• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekan Suci. Buku Imam dan Pelayan Liturgi Disertai Katekese Liturgi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pekan Suci. Buku Imam dan Pelayan Liturgi Disertai Katekese Liturgi"

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

Pekan Suci

Buku Imam dan Pelayan Liturgi

Disertai Katekese Liturgi

(2)

PEKAN SUCI

Buku Imam dan Pelayan Liturgi

Disertai Katekese Liturgi

KOMISI LITURGI

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

2014

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Katekese Liturgi Pekan Suci 4

Minggu Palma 7

Hari-hari dalam Pekan Suci 33

Senin Dalam Pekan Suci 34

Selasa Dalam Pekan Suci 37

Rabu Dalam Pekan Suci 40

Kamis (Dalam Pekan Suci) Misa Krisma

43

Katekese Liturgi Trihari Paskah 56

Kamis Putih 59

Jumat Agung 86

Sabtu Suci 126

Hari Minggu Paskah Misa Vigili Paskah

128

(4)

KATA PENGANTAR

Dalam pertemuan dekenat dan paroki di Keuskupan Agung Jakarta ini, Komisi Liturgi senantiasa ditanya apakah menyediakan buku semacam pedoman pelaksanaan upacara- upacara selama Pekan Suci baik bagi imam, para petugas liturgi maupun umat. Baru sekarang ini Komisi Liturgi KAJ mencoba untuk menyusun buku yang diharapkan oleh banyak paroki dengan kekhususan untuk imam dan para pelayan liturgi.

Tentu saja buku ini disusun berdasarkan buku resmi terbitan Komisi Liturgi KWI. Semua bacaan dikutip dari sumber resmi KWI. Sedangkan nyanyian-nyanyian yang disarankan dalam buku untuk imam dan para pelayan liturgi ini diambil dari Puji Syukur dengan harapan agar umat turut berpartisipasi aktif dalam liturgi resmi Gereja ini. Kami juga mencoba membuatkan beberapa catatan ringkasan di akhir setiap bagian, berharap dapat membantu pemahaman umum secara butir-butir yang perlu mendapat perhatian.

Harapan kami di Komisi Liturgi, semoga buku ini sungguh dapat menjawab kebutuhan umat untuk merayakan Misteri Penyelamatan Allah yang dihayati, dikenang dan dihadirkan dalam Pekan Suci dengan baik.

Segala kritik dan saran mohon disampaikan kepada Komisi Liturgi Keuskupan Agung Jakarta di email kajkomlit@gmail.com.

Semoga dari kritik saran tahun ini, kami dapat menyusun kembali revisinya dan menjadi dasar untuk menyusun buku umat.

Salam Liturgi,

RD Sridanto Aribowo Nataantaka

(5)

MASA PRAPASKAH DAN PASKAH TH.2014 - 2020

TAHUN Rabu Abu PASKAH Kenaikan Tuhan

Pentakosta Tahun Liturgi

2014 05 Maret 20 April 29 Mei 08 Juni A 2015 18 Februari 05 April 14 Mei 24 Mei B 2016 10 Februari 27 Maret 05 Mei 15 Mei C 2017 01 Maret 16 April 25 Mei 04 Juni A 2018 14 Februari 01 April 10 Mei 29 Mei B 2019 06 Maret 21 April 30 Mei 09 Juni C 2020 26 Februari 12 April 21 Mei 31 Mei A

Keterangan:

Tahun Liturgi A - Injil Matius. Tahun Liturgi B - Injil Markus. Tahun Liturgi C - Injil Lukas.

(6)

KATEKESE LITURGI PEKAN

SUCI

1. Pekan Suci adalah pekan terakhir dalam Masa Prapaskah atau sepekan sebelum Hari Raya Paskah. Dalam Pekan Suci, Gereja merayakan misteri keselamatan yang diwujudkan oleh Yesus Kristus sebagai Mesias pada hari-hari terakhir hidupNya, ketika Ia memasuki Yerusalem(seri Dokumen Gereja no. 71, Jakarta Februari 2007,

no. 27, hal. 14.)

2. Masa Prapaskah, diawali Rabu Abu, berlangsung selama 40 hari dan berakhir pada hari Kamis Putih dalam Pekan Suci. Dalam Perayaan Kamis Putih, Gereja mengenangkan Ekaristi, Malam Perjamuan Terakhir Tuhan Yesus bersama para rasulNya. Di sinilah Gereja mengawali Trihari Paskah Kristus: sengsara - wafat dan kebangkitanNya, yakni Jumat Agung, Sabtu Paskah, dan memuncak pada perayaan Malam Paskah dan berakhir pada Ibadat Sore pada hari Minggu Paskah. (Pedoman Tahun Liturgi dan Penanggalan Liturgi, dalam Bina Liturgia 2F, no. 19, hal. 504.)

3. Kristus telah menyelamatkan umat manusia dan memuliakan Allah secara paripurna dalam misteri Paskah: Dialah Anak Domba sejati yang menghapus dosa dunia. Dengan wafatNya, Ia menghancurkan kematian kita; dan dengan kebangkitanNya, Ia memulihkan kembali kehidupan kita.(Prefasi Paskah I, dalam buku Tata Perayaan Ekaristi, 2005, no. 14, hal. 61).Oleh karena itu perayaan Trihari Paskah, sengsara-wafat-kebangkitan Tuhan merupakan puncakTahun Liturgi. (Pedoman Tahun Liturgi nomer 18.)

4. Hari-hari mulai dari Senin sampai dengan Kamis dalam Pekan Suci diutamakan dari semua Hari Raya

(7)

Putih untuk mengenangkan Malam Perjamuan Terakhir dan mengawali Trihari Paskah Kristus. Kamis pagi sering juga dikenal dengan Kamis Krisma karena biasanya Misa Krisma diselenggarakan keuskupan pada hari Kamis pagi. Baptis dan Krisma juga Misa Ritual Sakramen lainnya dan sakramentali tidak diperbolehkan pada hari-hari ini, demikian juga misa arwah dan Misa untuk berbagai keperluan. Untuk harihari biasa (Senin -Kamis) dalam pekan suci, menurut tingkat perayaannya merupakan hari raya. Pada hari-hari ini Gereja ikut serta dalam misteri penderitaan, sengsara dan wafat Kristus di salib, belum saatnya perayaan kebangkitan Kristus. Maka tidak diperbolehkan misa arwah, karena perayaan Ekaristi untuk arwah orang beriman

pada pemakamannya sangat berkaitan erat dengan

kebangkitannya dengan, dalam dan bersama Kristus; pada hal Gereja baru merayakan kebangkitan Kristus nanti pada perayaan Malam Paskah. Boleh mengadakan upacara pemakaman tetapi tidak dalam Misa.(PUMR no.381).

5. “Masa Prapaskah mempunyai dua ciri khas, yaitu; mengenangkan atau mempersiapkan pembaptisan dan membina tobat” (KL 109). Dalam tradisi Gereja Masa Prapaskah menjadi masa untuk “Retret Agung”.

Tradisi Gereja mencatat masa Prapaskah adalah saat yang penting bagi para katekumen untuk mempersiapkan diri secara lahir dan batin.

Persiapan ini mencapai puncaknya ketika katekumen menerima Sakramen Baptis pada Malam Paskah Vigili. Bagi umat beriman lainnya masa ini adalah juga masa tobat. Dalam masa tobat ini, umat beriman melaksanakan “Retret Agung” merenungkan misteri sengsara dan wafat Tuhan Yesus. Tobat ditandai dengan pantang dan puasa. Karena itu sepanjang masa prapaskah, kegiatan pendalaman iman, puasa, pantang, dan amal amat dianjurkan.

(8)

6. Paralel dengan masa ini, suasana tobat juga dibangun dalam ruang ibadat. Seluruh dekorasi dan suasana diusahakan untuk membantu umat semakin menghayati nilai-nilai Prapaskah.

“Dalam Masa Prapaskah tidak diperkenankan menghias altar dengan bunga; bunyi alat-alat musik diperkenankan hanya untuk mengiringi nyanyian…” (Surat Edaran Perayaan Paskah dan Persiapannya – PPP 17).

7. Sejak awal Masa Prapaskah sampai Malam Paskah, “Alleluya” tidak dipakai dalam semua ibadat;juga pada hari raya dan pesta yang ada dalam Masa Prapaskah.(PPP 18)

8. Pada Sabtu sore sebelum Minggu Prapaskah V, salib diselubungi sampai sesudah Ibadat Jumat Agung, patung orang kudus lainnya diselubungi sampai sebelum Misa Vigili Paskah. Semua devosi kepada orang kudus sementara ditiadakan, umat beriman diajak untuk berkonsentrasi pada inti iman Kristiani, yaitu Misteri Sengsara, Wafat, dan Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.

(9)

MINGGU PALMA

Hari Minggu Palma mengawali perayaan Pekan Suci. Gereja memperingati dan merayakan Yesus masuk ke kota Yerusalem sebagai raja untuk menyempurnakan Misteri PaskahNya. Perayaan Minggu Palma menghubungkan perayaan kemenangan Kristus Raja dengan pewartaan penderitaannya. Kedua aspek misteri Paskah ini harus dinyatakan secara jelas baik dalam perayaan maupun dalam katekese.

