• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI EFEKTIVITAS APLIKASI PROGRAM PENDATAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL NEXT GENERATION DI KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI EFEKTIVITAS APLIKASI PROGRAM PENDATAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL NEXT GENERATION DI KABUPATEN GOWA"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

KESEJAHTERAAN SOSIAL NEXT GENERATION DI KABUPATEN GOWA

Oleh:

HUSRI

Nomor Induk Mahasiswa: 10561 05381 15

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)

KESEJAHTERAAN SOSIAL NEXT GENERATION DI KABUPATEN GOWA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S. Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

HUSRI

Nomor Stambuk: 10561 05381 15

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Husri, Jaelan Usman dan Ansyari Mone. Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation Di Kabupaten Gowa

Efektifitas aplikasi program pendataan kesejahteraan sosial next generation di Kabupaten Gowa belum efektif sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau mekanisme yang ada. Hal ini di buktikan dengan jalur pelaporan atau pengaduan masyarakat yang belum teratur. Dalam mengevaluasi aplikasi program pendataan kesejahteraan sosial next generation (siks-ng) masih belum secara tajam memeriksa keberadaan hasil dan dampak terhadap penerima manfaat. Berdasarkan hal tersebut, kajian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation di Kabupaten Gowa.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data melalui deskriptif kualitatf dengan informan sebanyak 6 orang. Teknik pengumpulan data dengan observasi langsung, wawancara mendalam, dokumentasi

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas aplikasi program pendataan kesejahteraan sosial next generation di Kabupaten Gowa sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya dilihat dari sisi dalam ketepatan sasaran program masyarakat miskin dan anak terlantar terkait aplikasi program pendataan kesejahteraan sosial sudah berjalan dan sampai sekarang masih terus menggunakan aplikasi program pendataan, aspek sosialisasi program dinas sosial sudah melakukan sosialisasi program aplikasi pendataan kesejahteraan sosial terhadap masyarakat miskin, untuk pencapaian aplikasi program dinas sosial membuat komitmen dengan aparat pemerintah desa dan kecamatan dengan bantuan dinas pemberdayaan masyarakat desa supaya proses pendataan melalui aplikasi SIKS-NG berjalan di kelurahan, desa dan kecamatan. Lalu untuk pemantauan setelah program yang dilakukan oleh dinas sosial sudah cukup efektif dengan memantau masyarakat miskin dan anak terlantar yang sudah di data dan diberikan bantuan setelah mereka diberdayakan, agar mereka memanfaatkan bantuan yang diberikan pemerintah dengan baik dan benar.

Kata Kunci: Efektivitas, Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation

(6)

KATA PENGANTAR BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

Alhamdulillahi Rabbil „Alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS APLIKASI PROGRAM PENDATAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL NEXT GENERATION DI KABUPATEN GOWA”. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Negara pada Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini, terkadang penulis dihadapkan dengan berbagai hambatan. Namun berkat kesabaran, ketekunan, kerja keras, bantuan serta kerja keras dari berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, maupun secara materi kepada penulis. Sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan yang dimiliki penulis, ingin menyampaikan terima kasih yang tak henti kepada kedua orang tua tercinta, Hasbi dan Narsi yang telah melahirkan, membesarkan, merawat dan mencurahkan seluruh cinta, kasih sayang, cucuran keringat, air mata, untaian do‟a serta pengorbanan yang tiada henti yang hingga kapanpun penulis tidak akan bisa membalasnya dan taklupa pula penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua wali, Andi Harun dan Rinda Wahyuni yang telah membimbing dan memberikan pengorbanan yang tiada henti yang hingga kapanpun penulis tidak

(7)

akan bisa membalasnya. Maaf jika Ananda sering menyusahkan, merepotkan serta melukai hati Bapak dan Ibu, semoga selalu dalam lindungan ALLAH SWT. dan keselamatan dunia dan akhirat semoga selalu untukmu. Kepada saudarahku Rismawati, Dea Sriana, Muh. Taqwa, dan Muh. Takdir yang selalu memberikan kasih sayang serta dukungan kepada penulis, semoga kita menjadi kebanggaan kedua orang tua.

Serta penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Jaelan Usman, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. Ansyari Mone, M.Pd selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Dr. Jaelan Usman, MSi selaku Penasehat Akademik.

6. Seluruh Dosen Pengajar, Staf dan pegawai di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

7. Ucapan terima kasih kepada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Gowa, sebagai tempat meneliti penulis yang telah menerima dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

8. Segenap keluarga besar Ilmu Administrasi Negara Angkatan 2015, khusus-nya kelas E yang Bersama-sama telah melewati masa perkuliahan selama 8 semester yaitu kurang lebih 4 tahun lamanya.

9. Segenap keluarga besar Asoka Indo Squad yang selalu memberikan support dan kritikan yang membangun sehingga penulis bisa selesaikan skripsi ini sampai sekarang.

10. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini, Sukran, S.Sos, Zulkifli K, Jurman, S.Sos, Muh. Ali Imran, Muh. Lukman Ijas dan masih banyak yang tidak penulis sebutkan Namanya satu persatu.

11. Ucapan terima kasih kepada terkhusus Sumartini, S.Pd yang selalu mendampingi dari awal penyusunan sampai selesai penyusunan skripsi dan memberikan support berupa materi maupun non materi.

Semoga ALLAH SWT. Senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya untuk kita semua. Terima kasih atas bantuannya selama ini, semoga dapat menjadi amal ibadah di hadapan-Nya.

Selain itu penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya jika penulis melakukan kesalahan dan kekhilafan yang di sengaja maupun tidak di sengaja baik dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku selama menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

Demikianlah, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu pada kesempurnaan skripsi ini, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi pihak yang membutuhkan. Sekian dan Terima Kasih.

