• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Lampung

Kantor Bank Indonesia

Bandar Lampung

(2)

i

Visi, Misi Bank Indonesia

Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional

maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta

pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

Misi Bank Indonesia

Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan

kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk

pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan.

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia

Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk

bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi,

akuntabilitas dan kebersamaan.

(3)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Visi dan Misi Bank Indonesia ... i

Daftar Isi... ii

Daftar Tabel ... iv

Daftar Grafik ... v

Kata Pengantar ... viii

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung ...

x

Ringkasan Eksekutif ... xii

BAB I KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL ... 1

1. Kondisi Umum ... 1

2. Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan ... 2

2.1. Konsumsi ... 2

2.2. Investasi ... 5

2.3. Ekspor Impor ... 7

3. Perkembangan PDRB Sisi Penawaran ... 13

Boks : Dampak Perdagangan Bebas Asean-China (ACFTA) Terhadap UMKM di Daerah ... 24

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI ... 27

1. Kondisi Umum ... 27

2. Faktor-faktor Penyebab ... 27

2.1. Inflasi Triwulanan (Q-t-Q) ...

28

2.2. Inflasi Bulanan (mtm) ... 28

2.3. Inflasi Tahunan (yoy) ... 30

Boks : Koordinasi Pemprov Lampung dan Bank Indonesia dalam Pengendalian Inflasi Daerah ...

32

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN ...

33

1. Perkembangan Umum Perbankan ... 33

2. Bank Umum ... 35

2.1. Kelembagaan Bank Umum ... 35

2.2. Perkembangan Aset Bank Umum ... 36

2.3. Perkembangan Dana Masyarakat Bank Umum ... 37

2.4. Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Umum ... 38

2.5. Kualitas Kredit ... 39

2.6. Intermediasi Perbankan Bank Umum ... 40

2.7. Kredit Mikro Kecil dan Menengah (MKM) 41 3 . Bank Perkreditan Rakyat ... 43

4 . Perkembangan Bank Syariah ... 46

5. Asesmen Stabilitas Sistem Keuangan Daerah ... 47

Boks : Diskusi Panel Perbankan Miscarriage Of Justice -Berbagai Kasus Hukum Perbankan di Indonesia ...

49

(4)

iii

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ... 51

1. Pendapatan Daerah... 51

2. Rencana dan Realisasi Belanja Daerah ... 52

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ... 53

1. Perkembangan Aliran Uang Kartal ... 53

2. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ... 53

3. Penemuan Uang Palsu ... 54

4. Perkembangan RTGS dan Kliring Lokal ... 55

5. Penukaran Uang ... 56

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAERAH ...

58

1. Ketenagakerjaan ... 58

2. Kesejahteraan ... 60

2.1. Kesejahtearaa Petani ... 60

2.2. Indeks Pembangunan Manusia ... 62

2.3. Kemiskinan ...

63

Boks :

Penerapan Sistem Integrasi Pertanaman Padi, Azolla dan Itik

(Simpatik)

...

66

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ...

67

1. Prospek Ekonomi Daerah ...

67

2. Prospek Inflasi Daerah ... 69

3. Prospek Perbankan ... 69

LAMPIRAN ...

70

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Sisi Permintaan 2

Tabel 1.2 Perkembangan Ekspor Komoditas Non Migas Menurut Klasifikasi Harmonized System (HS) ...

9

Tabel 1.3 Perkembangan Ekspor Komoditas Non Migas Menurut Negara Tujuan...

10

Tabel 1.4 Impor Lampung Berdasarkan HS 2 Digit ... 13

Tabel 1.5 Pertumbuhan PDRB (%,yoy) ... 14

Tabel 1.6 Pertumbuhan PDRB (%,qtq) ... 14

Tabel 3.1 Aset Perbankan ... 33

Tabel 3.2 DPK Perbankan ... 33

Tabel 3.3 Perkembangan Kredit Perbankan ... 34

Tabel 3.4 Jumlah Kantor dan ATM Bank Umum di Provinsi Lampung per Juni 2010 ...

36

Tabel 3.5 Indikator Bank Umum ... 37

Tabel 3.6 DPK Bank Umum ...

38

Tabel 3.7 Kredit Bank Umum ... 39

Tabel 3.8 Asset dan DPK BPR ... 44

Tabel 3.9 Indikator Perbankan Syariah ... 46

Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan Daerah ... 52

Tabel 4.2 Realisasi Belanja Daerah ... 52

Tabel 5.1 Perkembangan Rata-Rata Triwulan Transaksi Kliring di Provinsi Lampung ...

56

Tabel 5.2 Perkembangan Penukaran Uang Triwulan II-2010 ... 57

Tabel 6.1 Indikator Ketenagakerjaan di Provinsi Lampung (ribuan) ...

58

Tabel 6.2 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan kerja Utama ...

59

Tabel 6.3 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan ... 59

Tabel 6.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lampung ...

62

Tabel 6.5 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2007-Maret 2009 ... 64

(6)

v

Daftar Grafik

Grafik 1.1 Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Provinsi Lampung... .. 1 Grafik 1.2 Perkembangan Konsumsi Swasta... 3 Grafik 1.3 Grafik 1.4 Grafik 1.5 Grafik 1.6 Grafik 1.7 Grafik 1.8 Grafik 1.9 Grafik 1.10 Grafik 1.11 Grafik 1.12 Grafik 1.13 Grafik 1.14 Grafik 1.15 Grafik 1.16 Grafik 1.17 Grafik 1.18 Grafik 1.19 Grafik 1.20 Grafik 1.21 Grafik 1.22 Grafik 1.23 Grafik 1.24 Grafik 1.25 Grafik 1.26 Grafik 1.27 Grafik 1.28 Grafik 1.29 Grafik 1.30 Grafik 1.31

Pelanggan Air PDAM Sektor Rumah Tangga ... Perkembangan NTP ... Jumlah Pelanggan dan Konsumsi Listrik Sektor Rumah Tangga ... Rata-rata Bulanan Pendaftaran Kendaraan Bermotor (unit) ... Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen ... Perkembangan Konsumsi Pemerintah ... Pertumbuhan PMTDB (dalam %) ... Impor Bahan Baku Penolong dan Barang Modal ... Perkembangan Kredit Investasi Perbankan ... Rata-rata Penjualan Semen ... Perkembangan Nilai Ekspor (US$) ... Perkembangan Harga CPO International (USD/metric ton) ... Perkembangan Harga Kopi International (US$ Cent/Pound) ... Pangsa Negara Tujuan Ekspor Lampung Triwulan II-2010 ... Perkembangan Nilai Impor (US$) ... Pangsa Impor Komoditas berdasarkan BEC ... Pangsa Impor Lampung berdasarkan ISIC ... Porsi Negara Pengimpor ... Pangsa PDRB Sektoral Triwulan I-2010 ... Pangsa PDRB Sektoral Triwulan II-2010*... Perkembangan Kredit Sektor Pertanian ... Perkembangan PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian ... Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan ... PDRB Sektor Industri Pengolahan (Harga Konstan 2000)... Perkembangan Bahan Baku Industri ... Perkembangan Kredit Sektor Industri ... PDRB Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (berdasarkan Harga Konstan 2000) ... Jumlah Pelanggan PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung ... Volume Penjualan Listrik Lampung ...

3

3

4

4

4

5

5

6

7

7

7

8

8

8 11 11 11 12 15 15 16 17 17

17

18

18

19

19 19

(7)

vi

Grafik 1.32 Grafik 1.33 Grafik 1.34 Grafik 1.35 Grafik 1.36 Grafik 1.37 Grafik 1.38 Grafik 2.1 Grafik 2.2 Grafik 2.3 Grafik 2.4 Grafik 2.5 Grafik 2.6 Grafik 2.7 Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik 3.4 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 3.8 Grafik 3.9 Grafik 5.1 Grafik 5.2 Grafik 5.3 Grafik 5.4 Grafik 6.1 Grafik 6.2 Grafik 6.3 Grafik 6.4 Grafik 6.5 PDRB Sektor Bangunan ... PDRB Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (Berdasarkan Harga Konstan 2000) ... Rata-Rata Lama Hunian Hotel Berbintang ... Perkembangan PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ... Perkembangan Kredit Sektor Angkutan ... PDRB Sektor Keuangan (Berdasarkan Harga Konstan 2000) ... PDRB Sektor Jasa-Jasa (Berdasarkan Harga Konstan 2000) ... Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Bandar Lampung vs Nasional ... Inflasi Triwulanan (qtq) Per Kelompok Komoditas (%) ... Perkembangan Harga Beras IR-64... Perkembangan Harga Daging Ayam Ras ... Perkembangan Harga Telur Ayam Ras ... Perkembangan Harga Cabai ... Inflasi Tahunan (yoy) Kota Bandar Lampung ... NPL Perbankan... LDR Perbankan di Lampung (%) ... Perkembangan NPL Bank Umum (dalam %) ... Perkembangan NPL Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah (dalam %) ... Perkembangan Intermediasi Bank Umum ... Pertumbuhan Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah... Baki Debet KUR... Perkembangan Kredit BPR (dalam miliar Rp) ... Perkembangan LDR BPR ... Perkembangan Aliran Uang Kartal (miliar Rp) ... Perkembangan PTTB dan Inflow di KBI Bandar Lampung ... Komposisi Penemuan Uang Palsu Triwulan II-2010 ... Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai Triwulan II-2010... Perkembangan NTP ... Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung Per Sub Sektor ... IPM Provinsi Lampung 2002-2007 *)... IPM Provinsi Lampung per Kabupaten/Kota. 2007 *)... Perkembangan Penduduk Miskin Provinsi Lampung (ribu jiwa) ...

