia.leukemia. 3.
3. Untuk Untuk memahami memahami patofisiologi patofisiologi dari dari leukemia.leukemia. 4.
4. Untuk Untuk memahami memahami asuhan asuhan keperawatan keperawatan bagi bagi pasien pasien leukemia.leukemia.
BAB II BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1 Anatomi Fisiologi OrganAnatomi Fisiologi Organ
Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan yang terdapat dalam pembuluh Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan yang terdapat dalam pembuluh darah, dan termasuk dalam sistem hematologi. Jumlah darah setiap individu berbeda-beda darah, dan termasuk dalam sistem hematologi. Jumlah darah setiap individu berbeda-beda tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Normalnya pada orang tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Normalnya pada orang sehat 1/13 dari berat badan atau 4 sampai 5 Liter. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut dan sehat 1/13 dari berat badan atau 4 sampai 5 Liter. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut dan sebagai pertahanan tubuh serta penyebar panas keseluruh tubuh.
sebagai pertahanan tubuh serta penyebar panas keseluruh tubuh. Darah mengandung:
Darah mengandung: 1.
1. Air Air 91%91% 2.
2. Protein Protein 8% 8% (Albumin, (Albumin, Globulin, Globulin, Protombin Protombin dan dan Fibrinogen)Fibrinogen) 3.
3. Mineral Mineral 0,9% (N0,9% (Natrium Klatrium Klorida, Natorida, Natrium Brium Bikarbonat, Garaikarbonat, Garam, Posphatt, m, Posphatt, Magnesium Magnesium dan Asamdan Asam Amino)
Amino)
Darah itu sendiri terbagi atas : Darah itu sendiri terbagi atas : · Eritrosit
· Eritrosit
Merupakan sel darah merah yang berbentuk cakram bikonkaf dan tidak berinti. Merupakan sel darah merah yang berbentuk cakram bikonkaf dan tidak berinti. Normalnya 5.000/mm
Normalnya 5.000/mm33 darah. Eritrosit ini mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin (Hb). darah. Eritrosit ini mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin (Hb). Hb normal wanita 11,5 mg% dan Hb normal laki_laki 13 mg%. Eritrosit berfungsi sebagai Hb normal wanita 11,5 mg% dan Hb normal laki_laki 13 mg%. Eritrosit berfungsi sebagai pengikat
pengikat oksigen daoksigen dari paru-paru ri paru-paru lalu lalu diedarkan diedarkan keseluruh tubuh keseluruh tubuh dan dan mengikat mengikat COCO22 dari jaringan dari jaringan
tubuh lalu dikeluarkan malalui paru-paru. tubuh lalu dikeluarkan malalui paru-paru. · Leukosit
· Leukosit
Leukosit merupakan sel darah putih yang terbagi atas dua kategori : granolosit sebanyak Leukosit merupakan sel darah putih yang terbagi atas dua kategori : granolosit sebanyak 60% san sel mononuklear (agranosit) sebanyak 40%. Leukosit memiliki inti dan bentuk yang 60% san sel mononuklear (agranosit) sebanyak 40%. Leukosit memiliki inti dan bentuk yang berubah-ubah. Leuko
berubah-ubah. Leukosit berfungsi sebagai sit berfungsi sebagai pertahan tubuh pertahan tubuh terhadap benda terhadap benda asing yang asing yang menyerangmenyerang tubuh. Contoh infasi bakteri
tubuh. Contoh infasi bakteri
Normal leukosit : 5.000-10.000 mm Normal leukosit : 5.000-10.000 mm33 · Trombosit
· Trombosit
Trombosit merupakan partikel-partikel kecil yang bermacam-macam, ada bulat dan Trombosit merupakan partikel-partikel kecil yang bermacam-macam, ada bulat dan lonjong. Trombosit berwarna putih. Jumlah normalnya 150.000
lonjong. Trombosit berwarna putih. Jumlah normalnya 150.000
–
–
450.000/mm 450.000/mm33. Leukosit. Leukosit berfungsi sebagai pengontrol pendarahan. Contoh: dalam pembekuan darahberfungsi sebagai pengontrol pendarahan. Contoh: dalam pembekuan darah 2.2
2.2 Landasan Teoritis PenyakitLandasan Teoritis Penyakit A. Definisi
A. Definisi
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001).
darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001).
Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002).
tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002).
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis
patologis sel sel hemopoetik hemopoetik muda muda yang yang ditandai ditandai oleh oleh adanya adanya kegagalan kegagalan sum-sum sum-sum tulang tulang dalamdalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002).
2.1
2.1 Anatomi Fisiologi OrganAnatomi Fisiologi Organ
Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan yang terdapat dalam pembuluh Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan yang terdapat dalam pembuluh darah, dan termasuk dalam sistem hematologi. Jumlah darah setiap individu berbeda-beda darah, dan termasuk dalam sistem hematologi. Jumlah darah setiap individu berbeda-beda tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Normalnya pada orang tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Normalnya pada orang sehat 1/13 dari berat badan atau 4 sampai 5 Liter. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut dan sehat 1/13 dari berat badan atau 4 sampai 5 Liter. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut dan sebagai pertahanan tubuh serta penyebar panas keseluruh tubuh.
sebagai pertahanan tubuh serta penyebar panas keseluruh tubuh. Darah mengandung:
Darah mengandung: 1.