Sejak dulu kala prosesi atau perarakan, untuk mengenangkan Yesus Kristus memasuki kota Yerusalem, diperingati dengan penuh sukacita dan memiliki corak populer. Dengan daun palma di tangan atau dedaunan lain, yang telah diberkati, umat beriman kristiani menjalani peristiwa ini untuk menyertai Tuhan Yesus, seperti anak-anak Ibrani yang menyongsongNya dengan seruan: “Hosanna, sembah sujud”. Hanya ada satu prosesi daun palma di setiap gereja. Kaum beriman dapat menyimpan daun palma ini di rumah sebagai kesaksian iman akan Yesus Kristus, raja Almasih, yang mereka rayakan dalam prosesi palma.

Perayaan Hari Minggu Palma memiliki keunikan tersendiri. Perayaan diawali dengan penuh kegembiraan dan sukacita untuk menyambut Kristus sebagai raja. Tetapi setelah selesai perarakan, dalam Ekaristi seluruhnya umat beriman diajak untuk merenungkan misteri sengsara dan wafat Tuhan, baik dalam doa maupun pembacaan kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus, yang diambil dari Injil Sinoptik. Karena hal inilah hari Minggu Palma disebut juga hari Minggu Sengsara. Yesus masuk ke kota Yerusalem dengan penuh keagungan dan semarak, untuk kemudian Ia mengalami sengsara, wafat dan dimakamkan, lalu bangkit dengan mulia pada hari ketiga. Kisah Sengsara Tuhan dibawakan dengan meriah. Dianjurkan untuk membacakan atau menyanyikannya secara tradisional oleh tiga

(10)

orang: yang mengambil alih peran Kristus, Penginjil dan Umat. Harus dibawakan oleh para Diakon atau Imam; atau, bila tidak ada, oleh lektor. Dalam hal ini peran Kristus dikhususkan bagi imam. Pada pewartaan Kisah Sengsara ini tidak dinyalakan lilin. Dupa, salam bagi umat dan penandaan salib pada buku ditiadakan. Hanya para diakon sebelumnya mohon berkat imam, seperti pada Pembacaan Injil. Karena manfaat rohani kaum beriman, Kisah Sengsara dibawakan seutuhnya dan bacaan-bacaan sebelumnya tidak boleh dilewati.

(11)

BEBERAPA CATATAN SEPUTAR PERAYAAN LITURGI MINGGU PALMA MAKNA LITURGI :

a. Pada hari ini Gereja mengenangkan peristiwa Yesus memasuki Kota Yerusalem sebagai Mesias dan merenungkan kisah sengsaraNya.

b. Dua aspek liturgi ini, sekaligus berpadu dalam satu perayaan yang merupakan dasar misteri Paskah : penderitaan dan kemuliaan.

UNSUR KHAS :

1. Perarakan atau upacara masuk meriah ‘triumphalis’ (yang dihiasi daun-daun palma atau daun lain yang dibawa umat) menjadi ‘ritus pembuka’.

Sebelum perarakan, dibacakan Injil -- mengisahkan peristiwa Yesus masuk Yerusalem.

2. Mengenang sengsara Tuhan, karena itu sering disebut juga dengan Minggu Sengsara

3. Minggu Palma merupakan paduan dari dua perasaan kegembiraan dan kesedihan.

KETENTUAN LITURGI :

1. Minggu Palma adalah pintu masuk Pekan Suci. Dapat dirayakan mulai Sabtu sore.

2. Apabila perarakan / upacara masuk meriah tidak dapat diadakan, seyogyanya diselenggarakan Perayaan Sabda untuk mengenang peristiwa Tuhan memasuki Kota Yerusalem secara meriah.

3. Prosesi hanya satu kali saja pada hari tersebut. 4. Dalam prosesi imam mendahului umat.

5. Pembawaan Kisah Sengsara harus diberi tempat istimewa dengan cara menyanyikannya atau membacakannya seturut cara tradisional yaitu oleh tiga orang sebagai Kristus, Penginjil, umat. 6. Untuk mendukung suasana liturgis yang berwarnakan

penderitaan, Pembawaan Kisah Sengsara tidak didampingi (simbol-simbol) lilin dan dupa, salam, juga tanpa penandaan salib pada buku Injil dan pada diri masing-masing.

(12)

7. Jika dinyanyikan, peran Kristus sebaiknya dibawakan oleh Imam selebran, diakon atau petugas yang layak. Bila dibacakan maka peran Kristus harus dibawakan oleh imam.

8. Harus ada homili. 9. Warna liturgi: MERAH

(lambang pencurahan darah Kristus yang masuk Yerusalem menyongsong sengsara – wafatNya)

(13)

1. Pada hari ini Gereja mengenangkan peristiwa Kristus Tuhan memasuki Kota Yerusalem untuk menggenapi misteri Paskah-Nya. Dalam semua misa, peristiwa ini hendaknya diperingati dengan salah satu cara berikut: 1) perarakan atau 2) upacara masuk meriah sebelum misa utama, 3) upacara masuk sederhana sebelum misa-misa lain. Upacara masuk meriah, tetapi bukan perarakan, dapat diadakan sebelum salah satu misa yang biasanya dihadiri oleh banyak umat.

Apabila perarakan atau upacara masuk meriah tidak dapat diadakan, seyogyanya diselenggarakan perayaan sabda untuk mengenang peristiwa Tuhan memasuki Kota Yerusalem secara meriah dan untuk mengenang sengsara Tuhan. Perayaan ini dapat dilaksanakan pada hari Sabtu sore atau hari Minggu pada jam yang lebih sesuai.

MEMPERINGATI YESUS MASUK YERUSALEM

Cara Pertama: Perarakan

2. Pada jam yang ditentukan, umat beriman berhimpun di kapel atau tempat yang layak di luar gedung gereja yang menjadi tujuan perarakan. Umat memegang daun palma atau ranting dedaunan. 3. Imam dan diakon, dengan mengenakan busana liturgi berwarna

merah, didampingi para pelayan yang lain, menuju tempat umat berkumpul. Sebagai ganti kasula, imam dapat mengenakan pluviale; setelah perarakan selesai, pluviale ditanggalkan dan diganti kasula. 4. Sementara itu dilagukan antifon berikut, atau nyanyian lain yang

(14)

Antifon Pembuka Mat. 21:9

Teks tanpa lagu:

Hosanna bagi Putra Daud,

terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. Raja Israel, hosanna di tempat yang mahatinggi. 5. Kemudian imam dan umat membuat tanda salib sementara imam

berkata:

Kemudian imam memberi salam kepada umat seperti biasa, dan menyampaikan kata pengantar singkat untuk mengajak umat supaya

(15)

Saudara-saudara terkasih,

sudah sejak awal masa Prapaskah kita menyiapkan diri

dengan ulah tobat dan karya amal kasih. Pada hari ini kita semua berkumpul dan bersama seluruh umat Allah

mengawali misteri Paskah Tuhan kita, yakni sengsara dan kebangkitan-Nya. Untuk menggenapi misteri inilah

Yesus memasuki Yerusalem, kota-Nya. Oleh karena itu,

marilah dengan penuh iman dan bakti kita mengiringi Tuhan

sambil mengenangkan peristiwa yang menyelamatkan itu.

Dengan demikian kita memetik buah salib suci, yakni kebangkitan dan kehidupan.

6. Kemudian, sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan salah satu dari doa-doa berikut:

I : Marilah kita berdoa.

Allah yang mahakuasa dan kekal,

kuduskanlah † daun palma ini dengan berkat-Mu. Semoga kami, yang mengiringi Raja Kristus dengan penuh sukacita,

diperkenankan memasuki Yerusalem abadi bersama Dia,

(16)

U : Amin.

Atau:

I : Marilah kita berdoa. Ya Allah,

tambahlah iman kami yang berharap pada-Mu, dan dengan murah hati dengarkanlah doa-doa kami.

Semoga kami, yang hari ini memegang daun palma

untuk mengelu-elukan Kristus, juga menghormati Engkau

dengan hidup baik menurut semangat Kristus, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. U : Amin.

Lalu imam mereciki daun palma dengan air suci tanpa mengucapkan apa-apa.

7. Kemudian diakon atau, kalau tidak ada, imam sendiri memaklumkan Injil yang mengisahkan Tuhan memasuki Kota Yerusalem, menurut satu dari keempat Injil. Kalau dianggap baik, Kitab Injil dapat didupai.

(17)

Tahun A

Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius: Mat. 21:1-11 Dalam perjalanan ke Yerusalem,

ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem

dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan,

”Pergilah ke kampung yang di depanmu itu.

Di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat,

dan anaknya ada di dekatnya.

Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku.

Jikalau ada orang menegur kamu,

katakanlah ”Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya’.”

Hal itu terjadi

supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: Katakanlah kepada putri Sion :

Lihat, Rajamu datang kepadamu!

Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.

Maka pergilah kedua murid itu,

dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.

