• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala. Kata kunci: Komunitas Motor, Citra, Keselamatan Berlalu-lintas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala. Kata kunci: Komunitas Motor, Citra, Keselamatan Berlalu-lintas"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Corresponding Author : ikhsanzorro@gmail.com, ungubirru@yahoo.co.id JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 3. №. 1, Februari 2018 : 644-655

(1Ikhsan Kurniawan, 2Ade Irma)

PEMBENTUKAN CITRA KOMUNITAS KLUB MOTOR YAMAHA VIXION CLUB INDONESIA CHAPTER LHOKSEUMAWE SEBAGAI

PELOPOR KESELAMATAN BERLALU LINTAS Ikhsan kurniawan 1),Ade Irma 2)

Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK- Penelitian ini mengenai usaha pembentukan citra Komunitas YVCI (Yamaha Vixion Club Indonesia) Lhokseumawe sebagai pelopor keselamatan berlalu-lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menerapkan pembentukan citra komunitas sepeda motor, khususnya Yamaha Vixion Club Lhokseumawe sebagai pelopor keselamatan berlalu-lintas. Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, melalui wawancara dan studi pustaka. Data-data dari hasil penelitian ini di dukung oleh hasil wawancara yang peneliti lakukan dalam penelitian Pembentukan Citra Komunitas Klub Motor Yamaha Vixion Club Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalulintas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Citra YVCI Lhokseumawe sebagai pelopor keselamatan berlalu-lintas belum bisa tercapai lantaran kurangnya komunikasi dan kerjasama dengan media. Selain itu kegiatan yang dilakukan juga masih bersifat musiman. Karena itu disarankan untuk melakukan kerjasama dengan media dan melakukan kegiatan dengan masyarakat secara rutin.

Kata kunci: Komunitas Motor, Citra, Keselamatan Berlalu-lintas

ABSTRACT- This research will cover the image shaping of YVCI Community (Yamaha Vixion Club Indonesia) Lhokseumawe as pioneer of traffic safety. It aims to study and implement the the image shaping of the motorcycle community, especially Yamaha Vixion Club Lhokseumawe as a pioneer of traffic safety. This qualitative research uses data collection techniques with observation, through interviews and literature study. The data from the results of this study is supported by the results of interviews researcher do in the study of Shaping Community Image In Yamaha Motor Vixion Club Lhokseumawe As Pioneer of Traffic Safety. The results show that YVCI Lhokseumawe Image as a pioneer of traffic safety still can not be achieved for due to lack of communication and cooperation with the media. In addition, the event carried out are seasonal, not routine. It is advisable

(2)

Pembentukan Citra Komunitas Club Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas

(Ikhsan Kurniawan, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018 644-655 to cooperate with the media and conduct events with people in Lhokseumawe on a regular basis.

Keywords : Motorcycle Community, Image, Traffic Safety

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi mendorong perubahan pada masyarakat, tidak terkecuali Indonesia. Berbagai bidang telah terkena dampaknya, salah satunya adalah bidang transportasi. Salah satu transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah kendaraan bermotor. Hal ini dikarenakan fungsinya yang membantu masyarakat dalam melaksanakan aktivitasnya seperti bekerja, sekolah dan mengantarkan barang ke tempat tujuan. Selain itu memiliki kendaraan bermotor juga dapat menjadi sebuah lifestyle (gaya hidup) masyarakat. Tidak heran jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pun meningkat.

Komunitas motor merupakan salah satu bentuk kelompok sosial. Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong (Soekanto, 2006:104). Komunitas atau klub motor merupakan wadah untuk berkumpul dan berinteraksi bagi seseorang yang memiliki ketertarikan dan hobi menggunakan sepeda motor sebagai media pemuas akan hobi dan ketertarikannya.

Yamaha Vixion Club Indonesia atau yang dikenal dengan nama YVCI, Yamaha Vixion Club Indonesia adalah club motor yang berorientasi kekerabatan dan juga mengedepankan program "safety riding" dan taat peraturan lalu lintas, serta tempat berkumpul dan berorganisasi para pengguna Yamaha Vixion. Secara umum tujuan dari klub ini adalah untuk menyatukan pengguna Yamaha Vixion di seluruh Indonesia. Salah satu chapter yaitu YVCI Lhokseumawe, yang terbentuk sejak 13 Maret 2009 dan memiliki anggota aktif saat ini 48 orang.

