• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INFORMASI PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN INFORMASI PERTANIAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN LAPORAN KEGIATAN

PENGEMBANGAN INFORMASI

PENGEMBANGAN INFORMASI

PERTANIAN

PERTANIAN

Oleh :

Oleh :

Nazariah

Nazariah

T. Iskandar

T. Iskandar

Basri A. Bakar

Basri A. Bakar

M. Nasir

M. Nasir

M a h d i

M a h d i

Sufrizal

Sufrizal

(2)

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

PERTANIAN

(BPTP) NAD

(BPTP) NAD

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PERTANIAN

PERTANIAN

KEMENTRIAN

KEMENTRIAN PERTANIAN

PERTANIAN

2010

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah, berkat rahmat Allah laporan Kegiatan Pengembangan Informasi Pertanian di Provinsi NAD 2010 dapat diselesaikan pada waktunya. Seandainya dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, kami memohon maaf dan menerima saran serta masukan yang bersifat membangun dan memperbaiki pola kegiatan yang dilaksanakan agar lebih baik dimasa mendatang.

Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Kepala BPTP Aceh yang telah memberikan kepercayaan, ungkapan terima kasih juga kami haturkan kepada semua pihak yang telah turut membantu pelaksanaan kegiatan ini.

Akhirnya kepada Allah jualah kita mohon hidayahnya, semoga laporan sederhana ini berguna bagi yang membutuhkannya.

Banda Aceh, Desember 2010 Penanggung Jawab Kegiatan,

Nazariah, SP. M.Si

(4)

DAFTAR ISI Halaman LEMBARAN PENGESAHAN ... i KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii RINGKASAN ... iv I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 2

1.3. Keluaran yang diharapkan ... 3

1.4. Hasil yang diharapkan... ... 3

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak... ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

III. PROSEDUR ... 7 3.1. Kerangka Pikir ... 7 3.2. Ruang Lingkup ... 8 3.3. Pendekatan... ... 8 3.4. Metode Kegiatan... 9 3.5. Produksi Media... 9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10

4.1. Pengembangan Informasi Pertanian... ... 10

4.2 . Analisis Khalayak/inventarisasi Kebutuhan Teknolog. ... 10

4.3. Pretest dan Postest Media... ... 12

4.4. Media Cetak ... 12 4.5. Media Elektronik... ... 13 4.6. Pendistribusian Media... ... 13 V. KESIMPULAN ... 15 DAFTAR PUSTAKA ... 16 LAMPIRAN

(5)

RINGKASAN

Pengembangan Informasi Pertanian merupakan salah satu bentuk kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan menggunakan berbagai media komunikasi. Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi teknologi pertanian kepada pengguna, dengan menggunakan beragam media komunikasi yang representatif yang mudah diterima mereka. Kegiatan Pengembangan Informasi Pertanian 2009 memproduksi media cetak Leafllet Serambi Pertanian (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu(PTT) Padi sawah, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Jagung, Program Swasembada Daging); Buletin Info teknologi Pertanian diproduksi sebanyak 300 eksemplar dan produksi poster/kalender sebanyak 250 lembar mengangkat tema “Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah”. Untuk media elektronik, kegiatan pengembangan informasi pertanian menghasilkan beberapa kaset video kegiatan Seminar-seminar yang diselenggarakan oleh BPTP NAD (Seminar-seminar proposal, workshop SAI, ROPP, ACIAR, Perpanjangan kontrak PUAP dengan peserta di daerah, Training workshop penyuluhan pertanian di Aceh Besar dan Pidie Jaya); Tanaman Visitor Plot BPTP NAD (Kedelai dan jagung); Kunjungan tim Monev BPTP NAD ke lokasi tanaman padi Aceh Besar, Pidie dan Pidie Jaya; Pengolahan tanah lahan visitor plot; Temu Lapang padi PTT Lamlo Pidie; Panen perdana PUAP di desa Blang Meureudu Pidie Jaya; Kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pidie Jaya dan Bireuen

