• Tidak ada hasil yang ditemukan

pencelupan basa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pencelupan basa"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENCELUPAN

TEKNOLOGI PENCELUPAN

PROSES PENCELUPAN SUTERA DENGAN ZAT WARNA BASA

PROSES PENCELUPAN SUTERA DENGAN ZAT WARNA BASA

DISUSUN OLEH: DISUSUN OLEH: RINI

RINI INDRIYANI INDRIYANI 1102006411020064 SANTI

SANTI INDRIYANI INDRIYANI 1102006711020067 SARAH

SARAH ROSYIDAH ROSYIDAH 1102006811020068 WIWIN

WIWIN SRI SRI W W 1102007311020073

TRIONO 11020072

TRIONO 11020072

2K4 2K4 DOSEN

DOSEN : : M. M. ICHWAN, ICHWAN, AT.AT.  ASISTEN

 ASISTEN : PRIATNA: PRIATNA TANGGAL

TANGGAL PRAKTIKUM PRAKTIKUM : : 07 07 MEI MEI 20132013

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

BANDUNG

2013

2013

(2)

I.

I. Maksud Maksud dan dan TujuanTujuan 1.1 Maksud

1.1 Maksud 1.1.1

1.1.1 Mempelajari perencanaan Mempelajari perencanaan dan dan melakukan proses melakukan proses pencelupan suterapencelupan sutera dengan zat warna basa

dengan zat warna basa 1.2 Tujuan

1.2 Tujuan 1.2.1

1.2.1 Mengetahui dengan Mengetahui dengan baik baik pronsip dasar pronsip dasar proses proses pencelupan wol pencelupan wol dengandengan zat warna basa

zat warna basa 1.2.2

1.2.2 Memahami Memahami karakter sekarakter serat sutera, rat sutera, zat warnzat warna basa, a basa, zat pembazat pembantu dan ntu dan alatalat celup yang akan dipakai

celup yang akan dipakai 1.2.3

1.2.3 Dapat Dapat membuat membuat perencanaan perencanaan proses proses pencelupanpencelupan 1.2.4

1.2.4 Dapat meDapat menghitung nghitung kebutuhan kebutuhan bahan, bahan, zat warna zat warna dan dan zat pembazat pembantu sesuntu sesuaiai dengan resep pencelupan

dengan resep pencelupan 1.2.5

1.2.5 Mampu Mampu melakukan proses melakukan proses pencelupan dengan pencelupan dengan hasil hasil pencelupan yangpencelupan yang rata dan tahan luntur yang memadai sesuai target

rata dan tahan luntur yang memadai sesuai target 1.2.6

1.2.6 Mampu Mampu mengevaluasi mengevaluasi dan dan menganalisa menganalisa hasil hasil proses proses pencelupanpencelupan 1.2.7

1.2.7 MelaksanaMelaksanakan kan prinsipprinsip – – prinsip kesehatan dan keselamatan kerja.prinsip kesehatan dan keselamatan kerja.

II.

II. Teori Teori Dasar Dasar  2.1

2.1 Teori Teori PendekatanPendekatan

Dalam pencelupan sutera dengan zat warna basa, bahan diwarnai dengan Dalam pencelupan sutera dengan zat warna basa, bahan diwarnai dengan zat warna basa sehingga diperoleh hasil celup dengan warna tertentu yang rata zat warna basa sehingga diperoleh hasil celup dengan warna tertentu yang rata dan mempunyai tahan luntur tertentu. Dalam proses ini perlu pemahaman dan mempunyai tahan luntur tertentu. Dalam proses ini perlu pemahaman terlebih dahulu tentang sifat fisika

terlebih dahulu tentang sifat fisika  – – kimia bahan dan zat warna basa gunakimia bahan dan zat warna basa guna melakukan pemilihan zat warna dan zat pembantu tekstil yang sesuai dengan melakukan pemilihan zat warna dan zat pembantu tekstil yang sesuai dengan bahan yang akan dicelup, penentuan skema proses dan resep yang tepat, bahan yang akan dicelup, penentuan skema proses dan resep yang tepat, perhitungan zat yang tepat, pelaksanaan proses pencelupan yang baik sesuai perhitungan zat yang tepat, pelaksanaan proses pencelupan yang baik sesuai skema proses sehingga proses dan hasil celupnya sesuai dengan target.