Makassar, 28 Juli 2020

Husri

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iii

ABSTRAK ... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi ... vi Daftar Tabel ... ix Daftar Gambar ... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Konsep dan Teori ... 9

1. Pengertian Efektivitas ... 10

2. Indikator Efektivitas ... 12

(11)

3. Efektivitas Program ... 14

4. Pengertian Program ... 15

5. Model Efektivitas Kebijakan Publik ... 15

6. Kesejahtraan Sosial ... 21

B. Kerangka Pikir... 25

C. Fokus Penelitian ... 27

D. Deskripsi Fokus Penelitian... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Lokasi Penelitian ... 29

B. Jenis Dan Tipe Penelitian ... 30

C. Sumber Data ... 30

D. Informan Penelitian ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 32

G. Pengabsahan Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Dan Objek Penelitian ... 34

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 70 BAB V PENUTUP

(12)

A. Kesimpulan ... 85 B. Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Informan ... 31 Tabel 2. Anak terlantar yang dimasukkan ke LKSA (Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak) ... 72 Tabel 3. Pusat Data dan Informasi Kesos Kementerian Sosial RI ... 84 Tabel 4. Jumlah masyarakat miskin dan anak terlantar yang menerima paket

bantuan pada tahun 2018 ... 88

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir ... 26 Gambar 2. Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation ... 77

(15)

1 A. Latar Belakang

Pentingnya Efektivitas bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa. Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

Dalam UU No 6 2014 Efektivitas adalah rasio atau perbandingan usaha atau kerja yang berhasil, dan seluruh kerja atau pengorbanan yang dikerahkan untuk mencapai hasil tersebut dengan kata lain, rasio antara input dan output”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Efektivitas merupakan sebuah metode perbandingan antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan dalam melakukan kegiatan. Efektivitas dapat pula diartikan sebagai suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan. Steers mengemukakan bahwa efektivitas tersebut bersifat abstrak, oleh karena itu,

(16)

hendaknya efektivitas tidak dipandang sebagai keadaan akhir akan tetapi merupakan proses yang berkesinambungan dan perlu dipahami bahwa komponen dalam suatu program saling berhubungan satu sama lain

Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh kemampuan aparat dalam merumuskan program atau kebijakan untuk dilaksanakan oleh aparat pemerintah dalam kelompok-kelompok masyarakat yang ikut serta bersama-sama melaksanakan program yang telah diputuskan yang harusnya didukung atau ditunjang oleh sarana dan prasarana yang ada.

Efektivitas aplikasi program pendataan kesejahtraan sosial di Kabupaten Gowa dapat di artikan sebagai kondisi sejahtera dari suatu masyarakat, kesejahtraan sosial pada umumnya meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup rakyat. Manusia sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan yang Maha Esa yang mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketakwaan dan penuh tanggung jawab oleh pencipta-Nya dianugrahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungannya.

Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya (Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1). Selanjutnya, penyelenggaran kesejahteraan sosial dalam (Pasal 3) bertujuan untuk (1) meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas dan kelangsungan hidup; (2) memulikan fungsi sosial

(17)

dalam rangka mencapai kemandirian; (3) meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial; (4) meningkatkan kemampuan dan tanggung jawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan. Lebih lanjut, Pasal 5 Ayat 2 menyatakan penyelenggaraan sosial diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial seperti kemiskinan, ketelantaran, kecatatan, keterpencilan, korban bencana dan kekerasan. Diatur dalam Pasal 34 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara, serta negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

Bagi fakir miskin dan anak terlantar seperti yang dimaksudkan diatas, pemerintah dan pemerintah daerah diwajibkan memberikan rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial sebagai perwujudan pelaksanaan kewajiban negara dalam menjamin terpenuhinya hak atas kebutuhan dasar warga negara yang miskin dan tidak mampu. Dalam penyelenggaraan sosial tersebut, diperlukan peran masyarakat yang seluas-luasnya baik perseorangan, keluarga, organisasi keamanan, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, lembaga kesejahtraan sosial, maupun lembaga kesejatraan sosial asing demi terselengaranya kesejatraan sosial yang terarah terpadu dan berkelanjutan. Undang-undang RI No. 40 Tahun 2004 mengatur tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Pada Pasal 1

(18)

Ayat 1 menyatakan bahwa jaminan sosial merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Dengan maksud bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Dengan ini, maka negara memberikan jaminan sosial yang menyeluruh, negara mengembangkan sistem jaminan sosial nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem Jaminan Sosial Nasional yang diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Janiman sosial nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhnya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya dengan berdasarkan pada prinsip kegotong-royongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib dan amanat.

Masalah ini kemudian menjadi dasar ungkapan bahwa kesejahteraan anak di Indonesia benar-benar harus diperhatikan dan ditingkatkan. Masalah-masalah social, ekonomi, budaya, dan aspek lainya, khususnya Indonesia yang merupakan negara berkembang. Masalah seperti ini sudah ada sejak lama dan masih hadir ditengah-tengah masyarakat kita saat ini, hal ini disebabkan karena gejalanya tidak pernah mengalami penurunan akan tetapi justru malah mengalami peningkatan atau kenaikan sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi bangsa Indonesia.

(19)

Hal ini juga di karenakan Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat kesejahteraan rakyatnya masih di bawah tingkat kesejahteraan negara-negara maju. Untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bangsa, maka diperlukan suatu sistem percepatan penanggulangan kemiskinan, yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010. Pada bagian ketentuan umum Perpres tersebut, menjelaskan bahwa kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh, dalam rangka mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak melalui pembangunan inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang bermartabat. Faktor utama dalam usaha pengentasan kemiskinan adalah bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini terlihat dari tingginya disparitas pendapatan antar daerah. Selain itu, kemiskinan itu sendiri disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya; hambatan stuktural, Sumber Daya Manusia (SDM), rapunya kelembagaan dan faktor kultural dan lain sebagainya. Namun di lain sisi, program dan anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah untuk mengatasi kemiskinan tidak berujung kepada peningkatan kesejahteraan serta upaya pemerintah maupun masyarakat sipil. Alasan saya mengambil judul penelitian ini karena masih banyaknya angka kemiskinan di Kabupaten Gowa.

Selain program pelayanan sosial anak terlantar, Dinas Sosial juga telah menyusun rencana kerja dan pendataan dalam menangani anak terlantar. Hal ini

(20)

sebagaimana data yang diperoleh Dinas Sosial tentang anak jalanan dan anak terlantar pada seluruh LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) Kabupaten Gowa pada tahun 2017 tercatat sebesar 3.284 anak. Data tersebut berasal dari beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Gowa diantaranya yaitu Kecamatan Somba Opu tercatat 1688 anak, Kecamatan Pallangga 1140 anak, Kecamatan Tompo Bulu 170 anak, Kecamatan Bontomarannu 92 anak, Kecamatan Bajeng 69 anak, Kecamatan Bontonompo Selatan 55 anak, Kecamatan Pattalassang 30 anak, Kecamatan Bontonompo 25 anak, dan Kecamatan Biring Bulu 15 anak. Melihat data tersebut, hasil PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) terbanyak berada di Kecamatan Somba Opu. Meskipun Dinas Sosial telah menjalankan tugasnya dengan melakukan pendataan ataupun memasukkan anak-anak terlantar ke LKSA, tetap saja masih dijumpai anak terlantar disekitar kita yang hidup dijalanan, terlunta-lunta dan tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.