20 21 21 22 22 23 23 27

28

29

29 29 29 30 35 35 39 40 40 41 42 44

45

53

54 55 55 61 61 62 63 64

(8)

vii

Grafik 7.1

Grafik 7.2 Grafik 7.3 Grafik 7.4

Ekspektasi Pelaku Usaha terhadap Output Triwulan III-2010 ... Indeks Keyakinan dan Indeks Ekspektasi Konsumen ... Ekspektasi Perbankan terhadap kredit Triwulan III-2010 ... Ekspektasi Pelaku Perbankan terhadap DPK Triwulan II-2010 ...

67 68 69 69

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung Triwulan II-2010 akhirnya dapat diselesaikan. Sesuai dengan Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diamandemen dengan UU No.3 tahun 2004 bahwa Bank Indonesia memiliki tujuan yang difokuskan pada mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia secara cermat mengamati dan memberikan assesment terhadap perkembangan ekonomi terutama yang terkait dengan sumber-sumber tekanan inflasi.

Seiring dengan penerapan otonomi daerah pada tahun 2001, posisi ekonomi regional semakin memiliki peranan yang vital dalam konteks pembangunan ekonomi nasional dan upaya untuk menstabilkan harga. Perkembangan ini merupakan sesuatu yang diharapkan banyak pihak bahwa aktivitas ekonomi tidak lagi terpusat pada suatu daerah tertentu, melainkan tersebar di berbagai daerah sehingga disparitas antar daerah semakin tipis. Terkait dengan hal tersebut di atas, Bank Indonesia Bandar Lampung melakukan pengamatan serta memberikan assesment terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan regional Lampung secara menyeluruh dan dituangkan dalam

Kajian Ekonomi Regional Provinsi

perkembangan ekonomi daerah Lampung dilakukan dengan berbagai pihak terutama para pembina sektor dari dinas-dinas Pemerintah Daerah, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, serta dengan para akademisi dari Universitas Lampung.

Pada triwulan II-2010, pertumbuhan ekonomi Lampung melemah dibandingkan triwulan lalu. Sektor pertanian masih mendominasi pertumbuhan ekonomi dari sisi penawaran, sedangkan konsumsi swasta mendominasi dari sisi permintaan. Pada periode ini konsumsi pemerintah tumbuh signifikan akibat realisasi pelaksanaan proyek yang mayoritas telah selesai melakukan tender. Dalam hal inflasi, komoditas bumbu-buan menyumbang peranan besar terhadap trend kenaikan harga di triwulan laporan. Sementara itu, perbankan Lampung mengalami perbaikan kinerja. Hal ini tercermin dari indikator kinerja berupa asset, DPK, maupun kualitas kredit yang bergerak membaik.

Dalam kesempatan ini kami sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini, khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, Universitas Lampung, dan Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data dan informasi yang disajikan dalam buku ini masih perlu untuk terus disempurnakan. Oleh karena itu

(10)

ix

kami sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang berkepentingan dengan buku ini, serta mengharapkan kiranya kerjasama yang baik dengan berbagai pihak selama ini dapat terus ditingkatkan dimasa yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridha-Nya dan melindungi langkah kita dalam bekerja.

Bandar Lampung, Agustus 2010 BANK INDONESIA BANDAR LAMPUNG

I Made Subaga Wirya

(11)

x

TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI LAMPUNG

a.

Inflasi dan PDRB

b.

Sistem Pembayaran

1 2 3 4 1 2

Posisi Kas Gabungan (Triliun Rp) 1.24 1.04 0.44 1.45 1.54 0.93

Inflow (Triliun Rp) 1.24 0.47 1.10 1.05 1.21 0.68

Outflow (Triliun Rp) 0.30 0.91 1.16 0.46 0.41 1.14 Nominal Transaksi RTGS (Triliun Rp) 20.22 26.78 23.36 29.52 28.74 36.51 Volume Transaksi RTGS (lembar) 24,648 29,808 23,357 31,068 29,519 35,785 Nominal Kliring Kredit (Triliun Rp) 0.24 0.30 0.29 0.32 0.30 0.35 Volume Kliring Kredit (lembar) 18,300 23,422 22,580 23,527 22,800 25,175 Rata-rata Harian Nominal Kliring Kredit (Miliar Rp) 3.87 4.74 4.88 5.16 4.99 5.64 Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit (lembar) 295.16 371.78 376.33 379.47 373.77 406.05 Nominal Kliring Debet (Triliun Rp) 3.93 4.48 4.70 4.61 4.56 4.95 Volume Kliring Debet (lembar) 134,103 146,209 145,840 144,231 150,855 159,879 Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet (Triliun Rp) 0.06 0.07 0.08 0.07 0.07 0.08 Rata-rata Harian Volume Kliring Debet (lembar) 2,162.95 2320.78 2,430.67 2,326.31 2,473.03 2,578.69 Nominal Kliring Pengembalian (Triliun Rp) 0.053 0.053 0.066 0.057 0.083 0.059 Volume Kliring Pengembalian (lembar) 2,122 2,195 2,538 2,274 2,402 2,576 Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian (Miliar Rp) 0.86 0.84 1.11 0.92 1.36 0.95 Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian (lembar) 34.23 34.84 42.30 36.68 39.38 41.55 Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Triliun Rp) 0.038 0.036 0.052 0.043 0.064 0.048 Volume Tolakan Cek/BG Kosong (lembar) 1,550 1,609 1,916 1,784 1,941 2,117 Rata-rata Harian Nominal Cek/BG Kosong 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Rata-rata Harian Volume Cek/BG Kosong 25.00 25.54 31.93 28.77 31.82 34.15

2010 2009

INDIKATOR

1 2 3 4 1 2

Indeks Harga Konsumen 119.38 117.84 123.55 123.24 123.43 126.55

Laju Inflasi (y-o-y) 11.76 5.33 5.22 4.18 3.39 7.39

PDRB - harga konstan (miliar Rp)

Pertanian 3,800.39 4,059.01 3,863.34 2,957.17 3,808.96 3,766.90 Pertambangan & Penggalian 188.53 173.75 190.07 185.63 170.91 197.05 Industri Pengolahan 1,166.67 1,195.53 1,265.57 1,216.02 1,239.28 1,494.73 Listrik, Gas & Air Bersih 28.93 30.43 31.70 32.03 32.58 33.70 Bangunan 423.75 433.64 452.22 457.96 433.61 467.61 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,400.36 1,442.39 1,492.20 1,465.01 1,495.01 1,519.62 Pengangkutan & Komunikasi 584.64 603.97 620.82 614.60 653.50 679.22 Keuangan, sewa & Jasa Pershn 666.66 705.72 785.66 881.29 920.02 966.88 Jasa-jasa 630.74 690.30 718.33 705.47 660.74 722.81

Pertumbuhan PDRB (y-o-y) 4.27 5.96 5.98 3.97 5.89 5.50

Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 436.75 540.76 621.97 642.12 476.76 565.56 Volume Ekspor (ribu ton) 1,084.69 1,330.51 1,640.55 2,408.43 1,753.06 1,165.62 Nilai Impor (USD Juta) 124.90 109.96 127.55 87.48 148.67 128.19 Volume Impor (ribu ton) 104.31 115.70 136.66 119.64 172.51 189.27

2010 2009

(12)

xi

c.

Perbankan

2009 2 1 2 B ank Umum : 19.5 21.6 23.1 13.8 14.7 15.7 - Giro 3.0 3.5 4.0 - Tabungan 6.5 6.9 7.4 - Deposito 4.2 4.4 4.3

Kredit (Triliun Rp)- berdasarkan lokasi proyek

- Modal Kerja 10.1 9.7 9.8*

- Investasi 5.6 6.6 6.8*

- Konsumsi 3.5 4.5 5.0*

- LDR 143.9 156.0 156*

Kredit (Triliun Rp) - berdasarkan lokasi kantor cabang) 15.1 16.5 17.5 - Modal Kerja 7.9 8.2 8.8