Dalam hal ini penulis ingin menjelaskan apa saja kegiatan dan strategi klub motor Yamaha Vixion dalam membangun citra klubnya. Selama ini belum ada penelitian yang memberikan data akurat mengenai

(3)

Pembentukan Citra Komunitas Club Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas

(Ikhsan Kurniawan, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018 644-655 peran komunitas sepeda motor di Kota Lhokseumawe khususnya Yamaha Vixion Club Iindonesia, dengan aksi nyata yang telah dilakukan anggota klub sepeda motor tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Proses pembentukan citra yang dijelaskan oleh John S. Nimpoeno adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 model pembentukan citra dari John S. Nimpoeno. ( Sumber: Soemirat & Ardianto, 2002:115)

a. Stimulus: Rangsangan (Kesan lembaga yang diterima dari luar untuk membentuk persepsi. Sensasi adalah fungsi alat indera dalam menerima informasi dari langganan).

b. Persepsi: Hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang langsung dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsangan berdasarkan pengalamannya mengenai rangsangan.

c. Kognisi: Suatu keyakinan dini dari individu terhadap stimulus. Keyakinan akan timbul apabila individu telah mengerti

(4)

Pembentukan Citra Komunitas Club Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas

(Ikhsan Kurniawan, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018 644-655 rangsangan tersebut. Sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan informasinya.

d. Motivasi: Kecendrungan yang menetap untuk mencapai tujuan-tujuan,dan sedapat mungkin menjadi kondisi kepuasan maksimal, bagi individu setiap saat.

e. Sikap: Kecendrungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam mengahadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah seseorang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang harus disukai, diharapkan, dan diinginkan. Sikap mengandung aspekevaluatif, artinya

mengandung nilai yang menyenangkan dan tidak

menyenangkan. Sikap seperti itu juga dapat diperteguh atau diubah.

f. Tindakan: Akibat atau respon individu sebagai organisme terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari dalam dirinya maupun lingkungan.

g. Respons: Tindakan-tindakan seseorang sebagai reaksi terhadap rangsangan atau stimulasi. (Soemirat & Ardianto, 2002:116). Adapun yang menjadi landasan konseptual dalam penelitian ini adalah:

 Citra

Frank Jefkins (1996:362) mendefinisikan citra dalam buku Public Relations mengemukakan bahwa: “Dalam konteks Humas, citra adalah diartikan sebagai kesan, gambaran yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) atau sosok keberadaan, berbagai kebijakan, personil, produk atau jasa-jasa dari organisasi atau perusahaan”.

 Jenis Citra

Menurut Jefkins dalam Ardianto (2004:26-28), terdapat beberapa jenis citra (image), yaitu sebagai berikut:

1. Citra bayangan (mirror image)

Pengertiannya bahwa citra yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan, terutama para pemimpinnya yang tidak percaya “Apa dan bagaimana” kesan orang luar selalu dalam posisi baik. Setelah diadakan

(5)

Pembentukan Citra Komunitas Club Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas

(Ikhsan Kurniawan, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018 644-655 studi tentang tanggapan, kesan dan citra dimasyarakat, ternyata terjadi perbedaan antara yang diharapkan dengan kenyataan citra di lapangan, bahkan bisa terjadi “Citra” negatif yang muncul.

2. Citra kini (current image)

Citra merupakan kesan baik yang diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal lain yang berkaitan dengan produknya. Citra yang kuat mutlak diperlukan untuk mendominasi sekaligus membentengi benak pelanggan. Citra meliputi atribut, kinerja,

merek/produk. Gumesson, penggagas Relationship Marketing,

menyatakan bahwa citra terdiri dari tiga variabel pokok: pengalaman, persepsi dan ekspektasi. Upaya pemasaran harus dapat membangun persepsi positif sesuai dengan ekspektasi pelanggan, dan menghasilkan umpan balik dari pengalaman saat memakai produk tersebut.

3. Citra yang diinginkan (wish image)

Citra keinginan ini adalah tujuan yang ingin dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut, lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif, yang diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum.

4. Citra perusahaan (corporate image)

Jenis citra ini berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya. Bagaimana citra perusahaan (corporate image) yang positif lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing, hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (social care) lainnya.

5. Citra serbaneka (multiple image)

Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan diatas,

misalnya bagaimana pihak Humas/Public Relations-nya akan

menampilkan pengenalan (awareness) terhadap identitas, atribut logo, brand’s name, seragam (uniform) para frontliner, sosok gedung, dekorasi

lobi kantor dan penampilan para profesionalnya, kemudian

diunifikasikan atau diidentikkan kedalam suatu citra serbaneka (multiple image) yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan (corporate image).