Berdasarkan hasil observasi awal di lokasi terkait dapat dinilai bahwa dalam pelaksanaan program pendataan kesejahteraan sosial next generation (PKSAI) belum efektif sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau mekanisme yang ada. Hal ini di buktikan dengan jalur pelaporan atau pengaduan masyarakat yang belum teratur. Dalam mengevaluasi aplikasi program pendataan kesejahteraan sosial next generation (siks-ng) masih belum secara tajam memeriksa keberadaan hasil dan dampak terhadap penerima manfaat. Hal ini menunjukan bahwa, masyarakat miskin tersebut kurang mendapatkan sentuhan bantuan dari pemerintah, terutama dalam hal bantuan sosial. Pemerintah Kabupaten Gowa melalui Dinas Sosial menerapkan aplikasi program Sistem

(21)

Informasi kesejahtraan sosial Next Generation). Aplikasi program pendataan kesejahteraan social next generation yaitu aplikasi pendataan kemiskinan yang terlaporkan dan selalu update agar bisa melakukan pengawasan sehingga data terverifikasi dengan baik. Hal ini dilakukan agar data kemiskinan bisa terverifikasi dengan aman. Sehingga secara otomatis, penanganan kemiskinan bisa dilakukan dengan baik.

Berdasarkan permasalahan diatas maka mendorong peneliti melakukan penelitian ini dengan judul Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation di Kabupaten Gowa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimana efektivitas aplikasi program pendataan kesejahteran sosial Next Generation di Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui efektivitas aplikasi program pendataan kesejahteran sosial Next Generation di Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak baik secara teoretis maupun secara praktis:

(22)

a. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, khususnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat dan penjamin hak-hak masyarakat miskin.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam rangka pengambilan kebijakan tentang pelaksanaan program kesejahteraan sosial di Indonesia.

c. Sebagai referensi bagi penelitian yang relevan berkaitan dengan pemenuhan hak kesejahteraan sosial masyarakat miskin.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat miskin di Kabupaten Gowa. b. Diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam merealisasikan program jaminan kesejahteraan sosial di Kabupaten Gowa.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Konsep dan Teori

1. Pengertian Efektivitas

Muasaroh (2010) Efektivitas dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-aspek antara lain:

a) Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga suatu program pembelajaran akan efektiv jika tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik dan peserta didik belajar dengan baik;

b) Aspek rencana atau program, yang dimaksud dengan rencana atau program disini adalah rencana pembelajaran yang terprogram, jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau progarm dikatakan efektif;

c) Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatannya. Aspek ini mencakup aturanaturan baik yang berhubungan dengan guru maupun yang berhubungan dengan peserta didik, jika aturan ini dilaksanakan dengan baik berarti ketentuan atau aturan telah berlaku secara efektif; dan

d) Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(24)

Efektivitas disebut juga hasil guna dan Efektivitas juga mengacu pada dua ke entingan yaitu baik secara teoritis maupun secara praktis, artinya adanya ketelitian yang bersifat komprehensif dan mendalam dari efisiensi serta kebaikan-kebaikan untuk memperoleh masukan tentang produktifitas. Efektivitas merupakan keadaan yang berpengaruh terhadap suatu hal yang berkesan, kemanjuran, keberhasilan usaha, tindakan ataupun hal yang berlakunya.

Pengertian efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas, kuantitas, dan waktu, sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Ada juga yang menjelaskan arti efektivitas adalah suatu tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang atau organisasi dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan kata lain, semakin banyak rencana yang berhasil dicapai maka suatu kegiatan dianggap semakin efektif. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat” (Sedarmayanti, 2017).

Menurut Ravianto dalam Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan baik dalam waktu, biaya mau pun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.

(25)

Menurut Bungkaes (2013): “Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan. Dalam artian efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Dunn (2011) menyatakan bahwa: Efektivitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah suatu alternative mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan.

Menurut Mahmudi (2016) mendefinisikan efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan”.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam melihat efektivitas diharuskan adanya suatu perbandingan antara masukan dan keluaran. Untuk melihat efektivitas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi. Artinya dalam melihat efektivitas adalah adanya keadaan rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi serta pencapaian sebuah tujuan yang dilakukan dengan cara yang baik dan hasil yang baik oleh individu, kelompok ataupun sebuah organisasi.

2. Indikator Efektivitas

Beberapa faktor kritis dalam mengukur keberhasilan suatu organisasi tergantung pada beberapa indikator. Beberapa kriteria tersebut diantaranya tidak mudah untuk diukur secara kuantitatif, misalnya kepuasan, motivasi, dan moral.

Sementara itu, Sharma dalam Tangkilisan (2010) memberikan kriteria atau ukuran efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan

(26)

faktor eksternal organisasi antara lain: 1. Produktivitas organisasi atau output

2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan didalam dan diluar organisasi.

3. Tidak adanya ketegangan didalam organisasi atau hambatan-hambatan konflik di antara bagian-bagian organisasi.

Steers dalam bukunya mengemukakan lima kriteria dalam pengukuran efektivitas organisasi yaitu:

1. Produktivitas

2. Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas 3. Kepuasan kerja

4. Kemampuan berlaba 5. Pencarian sumber daya

Sementara itu Sondang P. Siagian (2010) mengemukakan ukuran untuk mencapai tujuan yang efektif ada beberapa kriteria, yaitu:

1. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai 2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap 4. Perencanaan yang matang

5. Penyusunan program yang tepat

6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja 7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien

(27)

3. Efektivitas Program

Penilaian terhadap tingkat kesesuaian program merupakan salah satu cara untuk mengukur efektivitas program. Efektivitas program dapat diketahui dengan membandingkan tujuan program dengan output program (Ditjen Binlantas. (2010) dalam Satries, 2014). Sementara itu pendapatan peserta program dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan efektivitas program. Hal tersebut dinyatakan oleh Kerkprick yang dikutip oleh Cascio (2013) dalam Satries (2014) bahwa evaluasi terhadap efektifitas program dapat dilakukan, diantaranya melalui reaksi peserta terhadap program yang diikuti.

Budiani (2017) menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas suatu program dapat dilakukan dengan menggunakan variabel-variabel sebagai berikut: a) Ketepatan sasaran program Yaitu sejauhmana peserta program tepat dengan

sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

b) Sosialisasi program Yaitu kemampuan penyelenggara program dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran peserta program pada khususnya.

c) Pencapaian tujuan program yaitu sejauhmana kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya.

d) Pemantauan program yaitu kegiatan yang dilakukan setelah dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada peserta program.

