• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosis Dan Terapi Rhinosinusitis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diagnosis Dan Terapi Rhinosinusitis"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

Oleh

M.

M. EfEfsan san Ridhoni Ridhoni I1A005071I1A005071

T

Tuti uti Alawiyah Alawiyah I1A006009I1A006009

Adhitya

Adhitya Fajar Fajar P P I1A006072I1A006072

DIAGNOSIS DAN TERAPI

DIAGNOSIS DAN TERAPI

RHINOSINUSITIS

RHINOSINUSITIS

Pembimbing Pembimbing

Dr. Ida Bagus Ngurah S, Sp. THT Dr. Ida Bagus Ngurah S, Sp. THT

(2)
(3)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

•• Kejadian sinusitis umumnya disertai atau dipicuKejadian sinusitis umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis sehingga sinusitis sering juga disebut oleh rhinitis sehingga sinusitis sering juga disebut dengan rhinosinusitis.

dengan rhinosinusitis.

•• Penyebab utamanya adalah selesmaPenyebab utamanya adalah selesma (common(common cold)

cold) yang merupakan infeksi virus, alergi danyang merupakan infeksi virus, alergi dan

gangguan anatomi yang selanjutnya dapat diikuti gangguan anatomi yang selanjutnya dapat diikuti infeksi bakteri.

infeksi bakteri.

•• Data dari DEPKES RI tahun 2003 menyebutkanData dari DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung dan sinus berada pada bahwa penyakit hidung dan sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat

utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit

di rumah sakit

Latar Belakang Latar Belakang

(4)

Definisi

Definisi Rinosinusi

Rinosinusitis

tis

••

Rinosinusitis

Rinosinusitis adalah

adalah inflamasi

inflamasi muk

mukosa

osa hidung

hidung

dan sinus

dan sinus paranasal yang dapat ditegakk

paranasal yang dapat ditegakkan

an

berdasark

berdasarkan

an riwa

riwayat gejala yang diderita

yat gejala yang diderita sudah

sudah

lebih dari 12 minggu, dan sesuai dengan 2

lebih dari 12 minggu, dan sesuai dengan 2

kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2

kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2

kriteria minor

kriteria minor

••

Gejala Mayor: n

Gejala Mayor: nyeri sinus, hidung

yeri sinus, hidung buntu, ingus

buntu, ingus

purulen, post

purulen, post

nasal drip

nasal drip

, gangguan penghidu,

, gangguan penghidu,

Sedangkan

Sedangkan

••

Gejala Minor: nyeri kepala, nyeri geraham, nyeri

Gejala Minor: nyeri kepala, nyeri geraham, nyeri

telinga, batuk, demam, halitosis

telinga, batuk, demam, halitosis

(5)

Anatomi Sinus Paranasal

(6)

Sinus Frontalis

Perkembangan dimulai pada bulan ke-4 kehamilan kemudian

berkembang kearah atas dari hidung pada bagian frontal reses . kemudian

sinus ini berkembang secara lambat kearah vertikal pada tulang frontal dan telah lengkap pada usia remaja

Pada dewasa ukurannya sekitar 28 x 27 x 17 mm

Perdarahan pada sinus frontal meliputi cabang supra troklear dan

supraorbital dari arteri optalmikus dan melalui vena superior

optalmikus yang mengalir kedalam sinus kavernosus

persarafan dari percabangan supratroklear nervus frontal yang

berasal dari nervus optalmikus (V1).Sinus frontal terletak pada

tulang frontal dibatas atas supraorbital dan akar hidung.

(7)
(8)

Sinus Ethmoidalis

Sel-sel etmoid mulai terbentuk pada bulan 3 dan 4 setelah kelahiran (3-4

sel)

Usia dewasa sel anterior berukuran 20 x 22 x 10 mm dan sel posterior 20 x20

x 10 (10 –15 sel)

Perdarahan pada sinus etmoid meliputi cabang arteri sfenopalatina,

arteri etmoidalis anterior dan posterior, cabang arteri optalmikus dari arteri karotis interna. Aliran vena

berasal dari vena maksilaris dan etmoidalis yang mengalir kedalam

sinus kavernosus.