1. Air Air 91%91% 2.
2. Protein Protein 8% 8% (Albumin, (Albumin, Globulin, Globulin, Protombin Protombin dan dan Fibrinogen)Fibrinogen) 3.
3. Mineral Mineral 0,9% (N0,9% (Natrium Klatrium Klorida, Natorida, Natrium Brium Bikarbonat, Garaikarbonat, Garam, Posphatt, m, Posphatt, Magnesium Magnesium dan Asamdan Asam Amino)
Amino)
Darah itu sendiri terbagi atas : Darah itu sendiri terbagi atas : · Eritrosit
· Eritrosit
Merupakan sel darah merah yang berbentuk cakram bikonkaf dan tidak berinti. Merupakan sel darah merah yang berbentuk cakram bikonkaf dan tidak berinti. Normalnya 5.000/mm
Normalnya 5.000/mm33 darah. Eritrosit ini mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin (Hb). darah. Eritrosit ini mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin (Hb). Hb normal wanita 11,5 mg% dan Hb normal laki_laki 13 mg%. Eritrosit berfungsi sebagai Hb normal wanita 11,5 mg% dan Hb normal laki_laki 13 mg%. Eritrosit berfungsi sebagai pengikat
pengikat oksigen daoksigen dari paru-paru ri paru-paru lalu lalu diedarkan diedarkan keseluruh tubuh keseluruh tubuh dan dan mengikat mengikat COCO22 dari jaringan dari jaringan
tubuh lalu dikeluarkan malalui paru-paru. tubuh lalu dikeluarkan malalui paru-paru. · Leukosit
· Leukosit
Leukosit merupakan sel darah putih yang terbagi atas dua kategori : granolosit sebanyak Leukosit merupakan sel darah putih yang terbagi atas dua kategori : granolosit sebanyak 60% san sel mononuklear (agranosit) sebanyak 40%. Leukosit memiliki inti dan bentuk yang 60% san sel mononuklear (agranosit) sebanyak 40%. Leukosit memiliki inti dan bentuk yang berubah-ubah. Leuko
berubah-ubah. Leukosit berfungsi sebagai sit berfungsi sebagai pertahan tubuh pertahan tubuh terhadap benda terhadap benda asing yang asing yang menyerangmenyerang tubuh. Contoh infasi bakteri
tubuh. Contoh infasi bakteri
Normal leukosit : 5.000-10.000 mm Normal leukosit : 5.000-10.000 mm33 · Trombosit
· Trombosit
Trombosit merupakan partikel-partikel kecil yang bermacam-macam, ada bulat dan Trombosit merupakan partikel-partikel kecil yang bermacam-macam, ada bulat dan lonjong. Trombosit berwarna putih. Jumlah normalnya 150.000
lonjong. Trombosit berwarna putih. Jumlah normalnya 150.000
–
–
450.000/mm 450.000/mm33. Leukosit. Leukosit berfungsi sebagai pengontrol pendarahan. Contoh: dalam pembekuan darahberfungsi sebagai pengontrol pendarahan. Contoh: dalam pembekuan darah 2.2
2.2 Landasan Teoritis PenyakitLandasan Teoritis Penyakit A. Definisi
A. Definisi
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001).
darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001).
Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002).
tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002).
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis
patologis sel sel hemopoetik hemopoetik muda muda yang yang ditandai ditandai oleh oleh adanya adanya kegagalan kegagalan sum-sum sum-sum tulang tulang dalamdalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002).
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel
–
–
sel pembentuk darah dalam sum sel pembentuk darah dalam sum–
–
sum tulang dan limfa nadi. (Reeves, 2001)sum tulang dan limfa nadi. (Reeves, 2001)
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum
–
–
sum tulang sum tulang yang ditandai oleh proliferasi selyang ditandai oleh proliferasi sel
–
–
sel darah putih dengan manifestasi adanya sel sel darah putih dengan manifestasi adanya sel–
–
sel abnormal sel abnormal dalam darah tepi. Pada leukemia ada gangguan dalam pengaturan sel leokosit. Leukosit dalam dalam darah tepi. Pada leukemia ada gangguan dalam pengaturan sel leokosit. Leukosit dalam darah berfloreferasi secara tidak teratur dan tidak terkendali dan fungsinya pun menjadi normal. darah berfloreferasi secara tidak teratur dan tidak terkendali dan fungsinya pun menjadi normal. Oleh karena proses tersebut fungsiOleh karena proses tersebut fungsi
–
–
fungsi lain dari sel darah merah normal terganggu hingga fungsi lain dari sel darah merah normal terganggu hingga menimbulkan gejala leukemia yang dikenal dalam klinik. (Bambang Permono, 2005)menimbulkan gejala leukemia yang dikenal dalam klinik. (Bambang Permono, 2005)
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa leukemia Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan yang sangat cepat (poliferasi) sel darah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan yang sangat cepat (poliferasi) sel darah putih yang abnormal pada jaringan pembentuk darah.
putih yang abnormal pada jaringan pembentuk darah. Klasifikasi Leukemia
Klasifikasi Leukemia
Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut
limfoid, maka disebut leukemia limfositik leukemia limfositik .Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid.Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut
seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik leukemia mielositik ..
1.
1. Leukemia Leukemia Mielogenosa Mielogenosa AkutAkut
AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid: AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena; monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
sering terjadi. 2.
2. Leukemia Leukemia MielogenosaKronisMielogenosaKronis
CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan.CML jarang menyerang sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan.CML jarang menyerang individu di bawah 20 tahun.Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi tanda dan gejala individu di bawah 20 tahun.Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar. 3.
3. Leukemia Leukemia Limfositik Limfositik AkutAkut
ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 ALL jarang laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
sehingga mengganggu perkembangan sel normal. 4.
4. Leukemia Leukemia Limfositik Limfositik KronisKronis
CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.
penyakit lain. B. Etiologi B. Etiologi
Secara pasti penyebat dari penyakit leukemia belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor prediosposisi yang dapat menyebabkan terjadinya leukemia (Suriadi & Rita Yuliani, 2001), yaitu
:
a. Faktor genetik, dapat dilihat pada tingginya kasus leukemia pada anak kembar monozigot. b. Faktor lingkungan, berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai menifestasi leukemia timbul
bertahun
–
tahun kemudian.c. Zat kimia, misalnya benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen anti neoplastik. d. Agen virus, HTLV-1dari leukemia sel T sejak lama dapat menyebabkan timbulnya leukemia. e. Obat
–
obatan imunosupresif, obat anti kanker, obat–
obatan kardiogenik sepertidiethylstilbestrol f. Neoplasma
Ada persamaan jelas antara leukemia dan penyakit neoplastik lain, misalnya proliferasi sel yang tidak terkendali, abnormalitas morfologi sel, dan infiltrasi organ. Selain dari itu kelainan sum
–
sum kronis dapat berubah bentuk akhirnya menjadi leukemia akut, misalnya polisefemia vera, mielosklerosis atau anemia plastik.g. Kelainan kromosom, misalnya pada sindrom down.
C. Manifestasi Klinis / Tanda dan Gejala
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia menurut Suriadi & Rita Yuliani (2001) adalah sebagai berikut :
a. Pilek tidak sembuh
–
sembuh b. Demam dan anorexiac. Pucat, lesu, mudah terstimulasi d. Berat badan menurun
e. Ptechiae, memar tanpa sebab f. Nyeri pada tulang dan persendian g. Nyeri abdomen
h. Lumphedenopathy i. Hepatosplenomegaly j. Abnormal WBC
Manifestasi klinik lainnya, yaitu: 1. Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.
3. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.
4. Penurunan kesadaran
Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.
