• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORITIS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian-Pengertian

2.1.1 Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja identik dengan Sasaran Pembangunan Nasional, khususnya pembangunan ekonomi. Oleh karena kesempatan kerja merupakan sumber pendapatan bagi mereka yang memperoleh kesempatan kerja. Disamping merupakan sumber dari Peningkatan Pendapatan Nasional, melalui peningkatan Produk Nasional Bruto. Oleh karena itulah dalam GBHN juga disebutkan, bahwa tujuan Pembangunan Nasional di samping meningkatkan produksi nasional, maka pertumbuhan ekonomi juga harus mempercepat pertumbuhan lapangan pekerjaan, oleh karena kesempatan kerja bukan memiliki nilai ekonomis, tetapi juga mengandung nilai kemanusiaan dengan menumbuhkan rasa harga diri, sehingga memberikan isi kepada asas kemanusiaan.

Kesempatan kerja juga diartikan sebagai permintaan tenaga kerja (Demand For Labor) yaitu suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan kerja siap diisi para penawar kerja (pencari kerja). Pertumbuhan angkatan kerja yang masih tinggi serta keterbatasan kesempatan kerja akan mengakibatkan semakin meningkatnya tingkat pengangguran. Secara konsisten, pertumbuhan angkatan kerja

(2)

ini masih selalu lebih besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk. Disamping itu, angkatan kerja termasuk setengah pengangguran masih tetap tinggi. Hal ini menandakan bahwa poduktivitas para tenaga kerja tersebut belum optimal. Dimana kesempatan kerja merupakan angkatan kerja yang bekerja.

Sejak tahun 1979 hingga saat ini, konsep dan definisi perihal ketenagakerjaan yang digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sama. Konsep dan definisi tersebut sesuai dengan Labour Force Approach yang diperkenalkan oleh Internasional Labour Organization (ILO). Pendekatan ini juga diterapkan oleh negara-negara berkembang selain Indonesia.

Konsep dan definisi yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik dalam penelitian ketenagakerjaan sejak tahun 1976 adalah sebagai berikut :

1. Bekerja adalah mereka yang memperoleh pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam yang secara kontinu dalam seminggu yang lalu (seminggu sebelum pencacahan). Dengan demikian, pekerjaan keluarga yang tanpa upah membantu dalam satu usaha/kegiatan ekonomi, dimaksudkan sebagai pekerja.

2. Setengah pengangguran (sementara tidak bekerja) adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena berbagai alasan seperti sakit, cuti menunggu panen, mogok dan lain sebagainya. Termasuk mereka yang sudah diterima bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum bekerja. Mereka ini dikategorikan sebagai bekerja.

(3)

3. Mencari pekerjaan adalah mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan seperti mereka yang belum pernah bekerja atau mereka yang sudah pernah bekerja, karena suatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka itu dikategorikan sebagai penganggura terbuka. Seseorang mencari pekerjaan tetapi dia sudah mempunyai pekerjaan atau sedang bekerja, tetapi digolongkan sebagai bekerja.

4. Sekolah adalah mereka yang melakukan kegiatan bersekolah di sekolah formal mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi selama seminggu yang lalu sebelum pencacahan, mereka ini termasuk yang sedang libur.

5. Mengurus Rumah Tangga adalah mereka yang mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah. Misalkan ibu-ibu rumah tangga atau anaknya yang membantu mengurus rumah tangga. Sebaliknya, pembantu rumah tangga yang mendapat upah walaupun pekerjaannya rumah tangga dianggap bekerja.

6. Kegiatan lainya adalah kegiatan selain yang disebutkan di atas, yakni mereka yang sudah pensiun, menerima royalty, penerima deviden dan orang-orang yang cacat jasmani (buta,bisu dan sebagainya) yang tidak mampu melakukan suatu pekerjaan.

7. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja atau mempunyai pekerjaan sementara tidak bekerja atau mereka yang mencari pekerjaa. Mereka adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan seperti pada butir 1,2 dan 3 di atas selama seminggu sebelum pencacahan.

(4)

8. Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan seperti pada butir 4, 5 dan 6 di atas selama seminggu sebelum pencacahan.

9. Kesempatan kerja adalah angkatan kerja yang bekerja dan bukan merupakan lapangan kerja yang masih terbuka.

10. Tingkat kesempatan kerja adalah persentase angkatan kerja yang bekerja terhadap jumlah angkatan kerja.

2.1.2 Angkatan Kerja

Angkatan kerja dapat didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif.

Dari pengertian tersebut maka angkatan kerja dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok pekerja (employment) dan kelompok penganggur (unemployment).