Inervasi persarafan dari sinus etmoid ini berasal dari cabang posterolateral hidung dari nervus maksilaris (V2) dan

cabang nervus etmoidalis dari nervus optalmikus (V1).

(9)

Sinus Sfenoidalis

Sinus sfenoid berkembang bulan ke-3 setelah kelahiran yang merupakan invaginasi dari mukosa bagian superior posterior dari kavum nasi. Pneumatisasi

sfenoid mengalami pertumbuhan yang cepat saat berusia 7 tahun, mengalami pertumbuhan maksimal dan terhenti setelah berusia 12 sampai 15 tahun

Ukuran sinus ini sekitar 2,5 x 2,5 x 1,5 mm pada tahun pertama dan 14 x 14 x 12 mm saat berusia 15 tahun.

Kapasitas sinus berkisar 7,5 ml

Perdarahan sinus sfenoid meliputi cabang arteri sfenopalatina dan

arteri etmoidalis posterior, sedangkan aliran vena berasal dari vena maksilaris dan pleksus

pterigoid.

Inervasi persarafan dari sinus sfenoid ini berasal dari cabang nervus etmoidalis posterior dari nervus optalmikus (V1), dan cabang

nasal dan sfenopalatina dari nervus maksilaris

(10)

Kompleks Ostiomeatal (KOM)

Kompleks ostiomeatal (KOM) terdiri dari sel-sel

udara dari etmoid anterior dan ostiumnya,

infundibulum etmoid, ostium sinus maksila,

ostium sinus frontal danmeatus media.

Struktur lain yang juga merupakan KOM adalah

sel agger nasi, prosesus unsinatus, bula etmoid,

hiatus semilunaris inferior dan konka media.

Secara fungsional, KOM berperan sebagai jalur

drainase dan ventilasi untuk sinus frontal, maksila

dan etmoid anterior

(11)

Kompleks ostiomeatal (KOM),

potongan koronal

(12)

Fisiologi Sinus Paranasalis

fungsi sinus paranasal

1. Sebagai pengatur kondisi udara

(air 

coditioning)

2. Sebagai penahan suhu

(thermal insulators)

3. Membantu keseimbangan kepala

4. Membantu resonansi suara

5. Sebagai peredam perubahan tekanan udara

6. Membantu produksi mukus

(13)

Etiologi dan Faktor Predisposisi sinusitis

faktor intrinsik (penjamu/host ) sistemik genetik / kongenital gangguan imunodefisiensi genetik / kongenital kondisi atopik refluks laringofaringeal, gangguan endokrin dan kehamilan serta idiopatik

Lokal kelainan anatomi,kelainan anatomi iatrogenik faktor ekstrinsik (lingkungan)

infeksi bakteri, jamur dan polusi udara

(14)

Klasifikasi Sinusitis

• Ringan = VAS 0-3

• Sedang = VAS >3-7

• Berat= VAS >7-10

Berdasarkan Total

skor visual analogue

scale (VAS)

(0-10cm)

• Akut : < 12 minggu, Resolusi komplit gejala

• Kronik : > 12 minggu, Tanpa resolusi gejala kompli,

Termasuk rinosinusitis kronik eksaserbasi akut

Berdasarkan durasi

penyakit

(15)

Patofisiologi Rinosinusitis Kronis

Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan kelancaran klirens dari mukosiliar di dalam kompleks osteo meatal (KOM)

Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM mengalami oedem, sehingga mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak dan

lendir tidak dapat dialirkan. Maka terjadi

gangguan drainase dan ventilasi didalam

sinus, sehingga silia menjadi kurang aktif 

dan lendir yang diproduksi mukosa sinus menjadi lebih kental dan merupakan media yang baik untuk

tumbuhnya bakteri patogen.

Bila sumbatan berlangsung terus

akan terjadi

hipoksia dan retensi lendir sehingga timbul infeksi oleh

bakteri anaerob. Selanjutnya terjadi perubahan jaringan menjadi hipertrofi, polipoid atau pembentukan kista.