5. Penurunan nafsu makan
6. Kelemahan dan kelelahan fisik
D. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
Menurut Ngastiyah, (1987) pemeriksaan yang dilakukan pada penderita leukemia adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Laboratorium a. Darah Tepi
Gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sum
–
sum tulang yaitu adanya pansitupenia, lifositosis yang terkadang menyebabkan gambaran darah tepi terdapat sel blas yang merupakan gejala patonomenik untuk leukemia.b. Kimia Darah
Dari hasil pemeriksaan kimia darah biasanya terdapat kolesterol rendah, asam urat dapat meningkat dan hipogamaglobinemia.
c. Sum
–
sum TulangDari pemeriksaan sum
–
sum tulang dapat ditemukan gambaran yang hanya terdiri dari sel limfopeutik patologis. Pada LMA selain gambaran tersebut terdapat pula adanya liatus leukemia yaitu keadaan yang diperlihatkan sel blas (mie blas), beberapa sel tua (segment) dan sangat kurang bentuk pemotongan sel yang berada diantaranya (promielost, mielosil, metamielosit dan sel batang).2. Biopsi Limpa
Dari hasil pemeriksaan ini akan terlihat proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limpa yang terdesak seperti : limposit normal, RES, Granulosit, pulp cell.
Leukemia Meningeal terjadi jika terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein. 4. Sistogenik
Dari pemeriksaan sistogenik 70
–
90 % dari kasus leukemia menunjukkan adanya kelainan kromosom yaitu pada kromosom 21.Pemeriksaan pada penderita leukemia menurut Betz, Cecily L (2002), yaitu :
a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
b. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml c. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
d. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
e. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature f. PTT : memanjang
g. LDH : mungkin meningkat
h. Asam urat serum : mungkin meningkat
i. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik j. Copper serum : meningkat
k. Zink serum : menurun
l. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan m. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat
n. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
o. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis. p. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.
q. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik. r. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.
E. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan 1. Pelaksanaan kemoterapi
2. Irradiasi cranial
3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi : a. Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
c. Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau
dosis obat dikurangi.
4. Program terapi
Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu: a) Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:
· Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan transfusi trombosit.
· Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi. b) Pengobatan spesifik
Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
· Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.
· Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi.
· Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat
- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahank an masa remisi c) Pengobatan imunologik
Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.
5. Penggunaan obat tradisional yaitu perpaduan antara buah mahkota dewa, sambiloto, daun pegagan dan buah mengkudu.
F. Komplikasi
1. Kelelahan ( fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah merah, maka anemia dapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia tersebut. Proses terapi Leukemia juga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel darah merah.
2. Pendarahan (bleeding ). Penurunan jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia) pada keadaan Leukemia dapat mengganggu proses hemostasis. Keadaan ini dapat menyebabkan pasien mengalami epistaksis, pendarahan dari gusi, ptechiae, dan hematom.
3. Rasa sakit ( pain). Rasa sakit pada leukemia dapat timbul dari tulang atau sendi. Keadaan ini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit abnormal yang berkembang pesat.
4. Pembesaran Limpa ( splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat keadaan leukemia sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah.
5. Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting ). Beberapa pasien dengan kasus leukemia memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak dikendalikan, kadar trombosit yang berlebihan dalam darah (trombositosis) dapat menyebabkan clot yang abnormal dan mengakibatkan stroke.
6. Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan leukemia adalah abnormal, tidak menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan leukemia juga dapat menurunkan kadar leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.
7. Kematian.
G. WOC (terlampir)
2.3 Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan A. Pengkajian
a. Data biografi pasien
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang pada penyakit leukemia klien biasanya lemah, lelah,wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
Pada riwayat kesehatan dahulu pada klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopeniayaitu ptechiae, purpura, perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari riwayat kesehatan keluarga, adanya keluarga yang mengalami gangguan hematologis serta adanya faktor herediter misal kembar monozigot.
c. Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat composmentis selama belum terjadi komplikasi.
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg) Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi RR : Dispneu, takhipneu
3. Pemeriksaan fisik head to toe a. Pemeriksaan kepala
Bentuk : perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada penderita leukemia betuk kepala simetris.
Rambut: perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene
Nyeri tekan: palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak ada nyeri tekan. b. Pemeriksaan mata
Palpebra: perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan konjungtiva yang anemis.
Sclera : ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik. c. Pemeriksaan hidung
Inskpeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip. Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d. Pemeriksaan mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ), perdarahan gusi. Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut
–
sudut bibir pecah–
pecah.Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi pendengaran dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak ditemukan kelainan dan bersifat normal. f. Pemeriksaan leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2. Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
g. Pemeriksaan thorak Jantung
Inspeksi : iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita leukemia, iktus terlihat Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : tentukan batas jantung.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal. Paru
–
paruInspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya normal. Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi :
Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler. h. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb. Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah abdomen i. Pemeriksaan Ekstremitas
inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan persendian.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
2. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml 3. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
4. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
5. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature 6. PTT : memanjang
7. LDH : mungkin meningkat
8. Asam urat serum : mungkin meningkat
10. Copper serum : meningkat 11. Zink serum : menurun
e. Pengkajian 11 Fungsional Gordon 1. Persepsi dan Penanganan Kesehatan - Mengkaji kesehatan klien secara umum.
- Menanyakan alasan klien datang ke RS dan harapannya.
- Mengkaji gambaran/pandangan klien terhadap sakit dan cara penangannya. - Kepatuhan terhadap obat.
- Mengkaji riwayat kesehatan keluarga klien. - Mengkaji tindakan dalam menjaga kesehatan.
2. Nutrisi dan Metabolik
- Mengkaji intake makanan dan cairan klien. - Mengkaji gambaran komposisi makan.
- Mengkaji nafsu makan, dan factor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan. - Mangkaji makanan kesukaan, pantangan atau alergi yang ada.
- Mengkaji apakah menggunakan suplemen makanan. - Mengkaji apakah menggunakan obat diet tertentu. - Mengkaji perubahan berat badan yang terjadi.
Biasanya klien dengan leukemia mengalami penurunan nafsu makan, sehingga berat badannya juga menurun.
3. Eliminasi
- Mengkaji pola miksi yang meliputi: frekuensi, warna, dan bau. - Apakah ada masalah dalam pengeluaran urine.
- Mengkaji apakah menggunakan alat bantu untuk berkemih.
- Mengkaji pola defekasi yang meliputi : frekuensi, warna,dan karakteristiknya. - Apakah menggunakan alat bantu untuk defekasi.
- Mengkaji pengeluaran melalui IWL .