skema proses sehingga proses dan hasil celupnya sesuai dengan target. 2.2

2.2 Serat Serat ProteinProtein

Serat sutera merupakan serat protein yang strukturnya berupa polipeptida, Serat sutera merupakan serat protein yang strukturnya berupa polipeptida, bersifat hidrofil dan daya serap airnya tinggi, dengan Moisture Regain (MR) bersifat hidrofil dan daya serap airnya tinggi, dengan Moisture Regain (MR) sutera 16%. Gugus amina (NH

sutera 16%. Gugus amina (NH22) dan karboksilat (-COOH) pada serat protein) dan karboksilat (-COOH) pada serat protein merupakan gugus fungsi yang berperan untuk mengadakan ikatan dengan zat merupakan gugus fungsi yang berperan untuk mengadakan ikatan dengan zat warna basa berupa ikatan ionic (elektrokovalen). Serat protein umumnya lebih warna basa berupa ikatan ionic (elektrokovalen). Serat protein umumnya lebih tahan asam tapi kurang tahan suasana alkali, sehingga proses pengerjaan tahan asam tapi kurang tahan suasana alkali, sehingga proses pengerjaan pencelupan

(3)

2.3

2.3 Zat Zat Warna Warna BasaBasa

Dalam bentuk basa, zat warna basa termasuk zat warna yang tidak larut, Dalam bentuk basa, zat warna basa termasuk zat warna yang tidak larut, tetapi dalam larutan yang bersifat asam zat warna akan berubah menjadi bentuk tetapi dalam larutan yang bersifat asam zat warna akan berubah menjadi bentuk garam yang mudah larut.

garam yang mudah larut. Zw-NH

Zw-NH22 + HCl+ HCl Zw-NHZw-NH33++ + Cl+ Cl --Tidak

Tidak larut larut larutlarut

Zat warna basa secara alami bersifat kationik, sehingga dapat digunakan Zat warna basa secara alami bersifat kationik, sehingga dapat digunakan untuk pencelupan serat akrilat, wol, sutera dan nylon, dimana zat warna basa untuk pencelupan serat akrilat, wol, sutera dan nylon, dimana zat warna basa akan berikatan secara ionik dengan gugus

akan berikatan secara ionik dengan gugus  – – gugus sulfonat atau karboksilatgugus sulfonat atau karboksilat yang ada dalam serat sehingga tahan lunturnya cukup baik.

yang ada dalam serat sehingga tahan lunturnya cukup baik. 2.4

2.4 Struktur Struktur Molekul Molekul Zat Zat Warna Warna BasaBasa

Struktur kromagen zat warna basa dapat berupa trifenil

Struktur kromagen zat warna basa dapat berupa trifenil metan, antrakuinon,metan, antrakuinon, oksazin, tiazin, azin dan azo. Contoh

oksazin, tiazin, azin dan azo. Contoh struktur zat warna basa:struktur zat warna basa: (CH

(CH33))22N N NN++(CH(CH33))22 ClCl

C C

Struktur molekul zat warna basa CI Basic Green 4 Struktur molekul zat warna basa CI Basic Green 4 2.5

2.5 Sifat Sifat Kelarutan Kelarutan Zat Zat Warna Warna BasaBasa 2.5.1

2.5.1 Kelarutan Kelarutan Zat Zat WarnaWarna

Dari struktur zat wrana diatas terlihat bahwa zat warna basa terdapat Dari struktur zat wrana diatas terlihat bahwa zat warna basa terdapat dalam bentuk basa dan garam. Dalam bentuk basa, zat warna sukar larut, dalam bentuk basa dan garam. Dalam bentuk basa, zat warna sukar larut, tetapi dalam suasana asam zat warna akan berubah menjadi bentuk tetapi dalam suasana asam zat warna akan berubah menjadi bentuk garam yang mudah larut. Oleh karena itu kelarutan zat warna basa garam yang mudah larut. Oleh karena itu kelarutan zat warna basa sangat tergantung pada pH larutan celup (pH makin rendah, kelarutan sangat tergantung pada pH larutan celup (pH makin rendah, kelarutan semakin tinggi).