Bila proses terus berlanjut terjadi

(16)
(17)

Manifestasi Klinis

Gejala Subyektif rhinosinusitis adalah:

Nyeri

Sakit kepala

Nyeri pada penekanan

Gangguan penghindu

Gejala objektifnya, antara lain:

Pembengkakan dan udem

Sekret nasal

(18)

Sinusitis Akut

Diagnosis dari sinusitis akut dapat ditegakkan

ketika infeksi saluran napas atas oleh virus

tidak sembuh salama 10 hari atau memburuk

setelah 5-7 hari.

Organisme yang umum menyebabkan sinusitis

akut adalah

Streptococcus pneumonia,

Haemophilus influenza

dan

Moraxella

catarrhalis

.

(19)

Gejala Mayor

 Nyeri atau rasa tertekan pada muka Kebas atau rasa penuh pada muka Obstruksi hidung

Sekret hidung yang purulen, post nasal drip Hiposmia atau anosmia

Demam (hanya pada rinosinusitis akut)

Gejala Minor

Sakit kepala

Demam (pada sinusitis kronik) Halitosis

Kelelahan Sakit gigi Batuk 

 Nyeri, rasa tertekan atau rasa penuh pada telinga

Diagnosis ditegakkan dengan dua gejala mayor atau satu gejala minor ditambah dengan dua gejala minor

(20)

Pemeriksaan Penunjang

Rinoskopi anterior

Rinoskopi posterior

Transiluminasi (diaphanoscopia)

X Foto sinus paranasalis

(21)

Sinusitis Kronis

Selama eksaserbasi akut, gejala mirip dengan sinusitis akut; namun diluar

masa itu, gejala berupa suatu perasaan penuh pada wajah dan

hidung, dan hipersekresi yang seringkali mukopurule

Gejala lain berupa sakit kepala kronik, post nasal drip, batuk kronik,

gangguan tenggorok, gangguan telinga akibat sumbatan kronik muara tuba eustachius, gangguan ke paru seperti bronkitis (sino-bronkitis), bronkiektasi,

dan yang penting adalah serangan asma yang meningkat dan sulit diobati

Organisme yang umum terisolasi pada sinusitis kronik termasuk

Staphylococcus aureus, bakteri anaerob dan gram negatif seperti

(22)

Penatalaksanaan

Jika ditemukan adanya faktor predisposisi seperti deviasi septum, kelainan atau variasi

anatomi KOM, hipertrofi adenoid pada anak, polip, kista, jamur, gigi penyebab

sinusitis, dianjurkan untuk melakukan penatalaksanaan

yang sesui dengan kelainan yang ditemukan

Jika tidak ditemukan faktor predisposisi, diduga bakterial yang memerlukan pemberian

antibiotik dan pengobatan medik lainnya

(23)

Onset tiba-tiba dari 2 atau lebih gejala, salah sa

tunya termasuk hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek; sekret hidung anterior/ posterior;±nyeri/ rasa tertekan di wajah;

Penghidu terganggu/ hilang Pemeriksaan: Rinoskopi Anterior

Foto Polos SPN/ Tomografi Komputer tidak direkomendasikan

Gejala kurang dari 5 hari atau membaik setelahnya

Common cold

Pengobatan simtomatik

Tidak ada perbaikan setelah 14 hari

Rujuk ke dokter spesialis Teruskan terapi untuk 7-14 Perbaikan dalam 48 jam

Steroid topikal Sedang

Rujuk ke dokter spesialis Tidak ada perbaikan dalam 48 jam

Antibiotik + steroid topikal Berat

Gejala menetap atau memburuk setelah 5 hari

Keadaan yang harus segera di rujuk/ dirawat

Edema periorbita Pendorongan letak bola mata Penglihatan ganda

Oftalmoplegi Penurunan visus

Nyeri frontal unilateral atau bilateral Bengkak daerah frontal

Tanda meningitis atau tanda fokal neurologis Skema penatalaksanaan rinosinusitis akut pada dewasa

(24)