- Investasi 2.5 3.0 3.8

- Konsumsi 4.7 5.3 4.9

- LDR (%) 109.7 111.80 111.62

Kredit UMKM (Triliun Rp) 10.64 11.23 11.87

Kredit Mikro (< Rp50 Juta) (Triliun Rp) 1.4 1.5 1.6

- Modal Kerja 0.4 0.4 0.5

- Investasi 0.1 0.1 0.3

- Konsumsi 1.0 0.9 0.8

Kredit Kecil (Rp50 Juta < X < Rp500 juta) (Triliun Rp) 6.2 6.4 6.7

- Modal Kerja 2.3 2.5 2.6

- Investasi 0.5 0.5 1.0

- Konsumsi 3.3 3.4 3.1

Kredit Menengah (Rp500jt < X < Rp5m) (Triliun Rp) 3.0 3.4 3.6

- Modal Kerja 2.0 2.3 2.5

- Investasi 0.7 0.6 0.7

- Konsumsi 0.3 0.4 0.4

Total Kredit MKM (Triliun Rp) 10.64 11.23 11.87

NPL MKM Gross (%) 2.670 3.001 2.967

NPL MKM Net (%) (0.190) (0.005) 0.191

BPR

Total Asset (Triliun Rp) 2.7 3.4 3.4

Dana Pihak Ketiga (Triliun Rp) 1.6 2.2 2.2

- Tabungan 0.3 0.3 0.4

- Simpanan Berjangka 1.3 1.84 1.88

Kredit (Triliun Rp) - berdasarkan lokasi proyek

- Modal Kerja 0.8 0.8 0.82* - Investasi 1.3 1.7 1.84* - Konsumsi 0.0 0.0 0.05* 2.2 2.6 2.8 Rasio NPL Gross(%) 4.6 3.92 2.72 Rasio NPL Net(%) 2.32 1.97 1.06 LDR (%) 144.02 119.4 124.7

Keterangan : *) data April-Mei

2010 PERBANKAN

Kredit UMKM (Triliun Rp) INDIKATOR PERBANKAN

DPK (Triliun Rp) Total Aset (Triliun Rp)

(13)

xii

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI LAMPUNG

Triwulan II / 2010

Pertumbuhan ekonomi melemah dibandingkan

Inflasi kembali

Perkembangan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan II-2010 mencapai 5,50% (yoy), melemah dibanding triwulan I-2010 yang tercatat sebesar 5,89% (yoy). Di sisi permintaan, konsumsi swasta masih mendominasi aktivitas perekonomian dengan pangsa sebesar 55,59%. Sedangkan di sisi penawaran, sektor pertanian masih mendominasi dengan pangsa sebesar 35,6%, namun pertumbuhan tahunannya menurun sebesar 7,2% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada periode ini didorong oleh adanya pemilukada yang berlangsung pada bulan Juni 2010, tahun ajaran baru, serta panen beberapa komoditas pertanian dan perkebunan.

Inflasi

Inflasi Lampung pada triwulan II-2010 tercatat sebesar 2,53% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan lalu sebesar 0,15% (qtq). Secara umum, faktor supply shocks dan administered price masih menjadi faktor utama yang menyebabkan fluktuasi harga selama triwulan II-2010.

Secara tahunan, inflasi Lampung mencapai 7,39% (yoy) pada akhir triwulan II-2010, dengan kenaikan harga tertinggi terjadi pada kelompok makanan jadi yaitu sebesar 15,85%. Faktor administered berupa dampak kebijakan kenaikan cukai rokok menjadi faktor utama inflasi kelompok ini di tahun 2010.

(14)

xiii

Secara umum, terjadi peningkatan kinerja perbankan Realisasi belanja pemerintah semakin menunjukkan peningkatan Perbankan Daerah

Kinerja perbankan pada triwulan laporan menunjukkan perkembangan yang baik. Indikator berupa aset, DPK, kredit, maupun kualitas kredit membuktikan hal tersebut. Membaiknya kinerja bank umum maupun BPR ini terkorelasi dengan kondisi perekonomian yang cukup kondusif.

Perkembangan usaha yang cukup signifikan terjadi pada bank syariah, dimana selama triwulan laporan, aset, DPK, maupun kredit meningkat masing-masing sebesar 43,47% (qtq), 12,92% (qtq), dan 25,4% (qtq)

Pada UMKM, selama triwulan laporan terjadi peningkatan alokasi Kredit Mikro Kecil Menengah (MKM) sebesar 14,05% (qtq) dengan mayoritas penggunaan untuk modal kerja, diikuti kemudian untuk konsumsi dan investasi. Pertumbuhan kredit investasi yang meningkat secara signifikan (63,69% qtq) menandakan bahwa perbankan peduli terhadap pentingnya pembiayaan kegiatan investasi dalam mendukung perkembangan ekonomi Lampung.

Keuangan Daerah

Hingga bulan Mei 2010, pendapatan daerah telah mencapai Rp795,82 miliar atau 47,04% dari target pendapatan Tahun 2010. Adapun komponen realisasi lain-lain pendapatan yang sah telah mencapai 188,3%, PAD sebesar 48,52%, dan Dana Perimbangan sebesar 45,37%.

Di sisi lain, hingga bulan Mei 2010 belanja daerah telah terealisasi sebanyak Rp563,77 miliar atau mencapai 30,64% dari target. Lampung. Komponen belanja bantuan dalam rangka Pemilukada memiliki realisasi tertinggi, yaitu 92,31% dari target.

(15)

xiv

Transaksi keuangan mengalami peningkatan Kesejahteraan penduduk mengalami peningkatan Sistem Pembayaran

Aliran uang kartal di Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung secara rata-rata bulanan mengalami net outflow. Hal ini disinyalir akibat maraknya penggunaan uang kartal terkait Pemilukada serta sudah meningkatnya realisasi APBD untuk kegiatan pembangunan fisik daerah. Di sisi lain, temuan uang palsu mengalami peningkatan, yang diprediksi akibat perputaran uang yang tinggi pada masa kampanye.

Transaksi non tunai melalui sistem BI-RTGS yang dilakukan selama triwulan II-2010 mengalami net-incoming. Rata-rata outgoing transaction tercatat sebesar Rp5,58 triliun, sedangkan rata-rata Incoming transaction yang terjadi sebesar Rp5,78 triliun. Pada sistem kliring, terjadi peningkatan transaksi keuangan non tunai. Yaitu dari rata-rata nilai transaksi bulanan sebesar Rp1,62 triliun dengan rata-rata volume 57.885 lembar warkat menjadi Rp1,77 triliun dengan rata-rata volume 61.685 lembar warkat. Aliran uang kartal yang mengalami net outflow, transaksi RTGS yang net incoming, serta rata-rata transaksi kliring yang meningkat di triwulan laporan menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi yang terjadi di dalam Provinsi Lampung semakin marak.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 2% dibandingkan tahun 2009. Peningkatan penduduk usia kerja yang tidak diimbangi oleh peningkatan jumlah penduduk angkatan kerja mengakibatkan penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 1,1% dibandingkan tahun 2009.

Kesejahteraan petani pada triwulan laporan meningkat sangat signifikan. Hal ini tercermin dari NTP yang tumbuh menjadi 115,45 atau naik sebesar 2,74% dibandingkan triwulan lalu.

(16)

xv

Perekonomian Provinsi Lampung diperkirakan tetap tumbuh positif

Tekanan Inflasi diprediksi melemah

Kenaikan harga jual produk tanaman pangan dan hortikultura mengkonfirmasi hal ini.

Indikator kemiskinan berupa jumlah penduduk miskin di Lampung terus menunjukkan trend penurunan. Hal ini searah dengan indikator tingkat garis kemiskinan, serta nilai upah riil.

Prospek Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan III-2010 diperkirakan mencapai 5,64% (yoy) ± 1 %. Hal ini terindikasi melalui hasil Survei Konsumen, Survei Kondisi Dunia Usaha, maupun Liasion yang masih menunjukkan optimisme konsumen maupun pelaku usaha terhadap kondisi ekonomi triwulan mendatang.

Dari sisi penawaran, beberapa sektor yang diprediksi mengalami peningkatan, diantaranya sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, sektor bangunan, sektor PHR, dan sektor pengangkutan. Hal ini disebabkan meningkatnya kegiatan investasi maupun momen puasa dan Idul Fitri.

Dari sisi permintaan, konsumsi masyarakat masih mendominasi laju pertumbuhan ekonomi. Momen puasa menjadi salah satu sumber penyebabnya. Kegiatan investasi swasta maupun pemerintah diperkirakan akan semakin terakselerasi. Begitu pula dengan ekspor dimana diperkirakan akan tumbuh positif seiring dengan pergerakan harga dunia yang baik, serta percepatan panen komoditas perkebunan unggulan ekspor.

Inflasi Lampung pada triwulan III-2010 diprediksi mencapai 5,07% ± 1% (yoy). Inflasi tahunan yang terjadi pada triwulan mendatang lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan II-2010 yang mencapai 7,39% (yoy). Harga sejumlah komoditas mengalami penurunan pasca hari raya Idul Fitri karena permintaan terhadap barang dan jasa yang kembali normal.

(17)

xvi

Kegiatan intermediasi perbankan tumbuh positif

Kegiatan intermediasi perbankan di Provinsi Lampung triwulan III-2010 diperkirakan mengalami peningkatan. Hal ini terindikasi dari hasil Survei Kredit Perbankan triwulan II-2010 yang menunjukkan keyakinan perbankan terhadap peningkatan pengimpunan dana dan penyaluran kreditnya pada triwulan mendatang. Prospek usaha nasabah yang membaik, produk perbankan yang bervariasi, serta penawaran suku bunga simpanan yang menarik, membuat prediksi peningkatan kinerja perbankan dapat terwujud.