semakin tinggi). 2.5.2

2.5.2 Kecerahan Kecerahan WarnaWarna

Dibanding dengan struktur molekul zat warna organik lainnya, ukuran Dibanding dengan struktur molekul zat warna organik lainnya, ukuran molekul zat warna basa relative kecil, sehingga disbanding dengan zat molekul zat warna basa relative kecil, sehingga disbanding dengan zat

(4)

warna organic lainnya zat warna basa merupakan zat warna yang paling warna organic lainnya zat warna basa merupakan zat warna yang paling cerah (nomor 2 setelah zat warna pigmen jenis metalik).

cerah (nomor 2 setelah zat warna pigmen jenis metalik). 2.5.3

2.5.3 Daya Daya Celup Celup zat zat Warna Warna BasaBasa

Daya celup zat warna basa sangat bergantung pada banyaknya Daya celup zat warna basa sangat bergantung pada banyaknya gugus amin yang bermuatan positif yang terkandung dalam tiap molekul gugus amin yang bermuatan positif yang terkandung dalam tiap molekul zat warna. Mengingat terbatasnya tempat yang bermuatan negative zat warna. Mengingat terbatasnya tempat yang bermuatan negative (gugus karboksil atau karboksil atau sulfonat) dalam serat wol, maka (gugus karboksil atau karboksil atau sulfonat) dalam serat wol, maka untuk zat warna basa yang tiap molekulnya mengandung gugus amin untuk zat warna basa yang tiap molekulnya mengandung gugus amin (muatan positif) lebih banyak, akan lebih sedikit jumlah maksimum zat (muatan positif) lebih banyak, akan lebih sedikit jumlah maksimum zat warna basa yang dapat diikat serat wol dan sebaliknya.

warna basa yang dapat diikat serat wol dan sebaliknya. 2.5.4

2.5.4 Laju Laju Penyerapan Penyerapan Zat Zat Warna Warna BasaBasa

Meskipun secara umum ukuran molekul zat warna basa relative kecil, Meskipun secara umum ukuran molekul zat warna basa relative kecil, namun ukuran molekul zat warna basa yang satu dengan yang lainnya namun ukuran molekul zat warna basa yang satu dengan yang lainnya  juga

 juga bervariasibervariasi. . Zat Zat warna yang warna yang mempunyai ukuran mempunyai ukuran molekul lebih molekul lebih besar besar  akan mempunyai substantifitas yang lebih besar, sehingga sukar rata. akan mempunyai substantifitas yang lebih besar, sehingga sukar rata. Sedangkan yang lebih kecil ukuran molekulnya, substantifitasnya lebih Sedangkan yang lebih kecil ukuran molekulnya, substantifitasnya lebih kecil, sehingga relative lebih mudah rata.

kecil, sehingga relative lebih mudah rata. 2.5.5

2.5.5 Mekanisme Mekanisme Pencelupan Pencelupan Sutera Sutera dengan dengan Zat Zat Warna Warna BasaBasa  Adanya gugus

 Adanya gugus – – gugus karboksil pada serat wol, memungkinkan wolgugus karboksil pada serat wol, memungkinkan wol dicelup dengan zat warna basa, karena dapat membentuk ikatan ionic dicelup dengan zat warna basa, karena dapat membentuk ikatan ionic antara serat wold an zat warna adalah ikatan ionic.

antara serat wold an zat warna adalah ikatan ionic.