(18)

lalu mengalasinya dengan pakaian mereka, dan Yesus pun naik ke atasnya.

Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan;

ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon dan menyebarkannya di jalan.

Dan orang banyak yang berjalan di depan dan di belakang Yesus

berseru,

”Hosanna bagi Anak Daud !

Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Hosanna di tempat yang mahatinggi!”

Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu,

dan orang berkata, ”Siapakah orang ini?”

Dan orang banyak itu menyahut,

”Inilah Nabi Yesus dari Nazaret di Galilea!”

Demikianlah Injil Tuhan.

Tahun B

Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:Mrk. 11:1-10 Ketika Yesus dan para murid-Nya telah mendekati Yerusalem,

(19)

Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan,

”Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di kampung itu,

kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat,

yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu, dan bawalah ke mari.

Jika ada orang bertanya kepadamu ’Mengapa kamu

lakukan itu’,

jawablah ’Tuhan memerlukannya.

Ia akan segera mengembalikannya ke sini’.

Kedua murid itu pun pergi,

dan menemukan seekor keledai muda

tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan. Lalu mereka melepaskannya.

Dan beberapa orang yang ada di situ bertanya kepada mereka,

”Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?”

Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus.

Maka orang-orang itu membiarkan mereka.

Kedua murid tadi membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka.

Kemudian Yesus naik ke atasnya.

Banyak orang menghamparkan pakaian mereka di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau

yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan

(20)

berseru, ”Hosanna!

Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah Kerajaan yang datang,

kerajaan Bapa kita Daud!

Hosanna di tempat yang mahatinggi!”

Demikianlah Injil Tuhan.

Atau:

Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Yoh. 12:12-16

Menjelang Hari Raya Paskah,

ketika orang banyak yang datang untuk merayakan pesta

mendengar bahwa Yesus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem,

mereka mengambil daun-daun palem,

dan pergi menyongsong Dia sambil berseru,

”Hosanna!

Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja

Israel!”

Yesus menemukan seekor keledai muda, lalu naik ke atasnya,

seperti ada tertulis:

Jangan takut, hai Putri Sion,

(21)

tetapi sesudah Yesus dimuliakan,

teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan mereka telah melakukannya juga untuk Dia. Demikianlah Injil Tuhan.

Tahun C

Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:Luk. 19:28-40 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem,

ketika telah dekat Betfage dan Betania,

yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan,

”Pergilah ke kampung yang di depanmu itu!

Pada waktu masuk kampung itu,

kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang.

Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari! Dan jika ada orang bertanya kepadamu,

’Mengapa kamu melepaskannya?’

jawablah begini, ’Tuhan memerlukannya’.”

Lalu pergilah kedua murid yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala sesuatu

(22)

Ketika mereka melepaskan keledai itu, berkatalah orang yang empunya keledai itu,

”Mengapa kamu melepaskan keledai itu?” Kata mereka, ”Tuhan memerlukannya.”

Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka, dan menolong Yesus naik ke atasnya.

Dan sementara Yesus mengendarai keledai itu, mereka menghamparkan pakaian di jalan. Ketika Yesus sudah dekat Yerusalem, di jalan yang menurun dari Bukit Zaitun,

mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring

oleh karena mukjizat yang telah mereka lihat.

Kata mereka, ”Diberkatilah Dia

yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan! Damai sejahtera di surga

dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!”

Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu

berkata kepada Yesus,

”Guru, tegurlah murid-murid-Mu itu!”

Jawab Yesus kepada mereka,

”Aku berkata kepadamu:

Jika mereka ini diam, maka batu-batu ini akan

berteriak.”

(23)

8. Sesudah Injil, dapat diadakan homili singkat. Untuk memulai perarakan, imam atau diakon atau pelayan awam menyampaikan ajakan dengan kata-kata ini atau yang senada.

Atau:

9. Seperti biasa perarakan mulai bergerak menuju gereja tempat misa akan dirayakan. Jika dipakai dupa, seorang pelayan dupa berjalan paling depan sambil mengayun-ayunkan pedupaan yang berasap; menyusul seorang pelayan pembawa salib yang (seturut kebiasaan setempat) dihias dengan daun palma, diapit oleh dua pelayan yang membawa lilin bernyala. Menyusul diakon yang membawa Evangeliarium, imam dan para pelayan lain dan akhirnya seluruh umat, yang berarak sambil melambai-lambaikan daun palma

Sementara perarakan berlangsung, dilagukan nyanyian-nyanyian berikut oleh kor bersama umat. Dapat juga dilagukan nyanyian-nyanyian lain yang sesuai untuk menghormati Raja Kristus.

(24)

Antifon 1

Sambil membawa ranting-ranting zaitun anak-anak Ibrani menyambut Tuhan seraya berseru:

Hosanna di tempat yang mahatinggi.

(PS 492, Ulangan 1)

Antifon ini dapat diulangi di antara bait-bait mazmur berikut.

Mazmur 24

Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, * jagat dan semua penghuninya.

Ia telah mendasarkannya di atas lautan * dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

> Antifon diulang.

Siapakah yang mendaki gunung Tuhan * dan berdiri di tempat kudus-Nya?

Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, †

dan tidak menginginkan dusta, * dan juga tidak bersumpah palsu.

> Antifon diulang.

Ia akan mendapat berkat dari Tuhan * dan rahmat dari Allah penyelamatnya. Inilah bangsa yang mencari Dia, *

yang mencari wajah Allah Yakub.

> Antifon diulang.

Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura, †

(25)

Tuhan yang mahakuat dan mahakuasa, * Tuhan yang jaya dalam pertempuran.

> Antifon diulang.

Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura, †

dan lebarkanlah dirimu, hai gerbang abadi, * supaya masuklah raja mulia.

Siapakah itu raja mulia? *

Allah segala kuasa, Dialah raja mulia.

> Antifon diulang. Antifon 2

Anak-anak Ibrani membentangkan pakaian di jalan dan berseru: Hosanna bagi Putra Daud.

Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan.

(PS 492, Ulangan 2)

Antifon ini dapat diulangi di antara bait-bait mazmur berikut.

Mazmur 47

Bertepuktanganlah, hai segala bangsa, *

bersoraklah bagi Allah dengan nyanyian gembira. Sebab dahsyatlah Tuhan yang mahatinggi, *

raja agung atas seluruh bumi.

> Antifon diulang.

Ia menaklukkan bangsa-bangsa kepada kita, *

dan menundukkan suku-suku ke bawah kaki kita. Ia menentukan warisan bagi kita, *

kebanggaan Yakub yang dicintai-Nya. Allah telah naik diiringi sorak-sorai, *

(26)

> Antifon diulang.

Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, * bermadahlah bagi raja kita, bermadahlah. Sebab Allah merajai seluruh bumi, *

bermadahlah dengan tulus hati.

> Antifon diulang.

Allah memerintah segala bangsa, *

Ia bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus. Para pemimpin bangsa-bangsa berkumpul

bersama umat Allah Abraham, †

karena seluruh bumi milik Allah, * sangat mulialah pula.

> Antifon diulang.

Madah bagi Raja Kristus P Refren:

Kemuliaan, pujian, dan hormat bagi-Mu ya Raja Kristus Penebus.

Anak-anak menyongsong-Mu dengan pujian khidmat.

U Kemuliaan, pujian, ...

P Engkau raja Israel,

keturunan Daud yang mulia, Hai raja yang terberkati,

(27)

P Seluruh himpunan surgawi di tempat yang mahatinggi, manusia yang fana,

dan segenap makhluk

bersama-sama memuji-Mu.

U Kemuliaan, pujian, ...

P Umat Ibrani menyambut-Mu

dengan daun-daun palma. Lihatlah kami menghadap-Mu dengan doa, madah, dan pujian.

U Kemuliaan, pujian, ...

P Pujian kepada-Mu, yang rela menderita. Bagi-Mu, ya Raja,

kami melambungkan madah pujian.

U Kemuliaan, pujian, ...

P Terimalah bakti kami, seperti bakti mereka,

ya Raja mahamurah, pecinta kebaikan.

U Kemuliaan, pujian, ...

10. Ketika perarakan memasuki gereja, dinyanyikan lagu singkat berikut atau nyanyian lain yang menuturkan Tuhan memasuki kota suci.

(28)

P Ketika Tuhan memasuki kota suci,

anak-anak Ibrani mewartakan kebangkitan kehidupan. *

Sambil melambaikan daun-daun palma bersoraklah mereka:

Hosanna di tempat yang mahatinggi.

Ayat:

Ketika umat mendengar

bahwa Yesus memasuki Yerusalem, keluarlah mereka menyongsong Dia.

U Sambil ...

11. Setelah tiba di altar, imam menghormati altar dan, bila dianggap perlu, mendupainya. Lalu ia pergi ke tempat duduk, menanggalkan pluviale (jika tidak ada pluviale, dapat digunakan alba, kasula dan singel) dan mengenakan kasula. Dengan menghilangkan bagian-bagian ritus pembuka misa, termasuk, bila ada, Kyrie, imam langsung mengucapkan doa pembuka. Kemudian misa dilanjutkan seperti biasa.