4. Aktivitas dan Latihan
- Mengkaji gambaran aktivitas sehari-hari klien sebelum dan sesudah merasakan sakit. - Pola olahraga yang biasa dilakukan.
- Mengkaji aktivitas yang dilakukan waktu senggang.
Biasanya klien mengalami kelelahan, dan tidak dapat beraktivitas dengan baik.
5. Tidur dan Istirahat
- Mengkaji pola tidur klien yang meliputi lama waktu tidur, dan keefektifan. - Mengkaji apakah mempunyai kebiasaan sebelum tidur.
- Menanyakan apakah mengalami kesulitan dalam tidur. - Mengkaji kebiasaan jam berapa tidur dan bangun klien.
Biasanya tidur klien terganggu karena penyakit yang dideritanya. 6. Kognitif dan Persepsi
- Mengkaji kemampuan membaca, menulis dan mendengar klien.
- Menanyakan pada klien atau keluarga apakah mengalami kesulitan dalam mendengar. - Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu lihat atau dengar.
- Mengkaji apakah ada keluhan pusing atau sebagainya. Biasanya klien sering mengalami pusing.
7. Persepsi Diri- Konsep Diri
- Mengkaji bagaimana gambaran diri klien.
- Mengkaji apakah sakit yang ia alami mengubah gambaran diri klien. - Hal-hal apa saja yang membebani pikiran klien.
- Mengkaji apakah klien sering merasa cemas, depresi, dan takut.
Biasanya klien merasa cemas dan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan. 8. Peran
–
Hubungan- Mengkaji pekerjaan klien.
- Apakah hubungan yang dijalin klien dengan rekan kerja, keluarga dan lingkungan sekitar berjalan dengan baik.
- Apa yang menjadi peran klien dalam keluarga.
- Mengkaji bagaimana penyelesaian konflik dalam keluarga. - Mengkaji bagaimana keadaan ekomoni klien.
- Apakah dalam lingkungan klien mengikuti kegiatan social.
9. Seksualitas dan Reproduksi
- Mengkaji bagaimana hubungan klien dengan pasangan.
- Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu atau alat pelindung saat melakukan hubungan seks.
- Mengkaji apakah terdapat kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan seks.
Biasanya pada wanita, siklus menstruasinya tidak teratur, karena terjadin ya perdarahan. 10. Koping
–
Toleransi Stress- Mengkaji apa yang menjadi visi klien kedepan.
- Mengkaji apakah klien biasa mendapatkan apa yang diinginkannya.
- Mengkaji sejauh mana klien harus berusaha untuk mendaptkan apa yang diinginkan. - Mengkaji bagaimana penanganan klien tentang stress yang mungkin ia hadapi.
11. Nilai- Kepercayaan
- Mengkaji agama klien.
- Mengkaji sejauh mana agama/ nilai yang ia percayai mempengaruhi kehidupannya. - Mengkaji apakah agama atau nilai kepercayaan merupakan hal yang penting dalam
kehidupan klien.
Perumusan NANDA, NOC, NIC
No. Diagnosa (NANDA) Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC) Resiko infeksi b.d
penurunan sistem kekebalan tubuh
Status imun
Klien diharapkan mampu: Tidak adanya infeksi berulang
Tidak adanya tumor
Status pencernaan dari skala yang diharapkan
Status pernapasan dari skala yang diharapkan
Berat badan dalam batas normal
Suhu tubuh normal
Tidak adanya kelelahan secara terus menerus
Jumlah sel darah putih dalam batas normal
Status nitrusi
Klien diharapkan mampu menormalkan:
Pemasukan nutrisi
Pemasukan makanan dan cairan
Energi Masa tubuh Berat badan
Manajemen lingkungan Intervensi yang dilakukan :
Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien.
Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, berdasarkan tingkat fisik, dan fungsi kognitif dan pengalaman masa lalu.
Hindari lingkungan yang berbahaya (ex : permadani lepas dan kecil, perabotan rumah yang dapat dipindah- pindahkan).
Hindari objek yang berbahaya dari lingkungan.
Usaha perlindungan dengan pinggir jeruji/pinggir lapisan jeruji, dengan tepat.
Dampingi pasien selama aktivitas di luar bangsal.
Atur tinggi rendahnya tempat tidur.
Sediakan peralatan yang adaptif (ex : tangga yang dapat disandarkan dan susuran tangan), dengan tepat.
Tempatkan furniture dalam ruangan dengan susunan yang tepat.
Sediakan tabung panjang untuk membuat gerakan lebih leluasa.
digunakan dalam batas jangkauan.
Sediakan kamar untuk 1 orang.
Sediakan tempat tidur yang bersih dan nyaman.
Sediakan tempat tidur yang kokoh/kuat.
Tempatkan perubahan posisi tempat tidur dalam kondisi yang mudah dijangkau.
Kurangi rangsangan dari lingkungan.
Hindari pencahayaan yang tidak penting, sirkulasi udara, keadaan yang terlalu panas, ataupun dingin.
Atur suhu lingkungan sesuai kebutuhan pasien, jika suhu tubuhnya berubah.
Kontrol/cegah bising yang
berlebihan, bila
memungkinkan.
Kontrol pencahayaan untuk manfaat terapeutik.
Batasi jumlah pengunjung. Batasi kunjungan secara personal kepada pasien, keluarga, kebutuhan penting lainnya.
Lakukan rutinitas sehari-hari sesuai kebutuhan pasien.
Manajemen nutrisi
Intervensi yang dilakukan : Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap makanan.
Pastikan makanan kesukaan pasien.
Dorong kenaikan pemasukan zat besi makanan,
dengan tepat.
Dorong kenaikan
pemasukan protein, zat besi, vitamin C, dengan tepat.
Berikan pasien dengan protein tinggi, kalori tinggi, nutrisi makanan cemilan dan minuman itu bisa dengan mudah mengonsumsi denagn tepat.
Ajarkan pasien bagaimana menafkahkan buku harian makanan, sesuai dengan kebutuhan.
Kontrol catatan pemasukan untuk kandungan nutrisi dan kalori.