Sebagaimana sifat zat warna yang berikatan ionic dengan serat, maka Sebagaimana sifat zat warna yang berikatan ionic dengan serat, maka migrasi zat warna dalam serat agak sukar, terutama ketika melakukan migrasi zat warna dalam serat agak sukar, terutama ketika melakukan pencelupan warna muda. Oleh karena itu pencelupan warna muda pencelupan warna muda. Oleh karena itu pencelupan warna muda relative lebih sukar rata dibandingkan pencelupan warna tua, dimana relative lebih sukar rata dibandingkan pencelupan warna tua, dimana pada warna tua masalah sukarnya migrasi zat warna akan agak tertutup pada warna tua masalah sukarnya migrasi zat warna akan agak tertutup oleh adanya penurunan laju penyerapan zat warna.

oleh adanya penurunan laju penyerapan zat warna. 2.5.6

2.5.6 Efek Efek pH pH Larutan Larutan CelupCelup

Untuk menjamin terbentuknya kation zat warna basa (seluruh zat Untuk menjamin terbentuknya kation zat warna basa (seluruh zat warna basa larut sempurna) maka pencelupan perlu dilakukan dalam warna basa larut sempurna) maka pencelupan perlu dilakukan dalam suasana asam.

(5)

Dalam hal ini pH larutan celup yang optimal adalah 4,5 dan perlu Dalam hal ini pH larutan celup yang optimal adalah 4,5 dan perlu dikontrol dengan ketat, sebab untuk kebanyakan zat warna konvensional dikontrol dengan ketat, sebab untuk kebanyakan zat warna konvensional yang muatan positifnya ada berpindah-pindah melalui kromagen, bila pH yang muatan positifnya ada berpindah-pindah melalui kromagen, bila pH lebih besar dari 4,5 maka kelarutan zat warna akan agak berkurang dan lebih besar dari 4,5 maka kelarutan zat warna akan agak berkurang dan panjang gelombang optimum zat warna akan berubah kearah yang lebih panjang gelombang optimum zat warna akan berubah kearah yang lebih pendek (corak berubah, contoh dari merah kea rah orange), hasil celup pendek (corak berubah, contoh dari merah kea rah orange), hasil celup akan lebih muda dan sukar rata.

akan lebih muda dan sukar rata.

Dilain pihak bila pH larutan kurang dari 4,5 maka terbentuknya Dilain pihak bila pH larutan kurang dari 4,5 maka terbentuknya muatan negative pada gugus karboksilat pada serat akan lebih sulit, muatan negative pada gugus karboksilat pada serat akan lebih sulit, sehingga laju pencelupan akan lebih lambat, dalam hal ini hasil celup sehingga laju pencelupan akan lebih lambat, dalam hal ini hasil celup akan lebih rata namun ketuaan warna akan lebih muda dan ada akan lebih rata namun ketuaan warna akan lebih muda dan ada kemungkinan terjadi penurunan kekuatan bahan yang dicelup.

kemungkinan terjadi penurunan kekuatan bahan yang dicelup. 2.5.7

2.5.7 Laju Laju Efek Efek Suhu Suhu PencelupaPencelupann

Berkaitan dengan penetapan suhu pencelupan, dalam membuat Berkaitan dengan penetapan suhu pencelupan, dalam membuat skema proses pencelupan sutera dengan zat warna basa ada beberapa skema proses pencelupan sutera dengan zat warna basa ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu ketika pencelupan dinaikkan dan mulai hal yang harus diperhatikan, yaitu ketika pencelupan dinaikkan dan mulai memasuki suhu titik gelas kedua serat, maka serat mulai mengembang memasuki suhu titik gelas kedua serat, maka serat mulai mengembang dan laju penyerapan zat warna akan lebih cepat, sehingga bila kenaikan dan laju penyerapan zat warna akan lebih cepat, sehingga bila kenaikan suhu terlalu cepat, maka akan menimbulkan hasil celup yang belang. suhu terlalu cepat, maka akan menimbulkan hasil celup yang belang.

Untuk pencelupan zat warna basa yang sukar rata, pada suhu Untuk pencelupan zat warna basa yang sukar rata, pada suhu tersebut sebaiknya dilakukan penahanan suhu selama 10 sampai tersebut sebaiknya dilakukan penahanan suhu selama 10 sampai 30menit (arrest themperature system) sebelum selanjutnya suhu 30menit (arrest themperature system) sebelum selanjutnya suhu dinaikkan dengan laju kenaikan suhu 1

dinaikkan dengan laju kenaikan suhu 1 – – 1,51,5ooC.C.

