• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonom"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

DASAR PEMIKIRAN PERENCANAAN

DASAR PEMIKIRAN PERENCANAAN PEMBANGUNANPEMBANGUNAN Ilmu perencanaan pembang

Ilmu perencanaan pembangunan pada unan pada awalnyawalnya a muncumuncul l di di negaranegara-negara-negara ya

yang ng memengngananut ut papahaham m sososiasial l di di mamana na peperanranan an pepememerinrintatah h dadalam lam kekegigiataatann oko

okonomnomi i dan dan pempembanbangungunan an sangsangat at besbesar. ar. UntUntuk uk dapdapat at menmengargarahkahkan an perperanananan eko

ekonomnomi i dan dan pempembanbangungunan an sangsangat at besbesarar. . UntUntuk uk dapdapat at menmengargarahkahkan an perperanaanann  pemerintah

 pemerintah tersebut tersebut secara secara sistematis sistematis dalam dalam mendorong mendorong proses proses pembangunanpembangunan nasional, munculah pemikiran dari para ahli untuk menggunakan konsep Ilmu nasional, munculah pemikiran dari para ahli untuk menggunakan konsep Ilmu Per

Perencencanaanaan an PemPembanbangungunan an gunguna a dapdapat at menmenkookoordirdinasnasikaikan n upayupaya a pempemerinerintahtah un

untutuk k memendndororog og prprososes es pepembmbanangugunanan n nanasisiononalal. . PaPada da nenegagarara-ne-negagara ra yayangng menganut sistem sosialis dan komunis, perencanaan pembangunan yang diterpkan menganut sistem sosialis dan komunis, perencanaan pembangunan yang diterpkan ada

adalah lah PerPerencaencanaanaan n TTererpuspusatat (Cent(Central ral PlannPlanning)ing) dimandimana a perenperencanaan tersebutcanaan tersebut dilaksanakan secara mengikat dengan menggunakan kewenangan pemerintah dan dilaksanakan secara mengikat dengan menggunakan kewenangan pemerintah dan kekuatan politik sebagai landasan utama.

kekuatan politik sebagai landasan utama.

Kemudian ilmu perencanaan pembangunan ini berkembang pesat pula di Kemudian ilmu perencanaan pembangunan ini berkembang pesat pula di negara non sosialis setelah Perang Dunia II usai.

negara non sosialis setelah Perang Dunia II usai. Pada saat itu Pada saat itu ada dua kelompok ada dua kelompok  negara yang berkeinginan untuk memacu prose pembangunan negaranya secepat negara yang berkeinginan untuk memacu prose pembangunan negaranya secepat mungkin. Kelompok pertama adalah negara yang kalah dalam perang tersebut mungkin. Kelompok pertama adalah negara yang kalah dalam perang tersebut seperti Jerman, Italia, dan

seperti Jerman, Italia, dan Jepang yang ingin segera Jepang yang ingin segera membmembangun negara kembaliangun negara kembali dari puing-puing akibat adanya peperangan. Kelompok kedua adalah negara yang dari puing-puing akibat adanya peperangan. Kelompok kedua adalah negara yang  baru

 baru merdeka merdeka yang ingin yang ingin meningkatkan proses meningkatkan proses pembangunannya untuk pembangunannya untuk mengear mengear  ketertinggalan dari negara-negara lain sebagai akibat dari penaahan. Termasuk  ketertinggalan dari negara-negara lain sebagai akibat dari penaahan. Termasuk  kedalam kelompok ini adalah negara-negara bekas aahan di !sia dan !"rika, kedalam kelompok ini adalah negara-negara bekas aahan di !sia dan !"rika, term

termasuasuk k IndIndoneonesiasia. . PadPada a negnegara-ara-negnegara ara ini ini perperencencanaaanaan n pempembanbangungunan an yanyangg d

dililakaksasananakakan n dadalalam m bebenntutukk  Planning  Planning by by InsentiveInsentive dengadengan n menggmenggunakaunakann mekanisme pasar

mekanisme pasar (Market Mechanism)(Market Mechanism) sebagai landasan untama. sebagai landasan untama.

Pada tahap awal ilmu perencanaan pembangunan ini hanya menekankan Pada tahap awal ilmu perencanaan pembangunan ini hanya menekankan  pada

 pada ilmu ilmu ekonomi ekonomi saa. saa. #al #al ini ini disebabkan disebabkan karena karena permasalah permasalah pokok pokok   perencanaan

(2)

 berbagai kemungkinan dan memilih kebiakan dan upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya (resources) yang terbatas. !kan tetapi kemudian dirasakan pula bahwa  pemenuhan kebutuhan masyarakat tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh aspke ekonomi saa, tetapi uga aspek-aspek lainnya yaitu seperti sosial, budaya, "isik   prasarana dan tata ruang. Karena itulah dewasa ini di indonesia istilah  perencanaan pembangunan lebih umum dipakai dibandingkan dengan  perencanaan ekonomi.

Penggunaan konsep perencanaan pembangunan untuk mendorog proses  pembangunan nasioal dan daerah sudah dimulai di Indonesia seak periode awal kemerdekaan. &amun demikian, karena kondisis politik yang belum stabil,  pelaksanaan rencana pembangunan dalam era pemerintahan Presiden 'oekarno ternyata tidak beralan mulus dan bahkan ada yang terputus di pertengahan alan karena teradinya perubaha kondisi politik dan pemerintahan Presiden 'oeharto,  pelaksanaan perencanaan pembangunan ini beralan dengan baik dan  berkelanutan melalui penerapan  Rencana Pembangunan Lima Tahun

()$P$*IT!+ ke I sampai ke I, yaitu selama kurang lebih  tahun.