(29)

Cara Kedua: Upacara Masuk Meriah

12. Kalau perarakan di luar gereja tidak dapat dilaksanakan, peristiwa Yesus memasuki Kota Yerusalem dirayakan di dalam gereja dengan upacara masuk meriah sebelum misa utama.

13. Umat berkumpul di depan pintu gereja atau di dalam gereja sambil memegang daun palma. Imam, para pelayan, dan para wakil umat pergi ke tempat yang cocok di dalam gereja ―bukan di panti-imam― yang dapat dilihat oleh sebagian besar umat yang hadir. 14. Sementara imam dan para pelayan pergi ke tempat tersebut,

dilagukan antifon 'Hosana bagi Putra Daud' (no. 4) atau nyanyian lain yang sesuai. Kemudian imam memberkati daun palma dan membacakan Injil tentang Yesus memasuki Kota Yerusalem (no. 5-7). Sesudah pembacaan Injil imam, para pelayan, dan wakil umat berarak di dalam gereja menuju panti-imam. Sementara itu, dilagukan responsorium 'Ketika Tuhan Memasuki' (no. 10) atau nyanyian lain yang sesuai.

15. Setelah tiba di altar, imam menghormati altar, lalu menuju tempat duduk. Dengan menghilangkan bagian-bagian ritus pembuka misa, termasuk, bila ada, Kyrie, imam langsung mengucapkan doa pembuka. Kemudian misa dilanjutkan seperti biasa.

(30)

Cara Ketiga: Upacara Masuk Sederhana

16. Dalam semua misa lain pada hari Minggu ini, apabila tidak dapat diadakan upacara masuk meriah, peristiwa Tuhan memasuki Kota Yerusalem diperingati dengan upacara masuk sederhana.

17. Waktu imam menuju altar dilagukan antifon pembuka dengan mazmurnya (no. 18) atau nyanyian lain yang sesuai. Setelah tiba di altar, imam menghormati altar, lalu menuju tempat duduk. Sesudah membuat tanda salib, imam memberi salam kepada umat. Kemudian misa dilanjutkan seperti biasa.

Dalam misa-misa yang lain, apabila tidak dilagukan nyanyian pembuka, imam –sesudah tiba di altar– menghormati altar, menyampaikan salam kepada umat, membacakan antifon pembuka, dan melanjutkan misa seperti biasa.

(31)

18. Antifon Pembuka Bdk. Yoh. 12:1,12-13; Mzm. 24:9-10

Enam hari sebelum hari raya Paskah, tatkala Tuhan memasuki Kota Yerusalem, anak-anak menyongsong Dia.

Mereka membawa daun palma dan bersorak gembira:

* Hosanna di tempat yang mahatinggi. Diberkatilah Engkau

yang datang dengan membawa kerahiman berlimpah.

Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura, dan lebarkanlah dirimu, hai gerbang abadi, supaya masuklah raja mulia.

Siapakah itu raja mulia?

Allah segala kuasa, Dialah raja mulia. * Hosanna di tempat yang mahatinggi. Diberkatilah Engkau

yang datang dengan membawa kerahiman berlimpah.

(32)

MISA

19. Setelah selesai perarakan atau upacara masuk meriah, imam memulai misa dengan doa pembuka.

20. Doa Pembuka

Marilah kita berdoa,

Allah yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah menyerahkan

Juruselamat kami yang telah menjadi manusia dan direndahkan sampai wafat di salib,

sebagai teladan kerendahan bagi umat manusia. Perkenankanlah,

agar kami meneladani sengsara-Nya dan pantas untuk bangkit bersama Dia,

yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus,

hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

21. Kisah Sengsara Tuhan dibacakan tanpa lilin dan pendupaan, tanpa salam dan tanpa tanda salib pada buku; kisah ini dibacakan oleh diakon atau, kalau tidak ada, oleh imam sendiri. Dapat juga Kisah Sengsara dibacakan oleh lektor, tetapi bila mungkin, sabda Yesus dibawakan oleh imam.

Sebelum membawakan Kisah Sengsara, diakon mohon berkat imam seperti biasa sebelum Injil, tetapi pembaca awam tidak perlu. 22. Sesudah Kisah Sengsara, bila mungkin, diadakan homili singkat,

(33)

23. Doa Persiapan Persembahan

Ya Tuhan,

semoga oleh penderitaan Putra Tunggal-Mu

pendamaian-Mu dengan kami semakin mendekat. Kami tidak mampu mencapainya dengan usaha kami sendiri,

namun kami sudah merasakannya, berkat kurban yang penuh daya ini dan karena belas kasih-Mu.

Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

24. Prefasi:Minggu Sengsara

Sungguh layak dan benar, pantas dan menyelamatkan,

bahwa kami selalu dan di mana pun

bersyukur kepada-Mu, Tuhan, Bapa yang kudus, Allah yang Mahakuasa dan kekal:

dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Ia yang tidak bersalah,

rela menderita bagi orang berdosa

dan rela dihukum dengan tidak adil bagi orang jahat. Wafat-Nya menghapus dosa kami

dan kebangkitan-Nya menyelamatkan kami.

Maka, bersama semua Malaikat kami pun memuji Dikau

dan bersorak gembira sambil berseru: U Kudus, kudus, kuduslah Tuhan.

(34)

25. Antifon Komuni Mat. 26:42

Ya Bapa,

jika tak mungkin piala ini Kulewati tanpa meminumnya,

maka jadilah kehendak-Mu.

26. Doa sesudah Komuni

Marilah kita berdoa, Ya Tuhan,

kami yang telah dipuaskan oleh anugerah suci ini bersujud memohon kepada-Mu:

Semoga sebagaimana berkat kematian Putra-Mu Engkau membantu kami mengharapkan apa yang kami imani

demikian pula berkat kebangkitan-Nya

Engkau membantu kami mencapai apa yang kami tuju.

Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.

27. Doa Berkat atas Umat

Pandanglah keluarga-Mu ini, ya Tuhan. Untuk mereka,

Tuhan kami, Yesus Kristus, tidak enggan menyerahkan diri

ke dalam tangan orang-orang durjana, dan menanggung siksaan salib.

(35)

HARI-HARI DALAM PEKAN

SUCI

BEBERAPA CATATAN PERAYAAN LITURGI HARI-HARI dalam PEKAN SUCI

MAKNA LITURGI:

a. Pada hari-hari dalam pekan suci, Gereja merayakan misteri keselamatan yang diwujudkan Kristus pada hari-hari terakhirNya. b. Memperingati sengsara Kristus, yang telah dimulai dari peristiwa

Kristus memasuki Yerusalem sebagai Almasih (Minggu Palma).

UNSUR KHAS :

1. Minggu Suci – masuk minggu sengsara –suasana pertobatan makin mendalam

2. Pada hari Kamis pagi (biasanya), uskup merayakan Misa

konselebrasi dengan para imamnya, disebut Misa Krisma, sehingga Kamis Suci kadang disebut Kamis Krisma

3. Misa Krisma biasanya dirayakan sebelum Perayaan Ekaristi Perjamuan Tuhan (Kamis sore) atau hari lain dalam Pekan Suci sebelum Trihari Paskah.

KETENTUAN LITURGI:

1. Hari-hari dalam Pekan Suci adalah Senin,Selasa,Rabu, Kamis. 2. Liturgi hari-hari itu dutamakan di atas semua Hari Raya 3. Warna liturgi : UNGU

– lambang pertobatan, kurban dan persiapan

4. Sakramen Baptis dan Krisma tidak boleh diberikan pada hari-hari itu

(36)

SENIN DALAM PEKAN SUCI

Antifon Pembuka Bdk. Mzm. 35:1-2; 140:8

Ya Tuhan,

adililah orang yang merugikan aku,

berperanglah menghalau orang yang menyerang aku! Ambillah senjata dan perisai, bangunlah menolong aku, ya Allah, Tuhanku, kekuatan keselamatanku.

Doa Pembuka

Marilah kita berdoa Allah yang mahakuasa,

kami sering patah semangat karena kelemahan kami. Maka kami mohon,

semoga berkat sengsara Putra Tunggal-Mu kami mendapat kekuatan baru.

Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau

dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

(37)

Doa Persiapan Persembahan

Ya Tuhan,

pandanglah dengan rela misteri kudus yang kami selenggarakan ini.

Semoga apa yang Engkau sediakan untuk membebaskan kami dari hukuman

menghasilkan bagi kami buah untuk hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

Prefasi Sengsara II, lihat TPE Imam, hlm. 60.

Antifon Komuni Bdk. Mzm. 102:3

Janganlah memalingkan wajah-Mu dariku; pada hari-hari kesesakanku

sendengkanlah telinga-Mu kepadaku;

setiap kali aku berseru, segeralah menjawab aku.

Doa sesudah Komuni

Marilah kita berdoa Ya Tuhan,

kami mohon kunjungilah dan lindungilah umat-Mu yang sudah disucikan hatinya oleh misteri kudus ini, dalam naungan kasih sayang-Mu.