Pada pencelupan sutera dengan zat warna basa suhu pencelupan Pada pencelupan sutera dengan zat warna basa suhu pencelupan sebaiknya tidak melebihi suhu 80

sebaiknya tidak melebihi suhu 8000C agar tidak terjadi kerusakan bahan.C agar tidak terjadi kerusakan bahan.

III. Percobaan III. Percobaan

3.1

3.1 Alat Alat dan dan bahanbahan 3.1.1 Alat 3.1.1 Alat

3.1.1.1

3.1.1.1 Piala Piala porselenporselen 3.1.1.2

3.1.1.2 Gelas Gelas pialapiala 3.1.1.3

3.1.1.3 Gelas Gelas ukur ukur  3.1.1.4 Pipet

3.1.1.4 Pipet 3.1.1.5 Pengaduk 3.1.1.5 Pengaduk

(6)

3.1.1.6 Timbangan 3.1.1.6 Timbangan 3.1.1.7 Gunting 3.1.1.7 Gunting 3.1.1.8 Bunsen 3.1.1.8 Bunsen 3.1.2 Bahan 3.1.2 Bahan 3.1.2.1

3.1.2.1 Kain Kain suterasutera 3.1.2.2

3.1.2.2 Zat Zat warna warna basabasa 3.1.2.3 Pembasah 3.1.2.3 Pembasah 3.1.2.4 CH

3.1.2.4 CH33COOHCOOH 3.1.2.5

3.1.2.5 Sabun Sabun lunak/netrallunak/netral 3.1.2.6

3.1.2.6 Perata zPerata zat wat warna barna basaasa 3.2

3.2 Diagram Diagram alir alir 

3.3 Resep 3.3 Resep 3.3.1

3.3.1 Resep Resep pencelupanpencelupan Resep

Resep Pencelupan

Pencelupan Resep Resep 1 1 Resep Resep 2 2 Resep Resep 3 3 Resep Resep 4 4 Resep Resep 55 Berat

Berat bahan bahan (g) (g) 4,9 4,9 5,1 5,1 4,83 4,83 4,6 4,6 4,984,98 Zat warna basa

Zat warna basa (% owf) (% owf) 0,5 0,5 33 Pembasah Pembasah (ml/L) (ml/L) 0,50,5 CH CH33COOH 30%COOH 30% (ml/L) (ml/L) 3 (pH 4)3 (pH 4) Refonder  Refonder  kationik (ml/L) kationik (ml/L) - - - - 1 1 1 1 11 S Suhuhu u (( CC) ) 8080 Vlot 1:20 Vlot 1:20 Skema

Skema I I II II III III III III IIII Buffer  Buffer  (CH (CH33COONa)COONa) g/L g/L 1 1 Pelarutan zat warna

Pelarutan zat warna

Pencelupan Pencelupan

Pencucian Pencucian

(7)

3.3.2

3.3.2 Resep Resep pencucianpencucian Resep

Resep pencucian

pencucian Resep Resep 1 1 Resep Resep 2 2 Resep Resep 3 3 Resep Resep 4 4 Resep Resep 55 Sabun netral Sabun netral (g/l) (g/l) 11 Suhu ( Suhu (OOC) C) 8080 Vlot Vlot 1 : 1 : 2020 Waktu Waktu (menit) (menit) 1515 3.4

3.4 Fungsi Fungsi ZatZat 3.4.1

3.4.1 Asam Asam asetat, asetat, berfungsi berfungsi untuk untuk melarutkan melarutkan zat zat warna warna basa.basa. 3.4.2

3.4.2 Pembasah, Pembasah, berfungsi berfungsi untuk untuk meratakan meratakan dan dan mempercepat mempercepat prosesproses pembasahan kain.

pembasahan kain. 3.4.3

3.4.3 Perata Perata dan dan pendispersi pendispersi nonionik, nonionik, untuk untuk meratakan meratakan hasil hasil celup.celup. 3.4.4

3.4.4 Sabun Sabun lunak lunak atau atau sabun sabun netral, netral, untuk untuk proses proses pencucian pencucian setelahsetelah

proses pencelupan guna menghilangkan warna basa yang menempel proses pencelupan guna menghilangkan warna basa yang menempel dipermukaan serat hasil celupan.

dipermukaan serat hasil celupan.