(6)

Pembentukan Citra Komunitas Club Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas

(Ikhsan Kurniawan, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018 644-655 6. Citra penampilan (performance image)

Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subyeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri (performance image) para professional dalam perusahaan yang bersangkutan, misalnya dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, bagaimana pelaksanaan etika menyambut telepon, tamu, dan pelanggan serta publiknya.

 Humas

Menurut Haris Munandar (1992:9) menerjemahkan definisi humas dari Frank Jefkins yaitu “Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.

 Komunitas

Menurut Wenger (2002:4), pengertian komunitas adalah sekelompok orang yang saling berbagi lingkungan, perhatian, masalah, serta memiliki ketertarikan atau kegemaran yang sama terhadap suatu topik, dan dapat memperdalam pengetahuan serta keahliannya dengan saling berinteraksi secarat terus menerus.

 Komunitas Klub Motor

Istilah komunitas biasanya kita dengar untuk kumpulan-kumpulan anak-anak motor. Berbagai macam kumpulan sering kali menggunakan nama produk yang tidak luput digunakan di dunia otomotif. Seringkali kita melihat stiker atau tulisan yang mengandung unsur komunitas. Para penggemar dunia otomotif sering membentuk perkumpulan atau klub baik untuk kendaraan sejenis maupun yang beragam. Organisasi otomotif ini bersifat positif, karena dapat menggalang persaudaraan, persahabatan dan solidaritas antar sesama anggota maupun antar klub.

 Pengertian Lalu Lintas

Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sedangkan yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.

(7)

Pembentukan Citra Komunitas Club Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas

(Ikhsan Kurniawan, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018 644-655

 Undang-Undang Lalu Lintas

Peraturan lalu lintas di Indonesia di atur dalam undang undang

lalu lintas pertama UU Nomor 14 Tahun 1992 yang kemudian disempurnakan pada 22 Tahun 2009 yang lebih rinci terhadap setiap pelanggaran-pelanggaran yang mungkin terjadi. UU lalu lintas dibuat untuk mengatur tingkah laku para pengguna lalu lintas, demi terwujudnya ketertiban dan keselamatan berlalu lintas.

 Ketentuan Hukum Untuk Pengendara Sepeda Motor

Menurut Buku Petunjuk Tata Cara Bersepeda Motor di Indonesia

(2016:5), dalam Undang-undang No.14 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pengendara harus mengetahui ketentuan dalan undang-undang tersebut antara lain:

1. Setiap pengendara sepeda motor di jalan harus memiliki Surat Izin Mengemudi untuk sepeda motor yang mampu mengemudikan kendaraannya dengan wajar.

2. Pengendara sepeda motor wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki.

3. Mengetahui tata cara berlalu lintas di jalan.

4. Sepeda motor hanya diperuntukkan hanya untuk dua orang.

5. Sepeda motor yang digunakan dijalan memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan.

6. Pengemudi dan penumpang wajib menggunakan helm yang telah direkomendasikan keselamatannya dan terpasang dengan benar.

Klub Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe

Humas dan Anggota Yamaha Vixion Club Lhokseumawe

(8)

Pembentukan Citra Komunitas Club Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas

(Ikhsan Kurniawan, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018 644-655 Sambungan :

Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan, memo dan dokumen resmi lainnya. Pendekatan Penelitian. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara Observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dalam proses analisis data terdapat komponen-komponen utama yang harus benar-benar dipahami. Komponen tersebut adalah reduksi data, kajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Untuk menganalisis berbagai data yang sudah ada digunakan metode deskriptif analitik. Metode ini digunakan untuk menggambarkan data yang sudah diperoleh melalui proses analitik yang mendalam dan selanjutnya diakomodasikan dalam bentuk bahasa secara runtut dalam bentuk naratif. Analisis data dilakukan secara induktif yaitu dimulai dari lapangan atau

Pembentukan citra

Kognisi

Model pembentukan citra dari John S. Nimpoeno

Persepsi Motivasi Sikap

Citra Positif Terhadap Komunitas dan Klub

(9)

Pembentukan Citra Komunitas Club Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas

(Ikhsan Kurniawan, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018 644-655 fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan, mempelajari fenomena yang ada di lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan seccara bersamaan dengan cara proses pengumpulan data. Menurut Miles dan Humberman (1992).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah singkat berdirinya YVCI (Yamaha Vixion Club Indonesia) chapter Lhokseumawe yang didapat oleh peneliti dari hasil wawancara dengan ketua umum YVCI Jack (Zakaria Malik) dan (Founder) Azkari Fikri. Sebelum terbentuknya Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe, telah berdiri Motor Vixion Komuniti (MOVIK) yang merupakan awal dari berdirinya Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe.Dapat dijelaskan bahwa Motor Vixion Komuniti (MOVIK) adalah sebuah organisasi yang bersifat rintisan, dimana organisasi ini tumbuh dan berkembang di Lhokseumawe. Didirikan oleh beberapa orang dengan latar belakang profesi, asal, gaya hidup, pola pergaulan dan rutinitas yang berbeda. Organisasi motor ini berkiblat kepada beberapa organisasi besar lainnya. Organisasi ini dirasakan dapat menjadikan semangat bahwa Yamaha Vixion itu sebuah kebanggaan bagi para penunggangnya.

Hasil penelitian ini diperoleh bedasarkan wawancara secara semiterstruktur, observasi nonpartisipan, dokumentasi peneliti terhadap 5 informan penelitian. Data yang diperoleh selama penelitian dianalisis dan hasil penelitian diuraikan menjadi berbagai pembahasan mengenai di Lhokseumawe. Berikut ini beberapa hal yang perlu peneliti jelaskan dalam hasil penelitian :

Deskripsi temuan penelitian yang dipaparkan dalam penelitian ini berorientasi pada fenomena, fokus dan rumusan masalah penelitian, baik temuan yang berasal dari hasil pengumpulan data berupa observasi ataupun hasil wawancara.

Kelima responden sepakat bahwa pembentukan citra adalah hal yang sangat penting. Citra yang baik bagi klub bisa mendukung berkembangnya klub menjadi lebih baik dan menjadi tolak ukur kinerja organisasi setiap tahunnya. Jika citra baik, maka organisasi akan diterima oleh masyarakat tanpa permasalahan. Ditambah lagi citra baik mampu

(10)

Pembentukan Citra Komunitas Club Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas

(Ikhsan Kurniawan, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018 644-655 mendongkrak popularitas klub dan bisa menjadi contoh bagi masyarakat serta klub dan komunitas lain.

Citra organisasi tidak terbentuk dengan begitu saja, ada tahapan- tahapan yang harus dilalui untuk bisa mendapatkan citra positif di masyarakat. Dalam hal ini YVCI Lhokseumawe dalam membentuk citra

positif organisasi melakukan berbagai upaya-upaya yang

berkesinambungan. Usaha yang mereka lakukan adalah komunikasi melalui media sosial, melakukan kegiatan sosial dan membantu mengatur kegiatan lalu lintas.

Salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan pembentukan citra adalah dengan menanyakan opini publik. (Melita, 2016) dalam jurnalnya menjelaskan bagaimana menjadikan opini publik sebagai instrumen untuk mengukur keberhasilan suatu organisasi/perusahaan khususnya yang berkaitan dengan pembentukan citra. Dengan kata lain melalui opini publik yang ada dan berkembang di masyarakat mengindikasikan, organisasi/ perusahaan berada pada posisi yang baik, netral atau buruk. Bila opini yang ada dan berkembang di masyarakat adalah opini yang positif maka organisasi/perusahaan pun ada pada posisi yang positif atau citranya menjadi positif. Sebaliknya, opini yang ada dan berkembang di masyarakat adalah opini yang negatif, maka kecenderungan citranya pun menjadi negatif. Itulah sebabnya salah satu instrumen atau barometer untuk menilai organisasi/perusahaan ada pada posisi positif, netral ataupun negatif dapat melalui opini publik yang ada dan berkembang di masyarakat mengenai organisasi/ perusahaan.

Karena itu, untuk mengetahui opini publik berkaitan dengan komunitas sepeda motor khususnya YVCI kota Lhokseumawe, penulis telah melakukan wawancara kepada salah seorang tokoh masyarakat di kota Lhokseumawe. Beliau menyampaikan bahwa kontribusi komunitas sepeda motor selama ini dianggap tidak jelas. Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas motor hanya musiman dan ikut-ikutan komunitas lain. Seandainya satu komunitas membuat acara maka yang lain ikut melakukan hal yang sama. Jadi usaha yang dilakukan oleh komunitas motor khususnya YVCI tidak memberikan kesan kepada masyarakat mereka ingin menjadi pelopor keselamatan lalu lintas sama sekali.