Menurut Sumitro Djoyohadikusumo, faktor-faktor yang menentukan angkatan kerja adalah sebagai berikut :

1. Jumlah dan sebaran usia penduduk, penduduk yang berusia lebih dari batas tertentu dianggap masuk kedalam usia kerja. Misalnya, seorang anak yang

(5)

berusia diatas 15 tahun aktif bekerja, dapat dikatakan sebagai bagian dari angkatan kerja.

2. Pengaruh keaktifan bersekolah terhadap penduduk di usia muda. Maksudnya adalah penduduk usia muda yang masih sekolah tidak dianggap sebagai angkatan kerja, walaupun adalah penduduk usia muda itu sebagian orang yang sudah mulai bekerja.

3. Peranan kaum wanita dalam perekonomian, wanita yang bekerja dalam urusan rumah tangga tidak dianggap sebagai bagian dari angkatan kerja. Jika seorang wanita mempunyai pekerjaan tertentu di luar rumah, maka dimasukkan sebagai angkatan kerja.

4. Pertambahan penduduk yang tinggi, setiap pertambahan jumlah penduduk cenderung akan menambah bagian penduduk yang tergolong angkatan kerja.

5. Meningkatnya jaminan kesehatan, dengan meningkatnya jaminan kesehatan, umur rata-rata penduduk bertambah. Umur rata-rata akan memperpanjang masa produktif setiap penduduk dalam melakukan pekerjaannya, sehingga otomatis akan menambah jumlah angkatan kerja.

2.1.2.1 Pekerja (employment)

Pekerja mencakup orang-orang yang mempunyai pekerjaan dan saat disensus memang sedang bekerja, serta orang-orang yang mempunyai pekerjaan namun sementara

(6)

waktu sedang tidak bekerja, misalnya petani sedang menanti panen atau pegawai yang sedang cuti. Pekerja dapat diartikan pula sebagai orang yang bekerja untuk mendapatkan penghasilan atau keuntungan minimal satu jam dalam satu minggu sebelum pencacahan.

2.1.2.2 Pengangguran (unemployment)

Pengangguran merupakan masalah pelik dan terjadi bukan hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Namun, tekanan masalah pengangguran banyak terasa di negara-negara berkembang. Hal ini wajar karena negara-negara berkembang umumnya adalah negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya tinggi dan tingkat pendidikan masyarakatnya rendah.

Pengangguran terjadi karena tidak seimbangnya antara kesempatan kerja dengan angkatan kerja atau antara permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja. Pengangguran dapat diartikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja atau seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan, tetapi belum dapat memperolehnya.

Seseorang yang tidak bekerja tetapi sedang aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur, contohnya para ibu rumah tangga, mereka tidak mau bekerja karena ingin mengurus keluarganya, atau para anak orang kaya, mereka tidak ingin bekerja karena gajinya lebih rendah dari yang diinginkannya. Kelompok ibu rumah tangga dan anak orang kaya tersebut dikategorikan sebagai penganggur sukarela.

(7)

Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan. Tingginya tingkat pengangguran akan mengurangi pendapatan masyarakat sehingga dengan adanya pengangguran, tingkat kemakmuran masyarakat akan berkurang.

Pengangguran akan menimbulkan masalah ekonomi dan sosial bagi individu yang mengalaminya. Pengangguran juga akan berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi, politik, dan sosial bagi negara yang mempunyai tingkat pengangguran yang tinggi. Pengangguran sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan di negara yang bersangkutan.

2.1.3 Metode Proyeksi

Dalam analisa psikologi, proyeksi berarti “Mencetuskan inplusi yang tidak sadar dari diri sendiri dengan cara melihat sesuatunya seakan memiliki inplusi agresif secara tidak sadar sering kali melihat atau memiliki anggapan orang lain juga bersifat agresif (Anto dajan).

Dalam hasil kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa proyeksi sendiri merupakan suatu pengamatan atau suatu hal yang mana pengamatan itu dikembalikan kepada jiwa pengamat bagaimana dia menanggapi dan mencetuskan hasil pengamatannya tersebut dengan menggunakan suatu evaluasi ataupun rumusan yang bersesuaian dengan apa yang diamatinya.

(8)

Proyeksi kesempatan kerja adalah melihat ke depan akan hasil proyeksi/gambaran terhadap angakatan kerja yang bekerja atau orang-orang yang bekerja.

2.2 Metode Analisa Data

Dengan memperlihatkan data yang sudah diperoleh, dapat dilakukan analisa sementara dengan cara deskriptif. Adapun tahapan-tahapan analisa deskiptif yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan analisa deskriptif tentang angkatan kerja yang bekerja dan pengangguran terbuka tahun 2004-2009.