3.5

3.5 Skema Skema ProsesProses 3.5.1

3.5.1 Skema Skema I I (Proses (Proses PencelupPencelupan an Standar)Standar)

60

60 – – 707000CC

zat warna basa zat warna basa asam asam pendispersi pendispersi T( T(404000CC 5’5’ 30’30’ 3030 – – 45’45’ 20’20’ T (menit) T (menit)

(8)

3.5.2

3.5.2 Skema Skema II II (Proses (Proses Pencelupan Pencelupan dengan dengan Penahanan Penahanan Kenaikan Kenaikan Suhu)Suhu) 70

70 – – 808000CC zat warna basa

zat warna basa

asam 50 asam 5000CC pendispersi pendispersi T( T(404000CC 5’5’ 15’ 15’ 10’ 10’ 10’10’ 3030 – – 45’45’ T (menit) T (menit) 3.5.3

3.5.3 Skema Skema IIIIII

60

60 – – 707000CC zat warna basa

zat warna basa asam asam pendispersi pendispersi T( T(404000CC10’10’ 20’20’ 30’30’ 20’20’ T (menit) T (menit) 3.6

3.6 Langkah Langkah KerjaKerja 3.6.1

3.6.1 Pilihlah salah Pilihlah salah satu satu zat zat warna warna basa basa untuk untuk pencelupan serat pencelupan serat sutera sutera yangyang warna dan tahan lunturnya sesuai target.

warna dan tahan lunturnya sesuai target. 3.6.2

3.6.2 Buatlah Buatlah rencana rencana proses proses pencelupannya pencelupannya meliputi, meliputi, penyusunan penyusunan diagramdiagram alir proses, pembuatan skema proses, pemilihan zat pembantu dan alir proses, pembuatan skema proses, pemilihan zat pembantu dan penyusunan resep pencelupan.

penyusunan resep pencelupan. 3.6.3

3.6.3 Hitunglah Hitunglah kebutuhan bahan, kebutuhan bahan, zat zat warna, warna, air, air, zat zat pembantu pembantu pencelupanpencelupan sesuai dengan resep yang dibuat.

sesuai dengan resep yang dibuat. 3.6.4

3.6.4 Lakukan Lakukan proses proses pencelupan pencelupan sesuai sesuai dengan dengan skema skema proses.proses. 3.6.5

(9)

IV.

IV. Data Data PercobaanPercobaan 4.1

4.1 PerhitungPerhitungan an ResepResep 4.1.1

4.1.1 Proses Proses PencelupanPencelupan Resep

Resep pencelupan

pencelupan Resep Resep 1 1 Resep Resep 2 2 Resep Resep 3 3 Resep Resep 4 4 Resep Resep 55 Berat Berat bahan (g) bahan (g) 4,9 4,9 5,1 5,1 4,83 4,83 4,6 4,6 4,984,98 Zat warna Zat warna basa (% basa (% owf) owf)                                     Pembasah Pembasah (ml/L) (ml/L)                                     CH CH33COOHCOOH (g/L) (g/L)                                     Refonder  Refonder  kationik kationik (mL/L) (mL/L) - - --                     Suhu ( Suhu (OOC) C) 8080 vlot vlot 1 : 20 1 : 20 4,9 X 20 = 98 4,9 X 20 = 98 ml ml 1 : 20 1 : 20 5,1 X 20 = 102 ml 5,1 X 20 = 102 ml 1 : 20 1 : 20 4,83 X 20 = 96,6 4,83 X 20 = 96,6 ml ml 1 : 20 1 : 20 4,6 X 20 = 92 ml 4,6 X 20 = 92 ml 1 : 20 1 : 20 4,98 X 20 = 96 ml 4,98 X 20 = 96 ml 4.1.2