Kata kunci: informasi, komunikasi, media, cetak, elektronik

ABSTRACT

Agricultural Information Development is one form of agricultural extension activities carried out by using various communication media. This activity aims to communicate agricultural technology information to users, by using a variety of communications media representative who readily accepted them. Agricultural Information Development Activities in 2009 to produce Serambi Pertanian Leaflet (Field School of Integrated Crop Management Field: rice, soybean, corn, Meat Self-Sufficient Program); Bulletin of Info Teknologi Pertanian produced much 300 copies and produced a poster / calendar as much as 250 sheets with the theme "Integrated Crop Management of Rice Fields". For electronic media, agricultural information development activities produced video tapes seminars activities organized by BPTP NAD (proposal seminars, workshops SAI, ROPP, ACIAR, PUAP contract extension with the participants in the region, agricultural extension training workshop in Aceh Besar and Pidie Jaya ); Visitor Plot Plant (soybean and corn); visited AIAT NAD Monitoring and Evaluation team to the location of the rice plant in Aceh Besar, Pidie and Pidie Jaya; Processing visitor soil plots; Gathering Field Lamlo PTT in Pidie; PUAP first harvest in the village of Blang Meureudu Subdistrict, Pidie Jaya District; Activities Women Farmers Group Pidie Jaya and Bireuen

(6)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam upaya mengembangkan sektor pertanian telah banyak menghasilkan paket maupun komponen teknologi dari berbagai aspek mulai dari budidaya sampai ke pasca panen, namun demikian sebagian besar dari teknologi yang dihasilkan tersebut ternyata belum terlihat penerapannya di lahan usahatani. Hal ini disebabkan sebagian besar hasil penelitian atau pengkajian tidak dapat langsung digunakan oleh petani karena kemampuan tingkat adopsi teknologi yang berbeda dan beragam. Havelock (1971) mengemukakan faktor yang mempersulit diterapkannya teknologi yang dihasilkan oleh lembaga penelitian kepada para pengguna, antara lain disebabkan karena masing-masing mempunyai aturan, tata nilai, bahasa, serta pola komunikasi yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Hal ini dipertegas dengan beberapa hasil pengamatan di lapangan, dimana penyuluh belum mendapatkan informasi hasil penelitian secara berkesinambungan, disisi lain peneliti dinilai kurang efektif karena penelitiannya tidak berkaitan langsung dengan masalah yang dihadapi petani, disamping itu peneliti dan penyuluh hampir tidak pernah menerima umpan balik untuk penyusunan program penelitiannya (Tjitropronoto, 1988). Oleh karena itu dalam proses adopsi teknologi diperlukan keterkaitan yang erat antara peneliti sebagai sumber teknologi, penyuluh sebagai agen pembaharu dan petani sebagai pengguna. Meskipun masing-masing unsur memiliki peran tersendiri tetapi terkait satu sama lain.

Menyikapi hal tersebut, dalam rangka mempercepat proses adopsi teknologi bagi petani/pengguna, pengembangan informasi pertanian melalui berbagai media informasi diharapkan dapat mencapai efektivitas komunikasi. Suatu komunikasi yang diharapkan efektifitasnya, tidaklah dilakukan secara serampangan tetapi membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang. Dengan demikian agar tercapainya suatu keefektifitasan dalam berkomunikasi diperlukan media yang dapat membantu atau menjadi alat bagi suatu pesan/informasi, sehingga pesan yang sampai tersebut tidak dipersepsikan berbeda oleh penerima/khalayak.