!kan tetapi mulai tahun /001, ketika Presiden 'oeharto tidak lagi memegang tampuk kekuasaan, penggunaan konsep perencanaan pembangunan kemali mengalami perubahan yang cukup signi"ikan. #al ini teradi karena mulai diterapkannya demokratisasi dan otomi daerah dalam pemerintahan. Perubahan tersebut dilakukan melalui Undang-Undang &omor 23 tahun 24 tentang 'istem Perencanaan Pembangunan &asional ('PP&+ dengan memasukkan prinsip otonomi daerah dan desentralisasi pembangunan secara konkret ke dalamnya. 5ulai tahun 23, sistem perencanaan pembangunan ini telah berlaku secara "ormal di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk negara yang berkembang termasuk Indonesia, perencanaan  pembangunan ternyata masih sangat diperlukan dan masih mempunyai peranan yang sangat besar sebagai alat untuk mendorong dan mengendalikan proses

(3)

 pembangunan secara lebih cepat dan terarah. !da tiga alasan untama mengapa  perencanaan pembangunan masih tetap banyak digunakan di negara berkembang

yaitu%

/. Karena mekanisme pasar belum beralan secara sempurna (Market   Failure), maka kondisis masyarakat banyak yang masih sangat terbelakang tingkat pendidikannya menyebabkan mereka belum mampu  bersaing dengan golongan yang sudah mau dan mapan. Disamping itu, in"ormasi belum tersebar secara mertata ke seluruh tempat karena masih  banyak daerah yang terisolir karena keterbatasan sarana dan prasarana  perhubungan. Dalam hal ini, campur tangan pemerintah yang dilakukan secara terencana menadi sangat penting dan menentukan terlaksananya  proses pembangunan secara baik.

2. Karena adanya ketidakpastian masa datang sehingga perlu disusun  perencanaan pembangunan untuk mengantisipasi kemungkinan situasi  buruk yang mungkin timbul dikemudian hari berikut tindakan dan

kebiakan pre6enti" yang perlu dilakukan sebelumnya.

. Untuk dapat memberikan arahan dan koordinasi yang lebih baik  terhadap para pelaku pembangunan, baik di kalangan pemerintah, swasta maupun masyarakat secara keseluruhan sehingga dalam angka  panang akan terwuud proses pembangunan yang terpadu, bersinergi,

dan saling menunang satu sama lainnya.

(4)

MANFAAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Dengan adanya perencanaan pembangungan diharpakan terdapatnya suatu  pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dituukan kepada pencapaian tuuan pembangunan. 5an"aat dan tuuan  perencanaan pembangunan diantaranya%

/. 7idang keseahteraan rakyat dan pendidikan

Pembangunan nasional tidak saa menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi uga menghasilkan keseahteraan rakyat yang makin meningkat dan makin merata. 5eningkatnya draat pendidikan dan uga kesehatan mempunyai dampak terhadap peningkatan kualitas peranan wanita dalam pembangunan,

2. 7idang !gama

'elama ini telah berhasil diciptakan suasana kehidupan antaragama yang rukun sehingga para pemeluk agama dapat menalankan ibadahnya dengan tentram, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangasa.

. 7idang ilmu pengetahuan dan teknologi

5eningkatnya kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam industri manu"aktur, mulai dari industri dengan teknologi sederhana sampai dengan yang canggih seperti pesawat terbang.

4. 7idang hukum

Dalam kaitan ini, antara lain telah ditetapkan Undang-Undang tentang KU#P, #ak 8ipta, Paten, dan 5erk, komplikasi hukum islam dan lain-lain.

3. 7idang Politik, !paratur &egara, Penerangan, Komunikasi, dan 5edia 5assa telah dapat mewuudkan tingkat stabilitas nasional yang mantap dan dinamis sehingga memungkinkan pelaksanaan pembangunan nasional yang menghasilkan keseahteraan rakyat yang makin baik.

9. 7idang Pertahanan dan Keamanan

Pembangunan pertahanan, keamanan, terus dilakukan sesuai dengan 'ishankamrata, dan dengan terus memperkuat kemampuan !7)I dalam melaksanakan "ungsinya.

:. Perbaikan kualitas hidup dengan memberikan prioritas pada  hal yakni terciptanya lapangan pekeraan, sistem keamanan yang luas, dan  pembagian kekayaan dan pendapatan yang merata

1. 7erkurangnya ketergantungan pada dunia luar dan dengan semakin menyatunya kerasama yang solid dalam negara

(5)

Perencanaan pembangunan menurut Bintoro Tjokromidjojo,  memiliki mam"aat perencanaan adalah%

/. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu persyaratan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dituukan kepada pencapaian tuuan pembangunan.

2. Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.

. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternati"  tetang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.

4. Dengan perencanaan dapat dilakukan penyususan skala prioritas

3. Dengan adanya rencana maka ada suatu alat pengukur untuk  mengadakan suatu pengawasan dan e6aluasi

9. Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara lebih e"isen dan e"ekti".

:. !danya perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau  pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatkan.

1. Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konungtur.

BAB 3

DASAR HUKUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Undang-Undang &o. 22 tahun /00 tentang pemerintah daerah, pemerintah Indonesia telah menyatakan dimulainya pelaksanaan otonomi daerah yang ditetapkan pada : 5ei /000 dan berlaku e"ekti" seak tahun 2. 'etelah itu dire6isi kembali dengan berlakunya Undang-Undang &omor 2 Tahun 24 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang &omor 2 tahun /000 tentang Perimbangan Keungan daerah dan Pusat. 'ecara umum Undang-Undang &o 22 Tahun /000 membawa kemauan bagi daerah dan uga bagi peningkatan keseahteraan masyarakat karena pemerintah daerah diberi wewenang untuk  mengelola kekayaan daerah guna diman"aatkan bagi pembangunan daerah dan

(6)

 peningkatan keseahteraan masyarakat di daerah. &amun disisi lain banyak teradi  persoalan, seperti banyaknya raa-raa kecil dan praktek KK&.

Dengan begitu dasar hukum untuk perencanaan pembangunan diantaranya% /. Undang-Undang &o 22 tahun /000, tentang pemerintahan daerah

2. Undang-Undang &o 2 tahun /000, tentang perimbangan keuangan antara pemerintah daerah dan pusat,

. Undang-Undang &o 2 tahun 24 tentang pemerintah daerah sebagai  pengganti Undang-Undang &o 22 tahun /000

4. Undang-undang &omor 23 Tahun 24 tentang ;'istem Perencanaan Pembangunan &asional<

a. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

 b. Pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tuuan bernegara.

3. Undang-undang &omor 2 Tahun 20 tentan ;*ingkup #idup< 9. Undang-undang &omor 29 Tahun 2: tentang ;Tata )uang<

BAB 4 STRATEGI !. Pilihan 'trategi Pembangunan

'ecara teoritis, ada empat enis strategi yang digunakan, diakitkan dengan keadaan dan kebutuhan. 'trategi Klasik dan 'trategi 'istemik digunakan dalam keadaan normal sebaliknya 'trategi $6olusi dan 'trategi Proses digunakan untuk  mengatasi keadaan krisis. 'trategi klasi dan $6olusi dapat digunakan untuk  mencapai keuntungan aksimum dan sebaliknya 'trategi Proses dan 'trategi 'istemik adalah untuk mewuudkan keuntungan, optimum. Dalam  pelaksanaannya strategi tersebut terbagi kepada empat kategori yaitu 'trategi Kepemimpinan (Leadershi !trategy) dan 'trategi pilihan (strategic choices) serta strategi pertumbuhan (gro"th strategy) dan strategi pengelolaan (mana#emen  strategy)$ Pilihan strategi tersebut harus digunakan dalam stratgi tersebut dapat

(7)

mencapai tuuan dan sasarannya karena ada strategi yang disusun untuk angka  pendek dan menengah serta panang.

'trategi Klasik digunakan dalam keadaan normal bertuuan untuk mencapai man"aat maksimum berlandaskan kepada konsep dan teori dengan beberapa asumsi dasar yang sesuai untuk angka menengah dan panang. 'trategi $6olusi digunakan dalam keadaan krisis dan bertuuan mencapai man"aat maksimum  berdasarkan analisa situasi dan kondisi yang sesuai untuk angka pendek. 'trategi Proses uga digunakan dalam keadaan krisis namun bertuuan untuk mewuudkan kepuasan atau man"aat optimum dengan menggerakkan beberapa satuan kera tertentu yang dianggap mampu mengatasi masalah dalam angka pendek. 'trategi 'istemik digunakan dalam keadaan normal yang bertuuan untuk mengendalikan seluruh satuan kera untuk beroperasi berdasarkan sistem kera tertentu untuk  mencapai keuntungan optimum. Keempat strategi tersebut berbeda menurut keadaan, waktu dan satuan kera pelaksanaannnya sehingga keberhasilannya  bergantung kepada analisis situasi.

Dengan demikian, strategi pembangunan pada dasarnya harus berlandaskan kepada empat kategori tersebut diatas. 'trategi kepemimpinan berdasarkan  pembentuka 6isi dan misi dengan melibatkan sekelompok pemangku kepentingan

strategis (elites)$ 'trategi pilihan berdasarkan keputusan in6estasi oleh pemangku kepentingan dalam penrencanaan sektoral dan regional. 'trategi pertumbuhan  berdasarkan ino6asi termasuk kebiakan bersi"at insenti" dan disinsenti". 'trategi  pengelolaan berdasarkan karakteristik srtukrur dan busaya organisasi serta  peubahan lingkungan luar. Konsekuensi dari pemilihan strategi adalah keselarasan strategi dengan kebutuhan dan kemampuan dikaitkan dengan bergagai upaya  penguatan aspek-aspek kepemimpinan (leadershi+, kewirausahaan

(entrereneurshi), dan pengelolaan (managerialshi) 7. 'trategi 5enyeluruh dan 'trategi Parsial

'trategi pembangunan daerah dapat bersi"at menyeluruh dan parsialstrategi yang menyeluruh berkaitan dengan upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan tabungan dan in6estasi. 'trategi parsial berkaitan dengan alokasi dan distribusi anggaran pendapatan dan belana menurut satuan kera untuk mencapai tuuan dan sasaran tertentu. Keseluruhan upaya bersi"at parsial

(8)

dianggap sebagai bagian dari upaya menyeluruh karena bagian dari sistem kera dalam organisasi yang telah dirumuskan melalui 6isi dan misi serta kwenangan tertentu bersi"at spesi"ik. 'trategi menyeluruh dalam bentuk rencana angka menengah dan panang sedangkan strategi parsial dalam bentuk rencana angka  pendek sebagai bagian dari rencana angka menengah dan panang.