4.1.2 Proses Proses PencucianPencucian Resep

Resep pencucian

pencucian Resep Resep 1 1 Resep Resep 2 2 Resep Resep 3 3 Resep Resep 4 4 Resep Resep 55 Sabun (g/l) Sabun (g/l)       Suhu ( Suhu (OOC) C) 8080 vlot 1:20 vlot 1:20 Waktu Waktu (menit) (menit) 1515 4.2 Evaluasi 4.2 Evaluasi

Pada evaluasi untuk membandingkan ketuaan warna dan kerataan Pada evaluasi untuk membandingkan ketuaan warna dan kerataan diberikan penilaian dari 1

diberikan penilaian dari 1 – – 5 point. Dimana point terbesar adalah yang5 point. Dimana point terbesar adalah yang mendapat ketuaan dan kerataan yang lebih bagus.

mendapat ketuaan dan kerataan yang lebih bagus. 4.2.1 Ketuaan 4.2.1 Ketuaan Resep Resep 1 1 : : 11 Resep Resep 2 2 : : 22 Resep Resep 3 3 : : 33 Resep Resep 4 4 : : 44 Resep Resep 5 5 : : 55

(10)

4.2.2 Kerataan 4.2.2 Kerataan Resep Resep 1 1 : : 11 Resep Resep 2 2 : : 33 Resep Resep 3 3 : : 22 Resep Resep 4 4 : : 44 Resep Resep 5 5 : : 55

(11)

Resep 1 Resep 1 Resep 2 Resep 2 Resep 3 Resep 3 Resep 4 Resep 4 Resep 5 Resep 5

(12)

V. Diskusi

V. Diskusi

Dari percobaan yang

Dari percobaan yang dilakukan, terdapat berbagai dilakukan, terdapat berbagai variasi resep yang variasi resep yang digunakandigunakan yaitu resep 1, resep 2, resep 3, resep 4 dan resep 5. Hasil yang didapatkan yaitu : yaitu resep 1, resep 2, resep 3, resep 4 dan resep 5. Hasil yang didapatkan yaitu :

5.1

5.1 Pada Pada resep resep 1 1 dan dan 2, 2, hasil hasil celup celup yang yang didapatkan didapatkan pada pada resep resep 2 2 hasilnyahasilnya lebih tua dan lebih rata dibandingkan dengan kain pada resep 1. Hal ini lebih tua dan lebih rata dibandingkan dengan kain pada resep 1. Hal ini dikarenakan pada kain resep 2 menggunakan skema II yaitu dengan dikarenakan pada kain resep 2 menggunakan skema II yaitu dengan proses penahanan kenaikan suhu, sehingga zat warna terserap proses penahanan kenaikan suhu, sehingga zat warna terserap sempurna kedalam serat.

sempurna kedalam serat. 5.2

5.2 Pada Pada resep resep 2 2 dan dan 3, 3, resep resep 2 2 hasilnya hasilnya jauh jauh lebih lebih tua tua dan dan ratarata

dibandingkan dengan resep 3. Pada literature seharusnya resep 3 yang dibandingkan dengan resep 3. Pada literature seharusnya resep 3 yang warnanya lebih tua dan lebih rata karena menggunakan refonder kationik. warnanya lebih tua dan lebih rata karena menggunakan refonder kationik. Hal ini dapat terjadi karena pada kain dengan resep 3, suhu tidak diatur  Hal ini dapat terjadi karena pada kain dengan resep 3, suhu tidak diatur  atau tidak ada penahan kenaikan suhu. Selain itu, pada kain dengan atau tidak ada penahan kenaikan suhu. Selain itu, pada kain dengan resep 3, ketercapaian suhu maksimum lebih cepat, sehingga terjadi resep 3, ketercapaian suhu maksimum lebih cepat, sehingga terjadi ketidakrataan pada kain.

ketidakrataan pada kain. 5.3

5.3 Pada Pada resep resep 3 3 dan dan 4, 4, warna warna kain kain pada pada resep resep 4 4 jauh jauh lebih lebih tua tua dari dari padapada resep 5. Hal ini dikarenankan jumlah zat warna yang digunakan sangat resep 5. Hal ini dikarenankan jumlah zat warna yang digunakan sangat signifikan, dimana pada resep 3 hanya 0,5% owf dan pada resep 4 3% signifikan, dimana pada resep 3 hanya 0,5% owf dan pada resep 4 3% owf zat warna basa.