Resiko perdarahan b.d trombositopenia
Pembekuan darah
Klien diharapkan mampu menormalkan : Gumpalan pembentukan Waktu protrombin Hb Perdarahan Memar Petechiae Pencegahan perdarahan Intervensi yang dilakukan :
Monitor kemungkinan terjadinya perdarahan pada pasien
Catat kadar HB dan Ht setelah pasien mengalami kehilangan banyak darah
Pantau gejala dan tanda timbulnya perdarahan yang berkelanjutan 9cek sekresi pasien baik yang terlihat maupun yang tidak disadari perawat)
Pantau factor koagulasi, termasuk protrombin (Pt), waktu paruh tromboplastin (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin, dan kadar platelet dalam
darah)
Pantau tanda-tanda vital, osmotic, termasuk TD
Atur pasien agar pasien tetap bed rest juka masih ada indikasi pendarahan
Atur kepatenan/ kualitas produk / alat yang
berhubungan dengan
perdarahan
Lindungai pasien dari hal-hal yang menimbulkan trauma dan bias menimbulkan perdarahan
Jangan lakukan injeksi
Gunakan sikat gigi yang lembut untuk perawatan oral pasien
Gunakan alat ukur elektrik yang memiliki pinggiran tepi saat pasien mencukur
Hindari tindakan invasive Cegah memasukkan sesuatu kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan
Hindari pengukuran suhu secar rectal
Jauhkan alat-alat berat disekitar pasien
Instruksikan pasien untuk menghindari/ menjauhi aspirasi atau anti koagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk menghindar aspirin/ antikoagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk emngkonsumsi makanan yang mengandung vit K
Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-gejala terjadinya perdarahan dan tindakan pertama untuk penanganan selama perdarahan berlangsung
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
(anemia)
Toleransi aktivitas
Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:
Saturasi oksigen ketika beraktivitas
Denyut nadi ketika beraktivitas
Laju pernapasan ketika beraktivitas
Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic Pemeriksaan EKG Warna kulit
Kekuatan tubuh atas Kekuatan tubuh bawah Daya tahan
Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:
Kinerja dari rutinitas Aktivitas
Konsentrasi
Kepulihan energy setelah beraktivitas
Tingkat oksigen darah
Tingkat kegelisahan
Klien diharapkan mampu untuk menormalkan: Nyeri Cemas Mengerang Stress Terapi aktivitas
Intervensi yang dilakukan: Kolaborasi dengan terapis dalam merncanakan dan memonitor program aktivitas
Tingkatkan komitmen pasien dalam beraktivitas
Bantu mengekplorasi aktivitas yang bemanfaat bagi pasien
Bantu mengidentifikasi sumberdaya yang dimiliki dalam beraktivitas
Bantu pasien/keluarga dalam beradaptasi dengan lingkungan
Bantu menyusun aktivitas fisik
Pastikan lingkungan aman untuk pergerakan otot
Jelaskan aktivitas motorik untuk meningkatkan tonus otot
Berikan reinforcemen positif selama beraktivitas
Monitor respon emosional, fisik, sosial dan spiritual
Manajemen energy
Intervensi yang dilakukan Tentukan pembatasan aktivitas fisik pasien
Takut Kegelisahan Nyeri otot Meringis Sesak nafas Mual Muntah menyebabkan kelemahan Jelaskan penyebab kelemahan
Jelaskan apa dan bagaimana aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun energi
Monitor intake nutrisi yang adekuat
Monitor respon
kardiorespirasi selama aktivitas Monitor pola tidur
Monitor lokasi
ketidaknyamanan/nyeri
Batasi stimulus lingkungan Anjurkan bedrest
Lakukan ROM aktif/pasif Bantu pasien membuat jadwal istirahat
Monitor efek obat stimulan dan depresan
Monitor respon oksigenasi pasien
Nyeri b.d agen cedera biologis (efek fisiologis dari leukemia)
Tingkat Kecemasan :
Klien diharapkan mampu untuk :
Menghindari perasaan gelisah.
Menghindari serangan panik
Menghindari Rasa cemas yang berlebihan. Mengontrol tekanan darah. Mengontrol peningkatan denyut nadi. Mengontrol peningkatan jumlah pernafasan.
Menghindari hal-hal yang
Mengurangi rasa cemas: Intervensi yang dilakukan:
Tenangkan klien dan melakukan pendekatan.
Kaji perspektif situasi stress klien.
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, terapi, dan prognosis.
Bantu pasien untuk untuk meminimalisir rasa cemas yang timbul.
Kaji tanda-tanda kecemasan baik secara verbal maupun non
verbal.
bisa mengganggu tidur. Tingkatan nyeri
Klien diharapkan mampu untuk:
Mengendalikan rasa nyeri. Mengontrol diri dari kehilangan nafsu makan.
Intervensi yang dilakukan: Ajarkan klien tentang bagaimana cara mengontrol
rasa nyeri.
Ajarkan klien teknik-teknik relaksasi.
Ajarkan klien bagaimana cara menghindari diri dari rasa cemas.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologi (anoreksia)
Status Nutrisi
Klien diharapkan mampu untuk menormalkan: Pemasukan nutrisi Pemasukan makanan Pemasukan cairan Energy Berat badan Tonus otot Hidrasi Nafsu makan
Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:
Menyeimbangkan nafsu makan
Menyeimbangkan Pasokan cairan tubuh
Menyeimbangkan Pasokan nutrisi tubuh Weight gain behavior : Klien diharapkan mampu :
Mengidentifikasi
penyebab kehilangan berat badan
Memilih sebuah target sehat berat badan.
Mengidentifikasi pemasukan kalori
Memilihara suplai nutrisi
Mengontrol nafsu makan: Intervensi yang dilakukuan:
Anjurkan asupan kalori yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup.
Kontrol asupan nutrisi dan kalori.
Anjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi nutrisi yang cukup.
Pengontrolan nutrisi
Intervensi yang dilakukuan: Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap makanan
Tentukan makanan pilihan pasien
Tentukan jumlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan
Tunjukkan intake kalori yang tepat sesuai tipe tubuh dan gaya hidup
Timbang berat badan pasien pad jarak waktu yang tepat
Terapi Nutrisi
makanan dan minuman yg adekuat
Meningkatkan nafsu makan
Monitor pemasukan cairan dan makanan dan menghitung pemasukan kalori sehari-hari
Bantu pasien membentuk posisi duduk yang benar
sebelum makan
Ajarkan pasien dan kelurga tentang memilih makanan Kerusakan integritas
kulit b.d zat kimia (kemoterapi,
radioterapi)
Intregitas jaringan : kulit dan membran mukosa
Klien diharapkan mampu menormalkan : Temperatur Sensasi Elastisitas Pigmentasi Warna Ketebalan
Jaringan bebas lesi.
Pengawasan kulit
Intervensi yang dilakukan: Amati warna kulit, kehangatan (suhu), bengkak, getaran, tekstur kulit, udem.
Pantau area yang tidak berwarna dan memar kulit
serta membran mukosa.
Pantau kelainan kekeringan dan kelembaban kulit.