2. Melakukan analisa deskriptif tentang jumlah angkatan kerja tahun 2004-2009.

2.2.1 Perumusan Masalah

Dalam negara berkembang seperti Indonesia yang berpenduduk besar, yang menjadi salah satu masalah utama adalah pengangguran struktural yang sangat besar. Masalah ini disebabkan oleh stuktur ekonomi yang ada belum mampu menciptakan kesempatan kerja yang sesuai dan dalam jumlah yang cukup untuk menyerap angkatan kerja yang ada.

Dengan permasalahan-permasalahan yang telah dicetuskan pada bab sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan tersebut menjadi suatu rumusan matematika guna mempermudah penulis dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Adapun dalam melakukan perumusan masalah tersebut memiliki beberapa tahapan sebagai berikut:

(9)

1. Perumusan untuk melakukan proyeksi kesempatan kerja di Kota Medan pada tahun 2011-2015. Selanjutnya, data tersebut digunakan untuk menentukan laju pertumbuhan kesempatan kerja pada tahun yang akan datang.

2. Perumusan untuk proyeksi pengangguran terbuka yang nantinya akan digunakan untuk menentukan tingkat kesempatan kerja pada tahun 2011-2015.

2.2.1.1 Perumusan Proyeksi Angkatan Kerja Yang Bekerja Dan Pengangguran Terbuka Pada Tahun 2011-2015

Dengan memperhatikan data dan melakukan analisa deskriptif di atas, maka dapat digunakan suatu formula (rumusan) untuk melakukan proyeksi angkatan kerja yang bekerja dan pengangguran terbuka pada tahun 2011-2015. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

Ŷ= a + bX

Dimana :

(10)

Keterangan :

Ŷ = Nilai Trend yang ditaksir X = Waktu (Tahun)

a = Variabel Konstanta b = Koefisien Variabel X n = jumlah pasang pengukuran ∑X = jumlah dari variabel tahun ∑Y = jumlah dari variabel Y

∑XY = jumlah perkalian variabel Y dan variabel tahun

2.2.1.2 Perumusan Laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja

Dengan memperhatikan data dan melakukan analisa deskriptif di atas, maka dapat digunakan suatu formula (rumusan) untuk menghitung laju pertumbuhan dan tingkat kesempatan kerja pada tahun 2011-2015. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah sebagai berikut:

(11)

Dimana :

Bt = jumlah penduduk yang bekerja tahun t

Bt-1 = jumlah penduduk yang bekerja tahun t-1

2.2.1.3 Perumusan Tingkat Kesempatan Kerja

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah sebagai berikut:

Kegunaan :

Indikator ini mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang bekerja atau sementara bekerja di suatu negara atau wilayah.

Dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah ada, penulis melakukan suatu pendugaan/peramalan tingkat kesempatan kerja pada tahun 2011-2015. Adapun alasan penulis memilih rumusan tersebut adalah dengan melihat selisih pertumbuhan tenaga kerja dari setiap tahunnya dan selisih tersebut melakukan pendugaan bahwa tingkat kesempatan kerja setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang tidak relatif konstan. Dari pendugaan sementara dan analisa deskriptif, maka penulis menggunakan rumus yang sesuai dengan permasalahan di atas.

Referensi

Dokumen terkait

Citra Media Indodata akan menggunakan teknologi ini mengingat tidak semua orang memiliki komputer yang terkoneksi dengan internet untuk bisa mengakses web site,

Berdasarkan beberapa gambaran aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) untuk meningkatkan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis data pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan terkait dengan kepuasan penumpang travel (shuttle service)

Untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan yaitu dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan, dimana hasil pengukuran nantinya sebagai acuan untuk memperbaiki dan

Pengukuran terhadap ill- ness perception dapat digambarkan dengan lima dimensi dalam cognitive representation of illness antara lain: (1) Identify (label pasien yang digu­ nakan

Bank juga mengharapkan semoga program tersebut juga dapat menyenangkan hati nasabah dan hubungan kemitraan (partnership) berjalan dengan baik. Hadiah yang diberikan pihak

Disebutkan di asachari.tripod.com bahwa APSI merupakan wadah bagi para guru seni, dosen seni, peneliti seni, praktisi seni, dan pegiat seni bahkan masyarakat peduli seni

Dengan membaca masalah pada teks, siswa dapat mengidentifikasi saran yang mungkin diberikan untuk penyelesaian masalah (sederhana) dengan tepat.. Setelah