(7)

Menurut Irawan dan Prastati (1994), manfaat penggunaan media sebagai saluran penyampai informasi dalam rangka pembelajaran adalah:

Ø Untuk melancarkan terjadinya proses interaksi antara sumber dan penerima Ø Penyampaian suatu materi pesan dapat diseragamkan

Ø Proses pembelajaran/penyampaian informasi dapat menjadi lebih menarik Ø Proses pembelajaran/penyampaian informasi menjadi lebih interaktif Ø Jumlah waktu penyampaian informasi tersebut dapat dikurangi Ø Kualitas peningkatan pengetahuan penerima dapat ditingkatkan

Ø Proses penyampaian informasi tersebut dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pedesaan di Provinsi NAD, diperlukan proses diseminasi pertanian yang berkesinambungan, terarah dan terpadu, sehingga dengan informasi teknologi yang mereka dapatkan diharapkan mampu menimbulkan motivasi masyarakat untuk bergairah melaksanakan usahatni. Hal ini akan mendorong terciptanya kegiatan-kegiatan produktif di bidang pertanian yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani.

1.2. Tujuan

• Menyebarluaskan informasi teknologi pertanian secara cepat sesuai dengan kebutuhan pengguna.

• Membuka dan memperluas wawasan petani/pengguna tentang teknologi usaha pertanian yang berkembang.

• Mendorong petani/pengguna meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan memotivasi petani agar mau menerapkan inovasi baru yang dapat memperbaiki usahataninya guna meningkatkan pendapatan mereka.

(8)

1.3. Keluaran Yang Diharapkan

Tersedianya Buletin Info Teknologi Pertanian sebanyak 300 eksemplar, Liptan Serambi Pertanian 2000 eksemplar, sebanyak 4 judul, masing-masing judul berjumlah 500 eksemplar, Poster sebanyak 250 eksemplar dan VCD/DVD sebanyak 1 judul.

1.4. Hasil yang Diharapkan

Tersedianya berbagai informasi teknologi pertanian yang dikemas dalam berbagai bentuk media komunikasi yang diharapkan mampu mempercepat penyampaian informasi teknologi kepada pengguna agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi tersebut dalam meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

1.5. Perkiraan Manfaat Dan Dampak

Kegiatan pengembangan informasi pertanian diharapkan berdampak pada

peningkatan pengetahuan petani dan penyuluh sehingga bisa bermanfaat bagi mereka dalam mengambil keputusan teknologi yang akan diadopsi untuk meningkatkan produktivitas usahataninya sekaligus dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.

(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian telah memberikan banyak perubahan di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh adanya perubahan perilaku petani dalam mengelola usahataninya dari teknologi apa adanya dengan teknologi yang sengaja dikembangkan untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi. Suatu paket teknologi pertanian tidak akan ada manfaatnya bagi petani jika teknologi tersebut tidak dikomunikasikan kedalam alam masyarakat sebagai petani pengguna. Dengan kata lain ilmu pengetahuan dan teknologi akan berguna apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan.

Peranan komunikasi sangat penting dalam menyampaikan suatu maksud agar suatu paket teknologi dapat diterima oleh masyarakat tani. Berhasil atau gagalnya suatu paket teknologi di transfer ke masyarakat tani sangat dipengaruhi oleh adanya informasi yang diterima oleh petani pada saat yang tepat. Untuk itu diperlukan suatu sistem diseminasi yang efektif dan efisien agar teknologi dan informasi yang dibutuhkan cepat diadopsi masyarakat (Sulaeman AH. 1988).

Pengembangan informasi pertanian merupakan kegiatan untuk menyebarluaskan teknologi dan informasi pertanian kepada pengguna yang tersebar secara luas, yang dilakukan melalui penggunaan berbagai media komunikasi, baik media cetak maupun media elektronik (Annonimous. 2001).