(18)

1

BAB I – KONDISI MAKRO EKONOMI

REGIONAL

1. KONDISI UMUM

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan II-2010 mencapai 5,50% (yoy), turun dibanding triwulan I-2010 maupun triwulan II-2009 yang masing-masing tercatat sebesar 5,89% (yoy) dan 5,96% (yoy). Di sisi permintaan, konsumsi swasta masih mendominasi aktivitas perekonomian dengan pangsa sebesar 55,59% dan pertumbuhan sebesar 6,2% (yoy), diikuti kemudian oleh Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) yang berpangsa 13,38% dengan pertumbuhan tahunan mencapai 11,54% (yoy).

Di sisi penawaran, sektor pertanian masih mendominasi dengan pangsa sebesar 35,6%, namun pertumbuhan tahunannya menurun sebesar 7,2% (yoy). Sedangkan penyumpang PDRB yang besar lainnya pada triwulan laporan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan pertumbuhan mencapai 5,4% (yoy) dan berpangsa 15,9%.

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

*) Laju Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan harga konstan 2000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2006 2007 2008 2009 2010 Grafik 1.1

Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan*

PDRB Harga Konstan yoy

(19)

2

2. PERKEMBANGAN PDRB SISI PERMINTAAN

Pada Triwulan II-2010, Provinsi Lampung mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,61% (qtq). Konsumsi swasta yang memberi sumbangan 2,31% terhadap pertumbuhan ekonomi, mengalami peningkatan didorong oleh persiapan Pemilukada, tahun ajaran baru, serta panen komoditas pertanian dan perkebunan. Kegiatan investasi dan ekspor impor juga mengalami pertumbuhan positif seiring kondisi global yang relatif stabil. Begitu pula dengan belanja pemerintah yang diprediksi dapat direalisasikan sekitar 50% dari total APBD nya sesuai trend sebelumnya.

Tabel 1.1

Perkiraan Perkembangan PDRB Sisi Permintaan

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

2.1. Konsumsi

Pada komponen PDRB, konsumsi terbagi atas konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah. Konsumsi swasta pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 6,21% (yoy) atau 4,1% (qtq). Hal ini diperoleh dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba yang masing-masing meningkat sebesar 6,28% (yoy) dan 3,26% (yoy). Beberapa prompt indikator peningkatan konsumsi swasta tersebut antara lain Pemilukada, Nilai Tukar Petani, konsumsi air & listrik rumah tangga, hasil Survei Konsumen, serta Penjualan Kendaraan Bermotor.

Kegiatan Pemilu di 10 kabupaten di Lampung pada akhir Juni 2010 diprediksi membuat beberapa industri mengalami lonjakan permintaan, antara lain perusahaan percetakan yang omsetnya meningkat hingga 10%. Prediksi peningkatan omset juga dialami oleh perusahaan kertas, maupun kain untuk bahan baku pencetakan spanduk atau kaos.

Indikator berupa jumlah pelanggan air PDAM sektor rumah tangga menunjukkan peningkatan sebesar 0,55% dibanding triwulan sebelumnya (grafik 1.3).

II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10

Konsumsi Swasta 11.00 7.69 7.78 5.87 5.90 4.64 3.65 5.76 6.21 Konsumsi Pemerintah -0.24 10.86 -15.09 4.83 3.66 3.09 0.78 3.66 3.24 Investasi 14.06 3.53 -9.22 0.27 4.50 5.66 3.68 12.68 11.54 Ekspor netto 241.17 59.18 -36.42 -71.13 -2.82 4.36 145.37 62.02 -48.15 PDRB 6.17 5.81 3.69 4.27 5.96 5.98 3.97 5.89 5.50 Penggunaan PDRB (% yoy)

(20)

3

28,800 29,000 29,200 29,400 Jan -09 Fe b -09 M ar -09 A pr -09 M ay -09 Jun -09 Jul -09 A ug -09 Se p -09 Oct -09 Nov -09 D ec -09 Jan -10 Fe b -10 M ar -10 A pr -10 M ay -10 O ran g Grafik 1.3 Pelanggan Air PDAM Sektor Rumah Tangga Begitu pula dengan Nilai Tukar Petani yang tumbuh sebesar 2,74% (qtq) pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, dan perikanan (grafik 1.4).

Sumber : BPS Provinsi Lampung (diolah) Sumber : PDAM Way Rilau (diolah)

Sumber : BPS Provinsi Lampung (diolah)

Prompt indikator berupa jumlah pelanggan dan konsumsi listrik rumah tangga menunjukkan peningkatan. Pada triwulan I-2010 jumlah pelanggan rumah tangga tercatat sebesar 907.778, kemudian meningkat hingga pada bulan Mei berjumlah 931.636 konsumen. Begitu pula dengan konsumsi listrik yang nilainya meningkat dari Rp54,78 miliar menjadi Rp59,52 miliar di periode yang sama (grafik 1.5). Indikator rata-rata bulanan pendaftaran kendaraan bermotor juga naik dari 15.602 unit menjadi 26.488 unit (qtq) yang berarti bahwa konsumsi barang tahan lama (durable goods) mengalami peningkatan (grafik 1.6).

0 2 4 6 8 10 12 14 4,200 4,400 4,600 4,800 5,000 5,200 5,400 5,600 5,800 1 2008 2 3 4 1 2009 2 3 4 1 2010 2 Grafik 1.2

Perkembangan Konsumsi Swasta

konsumsi swasta (miliar Rp) growth yoy (%) - axis kanan

111.05 112.04 90 95 100 105 110 115 120 Ja n Fe b M ar A pr M

ay Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr ay Jun JulM Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

2008 2009 2010

Grafik 1.4 Perkembangan NTP

(21)

4

16,681 15,336 26,142 129 266 346 0 100 200 300 400 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 Tr w I-09 Tr w II -09 Tr w II I-09 Tr w IV -09 Tr w I-10 Tr w II -10 Grafik 1.6 Rata-rata Bulanan

Pendaftaran Kendaraan Bermotor (unit)

roda dua roda empat-axis kanan

Sumber : BPS Provinsi Lampung (diolah) Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung (diolah)

Indikator pertumbuhan konsumsi swasta yang lain adalah impor barang konsumsi serta optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian. Rata-rata bulanan impor barang konsumsi mengalami peningkatan sebesar 17,57% (qtq), dari US$3,09 juta menjadi US$3,64 juta. Begitu pula dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia Bandar Lampung yang menunjukkan optimisme masyarakat melalui kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKESI), serta Indeks Ekspektasi Konsumen (grafik 1.7).

Sumber : Bank Indonesia Bandar Lampung (diolah)

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 820,000 840,000 860,000 880,000 900,000 920,000 940,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Ma Apr May

2009 2010

Grafik 1.5

Jumlah Pelanggan dan Konsumsi Listrik Sektor Rumah Tangga

Jumlah Pelanggan

Konsumsi Listrik (juta Rp)- axis kanan

124.6 112 137.2 65 75 85 95 105 115 125 135 145

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

i Jul i A gus t Se p O kt

Nov Des Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

2008 2009 2010

Grafik 1.7

Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

IKK IKESI IEK

(22)

5

Konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar 19,29% (qtq) atau 3,24% (yoy). Berbagai proyek pembangunan fisik sedang dilakukan, sehingga meningkatkan belanja modal. Begitu pula dengan belanja rutin dimana pada triwulan laporan dibayarkan rapel kenaikan gaji PNS. (Realisasi konsumsi pemerintah selengkapnya dijelaskan pada bab 4 keuangan daerah).

Sumber : BPS Provinsi Lampung (diolah)

2.2. Investasi

Kegiatan investasi pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 11,54% (yoy) atau 4,44% (qtq). Berdasarkan data BPMD Provinsi Lampung, realisasi investasi selama triwulan laporan sebesar Rp794,9 miliar untuk pembiayaan beberapa bidang usaha yang terdiri atas industri kimia dasar organik sebesar Rp40,58 miliar, industri udang dan pakan ternak berjumlah Rp741,78 miliar, serta jasa penunjang pertambangan minyak dan gas bumi sebesar Rp12,57 miliar.

Sumber : BPS Provinsi Lampung (diolah) (80) (60) (40) (20) 0 20 40 60 80 0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2007 2008 2009 2010 Grafik 1.8

Perkembangan Konsumsi Pemerintah

Konsumsi Pemerintah (harga konstan 2000) growth (qtq)

miliar Rp % (20) (10) 0 10 20 30 40 50 60 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 Grafik 1.9 Pertumbuhan PMTDB (%)

(23)

6

82,179 93,288 0 50,000 100,000 150,000

Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II 2009 2010

ton

Grafik 1.12

Rata-Rata Penjualan Semen

Prompt Indikator pendukung peningkatan investasi diantaranya adalah outstanding kredit investasi perbankan, nilai impor barang modal, penjualan semen, serta hasil SKDU. Data impor menunjukkan bahwa impor barang modal meningkat dari US$12,85juta pada triwulan I-2010 menjadi US$16,75 juta (qtq). Peningkatan aktivitas kelompok impor ini diperkirakan mampu mengakselerasi pembangunan investasi di provinsi Lampung (grafik 1.10).

Pada triwulan laporan, dukungan pembiayaan dari kredit investasi mengalami pertumbuhan baik secara triwulanan maupun tahunan, masing-masing sebesar 7,3% (qtq) dan 29,28% (yoy) (grafik 1.11).