8. 'trategi =okus dan 'trategi 8ampuran

'trategi pembangunan daerah bertuuan meningkatkan lau pertumbuhan ekonomi berdasarkan sektor-sektor yang potensial dikembangkan pada kawasan-kawasan yang memiliki "aktor penumbuh (gro"ing %actor)$  Pembangunan perlu diarahkan kepada sektor-sektor tertentu dalam suatu wilayah atau diakaitkan dengan pengembangan antarsektor dalam satu wilayah dan antar wilayah. 'trategi  pembangunan demikian akan dapat meningkatan lau pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataannya sehingga stabilitas pembangunan dapat terwuud sebagi resultan dari keduanya. 'trategi pembangunan demikian mengaitkan kebiakan sektoral dan kewilayahan melalui strategi konsolidasi dan strategi ekspansi serta strategi integrasi yang disesuaikan dengan karakteristik sektor dan kawasannya.

BAB  DAMPAK 

5emperhatikan pengalaman masa lalu dan perekembangan yang teradi di Indonesia dewasa ini, terlihat adanya beberapa permasalahan pokok dalam  perencanaan pembangunan di Indonesia. Permasalahan ini timbul baik dalam  penyusunan rencana, maupun dalam pelaksanaannya. Di samping itu, teradi pula  beberapa perubahan peraturan dan perundangan berlaku yang membawa implikasi terhadap penyusuan rencana pembangunan. Kesemua permasalah dan perubahan ini merupakan dasar dan latar belakang utama keluarnya Undang-Undang &omor  23 Tahun 24 tentang 'PP&.

Permasalahan pertama adalah adanya perubahan yang cukup "undamental tentang ketentuan 5aelis Permusyawaratan )akyat (5P)+ yang salah satu tugasnya menyusun >aris-garis 7esar #aluan &egara (>7#&+. 'edangkan didalam >7#& tersebut termasuk >aris 7esar Pembangunan Jangka Panang yang merupakan acuan utama dalam penyusunan rencanan pembangunan baik   pada tingkat nasional mapun daerah. Dengan adanya perubahan tersebut 5P) 

(9)

tidak lagi berkewaiban menyususn >7#& dan hal ini berarti pula tidak akan ada lagi garis besar pembangunan angka panang. Karena itu, pemerintah perlu menyusun sendiri Rencana Pembangunan &angka Pan#ang ()PJP+ untuk periode 2 tahun, baik untuk nasional maupun daerah yang akan diadikan pedoman untuk   penyususnan Rencana Pembangunan &angka Menengah untuk periode 3 tahun.

Permasalahan berikutnya adalah masih sangat dirasakan adanya ;ego sektoral< antara para aparat pemerintah dalam melaksanakan kegiatan  pembangunan. 5asing-masing dinas dan instansi cenderung mengatakann tugas

dan "ungsinyalah yang terepenting dalam kegitan pembangunan. Permasalahan tersebut menyebabkan koordinasi dalam penyusunan rencana dan pelaksanaan  pembangunan menadi sulit dilakukan. !kibat selanutnya kurang keterpaduan dan sinergi antarsektor dan akibanya sasaran yang dituu uga tidak dapat terlaksana sama sekali.

Pelaksanaan otonomi daerah yang secara "ormal dimulai tahun 2/ yang lalu pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong proses pembangunan dengan  alan memberikan wewenang dan alokasi dana yang lebih besar ke daerah. !kan

tetapi, kenyataan setelah beberapa tahun pelaksanaan otonomi daerah tersebut dilakukan, ternyata yang berkembang ustru meningkatkan 'ego daerah$ #al ini terlihat dari makin meningkatnya keinginan untuk mementingkan daerahnya sendiri, yang sering kali meningkat menadi kon"lik antar daerah, sementara itu,  pembangunan daerah memerlukan keterpaduan pembangunan antar daerah pusat

dan daerah, dan antar daerah sendiri, baik antar pro6insi, kabupaten, dan kota. Permasalahan selanutnya uga sangat dirasakan sampai saat ini adalah kurang terpadunya antara penrencanaan dan penganggaran. Tidak hanya itu, tetapi kekurangterpaduan ini uga dirasakan antara perencanaan dan pelaksanaan serta  pengawasan. !kibatnya, apa yang dilaksanakan cenderung tidak sama dengan apa

yang direncanakan sehingga dalam angka panang apa yang diharapkan dapat dicapai melalui pembangunan ternyata tidak terwuud sama sekali, walaupun waktu dan dana telah habis digunakan untuk keperluan tersebut.