Unsur media dalam komunikasi banyak menimbulkan pengaruh dan perkembangan komunikasi, baik sebagai proses sosial maupun sebagai ilmu pengetahuan. Kehadiran media terutama media massa sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan pengaruh pada proses operasional komunikasi. Media massa juga telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi dengan pengaruh sosial yang cukup besar (Arifin, 1984). Menurut Irawan dan Prastati (1994), dalam proses komunikasi, media hanyalah satu dari empat komponen yang harus ada, yaitu; sumber informasi, informasi, penerima informasi dan komponen yang keempat adalah media. Jika saja satu dari empat komponen tersebut tidak ada, maka proses komunikasi tidak mungkin

(10)

terjadi.

Dalam dunia pendidikan atau pembelajaran, media merupakan teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk intruksional, atau sarana fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi/materi pesan. Media atau medium yang berasal dari bahasa latin tersebut berarti saluran atau alat untuk menyalurkan. Media pada prinsipnya adalah segala sesuatu yang merupakan alat yang dipakai orang untuk menyampaikan isi jiwa manusia.

Dari segi eksistensinya, media dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu media tradisional dan media modern. Media tradisional meliputi segala bentuk kesenian rakyat yang dapat dijadikan sebagai alat untuk menyalurkan berbagai informasi/pesan yang terdapat diberbagai wilayah Indonesia, seperti : ketoprak, ludruk, seudati dan sebagainya.

Pengembangan informasi pertanian melalui berbagai media komunikasi diharapkan dapat mencapai efektivitas komunikasi. Suatu komunikasi yang diharapkan efektifitasnya, tidaklah dilakukan secara serampangan tetapi membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang. Dengan demikian agar tercapainya suatu keefektifitasan dalam berkomunikasi diperlukan media yang dapat membantu atau menjadi alat bagi suatu pesan/informasi, sehingga pesan yang sampai tersebut tidak dipersepsikan berbeda oleh penerima/khalayak. Karena media merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menjadikan komunikasi itu efektif.

Namun demikian, pada dasarnya terjadinya komunikasi yang efektif disebabkan oleh tidak adanya hambatan-hambatan komunikasi yang berarti, seperti : umur, sosial ekonomi, pengetahuan bahasa, sikap dari sumber maupun penerima dan persaingan dalam mendapatkan perhatian.

Maka dalam upaya mencapai komunikasi efektif dan mengatasi hambatan-hambatan yang ada tersebut, diperlukan pengetahuan tentang; latar belakang penerima/khalayak, pesan/informasi yang mereka harapkan, bahasa yang mereka gunakan, serta media yang mereka minati agar apa yang diharapkan oleh sumber informasi tepat dan sesuai dengan yang diinginkan oleh sasaran. Baik itu melalui The

(11)

spoken words (yang berbentuk ucapan), The printed writing (yang berbentuk tulisan), maupun The audio visual media (yang berbentuk gambar hidup.

Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat, beragam media komunikasi dapat dipergunakan untuk menyebarluaskan informasi teknologi pada masyarakat. Beragamnya media yang tersedia menuntut seorang komunikator atau perencana komunikasi untuk menetapkan media komunikasi mana yang tepat digunakan. Karena untuk mencapai komunikasi yang efektif, saluran yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan harus dipertimbangkan dengan baik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Berlo (1960), memilih saluran komunikasi yang tepat bukanlah merupakan hal yang mudah, karena saluran komunikasi menentukan efektifitas komunikasi. Disamping itu setiap saluran atau medium komunikasi memiliki kualitas tertentu dilihat dari teknologi, struktur maupun fungsinya (Jamiesom dan Campbell. 1983).

Dengan menggunakan media diharapkan dapat lebih mengkonkritkan apa yang dijelaskan oleh seorang penyuluh kepada petani. Selanjutnya petani lebih mudah dan lebih cepat menangkap materi, karena apa yang dilihat akan terkesan lebih lama, mampu memotivasi mereka, mampu memusatkan perhatian pada hal-hal yang biasanya diabaikan dan diharapkan dapat merangsang petani untuk menerapkan teknologi anjuran.