Semoga umat-Mu memperoleh rahmat kehidupan kekal dan memeliharanya dalam kasih dan perlindungan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami,

(38)

Doa Berkat atas Umat

Fakultatif

Lindungilah umat-Mu,

yang merendahkan diri di hadirat-Mu, ya Tuhan. Naungilah mereka,

yang senantiasa percaya pada belas kasih-Mu. Semoga mereka mempersiapkan diri

untuk merayakan Pesta Paskah, tidak saja dengan puasa badani,

tetapi terutama dengan kemurnian hati. Demi Kristus, Tuhan kami.

(39)

SELASA DALAM PEKAN SUCI

Antifon Pembuka Bdk. Mzm. 27:12

Ya Tuhan,

janganlah menyerahkan aku kepada yang mengejar-ngejar aku,

sebab telah bangkit menyerang aku

saksi-saksi dusta dan yang bersumpah palsu.

Doa Pembuka

Marilah kita berdoa

Allah yang kekal dan kuasa, perkenankanlah kami

memperingati misteri sengsara Yesus Kristus, Tuhan kami,

dengan penuh iman dan cinta kasih,

agar kami memperoleh pengampunan dosa. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,

yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus,

(40)

Doa Persiapan Persembahan

Tuhan dan Allah kami,

sudilah menerima persembahan keluarga-Mu. Engkau mengundang kami

mengambil bagian dalam perjamuan suci ini, maka semoga kami boleh ikut serta sepenuhnya dalam kerajaan-Mu.

Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

Prefasi Sengsara II, lihat TPE Imam, hlm. 60.

Antifon Komuni Rm. 8:32

Allah tidak menyayangkan Putra-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita semua.

Doa sesudah Komuni

Marilah kita berdoa Ya Tuhan,

kami yang telah disegarkan oleh kurban keselamatan ini

memohon belas kasih-Mu. Semoga sakramen ini,

yang menghidupkan kami selama di dunia,

membantu kami masuk ke dalam persekutuan hidup kekal

(41)

Doa Berkat atas Umat

Fakultatif

Allah yang berbelas kasih,

pandanglah umat-Mu yang merendahkan diri di hadirat-Mu.

Jauhkanlah dari mereka

segala tipu daya manusia lama dan kuatkanlah mereka

untuk hidup dalam kekudusan manusia baru. Demi Kristus, Tuhan kami.

(42)

RABU DALAM PEKAN SUCI

Antifon Pembuka Flp. 2:10,8,11

Dalam nama Yesus bertekuk lutut

segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi.

Sebab Yesus telah taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib:

sebab itu Yesus Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa.

Doa Pembuka

Marilah kita berdoa

Ya Bapa yang mahabijaksana,

menurut rencana-Mu, Yesus Putra-Mu terkasih menanggung derita sampai mati di kayu salib untuk mematahkan kuasa musuh atas kami. Bantulah kami hamba-hamba-Mu,

agar kami dapat memperoleh anugerah kebangkitan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,

yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus,

(43)

Doa Persiapan Persembahan

Ya Tuhan,

terimalah kiranya persembahan ini, dan gerakkanlah kami,

agar apa yang kami peringati dalam misteri sengsara Putra-Mu

dapat kami wujudkan dengan hidup bakti kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

Prefasi Sengsara II, lihatTPE Imam, hlm. 60.

Antifon Komuni Mat. 20:28

Putra Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani

dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

Doa sesudah Komuni

Marilah kita berdoa

Ya Allah yang mahakuasa,

anugerahilah kami kepekaan iman agar kami percaya

bahwa kami akan memperoleh hidup yang kekal berkat wafat Putra-Mu,

yang dinyatakan dalam misteri yang mulia ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.

(44)

Doa Berkat atas Umat

Fakultatif

Bantulah umat-Mu, ya Tuhan,

agar mereka tak henti-hentinya berusaha sampai ke perayaan misteri Paskah dan dengan rindu

menantikan anugerah-anugerah yang akan datang. Semoga dengan demikian

setelah dilahirkan kembali oleh misteri-misteri itu, mereka bertekun menghayatinya

dalam perbuatan-perbuatan menuju hidup yang baru. Demi Kristus, Tuhan kami.

(45)

KAMIS (DALAM PEKAN) SUCI

MISA KRISMA

Setiap tahun, di setiap keuskupan di dunia, imam, diakon dan umat beriman berkumpul bersama Uskupnya untuk merayakan Misa Krisma. Misa Krisma ini biasanya dirayakan pada hari Kamis Putih pagi. Namun bisa juga pada hari-hari sebelumnya pada pekan suci, (ataupun di luar pekan suci asal masih dekat dengan Paskah, dengan melihat situasi dan kondisi keuskupan masing-masing), sehingga para imam se-keuskupan bisa hadir dan umat beriman sekeuskupan pun bisa berpartisipasi dalam misa krisma ini.

Pada Misa Krisma, uskup memberkati (menguduskan) minyak krisma dan minyak katekumen serta minyak untuk pengurapan orang sakit. Selain itu dalam misa ini ada Pembaharuan Janji Imamat. Para imam, di hadapan uskup dan umat beriman yang hadir, membarui janji imamatnya.

Mengapa disebut “Misa Krisma”?

Disebut “Misa Krisma” karena dalam perayaan ini minyak krisma dikonsekrir (dikuduskan); minyak ini segera akan digunakan pada perayaan Malam Paskah dalam upacara pembaptisan para katekumen. Selain itu minyak krisma juga akan digunakan sepanjang tahun untuk penerimaan Sakramen Pembaptisan, penerimaan Sakramen Krisma, pengurapan pada saat pentahbisan imam, pentahbisan (pemberkatan) altar dan/atau gedung gereja baru, serta pemberkatan benda/barang kudus lainnya seperti piala, patena, sibori, dsb.

Bersama dengan upacara pemberkatan minyak krisma yang menjadi fokus dari perayaan ini, disertai juga pemberkatan minyak untuk pelayanan Sakramen Orang Sakit, dan pemberkatan minyak

(46)

katekumen, yang digunakan dalam perayaan penerimaan katekumen bagi orang dewasa.

Pembaharuan Janji Imamat

Umat beriman dan para iman yang berkarya di keuskupan diundang hadir dalam Misa Krisma ini. Hal ini untuk mengungkapkan persekutuan Gereja lokal (diosesan) di bawah kepemimpinan Uskup. Maka Misa Krisma merupakan ungkapan persekutuan Gereja Keuskupan, yang di dalamnya selain upacara pemberkatan minyak krisma, ada pembaruan JANJI IMAMAT. Uskup memperbarui janjinya sebagai gembala umat di hadapan umat beriman dan para imam (pastor) pembantunya. Demikian juga bila ada Uskup Pembantu (uskup koajutor atau auxilier), dia juga membuat pembaruan janjinya di hadapan uskup pimpinannya dan umat beriman yang hadir. Para imam (dan juga diakon) memperbarui janji imamatnya di hadapan uskup dan umat sebagaimana mereka telah ungkapkan pada saat tahbisan. Intinya dalam pembaruan janji imamat ini mereka berjanji: untuk hidup lebih bersatu dengan Tuhan Yesus Kristus, berusaha untuk menjadi seperti Dia dalam tugas-tugas pelayanan, menanggalkan diri untuk lebih setia kepada komitmen yang telah diikrarkan saat tahbisan: komitmen untuk merayakan Ekaristi dan pelayanan Sakramen-sakramen Gereja, memaklumkan Sabda Tuhan dan melaksanakan pelayanan karya Cinta Kasih Kristus. Komitmen yang mendapat pengukuhannya dalam pengurapan imamat.

Simbolisme Pengurapan

Kata Yunani « khrisma » yang berarti urapan atau pengurapan. Yesus adalah Kristus yang artinya Dia yang terurapi (Messias). Maka « khrisma » (pengurapan) yang telah melekat pada diri Kristus Yesus, telah diberikan kepada kita pengikutNya dalam sakramen baptis dan krisma, sebagai imamat umum. Juga diberikan kepada imam sebagai imamat jabatan. Simbol dasarnya adalah minyak, yang terbuat dari minyak zaitun, dan untuk menjadi minyak krisma harus

(47)

Rasul Paulus mengatakan:“…kami adalah aroma Kristus...”(2 Kor 2, 15), artinya Kristus yang tidak terlihat dan terdengar hadir dalam diri mereka yang telah terurapi.

Terdapat berbagai referensi Kitab Suci yang menyatakan pentingnya minyak zaitun dalam kehidupan sehari-hari. Minyak digunakan: untuk memasak, teristimewa dalam membuat roti, makanan pokok (bdk. Bil 11:7-9); sebagai bahan bakar untuk pelita (bdk. Mat 25:1-9); sebagai obat-obatan (bdk. Yes 1:6 dan Luk 10:34). Minyak juga digunakan untuk mempercantik penampilan seseorang (bdk. Rut 3:3) dan untuk memburat jenazah sebelum dimakamkan (bdk. Mrk 16:1). Dalam praktek keagamaan, orang Yahudi menggunakan minyak untuk mempersembahkan kurban (bdk. Kel 29:40); mendirikan suatu tugu peringatan untuk menghormati dan menguduskan Tuhan (bdk. Kej 28:18); dan untuk menguduskan kemah pertemuan, tabut perjanjian, meja, kandil, mezbah pembakaran ukupan, mezbah korban bakaran, bejana pembasuhan (bdk. Kel 30:26-29). Penggunaan minyak jelas merupakan bagian dari hidup masyarakat sehari-hari.