Catat perubahan kulit atau membran mukosa.
Periksa keketatan pakaian. Pantau warna kulit.
Pantau suhu kulit.
Instruksikan anggota keluarga / pemberi perawatan tentang tanda
–
tanda dari kerusakan kulit.BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. S datang ke rumah sakit M. Djamil Padang Tanggal 11 januari 2013 dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan badan terasa lemas. Klien pingsan setelah beberapa saat , sampai ke tempat klien bekerja dan di bawa ke rumah sakit RSUD Payakumbuh. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapat Hb 8 gr/dl, trombosit 11.000 /mm3, leukosit 8.000 / mm3. Sehingga mendapatkan transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 Khloft. Namun hasil lab
tidak menunjukkan perubahan yang membaik, setelah 3 hari dirawat klien dirujuk ke RSUP M. Djamil untuk dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi dan rawatan lebih lanjut.
3.1 Data Klinis
Nama : Ny. S
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : DIII radioteraphy
Pekerjaan : PNS diinstitusi kesehatan bagian radiologi Alamat : Jln. Gajah V, No. 16 A, Padang
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Minang
Penanggung Jawab : TN. ab (suami)
TB : 160 cm
BB : 45kg
Datang ke RS : 11 januari 2013
Ruang : UGD
No. Registrasi : 804548
Alasan masuk rumah sakit :
Ny. S masuk rumah sakit M. Djamil Padang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan badan terasa lemah, sebelumnya klien pingsan di temapt kerja.
3.2 Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan a. Riwayat kesehatan
· Riwayat kesehatan sekarang
Ny. S ( 25th ) datang ke UGD RS M Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas, sering pingsan dan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Tanda
–
tanda vital Ny. S, RR= 26 x/menit, HR =100 x/menit, suhu = 370C, TD = 90/60 mmHg. Saat pengkajian klien mengaku, nafsu makannya menurun, terkadang mual dan muntah. Selain itu klien juga mengaku ada merasakan nyeri tulang. Klien tampak pucat.
· Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya, Ny. S pernah dirawat dengan diagnosa anemia. Klien sering merasa lemas dan lesu disaat bekerja dan serta pernah pingsan saat bekerja. Klien juga mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit ginjal, DM, dan hipertensi.
Dari riwayat kesehatan sebelumnya, Keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien, namun klien memiliki kembaran dan sudah meninggal 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan. b. Pemeriksaan Fisik Vital sign TB : 160 cm BB : 45 kg BMI : 17,6 RR : 26 x/menit TD : 90/60 mmHg HR : 100 x/menit Suhu : 36,50C · Pemeriksaan kepala Inspeksi : Bentuk : simetris
Rambut: warna rambut hitam tetapi kasar, penyebaran merata, tidak terdapat ketombe Palpasi: tidak terdapat benjolan, dan nyeri tekan
· Pemeriksaan mata Inspeksi
Palpebra: simetrisan kiri dan kanan Konjungtiva : anemis
Sclera : tidak ikterik. · Pemeriksaan hidung
Inskpeksi: bentuk hidung simetris, tidak terdapat kelainan, tidak ada polip maupun peradangan, tidak ada sekret.
Palpasi :ntidak terdapat nyeri tekan. · Pemeriksaan mulut
Inspeksi : simetris, bibir pucat, sudut bibir pecah
–
pecah, gusi berdarah. · Pemeriksaan telingaInspeksi : simetris kiri dan kanan, sirumen dalam batas normal. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Fungsi pendengaran normal. · Pemeriksaan leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran getah bening
Palpasi : tidak ada pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2. j. Pemeriksaan thorak
Jantung
Palpasi : iktus teraba. Perkusi : redup
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2 normal. Paru
–
paruInspeksi : simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan. Perkusi : sonor
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler. k. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi. Auskultasi : bising usus normal 15 x / menit.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba. Perkusi : bunyi tympani untuk semua daerah abdomen l. Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah, reflek bisep dan trisep baik. Terdapat memar dan bercak
–
bercak hitam kebiruan di tangan kiriEkstremitas bawah : pergerakan lemah, reflek patelanya baik. Nyeri di persendian dan tulang.
c. Pemeriksaan Labor
· Hemoglobin : 8 gram / dl (rendah) · Leukosit : 8.000 / mm3(normal) · Trombosit : 11.000 / mm3 (rendah)
2. Pola Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Management Kesehatan
Ny. S datang ke Rsup. M. Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas dan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Kilen juga mengaku sering pusing dan sakit kepala. Kilen berharap agar ia bisa cepat sembuh dengan berbagai pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh rumah sakit. Klien menduga penyakit yang dideritanya ada hubungan nya dengan anemia yang dideritanya beberapa tahun lalu. Klien telah mendapat transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 kholf.
2. Nutrisi-Metabolik
Ny. S mengaku akhir - akhir ini nafsu makannya menurun dan sering mual serta muntah. Dalam sehari, Ny. S mengaku hanya menghabiskan sepertiga dari porsi makan yang biasanya. Semenjak sakit, klien mengalami penurunan berat badan 2 kg sejak satu bulan terakhir. Saat ini klien mendapatkan asupan nutrisi berupa NaCl 0,9%.
Ny. S memiliki kebiasaan buang air besar sehari-hari normal dan tidak merasakan keluhan nyeri. BAK klien juga normal.
4. Aktivitas dan Latihan
Ny. S dalam kesehariannya merupakan PNS di salah satu institusi kesehatan. Klien mudah merasa letih dan lemas. Pada saat bekerja klien mengaku kelelahan dan terkadang sesak nafas, ini terjadi karena Hb klien rendah. Untuk mengurangi hal tersebut Ny. S berbaring dan beristirahat total. Hal ini menyebabkan tingkat aktivitas klien menurun.
5. Istirahat dan tidur
Ny. S tidur rata-rata 7 jam setiap harinya. Namun semenjak sakit, jam tidur klien berkurang karena klien sering merasakan sesak nafas disertai dengan mual dan muntah, sehingga
klien mengalami kesulitan untuk tidur. 6. Kognitif dan Persepsi Sensori
Kemampuan Ny. S untuk membaca dan menulis mulai terganggu sehingga klien menggunakan kacamata (-) sebagai alat bantu, walaupun demikian klien tidak menagalami gangguan pendengaran. Klien mengeluh mual, muntah dan nyeri pada persendian. Klien juga sering mengalami pusing. Klien juga mengatakan mudah sekali memar dan berdarah jika mengalami perdarahan.