Terkahir, permasalahan yang sampai saat ini masih belum dapat dipecahkan adalah belum optimalnya diman"aatkan peran serta masyarakat dalam proses  penyusunan rencana pembangunan sehingga kebanyakan perencanaan yang

(10)

disusun masih bersi"at ;top down planning<. !kibatnya kebanyakan kegiatan  pembangunan yang dilakukan tidak sesuai dengan aspirasi dan keinginan masyarakat di daerah sehingga peman"aatan dari hsil pemabangunan oleh masyarakat menadi tidak maksimal. 7ahkan banyak pula masyarakat yang kecewa karena apa yang dibangun oleh pemerintah ternyata tidak berkaitan sama sekali dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat. Kondisi demikian menyebabkan masyarakat menadi apatis dan kepedulian serta tanggungawab mereka terhadap program dan kegiatan pembangunan menadi sangat kecil sekali,  bahkan cenderung pula tidak peduli sama sekali, atau bisa pula menolak.

BAB ! PEMBAHASAN !. Pengertian Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pada daarnya merupakan cara, teknik atau metode untuk  mencapai tuuan yang diinginkan secara tepat, terarah, dan e"isien sesuai dengan sumber daya yang tersedia.

7eberapa de"inisi perencanaan pembangunan menurut para ahli%

/. 5. *. Jhingan (/014+ perencanaan pembangunan pada dasarnya adalah merupakan pengendalian dan pengaturan perkenonomian dengan sengaa oleh suatu pengusaha (pemerintah+ pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tuuan tertentu di dalam angka waktu tertentu pula.

2. 5ichael Todaro (2+ mende"inisikan perencanaan pembangunan adalah suatu upaya pemerintah secara sengaa untuk melakukan koordinasi pengambilan keputusan ekonomi dalam angka panang untuk mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung tingkat  pertumbuhan dari beberapa 6ariabel utama perekonomian nasional. 'ebenarnya ada banya de"inisi perencanaan pembangunan, namun penulis membatasinya karena pada dasarnya sama.

Tuuan pernencanaan pembangunan%

(11)

2. 5enamin terapainya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar daerah , waktu dan "ungsi pemerintah , baik pusat maupun daerah,

. 5enamin keterkaitan dan konsistensi antar perencanaan, penganggaran,  pelaksanaan, dan pengawasan

4. 5engoptimalkan partisipasi masyaraat dalam perencanaan  pembangunan

3. 5enamin tercapainya penggunaan sumber daya secara e"isien, e"ekti", dan adil.

7. Jenis Perencanaan Pembangunan /. Perencanaan Jangka Panang

Perencanaan angka panang biasanya mencakup angka waktu /-23 tahun. Pada era orde baru, pembangunan angka panang menakup angka waktu 23 tahun sebagaimana ditetapkan dalam >7#&. 'edangkan dewasa ini rencana Pembanguna Jangka Panang, baik nasional maupun daerah mencangkup waktu 2 tahun. 5alah ada pula enis perencanaan pembangunan yang mempunyai  angka waktu / tahun, seperti Rencana Induk Pengembangan ()IP+ dan Rencana

Tata Ruang ilayah ()T)?+.

)encana angak panan (Long*term Planning) biasanya disebut uga sebagai perencanaan perspekti" (Persektive Planning) yang berisikan arah  pembangunan secara umum. Degan kata lain , perencanaan angka panang  berisikan pandangan auh ke depan tentang kerangka pembangunan (+lue Print) yang disusun sesuai dengan aspirasi masyarakat secara umum. Karena itu,  perencanaan angka panang lebih bersi"at makro (menyeluruh+ dan tidak sampai kepada program dan kegiatan secara rinci. 'edangkan aspek yang dibahas meliputi bidang ekonomi, sosial budaya, dan tata ruang. Di samping itu dalam  perencanaan angka panang uga tercakupu pentahapan pembangunan untuk 

masing-masing periose lima tahuan. #al ini perlu dilakukan agar pernencanaan  angka panang tersebut dapat menadi acuan terhadap penyusunan perencanaan  angka menengah.

(12)

2. Perencanaan Jangka 5enengah

Perencanaan angka menengah (5edium-term Planning+ biasanya mencakup waktu 4-3 tahun, tergantung dari masa abatan presiden atau kepala daerah. Di Indonesia, perencanaan angka menengah mempunyai angka waktu 3 tahun yang disusun oleh pemerintah nasional maupun pemerintah daerah. Perencanaan angka menengah pada dasarnya merupakan abaran dari  perencanaan angka panang sehingga bersi"at lebih operasional. Perencanaan  angka panang berisikan perumusan kerangka ekonomi makro, strategi, kebiakan

dan program pembangunan yang disusun berdasarkan 6isi dan misi presiden atau kepala daerah terpilih. Disamping itu , perencaan angka menengah memuat uga sasaran dan targe pembangunan scara kuantitati" dan kualitiati" supya perencanaan tersebut menadi lebih terukur dan mudah diadikan sebagai dasar dalam melakukan monitoring dan e6aluasi.

. Perencanaan Jangka Pendek 

Perencanaan angka pendek biasanya mencakp waktu hanya / tahun, sehingga sering kali uga dinamakan segabai rencana tahunan (nnual Planning)$ )encana ini pada dasarnya adalah merupakan abaran dari )encana Jangka 5enengah. Disamping itu, perencanaan tahunan ini bersi"at sangat operasional karea didalamnya termasuk program dan kegitan , lengkap dengan pendanaannya. 7ahkan dalam rencana tahunan ini termasuk uga indikator dan target kinera untuk masing-masing program dan kegiatan. Karena itu, rencana tahunan ini selanutnya diadikan dasar utama dalam penyusunan !nggaran Pendapatan dan 7elana baik pada tingkat nasional ()!P7&+ maupun tingkat daerah ()!P7D+. )encana tahunan yang mencakup kesemua sektor dinamakan )encana Kera Pemerintah Daerah ()KPD+, sedangkan khusus untuk suatu sekto atau bidang dinamakan )encana Kera 'atuan Kera Perangkat Daerah ()ena 'KPD+.