(28)

Menurut Cambel J.P, (2011) Pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah:

1) Keberhasilan program 2) Keberhasilan sasaran 3) Kepuasan terhadap program 4) Tingkat input dan output 5) Pencapaian tujuan menyeluruh 4. Pengertian Program

Kata program berasal dari bahasa Inggris “programe” yang artinya acara atau rencana. Secara konseptual menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, program diartikan sebagai rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan oleh seseorang atau suatu kelompok tertentu.

Secara umum pengertian program adalah penjabaran dari suatu rencana. Dalam hal ini program merupakan bagian dari perencanaan. Sering pula diartikan bahwa program adalah kerangka dasar dari pelaksanaan suatu kegiatan. Untuk lebih memahami mengenai pengertian program, berikut ini akan dikemukakan definisi oleh beberapa ahli:

5. Model Efektivitas Kebijakan Publik

Menurut William N. Dunn (1011) Secara rinci beberapa variabel-variabel yang dapat dijadikan alat untuk melihat efektivitas kebijakan dengan menggabungkan macam-macam model tersebut yaitu:

(29)

a) Efisiensi

Efektivitas dan efisiensi sangatlah berhubungan. Apabila kita berbicara tentang efisiensi bila mana kita membayangkan hal penggunaan sumber daya (resources) kita secara optimum untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Maksudnya adalah efisiensi akan terjadi jika penggunaan sumber daya diberdayakan secara optimum sehingga suatu tujuan akan tercapai. Adapun menurut Du William N. Dunn (2011) berpendapat bahwa:

Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efisiensi yang merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektivitas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter. Efisiensi biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil dinamakan efisien. Apabila sasaran yang ingin dicapai oleh suatu kebijakan publik ternyata sangat sederhana sedangkan biaya yang dikeluarkan melalui proses kebijakan terlampau besar dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Ini berarti kegiatan kebijakan telah melakukan pemborosan dan tidak layak untuk dilaksanakan.

b) Kecukupan

Kecukupan dalam kebijakan publik dapat dikatakan tujuan yang telah dicapai sudah dirasakan mencukupi dalam berbagai hal. Dunn mengemukakan bahwa kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan

(30)

adanya masalah. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecukupan masih berhubungan dengan efektivitas dengan melihat atau memprediksi seberapa jauh alternatif yang ada dapat memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Hal ini, dalam kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan. Kriteria tersebut berkenaan dengan empat tipe masalah, yaitu:

1) Masalah Tipe 1, Masalah dalam tipe ini meliputi biaya tetap dan efektivitas yang berubah dari kebijakan. Jadi, tujuannya adalah memaksimalkan efektivitas pada batas risorsis yang tersedia.

2) Masalah Tipe II. Masalah pada tipe ini menyangkut efektivitas yang sama dan biaya yang berubah dari kebijakan. Jadi, tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya.

3) Masalah Tipe III. Masalah pada tipe ini menyangkut biaya dan efektivitas yang berubah dari kebijakan.

4) Masalah Tipe IV. Masalah pada tipe ini mengandung biaya sama dan juga efektivitas tetap dari kebijakan. Masalah ini dapat dikatakan sulit dipecahkan karena satu-satunya alternatif kebijakan yang tersedia barangkali adalah tidak melakukan sesuatu pun.

Tipe-tipe masalah di atas merupakan suatu masalah yang terjadi dari suatu kebijakan sehingga dapat disimpulkan masalah tersebut termasuk pada salah satu tipe masalah tersebut. Hal ini berarti bahwa sebelum suatu produk kebijakan disahkan dan dilaksanakan harus ada analisis kesesuaian metode yang akan dilaksanakan dengan sasaran yang akan dicapai, apakah caranya sudah benar

(31)

atau menyalahi aturan atau teknis pelaksanaannya yang benar. c) Perataan

Perataan dalam kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai arti dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik. Dunn menyatakan bahwa kriteria kesamaan (equity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usaha dapat secara adil didistribusikan. Suatu program tertentu mungkin dapat efektif, efisien, dan mencukupi apabila biaya manfaat merata. Kunci dari perataan yaitu keadilan atau kewajaran.

d) Responsivitas

Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai respon dari suatu aktivitas. Yang berarti tanggapan sasaran kebijakan publik atas penerapan suatu kebijakan. Menurut Dunn menyatakan bahwa responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok- kelompok masyarakat tertentu. Suatu keberhasilan kebijakan dapat dilihat melalui tanggapan masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih dahulu memprediksi pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat setelah dampak kebijakan sudah mulai dapat diraskan dalam bentuk yang positif berupa dukungan ataupun wujud yang negative yang berupa penolakan. Dunn (2011) mengemukakan bahwa kriteria responsivitas

(32)

adalah penting karena analisis yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya (efektivitas, efisiensi, kecukupan, kesamaan) masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan.

Variabel-variabel demikian ini telah diidentifikasi dengan berbagai alternatif yaitu sebagai alat untuk melihat efektivitas itu sendiri dan sebagai variabel yang memperlancar atau membantu memperbesar kemungkinan tercapainya efektivitas.

6. Aspek-Aspek Efektivitas

Beberapa aspek-aspek efektivitas yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Mengacu pada pengertian efektivitas di atas, berikut adalah beberapa aspek tersebut:

a) Aspek Peraturan/ Ketentuan, Peraturan dibuat untuk menjaga kelangsungan suatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana. Peraturan atau ketentuan merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar suatu kegiatan dianggap sudah berjalan secara efektif.

b) Aspek Fungsi/ Tugas, Individu atau organisasi dapat dianggap efektif jika dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan baik sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu setiap individu dalam organisasi harus mengetahui tugas dan fungsinya sehingga dapat melaksanaannya

c) Aspek Rencana/ Program, Suatu kegiatan dapat dinilai efektif jika memiliki suatu rencana yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tanpa adanya rencana atau program, maka tujuan tidak mungkin dapat tercapai.

(33)

d) Aspek Tujuan/ Kondisi Ideal Yang dimaksud dengan kondisi ideal atau tujuan adalah target yang ingin dicapai dari suatu kegiatan dengan berorientasi pada hasil dan proses yang direncanakan.

B. Konsep Kebijakan 1. Pengertian Kebijakan

Pada dasarnya kebijakan (policy) yang diambil pemerintah mencerminkan keputusan mengenai apa yang akan dilakukan dan atau tidak dilakukan berkenaan dengan kepentingan umum (public interest).

Wujud konkrit dari kebijakan adalah keluaran berupa program yang bersifat lebih operasional. Kebijakan merupakan suatu usaha pengambilan keputusan yang pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mendapat informasi, mengolahnya dan akhirnya membuat keputusan yang dianggap terbaik melalui program-program yang ditawarkan.