7. Persepsi diri-Konsep diri
Ny. S mengaku mengalami penurunan nafsu makan sering mual dan muntah, badan terasa lemah sehingga membuat klien merasa gelisah, cemas dan takut yang berlebihan, bahwa penyakitnya tidak akan sembuh. Padahal klien berharap penyakitnya bisa sembuh, karena klien
merupakan seorang istri yang membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan kerluarganya. 8. Peran dan Hubungan dengan Sesama
Ny. S adalah seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak diantaranya 1 orang perempuan (5th) dan 1 orang anak laki-laki (3th). Klien bekerja sebagai PNS di salah satu institusi kesehatan dibagian radiologi. Klien adalah seorang ibu yang di sayangi oleh keluarganya, hal ini dibuktikan dengan keluarga yang setia menemaninya selama di rumah sakit.
9. Reproduksi dan Seks
Ny. S mengaku menstruasinya tidak teratur.
10. Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap stress
Ny. S stress karena harus memikirkan penyakit yang dideritanya dan juga ia juga memikirkan keadaan kedua anaknya yang masih kecil. Klien hanya bisa bercerita keluhannya pada suaminya. Suaminya memberikan dukungan dan semangat kepada klien agar bisa
semangat, rajin berobat dan mengontrol makanan. 11. Nilai dan Kepercayaan
Ny. S adalah seorang muslim. Setiap harinya klien sangat rajin shalat, tidak pernah meninggalkan shalat meskipun klien sedang sakit sekarang. Walupun klien cemas penyakitnya tidak sembuh, akan tetapi klien yakin bahwa kilen semakin rajin shalat dan memohon kesembuhan pada Allah SWT.
3.3 Analisis Data Senjang
Dari kasus yang ada tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang diderita pasien. Analisis Data
No. Data Diagnosa
1. DS :
Klien mengeluh badannya terasa lemah Klien mengaku nafasnya sesak.
Klien mengaku aktivitasnya menurun
Klien mengaku nyeri di persendiaan dan abdomen.
Klien mengaku tidak nyam saat beraktivitas Klien mengeluh cepat merasa lelah saat beraktivitas
Klien mengaku sering pusing
Klien merasa cemas dengan keadaannya. DO Hb : 8 gr/dl Trombosit : 11.000/mm3 RR : 26 x / menit TD : 90/60 mmHg Suhu : 370C
Bibir klien tampak pucat Wajah klien tampak pucat Konjungtiva anemis
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)
2. DS :
Klien mengatakan menstruasinya tidak teratur Klien mengaku mudah memar saat trauma DO :
Trombosit : 11.000/mm3 Hb : 8 gr/dl
Gusi tampak berdarah
Terdapat memar dan bercak
–
bercak hitam di tangan kiri.Resiko perdarahan b.d trombositopenia
Klien mengaku mengalami penurunan nafsu makan
Klien mengaku berat badannya turun 2 kg semenjak sejak 1 bulan yang lalu.
Klien mengaku adanya nyeri tekan di daerah abdomen
Klien mengaku hanya menghabiskan sepertiga dari porsi makanan yabg tersedia.
Klien mengaku sering mual dan muntah. Klien mengaku sering pusing.
DO : TD : 90/60 mmHg Nadi : 100x/menit Suhu : 370C RR : 26 x / menit BB : 45 Kg TB : 160 cm BMI : 17,6 Hb : 8 gr/dl
Klien kelihatan kurus Rambut klien terasa kasar Konjungtiva anemis
Wajah klien tampak pucat
dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis (anoreksia)
Perumusan NANDA,NOC,NIC sesuai kasus
No. NANDA NOC NIC
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia) Toleransi aktivitas Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:
Denyut nadi ketika beraktivitas
Laju pernapasan ketika beraktivitas
Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic
Kekuatan tubuh atas
Terapi aktivitas
Intervensi yang dilakukan:
Kolaborasi dengan terapis dalam merncanakan dan memonitor program aktivitas
Tingkatkan komitmen pasien dalam beraktivitas
Bantu mengekplorasi aktivitas yang bemanfaat bagi pasien
Bantu mengidentifikasi sumberdaya yang dimiliki dalam beraktivitas
Kekuatan tubuh bawah Daya tahan Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:
Kinerja dari rutinitas Aktivitas
Konsentrasi
Kepulihan energy setelah beraktivitas
Tingkat oksigen darah
Tingkat kegelisahan Klien diharapkan mampu untuk menormalkan: Nyeri Cemas Mengerang Stress Takut Kegelisahan Nyeri otot Meringis Sesak nafas Mual Muntah
Bantu pasien/keluarga dalam beradaptasi dengan lingkungan
Bantu menyusun aktivitas fisik Pastikan lingkungan aman untuk pergerakan otot
Jelaskan aktivitas motorik untuk meningkatkan tonus otot
Berikan reinforcemen positif selama beraktivitas
Monitor respon emosional, fisik, sosial dan spiritual
Manajemen energy
Intervensi yang dilakukan
Tentukan pembatasan aktivitas fisik pasien
Jelaskan tanda yang menyebabkan kelemahan
Jelaskan penyebab kelemahan Jelaskan apa dan bagaimana aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun energi
Monitor intake nutrisi yang adekuat
Monitor respon kardiorespirasi selama aktivitas
Monitor pola tidur
Monitor lokasi
ketidaknyamanan/nyeri
Batasi stimulus lingkungan Anjurkan bedrest
Lakukan ROM aktif/pasif
Bantu pasien membuat jadwal istirahat
Monitor efek obat stimulan dan depresan
Monitor respon oksigenasi pasien
b.d trombositopenia Klien diharapkan mampu menormalkan : Gumpalan pembentukan Waktu protrombin Hb Perdarahan Memar Petechiae
Intervensi yang dilakukan :
Monitor kemungkinan terjadinya perdarahan pada pasien
Catat kadar HB dan Ht setelah pasien mengalami kehilangan banyak
darah
Pantau gejala dan tanda timbulnya perdarahan yang berkelanjutan 9cek sekresi pasien baik yang terlihat maupun yang tidak disadari perawat)
Pantau factor koagulasi, termasuk protrombin (Pt), waktu paruh tromboplastin (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin, dan kadar platelet dalam darah)
Pantau tanda-tanda vital, osmotic, termasuk TD
Atur pasien agar pasien tetap bed rest juka masih ada indikasi pendarahan
Atur kepatenan/ kualitas produk / alat yang berhubungan dengan perdarahan
Lindungai pasien dari hal-hal yang menimbulkan trauma dan bias menimbulkan perdarahan
Jangan lakukan injeksi
Gunakan sikat gigi yang lembut untuk perawatan oral pasien
Gunakan alat ukur elektrik yang memiliki pinggiran tepi saat pasien mencukur
Hindari tindakan invasive
Cegah memasukkan sesuatu kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan
Hindari pengukuran suhu secar rectal
pasien
Instruksikan pasien untuk menghindari/ menjauhi aspirasi atau anti koagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk menghindar aspirin/ antikoagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk emngkonsumsi makanan yang mengandung vit K
Cegah terjadi konstipasi
Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-gejala terjadinya perdarahan dan tindakan pertama untuk penanganan selama perdarahan berlangsung
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis (anoreksia) Status Nutrisi Klien diharapkan mampu untuk menormalkan: Pemasukan nutrisi Pemasukan makanan Pemasukan cairan Energy Berat badan Tonus otot Hidrasi Nafsu makan Klien diharapkan mampu untuk menormalkan: Menyeimbangkan nafsu makan Menyeimbangkan Pasokan cairan tubuh
Menyeimbangkan Pasokan nutrisi tubuh
Mengontrol nafsu makan: Intervensi yang dilakukuan:
Anjurkan asupan kalori yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup.