(12)

III. PROSEDUR 3.1. Kerangka Pikir

Havelock (1971) mengemukakan faktor yang mempersulit diterapkannya teknologi yang dihasilkan oleh lembaga penelitian kepada para pengguna, antara lain disebabkan karena masing-masing mempunyai aturan, tata nilai, bahasa, serta pola komunikasi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini dipertegas dengan beberapa hasil pengamatan dilapangan, dimana penyuluh belum mendapatkan informasi hasil penelitian secara berkesinambungan, disisi lain peneliti dinilai kurang efektif karena penelitiannya tidak berkaitan langsung dengan masalah yang dihadapi petani, disamping itu peneliti dan penyuluh hampir tidak pernah menerima umpan balik untuk penyusunan program penelitiannya (Tjitropronoto, 1988). Oleh karena itu dalam proses adopsi teknologi diperlukan saluran komunikasi yang efektif yang diharapkan mampu menjembatani ketersediaan teknologi di tingkat peneliti/penyuluh dengan teknologi yang dibutuhkan pengguna.

Mengacu pada kebutuhan informasi teknologi di tingkat pengguna, penggunaan berbagai media komunikasi dinilai efektif dalam menyebarluaskan informasi teknologi tersebut. Keberadaan media komunikasi dalam berbagai bentuk tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena dengan kemampuan dan sifat media masing-masing akan saling menguatkan dan melengkapi satu sama lain dalam proses transfer informasi.

Pengembangan Informasi Pertanian akan dilakukan dengan pendekatan multimedia, mengingat tidak ada satu mediapun yang paling efektif untuk seluruh sasaran dan tujuan. Dengan kata lain media yang satu akan saling melengkapi dengan yang lain. Di samping itu kegiatan Pengembangan Informasi Pertanian di BPTP NAD juga dilakukan melalui pendekatan partisipatif. Dimana masyarakat pengguna akan diikutkan dan dilibatkan dalam proses penggalian kebutuhan informasi teknologi dan model media yang mereka inginkan. Hal ini disebabkan biasanya hanya teknologi yang dikembangkan bersama-sama masyarakat yang akan berlanjut, karena

(13)

masyarakat akan merasa membutuhkan teknologi tersebut. Dengan demikian manfaat teknologi terhadap kehidupan petani pengguna dapat dinikmati secara langsung.

3.2. Ruang Lingkup

• Persiapan

Meliputi: Studi pustaka, menyiapkan RODP, dan Inventarisasi kebutuhan teknologi untuk materi pengembangan informasi pertanian. • Pelaksanaan

Kegiatan ini meliputi merencanakan, mengolah dan merancang bahan/materi untuk bahan publikasi berdasarkan hasil dari inventarisasi kebutuhan teknologi.

• Pengolahan hasil / Pengembangan media

Meliputi: pemilihan materi yang tepat untuk media cetak (brosur dan buletin) serta media elektronik (audio dan audio visual) dan editing. • Pelaporan

Meliputi: laporan berkala, tengah tahunan dan laporan akhir.

3.3. Pendekatan

Pengembangan Informasi Pertanian akan dilakukan dengan pendekatan multimedia, mengingat tidak ada satu mediapun yang paling efektif untuk seluruh sasaran dan tujuan. Dengan kata lain media yang satu akan saling melengkapi dengan yang lain. Di samping itu kegiatan Pengembangan Informasi Pertanian di BPTP NAD juga dilakukan melalui pendekatan partisipatif. Dimana masyarakat pengguna akan diikutkan dan dilibatkan dalam proses penggalian kebutuhan informasi teknologi dan model media yang mereka inginkan. Hal ini disebabkan biasanya hanya teknologi yang dikembangkan bersama-sama masyarakat yang akan berlanjut, karena masyarakat akan merasa membutuhkan teknologi tersebut. Dengan demikian manfaat teknologi terhadap kehidupan petani pengguna dapat dinikmati secara langsung.