Richard Rose dalam Winarno (2012) menyarankan bahwa kebijakan hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan dan sebagai suatu keputusan sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka penulis menarik kesimpulan bahwa kebijakan adalah suatu pedoman dalam berperilaku atau bertindak yang dilakukan oleh sejumlah aktor atau pejabat dalam lingkungan tertentu, perkara tertentu yang mempunyai hambatan dan kesempatan terhadap pelaksanaan usulan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

(34)

2. Tujuan Evaluasi Kebijakan

Menurut Subarsono (2012) evaluasi memiliki beberapa tujuan yang dapat dirinci sebagai berikut:

1) Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka dapat diketahui derajad pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.

2) Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga dapat diketahui berapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan.

3) Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu tujuan evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran atau output dari suatu kebijakan.

4) Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi ditunjukan untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak positif maupun negatif.

5) Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan. Evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpangan- penyimpangan yang mungkin terjadi, dengan cara membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan pencapaian target.

Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang. Tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi proses kebijakan ke depan agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik.

Dari pemaparan di atas, dengan kata lain tujuan evaluasi kebijakan dapat di simpulkan menjadi sesuatu untuk memberikan sasaran kebijakan dengan dapat mengukur besar kecilnya kebijakan yang terjadi di lapangan.

(35)

C. Konsep Kesejahteraan Sosial 1. Pengertian Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialny (Undang- undang No 11 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1).

Dengan demikian maka, kesejahteraan sosial dapat dikatakan sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasikan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial, melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak, kesejahteraan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar- standar kehidupan dan hubungan-hubungan sosial.

Menurut Suharto (2014) kesejahteraan sosial mencakup tiga konsepsi dasar yaitu:

1. Kondisi kehidupan atau sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial.

2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu keguatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera.

Berdasarkan poin diatas dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, sosial dan ekonomi

(36)

warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat Melaksanakan fungsi sosialnya serta merasa aman, sentosa dan makmur, dicintai dan disayang, rasa dihargai, dan aktualisasi diri dan selamat (terlepas dari segala gangguan kesukaran dan sebagainya).

2. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial merupakan upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga Negara yang meliputi Rehabilitasi Sosial, Jaminan Sosial, Asuransi Sosial, Pemberdayaan Sosial, dan Perlindungan Sosial adalah sebagai berikut: a. Rehabilitasi Pasal 7 menyatakan: Rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk

memulikan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dan Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat dilaksanakan secara persuasif, motivatif, koersif, baik dalam keluarga, masyarakat maupun panti asuhan.

b. Jaminan sosial (Pasal 9) Menyatakan: Jaminan sosial dimaksudkan untuk Menjamin anak fakir miskin, anak yatim piatu terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan mental, eks penderita penyakit kronis yang mengalami masalah ketidak mampuan sosial ekonomi agar kebutuhan dasarnya terpenuhi.

c. Asuransi (Pasal 10) menyatakan: Asuransi kesejahteraan sosial diselenggarakan untuk melindungi warga negara yang tidak mampu

(37)

membayar premi agar mampu memelihara dan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya dan Asuransi keesejatraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk bantuan iuran oleh pemerintah.

d. Pemberdayaan sosial (Pasal 12) Menyatakan: Pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk Memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri dan Meningkatkan peran serta lembaga dan/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya dalam penyelenggaraan kesejatraan sosial.

e. Perlindungan sosial (Pasal 14) Menyatakan: Perlindungan sosial dimaksud untuk mencegah dan menangani resiko dari goncangan dan kerentanan sosial seseorang, sosial, kelompok, dan atau masyarakat atau kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal dan Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilaksanakan melalui: Bantuan sosial; Advokasi sosial; Bantua hukum.

f. Bantuan sosial (Pasal 15) Menyatakan: Bantuan sosial dimaksudkan agar seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat tetap hidup secara wajar dan Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) bersifat sementara dan bersifat berkelanjutan dalam bentuk: Bantuan langsung, Penyediaan aksessibilitas dan penguatan kelembagaan.

(38)

D. Kerangka Pikir

Perlu disadari sungguh bahwa masalah kesejahteraan sosial selalu melanda masyarakat miskin atau tidak mampu. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, baik secara internal maupun eksternal. Banyak program-program sosial yang telah direncanakan dan dilakukan oleh pemerintah demi memenuhi kebutuhan dasar masyarakat miskin, usaha tersebut belum terealisasi secara merata, hal ini disebabkan karena sistem yang kurang baik dalam pelaksanaan program tersebut.

Program Jaminan Kesejahteraan Sosial merupakan suatu sistem yang dilakukan negara dan pemerintah dalam meningkatkan kemakmuran rakyat, seperti yang telah diamanahkan dalam Undang–undang Nomor 11 Tahun 2009 dan Perundang-undangan negara lainnya. Pemerintah dan pemerintah daerah merupakan peran utama atau aktor dari sistem perencanaan kesejahteraan rakyat tersebut. Untuk itu, sistem yang di bangun haruslah terprogram dan terlaksana dengan sebaik- baiknya, serta diperlukan adanya kerja sama yang baik antara semua instansi yang terkait.

Selain itu, program yang dilakukan oleh Sistem Jaminan Sosial adalah pemberdayaan masyarakat, yang menjadi prioritas adalah masyarakat yang tidak mampu atau masyarakat miskin. Dimana hak-hak mereka sebagai warga negara harus dipenuhi seperti yang dijanjikan. Namun, kenyataannya masih terdapat masyarakat yang kebutuhan dasarnya belum terpenuhi secara baik dan merata baik secara fisik maupun non fisik. Untuk itu, perlu di bangun suatu srategi yang terarah demi mensejahtrakan rakyat. Dengan alasan yang kuat bahwa setiap warga

(39)

negara berhak atas kesejahteraan itu. Untuk lebih jelas secara skematis kerangka pikir di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka pikir Peningkatan Kepedulian Masyarakat Kabupaten Gowa Ketepatan Sasaran Program Sosialisasi Program Pencapaian Tujuan Program Pemantauan Program Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next

Generation di Kabupaten Gowa

(40)

E. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini pada Efektivitas yang merujuk pada Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation dengan menggunakan teori efektivitas yang diukur menggunakan teori Budiani (2014) indikator dalam mengukur efektivitas ada empat variabel yaitu: Sasaran program, sosialisasi program, pencapaian tujuan program dan pemantauan program.