Kontrol asupan nutrisi dan kalori. Anjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi nutrisi yang cukup. Pengontrolan nutrisi
Intervensi yang dilakukuan:
Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap makanan
Tentukan makanan pilihan pasien Tentukan jumlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan
Tunjukkan intake kalori yang tepat sesuai tipe tubuh dan gaya hidup
Timbang berat badan pasien pad jarak waktu yang tepat
Weight gain behavior : Klien diharapkan mampu : Mengidentifikasi penyebab kehilangan berat badan
Memilih sebuah target sehat berat badan.
Mengidentifikasi pemasukan kalori
Memilihara suplai nutrisi makanan dan minuman yg adekuat
Meningkatkan nafsu makan
Terapi Nutrisi
Intervensi yang dilakukan :
Monitor pemasukan cairan dan makanan dan menghitung pemasukan kalori sehari-hari
Bantu pasien membentuk posisi duduk yang benar sebelum makan.
Ajarkan pasien dan kelurga tentang memilih makanan
BAB IV PEMBAHASAN
Ny. S (35 tahun) masuk RSUP M.Djamil Padang pada tanggal 11 Januari 2013 dengan keluhan sesak nafas dan badan terasa lemas. Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh nafsu makannya menurun, pernah pingsan. Setelah dilakukan pemeriksaan lab, ternyata Hb klien 8 gr/dl, leukosit 8.000/mm3 dan trombosit 11.000/mm3. Klien telah mendapat transfusi PRC 2 kholf dan trambosit 3 kholt. Dengan Hb yang rendah itu, klien menderita anemia sehingga untuk mengatasi anemia tersebut, klien diberi transfusi PRC. Trombosit klien juga rendah atau dikenal dengan trombositopenia, yang mudah menyebabkan terjadinya perdarahan. Untuk meningkatkan jumlah trambositnya, klien mendapat tranfusi trombosit. Jumlah leukosit klien dalam batas normal, yaitu 8.000/mm3. Dari ketiga gejala tersebut klien dapat dikatakan menderita leukemia mieogenus. Secara teori pada penyakit ini, hitungan sel darah menunjukkan penurunan eritrosit dan trombosit. Meskipun jumlah jumlah leukosit total bisa rendah, normal ataupun tinggi.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yang pertama untuk klien adalah intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, karena klien mengalami anemia. Diagnosa ini didukung oleh data sumjektif dan objektif diantaranya, kionjungtiva klien anemis, bibir dan wajah pucat, klien pun mengatakan bahwa dia sering merasa lelah, lemas, pusing dan mual serta muntah.
Diagnosa kedua untuk klien adalah resiko perdarahan b.d trombokinase, kerena jumlah trombosit klien sangatlah rendah, jauh dari batas norma (150.000
–
450.000/mm3). Trombosit berfungsi sebagai proses pembekuan darah. Jika trombosit rendah, maka darah akan sulitmembeku, sehingga akan mudah mengalami perdarahan.
Adapun diagnosa ketiga untuk klien adalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologi (anoreksia). Klien mengalami penurunan nafsu makan, BMI klien juga rendah yaitu 17,6 dan klien terlihat kurus. Klien juga mengalami penurunan berat badan 2 kg selama 1 bulan. Ini menunjukkan nutrisi klien tidak adekuat.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Leukimia adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan disertai infiltrasi ke organ-organ lain.
Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa factor predisposisi penyabab dari leukemia, diantaranya : sel darah putih yang kemungkinan berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab tersering, kemudian karena radiasi, zat
kimia, gangguan imunologik, virus dan factor genetik.
Sampai saat ini, leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan faktor yang memperburuk perjalanan penyakit ini.
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada Ny. S adalah: 1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)
2. Resiko perdarahan b.d trombositopenia
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis (anoreksia)
5.2 Saran
Perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien agar semangat menjalani hidup dan memberikan usaha maksimal untuk mempertahankan hidup pasien, dan menganjurkan pasien maupun keluarga untuk tidak putus asa terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi, serta menganjurkan pasien untuk selalu mengikuti terapi yang dianjurkan. Perawat juga harus memperhatikan personal hygiene pasien untuk mengurangi dampak bertambah parahnya penyakit leukemia pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Elizabeth J. Corwin. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC Geissler Doenges moorhouse, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit . Jakarta: EGC
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom : Markono Print Media.
http://penyakitleukemia.com/obat-tradisional-leukimia/ akses tanggal 20 Januari 2013.
http://detikautik.blogspot.com/2012/11/askep-leukimia-limfosit-kronis.html akses tanggal 20 januari 2013
www.news-medical.net/health/What-is-Leukemia-(Indonesian).aspx akses tanggal 20 Januari 2013
LAMPIRAN Obat Tradisional Leukimia
Posted by Penyakit Leukemia
Sumber : http://penyakitleukemia.com/obat-tradisional-leukimia/ akses tanggal 20 Januari 2013. Leukimia bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti virus,mutasi gen, radiasi, dan kemoterapi. Paparan radiasi atau penyinaran dosis tinggi dan pemakaian beberapa jenis obat kemoterapi antikanker kemungkinan bisa meningkatkan terjadinya leukimia. Karena ini sebelum mengambil tindakan, tenaga medis biasanya akan melakukan konsultasi yang cemat agar pasien yang dikemoterapi melakukan konsultasi yang cermat agar pasien yang dikemoterapi menyadari resikonya.