Indikator berupa penjualan semen juga bergerak searah, dimana terjadi peningkatan rata-rata penjualan selama triwulan laporan, yaitu dari 82.179 ton menjadi 93.288 ton (grafik 1.12). Begitu pula dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkkan bahwa sebagian besar (84,62%) responden dunia usaha memiliki kondisi keuangan perusahaan yang cukup baik.

Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah)

Sumber : LBU dan LBUS (diolah) Sumber : berbagai sumber (diolah)

0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 Jan -09 Fe b -09 M ar -09 A pr -09 M ay -09 Jun -09 Jul -09 A ug -09 Se p -09 Oct -09 Nov -09 D ec -09 Jan -10 Fe b -10 M ar -10 A pr -10 M ay -10 Jun -10 Grafik 1.10 Impor Barang Modal

US$ -1,000 2,000 3,000 4,000 Jan -09 Fe b -09 Mar -09 A pr -09 Mei -09 Jun -09 Jul -09 A ug -09 Se p -09 O kt -09 Nov -09 D es -09 Jan -10 Fe b -10 Mar -10 A pr -10 Mei -10 m ili ar Rp Grafik 1.11

Perkembangan Kredit Investasi Perbankan

(24)

7

Tumbuhnya kegiatan investasi juga terlihat dari hasil liaison maupun Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

Sebagian besar contact liaison menyatakan bahwa pada tahun 2010 perkembangan usaha akan lebih baik dan mereka akan melakukan investasi fisik baru. Dunia usaha juga akan melakukan ekspansi usaha seiring membaiknya situasi pasar, dengan fokus ekspansi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor industri pengolahan, sektor bangunan, dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.

2.3. Ekspor-Impor a. Ekspor

Kinerja ekspor Lampung triwulan II-2010 membaik seiring meningkatnya kegiatan perdagangan internasional sehingga tercatat tumbuh sebesar 18,6% (qtq) atau 4,59% (yoy).

Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah)

Komoditas lemak dan minyak hewan/nabati masih mendominasi pangsa ekspor Lampung sebesar 28,69%. Diikuti kemudian oleh kopi, teh dan rempah-rempah (tabel 1.2). Panen komoditas perkebunan serta harga internasional yang baik pada triwulan laporan, membuat rata-rata ekspor kedua komoditas unggulan tersebut tumbuh 29,25% (qtq) dan 128,62% (qtq). 0 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000 600,000,000 700,000,000 Jan -09 Fe b -09 M ar -09 TR W I-09 A pr -09 May -09 Jun -09 TR W II -09 Jul -09 A ug -09 Se p -09 TR W II I-09 Oct -09 Nov -09 D ec -09 TR W IV -09 Jan -10 Fe b -10 M ar -10 TR W I-10 A pr -10 May -10 Jun -10 TR W II -10 Grafik 1.13

(25)

8

60 65 70 75 80 85 90

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug pSe Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

2009 2010

Grafik 1.15

Perkembangan harga kopi internasional (US$ Cent/Pound)

Sumber : Bloomberg (diolah)

Negara tujuan utama ekspor lampung pada triwulan laporan adalah Amerika Serikat, dengan pangsa sebesar 11,43% dari total ekspor. Tujuan utama selanjutnya adalah RRC sebesar 11,15% atau meningkat dibanding triwulan I-2010 yang tercatat sebesar 10,13%. Hal ini sebagai realisasi dari kerjasama ACFTA.

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah) -200 400 600 800 1,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Agt pSe Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

2009 2010

Grafik 1.14

Perkembangan Harga CPO Internasional (USD/metric ton) 4.2% 13.2% 51.7% 0.7% 30.2% Grafik 1.16

Pangsa Negara Tujuan Ekspor Lampung Triwulan II-2010 Afrika Amerika Asia Australia Eropa

(26)

9

Tabel 1.2

Perkembangan Ekspor Komoditas Non Migas Menurut Klasifikasi Harmonized System (HS)

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah)

US$ % US$ % US$ %

1. Kopi, Teh, Rempah-rempah 178,185,570 32.95 46,984,306 9.85 107,417,683 18.99

2. Bubur Kayu / Pulp 28,849,646 5.33 58,881,514 12.35 56,045,827 9.91

3. Ikan dan Udang 21,773,580 4.03 28,988,400 6.08 26,840,985 4.75

4. Lemak & Minyak Hewan / Nabati 123,604,888 22.86 125,546,641 26.33 162,265,986 28.69

5. Bahan Bakar Mineral 45,269,372 8.37 70,826,024 14.86 39,630,443 7.01

6. Karet dan Barang dari Karet 13,225,968 2.45 12,995,144 2.73 21,186,676 3.75

7. Kayu, Barang dari Kayu 2,278,341 0.42 3,267,277 0.69 3,596,520 0.64

8. Hasil Penggilingan 1,170,650 0.22 183,493 0.04 27,386 0.00

9. Olahan dari Buah-buahan / Sayuran 34,408,738 6.36 23,443,281 4.92 38,150,496 6.75

10. Ampas / Sisa Industri Makanan 2,342,320 0.43 3,867,790 0.81 6,486,300 1.15

11. Berbagai Makanan Olahan 4,541,512 0.84 4,151,671 0.87 3,442,946 0.61

12. Minuman 2,881,707 0.53 1,365,454 0.29 5,946,074 1.05

13. Berbagai Produk Kimia 2,335,601 0.43 2,343,137 0.49 1,170,539 0.21

14. Kaca & Barang dari Kaca 123,194 0.02 154,240 0.03 99,717 0.02

15. Olahan dari Tepung 109,755 0.02 14,900 0.00 14,316 0.00

16. Bahan Kimia Organik 9,238,113 1.71 14,005,922 2.94 13,891,407 2.46

17. Gula dan Kembang Gula 4,191,321 0.78 8,314,006 1.74 4,924,039 0.87

18. Kakao / Coklat 38,588,560 7.14 43,680,302 9.16 50,307,502 8.90

19. Buah-buahan 1,114,837 0.21 564,201 0.12 891,365 0.16

20. Sari Bahan Samak & Celup 0 0.00 0 0.00 0 0.00

21. Lak, Getah dan Damar 764,938 0.14 960,889 0.20 736,096 0.13

22. Sayuran 76,998 0.01 3,184 0.00 0 0.00

23. Sabun dan Preparat Pembersih 858,899 0.16 432,752 0.09 668,962 0.12

24. Perekat, Enzim 0 0.00 0 0.00 0 0.00

25. Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 3,228,030 0.60 852,912 0.18 872,181 0.15

26. Lain-lain 21,600,654 3.99 24,930,850 5.23 20,949,887 3.70

Total 540,763,192 100 476,758,288 100 565,563,333 100

Triwulan II-2009 Triwulan I-2010 Triwulan II-2010 Komoditas

(27)

10

Tabel 1.3

Perkembangan Ekspor Komoditas Non Migas Menurut Negara Tujuan

US$ % US$ % US$ %

1. Afrika 10,089,675 2.31 5,009,627 1.05 23,585,431 4.17 2. Amerika 75,058,367 17.19 60,851,904 12.76 74,656,198 13.20 - Amerika Serikat 70,352,523 93.73 54,205,560 89.08 64,634,594 86.58 - Kanada 1,065,215 1.42 994,537 1.63 1,028,350 1.38 - Amerika Latin 63,562 0.08 1,923,445 3.16 2,443,899 3.27 - Amerika Lainnya 3,577,067 4.77 3,728,363 6.13 6,549,355 8.77 3. Asia 214,370,362 49.08 292,171,969 61.28 292,261,841 51.68 - Malaysia 25,680,009 11.98 45,050,875 15.42 44,493,071 15.22 - Filipina 3,125,658 1.46 212,736 0.07 3,379,716 1.16 - Singapura 7,277,261 3.39 20,009,168 6.85 10,905,321 3.73 - Jepang 73,288,636 34.19 66,827,662 22.87 48,060,574 16.44 - Korea Selatan 7,152,255 3.34 18,488,471 6.33 18,767,319 6.42 - RRC 20,071,641 9.36 48,279,083 16.52 63,042,602 21.57 - Taiwan 6,131,669 2.86 23,058,934 7.89 16,059,457 5.49 - Asia Lainnya 71,643,233 33.42 70,245,041 24.04 87,553,782 29.96 4. Australia 843,926 0.19 2,782,319 0.58 4,233,569 0.75 5. Eropa 136,388,045 31.23 115,942,470 24.32 170,826,295 30.20 - Inggris 7,851,637 5.76 8,696,839 7.50 16,111,950 9.43 - Belanda 26,938,769 19.75 31,838,685 27.46 26,325,009 15.41 - Perancis 933,054 0.68 1,059,079 0.91 2,410,913 1.41 - Jerman 55,615,429 40.78 7,808,956 6.74 25,743,342 15.07 - Italia 26,787,955 19.64 27,764,024 23.95 23,647,581 13.84 - Eropa Lainnya 18,261,201 13.39 38,774,888 33.44 76,587,499 44.83 Total 436,750,375 100 476,758,288 100 565,563,333 100 Triwulan II-2010 Negara Tujuan Triwulan I-2010 Triwulan II-2009

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah)

b. Impor

Kegiatan impor Lampung turun 13,78% dibanding triwulan I-2010, dari US$148,67 juta menjadi US$128,19 juta. Meski begitu, dibanding triwulan II-2009 impor meningkat sebesar 16,58%.