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas maka perlu diberikan deskripsi untuk memberikan batasan terhadap fokus penelitian itu sendiri. Adapun deskripsi fokus penelitian ini adalah:

1. Sasaran program, dengan melihat sejauh mana efektivitas aplikasi program pendataan kesejahteraan sosial next generation di Kabupaten Gowa dengan sasaran yang tepat dan sudah ditentukan sebelumnya.

2. Sosialisasi program, kemampuan penyelenggara efektivitas aplikasi program pendataan kesejahteraan sosial next generation di Kabupaten Gowa dalam melakukan sosialisasi program tersebut, sehingga informasi aplikasi program pendataan kesejahteraan sosial next generation dapat tersampaikan kepada masyarakat.

3. Tujuan program, untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian antara hasil dari efektivitas aplikasi program pendataan kesejahteraan sosial next generation di Kabupaten Gowa dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

(41)

4. Pemantau program yaitu pengawasan yang dilaksanakan pada efektivitas aplikasi program pendataan kesejahteraan sosial next generation di Kabupaten Gowa dilakukan, sebagai bentuk perhatian kepada efektivitas program.

Masih banyak tingkat kemiskinan dan masih banyak pulah anak jalanan yang kuran perhatian oleh pemerintah yang berperan penting dalam magatasi dan memberikan bantuan kepada mereka seharus nya yang berperan penting adalah Dinas Sosial dalam menuntas kan anak jalanan dan tingkat kemiskinan kabupaten gowa.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Gowa Kecamatan Sumbo Opu, Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam hal ini di Kantor Dinas Sosial serta di beberapa instansi yang terkait. Adapun alasan penulis melakukan penelitian ini karena di kabupaten tersebut terdapat Program Pendataan Kesejahteraan Sosial yang dilaksanakan oleh beberapa instansi terkait di dalam rangka mengurangi masalah-masalah kemiskinan yang ada di kabupaten Gowa. Adapun tempat yang saya pilih untuk penelitian yaitu di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Gowa.

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 2 (dua) bulan yakni yang dibagi atas beberapa tahapan dengan perincian sebagai berikut:

1. Tahap persiapan; pengurusan perizinan/rekomendasi dan penyusunan instrument penelitian selama kurang lebih 2 (dua) minggu.

2. Tahap pelaksanaan; pengumpulan dan pengolahan data (klarifikasi dan tabulasi data) serta analisi dan penarikan kesimpulan selama kurang lebih 2 (dua) minggu.

3. Tahap penyelesaian; penulisan laporan penelitian/skripsi, perbaikan-perbaikan hingga penggandaan laporan selama kurang lebih 2 (dua) minggu.

(43)

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, dimana penelitian ini berangkat dari data lapangan dan berusaha untuk menjawab pertanyaan mengenai Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation di Kabupaten Gowa.

Penelitian ini dilaksanakan melalui tipe penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk mengungkapkan suatu masalah atau peristiwa yang sifatnya terbatas serta ikut memberikan gambaran obyektif dari kondisi obyek yang diteliti. Adapun masalah yang diteliti yaitu mengenai Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation di Kabupaten Gowa.

C. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer, merupakan data yang didapatkan dari informan penelitian, yang diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan dan wawancara secara langsung kepada pihak yang terkait mengenai Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation di Kabupaten Gowa

2. Data Sekunder, merupakan data pelengkap yang didapatkan dari informan, buku-buku, internet, yang dianggap bisa memberikan informasi terkait Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation di Kabupaten Gowa.

D. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini ialah mereka yang dipilih secara purposive atau sengaja karena dianggap mengetahui betul obyek penelitian dan dapat

(44)

dipercaya serta memiliki pengetahuan dan sumber informasi yang mendukung penelitian. Berikut ini daftar informan penelitian:

Tabel 1. Informan

No. Informan Inisial Jabatan Jumlah

1. H. Syamsuddin B, S. Sos., M. Si., MH

S Kepala Dinas Sosial 1 2. Drs. H. Firdaus, S. Ag., M.

Si

F Sekertaris Dinas Sosial

1

3. Hijrawati, SE H Kepala Bidang

Pelayanan Rehabilitas Sosial 1 4. Dg. Sarro DS Masyarakat 1 5. Kasmin K Masyarakat 1 6. Aminah A Masyarakat 1 Total 6

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Penelitian yang digunakan dalam memperoleh data yang dibutuhkan ialah menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam hal ini sebagai penjaring data primer tentang bagaimana Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation di Kabupaten Gowa.

1. Observasi, merupakan proses pengambilan data di dinas sosial, serta instansi terkait lainnya, dalam penelitian ini dimana peneliti mengamati kondisi yang berkaitan dengan obyek penelitian yaitu terkait Masyarakat miskin dalam Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation di Kabupaten Gowa.

2. Wawancara mendalam dengan dinas sosial serta beberapa instansi terkait lainnya dengan menggunakan pedoman interview, terkait Masyarakat miskin

(45)

dalam Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation di Kabupaten Gowa.

3. Dokumentasi, yaitu proses mengumpulkan data melalui data atau informasi dengan menggunakan buku, arsip kantor, surat kabar serta dokumen-dokumen terkait Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next Generation di Kabupaten Gowa.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis interaktif yaitu proses analisis yang dilaksanakan beriringan dengan proses pengumpulan data. Miles dan A. Michael Hurman dalam Sugiyono (2011) Proses analisis data ini menggunakan empat tahap yaitu:

1. Reduksi data, ialah merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan hanya pada hal yang dianggap penting. Sehingga data yang telah direduksi akan memberi gambaran yang jelas, dan akan lebih mempermudah seorang peneliti untuk megumpulkan data selanjutnya, dan mencari data jika diperlukan.

2. Penyajian data, yaitu merupakan rakitan informasi yang sistematis dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya agar peristiwa lebih mudah dipahami dan akan memberi adanya kemungkinan penarikan kesimpulan serta pengambilan tindakan. Penyajian data, dapat memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja-kerja selanjutnya yang berdasarkan pada pemahaman.

(46)

3. Verifikasi atau penarikan kesimpulan, dari hasil penyajian data tersebut harus diamati, serta diuji kebenarannya, kekokohan dan kecocokannya yang demikian sebagai validitasnya. Ketiga komponen berinteraksi sampai didapat suatu kesimpulan yang benar. Maka diperoleh data yang akurat dalam bentuk proposisi sebagai temuan dalam penelitian ini.