Kitab Suci juga menegaskan simbolisme rohani dari minyak. Misalnya, dalam Mazmur 23:5: “Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,” untuk menggambarkan kemurahan dan kekuatan dari Tuhan; Mazmur 45, 8: “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu,” ayat ini menggambarkan perutusan istimewa dari Tuhan dan sukacita menjadi hamba-Nya. “Diurapi” oleh Tuhan berarti menerima panggilan khusus dari Tuhan dalam kuasa Roh Kudus untuk menunaikan tugas panggilan itu. Yesus, dengan menggemakan kata-kata Yesaya, bersabda, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku” (Luk 4:18). Rasul Paulus menegaskan: “Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita” (2Kor 1:21).

(48)

Dari referensi Alkitab ini, simbolisme minyak memberi arti pengudusan, penyembuhan, pemberi kekuatan, tanda perkenanan, dedikasi, penyerahan diri dan kurban.

Liturgi kristen (katolik) tetap setia pada ritual kudus dari pengurapan ini, seraya memberi makna baru bahwa pengurapan yang telah ada dalam Perjanjian Lama itu terpenuhi secara paripurna dalam diri Yesus Kristus, Putra Allah terkasih. « Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku… » (Luk 4, 18 ; selengkapnya Luk 4, 16 – 20, yang merupakan bacaan Injil pada misa krisma ini).

Jadi bagi mereka yang mendapat pengurapan dari minyak ini akan mendapat daya kekuatan Roh Kudus (bdk. doa pemberkatan minyak krisma). Urapan dengan minyak krisma ini juga merupakan materi utama dari Sakramen Krisma suci (setiap sakramen ada forma dan materi). Selain itu minyak krisma merupakan materi sekunder dari sakramen baptis dan imamat. Harus diingat juga bahwa pengurapan merupakan tindakan pengudusan dan pengabdian kepada Allah; dan juga tindakan untuk pemberkatan: gereja, altar atau barang-barang kudus lainnya.

Kalau ada kesempatan kita bisa menghadiri dan berpartisipasi dalam Misa Krisma ini di salah satu hari dalam pekan suci minggu depan sebelum Kamis Putih (sesuai jadwal yang ada di Keuskupan). Hal ini menunjukkan partisipasi aktif kita dalam persekutuan Gereja lokal Diosesan dan ikut serta dalam konsekrasi minyak krisma serta pembaharuan janji imamat dari para gembala kita.

(49)

BEBERAPA CATATAN SEPUTAR PERAYAAN LITURGI MISA KRISMA MAKNA PERAYAAN:

a. Pada Misa Krisma, Uskup memberkati (menguduskan) minyak Krisma, minyak katekumen dan minyak untuk pengurapan orang sakit yang akan digunakan di gereja-gereja paroki sepanjang tahun.

b. Selain itu dalam misa ini, uskup bersama para imam yang berkarya di keuskupannya berkumpul memperbarui ‘Janji Imamat’ Para imam, di hadapan uskup dan umat beriman yang hadir, membarui janji imamatnya

c. Misa Krisma merupakan tanda kesatuan Gereja Keuskupan dimana Uskup dan seluruh perangkat keuskupannya, tidak ketinggalan umat beriman, berkumpul

KETENTUAN LITURGI:

1. Biasanya dirayakan sebelum Perayaan Ekaristi Perjamuan Tuhan kamis sore atau hari lain dalam Pekan Suci disesuaikan

keuskupan.

2. Warna Liturgi : PUTIH

meskipun perayaan Ekaristi hari itu masih terhitung Masa Prapaskah (ungu); Putih melambangkan kemurnian jiwa

3. Tempat di gereja Katedral atau karena alasan pastoral boleh juga di tempat lain yang punya keistimewaan bagi keuskupan

SUSUNAN LITURGI

I. Ritus Pembuka: Perarakan, Tanda Salib dan Salam, Kata Pengantar, Ritus Tobat, Madah Kemuliaan, Doa Pembuka II. Liturgi Sabda : Bacaan I, Mazmur Tanggapan,Bacaan II, Bait

Pengantar Injil, Bacaaan Injil, Homili III. Pembaruan Janji Imamat

IV. Liturgi Pemberkatan Minyak: Perarakan, Pemberkatan bergantian Minyak Krisma, Minyak Pengurapan Orang Sakit, Minyak

Katekumen V. Liturgi Ekaristi VI. Ritus Penutup

(50)

1. Seturut tradisi Gereja yang sangat tua, hari ini dilarang merayakan misa tanpa umat.

2. Pemberkatan minyak orang sakit dan minyak katekumen serta konsekrasi minyak krisma, yang biasanya dilakukan pada hari ini oleh Uskup seturut tata cara yang diuraikan dalam Pontifikale Romawi, harus dirayakan dalam Perayaan Ekaristi khusus pagi hari.

3. Tetapi, kalau pada hari ini imam dan umat sangat sulit berkumpul bersama Uskup, misa krisma dapat dimajukan ke hari lain, tetapi tetap dekat dengan Paskah.

4. Misa Krisma, yang dirayakan Uskup dalam konselebrasi dengan para imamnya, hendaknya menjadi ungkapan persekutuan para imam dengan Uskupnya. Karena itu, sangat diharapkan semua imam, sedapat mungkin, mengambil bagian dalam misa ini dan menerima Komuni, juga dalam dua rupa. Namun, untuk menandakan kesatuan para imam se-keuskupan, imam-imam yang berkonselebrasi dengan Uskup hendaknya datang dari berbagai penjuru keuskupan.

5. Seturut tradisi, pemberkatan minyak orang sakit dilaksanakan sebelum Doksologi Doa Syukur Agung, sedangkan pemberkatan minyak katekumen dan konsekrasi minyak krisma dilaksanakan sesudah Komuni. Tetapi, atas dasar pertimbangan pastoral, seluruh ritus pemberkatan boleh dilaksanakan sesudah liturgi sabda.

(51)

6. Antifon Pembuka Why. 1:6

Yesus Kristus telah menjadikan kita suatu imamat rajawi

untuk melayani Allah dan Bapa-Nya. Bagi-Nya kemuliaan dan kerajaan sepanjang segala masa

Madah Kemuliaan

7. Doa Pembuka

Marilah kita berdoa Ya Allah,

Engkau telah mengurapi

Putra Tunggal-Mu dengan Roh Kudus,

dan menetapkan Dia menjadi Tuhan dan Kristus. Perkenankanlah kami,

yang sudah diikutsertakan dalam pengudusan-Nya, agar kami menjadi saksi Penebusan-Nya di bumi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau

dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

8. Sesudah pembacaan Injil, uskup menyampaikan homili. Bertolak dari teks bacaan yang diwartakan dalam Liturgi Sabda, uskup menjelaskan makna pengurapan imamat kepada umat dan para imam, sambil mendorong para imam supaya setia melaksanakan tugas, dan mengajak mereka membarui janji-janji imamatnya di hadapan umat.

(52)

Pembaruan Janji Imamat

9. Sesudah homili Uskup menyapa para imam dengan kata-kata berikut atau senada:

Anak-anakku terkasih,

pada saat ini kita memperingati hari

ketika Kristus Tuhan berbagi hidup imamat-Nya bersama para rasul dan kita;

maka pada peringatan tahunan ini maukah kamu membarui janji-janji yang dulu kamu buat

di hadapan Uskupmu

dan di hadapan umat kudus Allah? Para imam menjawab serempak:

Saya mau. Uskup:

Maukah kamu

bersatu lebih erat dengan Tuhan Yesus dan menjadi serupa dengan Dia,

sambil menyangkal diri,

dan meneguhkan janji setia melaksanakan tugas-tugas suci,

yang pada hari tahbisan imamatmu sudah kamu terima dengan gembira,

terdorong oleh cinta akan Kristus dan Gereja-Nya? Para imam:

(53)

Uskup:

Maukah kamu menjadi pelayan setia misteri Allah lewat perayaan Ekaristi kudus

dan kegiatan liturgi lainnya,

serta setia menunaikan tugas suci mengajar, dengan mengikuti teladan Kristus,

Kepala dan Gembala kita, bukan karena nafsu akan harta, melainkan semata-mata terdorong oleh hasrat menyelamatkan jiwa-jiwa? Para imam:

Saya mau.

Kemudian uskup berpaling ke arah umat dan melanjutkan: Dan sekarang, anak-anakku yang terkasih, berdoalah bagi para imammu,

supaya Tuhan mencurahkan atas mereka rahmat yang melimpah,

sehingga, selaku pelayan setia Kristus, Imam Agung,

mereka mengantar kamu

kepada Kristus, sumber keselamatan. Umat:

Kristus, dengarkanlah kami. Kristus, kabulkanlah doa kami. Uskup:

(54)

agar saya setia kepada tugas rasuli

yang dipercayakan kepada saya, hamba yang hina ini.