(28)

11

33.9%

0.9% 65.2%

Grafik 1.19 Pangsa Impor Lampung

Berdasarkan ISIC Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Manufaktur

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan klasifikasi BEC, Provinsi Lampung masih sangat tinggi ketergantungannya terhadap impor bahan baku penolong yang memiliki pangsa sebesar 79,8%, turun dibanding triwulan I-2010 yang berpangsa 85%. Peningkatan pangsa impor terjadi pada barang modal, yaitu dari 8,64% menjadi 13,1%.

Sedangkan menurut kategori ISIC, impor pada triwulan laporan sebagian besar ditujukan untuk sektor industri pengolahan dengan pangsa 65,21%. Adapun komoditas penyumbang utamanya adalah produk kimia yang impornya meningkat dari US$21,65 juta menjadi US$40,53 juta.

Dari dua klasifikasi diatas (BEC dan ISIC), maka terbukti bahwa peningkatan impor barang modal maupun peningkatan pangsa sektor industri pengolahan merupakan indikasi adanya peningkatan aktivitas investasi maupun dunia usaha di Lampung pada triwulan II-2010.

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah)

0 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 160,000,000 Jan -09 Fe b -09 M ar -09 TR W I 09 A pr -09 M ay -09 Jun -09 TRW II 0 9 Jul -09 A ug -09 Se p -09 TR W II I 09 Oct -09 Nov -09 D ec -09 TR W IV 09 Jan-10 Feb-10 M ar -10 Tr w I-10 A pr -10 M ay -10 Jun -10 Tr w II -10 Grafik 1.17

Perkembangan Nilai Impor (US$)

7.1%

79.8% 13.1%

Grafik 1.18

Pangsa Impor Komoditas Berdasarkan BEC

Barang konsumsi Bahan baku penolong Barang modal

(29)

12

Impor Lampung pada triwulan laporan sebagian besar berasal dari Australia dalam bentuk binatang hidup (sapi bakalan). Pangsa impor negara tersebut tercatat sebesar 35,96%, turun dibanding triwulan I-2010 yang tercatat sebesar 39,87%. Penurunan pangsa impor itu akibat adanya pembatasan izin impor terkait rencana Pemerintah Pusat untuk swasembada daging sapi, sehingga sebagian besar perusahaan penggemukan sapi masih menunggu terbitnya izin impor.

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah)

Menurut klasifikasi Harmonized System (HS), rata-rata impor pupuk tumbuh signifikan dibanding triwulan I-2010 (105,7%), seiring masa tanam di awal triwulan III-2010. Pangsa impor pupuk sebesar 29,72% mendominasi kegiatan impor Lampung.

0.9% 20.4% 38.4% 25.7% 14.5% Grafik 1.20 Porsi Negara Pengimpor

Afrika Amerika Asia Australia Eropa

(30)

13

Tabel 1.4

Impor Lampung Berdasarkan HS 2 Digit

Triwulan Triwulan Triwulan

II-2009 I-2010 II-2010

1. Pupuk 6,384,572 18,519,834 38,096,078

2. Binatang Hidup 34,770,301 57,178,301 32,780,848

3. Ampas / Sisa Industri Makanan 7,631,455 5,179,237 6,277,847

4. Besi dan Baja 10,263 274,233 14,392

5. Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 25,724,952 25,462,277 18,859,837

6. Gula dan Kembang Gula 178148 7,089,000 2,731,500

7. Hasil Penggilingan 3,547,906 2,794,146 822,888

8. Mesin / Peralatan Listik 4,685,666 1,936,496 474,663

9. Plastik dan Barang dari Plastik 765,546 614,309 460,269

10.Benda-benda dari Besi dan Baja 3,823,862 1,622,614 1,149,934

11.Berbagai Makanan Olahan 1,362,215 2,224,301 2,100,378

12.Garam, Belerang, Kapur 165,445 1,036,729 1,462,686

13.Bahan Kimia Organik 1,131,024 1,954,482 1,635,800

14.Bahan Kimia Anorganik 407,819 563,950 410,650

15.Berbagai Produk Kimia 566,491 361,193 216,580

16.Kain Perca 577,846 205,544 1,340,792

17.Gandum-ganduman 1,182,750 1,347,300 3,519,650

18.Berbagai Barang Logam Dasar 615,536 818,825 182,007

19.Bahan Bakar Mineral 0 0 0

20.Biji-bijian berminyak 12,746,404 13,593,034 10,690,183

21.Kendaraan dan Bagiannya 88,581 229,250 2,323,849

22.Kaca & Barang dari Kaca 594,655 586,209 518,299

23.Lemak & Minyak Hewan / Nabati 0 114,812 0

24.Perekat, Enzim 187,685 93,080 137,850

25.Produk Hewani 0 0 0

26.Lain-lain 2,813,986 4,875,358 1,985,767

Total 109,963,108 148,674,515 128,192,747

US$ Komoditas Utama Impor

US$ US$

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah)

3. PERKEMBANGAN PDRB SISI PENAWARAN

Pertumbuhan PDRB sebesar 5,5% (yoy) pada triwulan II-2010 didukung oleh pertumbuhan positif dari 8 (delapan) sektor ekonomi. Pertumbuhan terbesar terjadi pada Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan dengan sumbangan pertumbuhan sebesar 3,68%. Perkembangan aktivitas keuangan maupun maraknya sewa rumah di triwulan laporan merupakan salah satu penyebabnya. Adapun sektor yang memiliki pertumbuhan tahunan negatif yaitu pertanian, akibat faktor cuaca berupa hujan yang terjadi hampir di sepanjang triwulan laporan sehingga mengganggu produksi sektor tersebut.

(31)

14

Tabel 1.5 Pertumbuhan PDRB (%, yoy) Sektor Q II-2009 (yoy) Q I-2010 (yoy) Q II-2010 (yoy) Kontribusi Q II-2010*) Pertanian 4.7 0.2 0.2 (2.75)

Pertambangan dan Penggalian (14.6) (9.3) 13.4 0.27

Industri Pengolahan 7.7 6.2 25 3.80

Listrik, Gas & Air Bersih

1.3 12.6 10.7 0.04

Bangunan 4.3 2.3 7.8 0.37

Perdagangan, Hotel dan Restoran 9.2 6.8 5.4 0.83

Pengangkutan & Komunikasi 12.3 11.8 12.5 0.86

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 6.2 38 37 3.63

Jasa-jasa 6.4 4.8 4.7 0.35

PDRB dengan Migas 5.96 5.89 5.50 5.5

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

*) Kontribusi pertumbuhan tahunan sektor terhadap pertumbuhan ekonomi tahunan Triwulan II-2010

Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi sebesar 4,61% (qtq) didukung oleh pertumbuhan positif dari 8 (delapan) sektor ekonomi nya. Sektor pertanian mengalami penurunan output seiring perubahan iklim dan pergeseran masa tanam yang mengakibatkan hasil produksi menurun.

Tabel 1.6 Pertumbuhan PDRB (%, qtq) Sektor Q II-2009 (qtq) Q I-2010 (qtq) Q II-2010 (qtq) Kontribusi Q II-2010*) Pertanian 6.81 28.8 (1.1) (0.42)

Pertambangan dan Penggalian (7.84) (7.93) 15.29 0.31

Industri Pengolahan 2.47 1.91 20.61 3.13

Listrik, Gas & Air Bersih 5.18 1.73 3.44 0.01

Bangunan 2.33 (5.32) 7.84 0.37

Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.00 2.05 1.65 0.25

Pengangkutan & Komunikasi 3.31 6.33 3.94 0.27

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

5.86 4.39 5.09 0.5

Jasa-jasa 9.44 (6.34) 9.39 0.69

PDRB dengan Migas 4.99 10.56 4.61 4.61

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

(32)

15

Pertanian 36.8% Pertamban gan & Penggalian 2.0% Industri Pengolaha n 15.2% Listrik, Gas & Air Bersih 0.6% Bangunan 4.5% PHR12.9% Pengangku tan...10.0% Keuangan.. 6.6% Jasa-jasa 11.5% Grafik 1.22

Pangsa PDRB Sektoral Triwulan II-2010* Sektor pertanian mendominasi 35.6% pangsa PDRB di triwulan laporan, atau turun dibandingkan triwulan I-2010. Secara umum, pada triwulan laporan terdapat 4 (empat) sektor yang mengalami kenaikan pangsa, 2 (dua) sektor tetap,dan 3 (tiga) sektor mengalami penurunan pangsa.

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah) Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Bandar Lampung

SEKTOR PERTANIAN

Pada triwulan II-2010, output sektor pertanian turun sebesar 1,1% (qtq), jauh dibawah pertumbuhan triwulan I-2010 yang tercatat sebesar 28,8% (qtq). Kondisi ini lebih dikarenakan faktor cuaca sehingga panen yang terjadi pada komoditas tanaman bahan makanan (padi, lada) maupun komoditas perkebunan (singkong, sawit) pada bulan April dan Mei 2010 tidak maksimal. Pada bulan Juni 2010 musim tanam gaduh dimulai, sehingga output yang dihasilkan terbatas.