G. Pengabsahan Data

Kartiwa, (2015) untuk terjaminya keakuratan data maka peneliti selanjutnya akan melakukan keabsahan data. Data-data yang benar akan menghasilakan penarikan kesimpulan yang benar, begitupun sebaliknya. Dalam hal, penulis memilih teknik pengecekan keabsahan data dengan menggunakan pendekatan triangulasi untuk mengungkapkan dan menganalisis masalah-masalah yang dijadikan obyek penelitian, untuk menguji keabsahan data peneliti akan menggunakan teknik triangulasi, yaitu:

1. Triangulasi sumber, adalah dilakukan untuk membandingkan dan menguji kredibilitas data yang dilaksanakan dengan cara mengecek atau menguji data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, maksudya bahwa apabila data yang diterima dari satu sumber meragukan, maka harus mengecek kembali ke sumber lain, tetapi sumber data tersebut harus setara sederajatnya, kemudian peneliti menganalisis data tersebut sehingga menghasilkan satu kesimpulan. 2. Triangulasi metode, adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilaksanakan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan metode/teknik yang berbeda, yaitu yang awalnya menggunakan teknik observasi, maka

(47)

dilakukan lagi teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara kepada sumber data yang sama dan juga melakukan teknik dokumentasi.

3. Triangulasi waktu, adalah untuk melakukan pengecekan data dengan cara wawancara dalam waktu dan situasi yang berbeda. Seperti, yang awalnya melakukan pengumpulan data pada waktu pagi hari dan data yang didapat, tetapi mungkin saja pada waktu pagi hari tersebut kurang tepat karena mungkin informasi dalam keadaan sibuk.

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Profil Dinas Sosial Kabupaten Gowa

Dinas sosial merupakan salah satu instansi di bawah naungan Kementerian Sosial yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Identitas Kantor Dinas Sosial Kabupaten Gowa Nama Kantor : Dinas Sosial Kabupaten Gowa

Alamat : Jl. Masjid Raya No. 30 Sungguminasa Lantai II Kelurahan : Sungguminasa

Kecamatan : Somba Opu

Kabupaten : Gowa

Provinsi : Sulawesi Selatan

No. Telphon/Fax : 0411-882272 / 0411-864024 Jumlah Pegawai : 81 Orang Pegawai

2. Visi dan Misi Dinas Sosial Kabupaten Gowa a. Visi

Untuk dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi Dinas sosial merumuskan Visi “Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang berkeadilan dan relegius”.

Makna pokok yang terkandung dalam Visi di atas adalah:

(49)

Kesejahteraan Masyarakat: merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Kesejahteraan Yang dimaksud Keadaan dimana seseorang merasa nyaman, tentram, bahagia serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kondisi tersebut dilihat dari terpenuhinya hak-hak masyarakat, berhak atas pekerjaan penghidupannya berdasarkan atas pekerjaan dan keahlian gender, serta masyarakat dalam keadaan makmur, sehat dan damaiSecara kuantitatif kondisi ini diukur dengan angka kemiskinan.

Berkeadilan: Yang dimaksud yaitu sikap saling membantu antar sesama tanpa melihat agama, warna kulit, warna rambut, maupun usianya dan menjelaskan segala aturan yang berlaku. Kondisi tersebut dapat terlihat dari masyarakat yang bebas dari gangguan, tidak memihak dan tidak berat sebelah serta tidak condong Secara kuantitatif Kondisi ini dapat diukur dari masyarakat yang tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun baik antar individu, gender maupun wilayah.

Religius: Yang dimaksud yaitu suatu sikap dan perilaku yang taat/patuh dalam menjalankan ajaran agama yang di peluknya, bersikap toleran terhadap pelaksana ibadah agama lain, serta selalu menjalin kerukunan hidup antar pemeluk agama lain.Kondisi tersebut dapat dilihat dari masyarakat yang mengikuti aturan budaya keagamaan, masyarakat yang mengikuti ajaran agama, dan mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan Secara kuantitatif kondisi dapat di

(50)

ukur dari tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti ajaran dan kegiatan-kegiatan keagamaan.

b. Misi

Untuk mewujudkan Visi tersebut diatas, Dinas Sosial Kabupaten Gowa merumuskan Misi Pembangunan Kesejahteraan Sosial yang memuat sasaran- sasaran yang harus dicapai pada kurun waktu 4 (Empat) tahun mendatang dengan rumusan sebagai berikut:

1. Meningkatkan Pelayanan Kesejahteraan Sosial

2. Meningkatkan pembinaan, pelayanan dan rehabilitasi pemulihan penyandang masalah kesejahteraan sosial

3. meningkatkan kualitas pengetahuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai syiar keagamaan.

4. Meningkatkan Mutu Pelayanan Publik dan Administrasi Perkantoran 3. Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupaten Gowa

1. Kepala Dinas Sebagai Pemimpin Pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gowa

2. Sekertaris Dipimpin Oleh Seorang Sekretaris Dinas membawahi: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan c. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Bidang membawah:

(51)

b. Seksi Kensos Lansia dan Penyandang Disabilitas c. Seksi Kensos Tuna Sosial

4. Bidang Pemberdayaan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Bidang membawah:

a. Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin b. Seksi Perizinan dan Lembaga Sosial

c. Seksi Pelestarian Nilai- Nilai atau Kejuangan

5. Bidang Perlindungan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Bidang membawah:

a. Seksi Advokasi dan Perlindungan Sosial b. Seksi Jaminan Sosial

6. Bidang Pembinaan Sosial Spiritual dipimpin oleh seorang Kepala Bidang membawah:

a. Seksi Pembinaan Mental dan Spiritual b. Seksi Pembinaan Sarana dan Lembaga

4. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Gowa 1. Kepala Dinas

Dinas Sosial Kabupaten Gowa dipimpin oleh seorang Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan merumuskan konsep sasaran, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, membina, mengarahkan, mengevaluasi serta melaporkan urusan pemerintahan daerah di bidang sosial berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan yang berlaku.