Semoga di tengah Saudara-saudara saya dari hari ke hari

menjadi gambar yang hidup dan lebih sempurna dari Kristus, imam dan gembala yang baik, guru dan hamba semua orang.

Umat:

Kristus, dengarkanlah kami. Kristus, kabulkanlah doa kami.

Uskup:

Semoga Tuhan melindungi kita semua dalam kasih-Nya

dan mengantar kita semua, para gembala dan kawanan domba,

menuju hidup abadi. Semua:

Amin.

(55)

LITURGI EKARISTI

11. Doa Persiapan Persembahan

Tuhan dan Allah kami,

kami mohon semoga daya kurban ini

menanggalkan manusia lama dalam diri kami, dan membantu kami tumbuh sebagai manusia baru serta menjadi jaminan keselamatan kami.

Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

12. Prefasi: Imamat Kristus dan Pelayanan Para Imam

Sungguh layak dan benar, pantas dan menyelamatkan,

bahwa kami selalu dan di mana pun

bersyukur kepada-Mu, Tuhan, Bapa yang kudus, Allah yang Mahakuasa dan kekal.

Dengan urapan Roh Kudus

Engkau telah mengangkat Putra Tunggal-Mu menjadi Imam Agung perjanjian baru dan kekal. Dengan penyelenggaraan-Mu yang tak terperikan Engkau berkenan menetapkan

agar imamat-Nya yang tunggal itu dilestarikan dalam Gereja.

Sebab Ia sendiri

tidak hanya melengkapi umat pilihan dengan imamat rajawi

tetapi, terdorong oleh kasih-Nya yang tak terhingga, Ia juga memilih sejumlah orang dari antara saudara-saudara

(56)

untuk mengambil bagian dalam imamat-Nya lewat penumpangan tangan.

Dalam nama-Nya,

mereka dipanggil untuk membarui kurban penebusan manusia

sambil menghidangkan perjamuan Paskah bagi putra-putri-Mu,

membina umat kudus-Mu dengan kasih, dan menghidupinya dengan sabda

serta menyegarkannya dengan sakramen-sakramen. Dengan menyerahkan hidup demi Engkau

dan demi keselamatan saudara-saudaranya, mereka berusaha menjadi serupa dengan Kristus sendiri

dan terus-menerus memberi kesaksian tentang iman serta cinta kepada-Mu. Dari sebab itu, ya Tuhan,

bersama para Malaikat dan semua Orang Kudus, kami pun memuji-Mu,

dan dengan penuh sukacita berseru:

U: Kudus, kudus, kuduslah Tuhan...

13. Antifon Komuni Mzm. 89:2

Aku mau memuji kebaikan Tuhan selama-lamanya.

Aku mau mewartakan kasih setia-Nya kepada segala bangsa.

(57)

14. Doa sesudah Komuni

Marilah kita berdoa

Tuhan Allah yang mahakuasa, Engkau telah menyegarkan kami dengan sakramen-sakramen-Mu. Kami mohon dengan rendah hati, agar oleh dayanya,

kami layak menjadi persembahan yang harum mewangi bagi Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.

15.Penerimaan minyak kudus dapat dilaksanakan di tiap-tiap paroki sebelum misa sore mengenang Perjamuan Tuhan atau pada waktu lain yang dianggap lebih cocok.

(58)

KATEKESE LITURGI TRIHARI

PASKAH

(Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Paskah, Minggu Paskah1)

Dasar Liturgi Trihari Paskah adalah kesatuan yang tak terpisahkan antara misteri Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Kristus. Gereja merayakan fakta historis Paskah Kristus ini secara lengkap, diawali dengan perayaan Paskah ritual, Kamis Putih.

KAMIS PUTIH: Ekaristi Perjamuan Tuhan

Konsili Vatikan II memberi arti khusus Misa Kamis Putih sore sebagai pembuka Trihari Paskah. Yang menarik adalah sesudah homili, Gereja mewujudkan semangat pelayanan Kristus secara nyata dengan upacara pembasuhan kaki.

Setelah Doa Sesudah Komuni dilanjutkan dengan perarakan Sakramen Mahakudus dan adorasi untuk mendalami keluhuran Misteri Ekaristi yang telah dirayakan.

JUMAT AGUNG, Hari Pertama Trihari Paskah

Merupakan hari pantang dan puasa festival karena berkaitan dengan perayaan sengsara dan wafat Kristus. Sesuai dengan tradisi, tidak ada Misa. Gereja memusatkan seluruh perhatiannya pada permenungan Sengsara dan Wafat Kristus pada kayu salib dengan perayaan Sabda, pemakluman Kisah Sengsara, Penyembahan Salib dan Kesatuan mesra dengan Kristus dalam Komuni kudus. Pada hari-hari ini sangat dianjurkan untuk menyelenggarakan kegiatan devosional yang mendukung peran serta umat dalam dinamika pengalaman Kristus hingga pagi hari. Selain Ibadat Bacaan dapat

(59)

diadakan Jalan Salib. Pada malam hari dapat dilakukan permenungan bersama Maria, Bunda Berdukacita (Stabat Mater).

SABTU HENING, Hari Kedua Trihari Paskah

Pada hari ini Gereja melanjutkan permenungan misteri penderitaan dan wafat Kristus yang kini berada di dalam makam. Seiring perjalanan matahari, permenungan ini mengarah ke seluruh karya keselamatan yang memuncak pada Malam Paskah dengan sekian banyak bacaan sampai pada misteri Kristus, Paskah kita. Jadi, Sabtu adalah hari retret agung, hari meditasi seluruh Gereja mengenai keagungan karya Allah dalam Kristus.

MINGGU KEBANGKITAN, Hari Ketiga Trihari Paskah

Minggu Kebangkitan dimulai dengan perayaan vigilia pada Malam Paskah sampai Ibadat Sore Hari Minggu Kebangkitan. Santo Agustinus menyebutnya Vigilia Paskah sebagai “Ibu segala vigilia”. Malam Paskah ditandai dengan Upacara Cahaya yang membuka perayaan Vigilia. Dengan Pujian Paskah, Gereja memuliakan Allah atas karya penebusan. Vigilia Paskah diwarnai oleh dimensi pembaptisan tetapi tidak harus ada orang yang dibaptis. Dimensi pembaptisan ini mengajak setiap orang untuk kembali memperbarui janji baptisnya. Sesungguhnya, Malam Paskah dirayakan dengan kegembiraan Paskah; dengan perayaan Ekaristi yang secara nyata memperlihatkan corak Paskah.

Hari Minggu sebagai perayaan Paskah Kebangkitan Kristus merupakan puncak kemenangan atas maut; puncak yang dinantikan sepanjang Vigilia, ketika matahari terbit, simbol kemenangan Kristus atas kegelapan dosa dan maut.

Lebih dianjurkan bahwa ritus penitensial pada awal Misa diganti dengan pemercikan air untuk mendukung alasan bergembira dan pembaruan semangat hidup semua orang yang telah dibaptis. Itulah keseluruhan Pekan Suci yang diakhiri pada sore hari Minggu Kebangkitan.

(60)

1. Gereja merayakan misteri agung penebusan kita secara meriah dalam Trihari Suci, sambil mengenangkan penyaliban, pemakaman, dan kebangkitan Tuhannya lewat perayaan-perayaan istimewa. Bahkan puasa kudus Paskah, yang harus dilaksanakan di

mana-mana pada hari Jumat Agung untuk mengenang sengsara Tuhan, seyogyanya diperpanjang juga sampai hari Sabtu Suci, sehingga umat, setelah semangatnya ditingkatkan, diantar ke sukacita kebangkitan Tuhan.

2. Untuk melaksanakan perayaan Trihari Paskah, dituntut jumlah pelayan awam yang cukup. Mereka harus dilatih secara cermat dalam hal-hal yang harus mereka lakukan.

Nyanyian umat, nyanyian pelayan, dan nyanyian imam yang memimpin memiliki makna khusus dalam perayaan hari-hari ini, sebab kekuatan teks-teks itu menjadi paling nyata justru ketika teks itu dilagukan.

Maka, para gembala tidak boleh lalai menjelaskan makna dan tata perayaan kepada kaum beriman dengan cara yang sebaik-baiknya, dan menyiapkan mereka untuk berpartisipasi secara aktif, agar perayaan menghasilkan buah melimpah.

3. Perayaan-perayaan Trihari Paskah hendaknya dilaksanakan di gereja-gereja katedral, di gereja-gereja paroki, dan hanya di tempat-tempat yang dapat digunakan untuk melaksanakan perayaan secara pantas, yakni yang dihadiri banyak umat dengan jumlah pelayan yang cukup, dan dengan kemampuan untuk menyanyikan sekurang-kurangnya beberapa bagian dari perayaan.