8. Tahapan Perencanaan Pembangunan /. Tahap Penyusunan )encana

Tahap awal kegitan perencanaan adalah menyusun naskah atau rancangan  pembangunan yang secara "ormal merupakan tanggungawab badan perencana,  baik 7!PP$&!' untuk tingkat nasional dab 7!PP$D! untuk tingkat daerah. Penyusunan rencana ini dapat dilakukan secara swakelola oleh badan perencana sendiri atau dikontrakan kepad perusahaan konslutan yang rele6an bila tenaga

(13)

 perencana yang terdapat pada badan perncana tidak mencukupi. &amun demikian,  bila dimungkinkan sebaiknya penysusunan rencana dilakukan sendiri oleh badan  perencana sendiri dengan mena"aatkan tenaga-tenaga ahli tambahan dari instansi dan badan lainnya yang terkait. #ali ini sangat penting artinya agar perencanaan tersebut lebih bersi"at operasional dengan menaga keterkaitan antara  pernencanaan dan pelaksanaannya.

7ila menyususun rencana dilakukan dengan menggunakan pendekatan  perencanaan partisipati", ama sebelum naskah rencana disusun, terlebih dahulu  perlu dilakukan penaringan aspirasi dan keinginan masyarakat tentang 6isi dan misi serta arah pembangunan. 7erdasarkan hasil penaringan aspirasi masyarakat tersebut, maka tim penyusun rencana sudah dapat mulai menyusun naskah awal (rancangan+ dokumen perencanaan pembangunan yang dibutuhkan. Kemudian rancangan tersebut dibahas dalam 5U')$57!&> untuk menerima tanggapan dari pihak yang peduli dan berkepentingan dengan pembangunan seperti tokoh masyarakat, alim ulama, cerdik pandai dan para tokoh *embaga 'wadaya 5asyarakat (*'5+ setempat. &askah rencana akhir akan dapat disusun oleh badan  perencana setelah memasukkan semua kritikan dan usul perbaikan yang diperoleh

dari 5U')$57!&> tersebut.

2. Tahap Penetapan )encana

)ancangan rencana pembangunan yang telah selesai baru akan berlaku secara resmi bila telah medapat pengesahan dari pihak yang berwenang. 'esuai ketentuan berlaku, )PJP perlu mendapat pengesahan dari DP)D setempat, sedangkan )PJ5 dan )KPD cukup mendapat pengesahan kepala daerah. Pada tahap kedua ini kegiatan utama badan perencana adalah melakukan proses untuk  mendapatkan pengesahan tersebut. Pengalaman masa lalu menunukkan bahwa  penetapan rencana oleh kepala daerah pada umumnya beralan lancar bilama 7!PP$D! telah melakukan "inalisasi melalui DP)D sering kali memerlukan  proses yang uga cukup memakan waktu karena diperlukan pembahasan hasil 5U')$57!&>. !kan tetapi, penetapan rencana melalui DP)D sering kali memerlukan proses yang uga cukup memakan waktu karena diperlukan  pembahasan kembali oleh pihak dewan. 7ahkan adakalanya dewan melakukan

(14)

kembali pembahasan dengan para tokoh masyarakat untuk mendapatkan penilaian terhadap rancangan rencana yang telah disampaikan oleh pihak eksekuti".

. Tahap Pengendalian Pelaksanaan )encana

'etelah rencana pembangunan tersebut ditetapkan oleh pihak yang  berwenang, maka dimulai proses pelaksanaan rencana oleh pihak eksekuti" 

melalui 'KPD terkait. &amun demikian, sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku, perencanaan masih tetap mempunyai tanggungawab dalam melakukan pengendalian (monitoring) pelaksanaan rencana bersama 'KPD  bersangkutan. 'asaran untama pengdalian ini adalah untuk memastikan agar   pelaksanaan kegitan pembanguna sesuai dengan rencana yang telah ditetakan

terdahulu. Termasuk dalam kegiatan pengendalian ini adalah melakukan obser6asi lapangan dan menanggunglangi permasalahan dan kendala yang dihadapi sehingga pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut beralan lancar sesuai dengan rencana bik dari segi "isik maupun peman"aatan dana.