(52)

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gowa mempunyai fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan pembinaan mental spiritual; 2) Penyelenggaraan pelayanan urusan pemerintahan dan pelayanan umum; 3) Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan

kegiatan dinas;

4) Pengelolaan ketatausahaan Dinas;

Rincian tugas yang dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

1) Menyusun kebijakan teknis di bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan pembinaan mental spiritual yang mengacu pada renstra dinas sosial;

2) Merumuskan program dan kegiatan dinas sosial berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas bawahan;

3) Mengkoordinasikan para kepala bidang di lingkungan dinas sosial agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik serta mengkoordinasikan kegiatan dinas baik teknis maupun administrasi dengan instansi terkait; 4) Membina sikap mental dan sosial pegawai di lingkungan dinas sosial untuk

mewujudkan aparatur yang mampu melaksanakan tugas secara berhasil guna dan berdaya guna, bersih dan berwibawa;

5) Mengarahkan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;

(53)

7) Memecahkan masalah di bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan pembinaan mental spiritual bersama dengan kepala bidang dalam lingkup dinas sosial;

8) Mengevaluasi penyelenggaraan tugas di bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan pembinaan mental spiritual;

9) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dinas sosial dan memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;

10) Menyelenggarakan pelayanan umum dan kepegawaian serta penatausahaan keuangan dan perencanaan;

11) Menyelenggarakan program dan kegiatan bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan pembinaan mental spiritual;

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris dinas yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan tugas merencanakan anggaran, perlengkapan, kebutuhan pegawai, mengelola anggaran, memantau, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan berdasarkan pedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku supaya tercipta kelancaran tugas.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Gowa mempunyai fungsi:

(54)

1) Penyusunan kebijakan teknis administratif perencanaan dan pelaporan, 2) pembinaan, pengkoordinasian, dan pengawasan pelaksanaan program dan

kegiatan serta pengelolaan keuangan;

3) Penyusunan kebijakan teknis administratif perencanaan dan pelaporan, pembinaan, pengkoordinasian, dan pengawasan pelaksanaan pengelolaan umum dan kepegawaian.

Rincian tugas yang dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

1) Merencanakan operasional kerja sekretariat berdasarkan rencana dan sasaran yang telah ditetapkan sebagai pedoman kerja;

2) Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan urusan tata usaha, perlengkapan, keuangan, aset, perencanaan dan pelaporan, dan pembinaan kepegawaian;

3) Menyelia pelaksanaan tugas sub bagian perencanaan, keuangan, umum dan kepegawaian;

4) Menilai prestasi kerja para Kepala Sub Bagian dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier serta pengevaluasian pelaksanaan tugas bawahannya; 5) Mengatur urusan tata usaha, perlengkapan, keuangan, aset, perencanaan dan

pelaporan, serta pembinaan kepegawaian;

6) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas perencanaan dan pelaporan, keuangan, serta umum dan kepegawaian;

7) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberi saran kepada atasan;

(55)

9) Melaksanakan inventarisasi seluruh barang bergerak dan tidak bergerak milik dinas;

10) Melaksanakan memberi petunjuk pemeliharaan keamanan dan ketertiban lingkungan kerja dinas;

11) Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan perpustakaan dan dokumen arsip dinas;

12) Melaksanakan pengaturan pengelolaan keuangan dinas;

13) Melaksanakan pengelolaan data base kepegawaian, perencanaan dan pengembangan pegawai;

14) Melaksanakan pengelolaan, revisi, pengawasan dan pengendalian perencanaan dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan;

15) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Dipimpin oleh seorang kepala sub bagian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan, menghimpun, mengelola dan melaksanakan administrasi urusan ketatausahaan meliputi pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, protocol, perjalanan dinas, tata laksana, perlengkapan, kepegawaian dan tugas umum lainnya pedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku supaya tercipta kelancaran tugas;

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi:

(56)

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bagian umum dan kepegawaian;

2) Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bagian umum dan kepegawaian;

3) Pembinaan dan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bagian umum dan kepegawaian.

Rincian tugas dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

1) Merencanakan kegiatan operasional program kerja sub bagian; 2) Membagi tugas kepada bawahan agar tercipta kelancaran tugas; 3) Menyelia pelaksanaan bawahan agar tugas berjalan lancar;

4) Memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan agar sesuai dengan standar yang ditetapkan;

5) Mengevaluasi hasil capaian pelaksanaan tugas bawahan agar dapat mencapai target dan kualitas yang telah ditetapkan;

6) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberi saran kepada atasan;

7) Melaksanakan dan mengelola urusan rumah tangga, keprotokoleran dan ketatalaksanaan;

8) Melaksanakan dan mengelola urusan perpustakaan, kearsipan dan surat menyurat;

9) Melaksanakan dan mengelola urusan perlengkapan dan perjalanan dinas; 10) Melaksanakan dan mengelola urusan kepegawaian meliputi pengembangan

(57)

11) Melaksanakan dan mengelola urusan umum lainnya;

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan. 4. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

Dipimpin oleh seorang kepala sub bagian mempunyai tugas merencanakan kegiatan, memberi petunjuk, memberi tugas, membimbing, memeriksa/mengecek, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan tugas sub bagian perencanaan dan pelaporan.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala sub bagian perencanaan dan pelaporan mempunyai fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bagian perencanaan dan pelaporan;

2) Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bagian perencanaan dan pelaporan;

3) Pembinaan dan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bagian perencanaan dan pelaporan.

Rincian tugas dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

1) Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan operasional program kerja sub bagian perencanaan dan pelaporan;

2) Membagi tugas, menyelia dan memberikan petunjuk kepada bawahan agar tercipta kelancaran tugas;

3) Memeriksa dan mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas bawahan agar dapat mencapai target dan kualitas yang telah ditetapkan;

Gambar

Tabel 1. Informan  ................................................................................................
Gambar 1. Kerangka Pikir ...................................................................................
Gambar 1. Kerangka pikir Peningkatan Kepedulian Masyarakat Kabupaten Gowa Ketepatan Sasaran Program Sosialisasi Program  Pencapaian  Tujuan Program  Pemantauan Program Efektivitas Aplikasi Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Next
Tabel 1. Informan
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Pengaruh Konseling Behavior Dengan Teknik Time Out Terhadap Peningkatan Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Maka barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf)

Dari hasil dialog dengan peserta selama kegiatan dapat juga disimpulkan bahwa aplikasi opensource yang digunakan tidak jauh berbeda dengan aplikasi lain yang selama ini

Teknik Pengawetan … (Dede Saputra; Tati Nurhayati)    1029  Pada Gambar 3, dapat dilihat bahwa nilai log TPC fillet ikan nila merah di mana dengan perlakuan perendaman dalam

Penelitian ini fokus pacta perilaku konsumtif remaja di Surabaya terhadap barang dan jasa simbol perayaan Valentine's Day serta sikap remaja di Surabaya terhadap perayaan

Untuk memastikan apakah data sumber telah masuk atau belum maka kita bisa klik tombol Edit Recipient List pada tab Mailings.1. BEKERJA DENGAN

Satu sisi, tumbuhan ini dianggap rumput biasa yang tak memiliki manfaat, terlebih bagi masyarakat awam. Tak banyak orang yang mengenal semanggi lebih dari rumput

dalam hutan hujan tropik terdapat berbagai jenis tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) yang belum.. dimanfaatkan Taksiran jumlah spesies kelompok utama makhluk hidup