Oleh karena itu, seyogyanya komunitas-komunitas kecil, persekutuan, dan kelompok-kelompok khusus apa pun jenisnya, berhimpun di gereja-gereja itu untuk melaksanakan perayaan dalam

(61)

KAMIS PUTIH

Beberapa ketentuan normatif liturgis Perayaan KAMIS PUTIH berdasarkan Dokumen “Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis” – atau Surat Edaran tentang ‘Perayaan Paskah dan Persiapannya, dikeluarkan oleh Kongregasi Kepausan untuk Ibadat Ilahi, Roma, 16 Januari 1988.

1. Menurut tradisi kuno Gereja, pada hari ini, semua Misa tanpa jemaat dilarang.2

2. Sebelum perayaan, Tabernakel harus kosong sama sekali. Hosti untuk komuni kaum beriman harus dikonsekrir dalam perayaan kurban ini. Jumlah hosti yang dikonsekrir harus cukup juga untuk Komuni pada Jumat Agung.3

3. Pada hari ini, sesuai dengan tradisi, diadakan pencucian kaki pada pria-pria terpilih, maksudnya ialah untuk menunjukkan semangat pelayanan dan kasih Kristus yang datang, ‘tidak untuk dilayani melainkan untuk melayani’. Kebiasaan ini hendaknya dipertahankan dan maksudnya diterangkan kepada kaum beriman.4

4. Setelah doa penutup diadakan prosesi. Sakramen Mahakudus dibawa melalui gereja ke tempat penyimpanan; pembawa salib terdepan, diikuti pembawa lilin dan dupa; madah ‘Pange Lingua’ atau nyanyian Ekaristis lain dinyanyikan.5

2Bdk. Op.cit., Perayaan Paskah dan Persiapannya, no. 47. 3Bdk.ibid., no. 48.

4Bdk.ibid., no. 51. 5Bdk.ibid., no. 54.

(62)

5. Sakramen Mahakudus ditempatkan dalam tabernakel yang kemudian ditutup. PENTAHTAAN DENGAN MONSTRANS

TAK DIPERKENANKAN. Tempat penyimpanan tidak

dimaksudkan untuk menunjukkan pemakaman Tuhan, melainkan untuk menyimpan hosti suci untuk komuni pada Jumat Agung.6

Kanon 943: Pelayan penakhtaan Sakramen Mahakudus dan Berkat Ekaristi adalah imam atau diakon; dalam keadaan-keadaan khusus, pelayan penakhtaan dan pengembalian saja, tetapi tanpa berkat, adalah prodiakon, dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan dari Uskup diosesan. Walau dimungkinkan dilakukan oleh pelayan awam (prodiakon), sebaiknya tetap dilakukan oleh Imam atau Diakon jika mereka ada di tempat.

(63)

BEBERAPA CATATAN SEPUTAR PERAYAAN LITURGI KAMIS PUTIH MAKNA PERAYAAN LITURGI KAMIS PUTIH :

a. Bagian dari Trihari Suci, ”Perayaan Kenangan” Perjamuan Malam Terakhir.

b. Saat Kristus menginstitusikan Sakramen Ekaristi dan Sakramen Imamat.

Pada malam itu, Yesus mempersembahkan Tubuh dan DarahNya dalam rupa roti dan anggur yang diberikanNya kepada para muridNya dan memerintahkan para murid-Nya, untuk melakukannya ‘sebagai kenangan akan Daku’

c. Saat ajaran cinta kasih ditegaskan kembali sebagai wasiat agung

suatu mandatum.

Allah mencuci kaki manusia; Allah mengilahikan manusia; Allah menghampakan diri

KETENTUAN LITURGI:

1. Hari ini adalah hari terakhir masa Prapaskah.

Maka Kamis Putih pagi hari masih boleh diadakan Sakramen Tobat/Pengakuan dosa, namun sebaiknya sakramen ini sudah tidak diadakan lagi selama Trihari Paskah.

2. Perayaan Ekaristi dirayakan sore hari

Hanya satu kali Misa saja, kecuali bila ada pertimbangan pastoral. 3. Warna liturgi: PUTIH

warna yang dipakai pada perayaan-perayaan khusus Tuhan Yesus. 4. Sebelum perjamuan, Yesus membasuh kaki para muridNya

(perintah cinta kasih)

Setelah Homili dalam Liturgi Sabda, ada ‘ritus pembasuhan kaki’ 12 wakil umat (laki-laki dewasa),

5. Pada malam itu,Yesus mempersembahkan Tubuh - DarahNya dalam rupa roti anggur.

Saat puncak perayaan, pada waktu DSA dalam Liturgi Ekaristi hari ini, tidak ada bunyi logam lagi. Logam, bunyi gemerincing

menandakan kemeriahan sukacita

Bunyi diganti dengan klotohkan kayu. Juga Setelah Gloria, bel dan lonceng (benda-benda yang terbuat dari metal) tidak lagi

(64)

6. Homili harus mengenai misteri Ekaristi dan mengenai hakekat Imamat dan ajaran cinta kasih. (Pencucian kaki 12 rasul.)

7. Hosti-hosti baru disediakan, untuk diberkati dan disantap pada Perayaan Ekaristi hari itu, juga untuk komuni pada Ibadat Jumat Agung esoknya.

8. Kamis Putih adalah awal perjalanan kisah sengsara Yesus sampai wafat di kayu salib.

Tabernakel dikosongkan, dipindahkan pada tempat khusus untuk tuguran sampai persiapan ibadat jalan salib paginya atau sampai tengah malam saja.

Tabernakel sementara ini boleh diletakkan di sisi kiri atau kanan di panti imam/di kapel

9. Setelah Liturgi Ekaristi, setelah Doa Sesudah Komuni, tidak ada Berkat Pengutusan

10. Altar dikosongkan, semua rangkaian bunga di panti imam disingkirkan (pembebasan altar hanya dilakukan di jam terakhir bagi paroki yang menyelenggarakan perayaan Ekaristi lebih dari satu kali)

11. Diadakan pemindahan hosti-hosti (Sakramen Mahakudus) dalam sibori yang ditutup kain putih (bukan monstrans) yang dibawa oleh imam yang mengenakan velum.

12. Perarakan Sakramen Mahakudus ini diiringi lagu PS 501 (Mari Kita Memadahkan) setiap bait diselingi penyembahan-penyembahan (berlutut) oleh umat yang ditandai bunyi klotohkan kayu

13. Sakramen Mahakudus disimpan dalam tabernakel atau piksis atau sibori, jangan di dalam monstrans

14.Tempat menyimpan Sakramen Mahakudus itu dihiasi secara sederhana untuk keperluan adorasi dan meditasi, namun jangan berupa kubur/makam, karena tempat itu semata-mata hanya untuk ‘menyimpan’ Sakramen Mahakudus, bukan untuk ‘mengenangkan’ pemakaman

15. Umat melanjutkan Adorasi dan meditasi di hadapan Sakramen Mahakudus (tuguran); Tuguran bukan berarti menunggu kuburan mayat Yesus, Yesus baru wafat besoknya. Tuguran bermakna doa

(65)

Dianjurkan untuk merenungkan (Injil Yohanes 13-17) di depan Sakramen Mahakudus, baik secara pribadi/ kelompok, bersama / bergantian.

Namun setelah tengah malam, sembah sujud hendaknya dilakukan secara sederhana, karena hari kesengsaraan Tuhan sudah dimulai

16.Patung-patung, gambar-gambar, ikon-ikon dan relief-relief ditutup dengan kain warna merah atau ungu. Tidak salah bila sudah ditutup pada hari Sabtu sebelum hari Minggu ke-5. Lampu-lampu atau lilin yang ada disekitar patung itu dimatikan.

(66)

1. Misa untuk mengenang perjamuan Tuhan dirayakan petang hari, pada jam yang sesuai, dengan partisipasi penuh dari seluruh umat setempat, semua imam, dan semua pelayan yang melaksanakan tugas khusus masing-masing.

2. Semua imam boleh berkonselebrasi dalam misa sore, meskipun mereka sudah berkonselebrasi dalam misa krisma, juga kalau mereka sudah merayakan misa lain demi kepentingan umat.

3. Kalau ada alasan pastoral yang mendesak, uskup setempat dapat memberi izin untuk merayakan lebih dari satu misa di gereja dan tempat-tempat doa yang ada. Misa itu hendaknya dilaksanakan pada petang hari; kalau sungguh terpaksa, misa dapat dilaksanakan pada pagi hari, tetapi hanya untuk umat yang sama sekali tidak dapat menghadiri misa petang. Tetapi harus dijaga, jangan sampai perayaan semacam itu hanya melayani kepentingan pribadi perorangan atau kelompok-kelompok kecil tertentu, dan jangan merugikan misa petang.

4. Komuni kudus dapat dibagikan kepada umat hanya pada waktu misa. Tetapi pelayanan komuni orang sakit dapat dilaksanakan kapan saja pada hari ini.

5. Altar hendaknya dihias dengan bunga secara sederhana supaya sesuai dengan ciri khas hari ini. Tabernakel harus kosong sama sekali. Dalam misa ini hendaknya dikonsekrasikan hosti yang cukup untuk komuni imam dan umat pada hari ini dan hari berikutnya (Jumat Agung).

Referensi

Dokumen terkait