4. Tahap $6aluasi Keberhasilan Pelaksanaan )encana

'etelah pelaksanaan kegitan pembangunan selesai, badan perencana masih mempunyai tanggung awab terakhir, yaitu melakukan e6aluasi terhadap kinera dari kegitan pembangunan tersebut. 'asaran utama kegitan e6aluasi ini adalah untuk mengetahui apakah kegitan dan obek pembangunan yang telah selesai dilaksanakan tersebut dapat diman"aatkan oleh masyarakat. 'elanutnya perlu uga die6aluasi, bilamana kegitan dan obek pembangunan yang sudah diman"aatkan tersebut dapat memberikan hasil (outcome) sesuai dengan yang dirncakan semula. 'esuai dengan peraturan pemerintah &omor 9 tahun 21 tentang  Pedoman  -valuasi Penyelenggaraan Pemerintah .aerah, e6aluasi harus dilakukan dengan menggunakan metode  -valuasi /iner#a yang paling kurang didasarkan atas tiga unsru e6aluasi utama yaitu unsur masukan (inut) terutama dana, keluaran (outut) dan hasil (outcome)$ 'edangkan kriteria e6aluasi secara lengkap mencakup enam unsur dngan tambahan menyangkut dengan e6aluasi proses, man"aat (bene%it) dan dampak (inact)$ Disamping itu, e6aluasi ini uga mencakup "aktor-"aktor utama yang menyebabkan berhasilnya atau kendala yang menyebabkan kurangnya man"aat yang dapat dihasilkan oleh obek dan kegiatan  pembangunan tersebut. #asil e6aluasi ini sangat penting artinya sebagai masukan

(15)

atau umpan balik (%eedback) untuk penyususan perencanaan pembangunan di masa mendatang.

D. Kelemahan yang Dimiliki 'PP& 24

'PP& sendiri sebenarnya uga tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Kelemahan untama dari 'PP& 24 adalah bahwa sistem perencanaan  perencanaan pembangunan ini ternyata kurang mempertimbangkan secara eksplisit aspek-aspek tata-ruang dan pembangunan wilayah dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan. !spek perencanaan wilayah yang terdapat di dalamnya hanyalah berkaitan dengan wilayah administrati" seperti pro6insi, kabupaten, dan kota. 'edangkan pengertian wilayah dalam perencanaan  pemangunan sebenarnya lebih luas dari wilayah administrati" tersebut, karena termasuk pula perbedaan potensi dan keterkaitan antara daerah pedesaan dan  perkotaan, antar kota dan kabupaten antara sesama kota mapun antar pro6insi

yang berdekatan.

Perencanaan wilayah diperlukan untuk dapat mewuudkan perencanaan  pembangunan yang terpadu dan bersinergi baik antarsektor maupun antar wilayah. Disamping itu, melalui perencanaan wilayah ini akan dapat pula diman"aatkan  potensi dan keuntungan lokasi dari wilayah yang bersangkutan. Ini berarti bahwa  penerapan sistem perencanaan wilayah dalam dokumen perencanaan  pembangunan sangat penting artinya guna dapat mendorong proses pembangunan

daerah secara lebih ditingkatkan. Disamping itu, melalui perencanaan wilayah ini akan dapat pula diwuudkan kualitas lingkungnan yang lebih baik, sehingga kehidupan masyarakat menadi lebih baik dan menyenangkan.

(16)

BAB " PEMECAHAN

5emperhatikan permasalahan yang dihadapi perencanaan pembangunan Indonesia sebagaimana dielaskan di atas, maka sasaran utama perencanaan  pembangunan yang ingin dicapai pemerintah dengan diterapkan 'PP& secara

menyeluruh di Indonesia tersebut, mencakup lima hal pokok yaitu%

/. 5eningkatkan koordinasi antarpelaku pembangunan sehingga hasil yang diharpkan menadi lebih optimal@

2. 5eningkatkan keterpaduan dan sinergitas perencanaan antara pusat dan daerah serta antar daerah yang terkait@

. 5eningkatkan kererpaduan antara perencanaan, penganggaran,  pelaksanaan, dan pengawasaan@

4. 5engoptimalkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam menyusun dan pelaksanaan perencanaan pembangunan@

3. 5enamin tercapainya penggunaan sumber daya secara e"isien, e"ekti", dan adil.

Koordinasi antara aparatur pelaku pembangunan akan dapat diwuudkan melalui kererkaitan yang erat antara berbagai unsur perencanaan dalam suatu sistem pembangunan. Dalam kaitan dengan hal ini, 'PP& 24 menggariskan  perlunya diwuudkan hubungan yang erat antara beberapa dokumen perencanaan terkait, baik yang disusun pada tingkat pusat dan daerah, serta antara dokumen yang disusun oleh dinas dan instansi dengan perencanaan pembangunan secara keseluruhan yang disusun oleh 7!PP$&!' atau 7!PP$D!. Dengan cara demikiann, koordinasi antara aparatur pemerintah khususnya dan pelaku  pembangunan umumnya akan dapat diwuudkan dan hal ini selanutnya akan

dapat pula meningkatkan kinera dan e"isien proses pembangunan daerah.

Tidak dapat disangkal bahwa pembangunan suatu daerah sangat terkait dengan pembangunan pada tingkat nasional dan pembangunan antara daerah. Kaeran itu, untuk dapat mewuudkan keterpaduan dan sinergitas pembangunan daerah merupakan unsur penting yang perlu dikembangkan. Untuk keperluan ini, 'PP& 24 menggariskan perlunya diciptakan hubungan yang erat antara

(17)

 penyusunan berbagai dokumen perencanaan, baik antara pusat dan daerah maupun antara daerah terkait, baik pro6insi, kabupaten, dan kota.