(14)

3.4. Metode Kegiatan

Produksi media informasi berupa media cetak dan elektronik sesuai hasil inventarisasi kebutuhan teknologi khalayak.

3.5. Produksi Media

Sesuai dengan DIPA Tahun 2010, Kegiatan Pengembangan Informasi Pertanian akan memproduksi media cetak berupa :

a. Buletin Info Teknologi Pertanian 300 eksemplar

b. Liptan Serambi Pertanian 2000 eksemplar, yang akan terbit sebanyak empat kali, yaitu; edisi Januari – Maret, edisi April – Juni, edisi Juli – September, Oktober – Desember, masing-masing edisi sebanyak 500 eksemplar.

c. Poster sebanyak 250 eksemplar

Untuk media elektronik akan diproduksi disesuaikan dengan kebijakan balai dan hasil inventarisasi teknologi nantinya.

(15)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengembangan Informasi Pertanian

Pengembangan Informasi Pertanian merupakan salah satu bentuk kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan menggunakan berbagai media komunikasi. Penyuluhan pertanian sebagai pendidikan non formal bagi petani memiliki peranan mengisi proses transfer teknologi hasil pengkajian untuk terjadinya perubahan perilaku, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sehingga petani mempunyai kedudukan strategis dalam pembangunan pertanian.

Kegiatan Pengembangan Informasi Pertanian dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan informasi teknologi pertanian kepada pengguna, dengan menggunakan beragam media komunikasi yang representatif yang mudah diterima mereka, sehingga sasaran peningkatan produksi dan produktivitas usahatani tercapai seiring meningkatnya tingkat adopsi terhadap teknologi yang sesuai yang mereka terima pada saat yang tepat.

Beragamnya media komunikasi yang digunakan disebabkan karena masing-masing media mempunyai keunggulan sendiri, di samping tingkat keterdedahan yang berbeda di tingkat pengguna.

4.2. Analisis Khalayak / Inventarisasi Kebutuhan Teknologi

Dalam rangka mendekatkan informasi teknologi kepada pengguna diperlukan analisis khalayak yang berupa inventarisasi kebutuhan teknologi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menghimpun kebutuhan-kebutuhan akan informasi baik pada pengambil kebijakan maupun pengguna akhir. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perancang/pendesain media komunikasi dalam merancang media dengan materi teknologi yang sesuai dengan karakteristik pengguna agar proses penyampaian informasi dapat berlangsung efektif.

Tujuan analisis khalayak/inventarisasi kebutuhan teknologi ini adalah untuk menghimpun dan mengidentifikasikan kebutuhan teknologi di kalangan pengguna dan jenis media yang mereka inginkan. Analisis khalayak dilaksanakan pada lokasi

(16)

yang representatif yang dianggap dapat mewakili kebutuhan informasi untuk sebagian besar Provinsi NAD. Lokasi atau wilayah yang dilakukan analisis khalayak adalah; Pidie, Pidie Jaya, Bireuen dan Aceh Utara.

Hasil inventarisasi kebutuhan teknologi didapatkan beberapa informasi/masukan yaitu;

• Sebagian besar masyarakat menerapkan pola tanam lahan sawahnya adalah padi – palawija atau padi – hortikultura. Oleh karena itu diperlukan beragam informasi pertanian yang berkaitan dengan pola tanam yang mereka terapkan.

• Pada lahan-lahan irigasi yang persediaan airnya cukup, kebiasaan masyarakat selama ini adalah sedapat mungkin membudidayakan tanaman padi. Pola tanam yang umum diterapkan adalah lima kali bercocok tanam padi diselingi dengan satu kali bertanam kedelai atau palawija lainnya dan juga tanaman hortikultura. Penanaman palawija atau tanaman hortikultura dilakukan pada saat pengeringan lahan.