owf zat warna basa. 5.4

5.4 Pada Pada resep resep 4 4 dan dan 5, 5, warna warna kain kain dengan dengan resep resep 5 5 lebih lebih tua tua dan dan lebih lebih rata.rata. Selain dari perbedaan skema, perlakuan proses pencelupan juga

Selain dari perbedaan skema, perlakuan proses pencelupan juga mempengaruhi hasil pencelupan, dimana pada resep 5 keteraturan mempengaruhi hasil pencelupan, dimana pada resep 5 keteraturan kenaikan suhu dapat membantu penyerapan zat warna yang jauh lebih kenaikan suhu dapat membantu penyerapan zat warna yang jauh lebih besar.

besar.

VI. Kesimpulan

VI. Kesimpulan

Dalam praktikum pencelupan rayon dengan zat warna direk dapat Dalam praktikum pencelupan rayon dengan zat warna direk dapat disimpulkan bahwa:

disimpulkan bahwa: 1.

1. Skema II Skema II memberikan ketuaan memberikan ketuaan dan dan kerataan yang kerataan yang lebih baik lebih baik dibandingkandibandingkan skema I dan III.

skema I dan III. 2.

2. Penggunaan zat Penggunaan zat pembantu dapat pembantu dapat meningkatkmeningkatkan an ketuaan dan ketuaan dan kerataan padakerataan pada kain.

kain. 3.

3. Jumlah persentase owf Jumlah persentase owf zat warna zat warna dapat memberikan dapat memberikan ketuaan warna, ketuaan warna, dimanadimana semakin besar persentasenya, maka semakin tua warna hasil celup yang semakin besar persentasenya, maka semakin tua warna hasil celup yang didapat.

didapat. 4.

(13)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Karyana Dede, S. Teks., M.Si. dan Ir. Elly K.,

Karyana Dede, S. Teks., M.Si. dan Ir. Elly K., Bk. Teks.2005.Bk. Teks.2005.Bahan Ajar PraktikumBahan Ajar Praktikum Pencelupan 1.

Pencelupan 1. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Isminingsih, dkk. 1978.

Isminingsih, dkk. 1978. Kimia Zat WarnaKimia Zat Warna. Bandung: Institut . Bandung: Institut Teknologi Tekstil.Teknologi Tekstil. Hartanto, N. Sugiarto. 1978.

Hartanto, N. Sugiarto. 1978. Teknologi Tekstil Teknologi Tekstil . Jakarta: PT. Praduya Paramita.. Jakarta: PT. Praduya Paramita. http://firtanahadi.bl

Referensi

Dokumen terkait

Tahap “ uji lapangan”atau kelompok besar, produk penelitian pengembangantelah tervalidasi oleh para ahli danbeberapa mahasiswa pada kelompok kecil, selanjutnyaproduk

Proses ini adalah suatu pengolahan kimiawi yang kontinyu menggunakan asam asetat anhidrid diikuti dengan pembilasan dengan soda pekat, untuk mengolah nafta ringan

Rangkaian buck converer Berikut dapat dilihat perbedaan unjuk kerja tegangan keluaran buck converter yang tidak menggunakan kontroler LQG/LTR dengan menggunakan kontroler

Beberapa plasma nutfah padi lokal asal Kalimantan Barat memiliki keunikan dalam hal warna beras, aroma, maupun tekstur nasi, di antaranya padi hitam varietas Balik, padi ungu

q  Sungai (saluran) yang memiliki dasar rata dan terdiri dari material padat yang dapat bergerak, bersifat non-kohesif, serta berdiameter seragam.. q  Butir sedimen

In this paper, we present a method for using the estimated precipitable water (PW) to mitigate atmospheric phase delay in order to improve the accuracy of land-deformation

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbedaan karakteristik fisik granul ekstrak buah cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) dari kedua formula yang

Persentase ketepatan klasifikasi data latih nasabah kredit bank “X” di Kota Pati sebesar 64,33% data tepat diklasifikasikan dengan banyaknya data keanggotaan aktual yang