Untuk dapat meningkatkan keterpaduan antara perencanaan penganggaran, 'PP& 24 menetapkan perlunya disusun rencana tahunan yang kemudian diadikan sebagai dasar penyusunan anggaran, baik )!P7& maupun )!P7D. Disamping itu, perencanaan tahunan uga ber"ungsi untuk lebih mengoperasionalkan perencanaan dan sekaligus untuk dapat menyususn diri dengan perkembangan situasi dan kondisi ekonomi dan sosial daerah. Dimasa lalu, penyusunan anggaran didasarkan pada dokumen perencanaan lima tahunan seperti Program Pembangunan Daerah (P)AP$D!+ dan rencana 'trstegis Daerah ()$&'T)!D!+, sehinga banyak keluhan kurang operasionalnya dokumen  perencanaan sehingga sulit diadikan landasan penyususnan rencana anggaran. #al lain yang uga digariskan 'PP& untuk meningkatkan keterpaduan antara  perencanaan dan penyusunan anggaran adalah melalui penggunaan indikator 

kinera pada waktu penyusunan rencana tahunan. Indikator kinera ini selanutnya digunakan pula dalam penyusunan anggaran berbasis kinera (Per%ormance  +udget)$

Untuk dapat mengoptimalkan peman"aaan partisipasi masyarakat dalam  penyusunan rencana, 'PP& menggariskan perlunya dilakukan penaringan aspirasi masyarakat melalui pelaksanaan 5usyawarah Perencanaan Pembangunan (5usrembang+. 5inimum, pelaksanaan 5usrembang ini dilakukan pada tiga kegitan yaitu% pada waktu penyusunan )encana Pembangunan Jangka Panang ()PJP+, )encana Pembangunan Jangka 5enengah dan )encana Tahunan ()KPD+. Pada 5usrembang ini diikutsertakan beberapa tokoh masyarakat, alim ulama dan cerdik pandai yang terdapat pada daerah bersangkutan.

5enamin tercapainya penggunaan sumber daya secara e"isien, e"ekti", dan adil sudah merupakan sasaran tradisional dari sebuah perencanaan pembangunan. 'asaran ini akan dapat dicapai melalui penyusunan dokumen perencanaan secara  baik dan layak dengan meletakan strategi dan prioritas pembangunan secara tepat. Upaya lain yang ditekankan oleh 'PP& adalah mengupayakan semaksimal mungkin keterkaitan yang erat antara perencanaan dan penganggaran serta  pelaksanaan dan pengawasannya, sebagaimana sudah dielaskan sebelumnya.

(18)

Jadi untuk dapat mewuudkan keterpaduan pembangungan dengan aspek  wilayah, maka upaya praktis yang dapat dilakukan adalah dengan alan memadukan atau mengintegrasikan antara dokumen perencanaan pembangunan seperti )PJP, )PJ5, dan )KPD dengan )encana Tata )uang ?ilayah ()T)?+ yang umumnya telah terdapat di masing-masing daerah. 'atu sama lainnya sehinga ketrpaduan menadi sulit diwuudkan. Dalam hal ini peran kepala 7appeda sangat penting sekali untuk dapat melakukan koordinasi dan sinkronisasi secara intensi" sehingga keterpaduan antara perencanaan pembangunan dan tata ruang dan perencanaan wialayah akan dapt diwuudkan.

BAB # KESIMPU$AN

Perencanaan pada daarnya merupakan cara, teknik atau metode untuk  mencapai tuuan yang diinginkan secara tepat, terarah, dan e"isien sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Jenis perencanaan pembangunan dibagi menadi tiga diantarnya%

/. Perencanaan Jangka Panang 2. Perencanaan Jankga 5enengah . Perencanaan Jangka Pendek 

'ecara umum terdapat empat tahap dalam proses perencanaan pembangunan yaitu%

(19)

/. Tahapa Penyusunan )encana 2. Tahap Penetapan )encana

. Tahapa Pengendalian Pelaksanaan )encana

4. Tahap $6aluasi Keberhasilan Pelaksanaan )encana

DAFTAR PUSTAKA

Pro". #. )oBali !bdullah, '.#.  Pelaksanaan 0tonomi Luas dengan Pemilihan  /eala .aerah !ecara Langsung , Jakarta% =!J!)>)!PI&DA P$)'!D!. 23

'a"riBal.  Perencanaan Pembangunan .aerah dalam -ra 0tonomi,   Jakarta% )aa>ra"indo Persada. 2/4

7intoro Toakroamidoo.  Pengantar dministrasi Pembangunan,  Jakarta% 5atahari 7hakti. /01/

Referensi

Dokumen terkait

&#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh klien &#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh

Sedangkan menurut Kridalaksana (2008:67), fungsi adalah: (1) beban makna suatu kesatuan bahasa; (2) hubungan antara satu satuan dengan unsur- unsur gramatikal,

Kondisi SM Rimbang Baling sangat memprihatinkan saat ini, dan sangat disayangkan jika pada akhirnya, pemasalahan yang terjadi di kawasan konservasi menyebabkan

Ukuran dan macam kepuasan kerja dari masing-masing individu berbeda antara individu satu dengan individu yang lainnya namun secara umum dapat dilihat dari

Konsep dasar dari active noise control (ANC) adalah proses eliminasi atau penghapusan noise primer (noise yang tidak dikehendaki) dengan anti noise yang menjadikan noise

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

Ahli Geospasial adalah minimal berpendidikan S-1, lulusan Perguruan Tinggi Fakultas Teknik Geodesi dengan pengalaman sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun dalam

Kriteria yang telah ditetapkan oleh panitia penerimaan asisten dosen diharapkan dapat menajadi alat patokan penilaian dari kualifikasi yang dimiliki oleh masing- masing calon