Secara tahunan, sektor pertanian melemah. Hal ini dikonfirmasi oleh prompt indicator berupa data aram yang menunjukkan penurunan luas panen maupun produksi padi dan kedelai pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2009 ( tabel 1.7).

Pertanian 40.5% Pertambang an & Penggalian 1.8% Industri Pengolahan 13.2% Listrik, Gas & Air Bersih

0.3% Bangunan 4.6% Perdaganga n, Hotel & Restoran 15.9% Pengangkut an & Komunikasi 6.9% Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9.8% Jasa-jasa 7.0% Grafik 1.21

(33)

16

Absolut Persen Absolut Persen

Padi (Sawah + Ladang)

Luas Panen (ha) 506,547 570,417 553,025 63,870 12.61 -17,392 -3.05 Produktivitas (ku/ha) 46.22 46.88 47.43 0.66 1.43 0.55 1.17 Produksi (ton) 2,341,075 2,673,844 2,622,900 332,769 14.21 -50,944 -1.91

Kedelai

Luas Panen (ha) 5,658 13,518 8,268 7,860 138.92 -5,250 -38.84 Produktivitas (ku/ha) 11.8 11.95 11.93 0.15 1.27 -0.02 -0.17 Produksi (ton) 6,678 16,153 9,860 9,475 141.88 -6,293 -38.96

Jagung

Luas Panen (ha) 387,549 434,542 432,403 46,993 12.13 -2,139 -0.49 Produktivitas (ku/ha) 46.7 47.58 47.94 0.88 1.88 0.36 0.76 Produksi (ton) 1,809,886 2,067,710 2,072,800 257,824 14.25 5,090 0.25

2008-2009 2009-2010

Tabel 1.7

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi (Sawah + Ladang) dan Jagung Tahun 2008-2010

Uraian 2008 2009 (Atap) 2010 (Aram II)

Perkembangan Perkembangan

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

Indikator berupa kredit perbankan maupun Kredit Usaha Rakyat menunjukkan adanya peningkatan alokasi pada akhir triwulan II-2010 dibandingkan triwulan I-2010. Pada KUR, baki debet kredit pertanian, perburuan, dan sarana pertanian meningkat sebesar 23,56% (qtq) dari RP219,03 miliar pada akhir triwulan I-2010 menjadi Rp283,167 miliar di triwulan laporan. Begitupula dengan outstanding kredit pertanian perbankan yang meningkat dari Rp2,346 triliun menjadi Rp2,357 triliun di periode penghitungan yang sama. Kebutuhan modal kerja ketika masa tanam gaduh pada akhir triwulan II-2010 merupakan penyebab peningkatan kredit tersebut

Sumber: LBU, LBUS, Laporan KUR Perbankan Lampung (diolah)

-500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 -50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug pSe Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

2009 2010

Grafik 1.23

Perkembangan Kredit Sektor Pertanian

kredit perbankan (axis kanan) KUR

(34)

17

-10 20 30 40 50 Jan -09 Fe b -09 M ar -09 A pr -09 Mei -09 Jun -09 Jul -09 A gs -09 Se p -09 Oct -09 Nov -09 D ec -09 Jan -10 Fe b -10 M ar -10 A pr -10 Mei -10 Jun -10 Grafik 1.25 Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan miliar Rp

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

Sektor ini menunjukkan pertumbuhan baik secara triwulanan maupun tahunan, masing-masing sebesar 15,29% (qtq) dan 13,4% (yoy). Meski begitu, pergerakan alokasi kredit sektor pertambangan belum searah dengan PDRB nya.

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah) Sumber: LBU dan LBUS (diolah)

SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Pada triwulan laporan, terjadi pertumbuhan output pada sektor ini sebesar 20,61% (qtq) dan 25% (yoy). Meningkatnya output sektor industri pengolahan didukung oleh beberapa indikator, antara lain impor bahan baku untuk industri, penyaluran kredit perbankan, serta data pertumbuhan produksi industri pengolahan besar dan sedang.

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

-20 -10 0 10 20 0 50 100 150 200 250 I II III IV I II III IV I II 2008 2009 2010 Grafik 1.24

Perkembangan PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian

Nilai (harga konstan 2000) Pertumbuhan (qtq) - axis kanan Pertumbuhan (yoy) - axis kanan

miliar Rp % -60 -40 -20 0 20 40 60 80 0 300 600 900 1200 1500 1800 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2007 2008 2009 2010 Grafik 1.26

PDRB Sektor Industri Pengolahan (Berdasarkan Harga Konstan 2000)

Sektor Industri Pengolahan Growth (yoy) - axis kanan Growth (qtq) - axis kanan

(35)

18

-200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 Ja n -09 Feb -09 Mar -09 Ap r-09 M ei -09 Ju n -09 Ju l-09 Ag s-09 Sep -09 O ct -09 N o v-09 D ec -09 Ja n -10 Feb -10 Mar -10 Ap r-10 May -10 Ju n -10 Grafik 1.28

Perkembangan Kredit Sektor Industri (miliar Rp)

Impor bahan baku olahan maupun belum olahan untuk industri meningkat masing-masing sebesar 57,17% (qtq) dan 16,24% (qtq) (grafik 1.27). Begitu pula dengan penyaluran kredit sektor industri pengolahan dimana pada triwulan laporan terjadi pertumbuhan sebesar 7,22% (qtq). Data BPS menunjukkan bahwa pertumbuhan produksi industri pengolahan besar dan sedang triwulan II-2010 naik sebesar 8,33% (qtq) disumbang terutama dari jenis industri makanan dan minuman (naik 8,9% qtq) serta industri karet dan barang dari karet dan barang dari plastik (naik 10,69% qtq). Adanya kerjasama ACFTA juga diperkirakan mendukung perkembangan usaha sektor ini, akibat biaya bahan baku China yang lebih murah sehingga output yang dihasilkan meningkat.

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter (diolah) Sumber: LBU dan LBUS (diolah)

SEKTOR LISTRIK, AIR DAN GAS

Sektor ini mengalami pertumbuhan tahunan maupun triwulanan yang positif. Secara triwulanan, pertumbuhan yang terjadi sebesar 3,44% (qtq) diprediksi akibat pertambahan jumlah pelanggan PDAM (grafik 1.30), jumlah konsumsi listrik (grafik 1.31), maupun konsumsi gas elpiji pasca program konversi gas elpiji. Hingga saat ini program konversi mitan ke gas sudah ditetapkan di beberapa kabupaten/kota meliputi Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Pesawaran, Tanggamus, dan Metro.

Jika diamati secara tahunan, pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air sebesar 10,7% (yoy) disebabkan kondisi pemulihan pasca krisis keuangan global pada akhir 2008 hingga awal 2009. 0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 0 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 Tr w I 09 Tr w II 09 Tr w II I 09 Trw IV 0 9 Tr w I-10 Tr w II -10 Grafik 1.27 Impor Bahan Baku Industri

(dalam US$)

Bahan Baku olahan utk industri

(36)

19

-20 40 60 80 100 120 140 Grafik 1.31

Volume Penjualan Listrik Lampung

miliar Rp

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

*) Berdasarkan Proyeksi Bank Indonesia Bandar Lampung

Sumber : PDAM Way Rilau (diolah) Sumber : BPS Provinsi Lampung (diolah)

SEKTOR BANGUNAN

Pertumbuhan output yang positif terjadi pada sektor ini. Mulai maraknya realisasi proyek pembangunan Pemerintah maupun swasta, mendorong perkembangan sektor ini, hingga pertumbuhannya mencapai 7,84% (qtq) dan 7,83% (yoy). Data penjualan semen juga mendukung hal ini, dimana terjadi peningkatan rata-rata penjualan sebesar 13,15% (qtq). Selain itu berdasarkan hasil SKDU, diperoleh informasi bahwa sektor ini mengalami ekspansi usaha pada triwulan II-2010 (SBT 3,33%).

-10 -5 0 5 10 15 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2008 2009 2010 Grafik 1.29

PDRB Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (Berdasarkan Harga Konstan 2000)

Nilai Output Growth (yoy) - axis kanan Growth (qtq) - axis kanan

miliar % 32,950 33,000 33,050 33,100 33,150 33,200 33,250 33,300 33,350 33,400 33,450 Jan -09 Fe b -09 M ar -09 A pr -09 May -09 Jun -09 Jul -09 A ug -09 Se p -09 Oct -09 Nov -09 de s-09 Jan -10 Fe b -10 M ar -10 A pr -10 May -10 33,255 33,380 Grafik 1.30

Jumlah Pelanggan PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung

(37)

20

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN (PHR)

Sektor ini mengalami pertumbuhan output yang positif sebesar 1,65% (qtq) dan 5,4% (yoy) terjadi akibat maraknya penggunaan hotel terutama di bulan Juni 2010 ketika liburan tahun ajaran baru terjadi maupun untuk rapat instansi dan persiapan penyelenggaraan Pemilukada. Indikator pendukung berupa tingkat hunian hotel menggambarkan bahwa selama triwulan II-2010 jumlah tamu yang menginap meningkat (grafik 1.34).