Penatalaksanaan Berbasis Bukti Dan Rekomendasi Untuk Rinosinusitis Akut Pada Dewasa

Terapi Level Derajat Rekomendasi Relevansi

antibiotik oral IA A Ya, setelah 5 hari, atau pada kasus berat

kortikosteroid topikal IB A Ya

kombinasi steroid topikal dan antibiotika oral

IB A Ya

kortikosteroid oral IB A Ya,Nyeri berkurang pada  penyakit yang berat

antihistamin oral IB B Ya, hanya pada pasien alergi

Cuci hidung larutan garam fisiologis

(sali ne nasal douchi ng) 

IB (-) D Tidak 

Dekongestan IB (-) D Ya, sebagai penghilang gejala

Mukolitik  Tidak ada Tidak  Tidak 

(25)

Skema penatalaksa naan rinosinusitis kronik dengan atau tanpa polip hidung pada dewasa untuk pelayanan kesehatan primer dan dokter spesialis non THT

2 atau lebih gejala, salah satunya berupa hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek; sekret hidung anterior/ posterior;±nyeri/ rasa tertekan di wajah;

Penghidu terganggu/ hilang

Pemeriksaan: Rinoskopi Anterior

Foto Polos SPN/ Tomografi Komputer tidak direkomendasikan

Tersedia Endoskopi

Polip

Rujuk Dokter Spesialis THT  jika Operasi Dipertimbangkan Ikuti skema polip hidung

Dokter Spesialis THT

Ikuti skema Rinosinusitis kronik Dokter Spesialis THT

Tidak ada polip

Pemeriksaan Rinoskopi Anterior Foto Polos SPN/ Tomografi Komputer tidak direkomendasikan

Endoskopi tidak tersedia

Lanjutkan terapi Perbaikan

Reevaluasi setelah 4 minggu Steroid topikal, Cuci hidung, Antihistamin  jika alergi

Rujuk spesialis THT Tidak ada perbaikan Investigasi dan intervensi

secepatnya

Pikirkan diagnosis lain :

Gejala unilateral Perdarahan Krusta Gangguan penciuman Gejala Orbita Edema Periorbita

Pendorongan letak bola mata Penglihatan ganda

Oftalmoplegi

Nyeri kepala bagian frontal yang berat Bengkak daerah frontal

Tanda meningitis atau tanda fokal neurologis

(26)

Skema penatalaksanaan berbasis bukti rinosinusitis kronik tanpa polip hidung pada dewasa untuk dokter spesialis THT Ringan VAS 0-3

Steroid topikal Intranasal cuci hidung

Gagal setelah 3 bulan

Perbaikan Tindak lanjut Jangka Panjang +

cuci hidung Steroid topikal

±Makrolide jangka panjang

Sedang atau berat VAS >3-10

Steroid topikal Cuci hidung

Kultur & resistensi Kuman Makrolid jangka panjang

Gagal setelah 3 bulan

Tomografi Komputer Perlu investigasi dan

intervensi cepat

Pertimbangkan diagnosis lain :

Gejala unilateral Perdarahan Krusta Kakosmia Gejala Orbita Edema Periorbita Penglihatan ganda Oftalmoplegi

Nyeri kepala bagian frontal yang berat Edem frontal

Tanda meningitis atau tanda fokal neurologis

fokal

2 atau lebih gejala, salah satunya berupa hidung tersumbat atau pilek yang tidak jernih;±nyeri  bagian frontal, sakit kepala;

Gangguan Penghidu

Pemeriksaan THT termasuk Endoskopi: Pertimbangkan Tomografi Komputer  Tes Alergi

Pertimbangkan diagnosis danpenatalaksanaan penyakit penyerta; misal Asma

(27)

Skema penatalaks anaan rinosinusiti s kronik dengan polip hidung pada dewasa untuk dokter spesialis THT

2 atau lebih gejala, salah satunya berupa hidung tersumbat atau sekret hidung berwarnar; ±nyeri bagian frontal, sakit kepala;