§ Pada umumnya tanaman palawija yang mereka pilih adalah kedelai dan kacang tanah. Sehubungan dengan semakin maraknya budidaya kedelai, dalam rangka meningkatkan produksi diperlukan petunjuk tentang teknologi bercocok tanam kedelai, seperti pemupukan yang dianjurkan sesuai dengan lahan yang diusahakan. § Program nasional lainnya yang juga diharapkan adanya informasi adalah Program Swasembada Daging Sapi (PSDS). Pendampingan program PSDS oleh BPTP dimaksudkan untuk mempercepat tercapainya program swasembada daging sapi melalui inovasi teknologi dan kelembagaan disuatu kawasan pengembangan sapi potong. Selain itu program pendampingan ini juga sebagai upaya memasyarakatkan inovasi dan diseminasi teknologi yang dapat mempercepat penyampaian informasi dan penyebaran inovasi teknologi kepada para peternak dan pelaku agribisnis. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan beragam informasi yang dapat mendukung kegiatan tersebut, baik mengenai pakan, perkandangan dan teknologi-teknologi pendukung lainnya.

(17)

§ Disamping itu dalam rangka meningkatkan SDM penyuluh dari seluruh aspek komoditas, diharapkan juga ada informasi/materi lain tentang pertanian dalam arti yang luas, baik itu varietas baru suatu komoditi maupun teknologinya.

4.3. Pretest dan Postest Media

Pretes dilakukan untuk menghimpun masukan dari pembaca/pengguna tentang materi yang disampaikan dan juga tampilan dari media yang akan di produksi tersebut. Sedangkan postes dilakukan setelah media cetak diproduksi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah media tersebut sesuai dengan karakteristik dan keinginan pengguna (sesuai masukan pada pretes).

4.4. Media Cetak

Sesuai dengan DIPA Tahun 2010, Kegiatan Pengembangan Informasi Pertanian akan memproduksi media cetak berupa :

a. Buletin Info Teknologi Pertanian

Buletin Info teknologi Pertanian diproduksi sebanyak 300 eksemplar, berisikan berbagai macam informasi yang diharapkan dapat berguna atau dimanfaatkan oleh pengguna untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka. Bulletin ini terbagi atas beberapa rubrik, seperti; teknologi, budidaya, hama dan penyakit, serta rubrik-rubrik lainnya yang mendukung pembangunan pertanian di Aceh.

b. Leflet Serambi Pertanian

Seperti halnya Buletin Info Teknologi Pertanian, media cetak Leflet Serambi Pertanian juga berisikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Akan tetapi isi dari liptan Serambi Pertanian lebih praktis yang diharapkan dapat di jadikan acuan atau referensi pengguna untuk teknologi yang diinformasikan.

Produksi media cetak Leaflet Serambi Pertanian Tahun 2010 terbit sebanyak 4 judul, masing-masing berjumlah 500 lembar (timbal balik), yaitu;

(18)

1. Penerapan Teknologi Peternakan Dalam Mendukung Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS)

2. Pakan Berbasis Bahan Lokal Untuk Ternak Sapi 3. Pemangkasan Tanaman Kakao

4. Pengelolaan Tanaman Terpadu Kacang Tanah c. Poster

Media cetak poster yang diproduksi menusung tema “Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah, Meningkatkan Hasil dan Pendapatan, Menjaga Kelestarian Lingkungan”. Poster ini berisikan informasi teknologi PTT padi sawah baik komponen teknologi dasar maupun komponen teknologi pilihan. Untuk menarik minat pengguna membaca dan mempelajari materi poster yang ditampilkan, maka poster tersebut dikombinasikan dengan kalender. Poster yang diproduksi berjumlah 250 eksemplar.

4.5. Media Elektronik

Kegiatan pengembangan informasi pertanian telah mendokumentasikan kegiatan Program Swasembada Daging Sapi dalam rangka pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Aceh di Kabupaten Aceh Jaya. Kegiatan tersebut dimasudkan untuk mendukung Penerapan Teknologi Peternakan dalam Mendukung Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS) di Provinsi Aceh.