Sub sektor lain yaitu perdagangan dan restoran juga mengalami pertumbuhan positif oleh faktor yang sama diatas. Meningkatnya subsektor perdagangan maupun restoran juga didukung oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha triwulan I-2010 bahwa dunia usaha berekspektasi triwulan II-2010 akan terjadi ekspansi usaha di subsektor tersebut, dengan SBT subsektor perdagangan sebesar14,67% dan SBT subsektor restoran sebesar 1,02%. 0 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2008 2009 2010 (miliar Rp) Grafik 1.32 PDRB Sektor Bangunan (Berdasarkan Harga Konstan 2000)

(38)

21

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

Output yang dihasilkan sektor ini mengalami peningkatan sebesar 12,15% (yoy) maupun 3,94% (qtq) seiring momen akhir tahun ajaran siswa yang dimanfaatkan sebagian besar masyarakat untuk berlibur.

-4 -2 0 2 4 6 8 10 0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 1200.0 1400.0 1600.0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2008 2009 2010 Grafik 1.33

PDRB Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (Berdasarkan Harga Konstan 2000)

Nilai Output Growth (yoy) - axis kanan Growth (qtq) - axis kanan

miliar Rp % 7703 8435 190 190 0 50 100 150 200 250 300 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000

Tw I-09 Tw II-09 Tw III-09 Tw IV-09 Tw I-10 Tw II-10

Grafik 1.34

Jumlah Tamu yang menginap di Hotel Berbintang

(39)

22

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

Indikator berupa kredit perbankan menunjukkan adanya peningkatan outstanding kredit di sektor tersebut sebesar 11,19% (qtq) dan 36,04% (yoy). Semakin maraknya keberadaan angkutan serta volume penggunaan yang diprediksi meningkat pada triwulan laporan, merupakan indikator peningkatan output sektor ini. Pengoperasian Pelabuhan Panjang selama 24 jam mulai Mei 2010 juga turut mendongkrak output sektor ini.

Sumber : LBU dan LBUS (diolah)

SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

Semakin menggeliatnya aktivitas perekonomian membuat output sektor ini tumbuh positif sebesar 5,09% (qtq) dan 37% (yoy). Adanya tahun ajaran baru bagi perkuliahan mendorong subsektor sewa bangunan diprediksi meningkat dengan tajam. Begitu pula dengan aktivitas perbankan yang tetap gencar menjaring calon nasabahnya.

0 100 200 300 400 500 600 700 I II III IV I II III IV I II 2008 2009 2010 Grafik 1.35

Perkembangan PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (miliar Rp) -20 0 20 40 60 80 100 -50 100 150 200 250 300 350 400 450

Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun

2008 2009 2010

Grafik 1.36

Perkembangan Kredit Sektor Angkutan

Nilai Growth (yoy) Growth (qtq)

% Miliar Rp

(40)

23

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)

SEKTOR JASA-JASA

Sektor ini mengalami peningkatan output, baik secara triwulanan maupun tahunan, masing-masing sebesar 9,39% (qtq) dan 4,7% (yoy). Adanya libur panjang sekolah membuat output subsektor hiburan dan rekreasi terdongkrak. Begitupula dengan Pemilukada yang meningkatkan output subsektor pemerintahan umum.

Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah) 0 100 200 300 400 500 600 700 800 I II III IV I II III IV I II 2008 2009 2010 Grafik 1.38

PDRB Sektor Jasa-Jasa (Berdasarkan harga konstan 2000)

miliar Rp -20 -10 0 10 20 30 40 50 0 300 600 900 1200 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2008 2009 2010 Grafik 1.37 PDRB Sektor Keuangan (Berdasarkan Harga Konstan 2000)

Nilai Growth (yoy) - axis kanan Growth (qtq) - axis kanan

(41)

24

BOKS I.

DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN-CHINA (ACFTA) TERHADAP

UMKM DI DAERAH

1. Latar Belakang

ACFTA merupakan kerjasama perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dengan CHINA (ACFTA). Dalam lingkup tersebut, disepakati berlakunya tariff bea impor sebesar 0% untuk komoditas yang diimpor dari China ke Negara-negara ASEAN. Penerapan ACFTA telah terjadi sejak 1 Januari 2010, dengan Indonesia sebagai salah satu negara peserta nya.

Perdagangan Indonesia dengan China telah berlangsung sejak lama. Pangsa ekspor ke China sekitar 12% setiap bulannya. Di Lampung, pasca penerapan ACFTA, rata-rata ekspor Lampung ke China di triwulan II-2010 mencapai US$19,5 triliun, meningkat dibanding triwulan I-2010 yang sebesar US$16,09 triliun. Produk Lampung yang diekspor ke China antara lain komoditas pertanian dan pulp. Disisi lain, impor produk China pasca penerapan ACFA juga mengalami peningkatan, dimana pada triwulan II-2010 rata-rata impor Lampung tercatat sebesar US$10,25 juta, atau tumbuh 112,7% dibanding akhir tahun 2009.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan pelaku usaha yang memiliki peran besar di Lampung. Dalam komponen kredit perbankan, kredit MKM memegang pangsa sebesar 75% dari total kredit perbankan. Semakin gencarnya produk China masuk ke Lampung, diperkirakan akan mempengaruhi kegiatan usaha MKM di berbagai sektor ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian guna melihat dampak penerapan ACFTA terhadap sektor unggulan utama di Lampung, yang terdiri atas sektor Perdagangan, Pertanian, dan Industri Pengolahan.

2. Tujuan

Tujuan dari penelitian singkat ini adalah untuk :

1. Memperoleh informasi mengenai dampak pelaksanaan ACFTA terhadap kinerja perusahaan, khususnya UMKM di sektor Perdagangan, Perindustrian, dan Pertanian. 2. Mengetahui dampak penerapan ACFTA terhadap ketenagakerjaan.

3. Mengetahui dampak ACFTA terhadap prospek perkembangan sektor unggulan daerah.

(42)

25

4. Memberikan rekomendasi sebagai upaya menyelaraskan dunia usaha terhadap

pelaksanaan ACFTA.

3. Ruang Lingkup

Kajian ini difokuskan pada sektor unggulan daerah, meliputi pelaku usaha berskala MKM yang berorientasi pasar domestik di sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan.

4. Metodologi

Pengambilan data dilakukan dengan metode quick survey menggunakan kuesioner baku yang disebarkan, kemudian diolah menggunakan perangkat statistik SPSS dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 20, dimana sebanyak 12 responden merupakan pengusaha di sektor pertanian, 4 responden di sektor industri, dan 4 responden bergerak di sektor perdagangan.

5. Hasil Analisis

a. Profil responden

Dari total responden, sebanyak 55% responden memiliki produk utama berupa barang jadi, 30% responden barang mentah, dan 15% barang setengah jadi.

b. Dampak ACFTA bagi kegiatan & kinerja usaha saat ini 1. Sebanyak 95% responden mengetahui adanya ACFTA dan berpendapat bahwa

keberadaan ACFTA membuat produk China dan ASEAN akan lebih banyak beredar di pasar lokal.

2. Dari total responden yang mengetahui tentang ACFTA, sebanyak 68% tidak merasakan dampak buruk dari ACFTA. Alasan responden yang merasa diuntungkan dengan adanya ACFTA adalah harga bahan baku dari China/ASEAN lebih murah dibanding dari sumber lain. Dengan bahan baku yang murah ini, maka kegiatan usaha dapat berjalan dengan baik. Adapun responden yang merasakan dampak buruk ACFTA lebih disebabkan karena harga produk ASEAN/China yang lebih murah dibanding produk nasional, dapat mematikan industri dalam negeri.

3. Sebanyak 55% responden mendukung ACFTA. Mereka menilai dengan adanya ACFTA, maka :

a. Produk yang tersedia di pasaran menjadi lebih bervariasi dengan harga yang lebih murah

Gambar

Grafik 1.1 Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Provinsi Lampung.......... ..  1 Grafik 1.2  Perkembangan Konsumsi Swasta.........................................................
TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI LAMPUNG  a.  Inflasi dan PDRB
Grafik 1.4 Perkembangan NTP
Grafik 1.6 Rata-rata  Bulanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan Penulisan: Informasi ditulis dengan benar, sistematis dan jelas, yang menunjukkan keterampilan penulisan yang baik Keseluruhan hasil penulisanA. yang sistematis

Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penyusunan

Termogram (Gel UO3.2-EH 6 jam), puncak endotermis pertama muncul pada suhu ± 60 0 C dengan lebar dan intensitas yang lebih kecil dibandingkan puncak endotermis pada termogram

Keunggulan metode soxhlet yaitu membutuhkan pelarut yang sedikit dan untuk peng- uapan pelarut digunakan pemanasan, sedangkan kelemahan metode soxhlet yaitu membutuhkan waktu yang

Artikel akan mengungkapkan bagaimana representasi kearifan kritik masyarakat Jawa Pesisir melalui tokoh Saridin dalam pementasan kethoprak Saridin Andum Waris oleh

Pemeriksaan gel hasil SDS-PAGE dengan densitometri dilakukan dengan tujuan untuk konfirmasi keberadaan band pada masing-masing lane, dan untuk menghitung proporsi protein

Bagian tanaman yang diserang kepik hijau adalah

Gambar 2 adalah kurva zat terlarut fasa diam saat kesetimbangan (Qe) lawan konsentrasi zat terlarut dalam fasa gerak saat setimbang (Ce) untuk hafnium -sulfat murni.. Gambar 3