(11)

Pembentukan Citra Komunitas Club Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas

(Ikhsan Kurniawan, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018 644-655 Maka dapat terlihat bahwa citra komunitas/klub motor khususnya YVCI Lhokseumawe tidak mengalami perubahan yang signifikan. Komunitas sepeda motor masih memiliki citra yang kurang baik di kalangan masyarakat. Selain itu komunitas YVCI Lhokseumawe juga masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang tentang klub YVCI, sehingga hasil citra sebagai pelopor keselamatan berlalu lintas di masyarakat masih belum bisa terbentuk dengan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Citra komunitas YVCI Lhokseumawe sebagai pelopor keselamatan berlalu-lintas belum tercapai. Hal ini dikarenakan kurangnya stimulus yang diberikan. stimulus dalam hal ini adalah upaya pembentukan citra baik dari segi kegiatan maupun komunikasi kepada media.

2. Kegiatan yang dilakukan memang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Namun kegiatan ini dianggap musiman dan ikut-ikutan belaka.

3. Opini publik merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan citra, diikuti oleh media massa yang mampu membentuk opini masyarakat. Pengaruh keduanya sangat besar dalam upaya pembentukan citra YVCI Lhokseumawe. Lantaran tanpa memerhatikan kedua hal tersebut, masyarakat masih tidak tahu tentang kegiatan YVCI Lhokseumawe yang berusaha menjadi pelopor keselamatan berlalu-lintas.

Untuk pengembangan dari program ini ke depannya, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan :

1. Untuk Komunitas klub motor sendiri perlu lebih memperhatikan dan menjaga tingkah laku dan tindak-tanduk mereka di masyarakat, untuk menghindari terjadinya hubungan yang tidak harmonis, maka perlunya sikap toleransi antar para anggota komunitas klub motor dengan masyarakat.

2. Komunitas klub motor juga perlu melakukan kegiatan yang rutin, sehingga tidak terkesan ikut-ikutan. Diperlukan juga kerjasama dengan media massa agar masyarakat tahu bahwa komunitas sepeda motor

(12)

Pembentukan Citra Komunitas Club Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Lhokseumawe Sebagai Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas

(Ikhsan Kurniawan, Ade Irma)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018 644-655 ternyata memang baik. Hal ini diperlukan lantaran media massa dapat mengubah opini publik.

3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti sarankan tidak hanya untuk meneliti satu komunitas motor. Dan meneliti tentang permasalahan yang timbul antara komunitas klub motor yang satu dengan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, M. Linggar. Teori Dan Profesi Kehumasan, Serta Aplikasinya Di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 2000.

Ardianto, Elvinaro. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2011.

Bungin, Burhan. Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis Dan Metodologis Ke Arah Penguasaan Modal Aplikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2003.

Effendy, Onong Uchjana. Human Relations and Public Relations, Bandung, Mandar Maju, 1992.

Jefkins, Frank terjemahan Daniel Yadin, Public Relations, Erlangga, Jakarta, 2004.

Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. 2008.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Perdana Media Grup. Jakarta, 2006.

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya. Bandung. 2001.

Muntahar, Sudiro. Hubungan Masyarakat Fungsi dan Peranan Manajemen. Andi Offset. Yogyakarta. 1985.

Gambar

Gambar 2.1 model pembentukan citra dari John S. Nimpoeno.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seluruh anak di Yayasan Eleos Desa Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang memiliki pengetahuan yang kurang tentang jenis sayur,

Berdasarkan hasil uji t yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil bahwa variabel komitmen organisasi dan kompetensi karyawan memiliki pengaruh positif dan

Kadar abu pada produk daging kelapa modifikasi lebih rendah sebab pada proses pembuatannya, daging kelapa modifikasi dilakukan berbagai macam penambahan bahan

Pesan kemanusiaanya cukup kuat hingga mampu menggerakan banyak aktivis sosial kemanusiaan di Amerika, untuk melakukan hal yang sama dengan menunjukan protes

Pada perkara ini dapat disimpulkan Penggugat telah berhasil membuktikan dalil gugatannya, sedangkan Tergugat I tidak berhasil untuk membuktikan dalil bantahannya,

fungsi yang digunakan oleh staf pelayan untuk.. melihat dan meng-update data yang baru

 Mengidentifi kasi kosakata dan konsep tentang keragaman benda berdasar-kan bentuk dan wujudnya yang disajikan melalui teks tulis, lisan dan visual dalam bahasa Indonesia atau

Dari hasil analisis wawancara, ditemukan bahwa teks-teks yang ditulis oleh guru PPL mencerminkan pencapaian dari sudut pandang kategori profesional prestasi dari