4.6. Pendistribusian Media

Media cetak Leaflet Serambi Pertanian, Buletin Info Teknologi Pertanian dan poster Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah, disebarluaskan kepada pengguna yang membutuhkan. Sasaran utama pendistribusian adalah Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Badan Ketahanan Pangan dan penyuluhan mulai dari Provinsi sampai ke kabupaten. Khusus media yang didistribusikan kepada dinas/instansi terkait di kabupaten diharapkan dapat diteruskan kepada pengguna selanjutnya baik penyuluh maupun petani. Media yang masih tersisa akan terus disebarkan kepada pengguna lain yang membutuhkan, baik dari dinas/instansi,

(19)

kelompok tani, BPP, mahasiswa, LSM maupun perorangan. Disamping iitu seperti biasanya media yang diproduksi dalam Kegiatan Pengembangan Informasi Pertanian juga akan didistribusikan pada saat pameran pembangunan berlangsung.

(20)

V. KESIMPULAN

1. Penggunaan media dalam kegiatan penyuluhan pertanian sangat penting terutama untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dari proses komunikasi. Hal ini disebabkan karena unsur media dalam komunikasi banyak menimbulkan pengaruh dan perkembangan komunikasi, baik sebagai proses sosial maupun sebagai ilmu pengetahuan.

2. Keberadaan media komunikasi dalam berbagai bentuk tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena dengan kemampuan dan sifat media masing-masing akan saling menguatkan dan melengkapi satu sama lain dalam proses transfer informasi.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2005. Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD. Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi NAD.

Annonimous. 2001. Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi Teknologi Informasi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Arifin, A. 1984. Strategi Komunikasi. Sebuah Pengantar Ringkas. Armico. Bandung.

Berlo, DK. 1960. The Process Of Communication. An Introduction to theory Practise. Holt, Rinehart and Winston. Inc. New york.

Havelock, Ronald G. 1971 Planning For Innovation. Institute For Social Research University Of Michigan. Michigan.

Irawan, P dan Prastati, T. 1994. Media Intruksional. Sumber buku AA, Mengajar di perguruan Tinggi. Bagian tiga, Bab 9, PAU- PPAI. Ditjen Dikti.

Jamieson. KH And KK. Campbell. 1983. The Interplay Of Influence. Wadsworth Publishing Company. California.

Suleiman, Amir Hamzah. 1988. Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Gramedia Jakarta.

Tjitropronoto, P. 1988. Pemantapan Sistem Komunikasi Penelitian : Meningkatkan Keterkaitan Hubungan Penelitian – Penyuluhan. Pusat Perpustakaan Pertanian dan Biologi Bogor. Bogor

(22)

PRODUKSI MEDIA

PENGEMBANGAN INFORMASI PERTANIAN 2010

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Dinas Kehutanan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015,

Materi yang diberikan dalam e-learning UAN SMA ini mencakup empat mata pelajaran SMA yang termasuk dalam ujian nasional yaitu Matematika (untuk program jurusan IPA), Ekonomi

Tekoordinirnya perencanaan Dinas, Badan, Kantor, dan satuan organisasi lainnya dalam lingkup pemerintahan daerah, instansi vertikal dan kecamatan yang berada di daerah

Formulir Pengalihan Unit Penyertaan yang telah lengkap dan diterima secara baik ( in complete application ) sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak

Pengertian belajar dapat didefinisikan yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Ruang posrealitas sesungguhnya adalah dunia hiperrealitas, sebuah dunia yang melampaui realitas, sebuah ruang halusinasi yang tercipta dari data di dalam komputer,

Pad Set RR dan Pad Set FR merupakan komponen dengan nilai kekritisan tertinggi karena faktor frekwensi kerusakan yang tinggi meski harganya tidak mahal, apabila keausan

[r]