Gangguan Penghidu

Pemeriksaan THT termasuk Endoskopi: Pertimbangkan Tomografi Komputer

Tes Alergi

Pertimbangkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit penyerta; misal ASA

Ringan VAS 0-3 Sedang VAS 3-7

Steroid topikal (spray) Steroid topikal tetes hidung

Dievaluasi setelah 3 bulan

Perbaikan

Lanjutkan Steroid Topikal

Evaluasi setiap 6 bulan

Tidak membaik

Berat VAS > 10

Steroid oral jangka pendek Steroid topikal

Evaluasi setelah 1 bulan

Perbaikan Tidak membaik

Tomografi Komputer

Operasi Tindak lanjut , Cuci hidung, Steroid topikal

+ oral, Antibiotika jangka panjang

Perlu investigasi dan intervensi cepat

Pertimbangkan diagnosis lain :

Gejala unilateral Perdarahan Krusta Kakosmia Gejala Orbita Edema Periorbita Penglihatan ganda Oftalmoplegi

Nyeri kepala bagian frontal yang berat Edem frontal

(28)

Penatalaksanaan Operatif 

antrostomi meatus inferior

Caldwel-Luc

trepanasi sinus frontal

(29)

Komplikasi Sinusitis

Komplikasi dari sinusitis tersebut antara lain :

1. Komplikasi lokal

 – Mukokel

 – Osteomielitis (Pott’s puffy tumor )

2. Komplikasi orbital

 – Inflamatori edema  – Abses orbital

 – Abses subperiosteal

 – Trombosis sinus cavernosus.

3. Komplikasi intrakranial

 – Meningitis

(30)

KESIMPULAN

• Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal.

Rinitis dan sinusitis biasanya terjadi bersamaan dan saling terkait pada kebanyakan individu, sehingga terminologi yang digunakan saat ini adalah rinosinusitis.

• Komplikasi akibat sinus paranasal sangat bervariasi, baik lokal,

intra orbital maupun intra kranial.

• Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus

dan kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal (KOM).

• Komplikasi dari sinusitis tersebut antara lain komplikasi lokal,

orbital dan intrakranial. Komplikasi lokal antara lain mukokel dan

osteomielitis (Pott’s puffy tumor). Komplikasi orbital adalah

inflamatori edema, abses orbital dan trombosis sinus cavernosus. Komplikasi intrakranial antara lain meningitis dan abses

Gambar

Foto Polos SPN/ Tomografi Komputer tidak direkomendasikan
Foto Polos SPN/ Tomografi Komputer tidak direkomendasikan

Referensi

Dokumen terkait

demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang disertai batuk.. bersin-bersin yang

Gejala akut pada dewasa, hidung tersumbat, sakit gigi, kepala atau bagian sinus, tanda setelah 7 hari terlihat bakteri dan diberi antimikrobial pada anak- anak

• Rinosinusitis adalah inflamasi pada hidung dan sinus-sinus paranasal yang ditandai dengan adanya dua atau lebih gejala, dimana salah satunya termasuk hidung

Gejala klinis awalnya berupa gejala seperti flu, yaitu batuk kering, mialgia, sakit kepala, malaise, pilek, dan demam yang tidak tinggi. Pada pemeriksaan auskultasi dada

Rinitis vasomotor merupakan suatu gangguan fisiologik neurovaskular mukosa hidung dengan gejala hidung tersumbat, rinore yang hebat dan kadang – kadang dijumpai adanya bersin

Rinitis vasomotor merupakan suatu gangguan fisiologik neurovaskular mukosa hidung dengan gejala hidung tersumbat, rinore yang hebat dan kadang – kadang dijumpai adanya bersin

Namun secara keseluruhan gejala yang meliputi diantaranya demam, menggigil, batuk, hidung tersumbat, pernapasan cepat dan dangkal dalam beberapa kasus ini adalah satu- satunya gejala,

Kriteria kasus pasien : U Suspek sesuai kriteria : n ISPA dengan kriteria epidemiologis n Memiliki minimal 3 gejala dari : / Demam r' Pilek/hidung tersumbat / Batuk / Sesak nafas